Anda di halaman 1dari 26

LABORATORIUM PENGUJIAN BETON

JURUSAN TEKNIK SIPIL


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

3.2 PENGUJIAN II :BETON NORMAL


3.2.1 JOB I : MIX DESIGN BETON (BENDA UJI SILINDER)
A. TUJUAN
1. Untuk menentukan campuran beton dari data-data yang diperoleh dari pengujian
agregat.
2. Untuk mengetahui cara pencampuran material beton yang akan diaduk.
3. Untuk menentukan berapa perbandingan dari bahan-bahan yang menghasilkan mutu
beton yang diinginkan.
B. DASAR TEORI
Mix design dimaksudkan untuk mendapatkan kuat tekan yang tinggi sesuai
dengan perencanaan, mudah dikerjakan, tahan lama (awet), murah dan tahan terhadap
keausan.
Pada perencanaan beton, dapat digunakan beberapa cara perancangan campuran,
salah satunya yang digunakan adalah Standar Nasional Indonesia (SNI) 2003 dimana
perancangannya menggunakan tabel dan grafik.
C. LANGKAH KERJA
1. Menentukan mutu beton yang direncanakan, yaitu f’c = 42 Mpa
2. Menentukan Standar Deviasi
3. Menentukan margin (M)
4. Menentukan kuat tekan rata-rata yang direncanakan
5. Menentukan jenis semen dan jenis agregat yang akan digunakan
6. Menentukan ukuran maksimum agregat
7. Menentukan faktor air semen (FAS)
8. Menentukan kadar air bebas
9. Menentukan kadar semen
10. Menentukan berat jenis SSD gabungan
11. Menentukan berat beton basah
12. Menentukan berat agaregat total
13. Menentukan berat agregat halus
14. Menentukan berat agregat kasar

KELOMPOK 1
KELAS 3A D4 MANAJEMEN JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

D. DATA PENGUJIAN
Rancangan Campuran Beton (Mix Design)
1. Mutu beton yang direncanakan : f’c 42 Mpa
2. Jenis bahan :
Agregat halus : Pasir
Agregat kasar : Batu Pecah 1-2 & 2-3
Jenis semen :Type I Tonasa
3. Ukuran maks agregat : 37,5 mm ≈ 38 mm
4. Berat jenis SSD :
Agregat halus : 2,49
Batu pecah 1-2 : 2,60
5. Penyerapan :
Agregat halus : 2,97%
Batu pecah 1-2 : 2,81%
6. Berat volume :
Agregat halus : 1,47 Kg/liter
Batu pecah 1-2 : 1,47 Kg/liter
7. Persentase gabungan :
Agregat halus : 35%
Batu pecah 1-2 : 65%
8. Keausan agregat kasar : 23,63 %
9. Kadar organik pasir : No.2
10. Slump yang direncanakan : 60-100 mm

A. Perhitungan Rancangan Campuran Beton Metode DOE


1. Kuat tekan karakteristik yang direncanakan :
f’c= 42 Mpa = 42 N/mm²
Deviasi standar
 Volume Pekerjaan : Kecil
 Mutu Pekerjaan : Baik
 Sr : 65 Kg/Cm² = 6,5 N/mm²

KELOMPOK 1
KELAS 3A D4 MANAJEMEN JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Volume Mutu Pelaksanaan (Kg/Cm²)


ukuran Satuan Baik Sekali Baik Cukup
Kecil ≤ 1000 45 ≤ Sr ≤55 55 ≤ Sr ≤65 65 ≤ Sr ≤70

Sedang 1000-3000 35 ≤ Sr ≤45 45 ≤ Sr ≤55 55 ≤ Sr ≤65


Besar > 3000 25 ≤ Sr ≤35 35 ≤ Sr ≤45 45 ≤ Sr ≤55
Tabel 1. Deviasi Standar
Sumber : PBI (Peraturan Beton Indonesia 1971) hal 40

2. Nilai tambah / Margin (M)


Syarat Sr > 4 Mpa = 4 N/mm² maka,
M = 2,64 x Sr- 4
= 2,64 x 6,5 N/mm² – 4 N/mm²
= 13,16 N/mm²
3. Perhitungan kuat tekan rata-rata (fcr) yang direncanakan :
fcr = f’c + M
= 42 N/mm² + 13,16 N/mm²
= 55,16 N/mm2
4. Jenis Semen = Type I Tonasa
5. Jenis agregat halus = Pasir alam
6. Jenis agregat kasar = Batu pecah
7. Faktor air semen W/C
 Jenis semen : Type I PCC
 Jenis agregat kasar : Batu pecah
 Jenis benda uji : Silinder

Jenis Semen Jenis Agregat Kasar Kekuatan Tekan (N/mm)

KELOMPOK 1
KELAS 3A D4 MANAJEMEN JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Pada Umur (Hari) Bentuk


Benda
3 7 28 91
Uji
Semen Portland Batu tidak dipecahkan 17 23 33 40
Silinder
Tipe I atau semen Batu Pecah 19 27 37 45
tahan sulfat tipe II, V Batu tidak dipecahkan 20 28 40 48
Kubus
Batu Pecah 23 32 45 54
Batu tidak dipecahkan 21 28 38 44
Semen Portland Silinder
Batu Pecah 25 33 44 48
Batu tidak dipecahkan 25 31 46 53
Tipe III Kubus
Batu Pecah 30 40 53 60
Tabel 2. perkiraan kuat tekan beton dengan faktor air semen 0.5, jenis semen, dan
agregat kasar
yang biasa dipakai di Indonesia

 Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa beton dengan faktor air semen
0,5 dan jenis agregat kasar batu pecah dengan benda uji silinder diperoleh kuat
tekan pada umur 28 hari ialah 37 N/mm2.
 Kuat tekan = 37 N/mm2
 Kuat tekan rata-rata = 55,16 N/mm2
 W/C = 0,35 ( Dari grafik)

KELOMPOK 1
KELAS 3A D4 MANAJEMEN JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Grafik 1. Hubungan antara kuat tekan dan faktor air semen untuk benda silinder (Ø15, H
= 30).
Sumber : SK SNI T-15-1990-03

Dari grafik diatas setelah menghubungkan perkiraan kekuatan pada umur 28 hari
dengan w/c = 0,50 adalah 37 N/mm2.. Titik perpotongan buat kurva yang akan
digunakan mencari w/c yang akan direncanakan yaitu 55,16 N/mm². Dari kuat tekan ini
kemudian tarik garis horizontal sampai memotong kurva tadi. Titik perpotongan ini
kemudian tarik garis vertical kebawah maka didapat faktor air semen yang direncanakan
W/C = 0,35
8. Faktor air semen max = tidak ada karena tidak ditentukan
9. Slump = 60-80 mm
10. Ukuran maksimum agregat = 37,5 mm ≈ 40 mm
11. Kadar Air
KELOMPOK 1
KELAS 3A D4 MANAJEMEN JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Tabel 4. Perkiraan kadar air bebas berdasarkan ukuran maksimum agregat dan nilai
slump

Ukuran Kadar air bebas (kg/m3


maksimum beton)
Jenis agregat
Agregat kasar pada slump (mm)
(mm) 0-10 10-30 30-60 60-180
Alami 150 180 205 225
10
Batu pecah 100 205 230 250
Alami 135 160 180 195
20
Batu pecah 170 190 210 225
Alami 115 140 160 175
40
Batu pecah 155 175 190 205

1 2
12. Kadar air bebas = wk + wh
3 3
1 2
= 225+ 195
3 3
= 205 Kg/m3

13. Kadar semen ( C )


 W/C = 0,35
C = Kadar air bebas / Faktor air semen
C = 205 Kg/m3 / 0,35
= 585,71Kg/m3
≈ 600 Kg/m3
14. Kadar semen maksimal = 600 Kg/m3
15. Kadar semen minimal = 600 Kg/m3
16. Faktor air semen yang disesuaikan = 205/600
= 0,34
17. Susunan besar butir pasir = Zone 2
18. Persentasi bahan <4,8 mm = 35 % ( persen agregat halus )

19. Berat Jenis Gabungan

KELOMPOK 1
KELAS 3A D4 MANAJEMEN JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

= (% Agregat halus x BJ agregat halus) + (% BP 1-2 x BJ BP 1-2) + (% BP 2-3 x


BJ BP 2-3)
= ( 35% x 2,49 ) + ( 65% x 2,60 )
= 0,87 + 1,609
= 2,59 ≈ 2,60
20. Berat Jenis Beton Basah = 2350 Kg/m3
( pada grafik dari nilai berat jenis agregat gabungan = 2,60 dengan nilai kadar air
bebas = 200 Kg/m3 )

2350

1
Grafik 2. Berat jenis beton dalam keadaan basah
21. Kadar agregat gabungan = Berat jenis beton basah - kadar air
Bebas - kadar semen
= 2350 Kg/m3 - 600 Kg/m3 - 205 Kg/m3
= 1545 Kg/m3

22. Kadar agregat halus = Persentase bahan <4,8 mm x


Kadar agregat gabungan

KELOMPOK 1
KELAS 3A D4 MANAJEMEN JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

= 35 % x 1545 Kg/m3
= 541 Kg/m3
23. Kadar batu pecah 1-2 = 65% x 1545 Kg/ m3
= 1004 Kg/m3
Tabel 1. Formulir Hasil Rancangan Campuran Beton Metode DOE

No Uraian Tabel / Grafik Nilai

1 Kuat tekan yang disyaratkan (f'c) Ditetapkan 42 N/mm2


2 Deviasi Standar (Sr) Tabel 1 6,5 N/mm2
3 Nilai tambah / margin (M) - 13,16 N/mm2
4 Kuat tekan rata-rata (fcr) 1+3 55,16 N/mm2
5 Jenis semen Ditetapkan Tonasa Tipe I PCC
6 Jenis agregat kasar Ditetapkan Batu pecah
7 Jenis agregat halus Ditetapkan Pasir
8 Faktor air semen (WC) Tabel 2 dan dan grafik 1 0,35
9 Faktor air semen maximum Ditetapkan (tabel 3) -
10 Slump Ditetapkan (tabel 4) 60-100 mm
11 Ukuran masimum agregat Ditetapkan 20 mm
12 Kadar air bebas Tabel 4 205 Kg/m3
13 Kadar semen No.12 : No 8 600 Kg/m3
14 Kadar semen maximum Tidak ditetapkan 600 Kg/m3
15 Kadar semen minimum Ditetapkan 600 Kg/m3
16 Faktor air semen yang disesuaikan - -
17 Susunan besar butir pasir Analisa saringan Zone 2
18 Presentasi bahan <4,8 mm Perhitungan 35 %
19 Berat jenis agregat gabungan Perhitungan 2,60
20 Berat jenis beton basah Grafik 2 2350 Kg/m3
21 kadar agregat gabungan Perhitungan 1545 Kg/m3
22 Kadar agregat halus Perhitungan 541 Kg/m3
23 Batu Pecah 1-2 32% – 21 1004 Kg/m3

A. Kebutuhan bahan campuran beton secara teoritis ( per m 3 beton ) hasil rancang campuran
beton secara teoritis / kondisi SSD ( sebelum dikoreksi ).

KELOMPOK 1
KELAS 3A D4 MANAJEMEN JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Semen = 600 Kg/m3


Air = 205 Kg/m3
Kadar agregat halus = 541 Kg/m3
Batu pecah 1-2 = 1004 Kg/m3 +
Total 2350 Kg/m3

B. Kebutuhan bahan campuran beton jika digunakan 5 buah benda uji berupa silinder ( Ø
15 cm, tinggi 30 cm )
Silinder = ¼ πd2t
= ¼ x 3,14 x (15 m)2 x 0,30 m
= 0,00530 m3
Volume = V.Silinder x Banyaknya benda uji x Faktor koreksi
= 0,00530 m3 x 5 x 1,2
= 0,0318 m3
Tabel 2. Formulir kesimpulan hasil rancangan
Agregat Kasar
Volume Air Semen Agregat Halus Berat Total
(Kg)
( m3) (Kg/ltr) (Kg) (Kg) (Kg)
BP 1-2
1,00 205 600 541 1004 2350
0,0318* 6,52 19,02 17,20 31,93 74,52

Catatan: * volume 5 buah benda uji silinder Ø 15 cm, tinggi 30 cm

3.2.2 JOB II : PEMBUATAN BENDA UJI BETON NORMAL


A. TUJUAN

KELOMPOK 1
KELAS 3A D4 MANAJEMEN JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

1. Untuk menentukan kuat tekan (compressive streght) beton dengan benda uji
berbentuk kubus yang dibuat dan dimatangkan (curring) di laboratorium maupun
dilapangan
2. Untuk memperoleh nilai kuat tekan dengan prosedur yang benar
3. Untuk pemeriksaan kekuatan beton serta untuk mendapatkan benda uji
dilaboratorium yang memenuhi persyaratan

B. DASAR TEORI
1. Beton segar adalah campuran beton yang telah selesai diaduk sampai beberapa saat
karakteristiknya tidak berubah.
2. Pengambilan contoh dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut :
 Contoh campuran beton segar pertama dan terakhir diambil dalam selang
waktu 15 menit
 Pembuatan benda uji untuk kekuatan dilakukan palingan lama 15 menit setelah
semua contoh campuran beton segar teraduk Kembali dengan rata.
 Contoh benda uji harus dibuat secepat mungkin dan dijaga dari pengaruh sinar
matahari, angin, dan pengaruh lain yang dapat mempercepat pengupan.
3. Jumlah benda uji
Banyaknya benda uji minimal 3 buah untuk setiap jenis, umur, dan kondisi
pengujian
C. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
a. Cetakan kerucut terpancung dengan ø atas 10 cm, ø bawah 20 cm.
b. Tongkat pemadat dengan ø 16 mm dan panjang 60 cm.
c. Plat baja
d. Sendok spesi
e. Alat ukur tinggi
2. Bahan
a. Semen
b. Pasir
c. Batu pecah 1-2
d. Air
D. LANGKAH KERJA PEMBUATAN BETON NORMAL

KELOMPOK 1
KELAS 3A D4 MANAJEMEN JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Setelah ditetapkan unsur – unsur campuran (air, semen, batu pecah 1-2, pasir) prosedur
praktikum untuk pelaksanaan campuran beton adalah sebagai berikut :
1. Rancangan beton dengan f’c 42 Mpa
2. Mempersiapkan bahan campuran sesuai dengan rencana berat pada wadah yang
terpisah dimana :
a. Kebutuhan bahan campuran beton secara teoritis (per m 3 beton) Hasil rancang
campuran beton secara teoritis/kondisi SSD (sebelum dikoreksi)
 Untuk benda uji silinder (Ø15 cm, tinggi 30 cm)
1. Jumlah benda uji = 5 buah
2. Faktor penyusutan = 1,2
3. Volume benda = 0,00530 x 6 x 1,2 = 0,0318m3
 Kebutuhan bahan dalam kondisi SSD
1. Semen = 600 Kg/m3
2. Air = 205 Kg/m3
3. Agregat halus = 541 Kg/m3
4. Agregat kasar 1-2 = 1004 Kg/m3
 Perhitungan kebutuhan bahan
1. Semen = 600 x 0,0318 = 19,02 kg
2. Air = 205 x 0,0318 = 6,52 kg
3. Agregat halus = 541 x 0,0318 = 17,20 kg
4. Agregat kasar 1-2 = 1007 x 0,0318 = 31,93 kg

3. Mempersiapkan mesin pengaduk (molen) yang cukup menampung volume beton


basah rencana.
4. Memasukkan agregat kasar dan halus dalam mesin pengaduk.
5. Mencampurkan agregat dengan menggunakan sekop atau alat pengaduk.
6. Menambahkan semen pada agregat campuran dan mengulangi proses pencampuran
sehingga diperoleh adukan kering agregat dan semen merata.
7. Menambahkan jumlah air total kedalam mesin pengaduk, dan lakukan
pencampuran sampai terlihat konsistensi adukan merata.
8. Menambahkan kembali jumlah air kedalam mesin pengaduk dan mengulangi proses
untuk mendapatkan konsistensi adukan.
9. Melakukan pemeriksaan SLUMP.

KELOMPOK 1
KELAS 3A D4 MANAJEMEN JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

10. Apabila nilai SLUMP sudah mencapai nilai rencana, lakukan pembuatan benda uji
silinder Jika belum tercapai SLUMP yang diinginkan, tambahkan sisa air dan
lakukan pengadukan kembali.
11. Menghitung berat jenis beton.
12. Membuat 10 (sepuluh) benda uji berbentuk silinder sesuai petunjuk.
13. Mencatat hal – hal yang menyimpang dari perencanaan, terutama jumlah air dan
nilai SLUMP.

KELOMPOK 1
KELAS 3A D4 MANAJEMEN JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

3.2.3 JOB III : PENGUJIAN SLUMP


A. TUJUAN
Untuk mengukur kekentalan beton dalam keadaan segar yaitu beton yang baru
dikeluarkan dari mesin pengaduk (Mesin Molen).
B. DASAR TEORI
Pengujian slump beton dimaksudkan untuk mengetahui kekentalan beton segar
dimana dalam Mix Design telah ditentukan ( 60-100mm ). Campuran beton dikatakan
encer apabila penggunaan air lebih dari yang direncanakan, sebaliknya beton dikatakan
kental/kaku apabila penggunaan air kurang dari air yang direncanakan.
C. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
a. Cetakan kerucut terpancung
b. Tongkat pemadat
c. Plat baja
d. Sendok spesi
e. Alat ukur tinggi
2. Bahan
a. Campuran beton
b. Air
D. LANGKAH KERJA
1. Kerucut terpancung dan plat dibasahi terlebih dahulu.
2. Meletakkan kerucut terpancung di atas plat.
3. Kerucut terpancung diisi dengan beton segar dalam 3 bagian. Tiap lapisan berisi kira-
kira 1/3 isi kerucut terpancung tersebut, dan dipadatkan dengan 25 kali tumbukan
pada setiap lapiasan.
4. Setelah kerucut penuh dan penumbukan selesai ratakan permukaan kerucut
terpancung dan angkat kerucut terpancung secara perlahan dan ukur ketinggiannya
dangan mistar ukur yang telah disediakan.

E. DATA HASIL PERCOBAAN


No Slump
1 95 mm
2 93 mm

KELOMPOK 1
KELAS 3A D4 MANAJEMEN JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

F. KESIMPULAN
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan maka didapatkan besarnya slump 95 mm
dan 93mm sedangkan syarat yang telah ditentukan 60-100 mm, jadi hasil percobaan
memenuhi syarat. Meskipun termasuk dalam batas atas ketentuan slump

KELOMPOK 1
KELAS 3A D4 MANAJEMEN JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

G. ALAT DAN BAHAN


1. Alat

Gambar 2.1 Kerucut Gambar 2.2 Tongkat


terpancung pemadat Gambar 2.3 Plat baja

Gambar 2.4 Sendok Gambar 2.5 Alat ukur


spesi tinggi

2. Bahan

Gambar 2.6 Campuran Gambar 2.7 Air


beton

H. DOKUMENTASI

KELOMPOK 1
KELAS 3A D4 MANAJEMEN JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Gambar 2.8 Gambar 2.9


Menimbang masing- Memasukkan bahan dan
masing bahan campuran mencampurkannya ke dalam mixer

Gambar 2.10 Gambar 2.11


Mengisi 1/3 campuran ke Menumbuk sebanyak 25
dalam slump test kali

Gambar 2.12
Mencatat ketinggian slump
yang didapatkan

3.2.4 JOB IV : BERAT VOLUME BETON SEGAR UNTUK BETON NORMAL

KELOMPOK 1
KELAS 3A D4 MANAJEMEN JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

A. TUJUAN
1. Untuk menentukan proporsi kebutuhan bahan campuran beton dari data-data yang
diperoleh dari Mix Design
2. Untuk mengetahui tahapan tahapan pembuatan benda uji
3. Untuk mengetahui selisih antara berat beton basah dan berat beton kering

B. DASAR TEORI
Berat isi/berat volume beton merupakan berat beton segar per satuan isi,
pengujian ini bertujuan untuk mendapatkan angka yang benar dari berat isi/berat
volume beton dan mengecek hasil rancangan perhitungan berat volume sesuai dengan
hasil pengujian. Berat isi/berat volume untuk beton normal adalah 2000 – 2500
kg/cm3.

C. ALAT DAN BAHAN


1. Alat
a. Timbangan
2. Bahan
b. Campuran beton segar

D. LANGKAH KERJA
1. Menimbang berat cetakan kosong.
2. Cetakan diisi dengan beton segar sampai penuh, namun sebelum itu cetakan di
olesi oli terlebih dahulu.
3. Cetakan berisi beton segar di padatkan di atas meja penggetar, apabila adukan
beton kurang maka ditambahkan dengan bantuan sendok spesi lalu ratakan
permukaannya dengan mistar perata.
4. Timbang berat cetakan tersebut lalu dicatat.

KELOMPOK 1
KELAS 3A D4 MANAJEMEN JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

E. DATA DAN PERHITUNGAN


1. Data pengujian
Tabel 2.6 Data pengujian berat beton basah dan berat beton kering
Berat Boten
NO
Kering
1 12,06
2 12,22
3 12,14
4 12,26
5 12,16
6 12,14
7 12,10
8 12,08
9 12,02
10 12,02
Jumlah 121,2
Rata-rata 12,12

 Analisa perhitungan
C = 121,2 kg
N = 10 buah
Volume benda uji = ¼ x 3,14 x (0,15 m)2 x 0,30 m
= 0,0053 m³
rat a−rata
Berat volume beton segar =
volume beton
12 ,12
¿
0,0053
= 2286,79kg/m3 ~ 2300 kg/m3

KELOMPOK 1
KELAS 3A D4 MANAJEMEN JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

F. KESIMPULAN
Dari hasil pengujian diperoleh :
Berat beton segar = 2300 Kg/m3
Berdasarkan hasil pemeriksaaan volume beton, diperoleh nilai volume beton rata-
rata sebesar 2300 Kg/m3. Hasil yang diperoleh lebih kecil dari yang diperkirakan
pada mix design, yaitu 2350 Kg/m3

KELOMPOK 1
KELAS 3A D4 MANAJEMEN JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

3.2.5 JOB V : KUAT TEKAN BETON NORMAL


A. Tujuan
1. Melakukan pengujian kuat tekan beton.
2. Menentukan besarnya kuat tekan beton.
3. Menentukan kuat tekan karakteristik beton dan dapat menghitung sampai
mendapatkan mutu beton
B. DASAR TEORI
Pengujian kuat tekan beton dimaksudkan untuk mengetahui nilai kuat tekan beton
melalui mesin tekan beton. Besarnya kuat tekan beton ini menunjukkan baik tidaknya
mutu pelaksanaan beton. Apabila mutu pelaksanaan beton dan benar maka akan didapat
mutu beton sesuai dengan yang diinginkan. Kuat tekan juga dapat diartikan sebagai
beban persatuan luas yang menyebabkan beton hancur.
Tabel 2.7 Faktor pengali untuk deviasi standar untuk data hasil hurang dari 30
Jumlah Jumlah Faktor
Faktor pengali
benda uji benda uji pengali
Menggunakan tabel di
<10 20 1,09
bawah
10 1,36 21 1,08
11 1,31 22 1,07
12 1,27 23 1,06
13 1,24 24 1,05
14 1,21 25 1,04
15 1,18 26 1,03
16 1,16 27 1,02
17 1,14 28 1,02
18 1,12 29 1,01
19 1,11 30 1,00
Jika jumlah benda uji kurang dari 10 buah atau jika tidak tersedia data hasil
pengujian, maka nilai kekuatan di lapangan harus dilebihkan minimal dengan nilai,
sebagai berikut.

KELOMPOK 1
KELAS 3A D4 MANAJEMEN JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Kuat Tekan Karakteristik (Mpa)


Nilai Kekuatan Lebih yang Ditambahkan (Mpa)
<21 f’c + 7,0
21 – 35 f’c + 8,5
>35 atau lebih f’c + 10,0
Tabel 2.8 Perbandingan kekuatan pada umur test
Umur (Hari) 3 7 14 21 28 Rumus
yang Semen Portland Type 1 0,46 0,70 0,88 0,96 1,0 digunakan
untuk
menghitung kuat tekan beton adalah :
P
fc =
A
Dimana :
fc = Kuat tekan (N / mm2)
P = Beban yang bekerja (N)
A = Luas penampang benda uji (mm2)
Selanjutnya untuk nilai Sr dapat dihitung dengan rumus :

Sr =
√ Σ(fc−fcr) ²
n−1
Dimana :
n = Jumlah benda uji
fc = Kuat tekan beton ( N/mm2 )
fcr = Kuat tekan Rata-rata beton ( N/mm2 )

Kemudian untuk menghitung nilai margin dapat digunakan rumus :


M = (1,64 Sr) x Faktor pengali  Sr < = 40 kg/cm2 = 4 N/mm2
M = (2,64 Sr – 40 kg/cm2) x Faktor pengali  Sr > 40 kg/cm2 = 4 N/mm2

Dimana :
M = Margin
Sr = Nilai standar deviasi
Sedangkan untuk menghitung kuat tekan karakteristik (mutu) beton dapat dihitung
dengan persamaan :
f‘ c = fcr – M

KELOMPOK 1
KELAS 3A D4 MANAJEMEN JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Dimana :
f’c = Kuat tekan karakteristik (Kg/cm2)
fcr = Kuat tekan rata-rata (Kg/cm2)
M = Nilai margin (Kg/cm2)

C. ALAT DAN BAHAN


1. Alat
a. Mesin tekan
b. Timbangan
2. Bahan
a. Beton normal

D. LANGKAH KERJA
1. Pembuatan Benda Uji
a. Mengisi cetakan dengan beton segar sampai penuh.
b. Memadatkannya dengan meja getar.
c. Meratakan permukaan beton.
d. Mendiamkan beton dalam cetakan selama 24 jam dan meletakkannya pada
tempat datar.
e. Membuka cetakan dan mengeluarkan benda uji.
f. Merendam benda uji dalam bak perendaman yang berisi air agar proses
pematangan berlangsung sempurna. Perendaman dilakukan sesuai dengan umur
penekanan benda uji.
2. Penekanan Benda Uji
a. Mengeluarkan benda uji dari bak perendaman, membiarkannya ± 24 jam.
b. Menimbang berat benda uji.
c. Meletakkan benda uji pada mesin tekan.
d. Menjalankan mesin tekan sampai batas maksimum.
e. Menghitung kuat tekan beton.

KELOMPOK 1
KELAS 3A D4 MANAJEMEN JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

E. DATA DAN HASIL PERHITUNGAN


 Untuk umur 21, 28 hari
Tabel 2.9 Data pengujian kuat tekan beton normal umur 21, 28 hari.
Analisa perhitungan
tanggal umur luas (A) beban (P) koefisien fc=P/A fc-fcr (fc-fcr)²
No berat
cor test hari mm² (N) umur (N/mm²) (N/mm²) N²/m⁴
1 9/13/2023 10/3/2023 21 12.23 17671 603000 0.96 35.55 -1.44 2.08
2 9/13/2023 10/3/2023 21 12.38 17671 536000 0.96 31.60 -5.39 29.05
3 9/13/2023 10/3/2023 21 12.32 17671 548000 0.96 32.30 -4.68 21.93
4 9/13/2023 10/11/2023 28 12.21 17671 592000 1 33.50 -3.48 12.14
5 9/13/2023 10/11/2023 28 12.23 17671 785000 1 44.42 7.44 55.31
6 9/12/2023 10/3/2023 21 12.29 17671 625000 0.96 36.84 -0.14 0.02
7 9/12/2023 10/3/2023 21 12.21 17671 600000 0.96 35.37 -1.62 2.62
8 9/12/2023 10/3/2023 21 12.25 17671 621000 0.96 36.61 -0.38 0.14
9 9/12/2023 11/10/2023 28 12.17 17671 781300 1 44.21 7.23 52.24
10 9/12/2023 11/10/2023 28 12.14 17671 697300 1 39.46 2.47 6.12
jumlah 369.86 181.65
Rata-rata 36.99

 Kuat tekan
P
fc =
A
603000
=
17671
= 34,12 N/mm2
 Kuat tekan pada umur 21 hari
fc
fc =
Faktor koreksiumur
34 , 12
=
0 ,96
= 35,55 N/mm2
 Kuat tekan rata rata

fcr =
∑ kuat tekan
n
369 ,86
=
10
= 36,99 N/mm2
 Kesimpulan hasil kuat tekan yang :
- Yang dites pada umur 21 hari menyebar secara normal karena pada pembacaan beban
hasil pembacaan beban tidak terlalu jauh dengan benda uji satu dan lainnya.

KELOMPOK 1
KELAS 3A D4 MANAJEMEN JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

- Yang dites pada umur 28 hari terdapat 1 benda uji yang terlalu jauh hasilnya dengan 3
benda uji lainnya

 Menghitung devisiasi standar ( sr )

=
√ Σ(fc−fcr)2
n−1

=
√ 181.65 N ² /mm ⁴
10−1
= √ 4 , 49 N ²/ mm ⁴
= 2,11 N/mm2  Sr < 4 N/mm2
 M = (1,64 Sr) x Faktor pengali
= (1,64)x 1,36
= 2,23 N/mm2
 f’c = fcr – M
= 36,99 N/mm2– 2,23 N/mm2
= 34,76 N/mm2
F. KESIMPULAN
Dari hasil pengujian beton normal diperoleh kuat tekan karakteristik beton f’c umur
28 hari sebesar 34,76 N/mm2 < 42 N/mm2, tidak memenuhi dengan mutu beton yang
direncanakan. Dikarenakan agregat yang digunakan tidak ekonomis atau didapatkan
gradasi penggabungan yang tidak ideal.
Dari kuat tekan yang rendah dari yang direncanakan, maka dilakukan percobaan
kedua dengan menggunakan bahan tambah agar mampu mendapatkan kuat tekan yang
direncanakan, ukuran benda uji yang digunakan adalah silinder ukuran Ø15 dan bahan
tambah yang digunakan adalah bahan tambah Sikamen LN. Dan untuk mendapatkan
nilai f’c digunakan rumus :
 f’c = fcr – M
 M = (1,64 Sr) x Faktor pengali  Sr < 40 kg/cm² = 4 N/mm2
M = (2,64 Sr – 40 kg/cm2) x Faktor pengali  Sr > 40 kg/cm2 = 4 N/mm2

 Sr =
√ Σ(fc−fcr)2
n−1

KELOMPOK 1
KELAS 3A D4 MANAJEMEN JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

G. GAMBAR ALAT DAN BAHAN


1. Alat

Gambar 2.13 Alat Uji Tekan Gambar 2.14 Timbangan

2. Bahan

Gambar 2.15 Beton segar

KELOMPOK 1
KELAS 3A D4 MANAJEMEN JASA KONSTRUKSI
LABORATORIUM PENGUJIAN BETON
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

H. DOKUMENTASI

Gambar 2.17 beton setelah direndam Gambar 2.18 menimbang berat


didiamkan. beton segar

Gambar 2.19 melakukan uji tekan


dengan alat

KELOMPOK 1
KELAS 3A D4 MANAJEMEN JASA KONSTRUKSI

Anda mungkin juga menyukai