1.SIMON FC SITUMORANG(2322201054)
2.MAYES SIHOMBING(2322201028)
Berikut adalah beberapa metode perencanaan campuran beton yang umum digunakan, beserta
penjelasannya:
Langkah-langkah:
10 0.55
15 0.50
20 0.45
25 0.40
30 0.35
35 0.33
40 0.31
45 0.29
50 0.27
Kuat tekan beton yang direncanakan pada umur 28 hari adalah 50 MPa.
Memuaskan 2,8
Baik 4.2
Cukup 5.6
Jelek 7.0
dan mutu pekerjaan. Nilai deviasi standar yang digunakan dalam perencanaan
campuran ini sebesar 7 Mpa yaitu tingkat pengendalian mutu pekerjaan jelek
f’cr = f’c + M
= 50 + 12
f’cr = 62 MPa
5. Jenis semen yang telah ditetapkan adalah semen portland komposit yang
tipe 1.
6. Jenis agregat halus yang digunakan yaitu alami, menggunakan pasir merapi.
7. Jenis agregat kasar yang digunakan yaitu batu pecah clereng ukuran maksimal
20 mm.
“hubungan antara kuat tekan rata-rata dan faktor air semen berdasarkan umur
a. Perkiraan kekuatan tekan dari Tabel 3.5 dapat diketahui dari jenis semen,
jenis agregat, bentuk benda uji yang digunakan dan umur beton pada kekuatan tekan
Hubungan Antara Kuat Tekan Rata-Rata dan Faktor Air Semen (Benda Uji
Berbentuk Silinder Dengan Diameter 150 mm × Tinggi 300 mm)
Nilai faktor air semen maksimum yang didapat dari Tabel 3.6 adalah sebesar 0,6 yaitu
jenis pembetonan di dalam ruang bangunan dengan keadaan keliling non korosif.
10.Menetapkan nilai slump
Tinggi slump perencanaan yang ditetapkan adalah sebesar 30-60 mm.
11.Menetapkan ukuran besar butir agregat maksmimum
Ukuran besar butir agregat maksimum yang digunakan yaitu sebesar 20 mm.
12.Menetapkan nilai kadar air bebas
Kadar air bebas dapat dengan menggunakan data ukuran agregat maksimum, jenis
batuan, dan slump rencana. Setelah didapatkan hasil perkiraan kebutuhan air per meter
kubik beton, kemudian jumlah kebutuhan air dapat dihitung menggunakan persamaan
3.3.
W= 2 1
3 Wh + 3 Wk
= 2 x 180 + 1 x 210
3 3
= 190 kg
Dari perhitungan diatas didapatkan nilai kadar air bebasnya adalah sebesar 190 kg.
Wsemen = 612, 9 kg
Dari perhitungan diatas didapatkan jumlah kebutuhan semennya adalah sebesar 612,9 kg.
Persentase jumlah agregat ditentukan oleh besar ukuran maksimum agregat kasar, nilai
slump, faktor air semen, dan daerah gradasi agregat halus. Untuk menentukan persentase
jumlah agregat halus karena ukuran butir maksimum yang digunakan yaitu 20 mm dan
slump yang digunakan adalah sebesar 30-60 mm. Selain itu, digunakan gradasi daerah
nomor 2 yang dihasilkan dari pengujian modulus halus butir agregat halus
a.Tarik garis tegak lurus ke atas melalui faktor air semen yang sudah didapatkan
sebelumnya sebesar 0,31 sampai memotong kurva bagian atas pada daerah gradasi no 2.
b.Kemudian dari titik perpotongan batas lengkung kurva atas dan batas lengkung kurva
bawah pada daerah gradasi nomor 2, ditarik garis mendatar ke kiri sampai memotong
sumbu tegak.
c.Dari penarikan garis atas dan garis bawah tersebut didapatkan angka yaitu sebesar
36,5 dan 29,5.
Persen Pasir Terhadap Kadar Total Agregat yang Dianjurkan Untuk Ukuran Butir
Maksimum 20 mm
d.Nilai persentase agregat halus dan agregat kasar dapat dihitung dengan menggunakan
rumus dibawah ini.
%AH = 36,5+29,5
2
= 33%
%AK = 100% - %AH
= 100% - 33%
%AK = 67%
Dari perhitungan di atas didapatkan nilai persentase agregat halus (%AH) sebesar 33%
dan agregat kasar (%AK) sebesar 67%.
16.Menghitung berat jenis SSD agregat gabungan.
Berat jenis SSD agregat halus dan agregat kasar dapat diketahui dari pengujian berat
jenis agregat halus dan agregat kasar yang sudah dijelaskan pada sub bab 5.2.1 dan
5.3.1. Dari pengujian berat jenis tersebut didapatkan angka berat jenis agregat halus
(BJAH) yaitu sebesar 2,6 dan berat jenis agregat kasar (BJAK) yaitu sebesar 2,58. Setelah
didapatkan berat jenis kedua agregat tersebut, kemudian berat jenis agregat gabungan
dapat dihitung menggunakan persamaan 3.5.
BJgabungan = %AH x BJAH + %AK x BJAK
= 33% x 2,58 + 67% x 2,6
= 2,587
Dari perhitungan diatas didapatkan berat jenis agregat gabungannya (BJgabungan) yaitu
sebesar 2,587.
17.Menentukan berat isi beton
Berat isi beton basah ditentukan berdasarkan grafik pada Gambar 3.5 dengan
memasukkan berat jenis agregat gabungan dan kadar air bebas.
a.Buat kurva baru sesuai dengan berat jenis agregat gabungan secara proporsional
dengan memperhatikan kurva sebelah atas dan bawahnya yang sudah ada.
b.Lalu tarik garis tegak lurus ke atas dari nilai kadar air yang digunakan yaitu 190
kg/m3 sampai memotong kurva baru berat jenis gabungan tersebut.
c.Kemudian dari titik potong tersebut, ditarik garis mendatar kearah kiri sampai
memotong sumbu tegak.
d.Dari penarikan garis tersebut didapatkan nilai berat isi beton adalah sebesar 2358
kg/m3.
Perkiraan Berat Isi Beton Basah yang Telah Selesai Dipadatkan
Beton yang masuk ke dalam tanah :Mengalami keadaan basah dan kering berganti-ganti
Mendapat pengaruh sulfat
alkali dari tanah atau air tanah Beton yang selalu berhubungan dengan air tawar/payau/laut
7. Tetapkan jumlah air yang diperlukan per meter kubik beton, berdasarkan ukuran
maksimum agregat, jenis agregat dan slam yang diinginkan.
Kebutuhan agregat halus dihitung dengan cara mengalkan kebutuhan agregat campuran dengan
persentase berat agregat halusnya.
Hitung agregat kasar yang diperlukan, berdasarkan hasil langkah (20) dan (21) Kebutuhan
agregat kasar dihitung dengan cara mengurangi kebutuhan agregat campuran dengan kebutuhan
agregat halusnya.
Dalam perhitungan diatas, agregat halus dan agregat kasar dianggap dalam keadaan jenuh kering-
muka, sehingga dilapangan yang pada umumnya keadaan agregatnya tidak jenuh kering-muka
maka harus dilakukan koreksi terhadap kebutuhan bahannya. Koreksi harus selalu dilakukan
minimum satu kali per hari.
Hitungan koreksi dilakukan dengan rumus sebagai berikut :
1. Air = A – [(Ah-A1)/100] x B – [(Ak-A2)/100] x C
Agregat halus = B + [(Ah-A1)/100] x B
Agregat kasar = C + [(Ak-A2)/100] x C
Dengan :
A = jumlah kebutuhan air (liter/m3)
B = jumlah kebutuhan agregat halus (kg/m3)
C = jumlah kebutuhan agregat kasar (kg/m3)
Ah = kadar air sesungguhnya dalam agregat halus (%) Ak =
kadar air sesungguhnya dalam agregat kasar (%) A1 = kadar
air pada agregat halus jenuh kering-muka (%)
A2 = kadar air pada agregat kasar jenuh kering-muka (%)Untuk mempermudah pelaksanaan,
maka berikut ini diberikan formulir isian.
No. Uraian
1 Kuat tekan yang disyaratkan, pada umur …. Hari ……………
Mpa
2 Deviasi standar (s) ……………
Mpa
3 Nilai tambah (m) ……………
Mpa
4 Kuat tekan rata-rata yang direncanakan (f'cr) ……………
Mpa
5 Jenis semen (biasa/cepat keras) ……………
6 Jenis agregat kasar (alami/batu pecah) ……………
Jenis agregat halus (alami/pecahan) ……………
7 Faktor air-semen (gb. 7.8 atau tab. 7.11 dan gb. 7.9) ……………
8 Faktor air-semen maksimum (tabel 7.12) --- dipakai faktor air-semen yang ……………
rendah
9 Nilaai slam (tabel 7.13) …………… cm
10 Ukuran maksimum agregat kasar …………… mm
11 Kebutuhan air (tabel 7.14) …………… ltr
12 Kebutuhan semem Portland (dari butir 8 dan 11) …………… kg
13 Kebutuhan semen Portlan minimum (tabel 7.15) …………… kg
14 ---- dipakai kebutuhan semen Portland …………… kg
15 Penyesuaian jumlah air atau fas ……………
16 Daerah gradasi agregat halus (tabel 7.16) 1, 2, 3, 4
17 Persen berat agregat halus thd campuran (gb. 7.10) …………… %
18 Berat jenis agregat campuran (dihitung) …………… t/m
……………
19 Berat jenis beton (gb. 7.11) kg/m3
……………
20 Kebutuhan agregat (langkah 19-11-14) kg/m3
……………
21 Kebutuhan agregat halus (langkah 17x20) kg/m3
……………
22 Kebutuhan agregat kasar (langkah 20-21) kg/m3
Kesimpulan
: Berat total Air Semen Ag. Halus Ag. Kasar
● Pada gambar 4.1 tentukan titik potong fas 0,5 dengan kekuatan tekan beton yang didapat dari
tabel 4.1.
● Melalui titik potong tersebut, buat kurva reference yang parallel (identik) dengan kurva di
sampingnya.
b. Melalui gambar 4.1 tarik garis horizontal dari titik target kekuatan tekan beton rata-rata sehingga
memotong kurva reference, kemudian dari titik potong tesebut tarik garis vertikal sehingga
didapat nilai fas rencana.
Tabel 4.1 Kekuatan Tekan Beton yang dibuat dengan fas 0,5 (British Methode DoE in 1988)
*)
Kubus dengan rusuk 15 cm
● Gambar 4.1 Hubungan Antara Kekuatan Tekan Beton Fas bebas yang digunakan pada
pemilihan campuran metoda Inggris (British Method DoE in 1988)
● Langkah 3 : Menentukan kadar air bebas.
Dengan nilai workability (slump dan Vebe),ukuran maksimum agregat kasar (10mm, 20mm, dan 40
mm), dan type agregat kasar (non batu pecah dan batu pecah), maka berdasarkan tabel 4.2 dapat
ditentukan perkiraan kadar air bebas campuran beton.
Tabel 4.2 Perkiraan kadar air bebas untuk berbagai tingkat workability type dan
jenis agregat yang digunakan (British Methode DoE in 1988)
0. Hitung perkiraan kebutuhan agregat halus, dengan cara mengalikan prosentase agregat
halus yang didapat di atas dengan berat agregat total (hasil langkah 4).
0. Hitung perkiraan kebutuhan agregat kasar, dengan cara mengurangi berat agregat total
(hasil langkah 4) dengan berat agregat halus (hasil dari langkah 5a)
Gambar 4.3b Proporsi Agregat Halus yang direkomendasikan terhadap berat total agregat yang
merupakan fungsi dari fas bebas untuk berbagai variasi tingkat workability dan ukuran maksimum
agregat (dengan berbagai variasi jumlah prosentase agregat halus lolos 0,6 mm(Building Research
Establishment)
Langkah 6: Menentukan berat volume beton segar
a. Pada gambar 4.2 buat kurva reference berat jenis ssd agregat gabungan
b. Tarik garis vertikal dari titik kadar air (jumlah air pengaduk) yang telah diperkirakan
(hasil langkah kedua), sehingga memotong kurva reference berat jenis.
c. Melalui titik potong tersebut tarik garis horizontal untuk menentukan berat volume padat
beton segar.
Agregat kasar :
7Tipe = batu pecah
Agregat Halus :
● Bj SSD = 2.51gr/cm3
Lapangan
1. Koreksi Proporsi Bahan Terhadap Kadar Air
Agregat Di ▪ Koreksi terhadap berat agregat
= 215liter
Koreksi agr halus =komp.agr hls+(kdr.agr
hls–serap air
hls)*komp.agr/100
= 907 + (7,33–6,49)*907/100
= 914 kg
Koreksi agr kasar = komp.agr ksr+(kdr.agr ksr–serap air
ksr)*komp.agr/100
= 837 + (3,52–3,25)*837/100
= 839 kg
KESIMPULAN
Proporsi bahan campuran beton dengan metoda DoE dengan mutu
beton f’c-22,5adalah sebagai berikut:
Komposisi Komposisi
N JENIS BAHAN beton beton
o. 1m3sebelum 1m3sesudah
dikoreksi dikoreksi
1 Semen Portland 352 352
(kg)
2 Air (liter) 225 215
3 Agg. Kasar (kg) 907 914
4 Agg. Halus (kg) 837 839
3.METODE ACI(AMERICAN CONCRETE INTITUTE)
The American Concrete Institute (ACI) menyarankan suatu cara perancangan campuran yang
memperhatikan nilai ekonomi, bahan yang tersedia, kemudahan pengerjaan (workability), keawetan
serta kekuatan yang diinginkan. Cara ACI ini melihat kenyataan bahwa pada ukuran maksimum
agregat tertentu, jumlah air per meter kubik adukan menentukan tingkat konsistensi/ kekentalan (Slump)
adukan beton.
Secara garis besar, langkah perencanaan campuran beton menurut ACI sebagai berikut:
1. Hitung Kuat Tekan Rata-rata Beton berdasarkan Kuat Tekan Yang Disyaratkan (dulu disebut
Kuat Tekan Karakteristik) dan Nilai Margin/ tambah yang besarnya tergantung dari tingkat
pengawasan mutunya.
2. Tetapkan Faktor Air Semen (fas) berdasarkan Kuat Tekan Rata-Rata pada umur yang
dikehendaki (lihat Tabel 2) dan keawetannya (berdasarkan jenis struktur dan kondisi lingkungan
(lihat Tabel 3). Dari dua hasil dipilih yang paling rendah.
Tabel 2. Hubungan Faktor Air Semen dan Kuat Tekan rata-rata Silinder Beton
pada Umur 28 Hari
Catatan : Jika nilai kuat tekan rata-rata dari hasil hitungan tidak ada dalam tabel, penentuan nilai f a s dengan
Interpolasi.
5. Hitung semen yang diperlukan, berdasarkan langkah (2) dan (4) di atas.
6. Tetapkan Volume agregat kasar yang diperlukan per meter kubik beton, berdasarkan ukuran maksimum
agregat dan nilai modulus kehalusan agregat halus (lihat Tabel 6).
Tabel 6. Perkiraan kebutuhan agregat kasar per meter kubik beton, berdasarkan ukuran maksimum
agregat dan modulus halus pasir dalam m3
Ukuran Maksimum Agregat Modulus Halus Pasir
( mm ) 2,4 2,6 2,8 3,0
10 0.46 0.44 0.42 0.40
20 0.65 0.63 0.61 0.59
40 0.76 0.74 0.72 0.70
80 0.84 0.82 0.80 0.78
150 0.90 0.88 0.86 0.84
Catatan : Jika nilai modulus kehalusan pasir tidak sama dengan yang ada dalam tabel, maka dapat ditentukan
melalui Interpolasi.
7. Hitung volume agregat halus yang diperlukan, berdasarkan jumlah air, semen dan agregat kasar yang
diperlukan, serta udara yang terperangkap dalam adukan (dari Tabel 5) dengan cara hitungan volume absolut.
CONTOH:
1. Tentukan deviasi standar dari Tabel 1, dengan data volume pekerjaan sedang dan mutu pekerjaan cukup
diperoleh:
sd = 65 kg/ cm2
M = 1,64 x sd = 1,64 x 65 = 107 kg/ cm2
fcr’ = fc’ + M = 200 + 107 = 307 kg/ cm2
2. Hitung nilai faktor air semen (fas) dari Tabel 2. Dengan interpolasi diperoleh nilai f a s = 0.495
Dari Tabel 3, diperoleh fas maksimum 0,60 sehingga nilai faktor air semen yang dipakai tetap, yaitu = 0,495
3. Tetapkan nilai slump dari Tabel 4. Dari tabel tersebut untuk jenis struktur balok dan kolom disarankan nilai
Slump = 7,5 - 15 cm
4. Tetapkan jumlah air yang diperlukan per meter kubik beton dengan Tabel 5. Berdasarkan nilai Slump 7,5 - 15
cm dan ukuran maksimum kerikil 40 mm, maka diperoleh kebutuhan air per meter kubik beton sebesar Wa =
177 liter atau 0,177 m3 = 177 kg.
5. Hitung jumlah semen yang diperlukan per meter kubik beton dengan cara:
Ws = A / f a s = 0.177 / 0,495 = 0,358 ton = 358 kg.
6. Hitung volume kerikil dengan Tabel 6. Berdasarkan ukuran maksimum kerikil 40 mm dan modulus
kehalusan pasir 2,80 maka diperoleh kebutuhan volume kerikil = 0,72 m3
7. Hitung Berat kerikil, dengan data Berat satuan kerikil = 1,60 maka berat kerikil
Wk = 1,60 x 0,72 = 1,152 ton = 1152 kg.
8. Hitung Berat Pasir, dengan cara menentukan volume absolut pasir berdasarkan Jumlah volume absolut Air,
Semen, Kerikil dan Udara adalah :
Volume air = 0,177 Volume
semen = 0,358 / 3,15 = 0,11365
Volume kerikil = 1,152 / 2,6 = 0,44308
Volume udara = 0,01
9. Kontrol hitungan, dengan cara menghitung berat 1 m3 beton, yaitu berat total air, semen, pasir dan kerikil :
Berat beton = Wa + Ws + Wp + Wk
= 177 + 358 + 1152 + 666,30
= 2353,30 kg