Anda di halaman 1dari 13

3.12.

Bentuk butir agregat


• Bulat
• Pipih
• Panjang
3.13. Tekstur permukaan butiran
• Halus
• Kasar
• Licin
• Berpori
• dsb
3.14. KANDUNGAN AIR DALAM AGREGAT
1) Kering mutlak (0%) [lihat tay’ngan brkt nya]
2) Kering udara
3) Jenuh kering-muka (jkm, ssd), keadaan pada
saat pori (tepat) terisi penuh air tapi
permukaannya kering (1 – 3 %)
4) Basah, pori terisi penuh air dan dipermukaan
juga ada air
Kering udara Basah

Kering mutlak jenuh krg muka


(a) kering mutlak (b) kering udara

(c) JKM (d) basah

Gb.3.5. Tingkat kandungan air


3.15. PENGEMBANGAN VOLUME AGR
HALUS
(lihat pula Gb.3.6. dan Gb.3.7. di hal III.26.)
1. Pada keadaan permukaan butir kering (kand
air 0% sampai jkm) butir-butir saling bersing
gungan -----àjarak antar butir minimum
2. Pada keadaan permukaan butir agak basah,
(sedikit diatas jkm) ada tegangan lapis muka
air ---à jarak antar butir membesar ----à
volume total besar
3. Pada keadaan permukaan butir basah, butir -
butir bersinggungan lagi, vol kembali semula.
(Catatan : Berat pasir hanya bertambah sebesar kandungan
Pengembangan volume (%)
40
20

0 5 10 Kadar air

Gb.3.7. Pengembangan volume pasir


Air

h1 h2

Lihat Gb.3.8. di hal.III.28.


Pengembangan volume = (h1-h2)/h2 x 100 %

Akibat pengembangan ini maka perbandingan


volume menjadi kurang akurat.
Lihat uraian di hal.III.28.
3.16. KEKUATAN DAN KEKERASAN AGREGAT
Bila batunya besar :
• Uji tekan dg kubus atau silinder (spt beton)
• Uji lentur dg balok batu (spt beton)
Bila berbentuk butir-butir (pasir atau kerikil) :
• Alat uji derak Los Angeles (dikenal uji ketahanan aus)
• Alat uji : bejana Rudeloff. (dikenal uji ketahanan aus)

Uji kejut ----à dilakukan dg dijatuhi peluru (hal.III.30.)


• Benda uji : diameter 25 mm, tebal 25 mm
• Berat peluru : 2 kg, tinggi jatuh, mulai 1 cm, 2 cm, dst.
• Batu umumnya pecah pd jatuh ke:13-19
• Jika < 13 berarti batu lemah, jika > 19 berarti batu kuat
soundness test

3.17. KETAHANAN CUACA (kekekalan)


Ketahanan terhadap terik panas matahari dan
hujan, berganti-ganti.
Uji dengan :
larutan Na2SO4 ----------à maks. 12 %
atau
larutan MgSO4 ---------à maks. 18 %
3.18. REAKSI ALKALI-SILIKA
Jika ada silika aktif dalam agregat ------à
bereaksi dengan alkali dalam pasta semen
Hasil reaksi menyelimuti butir agregat (seakan-
akan butir agregat memuai ) ------------
àsehingga
terjadi tegangan internal -----à retak.

Uji : batang mortar (25 x 25 x 250mm) ----à


memuai---à 3 bln, maks.0,05% dan
6 bln, maks.0,1 %.
3.19. SIFAT TERMAL AGREGAT
Meliputi :
• Koefisien muai
• Panas jenis
• Penghantaran panas

Kondisi : perbedaan suhu (kebakaran)----à


karena perbedaan koef muai -------à retak.
Panas jenis ---------------------à beton massa
Penghantaran panas ----------à bahan isolasi
3.20. ZAT YG BERAKIBAT BURUK PD BETON

1) Mengganggu reaksi semen- air (mis : humus)


2) Mengurangi daya rekat permukaan agr (lumpur,
debu, kotoran lain )
3.21. PERSYARATAN AGREGAT
Untuk beton normal :
a. Agregat halus (lihat hal.III.34.)
b. Agregat kasar (lihat hal.III.34.)

Untuk beton khusus, misalnya beton kuat tekan


tinggi disyaratkan agregat lebih baik, namun
untuk beton ringan boleh digunakan agregat yg
kurang baik, misalnya lebih lunak atau lebih
ringan.
Februari 2006
Tabel 3.12. Persyaratan kekerasan agregat u/
beton normal

Bejana Rudelof Mesin


Maksimum hancur (%) Los Angeles
(maks.hancur, %)

Kelas dan Ukuran Ukuran Semua


Mutu beton 19-30 (mm) 9,5-19 (mm) ukuran

Kelas I 30 32 50
(10 MPa)
Kelas II 22 24 40
(15 MPa)
Kelas III 14 16 27
(20 MPa)

Anda mungkin juga menyukai