Anda di halaman 1dari 21

BAB IV

PENGUJIAN BETON

4.1 PERHITUNGAN MIX DESAIN


4.1.1 Dasar Teori
Beton adalah campuran antara PC, air, agregat halus dan agregat kasar
membentuk masa padat. Perencanaan campuran beton adalah cara untuk menentukan
proporsi campuran bahan beton. Perhitungan yang digunakan adalah standar SK SNI –
15 – 1990 – 03.

4.1.2 Tujuan Pengujian


Perhitungan ini dilakukan untuk menentukan banyaknya semen, air, pasir dan
kerikil yang dibutuhkan untuk membuat adukan beton yang sesuai dengan mutu yang
direncanakan yaitu K 175.

4.1.3 Tabel dan Grafik


Dari perhitungan analisa saringan gabungan dari bab pengujian agregat
sebelumnya didapat perbandingan agregat halus dan agregat kasar adalah 30% : 70%
dan susunan butiran agregat halus yang didapat adalah pasir zone I.

Tabel 1 Faktor Pengali Untuk Deviasi Standar

Jumlah Pengujian Faktor Pengali Deviasi Standar


Kurang dari 15 1.64
15 1.16
20 1.08
25 1.03

30 atau lebih 1.00

58
Tabel 2 Perkiraan Kekuatan Tekan (N/mm²) Beton Dengan Faktor air semen 0.5 dan Jenis
Semen Serta Agregat Kasar yang Biasa Digunakan di Indonesia

Kekuatan Tekan
(N/mm²) Bentuk Benda Uji
Jenis Semen Jenis Agregat
Pada Umur (hari)
3 7 28 91  
Semen Portland
Tipe I Batu tak dipecahkan 17 23 33 40 silinder
atau Tipe II, V Batu pecah 19 27 37 45
  Batu tak dipecahkan 20 28 40 48
kubus
  Batu pecah 23 32 45 54
Semen Portland Tipe Batu tak dipecahkan 21 28 38 44
silinder
III Batu pecah 25 33 44 48
  Batu tak dipecahkan 25 31 46 53
kubus
  Batu pecah 30 40 53 60

Cara membaca tabel :


a. Pada kolom pertama, menentukan jenis semen.
b. Pada kolom kedua, menentukan jenis agregat kasar disesuaikan dengan bentuk benda
uji yang dipakai
c. Pada kolom ketiga, menentukan kekuatan umur rencana yang disesuaikan dengan jenis
agregat kasar yang dipakai yaitu batu pecah serta bentuk benda uji yang dipakai yakni
berbentuk kubus.
d. Sehingga dari tabel di atas menunjukkan kuat tekan beton berbentuk silinder pada
umur 28 hari adalah 37 N/mm²

Semen type I,II dan IV


Semen type III

59
Grafik 9 Grafik hubungan antara kuat tekan dan faktor air semen (benda uji silinder 15x15x30cm)

Cara membaca grafik :


a. Tentukan Perkiraan Kekuatan Tekan Beton (N/mm²) Dengan Faktor air semen, Jenis
Semen,dan Agregat Kasar sesuai umur yang direncanakan, Yaitu : sebesar 37 N/mm².
b. Hubungkan garis lurus dari kuat tekan yang direncanakan sampai memotong di 0.58
dari Faktor Air Semen (FAS)
c. Pindahkan kurva 28 hari sampai pada perpotongan, Lalu tarik garis lurus kebawah,
hingga didapat angka FAS.

Tabel 3: Perkiraan Kadar air bebas (kg/mm³) yang Dibutuhkan Untuk Beberapa Tingkat
Kemudahan Pengerjaan Adukan Beton

60
Slump (mm) 0-10 10-30 30-60 60-180
ukuran besar butir
agregat maksimum Jenis agregat        
Batu tak dipecahkan 150 180 205 225
10
Batu pecah 180 205 230 250
Batu tak dipecahkan 135 160 180 195
20
Batu pecah 170 190 210 225
Batu tak dipecahkan 115 140 160 175
40
Batu pecah 155 175 190 205

Cara Membaca Tabel :


Menentukan kadar air bebas harus diperhitungkan berdasarkan nilai slump yang
ditentukan 60 – 80 mm dan nilai slump yang ditentukan adalah 100 mm. Baris ukuran agregat
maksimum 30 mm, (baris ukuran agregat maksimum 30 mm didapat dari baris ukuran agregat
maksimum 20 dan 40 mm). Agregat campuran (tak dipecah dan dipecah), dapat dihitung
dengan rumus :
2 1 2 1
(W1 = W. Halus + W. Kasar) + (W2 = W. Halus + W. Kasar), setelah W1
3 3 3 3
dan W2 dijumlahkan kemudian mencari nilai total W, dapat dihitung dengan rumus :
W 1+W 2
Wtotal =
2

2 1 2 1
Kadar air bebas = Wh+ Wk= 195+ 225=130+75=205 kg/m3
3 3 3 3
Keterangan: Wh = perkiraan jumlah air untuk agregat halus
Wk = perkiraan jumlah air untuk agregat kasar pada tabel 6

BJ relatif agregat SSD = (30% x BJ agregat halus) + (70% x BJ agregat kasar)


= (30% x 2,81) + (70% x2,57)
= 0,843 + 1,799
= 2,642
Grafik 10. Grafik perkiraan berat jenis beton basah yang dimanfaatkan secara penuh

61
Cara Membaca Grafik :
1. Berat jenis beton diperoleh dari nilai berat jenis agregat gabungan, yaitu 2,56 dan kadar
air bebas 205 kg/m3
2. Menarik garis ke kiri pada titik 2,56 yang terletak disebelah kanan
3. Menarik garis ke atas pada titik 205 yang terletak di bawah
4. Setelah pertemuan titik temukan, kemudian pada pertemuan titik di tarik garis ke kanan
sampai menemukan nilai berat jenis beton dan ditemukan nilai berat jenis beton adalah
2375 kg/m3

Tabel 4 : Daftar kebutuhan dan perhitungan Perencanaan Campuran Beton

62
NO URAIAN NILAI
Kuat tekan yang kg
1 175 pada 28 hari
disyaratkan cm2
kg
2 Deviasi standar 65
cm2
kg
3 Nilai tambah (margin) 1,64 x 65 = 106,6
cm2
Kekutan rata-rata yang kg
4 175 + 106,6 = 281,6
ditargetkan cm2
5 Jenis semen Tipe I / Tiga Roda
Jenis agregat : kasar Batu pecah
6
Jenis agregat : halus Pasir alami
7 Faktor air semen bebas 0,58
8 Faktor air semen maksimal 0,6
9 Slump 75 mm
10 Ukuran agregat maksimal 20 mm
2 1 kg
11 Kadar air bebas ∗195 + ∗225 = 205 3
3 3 m
205
12 Jumlah semen =353,45
0,58
13 Jumlah semen maksimal -
kg
14 Jumlah semen minimal 215
m3
Faktor air semen
15 -
disesuaikan
Susunan besar butir
16 ZONA 4
agregat halus
17 Persen agregat halus 30 %
kg
18 BJ relatif, agregat (SSD) 2,642 3
m
kg
19 Berat jenis beton 2375 3
m
kg
20 Kadar agregat gabungan 1816,55 3
m
kg
21 Kadar agregat halus 544,965 3
m
22 Kadar agregat kasar 1271,59 kg ⁄ m3

63
Tabel 5 : Kebutuhan Benda Uji dan Proporsi Campuran

Agregat halus Agregat Kasar


Proporsi Campuran PC (kg) Air (kg)
(kg) (kg)
Tiap m³ 353,45 205 544,965 1271,59

4.1.4 Analisa dan Perhitungan


Proporsional bahan campuran beton /m3 :
1. Air = 205 kg/m3
2. Agregat Halus = 544,965 kg/m3
3. Agregat Kasar = 1271,59 kg/m3
4. Semen = 353,45 kg/m3

Perhitungan volume beton :

1. Benda uji 9 silinder dengan Ø 15, h= 30 cm = 9 (πx0,0752x30) = 0,045 m3


2. Benda uji 8 silinder dengan Ø 10, h= 20 cm = 8 (πx0,0052x30) = 0,016 m3

Koreksi:

1. Air = B - {(k-Ca) x C/100 + (Dk - Da) x D/100}


= 205 – {(7,5% – 2,33%) x 544,965/100 + (1,93% – 3,2%) x 1271,59/100
= 192,974 kg/m3

2. AH = C +{(k – Ca) x C/100}


= 544,965 + {(7,5% - 2,33%) x 544,965/100
= 573,14 kg/m3

3. AK = D + {(Dk – Da) x D/100}

64
= 1271,59 + {(1,93% -3,25) x 1271,59/100}
= 1255,441 kg/m3

4. Semen = 353,45 kg/m3

Jadi, material yang dibutuhkan untuk membuat benda uji beton K-175 adalah :

No. Material Silinder Ø 15, h= 30 cm Silinder Ø 10, h= 20 cm

1 Air 0,045 x 205 = 12,30 kg 0,016 x 205 = 2,32 kg

2 Agregat Halus 0,045 x 573,14 = 25,79 kg 0,016 x 573,14 = 9,17 kg

3 Agregat Kasar 0,045 x 1255,41= 56,49 kg 0,016 x 1255,41= 20,00 kg

4 Semen 0,045 x 353,45= 15,90 kg 0,016 x 353,45= 4,24 kg

4.1.5 Kesimpulan
Dari perhitungan mix design yang telah dilakukan maka untuk membuat beton
dengan kekuatan karakteristik K 175 dengan benda uji 9 buah silinder dengan Ø 15, h=
30 cm dibutuhkan proporsi campuran sbb :
1. Air = 12,30 kg
2. Agregat halus = 25,79 kg
3. Agregat Kasar = 56,49 kg
4. Semen = 15,90 kg
Sedangkan untuk membuat beton dengan kekuatan karakteristik K 175 dengan
benda uji 8 buah silinder dengan Ø 10, h= 20 cm dibutuhkan proporsi campuran sbb :
1. Air = 2,32 kg
2. Agregat halus = 9,17 kg
3. Agregat Kasar = 20,00 kg
4. Semen = 4,24 kg

65
4.2 PENGUJIAN SLUMP BETON SEGAR
4.2.1 Dasar Teori
Nilai slump beton menunjukkan tingkat/ derajat kemudahan pengerjaan yang
berkaitan erat dengan tingkat kelecakan/ keenceran adukan beton. Makin cair adukan
beton, makin mudah cara pengerjaannya, dan sebaliknya.

4.2.2 Tujuan
Untuk mengetahui kekentalan adukan yang dikerjakan, apakah sesuai dengan
perencanaan atau lebih besar / lebih kecil.

4.2.3 Peralatan
a. Cetakan berupa kerucut terpancung
b. Tongkat pemadat
c. Pelat logam
d. Sendok cekung dan sendok spesi
e. Penggaris

4.2.4 Benda Uji


Adukan beton segar

4.2.5 Prosedur Pelaksanaan


a. Membasahi cetakan dan plat.
b. Meletakkan cetakan kerucut terpancung di atas plat

66
c. Memasukkan campuran beton segar ke dalam cetakan sampai penuh dalam tiga
lapis, tiap lapis diisi 1/3 isi cetakan dan dipadatkan dengan tongkat pemadat
sebanyak 25 kali tusukan secara merata.
d. Meratakan permukaan dengan tongkat pemadat, tunggu selama 30 detik. Bersihkan
sekitar cetakan dari adukan beton yang jatuh.
e. Lalu Mengangkat cetakan ke atas secara tegak lurus.
f. Meletakkan cetakan di sebelah benda uji
g. Mengukur nilai slump menggunakan penggaris.

4.2.6 Data Hasil Pengujian

Tabel 6: Data Pengujian Slump Beton Segar

Pemeriksaa Slump (cm)


n Ø 15, h= 30 cm Ø 10, h= 20 cm
1 3 3
2 4,5 2,6
3 4 3,4
4 3,5 2,8
Rata-rata 3,875 2,95

Gambar 55: Pengujian Slump Beton Segar

4.2.7 Kesimpulan
Dari pengujian slump beton segar diperoleh nilai slump Ø 15, h= 30 cm adalah
3,875 cm. Sedangkan nilai slump Ø 10, h= 20 cm adalah 2,95 cm. Jika nilai slump
yang lebih kecil dari pelaksanaan maka campuran beton lebih kental, sehingga kuat
tekan yang dicapai harus lebih besar dari kuat tekan yang disyratkan di perencanaan.

67
4.2.8 Gambar Peralatan

Gambar 56 : Kerucut terpancung Gambar 57 : Tongkat Penumbuk


Fungsi : untuk cetakan slump beton Fungsi : untuk memadatkan benda uji

Gambar 58 : Plat Baja Gambar 59 : Sendok pasir


Fungsi : untuk tatakan benda uji Fungsi : memasukkan
benda uji ke cetakan

Gambar 60 : Penggaris
Fungsi : untuk mengukur ketinggian
slump

68
4.3 PENGUJIAN BOBOT ISI BETON SEGAR
4.3.1 Dasar Teori
Berat isi beton adalah berat beton persatuan volume. Sedangkan banyaknya beton per
sak adalah untuk mengetahui banyaknya adukan beton yang dihasilkan dari satu sak semen.

4.3.2 Tujuan
Untuk menentukan bobot isi dan banyaknya beton per sak semen.

4.3.3 Peralatan
a. Timbangan
b. Tongkat pemadat
c. Sendok cekung atau sendok spesi
d. Takaran/ Mould

4.3.4 Benda Uji


Adukan beton segar

4.3.5 Prosedur Pelaksanaan


a. Meniimbang berat mould.
b. Perlakuan Padat : Memasukkan adukan beton, lalu di tusuk menggunakan tongkat
pemadat.. Lalu timbang.
Perlakuan Lepas : Memasukkan adukan beton secara pelan dan tanpa di tekan.Lalu
timbang.
c. Menghitung berat benda uji
d. Memasukkan air kedalam mould, lalu timbang.
e. Menghitung volume muold atau berat air.

69
4.3.6 Data Hasil Pengujian

Tabel 7 : Data Pengujian Bobot Isi Beton Segar


Benda Uji (kg)
Pemeriksaan Ø 15, h= 30 cm Ø 10, h= 20 cm
Padat Lepas Padat Lepas
Berat mould A 3,40 3,40 3,40 3,40
Berat mould + benda uji B 10,30 10,00 8,40 7,80
Berat benda uji W1 = B – A 6,90 6,60 5,00 4,40
Berat mould + air C 6,25 6,25 6,25 6,25
air (V mould) V=C–A 2,85 2,85 2,85 2,85
Bobot Isi beton D 2,42 kg/l 2,32 kg/l 1,75 kg/l 1,54 kg/l

4.3.7 Analisa Dan Perhitungan


Berat Isi Beton (D)
W1
D=
V
Keterangan: W1 = Berat benda uji (kg)
V = Volume/ isi takaran (liter)
D = Bobot/ berat isi beton (kg/l)

4.3.8 Kesimpulan
Dari pengujian bobot isi beton segar diperoleh data untuk silinder dengan Ø 15,
h= 30 cm bobot isi beton segar padat = 2,42 kg/l dan bobot isi beton segar lepas = 2,32
kg/l. Sedangkan untuk silinder dengan Ø 10, h= 20 cm bobot isi beton segar padat =
1,75 kg/l dan bobot isi beton segar lepas = 1,54 kg/l.

70
4.3.9 Gambar Peralatan

Gambar 61 : Timbangan Gambar 62: Penumbuk


Fungsi : digunakan untuk Fungsi : digunakan untuk menumbuk
menimbang benda uji adukan beton agar padat

Gambar 63 : Sendok Gambar 64 : Mould


Fungsi : Digunakan untuk memasukkan Fungsi : digunakan untuk wadah menimbang
adukan beton ke wadah mould adukan beton

71
4.4 PENGUJIAN KADAR UDARA DALAM BETON
4.4.1 Dasar Teori
Ada dua jenis udara didalam beton, yaitu udara entrain dan udara yang
terjebak. Pemeriksaan ini adalah untuk keduanya.Kadar udara dalam beton dinyatakan
dalam persen (%) terhadap volume beton, meskipun udaranya hanya terdapat dalam
pasta semen.

4.4.2 Tujuan
Untuk menentukan persentase kadar udara yang ada dalam adukan beton.

4.4.3 Peralatan
a. Satu set alat pengukur udara dalam beton
b. Tongkat pemadat
c. Pompa tangan/ compressor
d. Sendok cekung dan sendok spesi

4.4.4 Benda Uji


Adukan beton segar

4.4.5 Prosedur Pelaksanaan


a. Mengambil adukan beton segar.
b. Memaasukkan ke dalam silinder alat pengujian kadar udara dengan pelan dan tanpa
ditekan dalam 3 lapis, dimana tiap lapis dipadatkan dengan menggunakan tongkat
pemadat sebanyak 25 kali tusukan secara merata.
c. Meratakan permukaan benda uji dan bersihkan bagian tepi silinder dari adukan
yang menempel.
d. Meletakkan plat bulat di atas permukaan benda uji.
e. Memasang penutup silinder yang telah dilengkapi dengan dial pengukur tekanan
angin.
f. Mengisi tabung dengan air menggunakan selang sampai pada bacaan nol.

72
g. Memasukkan udara dengan kompresor sambil melihat dial pengukur pada alat
tersebut.
h. Pada saat yang sama, membaca dan mencatat ketinggian air pada tabung. Nilai
tersebut menunjukkan prosentase kadar udara dalam adukan beton.

4.4.6 Data Hasil Pengujian


Terbaca pada tabung kadar udara adukan beton segar adalah 4,25 %

4.4.7 Kesimpulan
Dari pengujian yang dilakuan, kadar udara yang didapat adalah 4,25 %, memenuhi
standar kadar udara yaitu antara 1-5%. Sehingga dapat disimpulkan semakin besar kadar
udara semakin banyak pori / rongga udara dalam beton tersebut.
4.4.8 Gambar Peralatan

Gambar 65 : Air Entrainment Meter


Fungsi : digunakan untuk mengetahui Gambar 66 : Penumbuk
kadar udara beton Fungsi : digunakan untuk menumbuk
adukan beton agar padat

Gambar 67 : Kompresor Gambar 68 : Sendok


Fungsi : digunakan untuk menekan air pada Fungsi : digunakan untuk memasukkan
pengujian kadar udara didalam beton adukan beton ke wadah mould

73
4.5 PENGUJIAN KEKUATAN TEKAN BETON
4.5.1 Dasar Teori
Salah satu kelebihan bahan beton ini adalah kekuatannya yang jauh lebih
besar bila dibandingkan kuat tariknya, dengan demikian kuat tekan ini merupakan
karakteristik mekanis yang lebih penting dipertimbangkan daripada kuat tariknya.
Kekuatan tekan beton didefinisikan sebagai tegangan tekan maksimum yang dapat
ditahan oleh bahan beton akibat beban luar.
Secara praktis kuat tekan beton dipengaruhi oleh beberapa factor diantaranya
perbandingan semen agregat, gradasi agregat, bentuk permukaan agregat, kekuatan dan
kekakuan agregat, ukuran maksimum agregat, tingkat/ derajat pemadatan, jenis dan
kualitas semen, umur, perawatan, suhu dan jenis besarnya bahan tambahan campuran
serta mineral pembentuk agregat.
Penambahan kekuatan tekan beton sangat bervariasi, dari umur muda sampai
dengan umur 28 hari, penambahan kekuatan tekan adalah besar. Namun, setelah umur
28 hari variasi penambahan kekuatan tekan ini masih ada tapi jauh lebih kecil bila
dibandingkan dengan umur sebelum 28 hari. Dengan demikian umur 28 hari dipakai
sebagai patokan untuk menentukan kekuatan tekan beton atau biasa disebut sebagai
Kuat Tekan Karakteristik.

4.5.2 Tujuan
Untuk menentukan dan menghitung kuat tekan beton.

4.5.3 Peralatan
a. Cetakan silinder
b. Timbangan
c. Tongkat pemadat
d. Bak pengaduk
e. Mesin tekan
f. Satu set alat pelapis
g. Ember, sekop, sendok spesi, perata/spatula, dan talam.
h. Satu set alat pemeriksa slump dan bobot isi beton.

74
4.5.4 Benda uji
Adukan beton segar

4.5.5 Prosedur Pelaksanaan


A. Pembuatan Beton Bentuk Silinder
a. Memasukkan adukan kedalam cetakan silinder
b. Memadatkan menggunakan tongkat pemadat, Lalu ratakan permukaannya.
c. Meletakkan di alat penggetar
d. Mendiamkan selama 24 jam hingga kering. Lalu lepaskan dari cetakan.
B. Pengujian Kuat Tekan
a. Meletakkan benda uji pada mesin tekan secara sentries
b. Menjalankan mesin tekan dengan penambahan beban secara konstan, berkisar
6 kg/cm2 per detik
c. Melakukan pemebebanan sampai benda uji menjadi hancur dan catatlah beban
maksimum yang terjadi selama pemeriksaan benda uji
d. Menggambar bentuk pecah/retakan yang terjadi dan catatlah keadaan benda
uji.

4.5.6 Data Hasil Pengujian


Berat
Umur fci fcr (Mpa)
No. Benda Uji P (N) S f ’c ( Mpa)
(hari) (Mpa)
Ø (kg)
12,1 358000 17,83 18,26 0,160 18,00
1 15 14
12,3 374000 18,62 18,26 0,160 18,00
2 15 14
12,3 368000 18,33 18,26 0,160 18,00
3 15 14
Jumlah 54,78

12,2 450000 25,46 23,22 6,55 12,48


4 15 28
12,2 361000 20,43 23,22 6,55 12,48
5 15 28
12,1 420000 23,77 23,22 6,55 12,48
6 15 28
Jumlah 69,66

Data Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton ø 15

75
Data Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton ø 10

Berat
Berat Benda
Umur Penyerapan
No. Benda Uji Uji P (N)
(hari) (%)
Ø (kg) setelah
direndam
3,4 3,6 88000 2,86
1 10 28
3,4 3,6 88000 2,86
2 10 28

3 10 28 3,4 3,6 70000 2,86

3,4 3,7 80000 8,82


4 10 35
3,4 3,7 100000 8,82
5 10 35
3,4 3,7 70000 8,82
6 10 35

4.5.7 Analisa Dan Perhitungan

Standar Deviasi =

fcr=
Σfci
→ fcr=
√ ∑ (fci−fcr) ²

62,24
1
n−1
=

→ fcr=20,75 Mpa  
√ 0,4131
2
= 0,4545

n 3
f ' c=fcr−( 1.64 x SD )=20,75−( 1.64 x 0,4545 )=20,0046 Mpa
f ' c≥f ' c
20,0046 ≥ 17,5 Mpa

Keterangan:
fcr : Kuat Tekan Karateristik Beton (Mpa¿
fci : Kuat Tekan Masing-masing individu(Mpa ¿
f ' c : Kuat Tekan yang disyaratkan (Mpa ¿
Standar Deviasi (SD) : Nilai penyimpangan

76
4.5.8 Kesimpulan
Menurut hasil uji, diperoleh Kuat Tekan Beton sebesar 18,00 Mpa lebih besar dari
Kuat Tekan yang direncanakan. Yang berarti K 175 yang direncanakan tercapai.Untuk
beton pada umur 28 hari sebesar 12,48 Mpa.
Sedangkan beton dengan Ø 10 pada umur 28 hari besar penyerapannya adalah 2,86%.
Untuk beton pada umur 35 hari penyerapannya sebesar 8,82 %.

4.5.9 Gambar Peralatan

Gambar 69 : Cetakan Kubus Gambar 70 : Mesin Penekan


Fungsi : digunakan untuk mencetak Fungsi : digunakan untuk menekan
adukan beton beton

77
78

Anda mungkin juga menyukai