BAHAN
Disusun Oleh :
Zeldi Zainaldi
Dita Yunitamalia
Puja Salsabila
Yuli Triadi
TAHUN AKADEMIK
2020 – 2021
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Alhamdulillah penyusun panjatkan kepada Allah SWT, karena nikmat dan
karunia-Nya lah sehingga Modul Praktikum Ilmu Bahan ini dapat diselesaikan.
Dalam pembuatan Modul Praktikum ini penyusun mengucapkan teima kasih kepada
Kepala Laboratorium Teknik Sipil yang telah memberikan arahan serta bimbingannya
sehingga Modul Praktikum Ilmu Bahan ini dapat terselesaikan.
Penyusun menyadari masih banyak kekurangan dalam modul praktikum ini, untuk itu
penyusun mengharapkan saran serta kritik yang dapat menyempurnakan modul praktikum
Ilmu Bahan ini. Semoga modul ini bermanfaat bagi kita semua.
Besar harapan, semoga modul ini dapat berguna bagi kemajuan teknik sipil khususnya
di bidang Ilmu Bahan bangunan.
Penyusun
DAFTAR ISI
COVER........................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................................. iii
BAB 1 BERAT JENIS AGREGAT KASAR ............................................................ 1
BAB 2 BERAT JENIS AGREGAT HALUS............................................................. 5
BAB 3 KADAR AIR AGREGAT ............................................................................. 9
BAB 4 KADAR LUMPUR AGREGAT.................................................................... 12
BAB 5 KEAUSAN AGREGAT DENGAN MESIN LOS ANGELES....................... 16
BAB 6 KOTORAN ORGANIK................................................................................. 19
BAB 7 DIAMETER MAKSIMUM AGREGAT KASAR DENGAN ANALISA
SARINGAN ................................................................................................... 21
BAB 8 MODULUS HALUS BUTIR AGREGAT HALUS DENGAN ANALISA
SARINGAN .................................................................................................. 24
BAB 9 SOUNDNESS TEST AGREGAT HALUS..................................................... 27
BAB 10 PH AIR........................................................................................................... 31
BAB 11 KONSISTENSI NORMAL ........................................................................... 33
BAB 12 VICAT TEST................................................................................................... 36
BAB 13 BERAT JENIS SEMEN ................................................................................ 39
BAB 14 BERAT ISI AGREGAT ................................................................................ 41
BAB 15 PERANCANGAN CAMPURAN BETON ................................................... 44
BAB 16 PENGUJIAN SLUMP BETON ..................................................................... 47
BAB 17 PENGUJIAN KUAT TEKAN BETON......................................................... 49
BAB 18 HAMMER TEST............................................................................................. 51
BAB 19 PUNDIT TEST ............................................................................................... 54
BAB 20 KUAT TARIK BAJA .................................................................................... 57
BAB 21 BERAT JENIS KAYU ..................................................................................
BAB 22 KADAR AIR KAYU ..................................................................................... 59
BAB 23 KUAT TEKAN KAYU ................................................................................. 61
BAB 24 KUAT TARIK KAYU................................................................................... 63
BAB 25 KUAT LENTUR KAYU ............................................................................... 65
BAB 26 KUAT GESER KAYU .................................................................................. 67
DAFTAR PUSTAKA
LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON – SURVEYING – INVESTIGASI TANAH – HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman KM.3 Cilegon Tlp. 081328278151
BAB 1
B. BENDA UJI
Agregat kasar
D. CARA PENGUJIAN
1. Ambil benda uji secukupnya;
2. Masukan kedalam wadah/pan;
3. Rendam agregat kasar di dalam air selama (24±4) jam;
4. Pindahkan contoh uji dari dalam air dan guling-gulingkan pada kain penyerap air sampai
semua lapisan air yang terlihat pada agregat hilang;
5. Timbang benda uji yang sudah dalam keaadan jenuh kering permukan atau SSD (B);
6. Tempatkan contoh uji yang berada dalam kondisi SSD di dalam wadah:
7. Isi bak/tempat air pada timbangan SSD yang disediakan hingga keranjang kawat yang
tergantung didalamnya terendam seluruhnya dan sampai batas air yang telah ditentukan
(tinggi air semula);
Penyerapan air
Lakukanlah perhitungan persentase penyerapan air, dengan cara :
Dengan :
A adalah berat benda uji kering oven (gram);
B adalah berat benda uji kondisi jenuh kering permukaan di udara (gram);
C adalah berat benda uji dalam air (gram);
Mulai
Hari pertama
Selesai
Pengujian Notasi I II
(gram) (gra
Berat benda uji kering oven A
Berat benda uji jenuh kering permukaan B
Berat benda uji dalam air C
Mengetahui :
Asisten Laboratorium
LAMPIRAN
BERAT JENIS AGREGAT KASAR
3. Air suling.
4. Lap.
5. Cawan.
6. Keranjang timbangan.
7. Saringan 1½ inchi.
8. Saringan No.4.
LAMPIRAN
BERAT JENIS AGREGAT KASAR
6.
7.
8.
BAB 2
B. BENDA UJI
Agregat Halus
D. CARA PENGUJIAN
1. Rendam benda uji tersebut di dalam air pada temperatur kamar selama (24±4) jam;
2. Buang air pada benda uji kemudian angin-anginkan pasir atau tebarkan diatas talam dan
kering di udara panas dengan cara membalik-balikan benda uji tersebut dengan teliti dan
hati-hati;
3. Periksalah apakah agregat halus sudah dalam keadaan SSD atau belum dengan cara
mengisikan benda uji kedalam kerucut terpancung sampai penuh padatkan dengan dibagi
tiga kali pengisian dan ditumbuk dengan tumbukan berbeda. Pengisian pertama sebanyak
Penyerapan air
Lakukanlah perhitungan persentase penyerapan air, dengan cara :
Dengan :
A adalah berat benda uji kering oven (gram);
B adalah berat piknometer yang berisi air (gram);
C adalah berat piknometer dengan benda uji dan air sampai batas pembacaan (gram);
S adalah berat benda uji kondisi jenuh kering permukaan (gram).
HARI KE -1
Mencuci agregat
HARI KE -2
Berat piknometer +
Menimbang piknometer + agregat halus + air agregat halus + air
o
Keringkan dalam oven temperatur (110±5 C) selama ±24+4 jam
HARI KE-3
Berat agregat
Dikeluarkan, didinginkan sampai temperatur kamar dan ditimbang
halus kering oven
Pengujian Notasi I II
(gram) (gra
Berat benda uji jenuh kering permukaan S
Berat benda uji kering oven A
Berat Piknometer yang berisi air B
Berat piknometer dengan benda uji dan
C
air sampai batas pembacaan
Mengetahui :
Asisten Laboratorium
LAMPIRAN
BERAT JENIS AGREGAT HALUS
3. Air suling.
4. Kain pengering.
5. Cawan.
8. Tungku pemanas.
10. Piknometer.
LAMPIRAN
BERAT JENIS AGREGAT HALUS
2.
Mencuci benda uji;
Setelah selesai pe -
numbukan kerucut di-
8. angkat, lalu benda uji
tersebut akan runtuh
sebagian.
Mengisi piknometer
9.
dengan air sebagian saja.
Memasukkan 300 g agregat
halus dalam kondisi jenuh
kering permukaan yang
10. telah dipersiapkan
sebelum- nya ke dalam
pikno- meter yang telah
berisi air (S).
Menghilangkan gelembung
- gelembung udara pada
12. piknometer dengan
menggunakan kompor
listrik.
Merendam piknometer
sampai suhu dapat
13. dikerjakan, kemudian isi
dengan air suling sampai
batas leher piknometer.
Mengeluarkan agregat
16. halus dari dalam
piknometer.
Menimbang berat
piknometer pada saat
20. terisi air saja sampai
batas pembacaan yang
ditentukan (B).
LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON – SURVEYING – INVESTIGASI TANAH – HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman KM.3 Cilegon Tlp. 081328278151
BAB 3
B. BENDA UJI
Benda uji yang digunakan pada percobaan ini adalah agregat kasar dan agregat halus dalam
keadaan alami
D. CARA PENGUJIAN
Hari pertama :
1. Ambil benda uji yang tersedia dalam keadaan alami;
2. Timbang cawan/wadah/pan yang akan digunakan (W1);
3. Masukkan benda uji kedalam wadah/cawan/pan, kemudian Timbang (W2);
4. Menghitung berat benda uji (A) : A = W2 – W1;
5. Masukkan wadah/cawan/pan yang berisi benda uji kedalam oven selama ± 24 jam
(sampai beratnya tetap);
Hari kedua :
1. Masukkan benda uji yang sudah kering kedalam dessicator agar dingin, kemudian
timbang dan catat berat benda uji beserta wadah/cawan/pan (W3);
2. Maka berat benda uji kering (B) : B = W3 - W1;
-
Kadar Air =
HARI KE -1
o
Keringkan dalam oven temperatur (110±5 C) selama ±24+4 jam
HARI KE -2
B = W3 – W1
Dikeluarkan, didinginkan sampai temperatur kamar
Berat agregat kasar
Cawan + agregat kasar ditimbang (W3) kering oven (B)
Agregat halus alami (lolos saringan no. 4) Berat benda uji (A) = W2 – W1
o
Keringkan dalam oven temperatur (110±5 C) selama ±24+4 jam
HARI KE -2
URAIAN I II III
Berat Wadah/pan (gram) W1
Berat pan + benda uji (gram) W2
Berat benda uji (gram) A
Berat (wadah + pasir ) kering (gram) W3
Berat pasir kering (gram) B
Kadar agregat halus %
Mengetahui :
Asisten Laboratorium
BLANKO
KADAR AIR AGREGAT HALUS
URAIAN I II III
Berat Wadah/pan (gram) W1
Berat pan + benda uji (gram) W2
Berat benda uji (gram) A
Berat (wadah + pasir ) kering (gram) W3
Berat pasir kering (gram) B
Kadar agregat halus %
Mengetahui :
Asisten Laboratorium
LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON – SURVEYING – INVESTIGASI TANAH – HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman KM.3 Cilegon Tlp. 081328278151
LAMPIRAN KADAR
AIR AGREGAT
Cawan/wadah/pan anti
3. karat.
LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON – SURVEYING – INVESTIGASI TANAH – HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman KM.3 Cilegon Tlp. 081328278151
LAMPIRAN KADAR
AIR AGREGAT
1. Menimbang wadah.
LAMPIRAN KADAR
AIR AGREGAT
1. Menimbang wadah.
B. BENDA UJI
Benda uji yang digunakan pada percobaan ini merupakan benda uji berupa agregat kasar
(split/koral) dan agregat halus (pasir).
D. CARA PENGUJIAN
Hari Pertama :
1. Timbang cawan/wadah/pan anti karat yang ukurannya cukup besar, kemudian catat
hasilnya (W1);
2. Ambil benda uji yang masih alami secukupnya, kemudian masukan kedalam
cawan/wadah/pan anti karat;
3. Masukkan cawan/wadah/pan anti karat yang telah diisi benda uji kedalam drying oven
Hari Kedua :
1. Keluarkan benda uji pada cawan/wadah/pan anti karat yang sebelumnya disimpan dalam
drying oven selama ± 24 jam lalu diamkan sampai mencapai suhu ruang;
2. Setelah itu, timbang benda uji (sesuai Tabel 1) pada cawan/wadah/pan anti karat dan catat
nilainya (W2);
Jadi, berat benda uji (mula-mula) : A = W2 - W1
3. Kemudian beri air secukupnya pada benda uji yang ada didalam cawan/wadah/pan anti
karat sampai benda uji terendam seluruhnya;
4. Goncangkan cawan/wadah/pan anti karat yang berisi benda uji, kemudian tuangkan air
pencucinya kedalam saringan no. 200 dengan hati – hati. Usahakan benda uji tidak ikut
tertuang kedalam saringan no. 200 tersebut;
5. Jika ada, kembalikan benda uji yang tertahan diatas saringan no. 200 kedalam cawan;
6. Kemudian lakukan kembali point 3, 4 dan 5 dengan menggunakan air pencuci yang baru
sampai jernih;
7. Setelah jernih, kembalikan benda uji yang tertahan dalam saringan no. 200 ke
cawan/wadah/pan anti karat, kemudian masukan seluruh bahan benda uji kedalam drying
oven selama ± 24 jam (sampai beratnya tetap);
Hari Ketiga :
1. Keluarkan benda uji dari drying oven (setelah ± 24 jam), kemudian diamkan
sampai mencapai suhu ruang;
2. Setelah itu, timbang benda uji tersebut dengan neraca, catat nilainya (W3);
Jadi, berat kering benda uji : B = W3 –W1
HARI KE -1
Setelah 24 jam..
Air secukupnya
Guncang mendatar Benda uji teremdam air dalam cawan Guncang mendatar
Pencucian
Saringan no. 200
Air pencuci dikeluarkan (sekaligus
disaring dengan saringan no. 200)
Air secukupnya
HARI KE -3
BLANKO
URAIAN I II III
LAMPIRAN
KADAR LUMPUR AGREGAT
3. Cawan.
1. Menimbang wadah.
8. Membuang air.
LAMPIRAN
KADAR LUMPUR AGREGAT
Cara pertama :
Tabel 4.3 Gambar Kerja Kadar Lumpur Agregat Halus
No. Gambar kerja Keterangan
1. Menimbang wadah.
9. Membuang air.
LAMPIRAN
KADAR LUMPUR AGREGAT
Cara kedua :
Tabel 4.4 Gambar Kerja Kadar Lumpur Agregat Halus (2)
No. Gambar kerja Keterangan
Mengambil benda
1. berupa agregat alami (
Menuangkan aquad
3. hingga benda uji teren
Mencampurkan sedikit
4.
Menggoyangkan benda uji
5.
secara horizontal.
(SNI 2417:2008)
B. BENDA UJI
Benda uji yang digunakan pada percobaan ini adalah agregat kasar, berat dan gradasi benda
uji disesuaikan dengan tabel (Tabel 5.1 terlampir).
D. CARA PENGUJIAN
Persiapan benda uji terdiri atas :
1. Cuci dan keringkan agregat pada temperatur 110°C ± 5°C sampai berat tetap;
2. Pisah-pisahkan agregat ke dalam fraksi-fraksi yang dikehendaki dengan cara penyaringan
dan lakukan penimbangan;
3. Gabungkan kembali fraksi-fraksi agregat sesuai grading yang dikehendaki;
4. Catat berat contoh dengan ketelitian mendekati 1 gram.
Mulai
Pengujian
Putar mesin
Selesai
Gambar 5.1 Diagram Alir Pengujian Keausan Agregat Kasar dengan Mesin Los Angeles Abration
BLANKO
Tabel 5.1 Gambar Alat Keausan Agregat dengan Mesin Los Angeles Abration
No. Gambar alat Keterangan
3. Neraca.
Tabel 5.2 Gambar Kerja Keausan Agregat dengan Mesin Los Angeles Abration
No. Gambar kerja Keterangan
1. Menimbang wadah.
5.
Mencuci benda uji;
Mengeringkan contoh uji
menggunakan oven dengan
6. temperatur (110±5)°C sampai
berat tetap selama (24±4) jam.
14.
Mencuci benda uji;
BAB 6
KOTORAN ORGANIK
B. BENDA UJI
Benda uji yang dipergunakan dalam percobaan ini adalah pasir (alami) sebanyak 130 ml.
D. CARA PENGUJIAN
Hari Pertama :
Ambil benda uji dan masukkan ke dalam cawan, kemudian oven selama ± 36 jam.
Hari Kedua :
1. Keluarkan benda uji dari oven, dinginkan benda uji;
2. Masukkan benda uji ke dalam gelas ukur sebanyak ±130 ml;
3. Masukkan larutan NaOH 3% ke dalam gelas ukur sampai ketinggian ±200 ml;
4. Kemudian, aduk benda uji secara mendatar selama 10 menit;
5. Setelah itu, diamkan gelas ukur + benda uji + larutan NaOH selama ±24 jam;
Hari Ketiga :
Catat warna larutan yang terjadi dibagian atas pasir;
HARI KE -2
HARI KE -3
KOTORAN ORGANIK
Sebelum
Sesudah
Mengetahui :
Asisten Laboratorium
LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON – SURVEYING – INVESTIGASI TANAH – HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman KM.3 Cilegon Tlp. 081328278151
LAMPIRAN
KOTORAN ORGANIK
2. Air suling.
3. Cawan.
6. Desikator.
LAMPIRAN
KOTORAN ORGANIK
Mengeringkan contoh
2. menggunakan oven den
temperatur (110±5)°C sampai b
tetap selama (24±4) jam.
Memasukkan NaOH 3% ke da
5. gelas ukur hingga 200 mL
LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON – SURVEYING – INVESTIGASI TANAH – HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman KM.3 Cilegon Tlp. 081328278151
B. BENDA UJI
Agregat kasar (split/koral)
D. CARA PENGUJIAN
Hari Pertama :
1. Ambil benda uji (alami);
2. Ambil wadah/pan, lalu menimbangnya (W1);
3. Usahakan berat benda uji banyak ±3,75 kg;
4. Masukan benda uji ke dalam cawan, lalu masukan ke dalam oven selama ± 24 jam;
Hari Kedua :
1. Keluarkan wadah berisi benda uji dari dalam oven, lalu masukan ke dalam Dessicator
untuk didinginkan;
2. Timbang berat benda uji + cawan (W2); Jadi, berat benda uji (A) = W2 – W1;
3. Susun saringan pada mesin Sieve Shaker dengan susunan saringan berdiameter terbesar
berada paling atas;
4. Masukan benda uji ke dalam Sieve Shaker, lalu menyalakan Sieve Shaker selama ±15
menit. Setelah selesai, matikan Sieve Shaker lalu angkat saringan dari mesinnya;
5. Timbang masing-masing benda uji yang tertahan pada saringan-saringan tersebut.
Penentuan diameter maksimum agregat kasar dapat dilihat lampiran di Grafik batas
gradasi agregat kasar.
Mulai
Hari pertama
Hari kedua
Menyusun
saringan pada Mengambil dan menimbang
mesin sieve benda uji + cawan
shaker
Menimbang masing-masing
benda uji yang tertahan pada
saringan-saringan tersebut.
Selesai
Gambar 7.1 Diagram Alir Pengujian Diameter Maksimum Agregat Kasar dengan Analisa Saringan
Mengetahui :
Asisten Laboratorium
LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON – SURVEYING – INVESTIGASI TANAH – HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman KM.3 Cilegon Tlp. 081328278151
LAMPIRAN
DIAMETER MAKSIMUM AGREGAT KASAR DENGAN ANALISA
SARINGAN
Tabel 7.1 Gambar Alat Diameter Maksimum Agregat Kasar dengan Analisa Saringan
No. Gambar alat Keterangan
3. Cawan.
5. Sieve Shaker.
LAMPIRAN
DIAMETER MAKSIMUM AGREGAT KASAR DENGAN ANALISA
SARINGAN
Tabel 7.2 Gambar Kerja Diameter Maksimum Agregat Kasar dengan Analisa Saringan
No. Gambar kerja Keterangan
Menimbang masing-masing
benda uji + saringan yang
tertahan pada saringan-
10. saringan tersebut (2),
kemudian menghitung berat
benda uji dari masing-masing
saringan tersebut (3 = 2 - 1).
BAB 8
B. BENDA UJI
Agreagat halus yang telah lolos saringan No. 4.
D. CARA PENGUJIAN
Hari Pertama :
1. Ambil benda uji sebanyak ± 500 gram;
2. Ambil wadah/cawan/pan kemudian menimbangnya (W1);
3. Masukan wadah + benda uji ke dalam oven selama ± 24 jam (sampai beratnya tetap);
Hari Kedua :
1. Keluarkan wadah + benda uji dari dalam oven kemudian masukan ke dalam Dessicator
untuk mendinginkannya;
2. Lalu timbang (W2)
Jadi, berat benda uji (A) = W2 - W1
3. Susun saringan pada mesin Sieve Shaker dengan susunan saringan terbesar berada paling
Mulai
Matikan sieve shaker lalu timbang benda uji pada tiap saringan
Selesai
Gambar 8.1 Diagram Alir Pengujian Modulus Halus Butir Agregat Halus dengan Analisa Saringan
BLANKO
Uraian Massa
Berat
Ukuran Diameter Saringan
Berat Berat Benda Uji (3 = 2-1)
Ayakan + Benda
Saringan (1)
(mm) Uji (2)
9,6
4,8
2,4
1,2
0,6
0,3
0,15
0,075
Pan
Jumlah
Jl. Jendral Sudirman KM.3 Cilegon Tlp. 081328278151
BLANKO
Ayakan
(mm) Pasir Tertahan Lolos Kumulatif
9,6
4,8
2,4
1,2
0,6
0,3
0,15
0,075
Pan
Jumlah
Modulus halus butir
Mengetahui :
Asisten Laboratorium
LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON – SURVEYING – INVESTIGASI TANAH – HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman KM.3 Cilegon Tlp. 081328278151
LAMPIRAN
MODULUS HALUS BUTIR AGREGAT HALUS DENGAN ANALISA
SARINGAN
Tabel 8.1 Gambar Alat Modulus Halus Butir Agregat Halus dengan Analisa Saringan
No. Gambar alat Keterangan
3. Cawan.
4. Sieve Shaker.
Tabel 8.2 Gambar Kerja Modulus Halus Butir Agregat Halus dengan Analisa Saringan
No. Gambar kerja Keterangan
Menyusun saringan-saringan
pada mesin Sieve Shaker dengan
7.
susunan saringan berdiameter
terbesar berada paling atas;
BAB 9
B. BENDA UJI
Agregat halus (pasir)
D. CARA PENGUJIAN
1. Membuat Larutan Sulfat Garam :
a. Siapkan larutan jenuh garam Natrium Sulfat/Magnesium Sulfat dengan cara
mengambil 1 sendok Natrium Sulfat/Magnesium Sulfat dan melarutkannya dengan 1
liter air bersih.
b. Aduk dengan perlahan kemudian simpan dalam dessicator selama ±24.
2. Ambil contoh agregat yang akan diuji sebanyak 150 gram, cucilah hingga bersih dan
keringkan kedalam oven selama ± 24 jam kemudian saring dengan saringan yang tertera
pada Tabel 9.1.
3. Timbang Wadah/Cawan (W1)
4. Masukan benda uji kedalam wadah lalu timbang (W2). Jadi, berat benda uji (A) = W1 –
W2 harus seberat (100 ± 0,1 gram).
5. Kemudian, masukan benda uji ke dalam beaker glass dan tuangkan larutan garam
Natrium / Magnesium Sulfat yang telah memenuhi syarat dengan ketinggian kurang lebih
9. Biarkanlah meniris selama (15 + 5) menit, lalu keringkan di dalam oven pada temperatur
(110 + 5)°C sampai diperoleh berat konstan, berat konstan diperoleh apabila diperoleh
kehilangan berat kurang dari 0,1% dari berat contoh uji selama 4 jam pengeringan.
10. Setelah diperoleh berat konstan, dinginkan contoh uji.
11. Cucilah contoh uji agar bebas dari natrium atau magnesium sulfat. Cucilah dengan air
pada temperatur (43 + 6)°C dengan cara mengalirkan air panas ke dalam wadah contoh
sampai meluap keluar, untuk memastikan bahwa contoh uji telah bebas dari natrium
sulfat atau magnesium sulfat, periksalah air cucian dengan larutan barium klorida 0,2 M
jika tidak terdapat endapan putih dari barium sulfat maka pencucian sudah selesai.
Selama proses pencucian jagalah contoh uji dari guncangan atau tumbukan yang dapat
membuat pecah atau retaknya contoh uji.
12. Setelah contoh uji bebas dari natrium sulfat atau magnesium sulfat, keringkanlah masing-
masing fraksi contoh uji pada temperatur (110 + 5)°C selama ± 24 jam.
13. Saringlah agregat halus dengan ukuran saringan yang sama pada saat persiapan contoh
uji.
14. Timbang dan catatlah berat contoh yang tertahan pada masing-masing saringan (B). Berat
benda uji (C) = B – W.
-C
Kadar Kelapukan Agregat = x 100%
C
Mulai
Ambil cawan (W1) lalu masukkan benda uji ke cawan dan timbang (W2)
Cuci benda uji dengan hati-hati untuk menghilangkan larutan garam sulfat
Timbang dan catat berat benda uji yang tertahan pada tiap saringan
Selesai
BLANKO
URAIAN I II III
Mengetahui :
Asisten Laboratorium
LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON – SURVEYING – INVESTIGASI TANAH – HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman KM.3 Cilegon Tlp. 081328278151
LAMPIRAN
SOUNDNESS TEST AGREGAT HALUS
4. Cawan.
BAB 10
PH AIR
(SNI 6989.11 2019)
B. BENDA UJI
1. Air Suling
2. Air PDAM
D. CARA PENGUJIAN
1. Masukan air suling kedalam wadah secukupnya;
2. Masukan bagian kertas PH yang berwarna kedalam air suling tersebut kemudian diamkan
selama 45 detik;
3. Setelah itu angkat kertas PH dari wadah tersebut, kemudian cocokan warnanya dengan
standar laju kertas PH sehingga diketahui jenis airnya;
4. Kemudian mengulangi langkah 1- 3 untuk air PDAM.
Mulai
Setelah 45 detik angkat kertas PH dan cocokkan dengan satandar laju kertas PH
Mencatat hasilnya
Selesai
PH AIR
Air Suling
Air PDAM
Mengetahui :
Asisten Laboratorium
LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON – SURVEYING – INVESTIGASI TANAH – HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman KM.3 Cilegon Tlp. 081328278151
LAMPIRAN
PH AIR
2. Air suling.
3. Air PDAM.
4. Cawan.
LAMPIRAN
PH AIR
Memasukkan kertas pH ke
2.
dalam air selama 45 detik.
Mecocokkan kertas pH
3.
dengan standar kertas pH.
KONSISTENSI NORMAL
B. BENDA UJI
Semen Portland sebanyak ± 300 gram.
D. CARA PENGUJIAN
Pencampuran
1. Timbang semen dan air suling yang akan dipakai masing-masing sebesar 300 gram dan
26% dari berat semen;
2. Kemudian masukan benda uji yaitu semen Portland kedalam cawan kemudian tuangkan
air suling dan diamkan selama 30 detik;
3. Jalankan mesin pengaduk dengan kecepatan (140 ± 5) rpm, dan aduk semen dan air tadi
selama 30 detik;
4. Hentikan mesin pengaduk dan diamkan selama 15 detik, lalu bersihkan pasta yang
Mulai
Selesai
KONSISTENSI NORMAL
No Lampiran Laporan : …………… Tanggal : ……………
Jenis Material : …………… Dikerjakan Oleh : ……………
Nomor Contoh : …………… Dihitung Oleh : ……………
Pekerjaan : …………… Diperiksa : ……………
Berat Contoh : ……………
I II III IV V
Konsistensi (%)
Penurunan (mm)
Mengetahui :
Asisten Laboratorium
LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON – SURVEYING – INVESTIGASI TANAH – HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman KM.3 Cilegon Tlp. 081328278151
LAMPIRAN
KONSISTENSI NORMAL
3. Cawan.
4. Stopwatch.
5. Sendok perata.
6. Mixer.
7. Air suling.
8. Sarung tangan.
9. Vicat apparatus.
2. Mengambil semen.
BAB 12
VICAT TEST
B. BENDA UJI
Semen Portland.
D. CARA PENGUJIAN
1. Timbang cawan yang akan digunakan untuk tempat semen sementara pada saat
penghitungan berat semen;
2. Ambil semen yang berbutir halus, tidak menggumpal;
3. Timbang semen sesuai dengan kadar yang telah ditentukan, yaitu 300 gram;
4. Masukan air secukupnya pada cawan yang berlainan, yang ukurannya cukup besar;
5. Masukan semen yang telah ditimbang kedalam cawan telah terisi oleh air, diamkan
selama 30 detik agar air menyerap kedalam semen;
6. Aduk campuran semen dan air tersebut selama 30 detik dengan menggunakan mixer, lalu
bersihkan bagian samping cawan dari pasta semen yang menempel;
7. Aduk kembali campuran tersebut selama 1 menit, penghitungan waktu dapat dibantu
dengan stopwatch;
Mulai
Aduk semen dan air menggunakan mixer selama 30 detik lalu bersihkan pasta di sisi wadah
Matikan mesin dan buat pasta seperti bola tangan lalu lemparkan sebanyak 6 kali antara satu
tangan dengan tangan lainnya sejauh 15 cm
Letakan bola pasta semen tersebut pada tangan kiri lalu tekan pasta semen kedalam sisi mold yang
besar sampai keluar dari sisi yang lainnya
Ratakan permukaan yang memiliki diameter lebih besar terlebih dahulu dengan menggunakan
scraper atau spatula kemudian letakan pada plat kaca
Ratakan permukaan yang berdiameter lebih kecil dengan menggunakan scraper atau
spatula dan haluskan permukaannya
Letakan cetakan pasta semen tadi diantara alat alat vicat dengan jarum vicat, kemudian tempelka
ujung jarum vicat pada permukaan pasta semen, tetapi jangan sampai menusuk permukaannya da
diamkan selama 30 detik
Letakkan jarum penunjuk pada angaka nol, kemudian kendurkan baut penjepit tersebut, baca
posisi akhir penunjukan jarum setelah 30 detik
Ulangi percobaan sampai didapat penetrasi yang lebih kecil dari 25 mm (dimana jarak
titik pengukuaran satu sama lain < 9 mm diukur dari tepi mold)
Selesai
1 30
2 40
3 50
4 60
5 70
6 80
7 90
8 100
9 110
10 120
11 130
12 140
13 150
14 160
15 170
Mengetahui :
Asisten Laboratorium
LAMPIRAN
VICAT TEST
3. Cawan.
4. Stopwatch.
5. Sendok perata.
6. Mixer.
7. Air suling.
8. Sarung tangan.
9. Vicat apparatus.
BAB 13
B. BENDA UJI
Semen Portland.
D. CARA PENGUJIAN
1. Isi Botol Chatelier dengan cairan SMT bebas air sampai mencapai skala antara 0-1, lalu
bagian dalam botol diatas permukaan cairan dikeringkan;
2. Selanjutnya botol direndam dalam air sampai suhu dalam botol sama dengan suhu air
perendam;
3. Baca Skala pada botol yang telah direndam (V1);
4. Ambil cawan, lalu timbang kemudian catat hasil tibangan;
5. Isi cawan yang telah ditimbang tadi dengan semen sebanyak 64 gram;
6. Masukan semen kedalam botol sedikit demi sedikit dengan menggunakan bantuan
refrence rod agar tidak ada semen yang menempel pada dinding botol chatelier;
7. Kemudian goyang - goyangkan botol yang telah diisi semen ke kanan dan ke kiri sampai
tidak ada lagi gelembung udara di dalam larutan;
8. Setelah gelembung udara telah dipastikan tidak ada, botol chatelier kembali direndam
sampai suhu botol sama dengan suhu air perendam;
9. Angkat botol dan catat skala yang ada pada botol (V2).
10. Hitung volume contoh (V) = V2 – V1
Mulai
Isi Botol Chatelier dengan cairan SMT bebas air hingga skala antara 0-1, lalu
bagian dalam botol diatas permukaan cairan dikeringkan
Rendam botol dalam air hingga suhu sama dengan air perendam
Masukan semen kedalam botol sedikit demi sedikit dengan menggunakan bantuam
refrence rod agar tidak ada semen yang menempel pada dinding botol chatelier
Kemudian goyang - goyangkan botol yang telah diisi semen ke kanan dan ke kiri sampai tidak ada lagi
gelembung udara di dalam larutan
Setelah gelembung udara telah dipastikan tidak ada, botol chatelier kembali direndam sampai
suhu botol sama dengan suhu air perendam
Angkat botol dan catat skala yang ada pada botol (V2), lalu hitung volume contoh
Selesai
Mengetahui :
Asisten Laboratorium
LAMPIRAN BERAT
JENIS SEMEN
1. Botol Le Chatelier.
2. Funnel
3. Termometer
4. SMT
LAMPIRAN BERAT
JENIS SEMEN
B. BENDA UJI
Benda uji yang digunakan dalam percobaan ini adalah agregat kasar dan agregat halus.
D. CARA PENGUJIAN
Hari ke-1:
1. Menimbang silinder baja dengan ketelitian 0,1 gram dan mencatat hasil timbangannya
(W1);
2. Mengambil benda uji berupa agregat kasar atau agregat halus yang banyaknya tidak
boleh kurang dari silinder baja;
3. Menaruh benda uji yang telah diambil ke dalam wadah dan meratakannya;
4. Memasukkan benda uji yang telah diratakan di dalam wadah ke dalam drying oven dan
diamkan selama 24 jam pada suhu (100 ± 5)˚C;
Hari ke-2:
1. Mengeluarkan benda uji yang telah dimasukkan ke dalam oven, lalu mendiamkannya
beberapa saat;
1 2
V=
Mulai
Hari kedua
Mengolah data
Selesai
URAIAN I II III
LAMPIRAN BERAT
ISI AGREGAT
2. Silinder baja.
3. Mistar perata.
5. Cawan.
6. Tongkat pemadat.
LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON – SURVEYING – INVESTIGASI TANAH – HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman KM.3 Cilegon Tlp. 081328278151
LAMPIRAN BERAT
ISI AGREGAT
SNI-7656-2012
11. Tetapkan Volume agregat kasar dengan meliat tabel hubungan antara ukuran nominal
agregat maksimum (mm) dengan volume agregat kasar kering oven persatuan volume
beton untuk berbagai modulus kehalusan dari agregat halus. (Tabel 5. Volume agregat
kasar per satuan volume beton terlampir) apabila nilai modulus kehalusan berada
ditengah – tengah atau tidak berada ditabel maka tentukan dengan menggunakan
interpolasi;
12. Menetapkan berat agregat kering oven;
13. Menentukan jumlah agregat kasar dengan, W Agr. Kasar = Wagr. kering oven x Vol. Agregat ;
14. Memperkirakan berat awal beton dengan melihat tabel hubungan antara Ukuran nominal
3
agregat maksimum (mm) dengan perkiraan awal berat beton segar (kg/m ).(Tabel 6.
Perkiraan awal berat beton segar terlampir);
15. Menentukan jumlah agregat halus, dengan rumus Wagr.halus = perkiraan awal berat beton –
(Wagr.kasar + Wc + Wair);
16. Menentukan jumlah agregat yang dibuhkan Dengan jumlah air, semen dan agregat kasar
yang ada, dan perkiraan adanya udara terperangkap (%) sesuai dengan yang sudah
ditentukan pada (Tabel 2. terlampir Perkiraan kebutuhan air pencampur dan kadar
udara untuk berbagai slump dan ukuran nominal agregat maksimum) sesuai
dengan berikut:
a) Menetukan volume air, Volume padat semen, volume absolute agregat kasar, dan
volume udara yang tertangkap (vol. udara% x 1000) ; Vol = 1
b) Menjumlahkan volume air, Volume padat semen, volume absolute agregat kasar, dan
volume udara yang tertangkap (∑volume)
c) Menetukan volume agregat haus yang dibutuhkan dengan rumus, Volume agregat
halus = 1 - ∑volume
d) Berat agregat halus yang dibutuhkan = Vol. agr halus x Bj SSD agr. halus x 1000
17. Menentukan proporsi campuran beton dengan menjumlah semua berat bahan yang sudah
ditentukan sebelum nya.
20. Maka didapat proporsi masing – masing bahan yang akan digunakan untuk pencampuran
beton lalu dikalikan dengan banyaknya sampel yang akan di buat.
BLANKO
No Data Keterangan
1 Tipe semen
2 BJ Semen
12 Mutu Rencana
Mengetahui :
Asisten Laboratorium
z
LAMPIRAN
Tabel 2. Perkiraan kebutuhan air pencampur dan kadar udara untuk berbagai slump dan ukuran nominal agregat
Air (kg/m3) untuk ukuran nominal agregat maksimum batu pecah
Slump 9.5 12.7 19 25 37.5 50 75 150
(mm) mm mm mm mm mm mm mm mm
Beton tanpa tambahan udara
25-50 207 199 190 179 166 154 130 113
75-100 228 216 205 193 181 169 145 124
150-175 243 228 216 202 190 179 160 -
>175 -
Banyaknya udara dalam
3 2.5 2 1.5 1 0.5 0.3 0.2
beton (%)
Beton dengan tambahan udara
25-50 181 175 168 160 150 142 122 107
75-100 202 193 184 175 165 157 133 119
150-175 216 205 197 184 174 166 154 -
>175
Jumlah kadar udara yang
disarankan untuk tingkat
4.5 4.0 3.5 3.0 2.5 2.0 1.5 1.0
pemaparan sebagai
berikut : ringan (%)
sedang (%) 6.0 5.5 5.0 4.5 4.5 4.0 3.5 3.0
berat (%) 7.5 7.0 6.0 6.0 5.5 5.0 4.5 4.0
z
Tabel 3. Hubungan antara rasio air – semen (w/c) atau rasio air – bahan bersifat semen
{w/(c+p)} dan kekuatan beton
Rasio air-semen (berat)
Kekuatan beton umur 28 hari, Mpa Beton tanpa tambahan Beton d
udara
40 0.42
35 0.47
30 0.54
25 0.61
20 0.69
15 0.79
Tabel 4. Maksimum rasio (w/c) atau {w/(c=p)} yang diinginkan untuk beton tingkat
pemaparan berat (severe exposures)
z
B. BENDA UJI
Beton Segar
D. CARA PENGUJIAN
1. Basahi cetakan dan letakkan di atas permukaan datar, lembab, tidak menyerap air dan
kaku dengan kokoh. Segera isi cetakan dalam tiga lapis, setiap sepertiga dari volume
cetakan diisi hingga keketebalan 67 mm , dua pertiga dari volume diisi hingga ketebalan
155 mm.
2. Padatkan setiap lapisan dengan 25 tusukan menggunakan batang pemadat. Sebarkan
penusukan secara merata di atas permukaan setiap lapisan.
3. Dalam pengisian dan pemadatan lapisan atas, lebihkan adukan beton di atas cetakan
sebelum pemadatan dimulai., ratakan permukaan beton pada bagian atas cetakan dengan
cara menggelindingkan batang penusuk di atasnya. Lepaskan segera cetakan dari beton
dengan cara mengangkat dalam arah vertikal secara-hati-hati. Angkat cetakan dengan
jarak 300 mm dalam waktu 5 ± 2 detik tanpa gerakan lateral atau torsional. Selesaikan
seluruh pekerjaan pengujian dari awal pengisian hingga pelepasan cetakan.
4. Setelah beton menunjukkan penurunan pada permukaan, ukur segera slump dengan
menentukan perbedaan vertikal antara bagian atas cetakan dan bagian pusat permukaan
atas beton. Bila terjadi keruntuhan atau keruntuhan geser beton pada satu sisi atau
sebagian massa beton, abaikan pengujian tersebut dan buat pengujian baru dengan porsi
lain dari contoh.
Nilai Slump = Tinggi alat slump – tinggi beton setelah terjadi penurunan
Mulai
Sebarkan
penusukan secara
BLANKO
Selesai
Nomor
Pengamatan Penurunan (mm) Gambar
Penurunan
Mengetahui :
Asisten Laboratorium
LAMPIRAN PENGUJIAN
SLUMP BETON
5. Mistar ukur.
LAMPIRAN PENGUJIAN
SLUMP BETON
B. BENDA UJI
Beton yang sudah pada umur perencanaan pengujian, dan sudah di curing sebelumnya.
D. CARA PENGUJIAN
1. Timbang benda uji terlebih dahulu lalu catat hasil nya;
2. Letakkan benda uji pada mesin tekan secara sentris;
3. Jalankan mesin tekan;
4. Lakukan pembebanan sampai benda uji menjadi hancur;
5. Setelah berada dalam kondisi maksimal (tidak ada kenaikan lagi pada jarum mesin tekan)
catat hasilnya.
6. Gambar bentuk retakan dan catatlah keadaan benda uji.
BLANKO
PENGUJIAN KUAT TEKAN BETON
1. sebelumnya proporsinya
dihitung dalam perenc
campuran beton;
Memasukkan bahan-bahan ke d
pengaduk beton
dengan urutan yang telah diten
2.
lalu mengaduk campuran d
menyalakan alat;
Setelah direndam,
BAB 18
B. BENDA UJI
Beton struktur (plat, kolom, balok)
D. CARA PENGUJIAN
1. Tentukan elemen struktur yang akan dilakukan pengujian hammer test sesuai pada jenis
elemen. Pelat dan dinding beton harus memiliki ketebalan minimal 100 mm dan kolom
minimal 125 mm.
2. Pastikan permukaan elemen struktur tidak kasar.
3. Siapkan area minimum seluas 100mm x 100mm pada area yang sudah dihaluskan.
4. Siapkan 10 titik pengujian dengan jarak minimum antar titik 25 mm.
5. Lakukan pengujian dengan arah pukulan yang sama pada setiap bidang benda uji.
6. Tempelkan ujung peluncur pada permukaan titik uji dengan posisi tegak lurus dengan
bidang uji.
7. Secara perlahan lakukan pengujian pada bidang uji sampai terjadi pukulan pada bidang
uji.
8. Tekan tombol pengunci agar pembacaan kuat tekan dapat dilakukan.
Dimana :
��𝑏𝑚 = Bacaan rebound rata-rata
𝜎𝑏 = Bacaan rebound
N = Banyaknya pukulan
12. Nilai pembacaan tiap titik tidak boleh memiliki selisih 6 angka terhadap nilai rata-
ratanya.
13. Kalikan nilai pukulan rata-rata dengan angka kalibrasi alat.
��𝑏𝑚 (kalibrasi) = ��𝑏𝑚 x angka kalibrasi
14. Lakukan pembacaan pukulan sebenarnya dengan bantuan tabel angka pukulan vz
perkiraan kuat tekan beton.
15. Hitung deviasi standar
∑
S=√ 1
BLANKO
HAMMER TEST
Tanggal Pengujian : Dilakukan oleh :
Lokasi Pengujian : Dihitung oleh :
Jenis Struktur : Diperiksa oleh :
Angka Kalibrasi :
Average of Compression
Strike Rebound Average after
No Rebound Number Calibration (��𝑏)
Angel Number (R) Remasrk
(N/mm2)
5
LAMPIRAN
HAMMER TEST
2. Penggaris.
LAMPIRAN
HAMMER TEST
Memastikan permukaan el
1. struktur tidak kasar;
KEL 5
Menyiapkan area
minimum seluas 100 mm x
2. 100 mm pada area yang sud
KEL 5
dihaluskan;
Menempelkan ujung
peluncur pada permukaan
5. titik uji dengan posisi
KEL 5 tegak lurus dengan bidang
uji;
BLANKO
7.
KEL 5
yang ditunjukkan oleh
skala;
BAB 19
PUNDIT TEST
B. BENDA UJI
Beton struktur
D. CARA PENGUJIAN
1. Siapkan alat uji dan kalibrasi alat uji dengan menggunakan media kalibrasi.
Cara kalibrasi :
a. Tekan tombol On
b. Tekan tombol Setting 2x
c. Olesi kedua ujung transducer dengan menggunakan ultrasonic gel, kemudian
tempelkan transducer ke ujung media kalibrasi berbentuk silinder
d. Tekan tombol play, tunggu hingga layar menampilkan dua ceklis
2. Tentukan elemen struktur yang akan diuji pundit test.
3. Bersihkan benda uji dan ratakan permukaan benda uji dengan menggunakan gurinda.
4. Tentukan titik yang akan diuji serta ukur jarak antar titik menggunakan penggaris.
5. Olesi transducer menggunakan ultrasonic gel.
6. Kemudian lakukan pengujian pundit dengan cara direct transmission, dengan menekan
tombol ikon direct transmission.
PUNDIT TEST
6
LAMPIRAN
PUNDIT TEST
KEL 5
KEL 5
2. Media kalibrasi;
4. Meteran/penggaris;
KEL 5
5.
KEL 5 Sikat kawat;
6. Lap/tissue.
KEL 5
LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON – SURVEYING – INVESTIGASI TANAH – HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman KM.3 Cilegon Tlp. 081328278151
LAMPIRAN
PUNDIT TEST
KEL 5
KEL 5
KEL 5
KEL 5
KEL 5
KEL 5
TEKAN
Kemudian melakukan
KEL 5
pengujian pundit dengan cara
6. DIRECT TRANSMISSION
direct transmission dengan
menekan ikon direct
PUNDIT TEST
transmission;
TOMBOL ATAS
TOMBOL BAWAH
Tempelkan transducer yang telah
diolesi ultrasonic gel secara
direct transmission, lalu tekan
8. tombol play, tunggu hingga
layar menunjukkan nilai
KEL 5 kecepatan gelombang, kemudian
tekan tombol ikon save 2 kali;
BAB 20
B. BENDA UJI
Benda uji yang dipergunakan dalam pengujian kuat tarik baja terdiri dari :
1. Besi polos Ø12.
2. Besi ulir/sirip Ø10.
D. CARA PENGUJIAN
1. Menyiapkan benda uji setiap contoh dengan bentuk dan dimensi dengan ketentuan;
2. Beri nomor setiap benda uji, kemudian ukur masing-masing benda uji dengan penggaris
atau jangka sorong dan catat hasilnya;
3. Memasang benda uji dengan cara menjepit bagian ujung dari benda uji pada alat penjepit
mesin tarik, sumbu alat penjepit harus berimpit dengan sumbu benda uji;
4. Memasang Displacement Transducer;
5. Jalankan mesin uji dengan tarik benda uji penambahan beban yang konstan sampai benda
uji penambahan beban;
6. Catat besarnya gaya tarik.
Panjang, lebar,
Mengukur banda tinggi, diameter.
Jalankan mesin
Gambar 20.1 Diagram Alir Pengujian Kuat Tarik Baja
TARIK BAJA
LUAS PENAMPANG
DIAMETER BER
NOMINAL
PENAMPANG POLOS NOMINAL (D) P
NO (A)
mm cm² k
LAB AKTUAL
RATA-
BEBAN REGANGAN TEGANGAN
DIAL 1 DIAL 2 DIAL 1 DIAL 2 RATA
No
1
LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON – SURVEYING – INVESTIGASI TANAH – HIDROLIKA FAKULTAS
TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman KM.3 Cilegon Tlp. 081328278151
DIAMETER
DIAMETER LUAS TINGGI SIRIP JARAK SIRIP BERAT
DALAM LEBAR SIRIP
PENAMPANG NOMINAL PENAMPANG MELINTANG NOMINAL
MINIMAL MEMBUJUR
NO (D) NOMINAL (A) (MAKS) PERMETER
SIRIP (Do) MIN MAKS
mm cm² mm mm mm mm mm kg/m
LAB AKTUAL
RATA-
BEBAN REGANGAN TEGANGAN
DIAL 1 DIAL 2 DIAL 1 DIAL 2 RATA
No
Mengetahui :
Asisten Laboratorium
LAMPIRAN KUAT
TARIK BAJA
2. Jangka sorong.
3. Gerinda.
LAMPIRAN KUAT
TARIK BAJA
B. BENDA UJI
Benda uji yang digunakan pada percobaan ini adalah benda uji berupa kayu dengan ukuran 5
x 5 x 5cm sebanyak 3 buah.
D. CARA PENGUJIAN
1. Volume ditentukan dengan cara diukur.
a. Timbang benda uji pada keadan kadar air aslinya, dengan ketelitian kurang lebih
0,2% ( B gram).
b. Tentukan kadar air dari contoh yang sama dengan membuat benda uji yang lain.
c. Ukur panjang, lebar, tinggi benda uji dengan ketelitian 0,3% atau kurang.
d. Perhitungan :
Berat jenis =
Dimana :
Apabila berat jenis diperhitungkan atas dasar benda uji pada keadaan kering oven, maka
Berat jenis =
(1 + M/100)
Dimana :
Cara ini ditentukan untuk benda uji berbentuk tertentu atau tidak teratur.
a. Timbang benda uji pada keadaan kadar air asli, dengan ketelitian 2%( B gram ).
Cara I :
1. Letakan benda uji dalam bejana yang telah diketahui volumenya, laludimasukan air
secukupnya sehingga penuh atau sampai pada batas gari sukur tertentu.
2. Baca volume yang terisi air penuh atau pada garis ukur tadi,misalnya ( V cm3 ).
4. Ukur volume air yang terdapat dalam bejana ( V1 cm3 ).Agar tidak mengapung tekan
5. Kemudian baca volumenya pada skala misalnya V1 cm3.Volume benda uji sama dengan
( V1 - V ) cm3.
6. Catatan :Agar benda uji menyerap air yang ada pada tabung, maka bila benda uji kering
perlu dicelupkan dalam air sebentar sebelum dimasukan ke dalam tabung atau gelas ukur.
MULAI
Kayu ukuran 5 x 5 x 5 cm
Berat kayu awal
Ditimbang dan dicatat beratnya
(A)
Hitung volume
JENIS KAYU
KELAS KEKUATAN
Sipat
I II III IV V
2. Jangka Sorong
3. Gelas ukur
LAMPIRAN
KADAR AIR KAYU
B. BENDA UJI
Benda uji yang digunakan pada percobaan ini adalah benda uji berupa kayu dengan ukuran 5
x 5 x 5cm sebanyak 5 buah.
D. CARA PENGUJIAN
Hari Pertama :
1. Siapkan semua peralatan dan bahan yang dibutuhkan
2. Setelah dipotong Timbang benda uji sehingga didapat A gram
3. Peneringan dalam oven
Setelah penimbangan awal, keringkan benda uji dalam oven pengering pada suhu tetap
o
(70 5 C) sampai tercatat berat tetap. Untuk mengetahui tercapainya berat tetap,
selama saat pengeringan timbang benda uji pada saat sudah 24 jam dioven. Hindarilah
pengeringan yang terlalu lama untuk mencapai berat tetap tersebut.
4. Penimbangan akhir
Timbang benda uji yang telah dikeringkan, terlebih dahulu benda uji didinginkan, catat
hasil penimbangan (B gr)
5. Hitung kadar air yang diperoleh dengan menggunakan rumus yang telah ditentukan
berdasarkan data yang diperoleh.
HARI KE -1
Kayu ukuran 5 x 5 x 5 cm
Berat kayu awal
Ditimbang dan dicatat beratnya
(A)
o
Keringkan dalam oven temperatur (70±5 C) selama ±24+4 jam
HARI KE -2
Berat Kayu
No. Benda Uji Awal (A) Kering Oven (B) Kadar Air Kayu
Gram Gram (%)
Rata – rata
2. Jangka sorong.
4. Desikator.
LAMPIRAN BERAT
JENIS KAYU
B. BENDA UJI
Batang kayu dengan minimal 5 buah dengan ketentuan :
1. Pengujian kuat tekan sejajar serat (50 x 50 x 200) mm;
2. Pengujian kuat tekan tegak lurus serat (50 x 50 x 150) mm.
D. CARA PENGUJIAN
1. Siapkan benda uji sesuai ketentuan untuk setiap jenis pengujian;
2. Beri nomor setiap benda uji, kemudian ukur masing-masing benda uji dengan roll meter
atau jangka sorong dan catat hasilnya;
3. Letakkan benda uji secara sentris terhadap alat pembebanan;
4. Jalankan mesin uji dengan ketentuan :
a. Untuk pengujian kuat tekan sejajar serat dengan kecepatan pembebanan harus
konstan merata dan dapat diatur sehingga kecepatan gerakan beban 1 mm per menit;
b. Untuk pengujian kuat tekan tegak lurus serat dengan kecepatan pembebanan harus
konstan merata dan dapat diatur sehingga kecepatan gerakan beban 0,3 mm per
menit;
5. Lakukan pembebanan sampai beban maksimum, kemudian catat hasilnya;
6. Gambar bentuk retakan-retakan yang timbul setelah pengujian;
7. Htiung kuat tekan kayu dengan rumus :
Dimana :
Fc = kuat tekan kayu (Mpa)
p = beban uji maksimum (N)
b = lebar benda uji (m)
h = tinggi benda uji (m)
Mulai
Selesai
5
LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON – SURVEYING – INVESTIGASI TANAH – HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman KM.3 Cilegon Tlp. 081328278151
LAMPIRAN KUAT
TEKAN KAYU
2. Gergaji.
3. Jangka sorong.
LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON – SURVEYING – INVESTIGASI TANAH – HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman KM.3 Cilegon Tlp. 081328278151
LAMPIRAN KUAT
TEKAN KAYU
BAB 24
B. BENDA UJI
Benda uji yang dipergunakan dalam pengujian kuat tarik kayu sesuai dengan ketentuan,
dengan kadar air maksimum 20%.
D. CARA PENGUJIAN
1. Menyiapkan benda uji setiap contoh dengan bentuk dan dimensi dengan ketentuan;
2. Beri nomor setiap benda uji, kemudian ukur masing-masing benda uji dengan penggaris
atau jangka sorong dan catat hasilnya;
3. Memasang benda uji dengan cara menjepit bagian ujung dari benda uji pada alat penjepit
mesin tarik, sumbu alat penjepit harus berimpit dengan sumbu benda uji;
4. Jalankan mesin uji dengan ketentuan :
a. Untuk pengujian kuat tarik sejajar serat dengan kecepatan pembebanan harus konstan
merata dan dapat diatur sehingga kecepatan gerakan beban 20 MPa/menit;
b. Untuk pengujian kuat tarik tegak lurus serat dengan kecepatan pembebanan harus
konstan merata dan dapat diatur sehingga kecepatan gerakan beban 0,1 MPa/menit;
5. Mencatat besarnya gaya tarik
Panjang, lebar,
Mengukur banda tinggi, diameter.
Jalankan mesin
Uji tarik sejajar serat: 20 MPa/menit Uji tarik tegak lurus serat: 0,1 MPa/menit
Mencatat hasil
BLANKO KUAT
TARIK KAYU
UKURAN KUAT
KUAT
BEBAN TARIK
JENIS TARIK BENTUK
NO MAKSIMUM RATA- KET
KAYU B H N/mm 2 KERETAKAN
(N) RATA
(mm) (mm) (MPa) 2
N/mm (MPa)
UKURAN KUAT
KUAT
BEBAN TARIK
JENIS TARIK BENTUK
NO MAKSIMUM RATA- KET
KAYU B H N/mm 2 KERETAKAN
(N) RATA
(mm) (mm) (MPa) 2
N/mm (MPa)
LAMPIRAN KUAT
TARIK KAYU
2. Jangka sorong.
3. Gerinda.
LAMPIRAN KUAT
TARIK KAYU
B. BENDA UJI
Batang kayu dengan ukuran (50 x 50 x 760) mm
D. CARA PENGUJIAN
1. Siapkan benda uji sesuai ketentuan yang sudah ditetapkan;
2. Ukur dimensi setiap benda uji dan beri nomor atau kode pada masing-masing benda uji,
kemudian catat hasilnya;
3. Benda uji diletakkan di atas kedua tumpuan pelat dan rol, dengan jarak tumpuan 710 mm;
4. Letakkan bantalan penekan di atas benda uji;
5. Jalankan mesin uji dengan kecepatan pembebanan sesuai ketentuan, yaitu kecepatan
gerakan beban 2,5 mm per menit dengan diperbolehkan ada penyimpangan ± 25%;
6. Lakukan pembebanan hingga mencapai beban maksimumnya, kemudian catat hasilnya;
7. Tentukan bentuk keretakan yang terjadi;
8. Hitung kuat lentur kayu dengan rumus :
Fb =
Dimana :
Fb = kuat lentur kayu (Mpa)
P = beban uji maksimum (N/mm)
L = jarak tumpuan (mm)
Mulai
Selesai
2. Jangka sorong.
LAMPIRAN KUAT
LENTUR KAYU
Mengoperasikan mesin
5.
UTM.
B. BENDA UJI
Kayu.
D. CARA PENGUJIAN
1. Siapkan benda uji sesuai ketentuan;
2. Beri nomor setiap benda uji, kemudian ukur masing-masing benda uji dengan roll meter
atau jangka sorong dan catat hasilnya;
3. Letakkan benda uji pada alat uji dan jepit dengan penjepit baja;
4. Jalankan mesin uji dengan ketentuan :
a. Kecepatan gerakan beban 0,6 mm/menit untuk kecepatan gerakan beban yang dapat
diukur, atau:
b. Kecepatan gerakan beban 5000 N/menit untuk kecepatan gerakan beban yang tidak
dapat diukur.
5. Lakukan pembebanan sampai beban maksimum, kemudian catat hasilnya;
6. Gambar bentuk retakan-retakan yang timbul setelah pengujian;
7. Htiung kuat geser kayu dengan rumus :
Fs =
Dimana :
Fs = kuat geser kayu (MPa)
p = beban uji maksimum (N)
Mulai
Selesai
2. Jangka sorong.
3. Penjepit baja.
LAMPIRAN KUAT
GESER KAYU
SNI-1969-2008 Cara Uji Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Kasar
SNI-1970-2008 Cara Uji Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Halus
SNI 1971 2011 Cara Uji Kadar Air Total Agregat dengan Pengeringan
SNI-ASTM-C117-2012 Metode Uji Bahan yang Lebih Halus dari Saringan No. 200 dalam
Agregat Mineral dengan Pencucian
SNI 2417-2008 Cara Uji Keausan Agregat Dengan Mesin Abrasi Los Angeles
SNI-2816-2014 Metode Uji Bahan Organik dalam Agregat Halus Untuk Beton
SNI ASTM C 136 2012 Metode Uji untuk Analisis Saringan Agregat Halus dan Agregat
Kasar
SNI-3407-2008 Cara Uji Sifat Kekekalan Agregat dengan Cara Perendaman Menggunakan
Larutan Natrium Sulfat atau Magnesium Sulfat
SNI-6989-11-2019 Cara Uji pH dengan Menggunakan pH meter
SNI-03-6827-2002 Metode Pengujian Waktu Ikat Awal Semen Portland dengan
Menggunakan Alat Vicat untuk Pekerjaan Sipil
SNI-15-2531-1991 Metode Pengujian Berat Jenis Semen Portland
SNI-1973-2008 Cara Uji Berat Isi, Volume Produksi Campuran dan Kadar Udara Beton
SNI 7656-2012 Tata Cara Pemilihan Campuran untuk Beton Normal
SNI-1972-2008 Cara Uji Slump Beton
SNI 03-1974-1990 Metode Pengujian Kuat Tekan Beton
SNI 4430-1997 Metode Pengujian Elemen Struktur Beton dengan Hammer Test
SNI ASTM C597-2012 Kecepatan Rambat Gelombang Melalui Beton
SNI 2052-2014 Baja Tulangan Beton
SNI 03-6850-2002 Pengujian Pengukuran Kadar Air, Kayu dan Bahan Berkayu
SNI 03-3958-1995 Metode Pengujian Kuat Tekan Kayu di Laboratorium
SNI 03-3399-1994 Metode Pengujian Kuat Tarik Kayu di Laboratorium
SNI 03-3959-1995 Metode Pengujian Kuat Lentur Kayu di Laboratoium
SNI 03-3400-1994 Metode Pengujian Kuat Geser Kayu di Laboratorium