f’cr = f’c + M
f’cr = 24 + 10
f’cr = 34 MPa
a. Perkiraan kekuatan tekan dari tabel 3.5 dapat diketahui dari jenis
semen, jenis agregat, bentuk benda uji yang digunakan dan umur
beton pada kekuatan tekan.
b. Setelah itu, lihat pada Gambar 3.6 yaitu tentang hubungan antara
kuat tekan rata-rata dan faktor air semen dengan benda uji
berbentuk kubus.
c. Buat garis tegak lurus ke atas melalui faktor air semen 0,56 sampai
memotong kurva dengan warna merah, selanjutnya buat garis lurus
ke kanan dari angka 34 MPa sampai garis tersebut menyentuh
garis warna merah.
d. Lalu buat garis lengkung melalui titik perpotongan dari sub butir b
secara proporsional.
e. Kemudian buat garis lurus ke bawah melalui titik perpotongan
tersebut. Kemudian dari garis tersebut didapatkan nilai fas sebesar
0,56 dan selengkapnya dapat dilihat pada gambar 3.6.
Gambar 3.6 Hubungan Antara Kuat Tekan Rata-rata dan Faktor Air
semen (Benda Uji Berbentuk Kubus Diameter 150 mm x 150 mm)
(Sumber : SNI 03-2834-2000)
Nilai faktor air semen maksimum yang didapat dari Tabel 3.6 adalah
sebesar 0,6 yaitu jenis pembetonan di dalam ruang bangunan
dengan keadaan keliling non krosif. Sehingga, digunakan nilai fas
terkecil yaitu 0,56.
80
70 70
60
50
35
40 40
30
20 10
5
10 0.77 1.05
0
0
4.75 9.5 19 38 75
No. Ayakan (mm)
Batas Atas Batas Bawah Hasil
Wsemen =
1
Wsemen =
80
70 78.76 75
60 59
50
53.57 55
40
30
30 35
20 29.06
10
10 13.03 8
0
0
0.075 0.15 0.3 0.6 1.18 2.36 4.75
No. Ayakan (mm)
Batas Atas Batas Bawah Hasil
a. Tarik garis tegak lurus ke atas melalui faktor air semen yang
sudah didapatkan sebelumnya sebesar 0,56 sampai memotong
kurva bagian atas pada daerah gradasi no 2.
= 100% - 19,05%
%AK = 80,95%