Anda di halaman 1dari 7

PERHITUNGAN RANCANGAN CAMPURAN BETON

(MIX DESIGN)

 Langkah-langkah perhitungan rancangan campuran beton (mix design) :


1. Penentuan kuat tekan beton yang direncanakan.
Beton yang akan dibuat rencananya mempunyai kuat tekan f’c = 22,5 Mpa
2. Nilai margin (M) ditetapkan sebesar 12 Mpa
3. Penentuan kuat tekan rata-rata beton yang direncanakan
f’cr = f’c + M
f’cr = (22,5 + 12) Mpa
f’cr =34,5 Mpa
4. Direncanakan akan dipakai jenis semen tipe I.
5. Jenis agregat yang akan digunakan :
 Agregat kasar : batu pecah (dipecah)
 Agergat halus : pasir alam (alami)
6. Penentuan faktor air semen (fas)
Mengacu pada Tabel 7.4 dengan fas 0,5 , agregat kasar yang digunakan adalah
batu pecah, jenis semen yang digunakan adalah semen tipe I dan akan dibuat
benda uji berbentuk slinder, maka pada umur 28 hari diperkirakan kuat tekan
beton sebesar 37 Mpa = 370 kg/cm2.

Tabel 7.4 Perkiraan kuat tekan beton dengan fas 0,5


Kuat Tekan (MPa)
Jenis Agregat pada umur (hari)
Jenis Semen Bentuk Benda Uji
Kasar
3 7 28 91
Batu Alam 17 23 33 40 Silinder
PC Tipe I atau
Batu pecah 19 27 37 45
semen tahan
Batu Alam 20 28 40 48 Kubus
sulfat tipe II, V
Batu pecah 23 32 45 54
Batu Alam 21 28 38 44 Silinder
Batu pecah 25 33 44 48
PC Tipe III
Batu Alam 31 31 46 53 Kubus
Batu pecah 40 40 53 60

Dari kurva baru yang dibuat pada Gambar 7.1, dengan kuat tekan rata-rata yang
direncanakan sebesar 37 Mpa = 370 kg/cm2 didapat nilai FAS = 0,50.

Praktikum Beton – Kelompok 6 1


Gambar 7.1 Hubungan Faktor Air Semen dan Kekuatan Tekan Beton Untuk
Benda Uji Slinder

7. Berdasarkan Tabel FAS Maksimum Sesuai Persyaratan Dan Kondisi Peruntukan


Dan Penggunaan Struktur, untuk beton luar ruangan dengan kondisi tidak
terlindung dari hujan atau matahari langsung, diperoleh nilai fas maksimum
sebesar 0,6.

Praktikum Beton – Kelompok 6 2


Tabel FAS Maksimum dan Jumlah semen Minimum Sesuai Persyaratan Dan
Kondisi Peruntukan Dan Penggunaan Struktur
Kadar semen minimum dan faktor air semen maksimum
Jumlah semen
KONDISI LINGKUNGAN FAS maks
minimum/m3
Beton dalam ruangan
a. lingkungan tidak korosif 275 0.6
b. lingkungan korosif karena kondensasi atau uap 325 0.52

Beton luar ruangan


a. tidak terlindung dari hujan dan terik matahari langsung 325 0.6
b. Terlindung dari hujan dan terik matahari langsung 275 0.6

Beton dalam tanah


a. Mengalami keadaan basah dan kering bergantian 325 0.55
b. mendapat pengaruh sulfat alkali atau air tanah 325 Tabel II

Beton yang berhubungan dengan air terus menerus


a. air tawar 325
b. air laut 325 Tabel III

8. Karena fas maksimum berdasarkan Tabel lebih besar dari fas rencana maka
dipakai fas terkecil yaitu 0,50
9. Penentuan nilai slump beton.
Beton yang dibuat direncanakan mempunyai nilai slump berkisar antara 60-180
mm.
10. Penentuan ukuran butir nominal agregat maksimum.
Ukuran butir nominal agregat maksimum ditetapkan sebesar 40 mm.
11. Penentuan nilai kadar air bebas.
Berdasarkan Tabel 7.5, untuk kondisi ukuran besar butir agregat maksimum
sebesar 40 mm, jenis agregat yang dipakai adalah batu tak pecah untuk agregat
halus dan batu pecah untuk agregat kasar, dan dengan nilai slump berada diantara
60-180 mm, maka dari Tabel 7.5 didapat :
 Wh (jumlah air untuk agregat halus) = 175 kg/m3.
 Wk (jumlah air untuk agregat kasar) = 205 kg/m3.

Praktikum Beton – Kelompok 6 3


Tabel 7.5 Perkiraan Kadar Air Bebas (kg/m3)

Karena agregat yang dipakai untuk agregat halus adalah agregat halus alami dan
untuk agregat kasar merupakan agregat kasar batu pecah, maka kadar air bebas
dihitung dengan rumus :
Kadar air bebas = 2/3 Wh + 1/3 Wk
= 2/3(175) + 1/3(205)
= 185 kg/m3.
Untuk temperatur diatas 20oC, setiap kenaikan 5oC harus ditambahkan air
sebanyak 5 liter/m3 adukan beton.
Karena permukaan agregat berbentuk kasar maka kadar air harus di tambahkan 10
liter
Kadar air bebas = 185 + 10
= 195 liter/m3.
= 195 kg/m3.
12. Penentuan jumlah semen yang dipakai.
Jumlah semen yang dipakai = 195 : 0,50
= 390 kg/m3.
13. Kadar semen maksimum dianggap tidak tetapkan.
14. Berdasarkan Tabel FAS Maksimum dan Jumlah semen Minimum Sesuai
Persyaratan Dan Kondisi Peruntukan Dan Penggunaan Struktur, untuk beton luar
ruangan dengan kondisi tidak terlindung dari hujan atau matahari langsung,
diperoleh jumlah semen minimum/m3 sebesar 325/m3.
Karena jumlah semen hasil perhitungan 390 kg/m3 > jumlah semen minimum
yang disyaratkan 325 kg/m3 maka akan dipakai jumlah semen dari hasil
perhitungan yaitu sebesar 390 kg/m3.
15. Karena tidak terjadi perubahan jumlah semen yang dipakai maka tidak perlu
dilakukan penyesuaian nilai fas.
16. Berdasarkan hasil analisa saringan agregat, didapat jenis agregat halus-nya adalah
agregat Tipe I (pasir kasar).

Praktikum Beton – Kelompok 6 4


120 Zona 2
100

80

60 batas atas
pasir takari
40 batas bawah

20

0
0.000 1.000 2.000 3.000 4.000 5.000

17. Berdasarkan Gambar 7.6, untuk ukuran butir maksimum agregat sebesar 40 mm,
nilai fas 0,50, nilai slump 60-180 mm, tipe agregat adalah tipe II, didapat
persentase agregat halus berkisar antara 39 – 45 %,

diambil nilai tengah yaitu :


% Ag halus = (30 -239 )+ 39 = 34,5% .

Faktor Air Semen


Gambar 7.6 Persentase Agregat Halus Untuk Ukuran Maksimum Agregat 40 mm

18. Menghitung berat jenis relatif agregat

Praktikum Beton – Kelompok 6 5


Berat jenis relatif agregat
= (% Ag halus x Bj Ag halus) + ((100% - % Ag halus) x Bj Ag kasar)
= (0,345 x 2,560 ) + ((1 – 0,345) x 2,73 )
= 2,67
19. Menentukan berat beton basah
Mengacu pada Gambar 7.7, dengan nilai berat jenis relatif agregat sebesar 2,67
dan kadar air 195 liter didapat berat beton basah sebesar 2410 kg/cm3.

20. Menghitung kadar agregat gabungan


Kadar agregat gabungan = berat beton basah – jumlah (air + semen)
= 2410 – (195 + 390)

Praktikum Beton – Kelompok 6 6


= 1825 kg/m3
21. Menghitung kadar agregat halus
Kadar agregat halus = % agregat halus x kadar agregat gabungan
= 0,345 x 1825
= 629,73 kg/m3
22. Menghitung kadar agregat kasar
Kadar agregat kasar = kadar agregat gabungan – kadar agregat halus
= 1825 – 629,73
= 1195,57 kg/m3
23. Menetapkan proporsi campuran
Dengan mengacu pada hasil perhitungan di atas dengan basis yang digunakan
agregat kondisi SSD didapat proporsi campuran sebagai berikut :
 Semen = 389,80 kg/m3
 Air = 194,90 liter/m3
 Agregat halus = 629,73 kg/m3
 Agregat kasar =1195,57 kg/m3
24. Koreksi campuran berdasarkan kondisi agregat saat pelaksanaan.
 Semen (tetap) = 443,18 kg/m3
 Air = 195 – (( 4,93 – 2,75 ) x ( 662,896/100 )) – (( 0,12 –
0,067) x (953,92/100 ))
= 180,04 liter/m3
 Agregat halus = 662,896 + (( 4,93 – 2,75 ) x (662,896/100))
= 697,28 kg/m3
 Agregat Kasar = 953,92 + (( 0,12 – 0,067 ) x ( 953,92/100))
= 954,43 kg/m3
Jadi, dalam pembuatan benda uji akan dipakai :
 Semen sebanyak : 443,18 kg/m3
 Air sebanyak : 195 liter/m3
 Agregat halus sebanyak : 697,28 kg/m3
 Agregat kasar sebanyak : 954,43 kg/m3

A. Volume Silinder
V = ¼ πd2 h
= 1/4 (3,14) (0.15)2 (0.30)
= 5,3 x 103 m3
Volume silinder x 3 = 0.0053 x 3 = 0.0159 m3

 Factor Reduksi = 1,35


 Semen = 443,18 x 0,0159 x 1,35 = 9,51 kg
 Air = 195 x 0,0159 x 1,35 = 4,17 liter
 Ag. Halus = 697,28 x 0,0159 x 1,35 = 14,97 kg
 Ag. Kasar = 954,43 x 0,0159 x 1,35 = 20,49 kg

Praktikum Beton – Kelompok 6 7

Anda mungkin juga menyukai