Anda di halaman 1dari 8

Kisi-kisi Geografi

1. Pengertian wilayah

Pembagian wilayah dipermukaan bumi berdasarkan karakeristik/ciri has yang bsa digunakan untuk
mebedakan wilayah satu dengan wilayah lainnya dan memiliki batas-batas seara fisik.

2. Jenis wilayah(klasifikasi Perwilayahan)


A. Wilayah formal
- Homogen (satu pekerjaan/kegiatan)
- Statis (pertumbuhan lama)
- Contoh perdesaan, pertanian, perkebunan dll
B. Wilayah Fungsional/nodal
- Heterogen (banyak pekerjaan/kegiatan)
- Statis (pertumbuhan lama)
- Contoh : perkotaan, industri, suaka marga satwa, cagar alam
C. Wilayah perencanaan
- Direncanakan dan diprogramkan
- Contoh : IKN
3. Pengertian dan Klasifikasi Perwilayahan
 Perwilayahan adalah Pembagian wilayah permukaan bumi berdasarkan tujuannya
 Klasifikasi wilayah dapat dilakukan secara formal atau dapat secara fungsional

4. Pusat pertumbuhan, factor pusat pertumbuhan, teori pusat pertumbuhan, teori tempat
sentral dll
A. Pusat Pertumbuhan : suatu wilayah atau kawasan yang pertumbuhan pembangunannya
sangat pesat jika dibandingkan dengan wilayah lainnya sehingga dapat dijadikan sebagai pusat
pembangunan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan wilayah lain di
sekitarnya.
B. Faktor Pusat pertumbuhan :

 Sumber Daya Alam (SDA)

 Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas

 Lokasi strategis

 Fasilitas penunjang.

 Sosial budaya.

 Topografi.

 Industri.

C. Teori Pusat pertumbuhan


1. Teori Tempat Sentral (Walter Christaller)
 Menurut Christaller, tempat sentral adalah lokasi strategis yang dapat melayani
kebutuhan masyarakat. Dalam teori ini terdapat 2 konsep yang disebut
 jangkauan (range) dan ambang (threshold).
 Jangkauan adalah jarak yang perlu ditempuh untuk mendapatkan barang
kebutuhannya pada suatu waktu tertentu saja.
 ambang ( threshold ) adalah jumlah minimal penduduk yang diperlukan untuk
kelancaran dan keseimbangan supply barang.
 Menurutnya suatu wilayah pusat pertumbuhan akan mempengaruhi wilayah
sekitarnya dengan tiga orientasi yakni Pasar, Lalu lintas dan Administratif. Sehingga
Walter Christaller memngelompokkan kedalah 3 hierarki yaitu K3, K4, dan K7 :

- K 3 merupakan hasil dari kawasan sentral (1) ditambah dengan 1/3 bagian dari
kawasan tetangga yang berada dalam pengaruh tempat sentral tersebut. K 3
merupakan hierarki tempat sentral pada kasus pasar optimum.
- K 4 merupakan hierarki tempat sentral pada situasi lalu lintas optimum.
- K 7 merupakan kawasan pengaruh terhadap 6 kawasan tetangganya. K 7 disebut juga
sebagai tempat sentral situasi administratif optimum

2. Teori Kutub Pertumbuhan / Growth Pole Theory (Francis Perroux)


 Teori ini menyatakan bahwa pembangunan sebuah kota atau wilayah merupakan hasil
proses dan tidak terjadi secara serentak, melainkan muncul di tempat-tempat tertentu
dengan kecepatan dan intensitas yang berbeda. Tempat atau lokasi yang menjadi pusat
pembangunan atau pengembangan dinamakan kutub pertumbuhan.
 Dampak positif atau dampak negatif dari interaksi kutub pertumbuhan dengan daerah
disekitarnya. Dampak positif dari kemajuan pembangunan dari pusat pembangunan
disebut dengan trickle down effect. Dampak negatif yang dirasakan oleh wilayah
pinggirannya disebut dengan backwash polarization
3. Teori Sectoral (August Loch )
 Teori Losch merupakan kelanjutan dari teori tempat sentral Christaller dengan
menggunakan konsep yang sama yaitu ambang dan jangkauan. Untuk lebih jelasnya
lihat gambar berikut :
Daerah dengan penduduk padat akan cepat berkembang (gambar A ditunjukkan dengan titik-
titik, B berupa noda hitam serta di C secara mendetail). Berdasarkan teori sektor oleh Losch
dapat disimpulkan bahwa suatu kota akan lebih cepat berkembang bila penduduknya padat
dengan wilayah yang luas.
5. Pusat pertumbuhan WPPI (peta,pusat kota dll)

6. Desa : Unsur pembentuk desa, ciri desa swadaya, swakarya dan swasembada, pola
pemukiman desa
A. Unsur pembentuk desa
 Daerah / wilayah : tanah-tanah yang produktif dan yang tidak beseta penggunaannya.
 Penduduk : hal yang memiliki jumlah pertambahan, kepadatan dan persebaran
 Tata Kehidupan : dalam hal ini tata pergaulan dan ikatan2 warga desa.
B. Klasifikasi desa :
 Desa Tradisional
1. Bercocok tanam
2. Hidup dengan alam
3. Jarang berinteraksi dengan dunia luar
 Desa Swadaya
1. Masih terikat dengan adat dan kebiasaan
2. Pendidikan masih rendah
3. Homogen
4. Hasil bertani untuk memenuhi kebutuhan sendiri
 Desa Swakarya
1. Penduduk mengalami transisi
2. Adat istiadat telah berubah
3. Masuknya pengaruh dari luar dan terjadi akulturasi budaya.
4. Mata pencaharian mulai beragam dan produktifitas mulai tinggi
5. Sudah terbentuk pemerintahan desa denga instansi yang mandiri
 Desa swasembada
1. Biasa berada disekiar kota
2. Kebutuhan penduduk tersedia dan tercukupi sendiri dan mampu menjual sisa hasil panen
3. Tingkat pendidikan tinggi
4. Banyak bekerja dibidang industry, bisnis perdagangan dan jasa

C. Pola pemukiman Desa

 Linear (paling banyak dikalimantan) – dataran rendah


 Pola memanjang dikanan kiri sungai
 Pola memanjang di kanan kiri jalan/ rel
 Pola memanjang di tepi pantai
 Tersebar :
 Pola pemukiman yang menyebar
 Terdapat pegunungan/dataran tinggi
 Memusat & terpusat
 Memusat = mengelilingi fasilitas tertentu, berada didataran rendah yang tanahnya
tidak subur
 Terpusat = mengelompok didataran rendah yang tanahnya subur
 Radial
 Terdapat diarea gunung
 Pemukiman penduduk yang menuruni lereng gunung
7. Kota : Sejarah Pertummbuhan Kota, tahap perkembangan kota, teori pemukiman kota
(konsentris, sentoral, inti ganda)
A. Sejarah Pertumbuhan kota

Berikut sejarah pertumbuhan kota ditinjau dari asal berkembangnya.

1. Pusat kerajaan : Yogyakarta, Jakarta, Surakarta, Kutai dsb

2. Pusat pemerintahan : Jakarta, Yogyakarta, Bogor, NAD

3. Pusat pertambangan : Bukitasam, Sawahlunto, Martapura, dsb

4. Pusat perkebunan : Magelang, Malang, , Bandung ds

5. Pusat perdagangan : Semarang, Surabaya, Medan, Jakarta dsb

B. Tahap perkembangan Kota

1. tahap perkembangan kota ada 6 yaitu(Lewis Munford)

a. EOPOLIS : desa yang berbasis sector pertanian

b. POLIS : Desa yang sudah teratur mirip dengan kota

c. METROPOLIS : kota yang penduduknya lebih dari 1 juta, merupakan tahap puncak
perkembangan kota

d. MEGAPOLIS : kumpulan dari beberapa metropolis, kota besar

e. TRYANOPOLIS : kota mengalami kemunduran, adanya kekcauan, kriminalitas, kemacetan

f. NEKROPOLIS : kota ditinggalkan penduduknya menjadi kota mati

2. perkembangan kota ada 4 tahap yaitu (Grffith Thaylor)

a. Infantile : tahap awal perkembangan kota dimana kota belum


dibagi ke dalam zona-zona khusus. Rumah dan toko jadi
satu
b . Juvenil : kota sudah mulai dibagi menjadi zona-zona seperti
perumahan atau pabrik dalam skala kecil. Rumah toko
terpisah
c. Mature : dicirikan dengan adanya zona perumahan, zona komersil,
dan zona industri kota, muncul kota2 baru.
d. Sinile : tahap kehancuran kota dimana degradasi fisik, sosial dan
ekonomi terjadi
C. Teori Pemukiman Kota
 Teori Kosentris (Erness W. Buggers)
struktur penggunaan lahan kota dikelompokkan dalam lima zona konsentrik sebagai berikut

1. Zona pusat kegiatan (Central Business Distric (CBD)

merupakan daerah pusat kota dan pusat kegiatan ekonomi sosial, budaya dan politik. Rute-rute
transportasi dari segala penjuru memusat ke zona ini sehingga memiliki aksesibilitas yang tinggi.

2. Zona peralihan (transision zone)

merupakan kawasan peralihan yang didalamnya terdapat industri, perkantoran dan pertokoan. Zona
ini juga merupakan daerah yang mengalami penurunan kualitas lingkungan permukiman yang terdapat
kawasan kumuh (slum area) dan ghettoes (penampungan para pendatang baru da penghuni
sementara). Oleh karena itu, di zona ini banyak terdapat kriminalitas dan kemiskinan.

3. Zona perumahan para pekerja (zone of low status).

Zona ini paling banyak ditempati oleh perumahan pekerja-pekerja pabrik dan industri.

4. Zona kelas menengah (zone middle status).

Zona ini dihuni oleh penduduk yang berstatus ekonomi menengah. Kondisi ekonomi umumnya stabil
sehingga lingkungan permukimannya menunjukkan derajat keteraturan yang cukup tinggi.

5. Zona Kelas tinggi (zone of high status).

Zona ini merupakan zona permukiman kelas atas yang terdapat di sekitar pusat kota atau
central business district (CBD)
 Teori Sectoral (Homer Hoyt)

Zona 1 : Daerah Pusat Kegitan (DPK ) atau Central

Business District ( CBD )

Zona 2 : Daerah grosir atau manufaktur.

Zona 3 : Daerah permukiman kelas rendah.

Zona 4 : Daerah permukiman kelas menengah.

Zona 5 : Daerah permukiman kelas atas

 Teori Inti Ganda (Harris dan Ullman)

Teori ini membagi wilayah menjadi 9 zona :


Zona 1: zona PDK (CBD)

Zona 2: zona grosir dan manufaktur

Zona 3: zona permukiman kelas rendah

Zona 4: zona permukiman kelas menengah

Zona 5: zona permukiman kelas tinggi

Zona 6: zona daerah manufaktur berat

Zona 7: zona daerah luar PDK

Zona 8: zona daerah permukiman sub urban

Zona 9: zona daerah industri sub urban

8. Pembangunan Nasional (Berwawasan lingkungan dan Pembangunan berkelanjutan)


A. Pembangunan Nasional berwawasan Lingkungan

Pembangunan nasional berwawasan lingkungan adalah pendekatan dalam pembangunan


yang memperhatikan dampak lingkungan dari aktivitas pembangunan. Tujuan utama dari
pembangunan berwawasan lingkungan adalah melestarikan lingkungan, mengoptimalkan
manfaat sumber daya alam dan sumber daya manusia, serta meningkatkan kualitas lingkungan
hidup dengan memperhatikan keberlanjutan ekonomi dan social

B. Pembangunan Berkelanjutan

Pembangunan berkelanjutan adalah suatu perencanaan pembangunan yang memperhatikan


daya dukung lingkungan sehingga dapat mendukung adanya kesinambungan pembangunan
berwawasan lingkungan yang akan berdampak baik bagi kelangsungan hidup kedepannya

Pembangunan berkelanjutan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia saat ini tanpa
mengorbankan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka

Anda mungkin juga menyukai