Anda di halaman 1dari 39

LABORATORIUM PENGUJIAN BETON

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

3.6 PENGUJIAN VI RANCANGAN CAMPURAN BETON


BERDASARKAN KUAT LENTUR DAN UJI TARIK BELAH
A. TUJUAN
1) Untuk membuat rancangan beton dengan sampel kuat lentur
2) Untuk mengetahui cara melakukan percampuran yang baik pada sampel
pengujian kuat lentur dan Uji Tarik belah
3) Untuk mengetahui cara uji kuat lentur beton dan uji Tarik belah
4) Untuk mengetahui cara olah data hasil uji kuat lentur uji Tarik belah
B. DASAR TEORI
1. Mix design beton
Mix design beton adalah pemilihan bahan campuran beton dengan
mempertimbangkan kuantitas atau perbandingan dari setiap materialnya agar
beton mencapai kualitas yang disyaratkan. Adapun indikator kualitas beton
didasarkan pada mutu, kekuatan, kemudahan pekerjaan, dan nilai ekonomis
yang dihasilkan.
Persyaratan umum yang harus dipenuhi untuk mix design beton normal
sesuai dengan SNI 03-2834-2000 adalah sebagai berikut:

a. Proporsi campuran beton harus menghasilkan beton yanh memenuhi


persyaratan sebagai berikut:
1) Kekentalan yang diinginkan memungkinkan pengerjaan beton
(penuangan, pemadatan dan perataan) dengan mudah dapat mengisi
acuan dan menutup permukaan secara serba sama (homogen).
2) Keawetan
3) Kuat tekan
4) Ekonomis
b. Beton yang dibuat harus menggunakan agregat normal tanpa bahan tambah
Bahan-bahan yang digunakan dalam perencanaan harus mengikuti
persyaratan berikut:
a) Bila pada bagian pekerjaan kontruksi yang berbeda akan digunakan
bahan yang berbeda, maka setiap proporsi campuran yang akan
digunakan harus direncanakan terpisah
b) Bahan untuk campuran coba harus yang akan digunakan dalam
pekerjaan yang diusulkan

KELOPMPOK 3
3A JASA
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

c. Dalan perencanaan mix design campuran beton harus dipenuhi persyaratan


berikut:

a) Perhitungan perencanaan mix design harus didasarkan pada data sifat-


sifat bahan yang akan digunkan dalam produksi beton
b) Susunan campuran beton yang diperoleh dari perencanaan ini harus
dibuktikan melalui campuran coba yang menunjukkan bahwa proporsi
tersebut dapat memenuhi kekuatan beton yang disyaratkan
d. Langkah pemilihan proporsi campuran

a) Penentuan kekuatan benda uji


Kekuatan benda uji yang direncanakan ditentukan dengan pengonversian
kuat lentur rencana menjadi kuat tekan perencanaan pada benda uji
dengan menggunakan persamaan:
𝐹𝑐
Fs =( )2
0,75

Dimana:
f’c = Mutu beton yang diremcanakan (Mpa)
fs = Kuat tekan lentur direncanakan (Mpa)
b) Pemilihan nilai deviasi standar
Pemilihan nilai faktor deviasi ditentukan berdasarkan dengan mutu
pelaksaan pekerjaan serta besaran volume pekerjaan yang dapat dilihat
dalam Tabel 3.6.1
Tabel 3.6.1 Nilai deviasi standar
Volume Pekerjaan Mutu Pelaksanaan
Besaran m3 Baik Sekali Baik Cukup
Kecil < 1000 45 < s ≤ 55 55 < s ≤ 65 65 < s ≤ 85
1000 -
Sedang 35 < s ≤ 45 45 < s ≤ 55 55 < s ≤ 75
3000
Besar > 3000 25 < s ≤ 35 35 < s ≤ 45 45 < s ≤ 65
c) Penentuan nilai tambah
Nilai tambah dihitung menurut rumus dan ketentuan:

1. Jika Sr < 4 Mpa; maka M = 1,64 × Sr


2. Jika Sr > 4 Mpa; maka M = 2,64 × Sr - 4
Dimana Sr adalah nilai deviasi standar
perencanaan
KELOPMPOK 3
3A JASA
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

d) Kuat tekan rata-rata ditargetkan


Kuat tekan rata-rata perencanaan dihitung dengan menggunakan
persamaan:
f'cr = f’c + M

Dimana :

f'cr = Kuat tekan beton rata-rata rencana (Mpa)

f’c = Kuat tekan beton direncanakan (Mpa)

M = Nilai tambah

e) Pemilihan faktor air semen


Faktor air semen yang diperlukan untuk mencapai kuat tekan rata-rata
yang direncanakan didasarkan pada:
1. Hubungan kuat tekan dan faktor air semen yang diperoleh dari penelitian
lapangan sesuai dengan bahan dan kondisi pekerjaan yang diusulkan.
Bila tidak tersedia data hasil penelitian sebagai pedoman dapat
dipergunakan Tabel 7.2.
2. Untuk kondisi khusus, faktor air semen maksimum harus memenuhi
spesifikasi untuk beton tahan sulfat dan beton bertulang kedap air.

Tabel 3.6.2 Perkiraan kuat tekan dengan faktor air semen di Indonesia

Kekuatan Tekan (Mpa), Bentuk


Bentuk benda uji Jenis Agregat pada umur (hari) Benda
Kasar 3 7 28 91 Uji
Semen Portland tipe Batu tak pecah 17 23 33 40
Silinder
I atau semen tahan Batu pecah 19 27 37 45
sulfat tipe II, Batu tak pecah 20 28 40 48
Kubus
V Batu pecah 23 32 45 54
Batu tak pecah 21 28 38 44
Silinder
Semen Portland Batu pecah 25 33 44 48
tipe III Batu tak pecah 25 31 46 53
Kubus
Batu pecah 30 40 53 60

KELOPMPOK 3
3A JASA
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

f) Slump
Slump ditetapkan sesuai dengan kondisi pelaksanaan pekerjaan agar
diperoleh beton yang mudah dituangkan, didapatkan dan diratakan.
g) Besar butir agregat maksimum
Besar butir agregat maksimum tidak boleh melebihi:

1. Seperlima jarak terkecil antara bidang-bidang samping dari cetakan


2. Sepertiga dari tebal pelat
3. Tiga perempat dari jarak bersih minimum di antara batang-batang
atauberkas-berkas tulangan.
h) Kadar air bebas
Kadar air bebas ditentukan sebagai berikut:

1. Agregat tidak dipecah dan agregat dipecah digunakan nilai-nilai


padaTabel 7.3.
2. Agregat campuran (tak dipecah dan dipecah), dihitung menurut
rumusberikut:
1
Wh + Wk
2

3 3

Dengan :
Wh = Perkiraan Jumlah Air Untu Agregat Halus

Wk = Perkiraan jumlah air untu agregat kasar

Tabel 3.6.3 Kadar air bebas pada slump

Ukuran Besar
Jenis Agregat Kadar Air Bebas (kg/m3) pada Slump (mm)
Butir Agregat
0 - 10 10 - 30 30 - 60 60 - 180
Maksimum
Batu tak dipecah 150 180 205 225
10 mm
Batu pecah 180 205 230 250
Batu tak dipecah 135 160 180 195
20 mm
Batu pecah 170 190 210 225
Batu tak dipecah 115 140 160 175
40 mm
Batu pecah 155 175 190 205

KELOPMPOK 3
3A JASA
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

i) Berat jenis relatif agregat

Berat jenis relatif agregat ditentukan sebagai berikut:


1) Diperoleh dari data hasil uji atau bila tidak tersedia dapat dipakai nilai
dibawah ini:
• Agregat tidak dipecah : 2,5
• Agregat dipecah : 2,6 atau 2,7
2) Berat jenis agregat gabungan dihitung sebagai beriku:
Berat jenis agregat gabungan = persentase agregat halus × berat jenisagregat halus
+ persentase agregat kasar × berat jenis agregat kasar
j) Proporsi campuran

Proporsi campuran beton (semen, air, agregat halus dan agregat kasar) harus

dihitung dalam kg per m3 adukan.

2 Pembuatan Campuran Beton


Pembuatan benda uji merupakan salah satu tahap pengujian dalam pengujian
beton, pembuatan benda uji bertujuan untuk mengetahui mutu/kualitaskekuatan beton
yang dibuat apakah telah sesuai syarat yang ada, dalam praktikum ini digunakan acaun
untuk beton normal. Berdasarkan ACI Committee36R-93 beton mutu normal adalah
beton yang nilai kuat tekannya kurang dari 47Mpa pada umur 28 hari, berat isi dari

beton normal menurut SK SNI T-15-1991- 03 adalah 2200 – 2500 kg.m 3. Sebelum
pembuatan benda uji semua bahan campuran harus diperhitungkan dulu persentase dan
beratnya masing - masing sesuai dengan perencanaan dan mutu beton yang diinginkan.
Setelahmemperoleh data-data karakteristik agregat melalui pengujian agregat maka
data-data untuk rancangan campuran adukan beton normal telah tersedia. Pembuatan
benda uji menggunakan cetakan balok ukuran 150 mm x 150 mm x 500 mm, untuk
pengujian slump campuran ditumbuk menggunakan alat penumbuk sebanyak 25 kali
untuk tiap lapisan.
a. Persyaratan adukan beton
Persyaratan adukan beton harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
1) Penimbangan bahan
Penimbangan bahan-bahan untuk campuran beton menggunakan timbangan
sesuai dengn ketentuan.
2) Pengadukan campuran beton

KELOPMPOK 3
3A JASA
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

a) Jumlah adukan beton harus minimum 10% melebihi adukan beton yang
diperlukan untuk pembuatan benda uji
b) Pengadukan dapat dilakukan dengan mesin atau tangan sesuai dengan
ketentuan SNI 03-2493-1991 mengenai metode pembuatan dan perawatan
benda uji beton di laboratorium.
b. Persyaratan pembuatan penda uji
Pembuatan benda uji harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a) Pengambilan adukan beton untuk pembuatan benda uji harus
menggunkanan sendok aduk atau sekop sedemikian rupa sehingga
tidak terjadi segregasi.

b) Penuangan adukan beton ke dalam cetakan benda uji dilakukan secara


hati-hati, kemudian dipadatkan.
c) Pembuatan benda uji harus memenuhi ketentuan SNI 03-2493-1991
mengenai metode pembuatan dan perawatan benda uji beton di
laboratorium.
c. Persyaratan pengambilan sampel
1) Contoh campuran beton pertama dan terakhir diambil dalam selang
waktu15 menit
2) Pembuatan benda uji untuk kekuatan dilakukan paling lama 15 menit
setelah semua contoh campuran beton teraduk dengan rata
3) Contoh benda uji harus dapat secepat mungkin dan dijaga dari
pengaruh sinar matahari, angin dan pengaruh lain yang dpata
mempercepat penguapan.
3. Pengujian Kuat Lentur
Pengujian kuat tarik lentur beton yang berpenampang 15 cm x 15 cm dengan
panjang 50 cm berfungsi untuk memikul tegangan tarik lentur akibat momen lentur
yang diletakkan pada dua perletakan. Satuan untuk menyatakan kuat tarik lentur beton
dinyatakan dalam satuan Mega Pascal (MPa). Pengujian kuat tarik lentur beton
diperlihatkan pada Gambar 7.1. Pada pengujian kuat tariklentur beton, pembebanan
balok benda uji diberikan pada tiap titik pertigaan bentang balok beton. Pembebanan
pada balok beton dilakukan hingga balok beton mengalami keruntuhan.

KELOPMPOK 3
3A JASA
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Gambar 3.6.1 Ilustrasi pengujian kuat lentur

Bidang gaya dalam yang terjadi akibat pembebanan pada titik pertigaan
bentang balok beton ditunjukkan pada Gambar 7.2. Pada diagram gaya dalam
menunjukkan bahwa momen lentur maksimum terjadi pada sepertiga bentang yang
berada di tengah.

Gambar 3.6.2 Diagram momen dan lintang dalam pengujian

Pembebanan dilakukan pada titik pertigaan bentang balok bertujuan untuk


memperoleh hasil keruntuhan yang hanya disebabkan oleh momen kuat lentur.

a. Persiapan pengujian
1) Siapkan benda uji dan lakukan beberapa hal berikut:
a) Ukur dan catat dimensi benda uji
b) Ukur dan catat panjang benda uji
c) Timbang dan catat berat masing-masing benda uji
d) Buat garis-garis melintang sebagai tanda dan petunjuk titik-titik
perletakan, titik-titik pembebanan dan titik-titik sejauh 5% dari jarak
batang di luar titik perletakan.
e) Tempatkan benda uji yang telah selesai diukur, timbang dan beri
tandapada tumpuan pada tempat yang tepat dengan sisi atas benda uji
padawaktu pengecoran berapa pada bagaian samping alat penekan.

KELOPMPOK 3
3A JASA
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

2) Siapkan mesin tekan dan lakukan tahapan berikut:


a) Pasang 2 buah oerletakan dengan lebar bentang 3 kali jarak titik-titik
pembebanan dan padang alat pembebanan sehingga mesin tekan beton
berfungsi sebagai alat uji lentur
b) Atur pembebanan dan skala pembacaannya
c) Tempatkan benda uji yang sudah diberi tanda di atas perletakan
sedemikanan sehingga tanda tumpuan yang dibuat tepat pada pusat
tumpuan alat uji
b. Prosedur pengujian
1) Hidupkan mesin uji tekan beton yang telah disiapkan
2) Letakkan benda uji pada tumpuan dan atur benda uji sehingga siap untuk
pengujian
3) Atur pembebanannya untuk menghindari terjadinya benturan
4) Atur katup-katup pada kedudukan pembebanan dan kecepatan pembebanan
pada kedudukan yang tepat sehingga skala pembebanan pada alat bergerak

perlahan dan kecepatannya 8 kg/cm2 – 10 kg/cm2 per menit.


5) Hentikan pembebanan dan catat pembebanan maksimum yang
menyebabkan patahnya benda uji
c. Pengolahan data
Berdasarkan pengujian yang dilakukan sehinggan momen yang
menyebabkan patahnya beda uji hanya momen lentur (Modulus of rupture) maka
persamaan yang digunakan untuk menentukan kuat tekan lentur benda uji yaitu:
𝑃×𝑙
Fr =𝑏 × 𝑑2

Dimana :

fr = kuat tekan lentur benda uji (Mpa)

P = Beban maksimum yang terjadi (N)

l = Panjang benda uji (mm)

b = Lebar benda uji (mm)

d = Tinggi benda uji

KELOPMPOK 3
3A JASA
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

4. Pengujian kuat Tarik belah


Kuat Tarik belah benda uji beton berbentuk silinder yang diperoleh dari hasil
pembebanan benda uji tersebut yang diletakkan mendatar sejajar dengan permukaan
meja penekan mesin uji tekan.
Pengujian kuat tarik belah beton menggunakan benda uji berbentuk silinder beton
dengan diameter 150 mm dan panjang 300 mm, diletakkan arah memanjang atau
horizontal diatas alat penguji. Kemudian diberi beban tekan secara arah tegak lurus
dari atas ke seluruh panjang silinder.

Gambar 7.6.3 Kuat Tarik Belah Beton

a. Persiapan Pengujian
1) Menyiapkan alat, bahan, dan lokasi kerja.
2) Mengukur diameter, tinggi, dan menimbang berat benda uji
3) Menyusun besi dan plat besi hingga jarak antar plat penekan bagian atas dan
bawah tidak terlalu jauh.
4) Meletakkan benda uji dengan posisi rebah diatas plat besi yang telah diatur
sebelumnya
5) Meletakkan batang besi tepat diatas benda uji dengan posisi simetris dengan
benda uji dan benda uji simetris dengan bagian penekan bagian atas dari mesin
uji.
6) Menyalakan mesin penekan hingga menjepit batang besi dan sample silinder,
usahakan tetap menahan batang besi diatas sample agar tetap simetris dengan
sample dan plat penekan sebelum beban mengunci sample.
7) Melakukan pembebanan secara terus menerus sampai keruntuhan terjadi.
8) Menghentikan pembebanan dan mencatat beban maksimum yang terjadi.
9) Membersihkan sisa-sisa sample pada mesin penekan

KELOPMPOK 3
3A JASA
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

b. Pengolahan Data
Berdasarkan Metode Pengujian Kuat Tarik Belah Beton (SK SNI 2491-2014),
maka untuk mendapatkan nilai kuat tarik masing-masing benda uji menggunakan
rumus seperti di bawah ini.
Rumus:
F’ct = (0,4 s/d 0,6) √F’c (teoritis)

2𝑝
T = 𝜋𝐷𝐿 (experimential)

Keterangan:
T = Kuat tarik belah beton (N/mm²)
P = Beban maksimum (N)

L = Tinggi silinder beton (mm)

d = Diameter silinder beton (mm)

F’c = Kuat tekan beton (MPa)

5. Pengujian Kuat Tekan Beton


Kekuatan tekan beton adalah muatan maksimum yang dapat di pikul bersatuan
luas.kekuatan tekan di peroleh dari hasil pemeriksaan benda uji benda uji silinder
dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm. Bentuk dan ukuran benda mempengaruhi
kekuatan tekan beton. Selain itu, mutu kekuatan tekan beton di pengaruhi pula oleh
mutu semen yang di gunakan dalam perbandingan beton, umur beton, waktu
pencampuran dan suhu. Bangunan beton, kecuali jalan raya, di rencanakan untuk
menahan gaya tekan sedangkan tegangan tarik yang bekerja di tahan oleh baja
tulangan.
Pengujian kuat tekan beton dimaksudkan untuk mengetahui nilai kuat tekan
beton melalui mesin tekan beton. Besarnya kuat tekan beton ini menunjukkan baik
tidaknya mutu pelaksanaan beton. Apabila mutu pelaksanaan beton dan benar maka
akan didapat mutu beton sesuai dengan yang diinginkan. Kuat tekan juga dapat
diartikan sebagai beban persatuan luas yang menyebabkan beton hancur.
a. Persiapan Pengujian
1) Mengeluarkan benda uji dari bak perendaman, dan membiarkannya ± 24
jam.
2) Menimbang berat benda uji.
3) Mengukur diameter dan tinggi benda uji.

KELOPMPOK 3
3A JASA
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

4) Men-capping benda uji.


5) Meletakkan benda uji pada mesin uji tekan.
6) Menginput data berat dan dimensi sampel ke mesin uji tekan.
7) Menjalankan mesin tekan sampai batas maksimum.
8) Membersihkan area kerja.
9) Mengolah data hasil pengujian.
b. Pengolahan Data
Rumus yang digunakan untuk menghitung kuat tekan beton adalah :
P
fc = A

Dimana :
fc = Kuat tekan (Kg/ cm2)
P = Beban yang bekerja (Kg)
A = Luas penampang benda uji (cm2)
Selanjutnya untuk nilai Sr dapat dihitung dengan rumus :
𝚺 (𝐟𝐜−𝐟𝐜𝐫 )²
Sr = √
𝐧−𝟏

Dimana :
n = Jumlah benda uji
fc = Kuat tekan beton ( Kg/cm2 )
fcr = Kuat tekan Rata-rata beton ( Kg/cm2 )

KELOPMPOK 3
3A JASA
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

C. HASIL PENGUJIAN
1. Mix Design
1) Kuat Tekan Persyaratan
Kuat Lentur = 4,2 Mpa

Kekuatan Tekan = 32 Mpa

Tabel 3.6. 4 Standar Deviasi

Volume Mutu Pelaksanaan (Kg/Cm²)


ukuran Satuan Baik Sekali Baik Cukup
Kecil ≤ 1000 45 ≤ Sr ≤55 55 ≤ Sr ≤65 65 ≤ Sr ≤70

Sedang 1000-3000 35 ≤ Sr ≤45 45 ≤ Sr ≤55 55 ≤ Sr ≤65


Besar > 3000 25 ≤ Sr ≤35 35 ≤ Sr ≤45 45 ≤ Sr ≤55
Tabel 3.2.2 Deviasi Standar
Sumber : PBI (Peraturan Beton Indonesia 1971) hal 40

2) Nilai tambah / Margin (M)

M = 1,64 x Sr

= 1,64 x 7
= 11,48 Mpa ⁓ 12 Mpa
3) Perhitungan kuat tekan rata-rata (fcr) yang
direncanakan : fcr = f’c + M
= 32 Mpa + 11,48 N/mm²
= 43,48 N/mm2

4) Jenis Semen = Type I PCC


5) Jenis agregat halus = Pasir alam
6) Jenis agregat kasar = Batu pecah
7) Faktor air semen FAS
 Jenis benda uji : Kubus

KELOPMPOK 3
3A JASA
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Tabel 3.6.5 perkiraan kuat tekan beton dengan faktor air semen 0.5, jenis semen, dan
agregat kasar yang biasa digunakan Indonesia

Kekuatan Tekan (N/mm)


Pada Umur
Jenis Semen Jenis Agregat Kasar Bentuk
(Hari)
3 7 28 91 Benda Uji
Semen Portland Batu tidak dipecahkan 17 23 33 40
Silinder
Tipe I atau semen Batu Pecah 19 27 37 45
tahan sulfat tipe II, V Batu tidak dipecahkan 20 28 40 48
Kubus
Batu Pecah 23 32 45 54
Batu tidak dipecahkan 21 28 38 44
Semen Portland Silinder
Batu Pecah 25 33 44 48
Batu tidak dipecahkan 25 31 46 53
Tipe III Kubus
Batu Pecah 30 40 53 60

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa beton pada faktor air 0,5 dan jenis
agregat kasar batu pecah dengan kuat tekan pada umur 28 hari ialah 370 N/mm2.











Kuat Tekan

370










Grafik 3.6.1 Hubungan antara kuat tekan dan faktor air semen untuk benda silinder
Sumber : SK SNI T-15-1990-03

KELOPMPOK 3
3A JASA
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Tabel 3.6.7 Persyaratan jumlah semen minimum dan faktor air semen maksimum untuk
berbagai macam pembetonan dalam lingkup khusus.

Jumlah Semen Faktor Air


Minimum Semen
Uraian
Per Cm³ Beton
(Kg) Maksimum
Beton dalam ruang bangunan :
a. Keadaan keliling non korosif 275 0,60
Keadaan keliling korosif
b. disebabkan oleh kondensasi 325 0,52
atau uap-uap korosif
Beton diluar ruangan :
Tidak terlindung dari hujan 325 0,60
a. dan terik matahari
langsung
Terlindung dari hujan 275 0,60
b. dan terik matahari
langsung
Beton yang masuk kedalam
tanah
a. Mengalami keadaan basah
325 0,55
dan kering berganti-ganti
b. Mendapat pengaruh suhu
alkali dari tanah atau 375 0,52
air
tanah
Beton yang kontinu
berhubungan
Dengan air tanah :
a. Air tawar 275 0,57
b. Air laut 375 0,52
8) Faktor air semen maksimum = 0,57 ( Air tawar )
9) Slump = 50 -125 mm
10) Ukuran maksimum agregat = 40 mm
= 31 𝑤𝑘 + 𝑤ℎ
2
11) Kadar air bebas
3

= 1 205 + 2
3 175
3

= 185 Kg/m3 = 200 Kg/m3

KELOPMPOK 3
3A JASA
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG

Ukuran maksimum Kadar air bebas (kg/m3 beton)


Agregat kasar Jenis agregat pada slump (mm)
(mm) 0-10 10-30 30-60 60-180
Alami 150 180 205 225
10 Batu pecah 100 205 230 250
Alami 135 160 180 195
20 Batu pecah 170 190 210 225
Alami 115 140 160 175
40 Batu pecah 155 175 190 205
Tabel 3.6.8 Perkiraan kadar air bebas berdasarkan ukuran maksimum agregat dan nilai
slump

12) Kadar semen (C )


 W/C = 0,54

C = Kadar air bebas / Faktor air semen

C = 200 Kg/m3 / 0,54

= 370 Kg/m3

13) Analisa Agregat

a. Agregat Halus

Tabel 3.6.9 Analisa Saringan Agregat Halus

Berat Persen Kumulatif


Saringan
Tertahan Tertahan Tertahan Lolos
2" 0,00 0,00 0,00 100,00
1 1/2 " 0,00 0,00 0,00 100,00
25 (1") 0,00 0,00 0,00 100,00
19 (3/4") 0,00 0,00 0,00 100,00
12,7 (1/2") 0,00 0,00 0,00 100,00
9,5 (3/8") 0,00 0,00 0,00 100,00
No.4 187,27 187,27 8,40 91,60
No.8 140,79 328,06 14,71 85,29
No.16 146,66 474,72 21,28 78,72
No.30 549,67 1024,39 45,93 54,07
No.50 781,42 1805,81 80,96 19,04
No.100 353,88 2159,69 96,82 3,18
No.200 62,36 2222,05 99,62 0,38
PAN 8,50 2230,55 100,00 0,00

KELOPMPOK 3
3A JASA
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG

Grafik 3.6.2 Gradasi Agregat Halus

GRADASI AGREGAT HALUS


100
90
80
Persentase Loloa

70
60
50
40
30
20
10
0

Ukuran Saringan (mm)

b. Agregat Kasar Batu Pecah 1-2

Tabel 3.6.10 Analisa Saringan Agregat Kasar 1-2

Berat Persen Kumulatif


Saringan
Tertahan Tertahan Tertahan Lolos
2" 0,00 0,00 0,00 100,00
1 1/2 " 0,00 0,00 0,00 100,00
25 (1") 17,48 17,48 0,75 99,25
19 (3/4") 642,56 660,04 28,46 71,54
12,7 (1/2") 151,05 811,09 34,98 65,02
9,5 (3/8") 1439,00 2250,09 97,03 2,97
No.4 52,40 2302,49 99,29 0,71
No.8 0,00 2302,49 99,29 0,71
No.16 0,00 2302,49 99,29 0,71
No.30 0,00 2302,49 99,29 0,71
No.50 0,00 2302,49 99,29 0,71
No.100 0,00 2302,49 99,29 0,71
No.200 0,00 2302,49 99,29 0,71
PAN 16,52 2319,01 100,00 0,00

KELOPMPOK 3
3A JASA
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG

Gambar 3.6.3 Gradasi Agregat Kasar Bp 1-2


Persentase Lolos

c. Agregat Kasar 2-3

Tabel 3.6.11 Analisa Saringan Agregat Kasar 2-3

Berat Persen Kumulatif


Saringan
Tertahan Tertahan Tertahan Lolos
2" 0,00 0,00 0,00 100,00
1 1/2 " 0,00 0,00 0,00 100,00
25 (1") 790,68 790,68 32,55 67,45
19 (3/4") 1039,41 1830,09 75,34 24,66
12,7 (1/2") 579,01 2409,10 99,17 0,83
9,5 (3/8") 12,16 2421,26 99,67 0,33
No.4 0,00 2421,26 99,67 0,33
No.8 0,00 2421,26 99,67 0,33
No.16 0,00 2421,26 99,67 0,33
No.30 0,00 2421,26 99,67 0,33
No.50 0,00 2421,26 99,67 0,33
No.100 0,00 2421,26 99,67 0,33
No.200 0,00 2421,26 99,67 0,33
PAN 7,90 2429,16 100,00 0,00

KELOPMPOK 3
3A JASA
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG
Gambar 3.6.4 Gradasi Agregat Kasar Bp 2-3

Persentase Lolos

d. Penggabungan Agregat

Tabel 3.6.12 Penggabungan Agregat Halus Dan Kasar

GRADATION SPESIFICATION for


SIEVE COARS COARS WORKABILITY
SIZES E AGG- E AGG- PASIR MIX
2/3 1/2
40,0% 26,0% 34,0% 100,0% GRADASI B
24

37,5 (11/2") 100,00 100,00 100,00 100,00 100 100

19 (3/4") 24,66 71,54 100,00 62,46 60 65

9,5 (3/8") 0,33 2,97 100,00 34,90 42 52

No.4 0,33 0,71 91,60 31,46 33 40

No.8 0,33 0,71 85,29 29,31 25 33

No.16 0,33 0,71 78,72 27,08 18 25

No.30 0,33 0,71 54,07 18,70 12 18

No.50 0,33 0,71 19,04 6,79 8 10

No.100 0,33 0,71 3,18 1,40 2 5

No.200 0,33 0,71 0,38 0,44

KELOPMPOK 3
3A JASA
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG

GRADASI GABUNGAN AGREGAT


100

90

80

70
Persentase Lolos

60

50

40

30

20

10

0
No.200 No.100No.50No.30No.16No.8No.49,519 (3/4") 37,5 (1
(3/8")1/2")
Ukuran Saringan (mm)

14) Berat Jenis Gabungan


= (% Agregat halus x BJ agregat halus) + (% BP 1-2 x BJ BP 1-2) + (%
BP 2-3 x BJ BP 2-3)

= ( 34% x 2,60 ) + ( 26% x 2,52 ) + ( 40% x 2,55 )

= 0,88 + 0,65 + 1,02

= 2,55

15) Berat Jenis Beton Basah = 2320 Kg/m3 ( pada grafik dari nilai berat jenis
agregat gabungan = 2,55 dengan nilai kadar air bebas = 200 Kg/m3 )

KELOPMPOK 3
3A JASA
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG

2320

Grafik 3.6.5 Berat jenis beton dalam keadaan basah

16) Kadar agregat gabungan = Berat jenis beton basah - kadar semen- Fas yang
disesuaikan
= 2320 Kg/m3 - 370 Kg/m3 - 190 Kg/m3
= 1.760 Kg/m3

17) Kadar agregat halus = Persentase bahan <4,8 mm x Kadar agregat


gabungan
= 34 % x 1760 Kg/m3
= 598 Kg/m3
18) Kadar batu pecah 1-2 = 26% x 1760 Kg/ m3
= 457,6 Kg/m3
19) Kadar batu pecah 2-3 = 40% x 1760 Kg/ m3
= 704 Kg/m3

KELOPMPOK 3
3A JASA
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG

Tabel 3.6.13 Formulir Hasil Rancangan Campuran Beton Metode DOE

No Uraian Tabel / Grafik Nilai


1 Mutu beton yang disyaratkan (f's) Ditetapkan 32 Mpa
2 Deviasi Standar (Sr) Tabel 1 7 Mpa
3 Nilai tambah / margin (M) - 11,48 Mpa
Kuat desak rata-rata yang hendak
4 1+3 43,48 Mpa
dicapai
Tabel 2 dan dan grafik
8 Faktor air semen (WC) 0,54
1
9 Faktor air semen maximum Ditetapkan -
10 Slump Ditetapkan (tabel 4) 50-1250 mm
11 Ukuran masimum agregat Ditetapkan 40 mm
12 Kadar air bebas Tabel 4 200 Kg/m3
13 Kadar semen No.12 : No 8 370 Kg/m3
14 Kadar semen maximum Tidak ditetapkan -
15 Kadar semen minimum Ditetapkan -
16 Faktor air semen yang disesuaikan - 190 Kg/m3
17 Susunan besar butir pasir Analisa saringan Zone 2
18 Presentasi bahan <4,8 mm Perhitungan 34 %
19 Berat jenis agregat gabungan Perhitungan 2,55
20 Berat jenis beton basah Grafik 2 2320 Kg/m3
21 Kadar agregat gabungan Perhitungan 1760 Kg/m3
22 Kadar agregat halus 34% 598 Kg/m3
23 Kadar Agregat Kasar Batu Pecah 1-
26% 457 Kg/m3
2
Kadar Agregat Kasar Batu Pecah 2-
24 40% 704 Kg/m3
3

a. Kebutuhan bahan campuran beton 1 m3 dalam kondisi SSD ( sebelum dikoreksi )

Semen = 370 Kg/m3


Air = 190 Kg/m3
Kadar agregat halus = 598 Kg/m3
Batu pecah 1-2 = 457 Kg/m3
Batu pecah 2-3 = 704 Kg/m3 +

Total 2320 Kg/m3

KELOPMPOK 3
3A JASA
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG
b. Kebutuhan bahan campuran beton jika digunakan 5 buah benda uji dan balok
ukuran 10 x 10 x 40
Balok = p x l x t x jumlah x factor
= 0,10 x 0,10 x 0,40 x 2 x 1,2
= 0,0096 m3
Silinder = ¼ x 3,14 x d2 x Jumlah x factor
= 1/4 x 3,14 x (0,152) x 0,3 x 5 x 1,2
= 0,031793 m3
c. Komposisi adukan Benda Uji Balok
Air = 0,0096 x 190
= 1.8 Ltr
Semen = 0,0096 x 370
= 3,5 Kg
Agregat Halus = 0,0096 x 598
= 5,7 Kg
Batu Pecah 1-2 = 0,0096 x 457
= 4,3 Kg
Batu Pecah 2-3 = 0,0096 x 705
= 6,7 Kg

d. Komposisi adukan Benda Uji Silinder


Air = 0,03179 x 190
= 6,04 Ltr
Semen = 0,03179 x 370
= 11,76 Kg
Agregat Halus = 0,03179 x 598
= 19,01 Kg
Batu Pecah 1-2 = 0,03179 x 457
= 14,53 Kg
Batu Pecah 2-3 = 0,03179 x 705
= 22,41 Kg

KELOPMPOK 3
3A JASA
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG

Tabel 3.6.14 Komposisi adukan beton normal Benda Uji Balok


Agregat Kasar
Volume Air Semen Agregat Halus
(Kg)
( m3) (Kg/ltr) (Kg) (Kg) BP 1-2 Bp 2-3
1,00 190 370 598 457 704
0,0096 1,8 3,5 5,7 4,3 6,7
0,031793 6,04 11,76 19,01 14,53 22,41

2. SLUMP
Tabel 3.6.15 Hasil Pengujian Slump

Slump
Benda UJi Rendah Sedang Tinggi Rata-Rata Satuan
Balok 7 7,5 8 7,5 cm
Silinder 6 6,5 7 6,5 cm

3. Berat Volume
a. Data
Tabel 3.6 16 hasil Timbangan Benda uji
No Berat Beton Kering
1 9,50
2 9,59
Jumlah 19,09
Rata-Rata 9,54

b. Pengolahan Data

Volume balok = 0,400 x 0,100 x 0,100 = 0,00400 m³


𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐵𝑒𝑛𝑑𝑎 𝑈𝑗𝑖
1) Berat Volume =
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐵𝑒𝑛𝑑𝑎 𝑈𝑗𝑖

9,50
= 0,00400
= 2.375 Kg/cm2
2) Berat Volume = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐵𝑒𝑛𝑑𝑎 𝑈𝑗𝑖
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐵𝑒𝑛𝑑𝑎 𝑈𝑗𝑖

9,59
= 0,00400
= 2.397,5 Kg/cm2

KELOPMPOK 3
3A JASA
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG
4. Kuat Tekan lentur Beton
a. Data

Tabel 3.6 17 Uji Lentur Balok

Ukuran
No Berat P (kN)
Benda (kg) p L (mm) b (mm) d (mm)
Uji (mm)
1 9,50 400 300 100 100 11,2
2 9,59 400 300 100 100 11,3
b. Pengolahan Data
 Kuat lentur Benda Uji 1
Kuat lentur (Modulus Of Repture) terjadi keruntuhan di daerah 1/3 tengah
bentang Benda Uji 1, maka digunakan rumus :
𝑃.𝐿
Fr = 𝑏𝑑2

11.200 𝑥 300
= 100 𝑥 1002

= 3,36 Mpa

 Kuat lentur Benda Uji 2


Kuat lentur (Modulus Of Repture) terjadi keruntuhan di daerah 1/3
tengah bentang Benda Uji 2, maka digunakan rumus :
𝑃.𝐿
Fr = 𝑏𝑑2

11.300 𝑥 300
= 100 𝑥 1002

= 3,39 Mpa
c. Rekapitulasi Hasil Pengujian Kuat Lentur Balok
Tabel 3.6.18 Hasil Pengujian Kuat Lentur Balok

Ukuran P Fr
No Mpa
Benda p (mm) L (mm) b (mm) d (mm) KN N
Uji
1 400 300 100 100 11,2 11200 3,36
2 400 300 100 100 11,3 11300 3,39
Rata-Rata 3,37

KELOPMPOK 3
3A JASA
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG
5. Uji Tarik Belah Beton
a. Data

Tabel 3.6.19 Data Pengujian Kuat Tarik Belah Beton Normal


No Tanggal Umur Ukuran Benda Beban Max
Sampel Uji
Cor Test Hari D T Kn N
(mm) (mm)
1 7/11/2023 21/11/2023 14 150 300 110 110000

b. Pengolahan data
 Perhitungan Luas Penampang

A = 1 x 3,14 x d2
4

= 1 x 3,14 x 1502
4

= 17.662,5 mm2
 Perhitungan Uji Tarik Experimental (Uji Laboratorium)
2𝑝
T=
𝜋𝐷𝐿

2 𝑥 110000
= 3,14 𝑥 150 𝑥 300

= 1,55 Mpa
 Jika Menggunakan Perbandingan Kuat Tekan beton (f’c)
F’c = f’c kuat tekan -1,55
= 32 - 1,55
= 30,45 Mpa
T = (9% - 15%) x f’c
= 9 % x 30,45
= 2,74 Mpa
T = (9% - 15%) x f’c
= 915% x 30,45
= 4,56 Mpa
c. Rekapitulasi Hasil Pengujian Tarik Belah Silinder

Tabel 3.6.20 Hasil Pengujian Uji Tarik Belah


No Tanggal Umur Ukuran Beban Max Kuat Tarik
Sampel Benda Uji Belah
Cor Test Hari D T Kn N Mpa
(mm) (mm)
1 7/11/2023 21/11/2023 14 150 300 110 110000 1,55

KELOPMPOK 3
3A JASA
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG

6. Pengujian Kuat tekan Beton


a. Data
Tabel 3.6.21 Data hasil pengujia kuat tekan beton normal
No Tanggal Umur Berat Luas(A) Beban Koefisien
Cor Test Hari Mm2 (N) Umur
1 7/11/2023 21/11/2023 14 12,03 17671 239000 0,88
2 7/11/2023 21/11/2023 14 11,94 17671 267000 0,88
3 7/11/2023 5/12/2023 28 12,66 17671 324000 1,0
4 7/11/2023 5/12/2023 28 12,19 17671 246000 1,0
b. Pengolahan Data
1) Benda Uji 1
 Kuat Tekan
fc = 𝑃
𝐴

239000
= 17671

= 13,52 N/mm2
 Kuat Tekan Pada Umur 28 hari
𝑓𝑐
Fc =
𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝐾𝑜𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖 𝑈𝑚𝑢𝑟

13,52
= 0,88

= 15,36 N/mm2
2) Benda Uji 2
 Kuat
Tekan fc =
𝑃
𝐴

267000
= 17671

= 15,10 N/mm2
 Kuat Tekan Pada Umur 28 hari
𝑓𝑐
Fc =
𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝐾𝑜𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖 𝑈𝑚𝑢𝑟

15,10
= 0,88

= 17,16 N/mm2
3) Benda Uji 3
 Kuat
Tekan fc =
𝑃
𝐴

324000
= 17671

KELOPMPOK 3
3A JASA
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG
= 18,33 N/mm2
 Kuat Tekan Pada Umur 28 hari

KELOPMPOK 3
3A JASA
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG
𝑓𝑐
Fc =
𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝐾𝑜𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖 𝑈𝑚𝑢𝑟

18,33
= 1,00

= 18,33 N/mm2
4) Benda Uji 4
 Kuat
Tekan fc =
𝑃
𝐴

246000
= 17671

= 13,92 N/mm2
 Kuat Tekan Pada Umur 28 hari
𝑓𝑐
Fc =
𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝐾𝑜𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖 𝑈𝑚𝑢𝑟

13,92
= 1,00

= 13,92 N/mm2
c. Rekapitulasi Hasil Pengujian Tarik Belah Silinder
Tabel 3.6.22 Hasil Analisa Perhitungan
No Tanggal Umur Berat Luas(A) Beban Kuat Tekan
Cor Test Hari Mm2 (N) 28 Hari
1 7/11/2023 21/11/2023 14 12,03 17671 239000 15,36
2 7/11/2023 21/11/2023 14 11,94 17671 267000 17,16
3 7/11/2023 5/12/2023 28 12,66 17671 324000 18,33
4 7/11/2023 5/12/2023 28 12,19 17671 246000 13,92
Jumlah 64,77
Rata-rata 16,19

KELOPMPOK 3
3A JASA
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG
D. Kesimpulan
1. Dari hasil pengujian uji lentur pada beton normal diperoleh kuat lentur sebesar
3,37 MPa dengan patahan terjadi pada bagian 1/2 bagian tengah bentang. Benda
uji tidak memenuhi syarat kuat tekan lentur yang direncanakan yaitu sebesar 4,2
MPa.
2. Dari hasil Percobaan laboratorium hasil kuat Tarik belah sebesar 1,55 Mpa,
dengan perbandingan hasil perhitungan kuat tekan diperoleh hasil kuat tarik belah
antara 2,74 Mpa - 4,56 Mpa
3. Dari hasil pengujian beton normal diperoleh kuat tekan karakteristik beton f’c umur
28 hari sebesar 16,19 N/mm2 tidak memenuhi dengan mutu beton yang
direncanakan yaitu 32 Mpa . Hal ini disebabkan agregat yang digunakan tidak
ekonomis, dapat dilihat dari penggabungan agregat yang kurang ideal sehingga
tingkat kepadatannya tidak terlalu sempurna.

KELOPMPOK 3
3A JASA
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG
E. DOKUMENTASI
a. Dokumentasi Pembuatan Benda Uji

Gambar 3.6.4 Menyiapkan Alat Gambar 3.6.5 Menimbang


Dan Bahan Bahan

Gambar 3.6.6 Memasukkan Gambar 3.6.7 Mencampur


Bahan Bahan Yang Material Di Dalam Mesin
digunakan Kedalam Mesin Pengaduk
Pengaduk

Gambar 3.6.9 Melakukan


Gambar 3.6.8 Menuang
Pengujian Slump
Campuran Beton Segar
Yang Telah Homogen

KELOPMPOK 3
3A JASA
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG

Gambar 3.6.11 Memadatkan Campuran Pada Mesin

Gambar 3.6.10 Mengisi


Cetakan Dengan Beton Segar

Gambar 3.6.12 Mendiamkan Gambar 3.6.13 Merendam


Beton Selama 24 Jam Beton Sesuai Dengan Umur
Yang Direncanakan
b. Dokumentasi Pengujian Kuat Lentur Balok

Gambar 3.6.14 Menimbang Gambar 3.6.15 Membuat Pola


Benda Uji Balok Pada Benda UJi

KELOPMPOK 3
3A JASA
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG

Gambar 3.6.16 Melakukan Gambar 3.6 17 Hasil Pengujian


Pengujian Kuat Lentur Uji Lentur

c. Dokumentasi Pengujian Tarik Belah Silinder

Gambar 3.6.18 Menimbang Gambar 3.6.19 Melakukan


Benda Uji Silinder Pengujian Tarik Belah

Gambar 3.6.20 Hasil Pengujian

KELOPMPOK 3
3A JASA
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG
F. LAMPIRAN PERHITUNGAN EXCEL
1. Data Hasil Perhitungan Pengujian Karakteristik Agregat
a. Agregat Halus

Tabel 3.6.22 Berat jenis SSD agregat halus hasil uji laboratorium

Data Hasil Percobaan


Parameter
Sampel 1 Sampel 2
Berat piknometer (gr) 162,82 162,51
Berat contoh SSD diudara (gr) 500 500
Berat piknometer + air + benda Uji (gr) 1003,01 993,30
Berat piknometer + air(gr) 695,67 685,83
Berat contoh kering oven (gr) 481,18 485,86
Berat jenis semu (apperentspecity gravity) 2,77 2,72
Apperent specity gravity rata-rata(%) 2,75
Berat jenis curah (bulk specifiegrafity on dry) 2,50 2,52
Berat jenis curah rata-rata 2,51
Berat jenis jenuh permukaan kering =JPK
2,60 2,60
(bulk specific gravity on SSD basic)
Berat jenis jenuh rata-rata 2,60
Penyerapan (%) 3,91 2,91
Penyerapan rata-rata (%) 3,41

b. Agregat Kasar BP 1-2


Tabel 3.6.23 Berat jenis SSD agregat kasar 1-2 hasil uji laboratorium

Sampel
Parameter Satuan
1
Berat sampel SSD gram 2000
Berat sampel SSD dalam air gram 1207,58
Berat sampel kering oven gram 1921,58
Berat jenis kering (curah) gram 2,42

KELOPMPOK 3
3A JASA
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG
Berat jenis kering SSD gram 2,52

Berat jenis semu gram 2,69


Penyerapan (%) gram 4,08

c. Agregat Kasar Bp 2-3


Tabel 3.6.24 Berat jenis SSD agregat kasar 2-3 hasil uji laboratorium

Sampel
Uraian Satuan
1
Berat sampel SSD gram 2000
Berat sampel SSD dalam air gram 1216,97
Berat sampel kering oven gram 1936.22
Berat jenis kering (curah) gram 2,47
Berat jenis kering SSD gram 2,55
Berat jenis semu gram 2,69
Penyerapan (%) gram 3,29

2. Data Dan Hasil Perhitungan Analisa Saringan Agregat Halus Dan Agregat Kasar
a. Agregat halus
Tabel 3.6.25 Analisa Saringan Agregat halus

Berat Persen Kumulatif


Saringan
Tertahan Tertahan Tertahan Lolos
2" 0,00 0,00 0,00 100,00
1 1/2 " 0,00 0,00 0,00 100,00
25 (1") 0,00 0,00 0,00 100,00
19 (3/4") 0,00 0,00 0,00 100,00
12,7 (1/2") 0,00 0,00 0,00 100,00
9,5 (3/8") 0,00 0,00 0,00 100,00
No.4 187,27 187,27 8,40 91,60
No.8 140,79 328,06 14,71 85,29
No.16 146,66 474,72 21,28 78,72
No.30 549,67 1024,39 45,93 54,07
No.50 781,42 1805,81 80,96 19,04
No.100 353,88 2159,69 96,82 3,18
No.200 62,36 2222,05 99,62 0,38
PAN 8,50 2230,55 100,00 0,00

KELOPMPOK 3
3A JASA
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG

Grafik 3.6.6 Gradasi Agregat Halus

GRADASI AGREGAT HALUS


100
90
80
Persentase Loloa

70
60
50
40
30
20
10
0

Ukuran Saringan (mm)

b. Agregat Kasar Batu Pecah 1-2

Tabel 3.6. 26 Analisa Saringan Agregat Kasar 1-2

Berat Persen Kumulatif


Saringan
Tertahan Tertahan Tertahan Lolos
2" 0,00 0,00 0,00 100,00
1 1/2 " 0,00 0,00 0,00 100,00
25 (1") 17,48 17,48 0,75 99,25
19 (3/4") 642,56 660,04 28,46 71,54
12,7 (1/2") 151,05 811,09 34,98 65,02
9,5 (3/8") 1439,00 2250,09 97,03 2,97
No.4 52,40 2302,49 99,29 0,71
No.8 0,00 2302,49 99,29 0,71
No.16 0,00 2302,49 99,29 0,71
No.30 0,00 2302,49 99,29 0,71
No.50 0,00 2302,49 99,29 0,71
No.100 0,00 2302,49 99,29 0,71
No.200 0,00 2302,49 99,29 0,71
PAN 16,52 2319,01 100,00 0,00

KELOPMPOK 3
3A JASA
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG

Grafik 3.6. 7 Gradasi Agregat Batu Pecah 1-2


Persentase Lolos

c. Agregat Kasar 2-3

Tabel 3.6.27 Analisa Saringan Agregat Kasar 2-3

Berat Persen Kumulatif


Saringan
Tertahan Tertahan Tertahan Lolos
2" 0,00 0,00 0,00 100,00
1 1/2 " 0,00 0,00 0,00 100,00
25 (1") 790,68 790,68 32,55 67,45
19 (3/4") 1039,41 1830,09 75,34 24,66
12,7 (1/2") 579,01 2409,10 99,17 0,83
9,5 (3/8") 12,16 2421,26 99,67 0,33
No.4 0,00 2421,26 99,67 0,33
No.8 0,00 2421,26 99,67 0,33
No.16 0,00 2421,26 99,67 0,33
No.30 0,00 2421,26 99,67 0,33
No.50 0,00 2421,26 99,67 0,33
No.100 0,00 2421,26 99,67 0,33
No.200 0,00 2421,26 99,67 0,33
PAN 7,90 2429,16 100,00 0,00

KELOPMPOK 3
3A JASA
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG

Grafik 3.6.8 Gradasi Agregat batu Pecah 2-3

Persentase Lolos

d. Penggabungan Agregat

Tabel 3.6.28 Penggabungan Agregat Halus Dan Kasar

GRADATION SPESIFICATION for


SIEVE COARS COARS WORKABILITY
SIZES E AGG- E AGG- PASIR MIX
2/3 1/2
40,0% 26,0% 34,0% 100,0% GRADASI B
24

37,5 (11/2") 100,00 100,00 100,00 100,00 100 100

19 (3/4") 24,66 71,54 100,00 62,46 60 65

9,5 (3/8") 0,33 2,97 100,00 34,90 42 52

No.4 0,33 0,71 91,60 31,46 33 40

No.8 0,33 0,71 85,29 29,31 25 33

No.16 0,33 0,71 78,72 27,08 18 25

No.30 0,33 0,71 54,07 18,70 12 18

No.50 0,33 0,71 19,04 6,79 8 10

No.100 0,33 0,71 3,18 1,40 2 5

KELOPMPOK 3
3A JASA
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG

No.200 0,33 0,71 0,38 0,44

Grafik 3.6.9 Gradasi Agregat Gabungan

GRADASI GABUNGAN AGREGAT


100

90

80

70
Persentase Lolos

60

50

40

30

20

10

0
No.200 No.100No.50No.30No.16No.8No.49,519 (3/4") 37,5 (1
(3/8")1/2")
Ukuran Saringan (mm)

3. Karakteristik Gabungan
Tabel 3.6.29 Karakteristik gabungan

EFEKTIVE
BULK SP APPARENT
SP
PERCENT OF AGGREGATE (a)
b c d=(b+c)/2

COARSE AGGREGAT
2,510
2/3 40% 2,653 2,582

COARSE AGGREGAT
1/2 26% 1,919 2,065 1,992

FINE AGREGAT
(PASIR) 34% 2,511 2,746 2,628

BULK SPECIFIC GRAVITY OF COMBINE AGGREGATE


:

KELOPMPOK 3
3A JASA
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG
s = 100 / (a1/b1+a2/b2+a3/b3) =
2,324
EFECTIVE SPECIFIC GRAVITY OF COMBINE AGGREGATE :
s = 100 / (a1/d1+a2/d2+a3/d3) =
2,411

4. Concrete Mix Design

No Uraian Nilai Referensi

1 Kuat Desak yang disyaratkan 32 Mpa Silinder 15/30


2 Deviasi Standar (S) 7 Mpa tabel
3 Nilai Tambah Margin (M) 11,48 Mpa (1,64 x S)
4 Kuat Desak rata-2 yang hendak dicapai 43,48 Mpa (1) + (3)
5 Jenis Semen S-550 ditetapkan
6 Jenis Agregat Kasar Batu Pecah ditetapkan
Jenis Agregat Halus Alami ditetapkan
7 Faktor Air Semen 0,54 grafik
8 Faktor Air Semen Maksimum ditetapkan
9 Slump 50 - 125 mm ditetapkan
10 Ukuran Agregat Maksimum 40 mm ditetapkan
11 Kadar Air bebas 200 kg/m3 tabel
12 Kadar Semen 370 kg/m3 (11) / (7)
13 Kadar Semen Maksimum
14 Kadar Semen Minimum kg/m3 PBI
15 F.a.s yang disesuaikan 190 kg/m3
16 Susunan besar butir agregat halus zone 2 grafik
17 Persen bahan agregat halus 34,00 % gabungan agg
18 Berat Jenis Relatif Agregat 2,324 kg/m3 uji lab
19 Berat Jenis Beton 2320 kg/m3 grafik
20 Kadar Agregat Gabungan 1760 kg/m3 (19)-(12)-(11)
21 Kadar Agregat Halus 598 kg/m3 (20) x (17)
22 Kadar Agregat Kasar 1161 kg/m3 (20) - (21)

Volume Air Semen Agregat Halus Agregat Kasar (Kg)


( m3) (Kg/ltr) (Kg) (Kg) BP 1-2 Bp 2-3
1,00 190 370 598 457 704
0,0096 1,8 3,5 5,7 4,3 6,7
0,031793 6,04 11,76 19,01 14,53 22,41

KELOPMPOK 3
3A JASA

Anda mungkin juga menyukai