Anda di halaman 1dari 10

TUGAS

Fc 25 Mpa pada umur 28 hari, dimana beton tersebut nantinya akan kontinue berhubungan
dengan (Beton di dalam ruang bangunan, Keadaan keliling non –korosif), jumlah pengecoran
600 m3

DATA LAIN :

a. Agegat kasar dipakai = kerikil ( batu pecah )

b. Agregat halus pasir dipakai = alami ( Lumajang)

c. Diameter agregat maksimum = 40 mm ( hasil analisa ayakan agregat)

d. Mutu semen yang dipakai = type I

e. Slump test = 30-60

f. Pada saat pengecoran suhu = 29◦ C

g. Dari analisa ayakan pasir berada pada zone = zone 1 ( hasil analisa ayakan agregat halus)

Hitung : Bahan yang diperlukan untuk 1m3

campuran beton ; dan Untuk praktikum 9 benda uji

ukuran ɸ15 cm dan tinggi 30 cm.

Untuk Koreksi Hasil uji Bahan :

Pasir : Kelembapan/Kadar Air = % dan Bj SSD Pasir = ....

Air resapan = % ;

Kerikil : Kelembapan / Kadar Air = % dan Bj SSD Koral = .....

Air resapan = %

JAWABAN
Tahapan Perhitungan

1. Penentuan mutu beton = 37 Mpa → 28 hari


2. Standart deviasi = 7 Mpa
3. Nilai Tambah ( m) = 1,64 x 7 = 11,48 Mpa ≈ 12 Mpa
4. Kuat tekan rata – rata : f’cr = f’c + m = 25 + 12 = 37 Mpa
5. Semen Type 1 = Semen Gresik
6. Agregat halus (alami) = pasir Luamajang Agregat kasar (kerikil) = batu pecah
7. faktor air semen

Tabel : 1.a Nilai Deviasi Standard Untuk berbagi Tingkat Pengendalian Mutu
Pekerjaan dilapangan

Tingkat Pengendalian Mutu Pekerjaan s (MPa)


Sangat memuaskan 2.8
Memuaskan 3.5
Baik 4.2
Cukup 5.0
Jelek 7.0
Tanpa kendali 8.4
Sumber : Ir. Aman Subakti, Msc.

Tabel : 2 Perkiraan kuat tekan beton dengan FAS, dan agregat kasar

Kuat Tekan (Mpa)


Jenis semen Jenis Agregat Kasar Pada Umur (hari)
3 7 28 91 Benda Uji
Semen Batu tak dipecahkan 17 23 33 40
Silinder
Porland tipe I Batu pecah 19 27 37 45
atau
Semen tahan Batu tak dipecahkan 20 28 40 48
Kubus
Sulfat Tipe II, Batu pecah 23 32 45 54
V
Batu tak dipecahkan 21 28 38 44
Silinder
Semen Batu pecah 25 33 44 48
Portland tipe Batu tak dipecahkan 25 31 46 53
Kubus
III Batu pecah 30 53 60
40

Sumber : SNI 03-2834-1993


Tabel : 3 Tabel FaktorAir Semen Maksimum

Nilai fas
Jenis Pembetonan
Maksimum
Beton di dalam ruang bangunan
a. Keadaan keliling non –korosif 0,60
b. Keadaan keliling korosif di sebabkan oleh kondensasi atau
0,52
uap korosif
Beton di luar ruangan bangunan
a. Tidak terlindung dari hujan dan terik matahari langsung 0,60
b. Terlindung dari hujan dan terik matahari langsung 0,60
Beton masuk ke dalam tanah
a. Mengalami keadaan basah dan kering berganti –ganti 0,55
b. Mendapat pengaruh sulfat dan alkali dari tanah Tabel 5
Beton yang kontinu berhubungan dengan air tawar dan air laut Tabel 6
Sumber : SNI 03-2834-1993

Faktor air semen cara 1 a.


Grafik : 1 Perkiraan kuat tekan beton dengan
FAS, dan agregat kasar

Faktor air semen cara 1 b. dari tabel = 2 dan grafik 2

0,42

Grafik : 2 Perkiraan kuat tekan beton dengan FAS, dan agregat kasar

Sumber : SNI 03-2834-1993

8. Faktor air semen yang di gunakan = 0,42 ( Yang minimum )


9. Nilai Slump 30 – 60 mm
10. Ukuran agregat kasar max 40 mm
11. kadar air bebas = 170 kg/m3
2/3 Wh + 1/3 Wk = 2/3 . 160 + 1/3 . 190 = 170 kg/m3
Wh = perkiraan jumlah air untuk agregat halus
Wk = perkiraan jumlah air untuk agregat kasar

Tabel : 4 Perkiraan kebutuhan air/meter kubik beton


Ukuran Slump
maksimum Jenis batuan 0 – 100 10 – 30 30 – 60 60 – 180
Agregat (mm)
Batu tak
dipecahkan 150 180 205 225
10
Batu pecah 180 205 230 250
Batu tak
dipecahkan 135 160 180 195
20
Batu pecah 170 190 210 225
Batu tak
dipecahkan 115 140 160 175
40
Batu pecah 155 175 190 205
Sumber : SNI 03-2834-1993
12. Jumlah semen
(11) / (8) = 170 / 0,388 = 438,14 kg/m3
13. Jumlah semen max – tidak ditentukan
14. Jumlah Semen min 325 kg/m3

Tabel : 5 Perkiraan Jumlah semen minimum dan nilaiFASmaksimum


Jumlah Semen
Nilai fas
Jenis Pembetonan minimum per –
Maskimum
m3 beton (kg)
Beton di dalam ruang bangunan
c. Keadaan keliling non –korosif 275 0,60
d. Keadaan keliling korosif di 325 0,52
sebabkan oleh kondensasi atau
uap korosif
Beton di luar ruangan bangunan
c. Tidak terlindung dari hujan 325 0,60
dan terik matahari langsung
d. Terlindung dari hujan dan terik 275 0,60
matahari langsung
Beton masuk ke dalam tanah
c. Mengalami keadaan basah 325 0,55
dan kering berganti –ganti
d. Mendapat pengaruh sulfat dan Tabel 5
alkali dari tanah
Beton yang kontinu berhubungan Tabel 6
dengan air tawar dan air laut
Sumber : SNI 03-2834-1993
15. Jumlah semen yang di pakai 438 kg/m3 (12) > (14)
16. Faktor air semen yang di sesuaikan 0,42 (tetap)
17. Susunan butir agregat halus daerah gradasi 2

18. Susunan butir agregat kasar atau gabungan – diketahui masuk zona A – B = butiran
max 40 mm
19. Persen agregat halus 32% diambil dari nilai rata – rata

35

29

0,42

Tahapannya :
a. Slump 30-60 mm
b. Agregat halus ada di zona 1
c. Agregat maks 40 mm
d. FAS min = 0,42
 Nilai yang digunakan dapat di ambil diantara kedua nilai tersebut, biasanya
diambil nilai rata – rata, dalam hal ini di ambil nilai 30%
 Jumlah (30%) ini adalah jumlah dari pasir atau agregat < 4,8 mm
 Di Indonesia agregat kasar yang di gunakan sering masih mengandung
agregat yang ukuranya < 4,8 mm dalam jumlah > 5%. Karena itu jumlah
agregat halus yang digunakan harus di kurangi 
 Dalam hal ini, prosentase agregat halus dalam agregat kasar cukup kecil
sehingga dapat di abaikan

% Agregat halus = (35+29)/2 = 32%


20. Berat jenis relatif agregat SSD = 2,56
Agregat SSD dari hasil uji bahan
Berat jenis : pasir lumajang = 2,08
Kerikil (batu pecah) = 4,6
BJ = 0,3 × 2,08 + 0,7 × 4,6
= 0,624 + 3,22
= 3,844
BJ pasir = 0,624 BJ koral = 3,22
SSD = 3,84
21. Berat isi beton

2.390

Grafik : 4 perkiraan berat jenis beton basah


Sumber :SNI 03-2834-1993

22. Kadar agregat gabungan = 1782 kg/m³


(21) - (15 + 11) = 2.390 – (438 + 170) = 1782 kg/m³
23. Kadar agregat halus = 570,2 kg/m³
(19) . (22) = 32% . 1782 = 570,2 kg/m³
24. Kadar agregat kasar = 1211,8 kg/m³
(22) – (23) = 1782 – 570,2 = 1211,8 kg/m³
25. Jumlah bahan tiap m³
 Semen = 438 kg
 Air = 170 kg
 Agregat Halus = 570,2 kg

Kasar = 1211,8 kg

26. - Pasir : Kelembapan = 3,2 %


3/100×570,2 = 17,1 kg

Air resapan = 0,17 %

Kerikil : Kelembapan = 0,256

2,944/100×1211,8 = 35,7 kg

Air resapan = 3,2

Hasil koreksi karena dilapangan pasir dan kerikil tidak dalam keadaan SSD

1. Semen = 438 kg

2. Air = 170 + 17,1 – 35,7 = 151,4 kg

3. Halus = 570,2 – 17,1 = 553,1 kg

4. Kasar = 1211,8 + 35,7 = 1247,5 kg

Volume Benda Uji

Pembutan benda uji ketentuan kuat beton 28 Mpa dengan dimensi ukuran tinggi (30 cm =
0,3 m) dengan diameter (15 cm = 0,15 m) berbentuk silinder, dengan jumlah benda uji 9
buah.
Volume benda uji setiap komposisi :

Silinder ( Ø15 x 30 cm) 9 buah :

V = ( ¼ x π x d²x t) x 9 benda uji

V = ( ¼ x 3,14 x 0,15² x 0,3) x 9 benda uji

V = ( 0,0053) x 9 benda uji

V = 0,0477 m³

Semen : 0,0477 x 438 = 20,9 kg = 21 kg

Air : 0,0477 x 151,4 = 7,22 kg = 7 kg

Pasir : 0,0477 x 553,1 = 26,38 kg = 26 kg

Kerikil : 0,0477 x 1247,5 = 59,5 kg = 60 kg

Anda mungkin juga menyukai