Anda di halaman 1dari 61

KAJIAN TEORI

KOTA

Holmer Hoyt (Sector Theory)

Menurut Holmer Hoyt dalam Daldjoeni (1992:153) bahwa struktur
ruang kota cenderung berkembang berdasarkan sektor-sektor
berbentuk lingkaran-lingkaran konsentrik.
Chicago City
Zoning
CBD
- CBD terletak di pusat kota, namun pada bagian lainnya berkembang
menurut sektor-sektor yang bentuknya menyerupai irisan kue bolu.
- Hal ini dapat terjadi akibat dari faktor geografi, seperti bentuk lahan
dan pengembangan jalan sebagai sarana komunikasi dan transportasi.

Chicago City Central
District Business
Susunan kota menurut teori sektor
1. Sektor pusat kegiatan bisnis yang
terdiri atas bangunan-bangunan
kantor, hotel, bank, bioskop, pasar,
dan pusat perbelanjaan.
2. Sektor kawasan industri ringan
dan perdagangan.
3. Sektor kaum buruh rendahan ,
yaitu kawasan permukiman kaum
buruh.
4. Sektor perdagangan besar dan
industry kecil termasuk zona
transisi
5. Sektor permukiman kaum elit,
yaitu kawasan tempat tinggal
golongan atas yang terdiri dari para
eksekutif dan pejabat.
Hoyts city diagram
Sebaran massa dalam tatanan konsep teori sektor
Ernes W. Burgess (Teori Memusat/ Konsentris)
Menurut Burgess dalam Hadi Sabari Yunus (2004:5)
mengemukakan teori memusat atau konsentris yang
menyatakan bahwa daerah perkotaan dapat dibagi dalam enam
zona

Burgesss city diagram
1. Zona pusat daerah kegiatan (Central Business District), yang
merupakan pusat pertokoan besar, gedung perkantoran yang
bertingkat, bank, museum, hotel restoran dan sebagainya.


2. Zona peralihan, merupakan daerah kegiatan. Penduduk zona ini
tidak stabil, baik dilihat dari tempat tinggal maupun sosial
ekonomi.Daerah ini sering ditemui kawasan permukiman kumuh yang
disebut slum karena zona ini dihuni penduduk miskin. Namun
demikian sebenarnya zona ini merupakan zona pengembangan
industri sekaligus menghubungkan antara pusat kota dengan daerah
di luarnya.
Sejarah pemukiman imigran di Chicago
CBD
(PUBLIK & KOMRSIAL)
PERALIHAN
3. Zona permukiman kelas proletar, perumahannya sedikit lebih baik karena
dihuni oleh para pekerja yang berpenghasilan kecil atau buruh dan
karyawan kelas bawah, ditandai oleh adanya rumah-rumah kecil yang
kurang menarik dan rumah-rumah susun sederhana yang dihuni oleh
keluarga besar. Burgess menamakan daerah ini workingmens homes.
Chicago low clas residential, 1934
Low cost residential
4. Zona permukiman kelas menengah (residential zone), merupakan kompleks
perumahan para karyawan kelas menengah yang memiliki keahlian tertentu.
Rumah-rumahnya lebih baik dibandingkan kelas proletar.


Residential zone, dilengkapi dengan tempat ibadah

5. Wilayah tempat tinggal masyarakat berpenghasilan tinggi.
Ditandai dengan adanya kawasan elit, perumahan dan halaman yang
luas. Sebagian penduduk merupakan kaum eksekutif, pengusaha
besar, dan pejabat tinggi.
Elite Zone. Ditandai dengan rumah dan halaman berukuran besar

6. Zona penglaju (commuters), merupakan daerah yang yang memasuki
daerah belakang (hinterland) atau merupakan batas desa-kota.
Penduduknya bekerja di kota dan tinggal di pinggiran
Zone penglaju, Chicago, Publik transport
memegang peranan penting sebagai
penghubung
Zone pemukiman proletar
Zone pemukiman menengah
Zone pemukiman elit
SENI MONARKI danmuncul lapanga
Tahun 1898, Howard
mengusulkan sebuah visi kota
masa depan berbalut reformasi
politik dan sosial yang
memperlihatkan perubahan
bertahap pada PUSAT KOTA
YANG PADAT MENJADI KOTA-
KOTA DESENTRALISASI, namun
terhubung dalam jaringan KOTA
TAMAN, disebut juga Kota
Sosialis.


Belajar dari GARDEN CITY
SENI MONARKI danmuncul lapanga

Dalam perkembangannya tidak lagi dikenal sebagai model
Kota Sosialis namun model kota berwawasan lingkungan


SENI MONARKI danmuncul lapanga

London yang ramai dengan kawasan yang tidak terencana
pertumbuhannya akibat migrasi dari luar kota, menghasilkan
permukiman kumuh dan penurunan kualitas kehidupan kota yang
bercirikan pedesaan


Letchworth Garden City
Ide Howard:
bagaimana menarik kembali migrasi penduduk ke masing-masing
daerah pinggiran kota yang merupakan tanah asalnya.



GARDEN CITIES
1. Terdiri dari beberapa
kota kecil yang
terencana,

2. setiap kota dikelilingi
oleh permukiman
pedesaan dan
dihubungkan oleh
sistem transportasi
berupa jalur kereta api
listrik,

3. kepadatan di setiap
kota diatur dengan
ketat yaitu berpopulasi
32,000 jiwa dengan
ketentuan jika pusat
kota berluas 1,000
acres sedangkan
permukiman pedesaan
dan pertanian seluas
5,000 acres


4. Tercapai keseimbangan sosial
dan ekonomi antar kota taman
5. Mengakomodasi seluruh kelas
sosial dengan sejumlah peluang
kerja
6. Sistem regional kota taman
dimana masing-masing kota
berfokus pada satu kota induk
yang paling besar dengan
populasi 58,000 jiwa
7. Kota sosial polisentrik memiliki
konsep modern yang terdiri dari
sejumlah /multi kota terpusat
yang dibagi oleh jalur hijau dan
didukung oleh sistem
transportasi yang terintegrasi
8. Sistem ZONASI lahan:
fungsi fasilitas umum dan
fasilitas publik di pusat kota,
dikelilingi oleh lahan
permukiman, jalur kereta api
dan pabrik berada dalam
perimeter ini/di sekitarnya



9. 6 Boulevard berbentuk radial
membagi kota menjadi 6 bagian
yang sama besarnya
10. Pedesaan sekitar pusat kota
berupa lahan pertanian,
kehutanan, rekreasi, berbagai
jenis instansi publik seperti
rumah sakit, rumah sakit jiwa,
dan perumahan

Keunggulan diagram Howard :
Dapat diterapkan pada site kota
manapun , fleksibel, dan dapat
menyediakan pilihan bebas
berekspresi bagi penduduk kota
sampai pada detail desain arsitektur
Tanah harus dimiliki oleh penduduk
untuk memastikan bahwa adanya
kontrol sosial terhadap perencanaan
pembangunan kota
Nilai lahan yang meningkat ditujukan
untuk kepentingan umum



Kualitas hidup perkotaan tercapai: hubungan sosial dan bahkan
keyakinan/agama meningat, kapitaslime tetap tumbuh, hanya fungsi
lahan yang diatur.
Pertanian tumbuh karena adanya pasar tradisional dan akses yang
baik menuju ke fasilitas umum kota, atraksi pinggiran kota yang asri
dan peluang ekonomi bagi seluruh bagian kota.

CD Harris & EL Ullman
(Teori Berganda/Multiple Nuclei)
Menurut Harris dan
Ullman dalam
Daldjoeni (1992:158)
menilai bahwa kota
tidak seteratur
penggambaran Burgess
karena antar kawasan
kota seolah berdiri
sendiri. Sruktur
ruang kota tidaklah
sesederhana dalam
teori konsentris.
Hal ini disebabkan oleh tidak adanya urutan-urutan yang teratur
yang dapat terjadi. Dalam suatu kota terdapat tempat tempat
tertentu yang befungsi sebagai inti kota dan pusat pertumbuhan
baru.

1. Pusat kota atau Central Business
District (CBD).
2. Kawasan niaga dan industri ringan.
3. Kawasan murbawisma atau
permukiman kaum buruh.
4. Kawasan madyawisma atau
permukiman kaum pekerja
menengah
5. Kawasan adiwisma atau
permukiman kaum kaya.
6. Pusat industri berat.
7. Pusat niaga/perbelanjaan lain di
pinggiran.
8. Upakota, untuk kawasan
mudyawisma dan adiwisma.
9. Upakota (sub-urban) kawasan
industri.
Teori Kota
Roger Trancik (1986), Kevin Lynch (1976), Ian
Bentley (1985)


Permasalahan ruang kota
modern
Roger Trancik, 1986
Paradigma issue ruang perkotaan saat ini
- Lahan kosong
- Lahan tidak berguna
- Lahan tidak berfungsi dengan optimal

Contoh Lost Space
- Landscape di sekitar bangunan bertingkat tinggi
- Plaza yang keberadaannya jauh dari flow aktifitas pedestrian
- Lahan parkir yang menghubungkan kawasan komersial dengan
kawasan permukiman


Definisi lost space :
area urban yang tidak
diinginkan sehingga perlu
didisain kembali karena
merupakan antispace yang
tidak memberi kontribusi nilai
positif bagi lingkungan sekitar
ataupun pengguna

Penyebab issue tersebut :
1. Meningkatnya
ketergantungan akan
kendaraan bermotor
2. Sikap para arsitek pada
jaman modern terhadap
ruang terbuka
3. Kebijakan zoning dan tata
guna lahan yang
menkotak-kotakan kota
4. Rendahnya tanggung
jawab institusi public
maupun private dalam
penyediaan ruang publik
5. Tidak terawatnya
beberapa area untuk
industri, militer ataupun
transportasi di dalam
kota
Diagram Teori Urban Disain

Figure Ground Theory


Linkage Theory


Place Theory
Figure Ground Theory
Dengan pendekatan
ini, langkah awal
untuk memahami
bentuk urban
adalah dengan
menganalisis
hubungan antara
masa bangunan
dengan ruang
terbuka.
Analisis figure ground merupakan alat yang sangat kuat untuk
mengidentifikasi tekstur dan pola urban fabric dan juga
permasalahan pada tatanan ruang, namun terbatas pada ruang
yang statis dan konsepsi 2 dimensi.

Brattle Street, Boston,
Massachusetts
Linkage Theory
Dengan pendekatan ini, sirkulasi yang dinamis merupakan
pembangkit dari bentuk urban.
Berkontribusi pada penekanannya pada koneksi (keterhubungan) dan
pergerakkan, namun kebutuhan definisi keruangannya kadang-
kadang di bawah nilai sesungguhnya (undervalued).

Place Theory
Dengan pendekatan
ini perancang lebih
menyadari akan
pentingnya sejarah,
budaya, dan nilai
sosial pada ruang
terbuka kota.
Para kontekstualis sangat tidak mendukung kecenderungan dari
para fungsionalis yang mengembangkan disain yang abstrak
yang berasal dari luar konteksnya.

Vision of urban design
Mengamati kota dari kondisi
visual yang bercerita
PERMASALAHAN/ISSUE RUANG
PERKOTAAN MODERN:
Pengaruh modernisasi mengancam
keberlangsungan aktivitas ekonomi dan
sosial budaya setempat serta
pelestarian terhadap nilai-nilai sejarah
kota



Identitas Kota
Kevin Lynch, 1976 (Image of the City)
Arsitek modern memberi kontribusi bagi gagalnya keberlangsungan nilai-nilai
budaya lokal

Secara fisik, karakteristik bentuk ruang kota dan elemen penting yang
memberi identitas unik bagi kota HILANG, kebanggaan kota hilang



Kebijakan kota yang mengalah pada kepentingan modern .........



Jika dibiarkan, maka hal linilah yang terjadi...........
Keseragaman wajah kota.....tanpa identitas...............



Dubai City Hongkong city
Kevin Lynch melihat kota dari
gambaran yang terbentuk
secara fisik yang diklasifikasikan
menjadi :
- Path
- Edges
- District
- Nodes
- Landmark
PATH
Jalur pergerakan
Berupa : jalan, kanal, rel kereta api dll
Jalur ini menjadi sarana bagi manusia untuk mengamati elemen
fisik dominan dalam kota

Edges
Elemen linier yang batas wilayah kawasan / kota
Berupa : sungai, kanal, ringroad, rel kereta, tembok dll
Tidak dipergunakan sebagai jalur pengamatan
District
-Bagian / wilayah kota yang mudah dikenali menjadi suatu
kawasan dengan karakter tertentu
- Contoh : residential district, historical district, etc
- Dipengaruhi aspek sejarah perkembangan kawasan
Nodes
Titik strategis dalam suatu wilayah / kota yang dapat dimasuki
oleh pangamat
Berupa : persimpangan, terminal (lokasi pergantian moda
transportasi), dll
Menjadi pusat konsentrasi manusia yang mudah dikenali

Landmark
Poin / titik yang dapat
menjadi identitas
kawasan / kota
Contoh : Tugu, menara,
bukit besar, dll
Menjadi penanda dari
kawasan, bedanya
dengan nodes,
landmark tidak
menjadi entry point.

PERMASALAHAN /
ISSUE RUANG
PERKOTAAN
MODERN:
1. di jaman modern
banyak desain tidak
mempertimbangkan
implikasi bentuk
terhadap kondisi
ideal sosial maupun
politik.
2. Desain bentuk kota
lebih bersifat
superficial



Lingkungan yang tanggap terhadap kebutuhan pengguna
Ian Bentley, 1985 (Responsive Environment)
BENTUK, secara produk merupakan hasil dari perilaku sosial dan
politik yang progresif. Namun sebagian Arsitek kota gagal menyadari
bahwa lingkungan buatan merupakan bagian dari sistem politik.




Contoh jika kita berjalan menyusuri dinding-dinding kota, kita dapat menyadari bahwa
kota merupakan physical fabric/karya arsitektur yang melibatkan sejarah dan sebuah
proses bagaimana kota dapat terbentuk dan dikelola, termasuk hambatan atas aturan
mana yang dapat dilakukan dan mana yang tidak dapat.

RESPONSIVE
ENVIRONMENT

Solusi berasal dari ide
bahwa lingkungan
binaan/kota harus dapat
memenuhi kebutuhan
pengguna dengan tatanan
yang demokratik,
memperkaya peluang mereka
dengan cara memaksimalkan
pilihan yang disebut
Responsif atau tanggap.



Bagaimana desain dapat
mempengaruhi pilihan?

Disain suatu tempat dapat
mempengaruhi pilihan
seseorang dalam berbagai
level:
1. Mempengaruhi kemana
seseorang dapat pergi
permeability
2. Mempengaruhi lingkup
pengguna dapat dijangkau
oleh orang lain variety
3. Mempengaruhi tingkat
kemudahan sesorang
mengerti peluang yang
ditawarkan legibility
4. Mempengaruhi tingkat
kemudahan seseorang
menggunakan tempat
untuk berbagai fungsi
robustness




5. Mempengaruhi tampilan detil suatu tempat yang membuat
seseorang menyadari pilihan yang tersedia visual
appropriateness
6. Mempengaruhi pilihan seseorang terhadap pengalaman indrawi
richness
7. Mempengaruhi kesempatan seseorang untuk menandai suatu
tempat dapat mencerminkan identitas diri personalisation



Bagaimana dengan kota kita ?

Anda mungkin juga menyukai