Anda di halaman 1dari 199

MODUL PRAKTIKUM ILMU

BAHAN

Disusun Oleh :

Kepala Laboratorium : Baehaki, S.T., M.Eng.

Asisten Laboratorium : Fina Annisa

Ahmad Rizki Sibro M.

Zeldi Zainaldi

Dita Yunitamalia

Gusti Mulya Direja

Puja Salsabila

Walid Khoirul Ramadhan

Yuli Triadi

JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

TAHUN AKADEMIK

2020 – 2021
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Alhamdulillah penyusun panjatkan kepada Allah SWT, karena nikmat dan
karunia-Nya lah sehingga Modul Praktikum Ilmu Bahan ini dapat diselesaikan.
Dalam pembuatan Modul Praktikum ini penyusun mengucapkan teima kasih kepada
Kepala Laboratorium Teknik Sipil yang telah memberikan arahan serta bimbingannya
sehingga Modul Praktikum Ilmu Bahan ini dapat terselesaikan.
Penyusun menyadari masih banyak kekurangan dalam modul praktikum ini, untuk itu
penyusun mengharapkan saran serta kritik yang dapat menyempurnakan modul praktikum
Ilmu Bahan ini. Semoga modul ini bermanfaat bagi kita semua.
Besar harapan, semoga modul ini dapat berguna bagi kemajuan teknik sipil khususnya
di bidang Ilmu Bahan bangunan.

Cilegon, Juni 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

COVER........................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................................. iii
BAB 1 BERAT JENIS AGREGAT KASAR ............................................................ 1
BAB 2 BERAT JENIS AGREGAT HALUS............................................................. 5
BAB 3 KADAR AIR AGREGAT ............................................................................. 9
BAB 4 KADAR LUMPUR AGREGAT.................................................................... 12
BAB 5 KEAUSAN AGREGAT DENGAN MESIN LOS ANGELES....................... 16
BAB 6 KOTORAN ORGANIK................................................................................. 19
BAB 7 DIAMETER MAKSIMUM AGREGAT KASAR DENGAN ANALISA
SARINGAN ................................................................................................... 21
BAB 8 MODULUS HALUS BUTIR AGREGAT HALUS DENGAN ANALISA
SARINGAN .................................................................................................. 24
BAB 9 SOUNDNESS TEST AGREGAT HALUS..................................................... 27
BAB 10 PH AIR........................................................................................................... 31
BAB 11 KONSISTENSI NORMAL ........................................................................... 33
BAB 12 VICAT TEST................................................................................................... 36
BAB 13 BERAT JENIS SEMEN ................................................................................ 39
BAB 14 BERAT ISI AGREGAT ................................................................................ 41
BAB 15 PERANCANGAN CAMPURAN BETON ................................................... 44
BAB 16 PENGUJIAN SLUMP BETON ..................................................................... 47
BAB 17 PENGUJIAN KUAT TEKAN BETON......................................................... 49
BAB 18 HAMMER TEST............................................................................................. 51
BAB 19 PUNDIT TEST ............................................................................................... 54
BAB 20 KUAT TARIK BAJA .................................................................................... 57
BAB 21 BERAT JENIS KAYU ..................................................................................
BAB 22 KADAR AIR KAYU ..................................................................................... 59
BAB 23 KUAT TEKAN KAYU ................................................................................. 61
BAB 24 KUAT TARIK KAYU................................................................................... 63
BAB 25 KUAT LENTUR KAYU ............................................................................... 65
BAB 26 KUAT GESER KAYU .................................................................................. 67
DAFTAR PUSTAKA
LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON – SURVEYING – INVESTIGASI TANAH – HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman KM.3 Cilegon Tlp. 081328278151

BAB 1

BERAT JENIS AGREGAT KASAR

A. MAKSUD DAN TUJUAN


Praktikum ini bertujuan untuk menentukan berat jenis dalam berat jenis curah kering (bulk),
berat jenis kering permukaan jenuh atau SSD (Saturated surface dry), berat jenis semu
(apparent) dan mengetahui nilai penyerapan air dari suatu agregat.

B. BENDA UJI
Agregat kasar

C. ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN


1. Neraca (0,1 gr sensitivity)
2. Timbangan SSD
3. Wadah/pan
4. Kain pengeringan/lap
5. Air suling/biasa
6. Drying oven
7. Keranjang timbangan yang tesedia
8. Bak/tempat air
9. Saringan/ayakan no. 4 dan no. 1 ½
10. Dessicator

D. CARA PENGUJIAN
1. Ambil benda uji secukupnya;
2. Masukan kedalam wadah/pan;
3. Rendam agregat kasar di dalam air selama (24±4) jam;
4. Pindahkan contoh uji dari dalam air dan guling-gulingkan pada kain penyerap air sampai
semua lapisan air yang terlihat pada agregat hilang;
5. Timbang benda uji yang sudah dalam keaadan jenuh kering permukan atau SSD (B);
6. Tempatkan contoh uji yang berada dalam kondisi SSD di dalam wadah:
7. Isi bak/tempat air pada timbangan SSD yang disediakan hingga keranjang kawat yang
tergantung didalamnya terendam seluruhnya dan sampai batas air yang telah ditentukan
(tinggi air semula);

LABORATORIUM ILMU BAHAN TEKNIK SIPIL FT. UNTIRTA 1


8. Kemudian timbang keranjang dengan menggunakan timbangan SSD (W1);
9. Masukan benda uji kedalam keranjang kawat dengan hati-hati, sampai air menunjukan
perubahan tinggi dari tinggi semula;
10. Timbang benda uji + keranjang tersebut (W2) dengan timbangan SSD;
11. Jadi, berat benda uji dalam air : C = W2 –W1
12. Keluarkan benda uji dari keranjang kawat;
o
13. Keringkan contoh uji menggunakan oven dengan temperatur (110 ± 5) C sampai berat
tetap selama (24 ± 4) jam;
14. Keluarkan benda uji dari dalam oven dan dinginkan pada temperatur kamar selama satu
sampai tiga jam;
15. Timbang benda uji yang sudah di oven (A);

Berat jenis curah kering


Lakukanlah perhitungan berat jenis curah kering, dengan rumus berikut ini :

Berat Jenis Curah Kering (bulk) =

Berat jenis curah (jenuh kering permukaan)


Lakukanlah perhitungan berat jenis curah dalam basis jenuh kering permukaan, dengan
menggunakan rumus :

Berat jenis curah (jenuh kering permukaan) SSD =

Berat jenis semu


Lakukanlah perhitungan berat jenis semu, seperti berikut ini :

Berat jenis semu (Apparent) =

Penyerapan air
Lakukanlah perhitungan persentase penyerapan air, dengan cara :

LABORATORIUM ILMU BAHAN TEKNIK SIPIL FT. UNTIRTA 2


Penyerapan air = × 100%

Dengan :
A adalah berat benda uji kering oven (gram);
B adalah berat benda uji kondisi jenuh kering permukaan di udara (gram);
C adalah berat benda uji dalam air (gram);

E. GAMBAR ALAT DAN GAMBAR KERJA

1. Gambar Alat Pengujian Berat Jenis Agregat Kasar (Terlampir)

2. Gambar Kerja Pengujian Berat Jenis Agregat Kasar (Terlampir)

LABORATORIUM ILMU BAHAN TEKNIK SIPIL FT. UNTIRTA 3


F. DIAGRAM ALIR PENGUJIAN

Mulai

Hari pertama

Merendam agregat kasar di dalam air pada


temperatur kamar selama (24+4) jam

Persiapan alat Hari kedua

- Mengisi bak/tempat air yang Memindahkan contoh uji dari


disediakan hingga keranjang dalam air dan guling-gulingkan
kawat yang tergantung pada suatu lembaran penyerap air
didalamnya terendam seluruhnya
sampai semua lapisan air yang
dan sampai batas air yang telah
terlihat hilang, bisa menggunakan
ditentukan (tinggi air semula
- Menimbang keranjang kawat kain lap

Menimbang benda uji + keranjang kawat

Mengeluarkan benda uji dari keranjang kawat

Mengeluarkan benda uji dari keranjang kawat

Memasukkan benda uji ke dalam oven selama (24±4) jam

Mengeluarkan benda uji dari oven dan dinginkan

Menibang benda uji

Selesai

Gambar 1.1 Diagram Alir Pengujian Berat Jenis Agregat Kasar

LABORATORIUM ILMU BAHAN TEKNIK SIPIL FT. UNTIRTA 4


BLANKO
BERAT JENIS AGREGAT KASAR

No Lampiran Laporan : …………… Tanggal : ……………


Jenis Material : …………… Dikerjakan Oleh : ……………
Nomor Contoh : …………… Dihitung Oleh : ……………
Pekerjaan : …………… Diperiksa : ……………
Berat Contoh : ……………

Pengujian Notasi I II
(gram) (gra
Berat benda uji kering oven A
Berat benda uji jenuh kering permukaan B
Berat benda uji dalam air C

keterangan Notasi I II Rata-ra

Berat jenis curah kering

Berat jenis curah jenuh


kering permukaan

Berat jenis semu

Penyerapan air × 100%

Mengetahui :
Asisten Laboratorium
LAMPIRAN
BERAT JENIS AGREGAT KASAR

Tabel 1.1 Gambar Alat Berat Jenis Agregat Kasar


No. Gambar alat Keterangan

1. Neraca (0.1 gram sensitivity).

Drying Oven Cap. 760 (110 ±


2.
5)° C.

3. Air suling.

4. Lap.

5. Cawan.
6. Keranjang timbangan.

7. Saringan 1½ inchi.

8. Saringan No.4.

9. Bak penampung air.


LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON – SURVEYING – INVESTIGASI TANAH – HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman KM.3 Cilegon Tlp. 081328278151

LAMPIRAN
BERAT JENIS AGREGAT KASAR

Tabel 1.2 Gambar Kerja Berat Jenis Agregat Kasar


No. Gambar kerja Keterangan

Mengambil benda uji (kerikil)


dan di saring mengguna -kan
1
saringan no 4 dan 1 /2,
1.
kemudian simpan agregat
yang tertahan di saringan no
4.

2. Mencuci benda uji.

Merendam agregat kasar di


3. dalam air pada temperatur
kamar selama 24±4 jam.

Setelah direndam 24 jam, di


angkat. Lalu, dipindahkan
4.
dan guling – gulingkan pada
kain lap.
5.

6.

7.

8.

benda uji dan


9. dengan timbangan
Mengeluarkan benda uji dari
10.
keranjang kawat.

Mengeringkan benda uji


menggunakan oven dengan
0
11. temperature (110±5) C sampai
berat tetap selama
24±4 jam.

Mengeluarkan benda uji dari


dalam oven dan di dinginkan
12.
pada temperature kamar
selama 1 – 3 jam.

Menimbang benda uji yang


13.
sudah di oven (A).
LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON – SURVEYING – INVESTIGASI TANAH – HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman KM.3 Cilegon Tlp. 081328278151

BAB 2

BERAT JENIS AGREGAT HALUS

A. MAKSUD DAN TUJUAN


Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui berat jenis dalam berat jenis curah kering,
berat jenis kering permukaan jenuh, berat jenis dalam semu dari suatu agregat Halus, dan nilai
penyerapan air dari suatu agregat Halus.

B. BENDA UJI
Agregat Halus

C. ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN


1. Neraca ( 0,1 gr sensitivity )
2. Gelas ukur 1000 ml
3. Wadah/pan anti karat
4. Kain pengeringan/lap
5. Air suling/biasa
6. Drying oven dengan kapasitas 760 ltr (110±5)˚ C.
7. Saringan no. 4
8. Kerucut terpancung (cone) dengan diameter atas 40 ± 3 mm dan dengan diameter bawah
90 ± 3 mm, tingginya 75 ± 3 mm yang dibuat dari baja anti karat
9. Batang penumbuk yang mempunyai bidang penumbuk yang
rata
10. Picknometer
11. Tungku pemanas (kompor listrik)
12. Dessicator

D. CARA PENGUJIAN
1. Rendam benda uji tersebut di dalam air pada temperatur kamar selama (24±4) jam;
2. Buang air pada benda uji kemudian angin-anginkan pasir atau tebarkan diatas talam dan
kering di udara panas dengan cara membalik-balikan benda uji tersebut dengan teliti dan
hati-hati;
3. Periksalah apakah agregat halus sudah dalam keadaan SSD atau belum dengan cara
mengisikan benda uji kedalam kerucut terpancung sampai penuh padatkan dengan dibagi
tiga kali pengisian dan ditumbuk dengan tumbukan berbeda. Pengisian pertama sebanyak

LABORATORIUM ILMU BAHAN TEKNIK SIPIL FT. UNTIRTA 5


1/3 dari kerucut terpancung dengan penumbukan 9 kali, pengisian kedua sebanyak 2/3
dari kerucut terpancung dengan penumbukan 8 kali, dan terakhir isi penuh kerucut
terpancung dengan penumbukan 8 kali. setelah selesai penumbukan kerucut diangkat,
lalu benda uji tersebut akan runtuh sebagian;
4. Isi piknometer dengan air sebagian saja;
5. masukkan 500 gram agregat halus dalam kondisi jenuh kering permukaan yang telah
dipersiapkan sebelumnya ke dalam picknometer yang telah berisi air (S);
6. Masukan benda uji kedalam Picknometer;
7. Masukan air suling sampai permukaan agregat tertutup oleh airsuling;
8. Hilangkan gelembung-gelembung udara pada Picknometer dengan menggunakan
kompor listrik;
9. Rendam Picnometer sampai suhu dapat dikerjakan, kemudian isi dengan air suling
sampai batas leher Picknometer, dan timbang (C);
10. Keluarkan agregat halus dari dalam piknometer, Keringkan contoh uji menggunakan
0
oven dengan temperatur (110±5) C sampai berat tetap selama (24±4) jam;
11. dinginkan pada temperatur ruang selama (1,0±0,5) jam dan timbang beratnya (A);
12. Timbang berat piknometer pada saat terisi air saja sampai batas pembacaan yang
ditentukan (B).

Berat jenis curah kering


Lakukanlah perhitungan berat jenis curah kering, dengan rumus berikut ini:

Berat jenis curah kering (bulk) =

Berat jenis curah (kondisi jenuh kering permukaan)


Lakukanlah perhitungan berat jenis curah dalam basis jenuh kering permukaan, dengan
menggunakan rumus:

Berat jenis curah (jenuh kering permukaan) SSD=

LABORATORIUM ILMU BAHAN TEKNIK SIPIL FT. UNTIRTA 6


Berat jenis semu (apparent)
Lakukanlah perhitungan berat jenis semu, seperti berikut ini:

Berat Jenis Semu (Apparent) =

Penyerapan air
Lakukanlah perhitungan persentase penyerapan air, dengan cara :

Penyerapan air = x100%

Dengan :
A adalah berat benda uji kering oven (gram);
B adalah berat piknometer yang berisi air (gram);
C adalah berat piknometer dengan benda uji dan air sampai batas pembacaan (gram);
S adalah berat benda uji kondisi jenuh kering permukaan (gram).

E. GAMBAR ALAT DAN GAMBAR KERJA


1. Gambar Alat Pengujian Berat Jenis Agregat Halus (Terlampir)
2. Gambar Kerja Pengujian Berat Jenis Agregat Halus (Terlampir)

LABORATORIUM ILMU BAHAN TEKNIK SIPIL FT. UNTIRTA 7


F. DIAGRAM ALIR PENGUJIAN

HARI KE -1

Menyiapkan alat dan bahan

Mengambil agregat halus alami (lolos saringan no. 4)

Mencuci agregat

Menimbang ±1kg agregat halus

Merendam agregat ±24+4 jam

HARI KE -2

Pindahkan agregat ke lembar penyerap (ditebar)


Runtuh semua Cek kejenuhan Tidak runtuh
tidak tidak
ya
Tambah air Keringkan lagi
Runtuh sebagian

Agregat halus kondisi SSD (jenuh kering permukaan)


Piknometer
Air suling
Sebagian piknometer terisi oleh air
500g agregat halus SSD
Sebagian piknometer terisi oleh air + benda

Dipanaskan sampai tidak ada gelembung

Direndam sampai suhu ruang, tambah air sampai batas

Berat piknometer +
Menimbang piknometer + agregat halus + air agregat halus + air

Memindahkan agregat dari piknometer ke cawan

o
Keringkan dalam oven temperatur (110±5 C) selama ±24+4 jam
HARI KE-3
Berat agregat
Dikeluarkan, didinginkan sampai temperatur kamar dan ditimbang
halus kering oven

Menimbang pikonometer + air sampai batas Berat piknomet


+ air (B)
BLANKO

BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT HALUS

No Lampiran Laporan : …………… Tanggal : ……………


Jenis Material : …………… Dikerjakan Oleh : ……………
Nomor Contoh : …………… Dihitung Oleh : ……………
Pekerjaan : …………… Diperiksa : ……………
Berat Contoh : ……………

Pengujian Notasi I II
(gram) (gra
Berat benda uji jenuh kering permukaan S
Berat benda uji kering oven A
Berat Piknometer yang berisi air B
Berat piknometer dengan benda uji dan
C
air sampai batas pembacaan

keterangan Notasi I II Rata-ra

Berat jenis curah kering

Berat jenis curah jenuh


kering permukaan

Berat jenis semu

Penyerapan air × 100%

Mengetahui :
Asisten Laboratorium
LAMPIRAN
BERAT JENIS AGREGAT HALUS

Tabel 2.1 Gambar Alat Berat Jenis Agregat Halus


No. Gambar alat Keterangan

Neraca (0.1 gram


1.
sensitivity).

Drying Oven Cap. 760 (110


2.
± 5)° C.

3. Air suling.

4. Kain pengering.

5. Cawan.

6. Gelas ukur 100 mL


7. Saringan No.4

8. Tungku pemanas.

Kerucut dan batang


9.
penumbuk.

10. Piknometer.
LAMPIRAN
BERAT JENIS AGREGAT HALUS

Tabel 2.2 Gambar Kerja Berat Jenis Agregat Halus


No. Gambar kerja Keterangan

Mengambil benda uji (


1. alami yang lolos pada sa
no. 4

2.
Mencuci benda uji;

Merendam agregat kasa


dalam air pada temp
3.
kamar selama
24±4 jam;

Setelah direndam 24 jam,


4.
benda uji di angkat.

Lalu, dipindahkan angin


- anginkan pasir atau teb
diatas talam dan kerin
udara panas dengan
5.
membalik - balikan bend
tersebut dengan teliti
hati- hati.
Memeriksa apakah agregat
halus sudah dalam keadaan
SSD atau belum dengan
6. cara mengisikan benda uji
kedalam kerucut
terpancung sampai penuh

Padatkan dengan dibagi


tiga kali pengisian dan
ditumbuk dengan tum-
bukan yang berbeda.
Pengisian pertama se -
banyak 1/3 dari kerucut
terpancung dengan pe-
7.
numbukan 9 kali, peng-
isian kedua sebanyak 2/3
dari kerucut terpancung
penumbuk-an 8 kali, dan
terakhir isi penuh kerucut
terpancung dengan pe-
numbukan 8 kali.

Setelah selesai pe -
numbukan kerucut di-
8. angkat, lalu benda uji
tersebut akan runtuh
sebagian.

Mengisi piknometer
9.
dengan air sebagian saja.
Memasukkan 300 g agregat
halus dalam kondisi jenuh
kering permukaan yang
10. telah dipersiapkan
sebelum- nya ke dalam
pikno- meter yang telah
berisi air (S).

Memasukkan air suling


11. sampai permukaan agregat
tertutup oleh air suling.

Menghilangkan gelembung
- gelembung udara pada
12. piknometer dengan
menggunakan kompor
listrik.

Merendam piknometer
sampai suhu dapat
13. dikerjakan, kemudian isi
dengan air suling sampai
batas leher piknometer.

14. Kemudian menimbang-


nya (C).
Menimbang cawan
15.
kosong;

Mengeluarkan agregat
16. halus dari dalam
piknometer.

Mengeringkan contoh uji


menggunakan oven dengan
17. temperatur (110±5)°C
sampai berat tetap selama
(24±4) jam.

Mengeluarkan benda uji


dari dalam oven. Lalu
18. mendinginkannya pada
temperatur ruang se-lama
(1,0±0,5) jam.

Menimbang benda uji


19. setelah mencapai tem-
peratur ruang.

Menimbang berat
piknometer pada saat
20. terisi air saja sampai
batas pembacaan yang
ditentukan (B).
LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON – SURVEYING – INVESTIGASI TANAH – HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman KM.3 Cilegon Tlp. 081328278151

BAB 3

KADAR AIR AGREGAT

A. MAKSUD DAN TUJUAN


Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan kadar air suatu agregat

B. BENDA UJI
Benda uji yang digunakan pada percobaan ini adalah agregat kasar dan agregat halus dalam
keadaan alami

C. ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN


1. Neraca ( 0,1 sensitivity)
2. Cawan/Wadah/Pan anti karat
3. Drying Oven Cap 760 ltr (110 ± 5)˚ C
4. Dessicator

D. CARA PENGUJIAN
Hari pertama :
1. Ambil benda uji yang tersedia dalam keadaan alami;
2. Timbang cawan/wadah/pan yang akan digunakan (W1);
3. Masukkan benda uji kedalam wadah/cawan/pan, kemudian Timbang (W2);
4. Menghitung berat benda uji (A) : A = W2 – W1;
5. Masukkan wadah/cawan/pan yang berisi benda uji kedalam oven selama ± 24 jam
(sampai beratnya tetap);

Hari kedua :
1. Masukkan benda uji yang sudah kering kedalam dessicator agar dingin, kemudian
timbang dan catat berat benda uji beserta wadah/cawan/pan (W3);
2. Maka berat benda uji kering (B) : B = W3 - W1;

-
Kadar Air =

LABORATORIUM ILMU BAHAN TEKNIK SIPIL FT. UNTIRTA 9


E. GAMBAR ALAT DAN GAMBAR KERJA
1. Gambar Alat Pengujian Kadar Air Agregat (Terlampir)
2. Gambar Kerja Pengujian Kadar Air Agregat (Terlampir)

F. DIAGRAM ALIR PENGUJIAN

HARI KE -1

Menyiapkan alat dan bahan

Cawan kosong ditimbang (W1)

Agregat kasar alami (lolos saringan no.


1 Berat benda uji (A) = W2 – W1
1 2 dan tertahan di saringan no. 4)

Cawan + agregat kasar ditimbang (W2)

Agregat dalam cawan

o
Keringkan dalam oven temperatur (110±5 C) selama ±24+4 jam

HARI KE -2
B = W3 – W1
Dikeluarkan, didinginkan sampai temperatur kamar
Berat agregat kasar
Cawan + agregat kasar ditimbang (W3) kering oven (B)

Gambar 3.1 Diagram Alir Pengujian Kadar Air Agregat Kasar

LABORATORIUM ILMU BAHAN TEKNIK SIPIL FT. UNTIRTA 10


HARI KE -1

Menyiapkan alat dan bahan

Cawan kosong ditimbang (W1)

Agregat halus alami (lolos saringan no. 4) Berat benda uji (A) = W2 – W1

Cawan + agregat halus ditimbang (W2)

Agregat dalam cawan

o
Keringkan dalam oven temperatur (110±5 C) selama ±24+4 jam
HARI KE -2

Dikeluarkan, didinginkan sampai temperatur kamar B = W3 – W1

Berat agregat halus


Cawan + agregat halus ditimbang (W3) kering oven (B)

Gambar 3.2 Diagram Alir Pengujian Kadar Air Agregat Halus

LABORATORIUM ILMU BAHAN TEKNIK SIPIL FT. UNTIRTA 11


BLANKO
KADAR AIR AGREGAT KASAR

No Lampiran Laporan : …………… Tanggal : ……………


Jenis Material : …………… Dikerjakan Oleh : ……………
Nomor Contoh : …………… Dihitung Oleh : ……………
Pekerjaan : …………… Diperiksa : ……………
Berat Contoh : ……………

URAIAN I II III
Berat Wadah/pan (gram) W1
Berat pan + benda uji (gram) W2
Berat benda uji (gram) A
Berat (wadah + pasir ) kering (gram) W3
Berat pasir kering (gram) B
Kadar agregat halus %

Mengetahui :
Asisten Laboratorium
BLANKO
KADAR AIR AGREGAT HALUS

No Lampiran Laporan : …………… Tanggal : ……………


Jenis Material : …………… Dikerjakan Oleh : ……………
Nomor Contoh : …………… Dihitung Oleh : ……………
Pekerjaan : …………… Diperiksa : ……………
Berat Contoh : ……………

URAIAN I II III
Berat Wadah/pan (gram) W1
Berat pan + benda uji (gram) W2
Berat benda uji (gram) A
Berat (wadah + pasir ) kering (gram) W3
Berat pasir kering (gram) B
Kadar agregat halus %

Mengetahui :
Asisten Laboratorium
LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON – SURVEYING – INVESTIGASI TANAH – HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman KM.3 Cilegon Tlp. 081328278151

LAMPIRAN KADAR
AIR AGREGAT

Tabel 3.1 Gambar Alat Kadar Air Agregat


No. Gambar alat Keterangan

Neraca (0.1 gram


1.
sensitivity).

Drying Oven Cap. 760 (110


2.
± 5)° C.

Cawan/wadah/pan anti
3. karat.
LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON – SURVEYING – INVESTIGASI TANAH – HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman KM.3 Cilegon Tlp. 081328278151

LAMPIRAN KADAR
AIR AGREGAT

Tabel 3.2 Gambar Kerja Kadar Air Agregat Kasar


No. Gambar kerja Keterangan

1. Menimbang wadah.

Mengambil benda uji (kerikil) dan


saring menggunakan saringan no 4 d
1
2. 1 /2, kemudian simpan agregat ya
tertahan di saringan no 4.

3. Menimbang benda uji.

Memasukkan benda uji ke dalam ov


0
dengan temperature (110±5) C samp
4. berat tetap selama 24±4 jam.

Mengeluarkan benda uji dari dala


oven dan di dinginkan pa
5.
temperature kamar selama
1 – 3 jam.
6. Menimbang benda uji kering.
LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON – SURVEYING – INVESTIGASI TANAH – HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman KM.3 Cilegon Tlp. 081328278151

LAMPIRAN KADAR
AIR AGREGAT

Tabel 3.3 Gambar Kerja Kadar Air Agregat Halus


No. Gambar kerja Keterangan

1. Menimbang wadah.

Mengambil benda uji (pasir) a


2. yang lolos pada saringa no. 4

3. Menimbang benda uji.

Memasukkan benda uji ke da


oven dengan tempera
0
4. (110±5) C sampai berat t
selama
24±4 jam.

Mengeluarkan benda uji


dalam oven dan di dinginkan p
5.
temperature kamar selama 1
jam.

Menimbang benda uji


6.
kering.
BAB 4

KADAR LUMPUR AGREGAT

SNI ASTM C117:2012

A. MAKSUD DAN TUJUAN


Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan kandungan lumpur yang terdapat dalam
suatu agregat.

B. BENDA UJI
Benda uji yang digunakan pada percobaan ini merupakan benda uji berupa agregat kasar
(split/koral) dan agregat halus (pasir).

Tabel 1 – Massa minimum benda uji

Ukuran nominal maksimum Massa minimum (g)


4,75 mm (No.4) atau lebih kecil 300
Lebih besar dari 4,75 mm (No.4) - 9,5 mm (3/8 in) 1.000
Lebih besar dari 9,5 mm (3/8 in) - 19,0 m (3/4 in) 2.500
Lebih besar dari 19,0 mm (3/4 in) 5.000

C. ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN


1. Neraca (0,1 gram sensivity)
2. Saringan no. 200
3. Cawan/Wadah/Pan Anti Karat
4. Drying Oven Cap 760 ltr (110 ± 5)˚ C

D. CARA PENGUJIAN
Hari Pertama :
1. Timbang cawan/wadah/pan anti karat yang ukurannya cukup besar, kemudian catat
hasilnya (W1);
2. Ambil benda uji yang masih alami secukupnya, kemudian masukan kedalam
cawan/wadah/pan anti karat;

3. Masukkan cawan/wadah/pan anti karat yang telah diisi benda uji kedalam drying oven

LABORATORIUM ILMU BAHAN TEKNIK SIPIL FT. UNTIRTA 12


selama ± 24 jam dengan suhu (100±5)ºC. (sampai beratnya tetap);

Hari Kedua :
1. Keluarkan benda uji pada cawan/wadah/pan anti karat yang sebelumnya disimpan dalam
drying oven selama ± 24 jam lalu diamkan sampai mencapai suhu ruang;
2. Setelah itu, timbang benda uji (sesuai Tabel 1) pada cawan/wadah/pan anti karat dan catat
nilainya (W2);
Jadi, berat benda uji (mula-mula) : A = W2 - W1
3. Kemudian beri air secukupnya pada benda uji yang ada didalam cawan/wadah/pan anti
karat sampai benda uji terendam seluruhnya;
4. Goncangkan cawan/wadah/pan anti karat yang berisi benda uji, kemudian tuangkan air
pencucinya kedalam saringan no. 200 dengan hati – hati. Usahakan benda uji tidak ikut
tertuang kedalam saringan no. 200 tersebut;
5. Jika ada, kembalikan benda uji yang tertahan diatas saringan no. 200 kedalam cawan;
6. Kemudian lakukan kembali point 3, 4 dan 5 dengan menggunakan air pencuci yang baru
sampai jernih;
7. Setelah jernih, kembalikan benda uji yang tertahan dalam saringan no. 200 ke
cawan/wadah/pan anti karat, kemudian masukan seluruh bahan benda uji kedalam drying
oven selama ± 24 jam (sampai beratnya tetap);

Hari Ketiga :
1. Keluarkan benda uji dari drying oven (setelah ± 24 jam), kemudian diamkan
sampai mencapai suhu ruang;
2. Setelah itu, timbang benda uji tersebut dengan neraca, catat nilainya (W3);
Jadi, berat kering benda uji : B = W3 –W1

Kadar lumpur agregat = x 100%

LABORATORIUM ILMU BAHAN TEKNIK SIPIL FT. UNTIRTA 13


LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON – SURVEYING – INVESTIGASI TANAH – HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman KM.3 Cilegon Tlp. 081328278151

Cara Praktis tambahan (untuk agregat halus) :


a. Ambil agregat halus alami (pasir);
b. Masukan pasir tersebut kadalam gelas ukur;
c. Tuangkan air biasa (aquades) sampai pasirnya terendam;
d. Tuangkan cuka secukupnya;
e. Goyang-goyangkan secara mandatar (horisontal);
f. Diamkannya beberapa saat sampai terlihat adanya pemisahan antara butiran pasir dan
lumpur, dan sudah tidak terjadi lagi penurunan butiran-butiran pasir;
g. kemudian baca skala volume untuk besaran pasir dan lumpur pada gelas ukur tersebut.
1
Kadar lumpur agregat halus = x 100 %

E. GAMBAR ALAT DAN GAMBAR KERJA


1. Gambar Alat Pengujian Kadar Lumpur Agregat (Terlampir)
2. Gambar Kerja Pengujian Kadar Lumpur Agregat (Terlampir)

F. DIAGRAM ALIR PENGUJIAN

HARI KE -1

Menyiapkan alat dan bahan

Cawan/wadah/pan anti karat


Berat
Ditimbang dan dicatat cawan/wadah/pan
(W1)
Benda uji alami
secukupnya

Benda uji alami dalam cawan

Masukkan ke dalam oven ±24 + 4 jam


o
(110 +5 C)

Setelah 24 jam..

LABORATORIUM ILMU BAHAN TEKNIK SIPIL FT. UNTIRTA 14


HARI KE -2

Keluarkan dan diamkan selama 1-3


jam sampai temperatur ruang

Menimbang benda uji Berat benda uji +


cawan (W2)
(kuantitas sesuai tabel 1) dan dicatat

Benda uji kering dalam cawan

Air secukupnya

Guncang mendatar Benda uji teremdam air dalam cawan Guncang mendatar

Pencucian
Saringan no. 200
Air pencuci dikeluarkan (sekaligus
disaring dengan saringan no. 200)

Air secukupnya

Jernih Cek kejernihan Tidak jernih


ya tidak

Keluarkan air pencuci dan kembalikan Lakukan kembali langkah


benda uji tertahan di saringan dalam kotak

no. 200 ke dalam cawan

Benda uji setelah dicuci dalam cawan

Masukkan ke dalam oven ±24 + 4 jam


o
(110 +5 C)

HARI KE -3

Keluarkan dan diamkan selama 1-3


jam sampai temperatur ruang

Berat benda uji +


Menimbang benda uji dan dicatat cawan kering
(W3)

LABORATORIUM ILMU BAHAN TEKNIK SIPIL FT. UNTIRTA 15


LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON – SURVEYING – INVESTIGASI TANAH – HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman KM.3 Cilegon Tlp. 081328278151

BLANKO

KADAR LUMPUR AGREGAT KASAR

No Lampiran Laporan : …………… Tanggal : ……………


Jenis Material : …………… Dikerjakan Oleh : ……………
Nomor Contoh : …………… Dihitung Oleh : ……………
Pekerjaan : …………… Diperiksa : ……………
Berat Contoh : ……………

URAIAN I II III

Berat Wadah/pan (gram) W1

Berat pan + benda uji (gram) W2

Berat benda uji (gram) A

Berat (wadah + split ) kering (gram) W3

Berat split kering (gram) B

Kadar lumpur agregat kasar %

Mengetahui : Asisten Laboratorium


LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON – SURVEYING – INVESTIGASI TANAH – HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman KM.3 Cilegon Tlp. 081328278151

LAMPIRAN
KADAR LUMPUR AGREGAT

Tabel 4.1 Gambar Alat Kadar Lumpur Agregat


No. Gambar alat Keterangan

Neraca (0.1 gram


1.
sensitivity).

Drying Oven Cap. 760 (11


2.
± 5)° C.

3. Cawan.

4. Saringan No. 200.


LAMPIRAN
KADAR LUMPUR AGREGAT

Tabel 4.2 Gambar Kerja Kadar Lumpur Agregat Kasar


No. Gambar kerja Keterangan

1. Menimbang wadah.

Mengambil agregat kasar


2. memasukkannya ke pan

Mengeringkan benda uji


menggunakan oven
3. dengan temperature
0
(110±5) C sampai berat
tetap selama 24±4 jam.

Mengeluarkan benda uji


dari dalam oven dan di
4. dinginkan pada
temperature kamar selama
1 – 3 jam.

5. Menimbang benda uji.


6. Merendam benda uji.

Menggoyangkan benda uji


7.
secara horizontal.

8. Membuang air.

Ulangi langkah 6 sampai 8


9.
hingga air jerih.

Mengeringkan benda uji


menggunakan oven
10. dengan temperature
0
(110±5) C sampai berat
tetap selama 24±4 jam.

Mengeluarkan benda uji


dari dalam oven dan di
11. dinginkan pada
temperature kamar selama
1 – 3 jam.
12. Menimbang benda uji.
LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL BAHAN &
BETON – SURVEYING – INVESTIGASI TANAH – HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman KM.3 Cilegon Tlp. 081328278151

LAMPIRAN
KADAR LUMPUR AGREGAT
Cara pertama :
Tabel 4.3 Gambar Kerja Kadar Lumpur Agregat Halus
No. Gambar kerja Keterangan

1. Menimbang wadah.

Mengambil agregat kasar


2. dan memasukkannya ke
pan.

Mengeringkan benda uji


menggunakan oven
3. dengan temperature
0
(110±5) C sampai berat
tetap selama 24±4 jam.

Mengeluarkan benda uji


dari dalam oven dan di
4. dinginkan pada temperature
kamar selama 1 – 3 jam.

5. Menimbang benda uji.


Memasukkan benda uji ke
6.
gelas ukur.

Menambahkan air hingga


7. 12 cm dan diamkan
selama 1 jam.

8. Mengaduk benda uji.

9. Membuang air.

Ulangi langkah 6 sampai


10.
7 hingga air jernih.

Mengeringkan benda uji


menggunakan oven
11. dengan temperature
0
(110±5) C sampai berat
tetap selama 24±4 jam.
Mengeluarkan benda uji
dari dalam oven dan di
12. dinginkan pada temperature
kamar selama 1 – 3 jam.

13. Menimbang benda uji.


LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON – SURVEYING – INVESTIGASI TANAH – HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman KM.3 Cilegon Tlp. 081328278151

LAMPIRAN
KADAR LUMPUR AGREGAT
Cara kedua :
Tabel 4.4 Gambar Kerja Kadar Lumpur Agregat Halus (2)
No. Gambar kerja Keterangan

Mengambil benda
1. berupa agregat alami (

Memasukkan benda uji


2.
dalam gelas ukur.

Menuangkan aquad
3. hingga benda uji teren

Mencampurkan sedikit
4.
Menggoyangkan benda uji
5.
secara horizontal.

Mendiamkan benda uji


beberapa saat hingga
6.
butiran pasir dan lumpur
terpisah.
BAB 5

KEAUSAN AGREGAT DENGAN MESIN LOS ANGELES ABRATION

(SNI 2417:2008)

A. MAKSUD DAN TUJUAN


Tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk menentukan ketahanan agregat kasar terhadap
keausan dengan menggunakan mesin Los Angeles Abration (LAA).

B. BENDA UJI
Benda uji yang digunakan pada percobaan ini adalah agregat kasar, berat dan gradasi benda
uji disesuaikan dengan tabel (Tabel 5.1 terlampir).

C. ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN


1. Mesin Los Angeles Abration (LAA)
2. saringan No.12 (1,70 mm) dan saringan-saringan lainnya;
3. Timbangan, dengan ketelitian 0,1% terhadap berat contoh atau 5 gram
4. Bola-bola baja dengan diameter rata-rata 4,68 cm (1 27/32 inci) dan berat masing-masing
antara 390 gram - 445 gram;
5. Oven, dengan temperatur 110°C ± 5°C;
6. Alat bantu pan dan kuas.

D. CARA PENGUJIAN
Persiapan benda uji terdiri atas :
1. Cuci dan keringkan agregat pada temperatur 110°C ± 5°C sampai berat tetap;
2. Pisah-pisahkan agregat ke dalam fraksi-fraksi yang dikehendaki dengan cara penyaringan
dan lakukan penimbangan;
3. Gabungkan kembali fraksi-fraksi agregat sesuai grading yang dikehendaki;
4. Catat berat contoh dengan ketelitian mendekati 1 gram.

Pengujian dilaksanakan dengan cara sebagai berikut:


1. Benda uji dan bola baja dimasukkan ke dalam mesin abrasi Los Angeles;
2. Putaran mesin dengan kecepatan 30 rpm - 33 rpm; jumlah putaran gradasi A, gradasi B,

LABORATORIUM ILMU BAHAN TEKNIK SIPIL FT. UNTIRTA 16


gradasi C dan gradasi D adalah 500 putaran dan untuk gradasi E, gradasi F dan gradasi G
adalah 1000 putaran;
3. Setelah selesai pemutaran, keluarkan benda uji dari mesin kemudian saring
4. dengan saringan No.12 (1,70 mm); butiran yang tertahan di atasnya dicuci bersih,
selanjutnya dikeringkan dalam oven pada temperatur 110°C ± 5°C sampai berat tetap;
5. Jika material contoh uji homogen, pengujian cukup dilakukan dengan 100 putaran, dan
setelah selesai pengujian disaring dengan saringan No.12 (1,70 mm) tanpa pencucian.
6. Perbandingan hasil pengujian antara 100 putaran dan 500 putaran agregat tertahan diatas
saringan No.12 (1,70 mm) tanpa pencucian tidak boleh lebih besar dari 0,20;
7. Metode pada butir tidak berlaku untuk pengujian material dengan metode ASTM C 535-
96 yaitu Standard Test Method for Resistance to Degradation of Large-Size Coarse
aggregate by Abrasion and impact in the Los Angeles Machine.

Untuk menghitung hasil pengujian, gunakan rumus berikut


-
Keausan = x 100 %

Tabel 5.1 Gradasi dan Berat Benda Uji

E. GAMBAR ALAT DAN GAMBAR KERJA


1. Gambar Alat Pengujian Keausan Agregat Kasar (Terlampir)
2. Gambar Kerja Pengujian Keausan Agregat Kasar (Terlampir)

LABORATORIUM ILMU BAHAN TEKNIK SIPIL FT. UNTIRTA 17


F. DIAGRAM ALIR PENGUJIAN

Mulai

Cuci dan keringkan agregat

Pisah – pisahkan agregat ke dalam fraksi-fraksi

Gabungkan kembali fraksi-fraksi agregat

Catat berat contoh dengan ketelitian mendekati 1 gram.

Pengujian

Masukkan benda uji dan bola baja kedalam mesin LAA

Putar mesin

Keluarkan benda uji

Saring benda uji

Cuci butiran yang tertahan

Keringkan dalam oven

Selesai

Gambar 5.1 Diagram Alir Pengujian Keausan Agregat Kasar dengan Mesin Los Angeles Abration

LABORATORIUM ILMU BAHAN TEKNIK SIPIL FT. UNTIRTA 18


LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON – SURVEYING – INVESTIGASI TANAH – HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman KM.3 Cilegon Tlp. 081328278151

BLANKO

KEAUSAN AGREGAT DENGAN MESIN LOS ANGELES

No Lampiran Laporan : …………… Tanggal : ……………


Jenis Material : …………… Dikerjakan Oleh : ……………
Nomor Contoh : …………… Dihitung Oleh : ……………
Pekerjaan : …………… Diperiksa : ……………
Berat Contoh : ……………

Gradasi pemeriksaan Jumlah putaran = putaran


Ukuran saringan I II
Lolos Tertahan Berat (a) Berat (a)
76,2 (3”) 63,5 (2 ½”)
63,5 (2 ½”) 50,8 (2”)
50,8 (2”) 36,1 (1 ½“)
36,1 (1 ½“) 25,4 (1”)
25,4 (1”) 19,1 (3/4”)
19,1 (3/4”) 12,7 ( ½”)
12,7 ( ½ ”) 9,52 (3/8”)
9,52 (3/8”) 6,35 (1/4”)
6,35 (1/4”) 4,75 (No. 4)
4,75 (No. 4) 2,36 (No. 8)
Jumlah berat
Berat tertahan saringan No. 12 sesudah
percobaan (b)

I. A = Gram II. a = Gram


B = Gram b = Gram
a-b = Gram a-b = gram

Keausan I = a − b x 100% = Keausan II = a − b x 100% =


a a

Keausan rata – rata =


LAMPIRAN
KEAUSAN AGREGAT DENGAN MESIN LOS ANGELES ABRATION

Tabel 5.1 Gambar Alat Keausan Agregat dengan Mesin Los Angeles Abration
No. Gambar alat Keterangan

Los Angelos Abration


1.
(LAA) Machine.

Saringan 19.05 mm, 12.70 m


2.
9.57 mm.

3. Neraca.

Wadah (cawan atau pan anti


4.
karat).
5.
Bola-bola baja.

Drying Oven Cap. 760 (110


6.
± 5)° C.
LAMPIRAN
KEAUSAN AGREGAT DENGAN MESIN LOS ANGELES ABRATION

Tabel 5.2 Gambar Kerja Keausan Agregat dengan Mesin Los Angeles Abration
No. Gambar kerja Keterangan

1. Menimbang wadah.

Menyusun saringan dengan


susunan (1) saringan Ø
2. 19.05 mm, (2) saringan Ø
12.70 mm, (3) saringan Ø
9.57 mm.

3. Mengayak split dengan


saringan yang telah disusun.

Mengambil split yang


tertahan pada saringan Ø
12.70 mm sebanyak 2500 g
4. mengambil split yang ter
pada saringan Ø
9.57 mm sebanyak 2500 gram

5.
Mencuci benda uji;
Mengeringkan contoh uji
menggunakan oven dengan
6. temperatur (110±5)°C sampai
berat tetap selama (24±4) jam.

Mengeluarkan benda uji dari


dalam oven. Lalu
7. mendinginkannya pada
temperatur ruang se-lama
(1,0±0,5) jam.

Menimbang benda uji setelah


8. mencapai tem- peratur ruang.

Memasukkan benda uji ke


9.
dalam mesin LAA.

Memasukkan bola baja ke

10. dalam mesin LAA sesuai


dalam tabel.

Menyalakan mesin LAA


11.
selama 15 menit.
12. Mematikan mesin LAA.

Mengeluarkan benda uji


13.
dari mesin LAA.

14.
Mencuci benda uji;

Mengeringkan contoh uji


menggunakan oven dengan
15. temperatur (110±5)°C sampai
berat tetap selama (24±4) jam.

Mengeluarkan benda uji dari


dalam oven. Lalu
16. mendinginkannya pada
temperatur ruang se-lama
(1,0±0,5) jam.

Menimbang benda uji setelah


17. mencapai tem- peratur ruang.
LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON – SURVEYING – INVESTIGASI TANAH – HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman KM.3 Cilegon Tlp. 081328278151

BAB 6

KOTORAN ORGANIK

A. MAKSUD DAN TUJUAN


Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan adanya kandungan bahan organik pada
agregat halus (pasir).

B. BENDA UJI
Benda uji yang dipergunakan dalam percobaan ini adalah pasir (alami) sebanyak 130 ml.

C. ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN


1. Gelas ukur 250 ml
2. Air suling
3. Larutan NaOH 3%
4. Cawan/Wadah/Pan Anti Karat
5. Drying Oven Cap. 760 ltr (110±5)˚ C
6. Sarung tangan
7. Dessicator

D. CARA PENGUJIAN
Hari Pertama :
Ambil benda uji dan masukkan ke dalam cawan, kemudian oven selama ± 36 jam.

Hari Kedua :
1. Keluarkan benda uji dari oven, dinginkan benda uji;
2. Masukkan benda uji ke dalam gelas ukur sebanyak ±130 ml;
3. Masukkan larutan NaOH 3% ke dalam gelas ukur sampai ketinggian ±200 ml;
4. Kemudian, aduk benda uji secara mendatar selama 10 menit;
5. Setelah itu, diamkan gelas ukur + benda uji + larutan NaOH selama ±24 jam;

Hari Ketiga :
Catat warna larutan yang terjadi dibagian atas pasir;

LABORATORIUM ILMU BAHAN TEKNIK SIPIL FT. UNTIRTA 19


Gambar 6.1 Palet Warna Kotoran Organik

E. GAMBAR ALAT DAN GAMBAR KERJA


1. Gambar Alat Pengujian Kotoran Organik (Terlampir)
2. Gambar Kerja Pengujian Kotoran Organik (Terlampir)

F. DIAGRAM ALIR PENGUJIAN


HARI KE -1

Menyiapkan benda uji dan keringkan di oven salama ± 36 jam

HARI KE -2

Keluarkan benda uji dan dinginkan


130 ml benda uji
Gelas ukur terisi benda uji ± 130 ml
Larutan NaOH 3%
Gelas ukur terisi benda uji dan larutan ± 200 ml
Mengaduk benda uji selama 10 menit
Secara mendatar
Diamkan selama ± 24

HARI KE -3

Mencatat warna larutan

Gambar 6.2 Diagram Alir Pengujian Kotoran Organik

LABORATORIUM ILMU BAHAN TEKNIK SIPIL FT. UNTIRTA 20


BLANKO

KOTORAN ORGANIK

No Lampiran : …………… Tanggal : ……………


Jenis Material : …………… Dikerjakan Oleh : ……………
Nomor Contoh : …………… Dihitung Oleh : ……………
Pekerjaan : …………… Diperiksa : ……………
Berat Contoh : ……………

Percobaan Gambar Warna

Sebelum

Sesudah

Mengetahui :
Asisten Laboratorium
LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON – SURVEYING – INVESTIGASI TANAH – HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman KM.3 Cilegon Tlp. 081328278151

LAMPIRAN
KOTORAN ORGANIK

Tabel 6.1 Gambar Alat Kotoran Organik


No. Gambar alat Keterangan

1. Gelas ukur 250 mL.

2. Air suling.

3. Cawan.

Drying Oven Cap. 760 (110 ± 5)° C.


4.

5. Larutan NaOH 3%.

6. Desikator.
LAMPIRAN
KOTORAN ORGANIK

Tabel 6.2 Gambar Kerja Kotoran Organik


No. Gambar kerja Keterangan

1. Mengambil benda uji

Mengeringkan contoh
2. menggunakan oven den
temperatur (110±5)°C sampai b
tetap selama (24±4) jam.

Mengeluarkan benda uji dari da


oven. Lalu mendinginkannya p
3. temperatur ruang se-lama (1,0±
jam.

Memasukkan benda uji ke da


4. gelas ukur sebanyak 130 mL.

Memasukkan NaOH 3% ke da
5. gelas ukur hingga 200 mL
LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON – SURVEYING – INVESTIGASI TANAH – HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman KM.3 Cilegon Tlp. 081328278151

Menggoyangkan benda uji


6.
secara horizontal.

Mendiamkan benda uji selama


7.
24 jam dan catat warna larutan.
BAB 7

DIAMETER MAKSIMUM AGREGAT KASAR DENGAN ANALISA


SARINGAN

A. MAKSUD DAN TUJUAN


Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui modulus halus agregat kasar dan diameter
maksimum agregat kasar dengan analisa saringan.

B. BENDA UJI
Agregat kasar (split/koral)

C. ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN


1. Neraca (0,1 gr sensitivity).
2. Sieve # 38,00 mm, # 19,60 mm, # 9,6 mm, # 4,8 mm, pan.
3. Cawan/Pan.
4. Manual/Electrical Sieve Shaker.
5. Drying Oven Cap. 760 ltr (110±5)º C.

D. CARA PENGUJIAN
Hari Pertama :
1. Ambil benda uji (alami);
2. Ambil wadah/pan, lalu menimbangnya (W1);
3. Usahakan berat benda uji banyak ±3,75 kg;
4. Masukan benda uji ke dalam cawan, lalu masukan ke dalam oven selama ± 24 jam;

Hari Kedua :
1. Keluarkan wadah berisi benda uji dari dalam oven, lalu masukan ke dalam Dessicator
untuk didinginkan;
2. Timbang berat benda uji + cawan (W2); Jadi, berat benda uji (A) = W2 – W1;
3. Susun saringan pada mesin Sieve Shaker dengan susunan saringan berdiameter terbesar
berada paling atas;
4. Masukan benda uji ke dalam Sieve Shaker, lalu menyalakan Sieve Shaker selama ±15
menit. Setelah selesai, matikan Sieve Shaker lalu angkat saringan dari mesinnya;
5. Timbang masing-masing benda uji yang tertahan pada saringan-saringan tersebut.

LABORATORIUM ILMU BAHAN TEKNIK SIPIL FT. UNTIRTA 21


LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON – SURVEYING – INVESTIGASI TANAH – HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman KM.3 Cilegon Tlp. 081328278151

Penentuan diameter maksimum agregat kasar dapat dilihat lampiran di Grafik batas
gradasi agregat kasar.

E. GAMBAR ALAT DAN GAMBAR KERJA


1. Gambar Alat Pengujian Diameter Agregat Kasar dengan Analisa Saringan (Terlampir)
2. Gambar Kerja Pengujian Diameter Agregat Kasar dengan Analisa Saringan (Terlampir)

LABORATORIUM ILMU BAHAN TEKNIK SIPIL FT. UNTIRTA 22


F. DIAGRAM ALIR PENGUJIAN

Mulai

Hari pertama

Menimbang wadah/cawan/pan yang Mengambil benda uji


akan digunakan (W1)

Mengambil dan menimbang


benda uji ± 3 kg

Memasukkan benda uji


ke dalam oven selama
(24±4) jam

Hari kedua
Menyusun
saringan pada Mengambil dan menimbang
mesin sieve benda uji + cawan
shaker

Memasukkan benda uji mesin


sieve shaker¸nyalakan dan
tunggu ± 15 menit

Menimbang masing-masing
benda uji yang tertahan pada
saringan-saringan tersebut.

Selesai

Gambar 7.1 Diagram Alir Pengujian Diameter Maksimum Agregat Kasar dengan Analisa Saringan

LABORATORIUM ILMU BAHAN TEKNIK SIPIL FT. UNTIRTA 23


BLANKO
DIAMETER MAKSIMUM AGREGAT KASAR DENGAN ANALISA
SARINGAN

No Lampiran Laporan : …………… Tanggal : ……………


Jenis Material : …………… Dikerjakan Oleh : ……………
Nomor Contoh : …………… Dihitung Oleh : ……………
Pekerjaan : …………… Diperiksa : ……………
Berat Contoh : ……………

Ukuran Diameter Berat Tertahan


%
Ayakan (mm) Gram

Split Tertahan Lolos Komulatif


38
19
9,6
4,8
pan
Jumlah

Mengetahui :
Asisten Laboratorium
LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON – SURVEYING – INVESTIGASI TANAH – HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman KM.3 Cilegon Tlp. 081328278151

LAMPIRAN
DIAMETER MAKSIMUM AGREGAT KASAR DENGAN ANALISA
SARINGAN

Tabel 7.1 Gambar Alat Diameter Maksimum Agregat Kasar dengan Analisa Saringan
No. Gambar alat Keterangan

1. Neraca (0.1 gram sensitivity).

2. Drying Oven Cap. 760 (110 ± 5)° C.

3. Cawan.

Sieve #38,00 mm, #19,60 mm, #4,8


4.
mm, pan.

5. Sieve Shaker.
LAMPIRAN
DIAMETER MAKSIMUM AGREGAT KASAR DENGAN ANALISA
SARINGAN

Tabel 7.2 Gambar Kerja Diameter Maksimum Agregat Kasar dengan Analisa Saringan
No. Gambar kerja Keterangan

1. Menimbang cawan kosong;

2. Mengambil benda uji alami.

Mengeringkan contoh uji


menggunakan oven dengan
3. temperatur (110±5)°C sampai
berat tetap selama (24±4)
jam.

Mengeluarkan benda uji dari


dalam oven. Lalu
4. mendinginkannya pada
temperatur ruang se-lama
(1,0±0,5) jam.

5. Menimbang benda uji setelah


mencapai tem-peratur ruang.
Menimbang saringan #38.00
6. mm, #19.60 mm, #9.6 mm,
#4.8 mm, pan (1);

Menyusun saringan pada mesin


sieve shaker dengan susunan
7.
saringan berdiameter terbesar
berada paling atas;

Memasukan benda uji ke


dalam sieve shaker, lalu
8.
menyalakan sieve shaker
selama ±15 menit;

Setelah ±15 menit, matikan


9. sieve shaker lalu angkat
saringan dari mesinnya;

Menimbang masing-masing
benda uji + saringan yang
tertahan pada saringan-
10. saringan tersebut (2),
kemudian menghitung berat
benda uji dari masing-masing
saringan tersebut (3 = 2 - 1).
BAB 8

MODULUS HALUS BUTIR AGREGAT HALUS DENGAN ANALISA


SARINGAN

A. MAKSUD DAN TUJUAN


Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mengetahui kehalusan atau kekasaran suatu agregat

B. BENDA UJI
Agreagat halus yang telah lolos saringan No. 4.

C. ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN


1. Neraca (0,1 gr sensitivity).
2. Sieve # 9,6 mm, # 4,8 mm, # 2,4 mm, # 1,2 mm, # 0,6 mm, # 0,3 mm,# 0,15 mm, # 0,075
mm, dan pan.
3. Cawan/Wadah/Pan Anti Karat.
4. Dessicator.
5. Stopwatch.
6. Sikat Halus.
7. Kuas Halus.
8. Electrical Sieve Shaker.
9. Drying Oven Cap. 760 ltr (110±5)º C.

D. CARA PENGUJIAN
Hari Pertama :
1. Ambil benda uji sebanyak ± 500 gram;
2. Ambil wadah/cawan/pan kemudian menimbangnya (W1);
3. Masukan wadah + benda uji ke dalam oven selama ± 24 jam (sampai beratnya tetap);

Hari Kedua :
1. Keluarkan wadah + benda uji dari dalam oven kemudian masukan ke dalam Dessicator
untuk mendinginkannya;
2. Lalu timbang (W2)
Jadi, berat benda uji (A) = W2 - W1
3. Susun saringan pada mesin Sieve Shaker dengan susunan saringan terbesar berada paling

LABORATORIUM ILMU BAHAN TEKNIK SIPIL FT. UNTIRTA 24


atas;
4. Masukan benda uji ke dalam Sieve Shaker, lalu nyalakan Sieve Shaker
selama ±15 menit;
5. Setelah selesai, matikan mesin Sieve Shaker lalu angkat saringan tersebut dari mesin;
6. Timbang masing-masing benda uji yang tertahan pada saringan tersebut yang sebelumnya
dalam wadah yang telah diketahui beratnya. Penentuan zona gradasi agregat halus dapat
dilihat di Grafik lampiran daerah gradasi agregat halus.
7. Perhitungan Modulus halus butir didapat dari Persentase kumulatif Tertahan saringan #
4,8 mm, # 2,4 mm, # 1,2 mm, # 0,6 mm, # 0,3 mm jumlahnya dibagi 100.

E. GAMBAR ALAT DAN GAMBAR KERJA


1. Gambar Alat Pengujian Modulus Halus Butir dengan Analisa Saringan (Terlampir)
2. Gambar Kerja Pengujian Modulus Halus Butir dengan Analisa Saringan (Terlampir)

LABORATORIUM ILMU BAHAN TEKNIK SIPIL FT. UNTIRTA 25


F. DIAGRAM ALIR PENGUJIAN

Mulai

Ambil benda uji lolos saringan No. 4 sebanyak ± 500 gr

Masukkan benda uji ke dalam pan (W1)

Masukkan ke oven selama ± 24 jam

Keluarkan pan dari oven lalu dinginkan

Setelah cukup dingin, timbang benda uji + pan (W2)

Susun saringan pada sieve shaker dari diameter terbesar

Masukkan benda uji ke sieve shaker selama ± 15 menit

Matikan sieve shaker lalu timbang benda uji pada tiap saringan

Selesai

Gambar 8.1 Diagram Alir Pengujian Modulus Halus Butir Agregat Halus dengan Analisa Saringan

LABORATORIUM ILMU BAHAN TEKNIK SIPIL FT. UNTIRTA 26


LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON – SURVEYING – INVESTIGASI TANAH – HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman KM.3 Cilegon Tlp. 081328278151

BLANKO

MODULUS HALUS BUTIR DENGAN ANALISA SARINGAN

No Lampiran Laporan : …………… Tanggal : ……………


Jenis Material : …………… Dikerjakan Oleh : ……………
Nomor Contoh : …………… Dihitung Oleh : ……………
Pekerjaan : …………… Diperiksa : ……………
Berat Contoh : ……………

Uraian Massa

Berat Wadah/Pan (gram) W1


Berat Pan + benda uji (gram) W2
Berat benda uji (gram) A

Berat
Ukuran Diameter Saringan
Berat Berat Benda Uji (3 = 2-1)
Ayakan + Benda
Saringan (1)
(mm) Uji (2)

9,6
4,8
2,4
1,2
0,6
0,3
0,15
0,075
Pan
Jumlah
Jl. Jendral Sudirman KM.3 Cilegon Tlp. 081328278151

BLANKO

MODULUS HALUS BUTIR DENGAN ANALISA SARINGAN

No Lampiran Laporan : …………… Tanggal : ……………


Jenis Material : …………… Dikerjakan Oleh : ……………
Nomor Contoh : …………… Dihitung Oleh : ……………
Pekerjaan : …………… Diperiksa : ……………
Berat Contoh : ……………

Ukuran Berat Tertahan


%
Diameter Gram

Ayakan
(mm) Pasir Tertahan Lolos Kumulatif

9,6
4,8
2,4
1,2
0,6
0,3
0,15
0,075
Pan
Jumlah
Modulus halus butir

Mengetahui :
Asisten Laboratorium
LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON – SURVEYING – INVESTIGASI TANAH – HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman KM.3 Cilegon Tlp. 081328278151

LAMPIRAN
MODULUS HALUS BUTIR AGREGAT HALUS DENGAN ANALISA
SARINGAN

Tabel 8.1 Gambar Alat Modulus Halus Butir Agregat Halus dengan Analisa Saringan
No. Gambar alat Keterangan

1. Neraca (0.1 gram sensitivity).

Drying Oven Cap. 760 (110 ± 5)° C.


2.

3. Cawan.

4. Sieve Shaker.

Sieve # 9,6 mm, # 4,8 mm, # 2,4


5.
mm, # 1,2 , #0,6 , # 0,3 mm.
LAMPIRAN
MODULUS HALUS BUTIR AGREGAT HALUS DENGAN ANALISA
SARINGAN

Tabel 8.2 Gambar Kerja Modulus Halus Butir Agregat Halus dengan Analisa Saringan
No. Gambar kerja Keterangan

1. Mengambil benda uji alami.

2. Menimbang cawan kosong;

Mengeringkan contoh uji


3. menggunakan oven dengan
temperatur (110±5)°C sampai
berat tetap selama (24±4) jam.

Mengeluarkan benda uji dari


dalam oven. Lalu
4. mendinginkannya pada
temperatur ruang se-lama
(1,0±0,5) jam.

5. Menimbang benda uji setelah


mencapai tem-peratur ruang.
Menimbang masing – masing
6.
tiap saringan;

Menyusun saringan-saringan
pada mesin Sieve Shaker dengan
7.
susunan saringan berdiameter
terbesar berada paling atas;

Memasukkan benda uji kedalam


8.
saringan yang telah disusun;

Menyalakan Sieve Shaker selama


± 15 menit, Setelah selesai,
9. mematikan sieve shaker lalu
mengangkat saringan- saringan
tersebut dari mesinnya;
Menimbang masing-masing
benda uji yang tertahan pada
saringan-saringan tersebut.

10. Penentuan diameter maksimum


agregat kasar dapat dilihat
lampiran digrafik batas gradasi
agregat kasar.
LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON – SURVEYING – INVESTIGASI TANAH – HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman KM.3 Cilegon Tlp. 081328278151

BAB 9

SOUNDNESS TEST AGREGAT HALUS

A. MAKSUD DAN TUJUAN


Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mengetahui keausan/pelapukan agregat halus terhadap
pengaruh sulfat.

B. BENDA UJI
Agregat halus (pasir)

C. ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN


1. Beaker glass.
2. Saringan ukuran berdasarkan Tabel 9.1
3. Cawan/Pan/Wadah Anti Karat.
4. Dessicator.
5. Thermometer.
6. Drying Oven Cap. 760 ltr (110±5)º C
7. Sarung Tangan

D. CARA PENGUJIAN
1. Membuat Larutan Sulfat Garam :
a. Siapkan larutan jenuh garam Natrium Sulfat/Magnesium Sulfat dengan cara
mengambil 1 sendok Natrium Sulfat/Magnesium Sulfat dan melarutkannya dengan 1
liter air bersih.
b. Aduk dengan perlahan kemudian simpan dalam dessicator selama ±24.

2. Ambil contoh agregat yang akan diuji sebanyak 150 gram, cucilah hingga bersih dan
keringkan kedalam oven selama ± 24 jam kemudian saring dengan saringan yang tertera
pada Tabel 9.1.
3. Timbang Wadah/Cawan (W1)

4. Masukan benda uji kedalam wadah lalu timbang (W2). Jadi, berat benda uji (A) = W1 –
W2 harus seberat (100 ± 0,1 gram).
5. Kemudian, masukan benda uji ke dalam beaker glass dan tuangkan larutan garam
Natrium / Magnesium Sulfat yang telah memenuhi syarat dengan ketinggian kurang lebih

LABORATORIUM ILMU BAHAN TEKNIK SIPIL FT. UNTIRTA 27


1,25 cm diatas permukaan agregat.
6. Setelah itu, masukan beaker glass ke dalam Dessicator dan diamkan selama minimum 16
jam dan maksimum 18 jam.
7. Tutuplah wadah dengan rapat untuk mengurangi penguapan dan mencegah masuknya
substansi lain.
8. Setelah periode perendaman, keluarkanlah contoh uji dari dalam larutan.

9. Biarkanlah meniris selama (15 + 5) menit, lalu keringkan di dalam oven pada temperatur
(110 + 5)°C sampai diperoleh berat konstan, berat konstan diperoleh apabila diperoleh
kehilangan berat kurang dari 0,1% dari berat contoh uji selama 4 jam pengeringan.
10. Setelah diperoleh berat konstan, dinginkan contoh uji.

11. Cucilah contoh uji agar bebas dari natrium atau magnesium sulfat. Cucilah dengan air
pada temperatur (43 + 6)°C dengan cara mengalirkan air panas ke dalam wadah contoh
sampai meluap keluar, untuk memastikan bahwa contoh uji telah bebas dari natrium
sulfat atau magnesium sulfat, periksalah air cucian dengan larutan barium klorida 0,2 M
jika tidak terdapat endapan putih dari barium sulfat maka pencucian sudah selesai.
Selama proses pencucian jagalah contoh uji dari guncangan atau tumbukan yang dapat
membuat pecah atau retaknya contoh uji.
12. Setelah contoh uji bebas dari natrium sulfat atau magnesium sulfat, keringkanlah masing-
masing fraksi contoh uji pada temperatur (110 + 5)°C selama ± 24 jam.
13. Saringlah agregat halus dengan ukuran saringan yang sama pada saat persiapan contoh
uji.
14. Timbang dan catatlah berat contoh yang tertahan pada masing-masing saringan (B). Berat
benda uji (C) = B – W.
-C
Kadar Kelapukan Agregat = x 100%
C

Tabel 9.1 Ukuran Saringan yang Digunakan Untuk Agregat Halus

LABORATORIUM ILMU BAHAN TEKNIK SIPIL FT. UNTIRTA 28


LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON – SURVEYING – INVESTIGASI TANAH – HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman KM.3 Cilegon Tlp. 081328278151

E. GAMBAR ALAT DAN KERJA


1. Gambar Alat Soundness Test Agregat Halus (Terlampir)
2. Gambar Kerja Soundness Test Agregat Halus (Terlampir)

LABORATORIUM ILMU BAHAN TEKNIK SIPIL FT. UNTIRTA 29


F. DIAGRAM ALIR PENGUJIAN

Mulai

Membuat larutan sulfat garam dan diamkan selama ± 24 jam

Ambil agregat sebanyak 150 gr dan cuci hingga bersih

Masukkan ke oven selama ± 24 jam

Keluarkan benda uji lalu saring sesuai dengan Tabel 9.1

Ambil agregat sebanyak 150 gr dan cuci hingga bersih

Ambil cawan (W1) lalu masukkan benda uji ke cawan dan timbang (W2)

Masukkan benda uji ke beaker glass dan tuangkan larutan sulfat


garam dengan ketinggian 1,25 cm diatas permukaan agregat

Tutup dan diamkan dalam dessicator 16 – 18 jam

Keluarkan benda uji dari rendaman sulfat garam lalu tiriskan

Keringkan dalam oven selama 4 jam atau hingga beratnya konstan

Keluarkan benda uji lalu dinginkan

Cuci benda uji dengan hati-hati untuk menghilangkan larutan garam sulfat

Setelah bersih, masukkan benda uji ke oven selama ± 24 jam

Saring menggunakan saringan yang sama saat persiapan benda uji

Timbang dan catat berat benda uji yang tertahan pada tiap saringan

Selesai

Gambar 9.1 Diagram Alir Soundness Test Agregat Halus

LABORATORIUM ILMU BAHAN TEKNIK SIPIL FT. UNTIRTA 30


LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON – SURVEYING – INVESTIGASI TANAH – HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman KM.3 Cilegon Tlp. 081328278151

BLANKO

SOUNDNESS TEST AGREGAT HALUS

No Lampiran Laporan : …………… Tanggal : ……………


Jenis Material : …………… Dikerjakan Oleh : ……………
Nomor Contoh : …………… Dihitung Oleh : ……………
Pekerjaan : …………… Diperiksa : ……………
Berat Contoh : ……………

URAIAN I II III

Jumlah hari (jam)

Ukuran butiran (mm)

Berat wadah/Pan (gram) W1

Berat pan + benda uji sebelum (gram) W2

Berat benda uji sebelum test (gram) A

Berat pan + benda uji sesudah (gram) B

Berat benda uji sesudah test (gram) C

Kadar Kelapukan Agregat %

Mengetahui :

Asisten Laboratorium
LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON – SURVEYING – INVESTIGASI TANAH – HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman KM.3 Cilegon Tlp. 081328278151

LAMPIRAN
SOUNDNESS TEST AGREGAT HALUS

Tabel 8.1 Gambar Alat Soundness Test Agregat Halus


No. Gambar alat Keterangan

1. Neraca (0.1 gram sensitivity).

2. Gelas ukur 250 mL.

3. Drying Oven Cap. 760 (110 ± 5)° C.

4. Cawan.

5. Saringan No. 200.


LAMPIRAN
SOUNDNESS TEST AGREGAT HALUS

Tabel 8.2 Gambar Kerja Soundness Test Agregat Halus


No. Gambar kerja Keterangan

1. Membuat larutan NaOH 3%.

2. Mengambil benda uji alami.

Mengeringkan contoh uji


menggunakan oven dengan
3. temperatur (110±5)°C sampai
berat tetap selama (24±4)
jam.

Mengeluarkan benda uji dari


dalam oven. Lalu
4. mendinginkannya pada
temperatur ruang se-lama
(1,0±0,5) jam.

5. Menimbang benda uji setelah


mencapai tem-peratur ruang.
6. Menimbang cawan kosong;

Memasukkan benda uji ke


7.
gelas ukur.

Mencampurkan benda uji


dengan larutan NaOH 3%
8.
hingga ketinggian + 1,2 cm
dari tinggi benda uji.

Menyimpan benda uji ke


9. dalam desikator selama 16-18
jam.

Mengeluarkan benda uji dari


10. desikator dan memasukkannya
ke cawan.

Mengeringkan contoh uji


11. menggunakan oven dengan
temperatur (110±5)°C sampai
berat tetap selama ±4 jam.

Mengeluarkan benda uji dari


dalam oven. Lalu
12. mendinginkannya pada
temperatur ruang selam 5
menit.
13.
Mencuci benda uji;

Mengeringkan contoh uji


menggunakan oven dengan
14. temperatur (110±5)°C sampai
berat tetap selama (24±4)
jam.

Mengeluarkan benda uji dari


dalam oven. Lalu
15. mendinginkannya pada
temperatur ruang se-lama
(1,0±0,5) jam.

16. Menimbang benda uji setelah


mencapai tem-peratur ruang.
LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON – SURVEYING – INVESTIGASI TANAH – HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman KM.3 Cilegon Tlp. 081328278151

BAB 10
PH AIR
(SNI 6989.11 2019)

A. MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud dari percobaan ini adalah untuk menentukan kadar asam, basa atau netral yang
ditandai dengan adanya perubahan warna pada pH indikator.

B. BENDA UJI
1. Air Suling
2. Air PDAM

C. ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN


1. Kertas PH; berikut standar lajunya
2. Cawan/Wadah/Pan Anti Karat;
3. Air suling;
4. Air PDAM;
5. Stopwatch.

D. CARA PENGUJIAN
1. Masukan air suling kedalam wadah secukupnya;
2. Masukan bagian kertas PH yang berwarna kedalam air suling tersebut kemudian diamkan
selama 45 detik;
3. Setelah itu angkat kertas PH dari wadah tersebut, kemudian cocokan warnanya dengan
standar laju kertas PH sehingga diketahui jenis airnya;
4. Kemudian mengulangi langkah 1- 3 untuk air PDAM.

E. GAMBAR ALAT DAN GAMBAR KERJA


1. Gambar Alat Pengujian pH Air(Terlampir)
2. Gambar Kerja Pengujian pH Air (Terlampir)

LABORATORIUM ILMU BAHAN TEKNIK SIPIL FT. UNTIRTA 31


F. DIAGRAM ALIR PENGUJIAN

Mulai

Siapkan alat dan bahan (kertas PH dan benda uji)

Masukkan kertas PH yang berwarna ke dalam benda uji

Setelah 45 detik angkat kertas PH dan cocokkan dengan satandar laju kertas PH

Mencatat hasilnya

Selesai

Gambar 10.1 Diagram Alir Pengujian pH Air

LABORATORIUM ILMU BAHAN TEKNIK SIPIL FT. UNTIRTA 32


BLANKO

PH AIR

No Lampiran Laporan : …………… Tanggal : ……………


Jenis Material : …………… Dikerjakan Oleh : ……………
Nomor Contoh : …………… Dihitung Oleh : ……………
Pekerjaan : …………… Diperiksa : ……………
Berat Contoh : ……………

Jenis Air Warna Indikator PH

Air Suling

Air PDAM

Mengetahui :

Asisten Laboratorium
LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON – SURVEYING – INVESTIGASI TANAH – HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman KM.3 Cilegon Tlp. 081328278151

LAMPIRAN
PH AIR

Tabel 10.1 Gambar Alat PH Air


No. Gambar alat Keterangan

Kertas PH, berikut standar


1.
lajunya.

2. Air suling.

3. Air PDAM.

4. Cawan.
LAMPIRAN
PH AIR

Tabel 10.1 Gambar Kerja PH Air


No. Gambar kerja Keterangan

Memasukkan air suling ke


1.
dalam wadah.

Memasukkan kertas pH ke
2.
dalam air selama 45 detik.

Mecocokkan kertas pH
3.
dengan standar kertas pH.

Mengulangi langkah 1 sampai


4.
3 untuk air PDAM.
BAB 11

KONSISTENSI NORMAL

A. MAKSUD DAN TUJUAN


Percobaan ini dilakukan untuk menentukan konsistensi normal semen Portland dengan
menggunakan jarum vicat.

B. BENDA UJI
Semen Portland sebanyak ± 300 gram.

C. ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN


1. Neraca (0,1 gr sensitivity)
2. Gelas ukur 200 ml
3. Cawan/wadah/Pan Anti Karat
4. Stop watch
5. Sendokperata/scraper
6. Alat pengaduk (mixer)
7. Air suling
8. Sarung tangan karet
9. Vicat apparatus
10. Sendok spatula
11. Glass Flat
12. Tabung pipet

D. CARA PENGUJIAN
Pencampuran

1. Timbang semen dan air suling yang akan dipakai masing-masing sebesar 300 gram dan
26% dari berat semen;
2. Kemudian masukan benda uji yaitu semen Portland kedalam cawan kemudian tuangkan
air suling dan diamkan selama 30 detik;
3. Jalankan mesin pengaduk dengan kecepatan (140 ± 5) rpm, dan aduk semen dan air tadi
selama 30 detik;
4. Hentikan mesin pengaduk dan diamkan selama 15 detik, lalu bersihkan pasta yang

LABORATORIUM ILMU BAHAN TEKNIK SIPIL FT. UNTIRTA 33


menempel pada dinding mangkuk/cawan;
5. Jalankan mesin pengaduk kembali tetapi dengan kecepatan (285 ± 10) rpm kemudian
aduk selama satu 1 menit;
Pencetakan
1. Buat pasta yang telah diaduk tadi seperti bola tangan, kemudian lemparkan sebanyak 6
(enam) kali dari satu tangan ketangan lainnya dengan jarak antar tangan sejauh 15 cm;
2. Pegang bola pasta pada satu tangan, kemudian tekan kedalam cincin konik yang telah
dipegang dengan tangan yang lain melalui lubang besar, sampai cincin konik penuh
dengan pasta;
3. Ratakan kelebihan pasta pada lubang besar dengan menggunakan sendok perata (spatula
dan scraper) yang digerakan dalam posisi miring terhadap permukaan cincin;
4. Letakan plat kaca pada lubang besar cincin konik dan balikan, ratakan kembali kelebihan
pasta pada lubang kecil cincin konik dengan sendok perata;
Pengukuran penetrasi
1. Letakkan cincin konik dibawah jarum besar vicat, dan tempelkan jarum dengan bagian
tengah dari permukaan pasta;
2. Jatuhkan jarum dan catat penurunan yang berlangsung selama 30 detik;

LABORATORIUM ILMU BAHAN TEKNIK SIPIL FT. UNTIRTA 34


E. DIAGRAM ALIR PENGUJIAN

Mulai

Ambil dan Timbang benda Uji

Aduk semen dengan mesin pengaduk selama


30 dengankecepatan (140 ± 5) rpm,

Diamkan selama 15 detik

Aduk semen dengan mesin pengaduk selama 1


menit dengan kecepatan (285 ± 5) rpm

Buat pasta semen membentuk bola

Tekan kedalam cincin konik

Letakan cincin konik di bawah jarum vicat

Catuhkan jarum vicat dan catat penurunan

Selesai

Gambar 11.1 Diagram Alir Pengujian Konsistensi Normal

LABORATORIUM ILMU BAHAN TEKNIK SIPIL FT. UNTIRTA 35


BLANKO

KONSISTENSI NORMAL
No Lampiran Laporan : …………… Tanggal : ……………
Jenis Material : …………… Dikerjakan Oleh : ……………
Nomor Contoh : …………… Dihitung Oleh : ……………
Pekerjaan : …………… Diperiksa : ……………
Berat Contoh : ……………

I II III IV V

Berat benda uji (gram)

Konsistensi (%)

Berat air (gram)

Penurunan (mm)

Mengetahui :

Asisten Laboratorium
LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON – SURVEYING – INVESTIGASI TANAH – HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman KM.3 Cilegon Tlp. 081328278151

LAMPIRAN
KONSISTENSI NORMAL

Tabel 11.1 Gambar Alat Konsistensi Normal


No. Gambar alat Keterangan

1. Neraca (0.1 gram sensitivity).

2. Gelas ukur 250 mL.

3. Cawan.

4. Stopwatch.

5. Sendok perata.

6. Mixer.
7. Air suling.

8. Sarung tangan.

9. Vicat apparatus.

10. Sendok spatula.

11. Glass flat.


LAMPIRAN
KONSISTENSI NORMAL

Tabel 11.1 Gambar Kerja Konsistensi Normal


No. Gambar kerja Keterangan

1. Menimbang cawan kosong;

2. Mengambil semen.

Menimbang cawan + benda uji sesu


dengan kadar yang telah ditentuk
3.
yaitu 300 gram dan 26
% dari berat semen;

Memasukkan air suling ke dalam


4.
wadah.

Mendiamkan selama 30 detik agar air


5.
menyerap kedalam semen;

Mengaduk campuran tadi selama

6. 30 detik dan menghentikan mesin


pengaduk selama 15 detik;
Mengaduk kembali selama 1
7.
menit;

Kemudian mengepalkan pasta

8. semen dibuat menjadi bentuk


bola;

elemparkan semen yang telah


berbentuk bola dari satu tangan
9. ketangan yang lain secara
horizontal dengan jarak ± 15 cm
sebanyak 6 kali;

eletakan bola pasta semen tersebut


pada tangan kiri , lalu menekan
10.
pada ring mold yang besar sampai
keluar dari sisi yang lainnya;

Meratakan pemukaan yang


memiliki diameter lebih besar
11.
dengan menggunakan spatula
kemudian letakan pada plat kaca;
Meletakan pada alat vicat yang
telah disediakan sesuai dengan
prosedur yang ditentukan, yaitu
meletakan meletakan cetakan
pasta semen tadi diantara alat alat
12. vicat dengan jarum vicat,
kemudian menempelkan ujung
jarum vicat pada permukaan pasta
semen, tetapi jangan sampai
menusuk permukaannya dan
diamkan selama 30 detik;

eletakan jarum penunjuk pada


angka nol, kemudian kendurkan
13. baut penjepit tersebut baca posisi
akhir penunjukan jarum setelah 30
detik.
LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON – SURVEYING – INVESTIGASI TANAH – HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman KM.3 Cilegon Tlp. 081328278151

BAB 12

VICAT TEST

A. MAKSUD DAN TUJUAN


Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan waktu pengikatan (time of setting) semen
hidrolis dengan menggunakan jarum vicat.

B. BENDA UJI
Semen Portland.

C. ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN


1. Vicat Aparatus
2. Conical Ring Mold
3. Glass Flat
4. Stopwatch
5. Spatula
6. Sarung Tangan Karet
7. Cawan
8. Mixer
9. Gelas ukur 200 ml
10. Air Suling

D. CARA PENGUJIAN
1. Timbang cawan yang akan digunakan untuk tempat semen sementara pada saat
penghitungan berat semen;
2. Ambil semen yang berbutir halus, tidak menggumpal;
3. Timbang semen sesuai dengan kadar yang telah ditentukan, yaitu 300 gram;
4. Masukan air secukupnya pada cawan yang berlainan, yang ukurannya cukup besar;
5. Masukan semen yang telah ditimbang kedalam cawan telah terisi oleh air, diamkan
selama 30 detik agar air menyerap kedalam semen;
6. Aduk campuran semen dan air tersebut selama 30 detik dengan menggunakan mixer, lalu
bersihkan bagian samping cawan dari pasta semen yang menempel;
7. Aduk kembali campuran tersebut selama 1 menit, penghitungan waktu dapat dibantu
dengan stopwatch;

LABORATORIUM ILMU BAHAN TEKNIK SIPIL FT. UNTIRTA 36


8. Dengan menggunakan sarung tangan, bentuk pasta semen menjadi bentuk seperti bola
lalu lempar-lemparkan dari satu tangan ketangan yang lain secara horizontal dengan jarak
± 15 cm sebanyak 6 kali;
9. Letakan bola pasta semen tersebut pada tangan kiri lalu tekan pasta semen kedalam sisi
mold yang besar sampai keluar dari sisi yang lainnya;
10. Ratakan permukaan yang memiliki diameter lebih besar terlebih dahulu dengan
menggunakan scraper atau spatula kemudian letakan pada plat kaca;
11. Ratakan permukaan yang berdiameter lebih kecil dengan menggunakan scraper atau
spatula dan haluskan permukaannya;
12. Letakannya pada alat vicat yang telah disediakan sesuai dengan prosedur yang telah
ditentukan, yaitu letakan cetakan pasta semen tadi diantara alat alat vicat dengan jarum
vicat, kemudian menempelkan ujung jarum vicat pada permukaan pasta semen, tetapi
jangan sampai menusuk permukaannya dan diamkan selama 30 detik;
13. Letakkan jarum penunjuk pada angaka nol, kemudian kendurkan baut penjepit tersebut,
baca posisi akhir penunjukan jarum setelah 30 detik;
14. Ulangi percobaan sampai didapat penetrasi yang lebih kecil dari 25 mm (dimana jarak
titik pengukuaran satu sama lain < 9 mm diukur dari tepi mold)

E. GAMBAR ALAT DAN GAMBAR KERJA


1. Gambar Alat Vicat Test (Terlampir)
2. Gambar Kerja Vicat Test (Terlampir)

LABORATORIUM ILMU BAHAN TEKNIK SIPIL FT. UNTIRTA 37


F. DIAGRAM ALIR PENGUJIAN

Mulai

Timbang cawan tempat semen sementara

Ambil semen berbutir halus (tidak menggumpal)

Timbang semen sebanyak 300 gram

Masukkan air pada cawan yang cukup besar

Masukkan semen ke dalam cawan berisi air diamkan selama 30 detik

Aduk semen dan air menggunakan mixer selama 30 detik lalu bersihkan pasta di sisi wadah

Aduk kembali selama 1 menit

Matikan mesin dan buat pasta seperti bola tangan lalu lemparkan sebanyak 6 kali antara satu
tangan dengan tangan lainnya sejauh 15 cm

Letakan bola pasta semen tersebut pada tangan kiri lalu tekan pasta semen kedalam sisi mold yang
besar sampai keluar dari sisi yang lainnya

Ratakan permukaan yang memiliki diameter lebih besar terlebih dahulu dengan menggunakan
scraper atau spatula kemudian letakan pada plat kaca

Ratakan permukaan yang berdiameter lebih kecil dengan menggunakan scraper atau
spatula dan haluskan permukaannya

Letakan cetakan pasta semen tadi diantara alat alat vicat dengan jarum vicat, kemudian tempelka
ujung jarum vicat pada permukaan pasta semen, tetapi jangan sampai menusuk permukaannya da
diamkan selama 30 detik

Letakkan jarum penunjuk pada angaka nol, kemudian kendurkan baut penjepit tersebut, baca
posisi akhir penunjukan jarum setelah 30 detik

Ulangi percobaan sampai didapat penetrasi yang lebih kecil dari 25 mm (dimana jarak
titik pengukuaran satu sama lain < 9 mm diukur dari tepi mold)

Selesai

Gambar 12.1 Diagram Alir Vicat Test

LABORATORIUM ILMU BAHAN TEKNIK SIPIL FT. UNTIRTA 38


BLANKO
VICAT TEST

No Lampiran Laporan : …………… Tanggal : ……………


Jenis Material : …………… Dikerjakan Oleh : ……………
Nomor Contoh : …………… Dihitung Oleh : ……………
Pekerjaan : …………… Diperiksa : ……………
Berat Contoh : ……………

Nomor Pengamatan Waktu Penurunan Penurunan


Penurunan Menit (mm)

1 30
2 40
3 50
4 60
5 70
6 80
7 90
8 100
9 110
10 120
11 130
12 140
13 150
14 160
15 170
Mengetahui :
Asisten Laboratorium
LAMPIRAN
VICAT TEST

Tabel 12.1 Gambar Alat Vicat Test


No. Gambar alat Keterangan

1. Neraca (0.1 gram sensitivity).

2. Gelas ukur 250 mL.

3. Cawan.

4. Stopwatch.

5. Sendok perata.

6. Mixer.
7. Air suling.

8. Sarung tangan.

9. Vicat apparatus.

10. Sendok spatula.

11. Glass flat.


LAMPIRAN
VICAT TEST

Tabel 12.2 Gambar Kerja Vicat Test


No. Gambar kerja Keterangan
Menimbang cawan yang a
digunakan untuk tempat se
1.
sementara pada saat perhitun
berat semen;

Mengambil semen yang berb


2 halus, tidak menggumpal;

Menimbang semen sesuai den


3 kadar yang telah ditentukan, yaitu
gram;

Menentukan dan menyiapkan vol


4 air suling yang diperlukan;

Menuangkan air suling ke da


mangkok pengaduk, kemu
masukkan secara perlahan-lahan
gr berada uji semen ke da
5
mangkok pengaduk yang sa
selanjutnya diamkan selama 30 de
Mengaduk campuran semen
dan air tersebut selama 30
detik dengan menggunakan
6
mixer, lalu bersihkan bagian
samping cawan dari pasta yang
menempel;

Mengaduk kembali campuran


tersebut selama 1 menit,
7
penghitungan waktu dapat
dibantu dengan stopwatch;

Dengan menggunakan sarung


tangan, membentuk pasta semen
menjadi bentuk seperti bola lalu
8 melempar-lemparkan dari satu
tangan yang lain secara
horizontal dengan jarak
± 15 cm sebanyak 6 kali;

Meletakan bola pasta semen


tersebut pada tangan kiri lalu
9 tekan pasta semen kedalam sisi
mold yang besar sampai keluar
dari sisi yang lainnya;

Meratakan permukaan yang


memiliki diameter lebih besar
terlebih dahulu dengan
10
menggunakan scraper atau
spatula kemudian letakan pada
plat kaca;
Meratakan permukaan yang
berdiameter lebih kecil dengan
11 menggunakan scraper atau
spatula dan haluskan
permukaannya;

Meletakkan pada alat vicat


yang telah disediakan sesuai
dengan prosedur yang telah
ditentukan, yaitu meletakan
cetakan pasta semen diantara alat
vicat dengan jarum vicat,
12
kemudian menempelkan ujung
jarum vicat pada permukaan
pasta semen, tetapi jangan
sampai menusuk permukaannya
dan diamkan selama 30

Meletakan jarum penunjuk pada


angka nol, kemudian
mengendurkan baut penjepit
13
tersebut, membaca posisi akhir
penunjukan jarum setelah 30
detik;

Mengulangi percobaan sampai


didapat penetrasi yang lebih kecil
14 dari 25 mm (dimana jarak titik
pengukuran satu sama lain
< 9 mm diukur dari tepi mold).
LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON – SURVEYING – INVESTIGASI TANAH – HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman KM.3 Cilegon Tlp. 081328278151

BAB 13

BERAT JENIS SEMEN

A. MAKSUD DAN TUJUAN


Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan berat jenis semen.

B. BENDA UJI
Semen Portland.

C. ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN


1. Botol Chatelier
2. Kerosene (yang dalam hal ini dipakai cairan SMT)
3. Funnel
4. Thermometer
5. Spatula
6. Reference rod

D. CARA PENGUJIAN
1. Isi Botol Chatelier dengan cairan SMT bebas air sampai mencapai skala antara 0-1, lalu
bagian dalam botol diatas permukaan cairan dikeringkan;
2. Selanjutnya botol direndam dalam air sampai suhu dalam botol sama dengan suhu air
perendam;
3. Baca Skala pada botol yang telah direndam (V1);
4. Ambil cawan, lalu timbang kemudian catat hasil tibangan;
5. Isi cawan yang telah ditimbang tadi dengan semen sebanyak 64 gram;
6. Masukan semen kedalam botol sedikit demi sedikit dengan menggunakan bantuan
refrence rod agar tidak ada semen yang menempel pada dinding botol chatelier;
7. Kemudian goyang - goyangkan botol yang telah diisi semen ke kanan dan ke kiri sampai
tidak ada lagi gelembung udara di dalam larutan;
8. Setelah gelembung udara telah dipastikan tidak ada, botol chatelier kembali direndam
sampai suhu botol sama dengan suhu air perendam;
9. Angkat botol dan catat skala yang ada pada botol (V2).
10. Hitung volume contoh (V) = V2 – V1

LABORATORIUM ILMU BAHAN TEKNIK SIPIL FT. UNTIRTA 39


Berat Jenis Semen (gram/ml) =

E. GAMBAR ALAT DAN KERJA


1. Gambar Alat Pengujian Berat Jenis Semen (Terlampir)

2. Gambar Kerja Pengujian Berat Jenis Semen (Terlampir)

F. DIAGRAM ALIR PENGUJIAN

Mulai

Isi Botol Chatelier dengan cairan SMT bebas air hingga skala antara 0-1, lalu
bagian dalam botol diatas permukaan cairan dikeringkan

Rendam botol dalam air hingga suhu sama dengan air perendam

Baca Skala pada botol yang telah direndam (V1)

Ambil cawan lalu timbang dan catat

Isi cawan dengan 64 gram semen

Masukan semen kedalam botol sedikit demi sedikit dengan menggunakan bantuam
refrence rod agar tidak ada semen yang menempel pada dinding botol chatelier

Kemudian goyang - goyangkan botol yang telah diisi semen ke kanan dan ke kiri sampai tidak ada lagi
gelembung udara di dalam larutan

Setelah gelembung udara telah dipastikan tidak ada, botol chatelier kembali direndam sampai
suhu botol sama dengan suhu air perendam

Angkat botol dan catat skala yang ada pada botol (V2), lalu hitung volume contoh

Selesai

Gambar 13.1 Diagram Alir Pengujian Berat Jenis Semen

LABORATORIUM ILMU BAHAN TEKNIK SIPIL FT. UNTIRTA 40


BLANKO

BERAT JENIS SEMEN

No Lampiran Laporan : …………… Tanggal : ……………


Jenis Material : …………… Dikerjakan Oleh : ……………
Nomor Contoh : …………… Dihitung Oleh : ……………
Pekerjaan : …………… Diperiksa : ……………
Berat Contoh : ……………

Nomor Test I II III

Berat contoh (gram)

Pembacaan awal (ml) V1

Pembacaan akhir (ml) V2

Volume contoh (ml) V = V2 – V1

Berat jenis semen gram/ml

Mengetahui :

Asisten Laboratorium
LAMPIRAN BERAT
JENIS SEMEN

Tabel 13.1 Gambar Alat Berat Jenis Semen


No. Gambar alat Keterangan

1. Botol Le Chatelier.

2. Funnel

3. Termometer

4. SMT
LAMPIRAN BERAT
JENIS SEMEN

Tabel 13.2 Gambar Kerja Berat Jenis Semen


No. Gambar kerja Keterangan
Mengisi botol chatelier den
dengan cairan SMT bebas air sam
mencapai skala 0 - 1, kemu
1.
bagian dalam botol di
permukaan dikeringkan;

Merendam botol tersebut dalam


agar suhu dalam botol sama den
2.
suhu air perendam;

Mengisi cawan yang ditimb


3. dengan semen sebanyak 64 gram

Memasukan semen kedalam b


sedikit demi sedikit jangan sam
4. ada yang menempel pada din
botol chatelier;
Setelah semen tersebut
dimasukkan semua, botol
dimiringkan ke kanan dan ke
5.
kiri agar gelembung udara
yang terdapat didalam larutan
tersebut hilang semuanya;

Merendam kembali botol


chatelier yang berisi semen
6.
tadi ke dalam air lalu mencatat
skala pada botol (V2).
BAB 14

BERAT ISI AGREGAT

A. MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud dan tujuan dari percobaan ini adalah untuk mendapatkan nilai berat isi agregat kasar
dan agregat halus.

B. BENDA UJI
Benda uji yang digunakan dalam percobaan ini adalah agregat kasar dan agregat halus.

C. ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN


1. Timbangan/neraca dengan ketelitian 0,1 gram kapasitas 2 kg untuk agregat halus, dan
ketelitian 1 gram kapasitas 20 kg untuk contoh agregat kasar;
2. Cawan/wadah;
3. Batang pemadat baja yang berdiameter 16 mm dan panjang 610 mm dengan salah satu
ujung berbentuk setengah bola;
4. Mistar perata;
5. Silinder baja kedap air;
6. Drying oven.

D. CARA PENGUJIAN
Hari ke-1:
1. Menimbang silinder baja dengan ketelitian 0,1 gram dan mencatat hasil timbangannya
(W1);
2. Mengambil benda uji berupa agregat kasar atau agregat halus yang banyaknya tidak
boleh kurang dari silinder baja;
3. Menaruh benda uji yang telah diambil ke dalam wadah dan meratakannya;
4. Memasukkan benda uji yang telah diratakan di dalam wadah ke dalam drying oven dan
diamkan selama 24 jam pada suhu (100 ± 5)˚C;

Hari ke-2:
1. Mengeluarkan benda uji yang telah dimasukkan ke dalam oven, lalu mendiamkannya
beberapa saat;

LABORATORIUM ILMU BAHAN TEKNIK SIPIL FT. UNTIRTA 41


2. Memasukkan benda uji dalam 3 tahap, mengisi benda uji sebanyak 1/3 volume silinder
baja;
3. Menusuk benda uji dengan batang pemadat sebanyak 25 kali secara merata untuk tiap
tahap hingga silinder baja penuh;
4. Meratakan permukaan atas benda uji dengan mistar perata;
5. Menimbang silinder baja yang terisi penuh dengan benda uji dan mencatat hasilnya (W2);
6. Menghitung berat benda uji;
W3 = W2 ‒ W1
7. Membuang benda uji, kemudian cuci bersih silinder baja;
8. Mengukur dimensi silinder baja (diameter dan tinggi);
9. Menghitung volume silinder baja (V).

1 2
V=

E. GAMBAR ALAT DAN GAMBAR KERJA

1. Gambar Alat Pengujian Berat Isi Agregat (Terlampir)

2. Gambar Kerja Pengujian Berat Isi Agregat (Terlampir)

LABORATORIUM ILMU BAHAN TEKNIK SIPIL FT. UNTIRTA 42


F. DIAGRAM ALIR PENGUJIAN

Mulai

Mengambil benda uji dan letakkan dalam talam

Memasukan talam + benda uji tersebut ke dalam drying


oven yang selama 24 jam pada suhu (100 ± 5)°C.

Hari kedua

Menimbang wadah Mengeluarkan benda uji


silinder baja dari oven

Masukkan benda uji ke dalam wadah silinder baja dengan


tiga tahapan, mengisis terlebih dahulu 1/3 bagian dari
wadah baja

Menusuk-nusuk benda uji dengan tongkat


sebanyak 25 kali sampai wadah silinder penuh

Meratakan wadah silinder baja yang terisi benda


uji

Menimbang benda uji


+ wadah silinder

Menimbang benda uji


+ wadah silinder

Membuang benda uji,


kemudian timbang wadah
silinder yang sudah diisi air

Mengolah data

Selesai

Gambar 14.1 Diagram Alir Pengujian Berat Isi Agregat

LABORATORIUM ILMU BAHAN TEKNIK SIPIL FT. UNTIRTA 43


BLANKO

BERAT ISI AGREGAT

No Lampiran Laporan : …………… Tanggal : ……………


Jenis Material : …………… Dikerjakan Oleh : ……………
Nomor Contoh : …………… Dihitung Oleh : ……………
Pekerjaan : …………… Diperiksa : ……………
Berat Contoh : ……………

URAIAN I II III

Berat silinder baja (gram) W1

Berat (silinder baja+benda uji) (gram) W2

Berat (silinder baja+air) (gram) W3

Berat benda uji (gram) W4

Volume silinder = volume air (gram) V

Berat Isi Agregat Kasar (gram)


LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON – SURVEYING – INVESTIGASI TANAH – HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman KM.3 Cilegon Tlp. 081328278151

LAMPIRAN BERAT
ISI AGREGAT

Tabel 14.1 Gambar Alat Berat Isi Agregat


No. Gambar alat Keterangan

1. Neraca (0.1 gram sensitivity).

2. Silinder baja.

3. Mistar perata.

Drying Oven Cap. 760 (110 ±


4.
5)° C.

5. Cawan.

6. Tongkat pemadat.
LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON – SURVEYING – INVESTIGASI TANAH – HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman KM.3 Cilegon Tlp. 081328278151

LAMPIRAN BERAT
ISI AGREGAT

Tabel 14.2 Gambar Kerja Berat Isi Agregat


No. Gambar kerja Keterangan
Timbang wadah silinder yang
terbuat dari baja dengan menggun
neraca yang ketelitiannya 0,1
1. kemudian catat hasil timbanga
(W1);

Ambil benda uji yang telah


ditentukan, yaitu benda uji b

2. agregat kasar, yang banyaknya


boleh kurang dari silinder baja;

Setelah itu, simpan benda uji ter

3. kedalam talam yang telah disedia

Ratakan posisi benda uji pada


talam;
4.

Masukan talam yang telah terisi


oleh benda uji tersebut kedalam d

5. oven yang telah tersedia, kem


diamkan selama 24 jam pada
(100±5)°C;
Keluarkan benda uji setelah 24
jam berada dalam oven, dia

6. beberapa saat, kemudian ma


benda uji kedalam selinder baja;
Masukan benda dalam 3 tahap,
isi terlebih dahulu 1/3 bagian
7. dari wadah baja;

Tusuk-tusuk benda uji dengan


menggunakan tongkat pada setiap
lapisnya masing-masing sebanyak
25 kali secara merata, sehingga
8.
wadah baja tersebut penuh;

Ratakan wadah baja yang telah


terisi benda uji dengan
9.
menggunakan mistar, sampai
benar-benar penuh dan rata;

Timbang dalam keadaan penuh


tersebut, dan catat hasilnya (W2);
10.

Buang benda uji tersebut,

11. kemudian cuci wadah baja


hingga bersih;

Masukan air PDAM kedalam


wadah silinder yang terbuat dari

12. baja tersebut sampai benar-benar


penuh, kemudian timbang dan catat
hasilnya (W3)
BAB 15

PERANCANGAN CAMPURAN BETON

SNI-7656-2012

A. MAKSUD DAN TUJUAN


Perancangan campuran beton dimaksudkan untuk mengetahui komposisi atau proporsi bahan-
bahan penyusun beton menurut SNI 7656-2012. Hal ini dilakukan agar proporsi campuran
dapat memenuhi syarat teknis serta ekonomis.

B. LANGKAH – LANGKAH PERHITUNGAN


1. Tentukan kuat tekan beton yang direncanakan sesuai dengan syarat teknis atau yang telah
ditentukan, yaitu :
Menentukan kuat tekan (f’c) ini pada umur 28 hari;
2. Hitung deviasi standar (s). Deviasi standar diketahui dari besarnya jumlah volume
pekerjaan beton (M3) yang akan dibuat dengan mutu pelaksanaan (Tabel 1 penentuan
standar deviasi)
3. Menghitung nilai tambah (m), dimana m = 1.64 s
4. Hitung kuat tekan rata-rata yang telah ditargetkan (f’cr), dimana f’cr = f’c + m;
5. Tetapkan nilai slump;
6. Tetapkan diameter maksimum agregat jika tidak ditetapkan maka besar butir agregat
maksimum tidak boleh melebihi :
a) Seperlima jarak terkecil antara bidang-bidang samping dari cetakan;
b) Sepertiga dari tebal pelat;
c) Tiga perempat dari jarak bersih minimum diantara batang-batang atau berkas-berkas
tulangan.
7. Perkiraan kebutuhan air pencampur dan kadar udara. (Tabel 2. terlampir Perkiraan
kebutuhan air pencampur dan kadar udara untuk berbagai slump dan ukuran
nominal agregat maksimum)
8. Tentukan nilai Rasio Air Semen F.A.S (Tabel 3. Hubungan antara rasio air – semen
(w/c) atau rasio air – bahan bersifat semen {w/(c+p)} dan kekuatan beton terlampir)
9. Tetapkan faktor air semen maksimum (dapat ditetapkan sebelumnya atau tidak). Jika nilai
faktor air semen yang diperoleh pada butir 8 diatas lebih kecil dari yang dikehendaki,
maka yang dipakai yang terendah (Tabel 4. Maksimum rasio (w/c) atau {w/(c=p)}

LABORATORIUM ILMU BAHAN TEKNIK SIPIL FT. UNTIRTA 44


yang diinginkan untuk beton tingkat pemaparan berat (severe exposures)
terlampir);

10. Menetukan Kadar semen yaitu, ;

11. Tetapkan Volume agregat kasar dengan meliat tabel hubungan antara ukuran nominal
agregat maksimum (mm) dengan volume agregat kasar kering oven persatuan volume
beton untuk berbagai modulus kehalusan dari agregat halus. (Tabel 5. Volume agregat
kasar per satuan volume beton terlampir) apabila nilai modulus kehalusan berada
ditengah – tengah atau tidak berada ditabel maka tentukan dengan menggunakan
interpolasi;
12. Menetapkan berat agregat kering oven;
13. Menentukan jumlah agregat kasar dengan, W Agr. Kasar = Wagr. kering oven x Vol. Agregat ;
14. Memperkirakan berat awal beton dengan melihat tabel hubungan antara Ukuran nominal
3
agregat maksimum (mm) dengan perkiraan awal berat beton segar (kg/m ).(Tabel 6.
Perkiraan awal berat beton segar terlampir);
15. Menentukan jumlah agregat halus, dengan rumus Wagr.halus = perkiraan awal berat beton –
(Wagr.kasar + Wc + Wair);
16. Menentukan jumlah agregat yang dibuhkan Dengan jumlah air, semen dan agregat kasar
yang ada, dan perkiraan adanya udara terperangkap (%) sesuai dengan yang sudah
ditentukan pada (Tabel 2. terlampir Perkiraan kebutuhan air pencampur dan kadar
udara untuk berbagai slump dan ukuran nominal agregat maksimum) sesuai
dengan berikut:
a) Menetukan volume air, Volume padat semen, volume absolute agregat kasar, dan
volume udara yang tertangkap (vol. udara% x 1000) ; Vol = 1

b) Menjumlahkan volume air, Volume padat semen, volume absolute agregat kasar, dan
volume udara yang tertangkap (∑volume)
c) Menetukan volume agregat haus yang dibutuhkan dengan rumus, Volume agregat
halus = 1 - ∑volume
d) Berat agregat halus yang dibutuhkan = Vol. agr halus x Bj SSD agr. halus x 1000

17. Menentukan proporsi campuran beton dengan menjumlah semua berat bahan yang sudah
ditentukan sebelum nya.

LABORATORIUM ILMU BAHAN TEKNIK SIPIL FT. UNTIRTA 45


18. Menetukan proporsi campuran setelah koreksi, Jika proporsi campuran percobaan dengan
anggapan berat (massa) yang digunakan, maka berat (massa) penyesuaian dari agregat
menjadi :
a) Agregat kasar (basah) = Wagr.kasar x (1+ %kadar air agregat kasar)
b) Agregat halus (basah) = Wagr.halus x (1+ %kadar air agregat halus)
19. Air yang diserap tidak menjadi bagian dari air pencampur dan harus dikeluarkan dari
penyesuaian dalam air yang ditambahkan. Dengan demikian, air pada permukaan yang
diberikan dari agregat halus adalah %air permukaan agregat halus = (%kadar air agregat
halus – %absorpsi agregat halus); dan dari agregat kasar %air permukaan agregat kasar =
(%kadar air agregat kasar – %absorpsi agregat kasar). Dengan demikian, kebutuhan
perkiraan air yang ditambahkan :
a) Wkebutuhan Air = Wair – (Wagr.kasar x %air permukaan agregat kasar) - (Wagr.halus x %air
permukaan agregat halus)

20. Maka didapat proporsi masing – masing bahan yang akan digunakan untuk pencampuran
beton lalu dikalikan dengan banyaknya sampel yang akan di buat.

LABORATORIUM ILMU BAHAN TEKNIK SIPIL FT. UNTIRTA 46


LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON – SURVEYING – INVESTIGASI TANAH – HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman KM.3 Cilegon Tlp. 081328278151

BLANKO

PERANCANGAN CAMPURAN BETON


No Lampiran Laporan : …………… Tanggal : ……………
Jenis Material : …………… Dikerjakan Oleh : ……………
Nomor Contoh : …………… Dihitung Oleh : ……………
Pekerjaan : …………… Diperiksa : ……………
Berat Contoh : ……………

No Data Keterangan

1 Tipe semen

2 BJ Semen

3 Berat Kering Oven Agregat Kasar

4 Modulus Kehalusan Agregat Halus

5 Modulus Kehalusan Agregat Kasar

6 BJ SSD Agregat Halus

7 BJ SSD Agregat Kasar

8 Absorpsi Agregat Halus

9 Absorpsi Agregat Kasar

10 Kadar Air Agregat Halus

11 Kadar Air Agregat Kasar

12 Mutu Rencana

Mengetahui :

Asisten Laboratorium
z

LAMPIRAN

Tabel 2. Perkiraan kebutuhan air pencampur dan kadar udara untuk berbagai slump dan ukuran nominal agregat
Air (kg/m3) untuk ukuran nominal agregat maksimum batu pecah
Slump 9.5 12.7 19 25 37.5 50 75 150
(mm) mm mm mm mm mm mm mm mm
Beton tanpa tambahan udara
25-50 207 199 190 179 166 154 130 113
75-100 228 216 205 193 181 169 145 124
150-175 243 228 216 202 190 179 160 -
>175 -
Banyaknya udara dalam
3 2.5 2 1.5 1 0.5 0.3 0.2
beton (%)
Beton dengan tambahan udara
25-50 181 175 168 160 150 142 122 107
75-100 202 193 184 175 165 157 133 119
150-175 216 205 197 184 174 166 154 -
>175
Jumlah kadar udara yang
disarankan untuk tingkat
4.5 4.0 3.5 3.0 2.5 2.0 1.5 1.0
pemaparan sebagai
berikut : ringan (%)
sedang (%) 6.0 5.5 5.0 4.5 4.5 4.0 3.5 3.0
berat (%) 7.5 7.0 6.0 6.0 5.5 5.0 4.5 4.0
z

Tabel 3. Hubungan antara rasio air – semen (w/c) atau rasio air – bahan bersifat semen
{w/(c+p)} dan kekuatan beton
Rasio air-semen (berat)
Kekuatan beton umur 28 hari, Mpa Beton tanpa tambahan Beton d
udara

40 0.42
35 0.47
30 0.54
25 0.61
20 0.69
15 0.79

Tabel 4. Maksimum rasio (w/c) atau {w/(c=p)} yang diinginkan untuk beton tingkat
pemaparan berat (severe exposures)
z

Tabel 5. Volume agregat kasar per satuan volume beton

Tabel 6. Perkiraan awal berat beton segar


BAB 16
PENGUJIAN SLUMP BETON
(SNI 1972-2008)

A. MAKSUD DAN TUJUAN


Untuk menentukan slump beton (concrete slump) dengan tujuan mendapatkan angka slump.

B. BENDA UJI
Beton Segar

C. ALAT – ALAT YANG DIGUNAKAN


1. Kerucut terpancung (cone) untuk slump.
2. Tongkat pemadat terbuat dari baja.
3. Pelat logam dengan permukaan yang kokoh, rata dan kedap air.
4. Sendok semen.
5. Mistar ukur.

D. CARA PENGUJIAN
1. Basahi cetakan dan letakkan di atas permukaan datar, lembab, tidak menyerap air dan
kaku dengan kokoh. Segera isi cetakan dalam tiga lapis, setiap sepertiga dari volume
cetakan diisi hingga keketebalan 67 mm , dua pertiga dari volume diisi hingga ketebalan
155 mm.
2. Padatkan setiap lapisan dengan 25 tusukan menggunakan batang pemadat. Sebarkan
penusukan secara merata di atas permukaan setiap lapisan.
3. Dalam pengisian dan pemadatan lapisan atas, lebihkan adukan beton di atas cetakan
sebelum pemadatan dimulai., ratakan permukaan beton pada bagian atas cetakan dengan
cara menggelindingkan batang penusuk di atasnya. Lepaskan segera cetakan dari beton
dengan cara mengangkat dalam arah vertikal secara-hati-hati. Angkat cetakan dengan
jarak 300 mm dalam waktu 5 ± 2 detik tanpa gerakan lateral atau torsional. Selesaikan
seluruh pekerjaan pengujian dari awal pengisian hingga pelepasan cetakan.
4. Setelah beton menunjukkan penurunan pada permukaan, ukur segera slump dengan
menentukan perbedaan vertikal antara bagian atas cetakan dan bagian pusat permukaan
atas beton. Bila terjadi keruntuhan atau keruntuhan geser beton pada satu sisi atau

LABORATORIUM ILMU BAHAN TEKNIK SIPIL FT. UNTIRTA 47


LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON – SURVEYING – INVESTIGASI TANAH – HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman KM.3 Cilegon Tlp. 081328278151

sebagian massa beton, abaikan pengujian tersebut dan buat pengujian baru dengan porsi
lain dari contoh.
Nilai Slump = Tinggi alat slump – tinggi beton setelah terjadi penurunan

E. GAMBAR ALAT DAN GAMBAR KERJA


1. Gambar Alat Pengujian Slump Beton (Terlampir)
2. Gambar Kerja Pengujian Slump Beton (Terlampir)

F. DIAGRAM ALIR PENGUJIAN

Mulai

Basahi dan letakkan cetakan

Padatkan setiap lapisan 25 tusukan

Sebarkan
penusukan secara

Ratakan permukaan beton

Ratakan permukaan beton


Angkat cetakan
Lepaskan cetakan dari jarak 300 mm
dalam waktu

Amati dan ukurpenurunan


pada permukaan

BLANKO
Selesai

Gambar 16.1 Diagram Alir Pengujian Slump

LABORATORIUM ILMU BAHAN TEKNIK SIPIL FT. UNTIRTA 48


BLANKO
PENGUJIAN SLUMP BETON

No Lampiran Laporan : …………… Tanggal : ……………


Jenis Material : …………… Dikerjakan Oleh : ……………
Nomor Contoh : …………… Dihitung Oleh : ……………
Pekerjaan : …………… Diperiksa : ……………
Berat Contoh : ……………

Nomor
Pengamatan Penurunan (mm) Gambar
Penurunan

Mengetahui :
Asisten Laboratorium
LAMPIRAN PENGUJIAN
SLUMP BETON

Tabel 16.1 Gambar Alat Pengujian Slump Beton


No. Gambar alat Keterangan
Cetakan dari logam tebal
minimal 1,2 mm berupa kerucut
terpancung (cone) dengan

1. diameter bagian bawah 203 mm, b


atas 102 mm, dan tinggi
305 mm; bagian bawah dan atas c
terbuka.

Tongkat pemadat dengan


diameter 16 mm, panjang 600
2.
ujung dibulatkan dibuat dari
yang bersih dan bebas karat.

Plat logam dengan permukaan y


3.
kokoh, rata dan kedap air.

4. Sendok cekung menyerap air.

5. Mistar ukur.
LAMPIRAN PENGUJIAN
SLUMP BETON

Tabel 16.2 Gambar Kerja Pengujian Slump Beton


No. Gambar kerja Keterangan

Membasahi cetakan dan plat


1.
dengan kain basah;

Meletakkan cetakan di atas plat


2.
dengan kokoh;

Mengisi cetakan sampai penuh


dengan beton segar dalam 3 lapis
berisi kira-kira 13 isi cetakan;
menusuk setiap lapis dengan
tongkat pemadat sebanyak 25
tusukan secara merata; tongkat
3.
harus masuk sampai lapisan
bagian bawah tiap-tiap lapisan,
pada lapisan pertama penusukkan
bagian tepi memiringkan tongkat
sesuai dengan kemiringan
cetakan;
Segera setelah penusukan,
meratakan permukaan benda uji
dengan tongkat dan
menyingkirkan semua sisa benda
uji yang jatuh di sekitar cetakan;
4. kemudian mengangkat cetakan
perlahan-lahan tegak lurus ke
atas; seluruh pengujian mulai dari
pengisian sampai cetakan
diangkat harus selesai alam
jangka waktu 2,5 menit;

Membalikkan cetakan dan


meletakan perlahan-lahan di
samping benda uji; mengukur
5.
slump yang terjadi dengan
mengukur beda tinggi cetakan
slump dengan adukan beton.
BAB 17

PENGUJIAN KUAT TEKAN BETON

SNI 1974 : 2011

A. MAKSUD DAN TUJUAN


Metode ini dimaksudkan sebagai pegangan dalam pengujian ini untuk menentukan kuat tekan
(compressive strength) beton.

B. BENDA UJI
Beton yang sudah pada umur perencanaan pengujian, dan sudah di curing sebelumnya.

C. ALAT – ALAT YANG DIGUNAKAN


Mesin tekan (Concrete compression machine).

D. CARA PENGUJIAN
1. Timbang benda uji terlebih dahulu lalu catat hasil nya;
2. Letakkan benda uji pada mesin tekan secara sentris;
3. Jalankan mesin tekan;
4. Lakukan pembebanan sampai benda uji menjadi hancur;
5. Setelah berada dalam kondisi maksimal (tidak ada kenaikan lagi pada jarum mesin tekan)
catat hasilnya.
6. Gambar bentuk retakan dan catatlah keadaan benda uji.

E. GAMBAR ALAT DAN GAMBAR KERJA


1. Gambar Alat Pengujian Kuat Tekan Beton (Terlampir)
2. Gambar Kerja Pengujian Kuat Tekan Beton (Terlampir)

LABORATORIUM ILMU BAHAN TEKNIK SIPIL FT. UNTIRTA 49


F. DIAGRAM ALIR PENGUJIAN

Gambar 17.1 Diagram Alir Pengujian Kuat Tekan Beton

LABORATORIUM ILMU BAHAN TEKNIK SIPIL FT. UNTIRTA 50


LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL BAHAN &
BETON – SURVEYING – INVESTIGASI TANAH – HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman KM.3 Cilegon Tlp. 081328278151

BLANKO
PENGUJIAN KUAT TEKAN BETON

No. Lampiran laporan : ……………. Tanggal : ……………


Jenis material : ……………. Dikerjakan Oleh : ……………
Nomor contoh : ……………. Dihitung Oleh : ……………
Pekerjaan : ……………. Diperiksa : ……………
Berat contoh : …………….

No. Perbandingan Luas Kekuatan


Slump Berat Diameter Tinggi Berat isi Umur Beban
Benda campuran penampang tekan Cacat
(mm) (kg) (mm) (mm) (kg/mm3) (hari) maksimum (N)
uji dalam berat (mm2) (N/mm2)
1
2
3
Catatan :
P.C = (Nama pabrik)
Agregat Kasar = (Lokasi pengambilan) Mengetahui :

Agregrat halus = (Lokasi pengambilan) Asisten Laboratorium


Air = (Lokasi Pengambilan)
LAMPIRAN PENGUJIAN KUAT
TEKAN BETON

Tabel 17.1 Gambar Alat Pengujian Kuat Tekan Beton


No. Gambar alat Keterangan

1. Universal Testing Mahine.


LAMPIRAN PENGUJIAN KUAT
TEKAN BETON

Tabel 17.2 Gambar Kerja Pengujian Kuat Tekan Beton


No. Gambar kerja Keterangan
Menyiapkan bahan untuk
membuat beton segar

1. sebelumnya proporsinya
dihitung dalam perenc
campuran beton;

Memasukkan bahan-bahan ke d
pengaduk beton
dengan urutan yang telah diten
2.
lalu mengaduk campuran d
menyalakan alat;

Mengeluarkan campuran beton

3. mesin molen dan menempatka


pada talam;

Menyiapkan cetakan beton


silinder sebanyak 3 buah d
ukuran diameter 15 cm dan

4. 30 cm untuk pengujian kuat


umur beton 3 hari, 14 hari da
hari;
Mengisi cetakan dengan
beton segar dengan 3 lapis
berisi kira-kira 1/3 isi cetakan

5. dan menumbuk dengan tongkat


pemadat sebanyak 25 kali
secara merata pada setiap lapis
pengisian;
Setelah memadatkan,
kemudian mengetuk cetakan
beton perlahan-lahan sampai
rongga akibat tumbukan

6. tertutup, lalu meratakan


permukaan beton dan meletakan
cetakan beserta beton pada
tempat yang bebas dari getaran
dalam ± 24 jam;
Setelah ± 24 jam, membuka
cetakan beton dan mengeluarkan
benda uji, lalu merendam beton
o
7. pada air dengan temperatur 25
C sebagai proses pematangan
(Curing);

Setelah direndam,

8. mengeringkan benda uji, lalu


menimbang benda uji.
Meletakkan benda uji pada
mesin tekan secara senstris,

9. tambahkan baja agar


permukaan beton bisa
tertekan secara menyeluruh;

Menjalankan mesin tekan


dengan menaik-turunkan tuas
dengan penambahan beban
yang konstan berkisar antara
2 2
10. 2 kg/cm sampai 4 kg/cm per
detik, lakukan pembebanan
hingga benda uji hancur, lalu
catat nilai beban
maksimumnya.
LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON – SURVEYING – INVESTIGASI TANAH – HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman KM.3 Cilegon Tlp. 081328278151

BAB 18

PENGUJIAN HAMMER TEST

A. MAKSUD DAN TUJUAN


Metode pengujian ini adalah untuk memperkirakan nilai kuat tekan beton pada suatu elemen
struktur untuk keperluan pengendalian mutu beton di lapangan.

B. BENDA UJI
Beton struktur (plat, kolom, balok)

C. ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN


1. Seperangkat alat Hammer Test
2. Penggaris

D. CARA PENGUJIAN
1. Tentukan elemen struktur yang akan dilakukan pengujian hammer test sesuai pada jenis
elemen. Pelat dan dinding beton harus memiliki ketebalan minimal 100 mm dan kolom
minimal 125 mm.
2. Pastikan permukaan elemen struktur tidak kasar.

3. Siapkan area minimum seluas 100mm x 100mm pada area yang sudah dihaluskan.
4. Siapkan 10 titik pengujian dengan jarak minimum antar titik 25 mm.

5. Lakukan pengujian dengan arah pukulan yang sama pada setiap bidang benda uji.
6. Tempelkan ujung peluncur pada permukaan titik uji dengan posisi tegak lurus dengan
bidang uji.
7. Secara perlahan lakukan pengujian pada bidang uji sampai terjadi pukulan pada bidang
uji.
8. Tekan tombol pengunci agar pembacaan kuat tekan dapat dilakukan.

9. Lakukan 10 kali pukulan pada titik-titik yang sudah disiapkan sebelumnya.

10. Catat hasil pukulan yang ditunjukkan oleh skala.

11. Hitung nilai rata-rata pembacaan yang didapat.

LABORATORIUM ILMU BAHAN TEKNIK SIPIL FT. UNTIRTA 51


∑1 (σb)
σbm =

Dimana :
��𝑏𝑚 = Bacaan rebound rata-rata
𝜎𝑏 = Bacaan rebound
N = Banyaknya pukulan
12. Nilai pembacaan tiap titik tidak boleh memiliki selisih 6 angka terhadap nilai rata-
ratanya.
13. Kalikan nilai pukulan rata-rata dengan angka kalibrasi alat.
��𝑏𝑚 (kalibrasi) = ��𝑏𝑚 x angka kalibrasi
14. Lakukan pembacaan pukulan sebenarnya dengan bantuan tabel angka pukulan vz
perkiraan kuat tekan beton.
15. Hitung deviasi standar

S=√ 1

16. Hitung kuat tekan karakteristik beton


σbk = σbm - (k1 × S × k2)

Tabel 18.1 Nilai K1

k2 = Konstanta statistik 5% cacat : 1.64 (PBI hal 40)

LABORATORIUM ILMU BAHAN TEKNIK SIPIL FT. UNTIRTA 52


E. GAMBAR ALAT DAN GAMBAR KERJA
1. Gambar Alat Hammer Test (Terlampir)
2. Gambar Kerja Hammer Test (Terlampir)

F. DIAGRAM ALIR PENGUJIAN

Gambar 18.1 Diagram Alir Hammer Test

LABORATORIUM ILMU BAHAN TEKNIK SIPIL FT. UNTIRTA 53


LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON – SURVEYING – INVESTIGASI TANAH – HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman KM.3 Cilegon Tlp. 081328278151

BLANKO

HAMMER TEST
Tanggal Pengujian : Dilakukan oleh :
Lokasi Pengujian : Dihitung oleh :
Jenis Struktur : Diperiksa oleh :
Angka Kalibrasi :

Average of Compression
Strike Rebound Average after
No Rebound Number Calibration (��𝑏)
Angel Number (R) Remasrk
(N/mm2)

5
LAMPIRAN
HAMMER TEST

Tabel 18.1 Gambar Alat Hammer Test


No. Gambar Alat Keterangan

1. Neraca (0,1 gr sensivity);

2. Penggaris.
LAMPIRAN
HAMMER TEST

Tabel 18.2 Gambar Kerja Hammer Test


No. Gambar Kerja Keterangan

Memastikan permukaan el
1. struktur tidak kasar;
KEL 5

Menyiapkan area
minimum seluas 100 mm x
2. 100 mm pada area yang sud
KEL 5
dihaluskan;

Menyiapkan 10 titik peng


dengan jarak minimum antar
3. KEL 5 25 mm;
Melakukan pengujian
dengan arah pukulan yang
4. sama pada setiap bidang
KEL 5
benda uji;

Menempelkan ujung
peluncur pada permukaan
5. titik uji dengan posisi
KEL 5 tegak lurus dengan bidang
uji;

TEKAN TOMBOL PENGUNCI


Secara perlahan melakukan
pengujian pada bidang uji
sampai terjadi pukulan
6. KEL 5
pada bidang uji dan
menekan tombol pengunci
agar pembacaan kuat tekan
dapat dilakukan;

BLANKO

LIHAT HASIL PENGUJIAN Mencatat hasil pukulan


PERCOBAAN

7.
KEL 5
yang ditunjukkan oleh
skala;
BAB 19

PUNDIT TEST

A. MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud dari pengujian Pundit Test atau UPV (Ultrasonic Pulse Velocity) Test ini adalah
untuk mengetahui nilai kuat tekan beton serta mengetahui kualitas beton menggunakan
gelombang ultrasonik dengan metode direct transmission.

B. BENDA UJI
Beton struktur

C. ALAT – ALAT YANG DIGUNAKAN


1. UPV Pundit Lab+ Versi Digital
2. Gurinda
3. Media Kalibrasi
4. Ultrasonic gel/Grease
5. Meteran/Penggaris
6. Sikat Kawat
7. Lap/Tissue

D. CARA PENGUJIAN
1. Siapkan alat uji dan kalibrasi alat uji dengan menggunakan media kalibrasi.
Cara kalibrasi :
a. Tekan tombol On
b. Tekan tombol Setting 2x
c. Olesi kedua ujung transducer dengan menggunakan ultrasonic gel, kemudian
tempelkan transducer ke ujung media kalibrasi berbentuk silinder
d. Tekan tombol play, tunggu hingga layar menampilkan dua ceklis
2. Tentukan elemen struktur yang akan diuji pundit test.
3. Bersihkan benda uji dan ratakan permukaan benda uji dengan menggunakan gurinda.
4. Tentukan titik yang akan diuji serta ukur jarak antar titik menggunakan penggaris.
5. Olesi transducer menggunakan ultrasonic gel.
6. Kemudian lakukan pengujian pundit dengan cara direct transmission, dengan menekan
tombol ikon direct transmission.

LABORATORIUM ILMU BAHAN TEKNIK SIPIL FT. UNTIRTA 54


7. Atur jarak antar titik dengan menekan tombol atas atau bawah.
8. Tempelkan transducer yang telah diolesi ultrasonic gel secara direct transmission, lalu
tekan tombol play.
9. Tunggu hingga layar menunjukan nilai kecepatan gelombang.
10. Tekan tombol ikon save 2x.
11. Ulangi percobaan diatas sebanyak 3 titik berbeda dengan menggunakan metode yang
sama.

Tabel Kepadatan Beton


Longitudinal pulse velocity Quality of concrete
3
km/s.10 ft/s
> 4.5 >15 excellent
3.5 - 4.5 12-15 good
3.0 - 3.5 10-12 doubtful
2.0 - 3.0 7-10 Poor very poor
<2 <7
(ref : Vienna, 2002)

Grafik Nilai Kuat Tekan Beton

(sumber : ACI Committee 228 Report)

E. GAMBAR ALAT DAN GAMBAR KERJA


1. Gambar Alat Pundit Test (Terlampir)
2. Gambar Kerja Pundit Test (Terlampir)

LABORATORIUM ILMU BAHAN TEKNIK SIPIL FT. UNTIRTA 55


F. DIAGRAM ALIR PENGUJIAN

Gambar 19.1 Diagram Alir Pundit Test

LABORATORIUM ILMU BAHAN TEKNIK SIPIL FT. UNTIRTA 56


BLANKO

PUNDIT TEST

Tanggal Pengujian : Dilakukan Oleh :

Lokasi Pengujian : Dihitung Oleh :

Jenis Struktur : Diperiksa Oleh :

Informasi Benda Uji :


Elemen Beton :
Lokasi :
Project : PUNDIT
Tanggal :
Umur beton : Hari
Jumlah data :
o
Suhu : C FS :

Jarak Kuat Tekan


Waktu T Kecepatan Kualitas
NO Metode Uji Lintasan L
(µsec) V (km/sec) Beton MPa Kg/cm
2
(mm)

6
LAMPIRAN
PUNDIT TEST

Tabel 19.1 Gambar Alat Pundit Test


No. Gambar Kerja Keterangan

KEL 5

UPV/ Pundit lab + Versi


1.
digital;

KEL 5
2. Media kalibrasi;

3. KEL 5 Ultrasonic gel/Grease;

4. Meteran/penggaris;
KEL 5
5.
KEL 5 Sikat kawat;

6. Lap/tissue.
KEL 5
LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON – SURVEYING – INVESTIGASI TANAH – HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman KM.3 Cilegon Tlp. 081328278151

LAMPIRAN
PUNDIT TEST

Tabel 19.2 Gambar Kerja PUNDIT Test


No. Gambar Kerja Keterangan

KEL 5

Menyiapkan alat uji dan kalibrasi


uji dengan menggunakan m
1. kalibrasi, transducer terlebih da
diolesi ultrasonic gel;

Menentukan elemen struktur yan


2. KEL 5 akan diuji pundit test;

KEL 5

3. Bersihkan benda uji dan


ratakan permukaan benda uji;

KEL 5
KEL 5

Menentukan titik yang akan


4. diuji serta ukur jarak antar titik
menggunakan penggaris;

KEL 5
KEL 5

5. Mengoleskan ultrasonic gel ke


transducer.

TEKAN
Kemudian melakukan
KEL 5
pengujian pundit dengan cara
6. DIRECT TRANSMISSION
direct transmission dengan
menekan ikon direct
PUNDIT TEST
transmission;

TOMBOL ATAS

Mengatur jarak antar titik


7. KEL 5 dengan menekan tombol atas
PUNDIT TEST atau bawah;

TOMBOL BAWAH
Tempelkan transducer yang telah
diolesi ultrasonic gel secara
direct transmission, lalu tekan
8. tombol play, tunggu hingga
layar menunjukkan nilai
KEL 5 kecepatan gelombang, kemudian
tekan tombol ikon save 2 kali;

Melakukan langkah 1- 0, tetapi


9. dengan metode uji semi-direct
transmission.
KEL 5
LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON – SURVEYING – INVESTIGASI TANAH – HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman KM.3 Cilegon Tlp. 081328278151

BAB 20

KUAT TARIK BAJA

A. MAKSUD DAN TUJUAN


Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan nilai kuat tarik baja.

B. BENDA UJI
Benda uji yang dipergunakan dalam pengujian kuat tarik baja terdiri dari :
1. Besi polos Ø12.
2. Besi ulir/sirip Ø10.

C. ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN


1. Universal Testing Machine (UTM) kapasitas 10.000 ton;
2. Displacement Transcuder;
3. Gerindra;
4. Penggaris/jangka sorong.

D. CARA PENGUJIAN
1. Menyiapkan benda uji setiap contoh dengan bentuk dan dimensi dengan ketentuan;
2. Beri nomor setiap benda uji, kemudian ukur masing-masing benda uji dengan penggaris
atau jangka sorong dan catat hasilnya;
3. Memasang benda uji dengan cara menjepit bagian ujung dari benda uji pada alat penjepit
mesin tarik, sumbu alat penjepit harus berimpit dengan sumbu benda uji;
4. Memasang Displacement Transducer;
5. Jalankan mesin uji dengan tarik benda uji penambahan beban yang konstan sampai benda
uji penambahan beban;
6. Catat besarnya gaya tarik.

E. GAMBAR ALAT DAN GAMBAR KERJA


1. Gambar Alat Pengujian Kuat Tarik Baja (Terlampir)
2. Gambar Kerja Pengujian Kuat Tarik Baja (Terlampir)

LABORATORIUM ILMU BAHAN TEKNIK SIPIL FT. UNTIRTA 57


F. DIAGRAM ALIR PENGUJIAN

Menyiapkan benda Sesuai ketentuan

Panjang, lebar,
Mengukur banda tinggi, diameter.

Memasang benda uji pada UTM

Memasang Displacement Transcuder

Jalankan mesin
Gambar 20.1 Diagram Alir Pengujian Kuat Tarik Baja

LABORATORIUM ILMU BAHAN TEKNIK SIPIL FT. UNTIRTA 58


BLANKO KUAT

TARIK BAJA

No Lampiran Laporan : …………… Tanggal : ……………


Jenis Material : …………… Dikerjakan Oleh : ……………
Nomor Contoh : …………… Dihitung Oleh : ……………
Pekerjaan : …………… Diperiksa : ……………
Berat Contoh : ……………

LUAS PENAMPANG
DIAMETER BER
NOMINAL
PENAMPANG POLOS NOMINAL (D) P
NO (A)

mm cm² k

LAB AKTUAL
RATA-
BEBAN REGANGAN TEGANGAN
DIAL 1 DIAL 2 DIAL 1 DIAL 2 RATA
No

(Kg) (cm) (cm) (cm) (cm) (cm) (mm) (Mpa)

1
LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON – SURVEYING – INVESTIGASI TANAH – HIDROLIKA FAKULTAS
TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman KM.3 Cilegon Tlp. 081328278151

DIAMETER
DIAMETER LUAS TINGGI SIRIP JARAK SIRIP BERAT
DALAM LEBAR SIRIP
PENAMPANG NOMINAL PENAMPANG MELINTANG NOMINAL
MINIMAL MEMBUJUR
NO (D) NOMINAL (A) (MAKS) PERMETER
SIRIP (Do) MIN MAKS

mm cm² mm mm mm mm mm kg/m

LAB AKTUAL
RATA-
BEBAN REGANGAN TEGANGAN
DIAL 1 DIAL 2 DIAL 1 DIAL 2 RATA
No

(Kg) (cm) (cm) (cm) (cm) (cm) (mm) (Mpa)

Mengetahui :
Asisten Laboratorium
LAMPIRAN KUAT
TARIK BAJA

Tabel 20.1 Gambar Alat Kuat Tarik Baja


No. Gambar alat Keterangan

1. Universal Testing Mahine.

2. Jangka sorong.

3. Gerinda.
LAMPIRAN KUAT
TARIK BAJA

Tabel 20.2 Gambar Kerja Kuat Tarik Baja


No. Gambar kerja Keterangan

Menyiapkan benda uji, baja


1. polos berdiameter 12 mm dan
baja sirip berdiameter 10 mm.

Memberi nomor untuk setiap ben


2.
uji.

3. Memasang benda uji pada UTM.

Mengoperasikan UTM dan


4. mencatat nilai tekanan
maksimum.
BAB 21

BERAT JENIS KAYU

ASTM D 143 - 52 - 1978

A. MAKSUD DAN TUJUAN


Tujuan dari pengujiannya ini dimaksudkan untuk mengetahui berat jenis dalam suatu kayu.

B. BENDA UJI
Benda uji yang digunakan pada percobaan ini adalah benda uji berupa kayu dengan ukuran 5
x 5 x 5cm sebanyak 3 buah.

C. ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN


1. Timbangan, dengan ketelitian 0,01 gram.
2. Jangka Sorong, dengan ketelitian 0,1 mm.
3. Bejana, Tabung atau gelas ukur dengan kapasitas 500 ml atau lebih.

D. CARA PENGUJIAN
1. Volume ditentukan dengan cara diukur.

a. Timbang benda uji pada keadan kadar air aslinya, dengan ketelitian kurang lebih

0,2% ( B gram).

b. Tentukan kadar air dari contoh yang sama dengan membuat benda uji yang lain.

c. Ukur panjang, lebar, tinggi benda uji dengan ketelitian 0,3% atau kurang.

d. Perhitungan :

Hitung berat jenis kayu dengan rumus :

Berat jenis =

Dimana :

B = Berat benda uji pada kadar air asli ( gram ).

P = Panjang benda uji ( cm).

L = Lebar benda uji ( cm )

LABORATORIUM ILMU BAHAN TEKNIK SIPIL FT. UNTIRTA 59


T = Tinggi benda uji ( cm ).

Apabila berat jenis diperhitungkan atas dasar benda uji pada keadaan kering oven, maka

rumus yang dipakai adalah :

Berat jenis =
(1 + M/100)

Dimana :

M = Kadar air kayu ( % )

2. Volume ditentukan dengan mencelupkan kadar air.

Cara ini ditentukan untuk benda uji berbentuk tertentu atau tidak teratur.

a. Timbang benda uji pada keadaan kadar air asli, dengan ketelitian 2%( B gram ).

b. Tentukan kadar air dari contoh yang sama.

c. Pengukuran volume benda uji

Cara I :

1. Letakan benda uji dalam bejana yang telah diketahui volumenya, laludimasukan air

secukupnya sehingga penuh atau sampai pada batas gari sukur tertentu.

2. Baca volume yang terisi air penuh atau pada garis ukur tadi,misalnya ( V cm3 ).

3. Kemudian keluarkan benda uji dari bejana.

4. Ukur volume air yang terdapat dalam bejana ( V1 cm3 ).Agar tidak mengapung tekan

benda uji dengan kawat baja yang kecil.

5. Kemudian baca volumenya pada skala misalnya V1 cm3.Volume benda uji sama dengan

( V1 - V ) cm3.

6. Catatan :Agar benda uji menyerap air yang ada pada tabung, maka bila benda uji kering

perlu dicelupkan dalam air sebentar sebelum dimasukan ke dalam tabung atau gelas ukur.

LABORATORIUM ILMU BAHAN TEKNIK SIPIL FT. UNTIRTA 60


E. DIAGRAM ALIR PENGUJIAN

MULAI

Menyiapkan alat dan bahan

Kayu ukuran 5 x 5 x 5 cm
Berat kayu awal
Ditimbang dan dicatat beratnya
(A)

Hitung volume

Masukan air secukupnya

Baca volume yang terisi air penuh

Keluarkan benda uji

Ukur volume air yang terdapat dalam bejana

Kemudian baca volumenya

Gambar 21.1 Diagram Alir Pengujian Berat Jenis

LABORATORIUM ILMU BAHAN TEKNIK SIPIL FT. UNTIRTA 61


BLANKO BERAT

JENIS KAYU

No Lampiran Laporan : …………… Tanggal : ……………


Jenis Material : …………… Dikerjakan Oleh : ……………
Nomor Contoh : …………… Dihitung Oleh : ……………
Pekerjaan : …………… Diperiksa : ……………
Berat Contoh : ……………

Setelah dilakukan pengujian diperoleh data sbb :

Berat kering oven ( Bk ) =............................


Berat ( air + wadah ) =..................
Berat ( wadah + air + kayu ) =.................
Volume kayu =.................
Berat volume kayu =.................

Catatan : Mutu kelas kayu dibagi berdasarkan tabel berikut :

KELAS KEKUATAN
Sipat
I II III IV V

Kuat Lentur 1000 725 500 360 < 360

Kuat Tekan 750 425 300 215 < 215

Berat Jenis 0,9 0,6 0,4 0,3 < 0,3

Mengetahui : Asisten Laboratorium


LAMPIRAN BERAT
JENIS KAYU

Tabel 21.1 Gambar Alat Berat Jenis Kayu


No. Gambar alat Keterangan

Neraca (0.1 gram


1.
sensitivity).

2. Jangka Sorong

3. Gelas ukur
LAMPIRAN
KADAR AIR KAYU

Tabel22.1 Gambar Kerja Kadar Air Kayu


No. Gambar kerja Keterangan

1. Menyiapkan benda uji.

2. Menimbang benda uji.

Memasukkan benda uji ke da


3. oven dengan suhu (70
± 5)˚ C selama 24 jam.

Mengeluarkan benda uji da


4.
oven.

5. Menimbang benda uji.


BAB 22

KADAR AIR KAYU

SNI 03 – 6850 - 2002

A. MAKSUD DAN TUJUAN


Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan kadar air yang terdapat dalam suatu kayu.

B. BENDA UJI
Benda uji yang digunakan pada percobaan ini adalah benda uji berupa kayu dengan ukuran 5
x 5 x 5cm sebanyak 5 buah.

C. ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN


1. Timbangan Digital dengan ketelitian 0,01 gr
2. Mistar/jangka sorong
3. Oven pengering yang dapat diatur suhu tetap 100 + 2° C
4. Desikator volume + 3 L
5. Alat tulis, blanko isian pengamatan, dan alat hitung.

D. CARA PENGUJIAN
Hari Pertama :
1. Siapkan semua peralatan dan bahan yang dibutuhkan
2. Setelah dipotong Timbang benda uji sehingga didapat A gram
3. Peneringan dalam oven
Setelah penimbangan awal, keringkan benda uji dalam oven pengering pada suhu tetap
o
(70 5 C) sampai tercatat berat tetap. Untuk mengetahui tercapainya berat tetap,
selama saat pengeringan timbang benda uji pada saat sudah 24 jam dioven. Hindarilah
pengeringan yang terlalu lama untuk mencapai berat tetap tersebut.
4. Penimbangan akhir
Timbang benda uji yang telah dikeringkan, terlebih dahulu benda uji didinginkan, catat
hasil penimbangan (B gr)
5. Hitung kadar air yang diperoleh dengan menggunakan rumus yang telah ditentukan
berdasarkan data yang diperoleh.

LABORATORIUM ILMU BAHAN TEKNIK SIPIL FT. UNTIRTA 59


AB
Kadar air kayu *100%
B

E. GAMBAR ALAT DAN GAMBAR KERJA


1. Gambar Alat Pengujian Kadar Air Kayu (Terlampir)
2. Gambar Kerja Pengujian Kadar Air Kayu (Terlampir)

F. DIAGRAM ALIR PENGUJIAN

HARI KE -1

Menyiapkan alat dan bahan

Kayu ukuran 5 x 5 x 5 cm
Berat kayu awal
Ditimbang dan dicatat beratnya
(A)

Kayu ukuran 5 x 5 x 5 cm siap oven

o
Keringkan dalam oven temperatur (70±5 C) selama ±24+4 jam

HARI KE -2

Dikeluarkan, didinginkan sampai temperatur kamar

Kayu ukuran 5 x 5 x 5 cm setelah dioven


Berat kayu akhir
Ditimbang dan dicatat beratnya
(B)

Gambar 22.1 Diagram Alir Pengujian Kadar Air Kayu

LABORATORIUM ILMU BAHAN TEKNIK SIPIL FT. UNTIRTA 60


BLANKO

KADAR AIR KAYU

No Lampiran Laporan : …………… Tanggal : ……………


Jenis Material : …………… Dikerjakan Oleh : ……………
Nomor Contoh : …………… Dihitung Oleh : ……………
Pekerjaan : …………… Diperiksa : ……………
Berat Contoh : ……………

Berat Kayu

No. Benda Uji Awal (A) Kering Oven (B) Kadar Air Kayu
Gram Gram (%)

Rata – rata

Mengetahui : Asisten Laboratorium


LAMPIRAN
KADAR AIR KAYU

Tabel22.1 Gambar Alat Kadar Air Kayu


No. Gambar alat Keterangan

Neraca (0.1 gram


1.
sensitivity).

2. Jangka sorong.

Drying Oven Cap. 760 (11


3.
5)° C.

4. Desikator.
LAMPIRAN BERAT
JENIS KAYU

Tabel22.1 Gambar Kerja Kadar Air Kayu


No. Gambar kerja Keterangan

1. Menyiapkan benda uji.

2. Menimbang benda uji.

Memasukkan benda uji ke da


3. oven dengan suhu (70
± 5)˚ C selama 24 jam.

Mengeluarkan benda uji da


4.
oven.

5. Menimbang benda uji.


BAB 23

KUAT TEKAN KAYU (SNI 03-3958-1995)

A. MAKSUD DAN TUJUAN


Tujuan metode pengujian ini adalah untuk memperoleh nilai kuat tekan kayu.

B. BENDA UJI
Batang kayu dengan minimal 5 buah dengan ketentuan :
1. Pengujian kuat tekan sejajar serat (50 x 50 x 200) mm;
2. Pengujian kuat tekan tegak lurus serat (50 x 50 x 150) mm.

C. ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN


1. Mesin uji kuat tekan;
2. Stopwatch;
3. Roll meter/Jangka sorong;
4. Gergaji;
5. Penjepit baja;
6. Alat ukur deformasi;
7. Alat pengukur kadar air.

D. CARA PENGUJIAN
1. Siapkan benda uji sesuai ketentuan untuk setiap jenis pengujian;
2. Beri nomor setiap benda uji, kemudian ukur masing-masing benda uji dengan roll meter
atau jangka sorong dan catat hasilnya;
3. Letakkan benda uji secara sentris terhadap alat pembebanan;
4. Jalankan mesin uji dengan ketentuan :
a. Untuk pengujian kuat tekan sejajar serat dengan kecepatan pembebanan harus
konstan merata dan dapat diatur sehingga kecepatan gerakan beban 1 mm per menit;
b. Untuk pengujian kuat tekan tegak lurus serat dengan kecepatan pembebanan harus
konstan merata dan dapat diatur sehingga kecepatan gerakan beban 0,3 mm per
menit;
5. Lakukan pembebanan sampai beban maksimum, kemudian catat hasilnya;
6. Gambar bentuk retakan-retakan yang timbul setelah pengujian;
7. Htiung kuat tekan kayu dengan rumus :

LABORATORIUM ILMU BAHAN TEKNIK SIPIL FT. UNTIRTA 61


Fc =

Dimana :
Fc = kuat tekan kayu (Mpa)
p = beban uji maksimum (N)
b = lebar benda uji (m)
h = tinggi benda uji (m)

E. GAMBAR ALAT DAN GAMBAR KERJA


1. Gambar Alat Pengujian Kuat Tekan Kayu (Telampir)
2. Gambar Kerja Pengujian Kuat Tekan Kayu (Terlampir)

F. Diagram Alir Pengujian

Mulai

Siapkan mesin uji

Siapkan benda uji kayu

Melakukan pengujian kuat tekan kayu

Mencatat beban maksimum


yang dihasilkan

Selesai

Gambar 23.1 Diagram Alir Pengujian Kuat Tekan Kayu

LABORATORIUM ILMU BAHAN TEKNIK SIPIL FT. UNTIRTA 62


BLANKO

KUAT TEKAN KAYU


No Lampiran Laporan : …………… Tanggal : ……………
Jenis Material : …………… Dikerjakan Oleh : ……………
Nomor Contoh : …………… Dihitung Oleh : ……………
Pekerjaan : …………… Diperiksa : ……………

Ukuran Beban Kuat Tekan


Kuat Tekan Bentuk
No Jenis Kayu b h Maksimum Rata-rata
(MPa) Retakan
(mm) (mm) (N) (MPa)
1

5
LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON – SURVEYING – INVESTIGASI TANAH – HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman KM.3 Cilegon Tlp. 081328278151

LAMPIRAN KUAT
TEKAN KAYU

Tabel 23.1 Gambar Alat Kuat Tekan Kayu


No. Gambar alat Keterangan

1. Universal Testing Mahine.

2. Gergaji.

3. Jangka sorong.
LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON – SURVEYING – INVESTIGASI TANAH – HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman KM.3 Cilegon Tlp. 081328278151

LAMPIRAN KUAT
TEKAN KAYU

Tabel 23.2 Gambar Kerja Kuat Tekan Kayu


No. Gambar kerja Keterangan

Menyiapkan benda uji yang telah se


1.
dengan standar.

Memberi nomor untuk tiap benda u


2.

3. Memasukkan benda uji ke UTM.

Mengoperasikan UTM dan menu


4. hingga tercapai tekanan maksimum.
5. Memberi tanda di daerah retakan.
LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON – SURVEYING – INVESTIGASI TANAH – HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman KM.3 Cilegon Tlp. 081328278151

BAB 24

KUAT TARIK KAYU

A. MAKSUD DAN TUJUAN


Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan nilai kuat tarik kayu.

B. BENDA UJI
Benda uji yang dipergunakan dalam pengujian kuat tarik kayu sesuai dengan ketentuan,
dengan kadar air maksimum 20%.

C. ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN


1. Universal Testing Machine (UTM) kapasitan 10.000 ton;
2. Stop watch;
3. Gerindra;
4. Penggaris/jangka sorong.

D. CARA PENGUJIAN
1. Menyiapkan benda uji setiap contoh dengan bentuk dan dimensi dengan ketentuan;
2. Beri nomor setiap benda uji, kemudian ukur masing-masing benda uji dengan penggaris
atau jangka sorong dan catat hasilnya;
3. Memasang benda uji dengan cara menjepit bagian ujung dari benda uji pada alat penjepit
mesin tarik, sumbu alat penjepit harus berimpit dengan sumbu benda uji;
4. Jalankan mesin uji dengan ketentuan :
a. Untuk pengujian kuat tarik sejajar serat dengan kecepatan pembebanan harus konstan
merata dan dapat diatur sehingga kecepatan gerakan beban 20 MPa/menit;
b. Untuk pengujian kuat tarik tegak lurus serat dengan kecepatan pembebanan harus
konstan merata dan dapat diatur sehingga kecepatan gerakan beban 0,1 MPa/menit;
5. Mencatat besarnya gaya tarik

E. GAMBAR ALAT DAN GAMBAR KERJA

1. Gambar Alat Pengujian Kuat Tarik Kayu (Terlampir)


2. Gambar Kerja Pengujian Kuat Tarik Kayu (Terlampir)

LABORATORIUM ILMU BAHAN TEKNIK SIPIL FT. UNTIRTA 63


F. DIAGRAM ALIR PENGUJIAN
Menyiapkan benda Sesuai ketentuan

Panjang, lebar,
Mengukur banda tinggi, diameter.

Memasang benda uji pada UTM

Jalankan mesin

Uji tarik sejajar serat: 20 MPa/menit Uji tarik tegak lurus serat: 0,1 MPa/menit

Mencatat hasil

Gambar 24.1 Diagram Alir Pengujian Kuat Tarik Kayu

LABORATORIUM ILMU BAHAN TEKNIK SIPIL FT. UNTIRTA 64


LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON – SURVEYING – INVESTIGASI TANAH – HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman KM.3 Cilegon Tlp. 081328278151

BLANKO KUAT
TARIK KAYU

No Lampiran Laporan : …………… Tanggal : ……………


Jenis Material : …………… Dikerjakan Oleh : ……………
Nomor Contoh : …………… Dihitung Oleh : ……………
Pekerjaan : …………… Diperiksa : ……………
Berat Contoh : ……………

UKURAN KUAT
KUAT
BEBAN TARIK
JENIS TARIK BENTUK
NO MAKSIMUM RATA- KET
KAYU B H N/mm 2 KERETAKAN
(N) RATA
(mm) (mm) (MPa) 2
N/mm (MPa)

UKURAN KUAT
KUAT
BEBAN TARIK
JENIS TARIK BENTUK
NO MAKSIMUM RATA- KET
KAYU B H N/mm 2 KERETAKAN
(N) RATA
(mm) (mm) (MPa) 2
N/mm (MPa)

Mengetahui : Asisten Laboratorium


LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK SIPIL
BAHAN & BETON – SURVEYING – INVESTIGASI TANAH – HIDROLIKA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Jl. Jendral Sudirman KM.3 Cilegon Tlp. 081328278151

LAMPIRAN KUAT
TARIK KAYU

Tabel 24.1 Gambar Alat Kuat Tarik Kayu


No. Gambar alat Keterangan

1. Universal Testing Mahine.

2. Jangka sorong.

3. Gerinda.
LAMPIRAN KUAT
TARIK KAYU

Tabel 24.2 Gambar Kerja Kuat Tarik Kayu


No. Gambar kerja Keterangan

1. Menyiapkan benda uji.

Memberikan nomor pada


2.
benda uji.

Memasang benda uji dan


3.
mengoperasikan UTM.

Mencatat nilai tekanan


4.
maksimum.
BAB 25

KUAT LENTUR KAYU (SNI 03-3959-1995)

A. MAKSUD DAN TUJUAN


Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui nilai kuat lentur kayu.

B. BENDA UJI
Batang kayu dengan ukuran (50 x 50 x 760) mm

C. ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN


1. Mesin uji kuat lentur;
2. Stopwatch;
3. Roll meter/Jangka sorong;
4. Alat pengukur lendutan;
5. Alat pengukur kadar air.

D. CARA PENGUJIAN
1. Siapkan benda uji sesuai ketentuan yang sudah ditetapkan;
2. Ukur dimensi setiap benda uji dan beri nomor atau kode pada masing-masing benda uji,
kemudian catat hasilnya;
3. Benda uji diletakkan di atas kedua tumpuan pelat dan rol, dengan jarak tumpuan 710 mm;
4. Letakkan bantalan penekan di atas benda uji;
5. Jalankan mesin uji dengan kecepatan pembebanan sesuai ketentuan, yaitu kecepatan
gerakan beban 2,5 mm per menit dengan diperbolehkan ada penyimpangan ± 25%;
6. Lakukan pembebanan hingga mencapai beban maksimumnya, kemudian catat hasilnya;
7. Tentukan bentuk keretakan yang terjadi;
8. Hitung kuat lentur kayu dengan rumus :

Fb =

Dimana :
Fb = kuat lentur kayu (Mpa)
P = beban uji maksimum (N/mm)
L = jarak tumpuan (mm)

LABORATORIUM ILMU BAHAN TEKNIK SIPIL FT. UNTIRTA 65


b = lebar benda uji (mm)
h = tinggi benda uji (mm)

E. GAMBAR ALAT DAN GAMBAR KERJA


1. Gambar Alat Pengujian Kuat Lentur Kayu (Terlampir)
2. Gambar Kerja Pengujian Kuat Lentur Kayu (Terlampir)

F. DIAGRAM ALIR PENGUJIAN

Mulai

Siapkan mesin uji

Siapkan benda uji kayu (50 x 50 x 760) mm

Melakukan pengujian kuat lentur kayu

Mencatat beban maksimum


yang dihasilkan

Selesai

Gambar 25.1 Diagram Alir Pengujian Kuat Lentur Kayu

LABORATORIUM ILMU BAHAN TEKNIK SIPIL FT. UNTIRTA 66


BLANKO

KUAT LENTUR KAYU

No Lampiran Laporan : …………… Tanggal : ……………


Jenis Material : …………… Dikerjakan Oleh : ……………
Nomor Contoh : …………… Dihitung Oleh : ……………
Pekerjaan : …………… Diperiksa : ……………

Ukuran Beban Kuat Kuat Lentur


Bentuk
No Jenis Kayu b h Maksimum Lentur Rata-rata
Retakan
(mm) (mm) (N) (MPa) (MPa)
1
2
3
4
5
LAMPIRAN KUAT
LENTUR KAYU

Tabel 25.1 Gambar Alat Kuat Lentur Kayu


No. Gambar alat Keterangan

1. Universal Testing Mahine.

2. Jangka sorong.
LAMPIRAN KUAT
LENTUR KAYU

Tabel 25.2 Gambar Kerja Kuat Lentur Kayu


No. Gambar kerja Keterangan

1. Menyiapkan sampel kayu.

Mengukur dimensi sampel,


2. panjang, lebar dan tinggi.

Meletakkan benda uji di


3. tumpuan sesuai dengan ketentu

Meletakkan bantalan di atas b


4.
uji.

Mengoperasikan mesin
5.
UTM.

Mencatat nilai tekanan


6.
maksimum yang terjadi.
BAB 26

KUAT GESER KAYU (SNI 03-3400-1994)

A. MAKSUD DAN TUJUAN


Tujuan metode pengujian ini adalah untuk memperoleh nilai kuat geser kayu.

B. BENDA UJI
Kayu.

C. ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN


1. Mesin uji kuat geser;
2. Stopwatch;
3. Roll meter/Jangka sorong;
4. Penjepit baja;
5. Alat ukur deformasi.

D. CARA PENGUJIAN
1. Siapkan benda uji sesuai ketentuan;
2. Beri nomor setiap benda uji, kemudian ukur masing-masing benda uji dengan roll meter
atau jangka sorong dan catat hasilnya;
3. Letakkan benda uji pada alat uji dan jepit dengan penjepit baja;
4. Jalankan mesin uji dengan ketentuan :
a. Kecepatan gerakan beban 0,6 mm/menit untuk kecepatan gerakan beban yang dapat
diukur, atau:
b. Kecepatan gerakan beban 5000 N/menit untuk kecepatan gerakan beban yang tidak
dapat diukur.
5. Lakukan pembebanan sampai beban maksimum, kemudian catat hasilnya;
6. Gambar bentuk retakan-retakan yang timbul setelah pengujian;
7. Htiung kuat geser kayu dengan rumus :

Fs =

Dimana :
Fs = kuat geser kayu (MPa)
p = beban uji maksimum (N)

LABORATORIUM ILMU BAHAN TEKNIK SIPIL FT. UNTIRTA 67


b = lebar benda uji (m)
h = tinggi benda uji (m)

E. GAMBAR ALAT DAN GAMBAR KERJA


1. Gambar Alat Pengujian Kuat Geser Kayu (Telampir)
2. Gambar Kerja Pengujian Kuat Geser Kayu (Terlampir)

F. DIAGRAM ALIR PENGUJIAN

Mulai

Siapkan mesin uji

Siapkan benda uji kayu

Melakukan pengujian kuat geser kayu

Mencatat beban maksimum


yang dihasilkan

Selesai

LABORATORIUM ILMU BAHAN TEKNIK SIPIL FT. UNTIRTA 68


BLANKO

KUAT GESER KAYU

No Lampiran Laporan : …………… Tanggal : ……………


Jenis Material : …………… Dikerjakan Oleh : ……………
Nomor Contoh : …………… Dihitung Oleh : ……………
Pekerjaan : …………… Diperiksa : ……………

Ukuran Kuat Bidang


Beban Kuat
Jenis b h Geser Bentuk
No Maksimum Geser
Kayu (mm) (mm) (N) (MPa) Rata-rata R/T Retakan
(MPa)
1
2
3
4
5
LAMPIRAN KUAT
GESER KAYU

Tabel 26.1 Gambar Alat Kuat Geser Kayu


No. Gambar alat Keterangan

1. Universal Testing Mahine.

2. Jangka sorong.

3. Penjepit baja.
LAMPIRAN KUAT
GESER KAYU

Tabel 26.2 Gambar Kerja Kuat Geser Kayu


No. Gambar kerja Keterangan

1. Menyiapkan benda uji.

Memberikan nomor untuk tiap ben


2.
uji.

Meletakkan dan mengunci benda uji k


3.
penjepit baja.

Meletakkan benda uji ke UTM


4.
dan mengoperasikan UTM.
Mencatat nilai tekanan
5. maksimum.
DAFTAR PUSTAKA

SNI-1969-2008 Cara Uji Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Kasar
SNI-1970-2008 Cara Uji Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Halus
SNI 1971 2011 Cara Uji Kadar Air Total Agregat dengan Pengeringan
SNI-ASTM-C117-2012 Metode Uji Bahan yang Lebih Halus dari Saringan No. 200 dalam
Agregat Mineral dengan Pencucian
SNI 2417-2008 Cara Uji Keausan Agregat Dengan Mesin Abrasi Los Angeles
SNI-2816-2014 Metode Uji Bahan Organik dalam Agregat Halus Untuk Beton
SNI ASTM C 136 2012 Metode Uji untuk Analisis Saringan Agregat Halus dan Agregat
Kasar
SNI-3407-2008 Cara Uji Sifat Kekekalan Agregat dengan Cara Perendaman Menggunakan
Larutan Natrium Sulfat atau Magnesium Sulfat
SNI-6989-11-2019 Cara Uji pH dengan Menggunakan pH meter
SNI-03-6827-2002 Metode Pengujian Waktu Ikat Awal Semen Portland dengan
Menggunakan Alat Vicat untuk Pekerjaan Sipil
SNI-15-2531-1991 Metode Pengujian Berat Jenis Semen Portland
SNI-1973-2008 Cara Uji Berat Isi, Volume Produksi Campuran dan Kadar Udara Beton
SNI 7656-2012 Tata Cara Pemilihan Campuran untuk Beton Normal
SNI-1972-2008 Cara Uji Slump Beton
SNI 03-1974-1990 Metode Pengujian Kuat Tekan Beton
SNI 4430-1997 Metode Pengujian Elemen Struktur Beton dengan Hammer Test
SNI ASTM C597-2012 Kecepatan Rambat Gelombang Melalui Beton
SNI 2052-2014 Baja Tulangan Beton
SNI 03-6850-2002 Pengujian Pengukuran Kadar Air, Kayu dan Bahan Berkayu
SNI 03-3958-1995 Metode Pengujian Kuat Tekan Kayu di Laboratorium
SNI 03-3399-1994 Metode Pengujian Kuat Tarik Kayu di Laboratorium
SNI 03-3959-1995 Metode Pengujian Kuat Lentur Kayu di Laboratoium
SNI 03-3400-1994 Metode Pengujian Kuat Geser Kayu di Laboratorium

Anda mungkin juga menyukai