JOB II
JOB MIX DESIGN BETON SILINDER
A. TUJUAN
1. Untuk menentukan campuran beton dari data-data yang diperoleh dari pengujian
agregat.
2. Untuk mengetahui cara pencampuran material beton yang akan diaduk.
3. Untuk menentukan berapa perbandingan dari bahan-bahan yang
menghasilkan mutu beton yang diinginkan.
B. DASAR TEORI
Mix design dimaksudkan untuk mendapatkan kuat tekan yang tinggi sesuai
dengan perencanaan, mudah dikerjakan, tahan lama (awet), murah dan tahan
terhadap keausan.
Pada perencanaan beton, dapat digunakan beberapa cara perancangan campuran,
salah satunya yang digunakan adalah Standar Nasional Indonesia (SNI) 2003 dimana
perancangannya menggunakan tabel dan grafik.
C. LANGKAH KERJA
1. Menentukan mutu beton yang direncanakan, yaitu f’c = 35 MPa
2. Menentukan Standar Deviasi
3. Menentukan margin (M)
4. Menentukan kuat tekan rata-rata yang direncanakan
5. Menentukan jenis semen dan jenis agregat yang akan digunakan
6. Menentukan ukuran maksimum agregat
7. Menentukan faktor air semen (FAS)
8. Menentukan kadar air bebas
9. Menentukan kadar semen
10. Menentukan berat jenis SSD gabungan
11. Menentukan berat beton basah
12. Menentukan berat agaregat total
KELOMPOK 2 1
KELAS 3A D4 MANAJEMEN JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
D. DATA PENGUJIAN
Rancangan Beton Metode DOE/SNI :
a. Rancangan beton dengan f’c = 35 Mpa
b. Data pengujian karakteristik sebagai berikut :
1) Berat jenis batu pecah 1-2 kondisi SSD = 2,62 %
2) Berat jenis batu pecah 2-3 kondisi SSD = 2,64 %
3) Berat jenis agregat halus pasir kondisi SSD = 2,50 %
4) Penyerapan batu pecah 1-2 = 1,87 %
5) Penyerapan batu pecah 2-3 = 2,58 %
6) Penyerapan pasir = 4,89 %
7) Ukuran maksimum agregat = 40 mm
8) Persentase gabungan
Pasir = 36 %
Batu pecah 1-2 = 33 %
Batu pecah 2-3 = 31 %
9) Benda uji yang digunakan = Silinder
10) Jumlah benda uji = 15 buah
KELOMPOK 2 2
KELAS 3A D4 MANAJEMEN JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
E. ANALISIS DATA
1. Kuat tekan yang diisyaratkan f’c = 35 Mpa
2. Standar Deviasi
Tabel 2.1. Nilai Deviasi Standar (kg/cm2)
M = 14,48 Mpa
4. Perhitungan Kuat Tekan Rata-rata yang ingin dicapai (direncanakan)
fcr = f’c + M
= 35 Mpa + 14,48 Mpa
= 49,48 Mpa
5. Jenis Semen yang Digunakan
Semen yang digunakan yaitu Tonasa PCC 50 kg
6. Jenis Agregat
a. Agregat Halus = Pasir / alami
b. Agregat Kasar = Batu pecah
KELOMPOK 2 3
KELAS 3A D4 MANAJEMEN JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
KELOMPOK 2 4
KELAS 3A D4 MANAJEMEN JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
a. Dari tabel diatas dapat disimpulkan beton pada faktor air semen 0,5 dan
jenis semen Tipe I dan jenis agregat kasar (batu pecah) yang biasa
digunakan di Indonesia bahwa dengan bentuk benda uji silinder pada
umur 28 hari memiliki kuat tekan = 37 Mpa.
b. Kuat tekan rata –rata = 49,48 Mpa
KELOMPOK 2 5
KELAS 3A D4 MANAJEMEN JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Grafik 2.1. Hubungan antara Kuat tekan dan faktor air semen (benda uji berbentuk
silinder diameter 150mm,tinggi300 mm
KELOMPOK 2 6
KELAS 3A D4 MANAJEMEN JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
c. Slump = 60 – 100 mm
Tabel 2.3. Perkiraan Kadar Air bebas (kg/m3) yang dibutuhkan untuk beberapa
tingkat kemudahan pekerjaan adukan beton
Ukuran
Besar Slump (mm)
Butir
Jenis Agregat
Agregat
Maksimu 0 - 10 10 - 30 30 - 60 60 - 180
m
15 18 20 22
Batu tak dipecah
0 0 5 5
10 mm
18 20 23 25
Batu pecah
0 5 0 0
13 16 18 19
Batu tak dipecah
5 0 0 5
20 mm
17 19 21 22
Batu pecah
0 0 0 5
11 14 16 17
Batu tak dipecah
5 0 0 5
40 mm
15 17 19 20
Batu pecah
5 5 0 5
d. Wh = 175 kg/m3
e. Wk = 205 kg/m3
2
f. W = 3 × Wh+ 1
¿
¿ 3 ×Wk ¿
¿
2
= 3 × 175+ 1
¿
¿ 3 × 205 ¿
¿
= 116,67 + 68,33
= 185 kg/m3 < 200 kg/m3
KELOMPOK 2 7
KELAS 3A D4 MANAJEMEN JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Keterangan:
Wh = Kadar air bebas batu tak dipecahkan
Maka digunakan kadar air bebas (w) minimum yang telah di tentukan = 200
kg/m³. Diambil kadar air bebas sebesar 200 kg/m³ karena mutu yang
direncanakan cukup tinggi, sehingga diperlukan banyak air dan semen untuk
meningkatkan mutu beton.
11. Menentukan Kadar Semen
W
C = FAS
¿
¿
200
= 0,38
¿
¿
= 526,316 kg/m3 (digunakan)
12. Kadar Semen Minimum
= 420 + 100 = 520 kg/m3 < 526,316 kg/m3
13. Menetukan Berat Jenis Agregat SSD Gabungan
= (BJ SSD Agregat halus × % Agregat halus) + (BJ SSD Batu Pecah 1-2 ×
% Batu Pecah 1-2) + (BJ SSD Batu Pecah 2-3 × % Batu Pecah 2-3)
= (2,50 × 36 %) + (2,62 × 33 %) + (2,64 × 31 %)
= 0,90 + 0,8646 + 0,8184
= 2,5830 ≈ 2,58
14. Menentukan Berat Volume Beton Segar
2340
2,58
KELOMPOK 2 8
KELAS 3A D4 MANAJEMEN JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Grafik 2.2. Perkiraan Berat Isi Beton Basah yang telah selesai dipadatkan
KELOMPOK 2 9
KELAS 3A D4 MANAJEMEN JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
KELOMPOK 2 10
KELAS 3A D4 MANAJEMEN JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
(m3) kg/ltr kg kg kg kg kg
580,9 2340,0
1,00 200,00 526,32 532,52 500,24
3 0
1 adukan/
6,36 16,73 18,47 16,93 15,90 74,39
0,0318 m³
F. KESIMPULAN
1. Semen = 16,73 kg
2. Pasir = 18,47 kg
3. Batu pecah 1-2 = 16,93 kg
4. Batu pecah 2-3 = 15,90 kg
5. Air = 6,36 kg/lt
KELOMPOK 2 11
KELAS 3A D4 MANAJEMEN JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
KELOMPOK 2 12
KELAS 3A D4 MANAJEMEN JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
B. Dasar Teori
1. Beton segar adalah campuran beton yang telah selesai diaduk sampai beberapa saat
karakteristiknya tidak berubah.
2. Pengambilan contoh dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut :
Contoh campuran beton segar pertama dan terakhir diambil dalam selang waktu 15
menit
Pembuatan benda uji untuk kekuatan dilakukan palingan lama 15 menit setelah semua
contoh campuran beton segar teraduk Kembali dengan rata.
Contoh benda uji harus dibuat secepat mungkin dan dijaga dari pengaruh sinar
matahari, angin, dan pengaruh lain yang dapat mempercepat pengupan.
3. Jumlah benda uji
Banyaknya benda uji minimal 3 buah untuk setiap jenis, umur, dan kondisi pengujian
KELOMPOK 2 13
KELAS 3A D4 MANAJEMEN JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
D. Langkah Kerja
Setelah ditetapkan unsur – unsur campuran (air, semen, batu pecah 1-2, batu pecah 2-3, pasir)
prosedur praktikum untuk pelaksanaan campuran beton adalah sebagai berikut :
1. Rancangan beton dengan f’c35 Mpa
2. Mempersiapkan bahan campuran sesuai dengan rencana berat pada wadah yang terpisah
dimana :
a. Kebutuhan bahan campuran beton secara teoritis (per m3 beton) Hasil rancang
campuran beton secara teoritis/kondisi SSD (sebelum dikoreksi)
1. Untuk benda uji Silinder (Ø 15, H=30 cm)
1. Jumlah benda uji = 5 buah
2. Faktor penyusutan = 1,2
3. Volume benda = ¼.3,14.(0,15)2.0,30.5.1,2 = 0,0318 m3
2. Kebutuhan bahan dalam kondisi SSD
1. Semen = 526,32 Kg/m3
2. Air = 200 Kg/m3
3. Agregat halus = 580,93 Kg/m3
4. Agregat kasar 1-2 = 532,52 Kg/m3
5. Agregat kasar 2-3 = 500,24 Kg/m3
3. Perhitungan kebutuhan bahan
1. Semen = 526,32 x 0,0318 = 16,73 kg
2. Air = 200 x 0,0318 = 6,36 kg
3. Agregat halus = 580,93 x 0,0318 = 18,47 kg
4. Agregat kasar 1-2 = 532,52 x 0,0318 = 16,93 kg
5. Agregat kasar 2-3 = 500,24 x 0,0318 = 15,90 kg
3. Mempersiapkan mesin pengaduk (molen) yang cukup menampung volume beton basah
rencana.
4. Memasukkan agregat kasar dan halus dalam mesin pengaduk.
5. Mencampurkan agregat dengan menggunakan sekop atau alat pengaduk.
KELOMPOK 2 14
KELAS 3A D4 MANAJEMEN JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
KELOMPOK 2 15
KELAS 3A D4 MANAJEMEN JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
E. Dokumentasi
KELOMPOK 2 16
KELAS 3A D4 MANAJEMEN JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
B. Dasar Teori
Pengujian slump beton dimaksudkan untuk mengetahui kekentalan beton segar dimana
dalam Mix Design telah ditentukan ( 60 – 100mm ). Campuran beton dikatakan encer apabila
penggunaan air lebih dari yang direncanakan, sebaliknya beton dikatakan kental/kaku apabila
penggunaan air kurang dari air yang direncanakan.
D. Langkah Kerja
1. Kerucut terpancung dan plat dibasahi terlebih dahulu.
2. Meletakkan kerucut terpancung di atas plat.
3. Kerucut terpancung diisi dengan beton segar dalam 3 bagian. Tiap lapisan berisi kira – kira
1/3 isi kerucut terpancung tersebut, dan dipadatkan dengan 25 kali tumbukan pada setiap
lapiasan.
4. Setelah kerucut penuh dan penumbukan selesai ratakan permukaan kerucut terpancung dan
angkat kerucut terpancung secara perlahan dan ukur ketinggiannya dangan mistar ukur yang
telah disediakan.
KELOMPOK 2 17
KELAS 3A D4 MANAJEMEN JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
F. Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan maka didapatkan besarnya slump 79 mm
sedangkan syarat yang telah ditentukan 60 – 100 mm, jadi hasil percobaan memenuhi syarat.
Meskipun termasuk dalam batas atas ketentuan slump
KELOMPOK 2 18
KELAS 3A D4 MANAJEMEN JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
KELOMPOK 2 19
KELAS 3A D4 MANAJEMEN JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
H. Dokumentasi
KELOMPOK 2 20
KELAS 3A D4 MANAJEMEN JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
B. Dasar Teori
Campuran beton direncanakan berdasarkan suatu asumsi bahwa sifat-sifat
beton setelah mengeras sangat bergantung pada sifat-sifat komposisi
campurannya. Agar beton dapat mencapai sifat-sifat keras yang dikehendaki,
maka beton harus dipadatkan dengan keseragaman yang baik. Setelah beton
mengeras atau berhentinya proses hidrasi, maka terbentuklah suatu benda padat
dan keras dengan sifat-sifat tertentu. Sifat-sifat tersebut perlu diketahui untuk
dapat digunakan dalam perencanaan, atau untuk mengevaluasi kekuatan yang
ditargetkan. Kekuatan beton keras untuk perkerasan kaku yang disyaratkan yaitu
kekuatan tekan (compressive strength) dan kekuatan tarik lentur (flexural
strength).
Campuran beton segar dapat dikatakan mempunyai sifat yang baik bila
memenuhi persyaratan utama campuran yaitu mampu memberikan kemudahan
pengerjaan (Workability), yaitu bila campuran tersebut tetap bertahan seragam
ketika berlangsung proses pengangkutan, pengecoran dan pemadatan.
Sifat kemudahan pengerjaan merupakan permasalahan yang kompleks,
karena di dalamnya bergabung pengaruh sifat alami dan faktor-faktor lain yang
secara kebetulan terjadi pada saat pengerjaan. Kemudahan pengerjaan beton
merupakan kinerja utama beton segar. Walaupun suatu struktur beton
dirancang mempunyai kuat tekan yang tinggi, tetapi jika rancangan tersebut tidak
dapat diimplementasikan di lapangan karena sulit dikerjakan, maka tujuan
memperoleh kuat tekan yang tinggi tersebut tidak akan tercapai. Campuran beton
akan mudah dikerjakan jika mempunyai sekurang-kurangnya tiga sifat utama
sebagai berikut :
1. Kompaktibilitas, yaitu beton dapat dipadatkan sehingga rongga-rongga
udaranya menjadi hilang atau berkurang.
KELOMPOK 1
KELAS 3A D4 MANAJEMEN JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
2. Mobilitas, yaitu beton dapat mengalir ke dalam cetakan beton yang dicor.
3. Stabilitas, yaitu kemampuan beton untuk tetap menjaga sebagai massa yang
homogen, dan stabil selama dikerjakan dan digetarkan tanpa terjadi
pemisahan butiran (segregasi) dari bahan utamanya.
Kemudahan pengerjaan dapat dilihat dari konsistensi adukan beton yang
identik dengan tingkat keplastisan adukan beton. Semakin plastis beton, semakin
mudah pengerjaannya. Adapun konsistensi adukan beton dipengaruhi oleh
beberapa faktor berikut.
a. Jumlah air pencampur
Semakin banyak air, adukan beton akan lebih mudah untuk dikerjakan.
b. Kandungan semen
Jika perbandingan air-semen tetap, semakin banyak semen berarti semakin
banyak kebutuhan air sehingga keplastisannya juga akan lebih tinggi.
c. Gradasi agregat
Agregat yang memenuhi syarat gradasi akan memberi kemudahan pengerjaan
beton.
d. Bentuk butiran agregat
Beton yang menggunakan agregat bentuk bulat akan lebih mudah dikerjakan.
e. Butiran maksimum agregat
Pada penggunaan jumlah air yang sama, butiran maksimum agregat yang
lebih besar akan menghasilkan kemudahan yang lebih tinggi.
f. Cara pemadatan dan alat pemadat
Cara menggunakan alat pemadat dengan benar akan berpengaruh
terhadap kondisi terakhir beton basah setelah selesai pemadatan yang
memungkinkan tercapainya target mutu beton keras.
C. Bahan
Campuran Beton
D. Langkah Kerja
1. Menimbang berat cetakan kosong.
2. Cetakan diisi dengan beton segar sampai penuh, namun sebelum itu cetakan
di olesi oli terlebih dahulu.
KELOMPOK 1
KELAS 3A D4 MANAJEMEN JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
3. Cetakan berisi beton segar di padatkan di atas meja penggetar, apabila adukan
beton kurang maka ditambahkan dengan bantuan sendok spesi lalu ratakan
permukaannya dengan mistar perata.
4. Timbang berat cetakan tersebut lalu dicatat.
Analisa perhitungan
C = 125,92 kg
N = 10 buah
Volume benda uji = 1/4 π x d2 x t
= ¼ x 3,14 x 0,152 x 0,30
= 0,00530 m3
rata−rata
Berat volume beton segar =
volume beton
12,59
¿
0,00530
= 2376,032 kg/m3 ~ 2376 kg/m3
KELOMPOK 1
KELAS 3A D4 MANAJEMEN JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
F. Kesimpulan
KELOMPOK 1
KELAS 3A D4 MANAJEMEN JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
G. Dokumentasi
KELOMPOK 1
KELAS 3A D4 MANAJEMEN JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
B. Dasar Teori
Pengujian kuat tekan beton dimaksudkan untuk mengetahui nilai kuat tekan
beton melalui mesin tekan beton.Besarnya kuat tekan beton ini menunjukkan baik
tidaknya mutu pelaksanaan beton. Apabila mutu pelaksanaan beton dan benar maka
akan didapat mutu beton sesuai dengan yang diinginkan. Kuat tekan juga dapat
diartikan sebagai beban persatuan luas yang menyebabkan beton hancur.
Jika jumlah benda uji kurang dari 10 buah atau jika tidak tersedia data hasil
pengujian, maka nilai kekuatan di lapangan harus dilebihkan minimal dengan nilai
sebagai berikut:
Tabel 2.6 Nilai Kekuatan Lebih yang ditambahkan
Nilai Kekuatan Lebih yang
Kuat Tekan Karakteristik (Mpa)
ditambahkan (Mpa)
< 21 f’c + 7
21 – 35 f’c + 8,5
> 35 atau lebih f’c + 10
Tabel 2.7 Faktor pengali untuk deviasi standar untuk data hasil kurang dari 30
Jumlah benda
Faktor pengali Jumlah benda uji Faktor pengali
uji
10 1,36 21 1,08
11 1,31 22 1,07
12 1,27 23 1,06
13 1,24 24 1,05
14 1,21 25 1,04
15 1,18 26 1,03
16 1,16 27 1,02
17 1,14 28 1,02
18 1,12 29 1,01
19 1,11 30 1,00
20 1,09
KELOMPOK 1
KELAS 3A D4 MANAJEMEN JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Sr =
√ Σ(fc−fcr) ²
n−1
Dimana :
n = Jumlah benda uji
fc = Kuat tekan beton ( N/mm2 )
fcr = Kuat tekan Rata-rata beton ( N/mm2 )
Sedangkan untuk menghitung kuat tekan karakteristik (mutu) beton dapat dihitung
dengan persamaan :
f‘ c = fcr – M
Dimana :
f’c = Kuat tekan karakteristik (Kg/cm2)
fcr = Kuat tekan rata-rata (Kg/cm2)
KELOMPOK 1
KELAS 3A D4 MANAJEMEN JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
D. LANGKAH KERJA
1. Pembuatan Benda Uji
a. Mengisi cetakan dengan beton segar sampai penuh.
b. Memadatkannya dengan meja getar.
c. Meratakan permukaan beton.
d. Mendiamkan beton dalam cetakan selama 24 jam dan meletakkannya pada
tempat datar.
e. Membuka cetakan dan mengeluarkan benda uji.
f. Merendam benda uji dalam bak perendaman yang berisi air agar proses
pematangan berlangsung sempurna. Perendaman dilakukan sesuai dengan
umur penekanan benda uji.
2. Penekanan Benda Uji
a. Mengeluarkan benda uji dari bak perendaman, membiarkannya ± 24 jam.
b. Menimbang berat benda uji.
c. Meletakkan benda uji pada mesin tekan.
d. Menjalankan mesin tekan sampai batas maksimum.
e. Menghitung kuat tekan beton.
KELOMPOK 1
KELAS 3A D4 MANAJEMEN JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Analisa perhitungan
1. Kuat tekan
P
fc =
A
432100 N
fc = 2
17662,5mm
fc = 24,464 Mpa
2. Kuat tekan pada umur 7 hari
fc
fc =
Faktor koreksiumur
24,464 N / mm 2
fc =
0,7
fc = 34,949 Mpa
3. Kuat tekan rata-rata (fcr)
Σ Kuat tekan
fcr =
n
312,595
fcr =
8
fcr = 39,078 Mpa
KELOMPOK 1
KELAS 3A D4 MANAJEMEN JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Tabel 2.10 Data pengujian kuat tekan beton normal umur 7, 14, dan 28 hari
Analisa perhitungan
1. Perhitungan Mutu Beton (f’c)
a. Sr =
√ Σ(fc−fcr) ²
n−1
Sr =
√ 126,740
8−1
Sr = √ 18,106
Sr = 4,255 Sr > 4,0 Mpa
c. f’c = fcr – M
f’c = 39,074 Mpa – 9,49 Mpa
f’c = 29,237 Mpa < 35 Mpa
KELOMPOK 1
KELAS 3A D4 MANAJEMEN JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
F. Kesimpulan
Dari hasil pengujian beton normal serta perhitungan dengan 2 metode diperoleh
kuat tekan karakteristik beton f’c umur 28 hari sebesar 30,574 N/mm2 < 35 N/mm2,
tidak memenuhi dengan mutu beton yang direncanakan. Dikarenakan agregat yang
digunakan tidak ekonomis atau didapatkan gradasi penggabungan yang tidak ideal.
Untuk meningkatkan kekuatan tekan beton dan untuk mencapai mutu beton
rencana f’c 35 Mpa, dapat ditempuh dengan 2 cara yaitu :
1. Dengan menggunakan bahan admixture yaitu Sikament 528, Sika Viscocrete
3115 dan superplasticizer
2. Dengan trial mix menambahkan berat semen
KELOMPOK 1
KELAS 3A D4 MANAJEMEN JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
2. Bahan
KELOMPOK 1
KELAS 3A D4 MANAJEMEN JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
H. Dokumentasi
KELOMPOK 1
KELAS 3A D4 MANAJEMEN JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
KELOMPOK 1
KELAS 3A D4 MANAJEMEN JASA KONSTRUKSI