PENGUJIAN BETON
58
Tabel 2 Perkiraan Kekuatan Tekan (N/mm²) Beton Dengan Faktor air semen 0.5 dan Jenis
Semen Serta Agregat Kasar yang Biasa Digunakan di Indonesia
Kekuatan Tekan
(N/mm²) Bentuk Benda Uji
Jenis Semen Jenis Agregat
Pada Umur (hari)
3 7 28 91
Semen Portland
Tipe I Batu tak dipecahkan 17 23 33 40 silinder
atau Tipe II, V Batu pecah 19 27 37 45
Batu tak dipecahkan 20 28 40 48
kubus
Batu pecah 23 32 45 54
Semen Portland Tipe Batu tak dipecahkan 21 28 38 44
silinder
III Batu pecah 25 33 44 48
Batu tak dipecahkan 25 31 46 53
kubus
Batu pecah 30 40 53 60
59
Grafik 9 Grafik hubungan antara kuat tekan dan faktor air semen (benda uji silinder 15x15x30cm)
Tabel 3: Perkiraan Kadar air bebas (kg/mm³) yang Dibutuhkan Untuk Beberapa Tingkat
Kemudahan Pengerjaan Adukan Beton
60
Slump (mm) 0-10 10-30 30-60 60-180
ukuran besar butir
agregat maksimum Jenis agregat
Batu tak dipecahkan 150 180 205 225
10
Batu pecah 180 205 230 250
Batu tak dipecahkan 135 160 180 195
20
Batu pecah 170 190 210 225
Batu tak dipecahkan 115 140 160 175
40
Batu pecah 155 175 190 205
2 1 2 1
Kadar air bebas = Wh+ Wk= 195+ 225=130+75=205 kg/m3
3 3 3 3
Keterangan: Wh = perkiraan jumlah air untuk agregat halus
Wk = perkiraan jumlah air untuk agregat kasar pada tabel 6
61
Cara Membaca Grafik :
1. Berat jenis beton diperoleh dari nilai berat jenis agregat gabungan, yaitu 2,56 dan kadar
air bebas 205 kg/m3
2. Menarik garis ke kiri pada titik 2,56 yang terletak disebelah kanan
3. Menarik garis ke atas pada titik 205 yang terletak di bawah
4. Setelah pertemuan titik temukan, kemudian pada pertemuan titik di tarik garis ke kanan
sampai menemukan nilai berat jenis beton dan ditemukan nilai berat jenis beton adalah
2375 kg/m3
62
NO URAIAN NILAI
Kuat tekan yang kg
1 175 pada 28 hari
disyaratkan cm2
kg
2 Deviasi standar 65
cm2
kg
3 Nilai tambah (margin) 1,64 x 65 = 106,6
cm2
Kekutan rata-rata yang kg
4 175 + 106,6 = 281,6
ditargetkan cm2
5 Jenis semen Tipe I / Tiga Roda
Jenis agregat : kasar Batu pecah
6
Jenis agregat : halus Pasir alami
7 Faktor air semen bebas 0,58
8 Faktor air semen maksimal 0,6
9 Slump 75 mm
10 Ukuran agregat maksimal 20 mm
2 1 kg
11 Kadar air bebas ∗195 + ∗225 = 205 3
3 3 m
205
12 Jumlah semen =353,45
0,58
13 Jumlah semen maksimal -
kg
14 Jumlah semen minimal 215
m3
Faktor air semen
15 -
disesuaikan
Susunan besar butir
16 ZONA 4
agregat halus
17 Persen agregat halus 30 %
kg
18 BJ relatif, agregat (SSD) 2,642 3
m
kg
19 Berat jenis beton 2375 3
m
kg
20 Kadar agregat gabungan 1816,55 3
m
kg
21 Kadar agregat halus 544,965 3
m
22 Kadar agregat kasar 1271,59 kg ⁄ m3
63
Tabel 5 : Kebutuhan Benda Uji dan Proporsi Campuran
Koreksi:
64
= 1271,59 + {(1,93% -3,25) x 1271,59/100}
= 1255,441 kg/m3
Jadi, material yang dibutuhkan untuk membuat benda uji beton K-175 adalah :
4.1.5 Kesimpulan
Dari perhitungan mix design yang telah dilakukan maka untuk membuat beton
dengan kekuatan karakteristik K 175 dengan benda uji 9 buah silinder dengan Ø 15, h=
30 cm dibutuhkan proporsi campuran sbb :
1. Air = 12,30 kg
2. Agregat halus = 25,79 kg
3. Agregat Kasar = 56,49 kg
4. Semen = 15,90 kg
Sedangkan untuk membuat beton dengan kekuatan karakteristik K 175 dengan
benda uji 8 buah silinder dengan Ø 10, h= 20 cm dibutuhkan proporsi campuran sbb :
1. Air = 2,32 kg
2. Agregat halus = 9,17 kg
3. Agregat Kasar = 20,00 kg
4. Semen = 4,24 kg
65
4.2 PENGUJIAN SLUMP BETON SEGAR
4.2.1 Dasar Teori
Nilai slump beton menunjukkan tingkat/ derajat kemudahan pengerjaan yang
berkaitan erat dengan tingkat kelecakan/ keenceran adukan beton. Makin cair adukan
beton, makin mudah cara pengerjaannya, dan sebaliknya.
4.2.2 Tujuan
Untuk mengetahui kekentalan adukan yang dikerjakan, apakah sesuai dengan
perencanaan atau lebih besar / lebih kecil.
4.2.3 Peralatan
a. Cetakan berupa kerucut terpancung
b. Tongkat pemadat
c. Pelat logam
d. Sendok cekung dan sendok spesi
e. Penggaris
66
c. Memasukkan campuran beton segar ke dalam cetakan sampai penuh dalam tiga
lapis, tiap lapis diisi 1/3 isi cetakan dan dipadatkan dengan tongkat pemadat
sebanyak 25 kali tusukan secara merata.
d. Meratakan permukaan dengan tongkat pemadat, tunggu selama 30 detik. Bersihkan
sekitar cetakan dari adukan beton yang jatuh.
e. Lalu Mengangkat cetakan ke atas secara tegak lurus.
f. Meletakkan cetakan di sebelah benda uji
g. Mengukur nilai slump menggunakan penggaris.
4.2.7 Kesimpulan
Dari pengujian slump beton segar diperoleh nilai slump Ø 15, h= 30 cm adalah
3,875 cm. Sedangkan nilai slump Ø 10, h= 20 cm adalah 2,95 cm. Jika nilai slump
yang lebih kecil dari pelaksanaan maka campuran beton lebih kental, sehingga kuat
tekan yang dicapai harus lebih besar dari kuat tekan yang disyratkan di perencanaan.
67
4.2.8 Gambar Peralatan
Gambar 60 : Penggaris
Fungsi : untuk mengukur ketinggian
slump
68
4.3 PENGUJIAN BOBOT ISI BETON SEGAR
4.3.1 Dasar Teori
Berat isi beton adalah berat beton persatuan volume. Sedangkan banyaknya beton per
sak adalah untuk mengetahui banyaknya adukan beton yang dihasilkan dari satu sak semen.
4.3.2 Tujuan
Untuk menentukan bobot isi dan banyaknya beton per sak semen.
4.3.3 Peralatan
a. Timbangan
b. Tongkat pemadat
c. Sendok cekung atau sendok spesi
d. Takaran/ Mould
69
4.3.6 Data Hasil Pengujian
4.3.8 Kesimpulan
Dari pengujian bobot isi beton segar diperoleh data untuk silinder dengan Ø 15,
h= 30 cm bobot isi beton segar padat = 2,42 kg/l dan bobot isi beton segar lepas = 2,32
kg/l. Sedangkan untuk silinder dengan Ø 10, h= 20 cm bobot isi beton segar padat =
1,75 kg/l dan bobot isi beton segar lepas = 1,54 kg/l.
70
4.3.9 Gambar Peralatan
71
4.4 PENGUJIAN KADAR UDARA DALAM BETON
4.4.1 Dasar Teori
Ada dua jenis udara didalam beton, yaitu udara entrain dan udara yang
terjebak. Pemeriksaan ini adalah untuk keduanya.Kadar udara dalam beton dinyatakan
dalam persen (%) terhadap volume beton, meskipun udaranya hanya terdapat dalam
pasta semen.
4.4.2 Tujuan
Untuk menentukan persentase kadar udara yang ada dalam adukan beton.
4.4.3 Peralatan
a. Satu set alat pengukur udara dalam beton
b. Tongkat pemadat
c. Pompa tangan/ compressor
d. Sendok cekung dan sendok spesi
72
g. Memasukkan udara dengan kompresor sambil melihat dial pengukur pada alat
tersebut.
h. Pada saat yang sama, membaca dan mencatat ketinggian air pada tabung. Nilai
tersebut menunjukkan prosentase kadar udara dalam adukan beton.
4.4.7 Kesimpulan
Dari pengujian yang dilakuan, kadar udara yang didapat adalah 4,25 %, memenuhi
standar kadar udara yaitu antara 1-5%. Sehingga dapat disimpulkan semakin besar kadar
udara semakin banyak pori / rongga udara dalam beton tersebut.
4.4.8 Gambar Peralatan
73
4.5 PENGUJIAN KEKUATAN TEKAN BETON
4.5.1 Dasar Teori
Salah satu kelebihan bahan beton ini adalah kekuatannya yang jauh lebih
besar bila dibandingkan kuat tariknya, dengan demikian kuat tekan ini merupakan
karakteristik mekanis yang lebih penting dipertimbangkan daripada kuat tariknya.
Kekuatan tekan beton didefinisikan sebagai tegangan tekan maksimum yang dapat
ditahan oleh bahan beton akibat beban luar.
Secara praktis kuat tekan beton dipengaruhi oleh beberapa factor diantaranya
perbandingan semen agregat, gradasi agregat, bentuk permukaan agregat, kekuatan dan
kekakuan agregat, ukuran maksimum agregat, tingkat/ derajat pemadatan, jenis dan
kualitas semen, umur, perawatan, suhu dan jenis besarnya bahan tambahan campuran
serta mineral pembentuk agregat.
Penambahan kekuatan tekan beton sangat bervariasi, dari umur muda sampai
dengan umur 28 hari, penambahan kekuatan tekan adalah besar. Namun, setelah umur
28 hari variasi penambahan kekuatan tekan ini masih ada tapi jauh lebih kecil bila
dibandingkan dengan umur sebelum 28 hari. Dengan demikian umur 28 hari dipakai
sebagai patokan untuk menentukan kekuatan tekan beton atau biasa disebut sebagai
Kuat Tekan Karakteristik.
4.5.2 Tujuan
Untuk menentukan dan menghitung kuat tekan beton.
4.5.3 Peralatan
a. Cetakan silinder
b. Timbangan
c. Tongkat pemadat
d. Bak pengaduk
e. Mesin tekan
f. Satu set alat pelapis
g. Ember, sekop, sendok spesi, perata/spatula, dan talam.
h. Satu set alat pemeriksa slump dan bobot isi beton.
74
4.5.4 Benda uji
Adukan beton segar
75
Data Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton ø 10
Berat
Berat Benda
Umur Penyerapan
No. Benda Uji Uji P (N)
(hari) (%)
Ø (kg) setelah
direndam
3,4 3,6 88000 2,86
1 10 28
3,4 3,6 88000 2,86
2 10 28
Standar Deviasi =
fcr=
Σfci
→ fcr=
√ ∑ (fci−fcr) ²
62,24
1
n−1
=
→ fcr=20,75 Mpa
√ 0,4131
2
= 0,4545
n 3
f ' c=fcr−( 1.64 x SD )=20,75−( 1.64 x 0,4545 )=20,0046 Mpa
f ' c≥f ' c
20,0046 ≥ 17,5 Mpa
Keterangan:
fcr : Kuat Tekan Karateristik Beton (Mpa¿
fci : Kuat Tekan Masing-masing individu(Mpa ¿
f ' c : Kuat Tekan yang disyaratkan (Mpa ¿
Standar Deviasi (SD) : Nilai penyimpangan
76
4.5.8 Kesimpulan
Menurut hasil uji, diperoleh Kuat Tekan Beton sebesar 18,00 Mpa lebih besar dari
Kuat Tekan yang direncanakan. Yang berarti K 175 yang direncanakan tercapai.Untuk
beton pada umur 28 hari sebesar 12,48 Mpa.
Sedangkan beton dengan Ø 10 pada umur 28 hari besar penyerapannya adalah 2,86%.
Untuk beton pada umur 35 hari penyerapannya sebesar 8,82 %.
77
78