PEMADATAN TANAH
(SOIL COMPACTION)
CAPAIAN PEMBELAJARAN :
Setelah mempelajari bab ini mahasiswa dapat melaksanakan pengujian pemadatan tanah dengan
prosedur yang benar, dapat menggambarkan grafik hubungan antara berat isi kering dengan
kadar air untuk energi pemadatan tertentu, serta dapat menentukan nilai berat isi kering
maximum (MDD, ᵧdry maks) dan nilai kadar air optimum (OMC, wopt).
7.1 PENDAHULUAN
Pemadatan (compaction) adalah proses merapatkan butiran tanah secara mekanis yang
menyebabkan keluarnya udara dari ruang pori sehingga meningkatkan kepadatan tanah.
Selain sebagai landasan pondasi struktur diatasnya, tanah dalam bidang Teknik Sipil,
digunakan pula sebagai bahan onstruksi/timbunan (construction/fill material). Salah satu upaya
untuk meningkatkan sifat fisik tanah tersebut adalah dengan cara memadatkannya dengan
tujuan :
1. Meningkatkan kekuatan geser tanah
2. Memperkecil nilai permeabilitas tanah k=f(e)
3. Memperkecil nilai pemampatan tanah S=f(e)
Faktor-faktor yang memperngaruhi hasil dari suatu proses pemadatan antara lain : besarnya
energy pemadatan, kandungan air dalam tanah serta jenis tanah.
Beberapa istilah penting yang sering dijumpai dalam pengujian pemadatan di laboratorium,
yakni :
Kadar air optimum (Optimum Moisture Content, OMC) adalah kadar air dari suatu sampel
tanah yang jika dipadatkan dengan energy pemadatan tertentu, akan menghasilkan nilai
kepadatan maksimum (ᵧdry maks).
Kepadatan kering maksimum (Maximum Dry Density, ᵧdry maks) adalah kepadatan kering yang
dipadatkan jika suatu sampel tanah dengan kadar air optimum dipadatkan dengan energy
tertentu.
Pemadatan relative (Relative Compaction) adalah prosentase perbandingan antara ᵧdry yang
dicapai di lapangan terhadap ᵧdry maks yang didapat dari pengujian di laboratorium
Garis kejenuhan (Sartuation/Zero Air Voids Line, ZAVC) adalah garis yang menunjukkan
hubungan antara ᵧdry dan kadar air (w) untuk tanah dalam keadaan jenuh.
Pelaksanaan pemadatan di lapangan umumnya dapat dilakukan melalui beberapa cara, antara
lain : dengan cara menggilas secara statis/dinamis, penggetran (khususnya untuk tanah berbutir)
dan lain sebagainya.
Dalam table 7.1 diberikan beberapa alternative cara pengujian di laboratorium dimana cara
yang digunakan harus disebutkan dalam pelaporan.
7.2 PERALATAN
1. Cetakan (mould) dengan diameter ± 102 mm dan ± 152 mm
2. Alat penumbuk (hammer) dengan berat 2,5 kg dan 4,54 kg
3. Ayakan N0.4 (#4,75 mm) atau ¾ (#19mm)
4. Timbangan dengan ketelitian 1,0 gram
5. Jangka sorong (caliper)
6. Alat pengeluar sampel tanah (extruder)
7. Oven dengan pengatur suhu dan peralatan penentuan kadar air
8. Alat perata (straight edge), talam, mistar, palu karet, dan tempat sampel.
V = volume cetakan
3. Menggambarkan grafik hubungan antara berat isi kering tanah ᵞdry dan kadar air (w)
kemudian mendapatkan nilai berat isi kering tanah maksimum (MDD, ᵞ dry maks) dan kadar
air optimum (OMC, wopt) dari grafik dibawah ini.