Anda di halaman 1dari 10

BAB IV

PERRHITUNGAN MIX DESIGN METODE SNI

Metode perhitungan yang digunakan dalam perencanaan


campuran beton adalah metode SNI 03-2834-2000.

Adapun tahapan yang dilakukan dalam perencanaan campuran


beton adalah sebagai berikut ini :

1. Menetapkan kuat tekan beton (f’c) pada umur 28 hari


Kuat tekan beton yang direncanakan pada umur 28 hari adalah 24 MPa

Menetapkan nilai deviasi standar (S)

Tabel 3.4 Nilai Deviasi Standar untuk berbagai tingkat Pengendalian


Mutu Pekerjaan.

Tingkat Pengendalian Mutu Pekerjaan Sd (MPa)


Memuaskan 2,8
Sangat Baik 3,5
Baik 4,2
Cukup 5,6
Jelek 7,0
Tanpa Kendali 8,4
(Sumber: SNI 03-2834-2000)

Deviasi standar dihitung berdasarkan volume pembetonan yang akan


dibuat dan mutu pekerjaan. Nilai deviasi standar yang digunakan
dalam perencanaan campuran ini sebesar 5,6 Mpa yaitu tingkat
pengendalian mutu pekerjaan cukup karena belum mempunyai
pengalaman sebelumnya.

2. Menghitung nilai tambah

Nilai tambah dapat dihitung menggunakan persamaan 3.3, adapun


hasilnya sebagai berikut ini :
M = 1,64 x 5,6 = 9,18 MPa ≈ 10 MPa
3. Menghitung kuat tekan beton rata-rata yang ditargetkan (f’cr)
menggunakan persamaan 3.4, maka

f’cr = f’c + M

f’cr = 24 + 10

f’cr = 34 MPa

4. Jenis semen yang telah ditetapkan adalah Semen Tonasa komposit


(PCC) yang penggunaannya tidak memakai persyaratan khusus, jadi
sama seperti semen tipe 1.

5. Jenis agregat halus yang digunakan yaitu alami, menggunakan pasir


alami, menggunakan pasir kasar, Quarry PT. Prima Mulya Malasom.

6. Jenis agregat kasar yang digunakan yaitu batu pecah ukuran


maksimal 40 mm.

7. Menentukan nilai factor air semen dengan cara menggunakan grafik


“hubungan antara kuat tekan rata-rata dan faktor air semen
berdasarkan umur benda uji dan jenis semen” sebagai berikut ini :

a. Perkiraan kekuatan tekan dari tabel 3.5 dapat diketahui dari jenis
semen, jenis agregat, bentuk benda uji yang digunakan dan umur
beton pada kekuatan tekan.

Kekuatan Tekan (MPa)


Pada Umur (hari) Bentuk
( Jenis
Jenis Agregat Kasar Benda
Semen 3 7 28 91
S Uji
Semen Batu tidak dipecahkan 17 23 33 40
u
Portland
Batu pecah 19 27 37 45 Silinder
m Tipe I
b Semen Batu tidak dipecahkan 20 28 40 48
Portland
e Tipe II, V Batu pecah 23 32 45 54 Kubus

r Batu tidak dipecahkan 21 28 38 44


Semen Batu pecah 25 33 44 48 Silinder
Portland Batu tidak dipecahkan 25 31 46 53
: Tipe III Batu pecah 30 40 53 60 Kubus
SNI 03-2834-2000)
Dari tabel diatas didapatkan kekuatan tekannya yaitu sebesar 45
MPa.

b. Setelah itu, lihat pada Gambar 3.6 yaitu tentang hubungan antara
kuat tekan rata-rata dan faktor air semen dengan benda uji
berbentuk kubus.
c. Buat garis tegak lurus ke atas melalui faktor air semen 0,56 sampai
memotong kurva dengan warna merah, selanjutnya buat garis lurus
ke kanan dari angka 34 MPa sampai garis tersebut menyentuh
garis warna merah.
d. Lalu buat garis lengkung melalui titik perpotongan dari sub butir b
secara proporsional.
e. Kemudian buat garis lurus ke bawah melalui titik perpotongan
tersebut. Kemudian dari garis tersebut didapatkan nilai fas sebesar
0,56 dan selengkapnya dapat dilihat pada gambar 3.6.

Gambar 3.6 Hubungan Antara Kuat Tekan Rata-rata dan Faktor Air
semen (Benda Uji Berbentuk Kubus Diameter 150 mm x 150 mm)
(Sumber : SNI 03-2834-2000)

f. Kemudian buat garis lurus ke bawah melalui titik perpotongan


tersebut. Kemudian dari garis tersebut didapatkan nilai fas sebesar
0,56 dan selengkapnya dapat dilihat pada gambar 3.6.

8. Menentukan nilai faktor air semen maksimum

Setelah ditentukan nilai fas dari gambar diatas,kemudian dilanjutkan


dengan menentukan faktor air semen (fas) maksimum yang dapat
ditentukan dari Tabel 3.6.

Tabel 3.6 Persyaratan fas dan jumlah Semen Maksimum untuk


berbagai Pembetonan dan Lingkungan Khusus.

Jumlah Semen Nilai fas


Jenis Pembetonan Minumum per m³ Maksimu
beton (kg) m
Beton di dalam ruang bangunan
a. keadaan keliling non-korosif 275 0,6
b. keadaan keliling korosif
disebabkan oleh kondensasi
325 0,52
atau uap korosif
Beton di luar ruangan bangunan
a. tidak terlindung dari hujan
dan terik matahari langsung 325 0,6
b. terlindung dari hujan dan
terik matahari langsung 275 0,6
Beton masuk ke dalam tanah
a. mengalami keadaan basah
dan kering berganti-ganti 325 0,55
b. mendapat pengaruh sulfat
dan alkali dari tanah - -
Beton yang kontinu berhubungan
dengan air tawar dan air laut - -
(Sumber : SNI 03-2843-2000)

Nilai faktor air semen maksimum yang didapat dari Tabel 3.6 adalah
sebesar 0,6 yaitu jenis pembetonan di dalam ruang bangunan
dengan keadaan keliling non krosif. Sehingga, digunakan nilai fas
terkecil yaitu 0,56.

9. Menetapkan nilai slump


Tinggi slump perencanaan yang ditetapkan adalah sebesar 60-180
mm.

10. Menetapkan ukuran besar butir agregat maksimum

Ukuran besar butir agregat maksimum yang digunakan yaitu sebesar


40 mm.

Grafik gradasi Agregat Kasar No. 3 (40 mm)


110
100.00
100 100 100
90 79.01 100
95
% Lolos Ayakan

80
70 70
60
50
35
40 40
30
20 10
5
10 0.77 1.05
0
0
4.75 9.5 19 38 75
No. Ayakan (mm)
Batas Atas Batas Bawah Hasil

11. Menetapkan nilai kadar air bebas

Kadar air bebas dapat ditentukan dari tabel 3.10 dengan


menggunakan data ukuran agregat maksimum, jenis batuan, dan
slump rencana. Setelah didapatkan hasil perkiraan kebutuhan air per
meter kubik beton, kemudian jumlah kebutuhan air dapat dihitung
menggunakan persamaan 3.3.

Tabel 3.10 Perkiraan Kebutuhan Air per meter Kubik Beton


Ukuran
Maksimum Slump (mm)
Agregat Jenis Batuan
(mm) 0 - 10 10 - 30 30 - 60 60 - 180
Batu takdi pecahkan 150 180 205 225
10
Batu Pecah 180 205 230 250
Batu tak dipecahkan 135 160 180 195
20
Batu Pecah 170 190 210 225
Batu tak dipecahkan 115 140 160 175
40
Batu Pecah 155 175 190 205
2 1 2 1
W = 3 Wh + 3Wk = 3 175 + 3 205 = 185 kg/m3

Dari perhitungan diatas didapatkan nilai kadar air bebasnya adalah


sebesar 185 kg/m3
12. Menghitung Kebutuhan Semen
Jumlah kebutuhan semen dihitung berdasarkan persamaan 3.7.

Wsemen =

1
Wsemen =

Wsemen = 330,357 kg/m3 = 400 kg/m3

Dari perhitungan diatas didapatkan jumlah kebutuhan semennya


adalah sebesar 400 kg/m3

13. Menetapkan Kebutuhan Semen yang Digunakan

Setelah menetapkan kebutuhan semen dengan persamaan 3.7,


maka perlu dicari kebutuhan semen minimum dengan melihat Tabel
3.6. Dari Tabel tersebut didapatkan nilai kebutuhan semen
minimumnya adalah sebesar 325 kg/m3. Jika kebutuhan semen yang
diperoleh dari perhitungan ternyata lebih sedikit dari pada kebutuhan
semen minimum berdasarkan Tabel 3.6, maka yang digunakan
adalah kebutuhan semen dengan nilai yang terbesar dari kedua cara
tersebut.

14. Menentukan Presentase agregat halus dan kasar

Presentase jumlah agregat ditentukan oleh besar ukuran maksimum


agregat kasar, nilai slump, faktor air semen, dan daerah gradasi
agregat halus. Untuk menentukan persentase jumlah agregat halus
dapat dilihat pada Gambar 3.3 karena ukuran butir maksimum yang
digunakan yaitu 40 mm dan slump yang digunakan adalah sebesar
60-180 mm. Selain itu, digunakan gradasi daerah nomor 2 yang
dihasilkan dari pengujian modulus halus butir agregat halus pada sub
bab 5.3.2.

Grafik Gradasi Pasir No. 2


110
100 100 100
100
90 99.97 100
90 99.66
90
% Lolos Ayakan

80
70 78.76 75
60 59
50
53.57 55
40
30
30 35
20 29.06
10
10 13.03 8
0
0
0.075 0.15 0.3 0.6 1.18 2.36 4.75
No. Ayakan (mm)
Batas Atas Batas Bawah Hasil

a. Tarik garis tegak lurus ke atas melalui faktor air semen yang
sudah didapatkan sebelumnya sebesar 0,56 sampai memotong
kurva bagian atas pada daerah gradasi no 2.

b. Kemudian dari titik perpotongan batas lengkung kurva atas dan


batas lengkung kurva bawah pada daerah gradasi nomor 2, ditarik
garis mendatar ke kiri sampai memotong sumbu tegak.

c. Dari penarikan garis bawah tersebut didapatkan angka yaitu


sebesar 38,1.

Grafik 15. Persen pasir terhadap Kadar total agregat yang


dianjurkan untuk ukuran butir maksimum 40 mm.

(Sumber : SNI 03-2834-2000)

d. Nilai presentase agregat halus dan agregat kasar dapat dihitung


dengan menggunakan rumus dibawah ini:

%AH = (38,01%)/2 = 19,05%

%AK = 100% - %AH

= 100% - 19,05%

%AK = 80,95%

Dari perhitungan diatas didapatkan nilai presentase agregat halus


(%AH) sebesar 19,05% dan agregat kasar (%AK) sebesar
80,95%.
Perhitungan Komposisi Beton (Kondisi SSD)

Perhitungan Komposisi Beton (Kondisi SSD)

Bahan Campuran Satuan


Beton Berat, kg (Kondisi SSD)
Volume, m3
Air 185.00/(1.000 x 1,000) 0.185 185
Semen 400.00/(3,15 x 1,000) 0.127 185/0.56 330.357
Admixture 0.00/(1,07 x 1000) 0.00 400.00 x 0.00%
Kandungan Udara 3% 0.03
Total Mortar 0.342 0.342
Total Aggregates 1.000 - 0.342 0.658
0.280 x 2.19 x
Agregat Halus 0.125 274.514
0.658 x 19.05 % 1000
Agregat Kasar
0.280 x 3.09 x
G. 40 mm 80.95 0.431 387.328
(0.658 - 0.280) x 57.45% 1000
Total 1.000 1177.199

Volume Trial Sekali Aduk


3 3
1 Kubus 150 mm x 150 mm = 0,003 m 3 Kubus = 0,0116 m
3
SSD Kg/m Total
Air 185 2,15
Semen 400 4,66
Pasir 274,51 3,20
Batu Pecah 387,33 4,51
Admixture
DAFTAR ISIAN PERENCANAAN CAMPURAN BETON
TABEL /
URAIAN GRAFIK NILAI
PERHITUNGAN
24 N/mm2 pd 28 hari Bagian
1. Kuat tekan karakteristik Ditetapkan
cacat 5%
5,6 Kg/cm2 atau tanpa data
2. Standar deviasi Tabel 1 5.2.4
(K = 1.64)
3. Nilai tambah (margin) 1.64 x 5.6= 9.184 Kg/cm2
4. Kekuatan hendak rata- rata
Langkah 1+3 10 + 24 = 34 Kg/cm2
yang hendak dicapai
5. Jenis semen Ditetapkan Semen Tonasa
6. Jenis agregat : kasar Ditetapkan Gradasi No. 3
halus Ditetapkan Gradasi No. 2
Tabel 2/ 5.2.5
7. Faktor air semen 0,56
Gambar 2
8. Faktor air semen maksium Tabel 5.2.2 0,6
9. Slump Ditetapkan 60–180 mm
Pasir Gradasi No.2
10. Ukuran agregat maksimum Ditetapkan
Kerikil 2-3
11. Kadar air bebas Tabel 4/ 5.2.6 185 Kg/m3
12. Jumlah semen 11:8 atau 7 400 Kg/m3
325 Kg/m3
Ditetapkan
13. Kadar semen minimum
Tabel 5/ 5.2.2 (pakai bila lebih besar dari
no. 12 lalu hitung no. 15)
14. Jumlah semen maksimum Ditetapkan 325 Kg/m3
15. Faktor air semen yang
0,56
disesuaikan
16. Susunan besar butir agregat
Daerah (zone) susunan butir
halus
17. Persen bahan lebih halus
Gambar 11 19,05%
dari 4.8 mm
18. Berat jenis realtif agregat 2,19
(kering permukaan/SSD) Diketahui/dianggap
19. Berat jenis beton Gambar 13 0 Kg/m3
20. Kadar agregat gabungan 19 - ( 12+11) 274,514 Kg/m3
21. Kadar agregat halus no. 17 x no. 20 387,328 Kg/m3
22. Kadar agregat kasar no. 20 + no. 21 661,843 Kg/m3
Banyaknya bahan Semen Air Agr. Halus Agr. Kasar
(teroritis) (kg) (kg atau l) (kg) (kg)
tiap m3 400 185 274,51 387,33
tiap campuran uji 4,658 2,154 3,196 4,510
Banyaknya bahan ditimbang .......... .......... .......... ..........

Anda mungkin juga menyukai