Anda di halaman 1dari 35

LABORATORIUM PENGUJIAN BETON

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG


JURUSAN TEKNIK SIPIL

JOB II
JOB MIX DESIGN BETON SILINDER

A. TUJUAN
1. Untuk menentukan campuran beton dari data-data yang diperoleh dari pengujian
agregat.
2. Untuk mengetahui cara pencampuran material beton yang akan diaduk.
3. Untuk menentukan berapa perbandingan dari bahan-bahan yang
menghasilkan mutu beton yang diinginkan.

B. DASAR TEORI
Mix design dimaksudkan untuk mendapatkan kuat tekan yang tinggi sesuai
dengan perencanaan, mudah dikerjakan, tahan lama (awet), murah dan tahan
terhadap keausan.
Pada perencanaan beton, dapat digunakan beberapa cara perancangan campuran,
salah satunya yang digunakan adalah Standar Nasional Indonesia (SNI) 2003 dimana
perancangannya menggunakan tabel dan grafik.

C. LANGKAH KERJA
1. Menentukan mutu beton yang direncanakan, yaitu f’c = 35 MPa
2. Menentukan Standar Deviasi
3. Menentukan margin (M)
4. Menentukan kuat tekan rata-rata yang direncanakan
5. Menentukan jenis semen dan jenis agregat yang akan digunakan
6. Menentukan ukuran maksimum agregat
7. Menentukan faktor air semen (FAS)
8. Menentukan kadar air bebas
9. Menentukan kadar semen
10. Menentukan berat jenis SSD gabungan
11. Menentukan berat beton basah
12. Menentukan berat agaregat total

KELOMPOK 2 1
KELAS 3A D4 MANAJEMEN JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
JURUSAN TEKNIK SIPIL

13. Menentukan berat agregat halus


14. Menentukan berat agregat kasar

D. DATA PENGUJIAN
Rancangan Beton Metode DOE/SNI :
a. Rancangan beton dengan f’c = 35 Mpa
b. Data pengujian karakteristik sebagai berikut :
1) Berat jenis batu pecah 1-2 kondisi SSD = 2,62 %
2) Berat jenis batu pecah 2-3 kondisi SSD = 2,64 %
3) Berat jenis agregat halus pasir kondisi SSD = 2,50 %
4) Penyerapan batu pecah 1-2 = 1,87 %
5) Penyerapan batu pecah 2-3 = 2,58 %
6) Penyerapan pasir = 4,89 %
7) Ukuran maksimum agregat = 40 mm
8) Persentase gabungan
 Pasir = 36 %
 Batu pecah 1-2 = 33 %
 Batu pecah 2-3 = 31 %
9) Benda uji yang digunakan = Silinder
10) Jumlah benda uji = 15 buah

KELOMPOK 2 2
KELAS 3A D4 MANAJEMEN JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
JURUSAN TEKNIK SIPIL

E. ANALISIS DATA
1. Kuat tekan yang diisyaratkan f’c = 35 Mpa
2. Standar Deviasi
Tabel 2.1. Nilai Deviasi Standar (kg/cm2)

a. Volume pekerjaan = Sedang / 1000 m³


b. Mutu Pelaksanaan = Cukup
c. Sr = 70 kg/cm2 ≈ 7 Mpa

3. Perhitungan Besarnya Nilai Tambah/Margin (M)


a. Jika Sr < 4,0 Mpa, maka M = 1,64 × Sr - 4
b. Jika Sr > 4,0 Mpa, maka M = 2,64 × Sr - 4
c. Karena Sr = 6,5 Mpa maka rumus yang digunakan Sr > 4,0 Mpa, jadi:
M = 2,64 × Sr - 4
M = 2,64 × 7 Mpa - 4

M = 14,48 Mpa
4. Perhitungan Kuat Tekan Rata-rata yang ingin dicapai (direncanakan)
fcr = f’c + M
= 35 Mpa + 14,48 Mpa
= 49,48 Mpa
5. Jenis Semen yang Digunakan
Semen yang digunakan yaitu Tonasa PCC 50 kg
6. Jenis Agregat
a. Agregat Halus = Pasir / alami
b. Agregat Kasar = Batu pecah

7. Ukuran butir maksimal = 40 mm


8. Menentukan Faktor Air Semen (FAS)
a. Jenis semen = Tipe I
b. Agregat kasar = Batu pecah

KELOMPOK 2 3
KELAS 3A D4 MANAJEMEN JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
JURUSAN TEKNIK SIPIL

c. Benda uji = Silinder


Tabel 2.2. Perkiraan Kuat Tekan Beton pada Faktor Air Semen,dan Agregat Kasar
yang Biasa dipakai di Indonesia

Kekuatan Tekan (Mpa), pada


Bentuk benda Jenis Agregat umur (hari) Bentuk
uji Kasar 2 9 Benda Uji
3 7
8 1
Batu tak 1 2 3 4
pecah 7 3 3 0 Silinde
Semen Portland 1 2 3 4 r
Batu pecah
tipe I atau 9 7 7 5
semen tahan Batu tak 2 2 4 4
sulfat tipe II, V pecah 0 8 0 8
Kubus
2 3 4 5
Batu pecah
3 2 5 4
Batu tak 2 2 3 4
pecah 1 8 8 4 Silinde
2 3 4 4 r
Batu pecah
Semen Portland 5 3 4 8
tipe III Batu tak 2 3 4 5
pecah 5 1 6 3
Kubus
3 4 5 6
Batu pecah
0 0 3 0

KELOMPOK 2 4
KELAS 3A D4 MANAJEMEN JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
JURUSAN TEKNIK SIPIL

a. Dari tabel diatas dapat disimpulkan beton pada faktor air semen 0,5 dan
jenis semen Tipe I dan jenis agregat kasar (batu pecah) yang biasa
digunakan di Indonesia bahwa dengan bentuk benda uji silinder pada
umur 28 hari memiliki kuat tekan = 37 Mpa.
b. Kuat tekan rata –rata = 49,48 Mpa

KELOMPOK 2 5
KELAS 3A D4 MANAJEMEN JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
JURUSAN TEKNIK SIPIL

Grafik 2.1. Hubungan antara Kuat tekan dan faktor air semen (benda uji berbentuk
silinder diameter 150mm,tinggi300 mm

c. Maka Faktor Air Semen yang digunakan : FAS = 0,38

9. Slump yang diinginkan = 60 – 100 mm

KELOMPOK 2 6
KELAS 3A D4 MANAJEMEN JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
JURUSAN TEKNIK SIPIL

10. Kadar Air Bebas (W)

a. Ukuran Agregat Maksimum = 40mm

b. Jenis Agregat = Pasir dan Batu Pecah

c. Slump = 60 – 100 mm

Tabel 2.3. Perkiraan Kadar Air bebas (kg/m3) yang dibutuhkan untuk beberapa
tingkat kemudahan pekerjaan adukan beton
Ukuran
Besar Slump (mm)
Butir
Jenis Agregat
Agregat
Maksimu 0 - 10 10 - 30 30 - 60 60 - 180
m
15 18 20 22
Batu tak dipecah
0 0 5 5
10 mm
18 20 23 25
Batu pecah
0 5 0 0
13 16 18 19
Batu tak dipecah
5 0 0 5
20 mm
17 19 21 22
Batu pecah
0 0 0 5
11 14 16 17
Batu tak dipecah
5 0 0 5
40 mm
15 17 19 20
Batu pecah
5 5 0 5

d. Wh = 175 kg/m3

e. Wk = 205 kg/m3
2
f. W = 3 × Wh+ 1
¿
¿ 3 ×Wk ¿
¿
2
= 3 × 175+ 1
¿
¿ 3 × 205 ¿
¿
= 116,67 + 68,33
= 185 kg/m3 < 200 kg/m3

KELOMPOK 2 7
KELAS 3A D4 MANAJEMEN JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
JURUSAN TEKNIK SIPIL

Keterangan:
Wh = Kadar air bebas batu tak dipecahkan

Wk = Kadar air bebas agregat batu pecah

Maka digunakan kadar air bebas (w) minimum yang telah di tentukan = 200
kg/m³. Diambil kadar air bebas sebesar 200 kg/m³ karena mutu yang
direncanakan cukup tinggi, sehingga diperlukan banyak air dan semen untuk
meningkatkan mutu beton.
11. Menentukan Kadar Semen
W
C = FAS
¿
¿
200
= 0,38
¿
¿
= 526,316 kg/m3 (digunakan)
12. Kadar Semen Minimum
= 420 + 100 = 520 kg/m3 < 526,316 kg/m3
13. Menetukan Berat Jenis Agregat SSD Gabungan
= (BJ SSD Agregat halus × % Agregat halus) + (BJ SSD Batu Pecah 1-2 ×
% Batu Pecah 1-2) + (BJ SSD Batu Pecah 2-3 × % Batu Pecah 2-3)
= (2,50 × 36 %) + (2,62 × 33 %) + (2,64 × 31 %)
= 0,90 + 0,8646 + 0,8184
= 2,5830 ≈ 2,58
14. Menentukan Berat Volume Beton Segar

2340

2,58

KELOMPOK 2 8
KELAS 3A D4 MANAJEMEN JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
JURUSAN TEKNIK SIPIL

Grafik 2.2. Perkiraan Berat Isi Beton Basah yang telah selesai dipadatkan

KELOMPOK 2 9
KELAS 3A D4 MANAJEMEN JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
JURUSAN TEKNIK SIPIL

a. Berat Jenis Gabungan (Bj Gab.) = 2,58


b. Kadar Air Bebas = 200 kg/m3
c. Berat Volume Beton Segar (V) = 2340 kg/m3
15. Menghitung Kadar Agregat Gabungan Silinder = V – C – W
= 2340 kg/m3 – 526,316 kg/m3 – 200 kg/m3
= 1613,68 kg/m3

16. Kadar agregat halus = % Agregat halus x ( V – C – W )


= 36 % x 1613,68 kg/m³
= 580,926 kg/m³

17. Kadar agregat kasar = % Agregat kasar x ( V – C – W )


a. Batu pecah 1-2 = 33 % x 1613,68 kg/m³
= 532,516 kg/m³
b. Batu pecah 2-3 = 31 % x 1613,68 kg/m³
= 500,242 kg/m³
Kebutuhan bahan campuran beton per m³ beton :
a. Semen (C) = 526,3 kg/m³
b. Pasir = 580,9 kg/m³
c. Batu Pecah 1-2 = 532,5 kg/m³
d. Batu Pecah 2-3 = 500,2 kg/m³
e. Air (W) = 200 kg/m³ +
Jumlah = 2340 kg/m³
Kebutuhan bahan campuran beton jika digunakan 5 buah benda uji berupa
silinder diamter 15 cm dan tinggi 30 cm
Volume 5 silinder / 1 adukan
Vs = ¼ πd2t
= ¼ x 3,14 x (0,15)2 x 0,30
= 0,0053 m3 x 5 buah x 1,2
= 0,0318 m3
Cat : 1 kali mengaduk 5 buah selinder

Tabel 2.4. Formulir Kesimpulan Hasil Rancangan Kondisi SSD

Volume Air Semen Pasir BP 1-2 BP 2-3 Total

KELOMPOK 2 10
KELAS 3A D4 MANAJEMEN JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
JURUSAN TEKNIK SIPIL

(m3) kg/ltr kg kg kg kg kg
580,9 2340,0
1,00 200,00 526,32 532,52 500,24
3 0

1 adukan/
6,36 16,73 18,47 16,93 15,90 74,39
0,0318 m³

F. KESIMPULAN

Pada perencanaan beton, kami menggunakan cara DOE (Departemet Of


Enviropment), dimana perancangan adukan dilakukan dengan menggunakan
tabel dan grafik. Sehingga dapat diperoleh rencana bahan- bahan campuran antara
lain :

1. Semen = 16,73 kg
2. Pasir = 18,47 kg
3. Batu pecah 1-2 = 16,93 kg
4. Batu pecah 2-3 = 15,90 kg
5. Air = 6,36 kg/lt

KELOMPOK 2 11
KELAS 3A D4 MANAJEMEN JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
JURUSAN TEKNIK SIPIL

Daftar Uraian Rancangan Campuran Beton

No Uraian Referensi Nilai Satuan

1 Kuat tekan yang diisyaratkan (f'c) Ditetapkan 35  Mpa


2 Standar Deviasi (S) Ditetapkan 70 kg/cm2
3 Nilai Tambah / Margin (M) 2,64 x Sr - 40 13,16 Mpa
Kuat tekan rata-rata yang
4 f'c + M 49,48 Mpa
direncanakan (f'cr)
5 Jenis Semen Ditetapkan Tipe I  -
6 Jenis agregat kasar Ditetapkan Batu Pecah  -
7 Jenis agregat halus Ditetapkan Pasir  -
8 Faktor air semen Tabel 2, Grafik 1 0,38 -
9 Faktor air semen maksimum Tabel 3 -
10 Faktor air semen yang digunakan Terbesar 0,38 -
11 Slump Ditetapan (Tabel 4) 60-100 mm
12 Ukuran maksimum agregat Ditetapkan  40 mm
13 Kadar air bebas (W) dihitung 200 kg/m3
14 Kadar semen (C) W / fas 520 kg/m3
15 Kadar semen maksimum tidak ditentukan  - kg/m3
16 Kadar semen minumum terbesar antara [11,12] 526,316 kg/m3

17 Factor air semen yang sesuai dihitung 0,38


18 Susunan besar butir pasir Analisa Saringan  Zona 2 - 
Persentase bahan Nilai :
 Proporsi Agregat Halus 36
19 Perhitungan 33  %
 Proporsi BP 1-2
31
 Proporsi BP 2-3
20 Berat jenis agregat gabungan SSD Perhitungan 2,58 -
21 Berat volume beton segar (V) Grafik 3 2340 kg/m3
22 Kadar agregat gabungan V-W-C 1613,68 kg/m3
23 Kadar agregat halus Perhitungan 580,926 kg/m3
24 Kadar agregat kasar bp 1-2 Perhitungan 532,516 kg/m3
25 Kadar agregat kasar bp 2-3 Perhitungan 500,242 kg/m3

KELOMPOK 2 12
KELAS 3A D4 MANAJEMEN JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
JURUSAN TEKNIK SIPIL

2.1 PEMBUATAN BENDA UJI


A. Tujuan
1. Untuk menentukan kuat tekan (compressive streght) beton dengan benda uji berbentuk
silinder yang dibuat dan dimatangkan (curring) di laboratorium maupun dilapangan
2. Untuk memperoleh nilai kuat tekan dengan prosedur yang benar
3. Untuk pemeriksaan kekuatan beton serta untuk mendapatkan benda uji dilaboratorium yang
memenuhi persyaratan

B. Dasar Teori
1. Beton segar adalah campuran beton yang telah selesai diaduk sampai beberapa saat
karakteristiknya tidak berubah.
2. Pengambilan contoh dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut :
 Contoh campuran beton segar pertama dan terakhir diambil dalam selang waktu 15
menit
 Pembuatan benda uji untuk kekuatan dilakukan palingan lama 15 menit setelah semua
contoh campuran beton segar teraduk Kembali dengan rata.
 Contoh benda uji harus dibuat secepat mungkin dan dijaga dari pengaruh sinar
matahari, angin, dan pengaruh lain yang dapat mempercepat pengupan.
3. Jumlah benda uji
Banyaknya benda uji minimal 3 buah untuk setiap jenis, umur, dan kondisi pengujian

C. Alat Dan Bahan


1. Alat
a. Cetakan kerucut terpancung dengan ø atas 10 cm, ø bawah 20 cm.
b. Tongkat pemadat dengan ø 16 mm dan panjang 60 cm.
c. Plat baja
d. Sendok spesi
e. Alat ukur tinggi
2. Bahan
a. Semen
b. Pasir
c. Batu pecah 1-2

KELOMPOK 2 13
KELAS 3A D4 MANAJEMEN JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
JURUSAN TEKNIK SIPIL

d. Batu pecah 2-3


e. Air

D. Langkah Kerja
Setelah ditetapkan unsur – unsur campuran (air, semen, batu pecah 1-2, batu pecah 2-3, pasir)
prosedur praktikum untuk pelaksanaan campuran beton adalah sebagai berikut :
1. Rancangan beton dengan f’c35 Mpa
2. Mempersiapkan bahan campuran sesuai dengan rencana berat pada wadah yang terpisah
dimana :
a. Kebutuhan bahan campuran beton secara teoritis (per m3 beton) Hasil rancang
campuran beton secara teoritis/kondisi SSD (sebelum dikoreksi)
1. Untuk benda uji Silinder (Ø 15, H=30 cm)
1. Jumlah benda uji = 5 buah
2. Faktor penyusutan = 1,2
3. Volume benda = ¼.3,14.(0,15)2.0,30.5.1,2 = 0,0318 m3
2. Kebutuhan bahan dalam kondisi SSD
1. Semen = 526,32 Kg/m3
2. Air = 200 Kg/m3
3. Agregat halus = 580,93 Kg/m3
4. Agregat kasar 1-2 = 532,52 Kg/m3
5. Agregat kasar 2-3 = 500,24 Kg/m3
3. Perhitungan kebutuhan bahan
1. Semen = 526,32 x 0,0318 = 16,73 kg
2. Air = 200 x 0,0318 = 6,36 kg
3. Agregat halus = 580,93 x 0,0318 = 18,47 kg
4. Agregat kasar 1-2 = 532,52 x 0,0318 = 16,93 kg
5. Agregat kasar 2-3 = 500,24 x 0,0318 = 15,90 kg
3. Mempersiapkan mesin pengaduk (molen) yang cukup menampung volume beton basah
rencana.
4. Memasukkan agregat kasar dan halus dalam mesin pengaduk.
5. Mencampurkan agregat dengan menggunakan sekop atau alat pengaduk.

KELOMPOK 2 14
KELAS 3A D4 MANAJEMEN JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
JURUSAN TEKNIK SIPIL

6. Menambahkan semen pada agregat campuran dan mengulangi proses pencampuran


sehingga diperoleh adukan kering agregat dan semen merata.
7. Menambahkan jumlah air total kedalam mesin pengaduk, dan lakukan pencampuran sampai
terlihat konsistensi adukan merata.
8. Menambahkan kembali jumlah air kedalam mesin pengaduk dan mengulangi proses untuk
mendapatkan konsistensi adukan.
9. Melakukan pemeriksaan SLUMP.
10. Apabila nilai SLUMP sudah mencapai nilai rencana, lakukan pembuatan benda uji silinder
Jika belum tercapai SLUMP yang diinginkan, tambahkan sisa air dan lakukan pengadukan
kembali.
11. Menghitung berat jenis beton.
12. Membuat 5 (lima) benda uji silinder sesuai petunjuk.
13. Mencatat hal – hal yang menyimpang dari perencanaan, terutama jumlah air dan nilai
SLUMP.

KELOMPOK 2 15
KELAS 3A D4 MANAJEMEN JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
JURUSAN TEKNIK SIPIL

E. Dokumentasi

Gambar 2.1.1 Gambar 2.1.2 Mencampur semua


Menimbang bahan bahan dengan mesinpengaduk

Gambar 2.1.3 Gambar 2.1.4 Memasukkan


Mengoles cetakan campuran beton ke dalam cetakan
beton

Gambar 2.1.5 Mengeluarkan Gambar 2.1.6


beton dari cetakan Merendam Beton

KELOMPOK 2 16
KELAS 3A D4 MANAJEMEN JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
JURUSAN TEKNIK SIPIL

2.2 PENGUJIAN SLUMP


A. Tujuan
Untuk mengukur kekentalan beton dalam keadaan segar yaitu beton yang baru dikeluarkan
dari mesin pengaduk (Mesin Molen).

B. Dasar Teori
Pengujian slump beton dimaksudkan untuk mengetahui kekentalan beton segar dimana
dalam Mix Design telah ditentukan ( 60 – 100mm ). Campuran beton dikatakan encer apabila
penggunaan air lebih dari yang direncanakan, sebaliknya beton dikatakan kental/kaku apabila
penggunaan air kurang dari air yang direncanakan.

C. Alat Dan Bahan


1. Alat
a. Cetakan kerucut terpancung
b. Tongkat pemadat
c. Plat baja
d. Sendok spesi
e. Alat ukur tinggi
2. Bahan
a. Campuran beton
b. Air

D. Langkah Kerja
1. Kerucut terpancung dan plat dibasahi terlebih dahulu.
2. Meletakkan kerucut terpancung di atas plat.
3. Kerucut terpancung diisi dengan beton segar dalam 3 bagian. Tiap lapisan berisi kira – kira
1/3 isi kerucut terpancung tersebut, dan dipadatkan dengan 25 kali tumbukan pada setiap
lapiasan.
4. Setelah kerucut penuh dan penumbukan selesai ratakan permukaan kerucut terpancung dan
angkat kerucut terpancung secara perlahan dan ukur ketinggiannya dangan mistar ukur yang
telah disediakan.

KELOMPOK 2 17
KELAS 3A D4 MANAJEMEN JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
JURUSAN TEKNIK SIPIL

E. Data Hasil Percobaan


Besar slump = 7,9 cm = 79 mm

F. Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan maka didapatkan besarnya slump 79 mm
sedangkan syarat yang telah ditentukan 60 – 100 mm, jadi hasil percobaan memenuhi syarat.
Meskipun termasuk dalam batas atas ketentuan slump

KELOMPOK 2 18
KELAS 3A D4 MANAJEMEN JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
JURUSAN TEKNIK SIPIL

G. Gambar Alat dan Bahan

Gambar 2.1 Kerucut Gambar 2.2 Tongkat


Gambar 2.3 Plat baja
terpancung pemadat

Gambar 2.4 Sendok Gambar 2.5 Alat ukur


spesi tinggi

KELOMPOK 2 19
KELAS 3A D4 MANAJEMEN JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
JURUSAN TEKNIK SIPIL

H. Dokumentasi

Gambar 2.2.1 Memasukkan Gambar 2.2.2 Menumbuk dengan


campuran dalam cetakan slump menggunakan tongkat penumbuk

Gambar 2.2.3 Mengukur


ketinggian slump yang didapatkan

KELOMPOK 2 20
KELAS 3A D4 MANAJEMEN JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
JURUSAN TEKNIK SIPIL

2.3 BERAT VOLUME BETON SEGAR


A. Tujuan
1. Untuk menentukan proporsi kebutuhan bahan campuran beton dari data-data
yang diperoleh dari Mix Design
2. Untuk mengetahui tahapan tahapan pembuatan benda uji
3. Untuk mengetahui selisih antara berat beton basah dan berat beton kering

B. Dasar Teori
Campuran beton direncanakan berdasarkan suatu asumsi bahwa sifat-sifat
beton setelah mengeras sangat bergantung pada sifat-sifat komposisi
campurannya. Agar beton dapat mencapai sifat-sifat keras yang dikehendaki,
maka beton harus dipadatkan dengan keseragaman yang baik. Setelah beton
mengeras atau berhentinya proses hidrasi, maka terbentuklah suatu benda padat
dan keras dengan sifat-sifat tertentu. Sifat-sifat tersebut perlu diketahui untuk
dapat digunakan dalam perencanaan, atau untuk mengevaluasi kekuatan yang
ditargetkan. Kekuatan beton keras untuk perkerasan kaku yang disyaratkan yaitu
kekuatan tekan (compressive strength) dan kekuatan tarik lentur (flexural
strength).
Campuran beton segar dapat dikatakan mempunyai sifat yang baik bila
memenuhi persyaratan utama campuran yaitu mampu memberikan kemudahan
pengerjaan (Workability), yaitu bila campuran tersebut tetap bertahan seragam
ketika berlangsung proses pengangkutan, pengecoran dan pemadatan.
Sifat kemudahan pengerjaan merupakan permasalahan yang kompleks,
karena di dalamnya bergabung pengaruh sifat alami dan faktor-faktor lain yang
secara kebetulan terjadi pada saat pengerjaan. Kemudahan pengerjaan beton
merupakan kinerja utama beton segar. Walaupun suatu struktur beton
dirancang mempunyai kuat tekan yang tinggi, tetapi jika rancangan tersebut tidak
dapat diimplementasikan di lapangan karena sulit dikerjakan, maka tujuan
memperoleh kuat tekan yang tinggi tersebut tidak akan tercapai. Campuran beton
akan mudah dikerjakan jika mempunyai sekurang-kurangnya tiga sifat utama
sebagai berikut :
1. Kompaktibilitas, yaitu beton dapat dipadatkan sehingga rongga-rongga
udaranya menjadi hilang atau berkurang.

KELOMPOK 1
KELAS 3A D4 MANAJEMEN JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
JURUSAN TEKNIK SIPIL

2. Mobilitas, yaitu beton dapat mengalir ke dalam cetakan beton yang dicor.
3. Stabilitas, yaitu kemampuan beton untuk tetap menjaga sebagai massa yang
homogen, dan stabil selama dikerjakan dan digetarkan tanpa terjadi
pemisahan butiran (segregasi) dari bahan utamanya.
Kemudahan pengerjaan dapat dilihat dari konsistensi adukan beton yang
identik dengan tingkat keplastisan adukan beton. Semakin plastis beton, semakin
mudah pengerjaannya. Adapun konsistensi adukan beton dipengaruhi oleh
beberapa faktor berikut.
a. Jumlah air pencampur
Semakin banyak air, adukan beton akan lebih mudah untuk dikerjakan.
b. Kandungan semen
Jika perbandingan air-semen tetap, semakin banyak semen berarti semakin
banyak kebutuhan air sehingga keplastisannya juga akan lebih tinggi.
c. Gradasi agregat
Agregat yang memenuhi syarat gradasi akan memberi kemudahan pengerjaan
beton.
d. Bentuk butiran agregat
Beton yang menggunakan agregat bentuk bulat akan lebih mudah dikerjakan.
e. Butiran maksimum agregat
Pada penggunaan jumlah air yang sama, butiran maksimum agregat yang
lebih besar akan menghasilkan kemudahan yang lebih tinggi.
f. Cara pemadatan dan alat pemadat
Cara menggunakan alat pemadat dengan benar akan berpengaruh
terhadap kondisi terakhir beton basah setelah selesai pemadatan yang
memungkinkan tercapainya target mutu beton keras.

C. Bahan
Campuran Beton

D. Langkah Kerja
1. Menimbang berat cetakan kosong.
2. Cetakan diisi dengan beton segar sampai penuh, namun sebelum itu cetakan
di olesi oli terlebih dahulu.

KELOMPOK 1
KELAS 3A D4 MANAJEMEN JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
JURUSAN TEKNIK SIPIL

3. Cetakan berisi beton segar di padatkan di atas meja penggetar, apabila adukan
beton kurang maka ditambahkan dengan bantuan sendok spesi lalu ratakan
permukaannya dengan mistar perata.
4. Timbang berat cetakan tersebut lalu dicatat.

E. Data Dan Perhitungan


1. Data pengujian
Tabel 2.6 Data pengujian berat beton basah dan berat beton kering
Berat Boten
NO
Kering
1. 12,41
2. 12,82
3. 12,79
4. 12,55
5. 12,58
6. 12,57
7. 12,66
8. 12,58
9. 12,24
10. 12,72
Jumlah 125,92
Rata-rata 12,59

 Analisa perhitungan
C = 125,92 kg
N = 10 buah
Volume benda uji = 1/4 π x d2 x t
= ¼ x 3,14 x 0,152 x 0,30
= 0,00530 m3
rata−rata
Berat volume beton segar =
volume beton
12,59
¿
0,00530
= 2376,032 kg/m3 ~ 2376 kg/m3

KELOMPOK 1
KELAS 3A D4 MANAJEMEN JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
JURUSAN TEKNIK SIPIL

F. Kesimpulan

Dari hasil pengujian diperoleh :


Berat beton segar = 2376 Kg/m3
Berdasarkan hasil pemeriksaaan volume beton, diperoleh nilai volume
beton rata-rata sebesar 2376 Kg/m3. Hasil yang diperoleh lebih besar
yang diperkirakan pada mix design, yaitu 2340 Kg/m3

KELOMPOK 1
KELAS 3A D4 MANAJEMEN JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
JURUSAN TEKNIK SIPIL

G. Dokumentasi

Gambar 2.3.1 Mengeluarkan


Gambar 2.3.2 Menimbang
beton dari dalam cetakan
beton

KELOMPOK 1
KELAS 3A D4 MANAJEMEN JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
JURUSAN TEKNIK SIPIL

2.4 KUAT TEKAN BETON NORMAL


A. Tujuan
1. Melakukan kuat tekan beton.
2. Menentukan besarnya kuat tekan beton.
3. Menentukan kuat tekan karakteristik beton dan dapat menghitung sampai
mendapatkan mutu beton

B. Dasar Teori
Pengujian kuat tekan beton dimaksudkan untuk mengetahui nilai kuat tekan
beton melalui mesin tekan beton.Besarnya kuat tekan beton ini menunjukkan baik
tidaknya mutu pelaksanaan beton. Apabila mutu pelaksanaan beton dan benar maka
akan didapat mutu beton sesuai dengan yang diinginkan. Kuat tekan juga dapat
diartikan sebagai beban persatuan luas yang menyebabkan beton hancur.
Jika jumlah benda uji kurang dari 10 buah atau jika tidak tersedia data hasil
pengujian, maka nilai kekuatan di lapangan harus dilebihkan minimal dengan nilai
sebagai berikut:
Tabel 2.6 Nilai Kekuatan Lebih yang ditambahkan
Nilai Kekuatan Lebih yang
Kuat Tekan Karakteristik (Mpa)
ditambahkan (Mpa)
< 21 f’c + 7
21 – 35 f’c + 8,5
> 35 atau lebih f’c + 10

Tabel 2.7 Faktor pengali untuk deviasi standar untuk data hasil kurang dari 30
Jumlah benda
Faktor pengali Jumlah benda uji Faktor pengali
uji
10 1,36 21 1,08
11 1,31 22 1,07
12 1,27 23 1,06
13 1,24 24 1,05
14 1,21 25 1,04
15 1,18 26 1,03
16 1,16 27 1,02
17 1,14 28 1,02
18 1,12 29 1,01
19 1,11 30 1,00
20 1,09    

KELOMPOK 1
KELAS 3A D4 MANAJEMEN JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
JURUSAN TEKNIK SIPIL

Tabel 2.8 Perbandingan kekuatan pada umur test


Umur (Hari) 3 7 14 21 28
Semen Portland Type 1 0,46 0,70 0,88 0,96 1,0

Rumus yang digunakan untuk menghitung kuat tekan beton adalah :


P
fc =
A
Dimana :
fc = Kuat tekan (N / mm2)
P = Beban yang bekerja (N)
A = Luas penampang benda uji (mm2)

Selanjutnya untuk nilai Sr dapat dihitung dengan rumus :

Sr =
√ Σ(fc−fcr) ²
n−1
Dimana :
n = Jumlah benda uji
fc = Kuat tekan beton ( N/mm2 )
fcr = Kuat tekan Rata-rata beton ( N/mm2 )

Kemudian untuk menghitung nilai margin dapat digunakan rumus :

M = (1,64 Sr) x Faktor pengali  Sr < 40 kg/cm2


M = (2,64 Sr – 40 kg/cm2) x Faktor pengali  Sr > 40 kg/cm2
Dimana :
M = Margin
Sr = Nilai standar deviasi

Sedangkan untuk menghitung kuat tekan karakteristik (mutu) beton dapat dihitung
dengan persamaan :
f‘ c = fcr – M
Dimana :
f’c = Kuat tekan karakteristik (Kg/cm2)
fcr = Kuat tekan rata-rata (Kg/cm2)

KELOMPOK 1
KELAS 3A D4 MANAJEMEN JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
JURUSAN TEKNIK SIPIL

M = Nilai margin (Kg/cm2)


C. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
a. Mesin tekan
b. Timbangan
2. Bahan
a. Beton segar

D. LANGKAH KERJA
1. Pembuatan Benda Uji
a. Mengisi cetakan dengan beton segar sampai penuh.
b. Memadatkannya dengan meja getar.
c. Meratakan permukaan beton.
d. Mendiamkan beton dalam cetakan selama 24 jam dan meletakkannya pada
tempat datar.
e. Membuka cetakan dan mengeluarkan benda uji.
f. Merendam benda uji dalam bak perendaman yang berisi air agar proses
pematangan berlangsung sempurna. Perendaman dilakukan sesuai dengan
umur penekanan benda uji.
2. Penekanan Benda Uji
a. Mengeluarkan benda uji dari bak perendaman, membiarkannya ± 24 jam.
b. Menimbang berat benda uji.
c. Meletakkan benda uji pada mesin tekan.
d. Menjalankan mesin tekan sampai batas maksimum.
e. Menghitung kuat tekan beton.

KELOMPOK 1
KELAS 3A D4 MANAJEMEN JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
JURUSAN TEKNIK SIPIL

E. DATA DAN HASIL PERHITUNGAN


 Untuk umur 7, 14, dan 28 hari
Tabel 2.9 Data pengujian kuat tekan beton normal umur 7, 14, dan 28 hari

Analisa perhitungan
1. Kuat tekan
P
fc =
A
432100 N
fc = 2
17662,5mm
fc = 24,464 Mpa
2. Kuat tekan pada umur 7 hari
fc
fc =
Faktor koreksiumur
24,464 N / mm 2
fc =
0,7
fc = 34,949 Mpa
3. Kuat tekan rata-rata (fcr)
Σ Kuat tekan
fcr =
n
312,595
fcr =
8
fcr = 39,078 Mpa

KELOMPOK 1
KELAS 3A D4 MANAJEMEN JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
JURUSAN TEKNIK SIPIL

Tabel 2.10 Data pengujian kuat tekan beton normal umur 7, 14, dan 28 hari

Analisa perhitungan
1. Perhitungan Mutu Beton (f’c)

a. Sr =
√ Σ(fc−fcr) ²
n−1

Sr =
√ 126,740
8−1
Sr = √ 18,106
Sr = 4,255  Sr > 4,0 Mpa

b. M = (2,64 Sr – 4) x Faktor pengali


M = ( 2,64 x 4,255 Mpa - 4) x 1,36
M = 9,837 Mpa

c. f’c = fcr – M
f’c = 39,074 Mpa – 9,49 Mpa
f’c = 29,237 Mpa < 35 Mpa

2. Untuk benda uji < 10 buah


Untuk mutu beton 21 – 35 Mpa  F’c + 8,5
a. M = 8,5 Mpa
b. f’c = fcr – M
f’c = 39,074 – 8,5
f’c = 30,574 Mpa< 35 Mpa

KELOMPOK 1
KELAS 3A D4 MANAJEMEN JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
JURUSAN TEKNIK SIPIL

F. Kesimpulan

Dari hasil pengujian beton normal serta perhitungan dengan 2 metode diperoleh
kuat tekan karakteristik beton f’c umur 28 hari sebesar 30,574 N/mm2 < 35 N/mm2,
tidak memenuhi dengan mutu beton yang direncanakan. Dikarenakan agregat yang
digunakan tidak ekonomis atau didapatkan gradasi penggabungan yang tidak ideal.
Untuk meningkatkan kekuatan tekan beton dan untuk mencapai mutu beton
rencana f’c 35 Mpa, dapat ditempuh dengan 2 cara yaitu :
1. Dengan menggunakan bahan admixture yaitu Sikament 528, Sika Viscocrete
3115 dan superplasticizer
2. Dengan trial mix  menambahkan berat semen

KELOMPOK 1
KELAS 3A D4 MANAJEMEN JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
JURUSAN TEKNIK SIPIL

G. Gambar Alat dan Bahan


1. Alat

Gambar 2.4.1 Alat Uji Tekan Gambar 2.4.2 Timbangan

2. Bahan

Gambar 2.4.3 Beton segar

KELOMPOK 1
KELAS 3A D4 MANAJEMEN JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
JURUSAN TEKNIK SIPIL

H. Dokumentasi

Gambar 2.4.4 Mengangkat


beton dari tempat rendaman Gambar 2.4.5 Menimbang Beton

Gambar 2.4.6 Mengcapping Gambar 2.4.7 melakukan uji tekan


beton dengan alat

KELOMPOK 1
KELAS 3A D4 MANAJEMEN JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
JURUSAN TEKNIK SIPIL

KELOMPOK 1
KELAS 3A D4 MANAJEMEN JASA KONSTRUKSI

Anda mungkin juga menyukai