Kelas : XII H
2. Zona peralihan atau transisi Daerah ini terikat dengan zona pusat daerah kegiatan.
Penggunaannya campuran antara pusat usaha dengan permukiman, masyarakat yang
tinggal di daerah peralihan ekonominya tergolong miskin. Dalam perencanaan
pembangunan kota, zona ini diubah menjadi kompleks perhotelan, parkir, dan jalan
utama yang menghubungkan dengan daerah luarnya.
Ciri-Cirinya :
Terikat dengan Zona Pusat Kegiatan
Populasi penduduknya heterogen dan tidak stabil baik di permukiman atau
kegiatan sosial ekonomi
Daerah dengan berpenduduk miskin
Kualitas lingkungan permukiman memburuk -> sering ditemukan daerah slum
atau permukiman penduduk kumuh
Dapat diubah menjadi komplek industri manufaktur, perhotelan, apartemen,
dan lain-lain -> untuk rencana pembangunan kota
3. Zona permukiman kelas proletar Zona ini dihuni pekerja kelas rendahan. Rumah-
rumah yang ada di zona ini kecil-kecil.
Ciri-Cirinya :
Kondisi permukimannya lebih baik -> umumnya rumah-rumah kecil atau
rumah susun
Populasi penduduknya merupakan para pekerja dengan berpenghasilan kecil
(buruh)
Transportasi dapat dikatakan masih relatif mudah dan murah menuju tempat
bekerja
4. Zona permukiman kelas menengah (residential zone) Pekerja kelas menengah dengan
keahlian dan pendidikan umumnya tinggal di zona ini. Kondisi rumahnya lebih baik.
Ciri-Cirinya :
Permukiman untuk para pekerja dengan berpenghasilan menengah
Kondisi permukiman lebih baik dibandingkan kelas proletar -> permukiman
horizontal ataupun permukiman vertikal (apartemen)
Lokasinya strategis dengan pusat perbelanjaan sudah hampir sama kondisinya dengan
yang berada di pusat kota
Teori ini dicetuskan oleh Hommer Hoyt dan dimuat dalam The Structure and Growth of
Residential Neighborhoods in American Cities (1939). Model pengembangan kota ini
ditemukannya di Calgary, Kanada. Dalam teori sektoral, zona yang ada di kota terbagi-
bagi seperti bentuk pita. Orang cenderung membangun aktivitas sedekat mungkin dengan
jalur jalan utama. Dengan meningkatnya sistem jaringan jalan dan lalu lintas, maka
aktivitas akan meningkat juga. Lahan terbagi berdasarkan perbedan sektor sesuai dengan
pengembangan daerah baru.
Susunan Ruang Kota Teori Sektoral :
Zona I: Pusat Kota (Central District Business), meliputi perkantoran, pusat
perbelanjaan, dan lain-lain
Zona 2: Daerah Manufaktur, terdapat Kawasan industri ringan dan perdagangan
Zona 3: Permukiman Kelas Rendah, berada di dekat pusat kota dan terdapat
kawasan murbawisma (tempat tinggal kaum buruh)
Zona 4: Permukiman Kelas Menengah, berada agak jauh dari pusat kota atau
sektor industri dan terdapat kawasan madyawisma (tempat tinggal kaum
menengah)
Zona 5: Permukiman Kelas Atas, terdapat kawasan adiwisma (tempat tinggal
kaum atas)
Teori inti ganda dicetuskan oleh CD Harris dan FL Ullman dan diterbitkan menjadi
jurnal berjudul The Nature of Cities (1945). Menurut mereka, satu kota tidak hanya
terdapat satu CBD saja, tetapi bisa beberapa CBD. Teori ini bisa kita lihat di kota-kota
megapolis seperti Jakarta. CBD tidak hanya di Sudirman, namun juga di Thamrin dan
Kuningan. Menurut teori inti ganda, pertumbuhan kota satelit terjadi bila besaran kota
telah mencapai ukuran tertentu. Kota satelit akan tumbuh setelah kota utama
(metropolitan) sudah sulit dikembangkan lagi. Secara sosial ekonomi, kota satelit akan
masih bergantung kepada kota induknya. Seperti Bogor, Depok, Tangerang, dan
Bekasi, warganya banyak beraktivitas di DKI. Begitu pula pemerintahnya yang masih
mengandalkan dana bantuan dari DKI Jakarta. Kota-kota penyangga itu terus
berkembang seiring dengan terbatasnya ruang di Jakarta.
Susunan Ruang Kota Teori Inti Ganda :
Zona 1: Pusat Kota atau CBD
Zona 2: Daerah Grosir dan Manufaktur, digunakan untuk kawasan niaga dan
industri ringan
Zona 3: Permukiman Kelas Rendah, digunakan untuk kawasan murbawisma
Zona 4: Permukiman Kelas Menengah, digunakan untuk kawasan madyawisma
Zona 5: Permukiman Kelas Tinggi, digunakan untuk kawasan adiwisma
Zona 6: Daerah Manufaktur Berat, sebagai pusat industri berat
Zona 7: Daerah Luar CBD, pisat niaga lain di pinggiran kota
Zona 8: Permukiman Suburban, merupakan upakota untuk kawasan
madyawisma dan adiwisma
Zona 9: Daerah Industri Suburban, merupakan upakota untuk kawasan industri
Asumsi Teori Inti Ganda :
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan beberapa inti (CBD) adalah sebagai
berikut.
Perbedaan akan fasilitas yang dibutuhkan untuk kegiatan tertentu, misalnya
kegiatan industry
Aktivitas yang serupa dapat dikelompokkan bersama untuk keuntungan
ekonomi sehingga munculnya beberapa zona khusus untuk perekonomian
Aktivitas perekonomian dan nilai pendapatan yang berbeda menyebabkan
adanya pemisahan zona untuk tempat tinggal