Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS KEBUTUHAN PERGERAKAN

SI-4141
TUGAS

MUHAMAD HAIDAR ROMZI


15012028

PROGAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
BANDUNG
2015
Diasumsikan informasi pergerakan pada masa sekarang dalam bentuk data MAT [6x6] seperti pada tabel
dibawah ini.

1. Pergerakan Masa Mendatang dengan Metode Seragam

Asumsi dasar yang digunakan pada metode ini adalah tingkat pertumbuhan global di seluruh daerah
kajian berpengaruh sama pada pertumbuhan lalulintasnya secara merata atau seragam untuk setiap zona.
Asumsi ini sering tidak dapat digunakan karena pada kenyataannya tingkat pertumbuhan setiap zona yang
berbeda biasanya menghasilkan tingkat pertumbuhan lalulintas yang berbeda pula. Ini menyebabkan galat
yang besar untuk kota yang tingkat pertumbuhan tata guna lahannya tidak merata (seperti kenyataannya
di kota besar di negara sedang berkembang).
Terlihat pada tabel diatas bahwa metode seragam tidak dapat menjamin dipenuhinya batasan bangkitan
dan tarikan. Contohnya, untuk zona yang tingkat pertumbuhannya lebih rendah dari tingkat pertumbuhan
global, penggunaan tingkat pertumbuhan global akan menghasilkan perkiraan lalulintas masa mendatang
yang lebih tinggi dari yang diharapkan.
Sebaliknya, untuk zona yang tingkat pertumbuhannya lebih tinggi, akan menghasilkan perkiraan lalulintas
masa mendatang yang lebih rendah dari yang diharapkan. Karena itulah metode ini hanya dapat

digunakan untuk daerah kajian yang tingkat pertumbuhannya merata di seluruh wilayahnya. Jadi, metode
ini dipastikan tidak bisa digunakan di Indonesia karena pertumbuhan daerahnya belum
merata.
2. Pergerakan Masa Mendatang dengan Metode Batasan Bangkitan

Terlihat bahwa metode dengan-batasan-bangkitan menjamin total bangkitan pergerakan setiap zona pada
masa mendatang sama dengan yang diharapkan (terlihat dari nilai Ei = 1 untuk seluruh zona); begitu juga
total pergerakan pada masa mendatang untuk seluruh daerah kajian sama dengan yang diharapkan.
3. Pergerakan Masa Mendatang dengan Metode Batasan Tarikan

Terlihat bahwa metode dengan-batasan-tarikan menjamin total tarikan pergerakan setiap zona pada masa
mendatang sama dengan yang diharapkan (terlihat dari nilai Ed = 1 untuk seluruh zona); begitu juga total
pergerakan pada masa mendatang untuk seluruh daerah kajian sama dengan yang diharapkan.
4. Pergerakan Masa Mendatang dengan Metode Rata-rata
Metode ini menggunakan tingkat pertumbuhan yang berbeda untuk setiap zona yang dapat dihasilkan dari
peramalan tata guna lahan dan bangkitan lalulintas. Secara matematis, hal ini dapat dijelaskan sebagai
berikut:

Yang diharapkan adalah :

Proses pengulangan harus dilakukan untuk meminimumkan besarnya perbedaan tersebut dengan
mengatur nilai Ei dan Ed sampai Ti = Ti(G) sehingga:

Pengulangan ke-1

Proses pengulangan terus dilakukan sampai Ti = Ti(G) dan Td = Td(G). Hal tersebut tercapai pada
pengulangan ke-24 yang menghasilkan MAT akhir (setelah pembulatan) seperti terlihat pada tabel
berikut.

Pengulangan ke-24

Terdapat beberapa kelemahan pada metode rata-rata ini karena besarnya perbedaan tidak tersebar secara
acak, tetapi tergantung pada nilai tingkat pertumbuhan. Contohnya, zona yang tingkat pertumbuhannya
lebih rendah dari tingkat pertumbuhan global akan menghasilkan nilai yang lebih besar dari perkiraan.
Akan tetapi, hal yang sebaliknya terjadi pada zona yang tingkat pertumbuhannya lebih tinggi dari tingkat
pertumbuhan global. Besarnya perbedaan tersebut akan semakin berkurang sejalan dengan proses
pengulangan, tetapi jika jumlah pengulangan yang dibutuhkan sangat banyak, tingkat ketepatan pun
semakin berkurang.
5. Pergerakan Masa Mendatang dengan Metode Detroit

Pengulangan ke-1

Proses pengulangan terus dilakukan sampai Ti = Ti(G) dan Td = Td(G). Hal tersebut tercapai pada
pengulangan ke-10 yang menghasilkan MAT akhir (setelah pembulatan) seperti terlihat pada tabel
berikut.

Pengulangan ke-10

6. Pergerakan Masa Mendatang dengan Metode Furness (pengulangan pertama mengalikan dengan
tingkat pertumbuhan zona asal)

Dengan menggunakan data awal MAT, maka dengan metode Furness dihasilkan MAT pada pengulangan
ke-1 yang didapat dengan mengalikan sel MAT pada saat sekarang dengan tingkat pertumbuhan zona asal
(Ei) seperti terlihat pada tabel berikut .
Pengulangan ke-1

Selanjutnya, pada pengulangan ke-2, sel MAT yang dihasilkan pada pengulangan ke-1 dikalikan dengan
tingkat pertumbuhan zona tujuan (Ed) untuk menghasilkan MAT pengulangan ke-2, seperti terlihat pada
tabel berikut.

Pengulangan ke-2

Hal tersebut dilakukan terus menerus secara bergantian sehingga total sel MAT yang dihasilkan (baris
ataupun kolom) sesuai dengan total sel MAT yang diinginkan. Tabel dibawah ini adalah MAT yang
dihasilkan metode Furness (setelah pembulatan) setelah pengulangan ke-9.
Pengulangan ke-9

7. Pergerakan Masa Mendatang dengan Metode Furness (pengulangan pertama mengalikan dengan
tingkat pertumbuhan zona tujuan)

Dengan menggunakan data awal MAT, maka dengan metode Furness dihasilkan MAT pada pengulangan
ke-1 yang didapat dengan mengalikan sel MAT pada saat sekarang dengan tingkat pertumbuhan zona
tujuan (Ed) seperti terlihat pada tabel berikut .

Pengulangan ke-1

Selanjutnya, pada pengulangan ke-2, sel MAT yang dihasilkan pada pengulangan ke-1 dikalikan dengan
tingkat pertumbuhan zona asal (Ei) untuk menghasilkan MAT pengulangan ke-2, seperti terlihat pada
tabel berikut.
Pengulangan ke-2

Hal tersebut dilakukan terus menerus secara bergantian sehingga total sel MAT yang dihasilkan (baris
ataupun kolom) sesuai dengan total sel MAT yang diinginkan. Tabel dibawah ini adalah MAT yang
dihasilkan metode Furness (setelah pembulatan) setelah pengulangan ke-10.

Pengulangan ke-10

Metode Furness selalu mempunyai satu solusi akhir dan terbukti lebih efisien dibandingkan dengan
metode analogi lainnya. Solusi akhir pasti selalu sama, tidak tergantung dari mana pengulangan dimulai
(baris atau kolom).

Anda mungkin juga menyukai