PENGUJIAN ASPAL
5.2.2 Tujuan
Tujuan dilakukannya pengujian ini adalah:
a. Menentukan titik lembek aspal keras berkisar antara 30°C sampai 200°C
b. Menjelaskan prosedur pengujian titik lembek dengan baik dan benar.
5.2.7 Kesimpulan
Dari hasil pengujian, didapatkan nilai titik lembek untuk dua benda uji yaitu
suhu 47°C dan suhu 48°C dimana selisih untuk perbedaan dua benda uji 1°C.
5.3.2 Tujuan
Pengujian ini dilakukan untuk :
a. Menentukan nilai penetrasi pada aspal.
b. Menjelaskan prosedur pelaksanaan uji penetrasi dengan menggunakan jarum pebetrasi
tertentu, beban dan waktu tertentu ke dalam aspal dengan suhu tertentu.
1 95,00 98,50
2 99,00 107,50
3 106,00 99,50
4 98,00 100,50
5 92,00 102,00
6 106,00 96,00
7 101,00 100,00
8 94,5,00 104,00
9 101,00 116,00
10 109,00 126,00
Rata-Rata 102,575
5.3.7 Kesimpulan
Dari hasil praktikum di laboratorium ,rata-rata penetrasi aspal dari dua benda uji
adalah 102,575 dengan angka penetrasi 85-100 (AC pen 85/100)
Gambar 85 : Nampan
Fungsi : untuk merendam benda uji
5.3 PENGUJIAN BERAT JENIS ASPAL KERAS
5.1.1 Dasar Teori
Relatif density atau berat jenis aspal keras tanpa menggunakan campuran, berkisar
antara 1,025 – 1,035 pada suhu 25°C. Semakin keras aspal umumnya berat jenisnya semakin
tinggi. Berat jenis dapat dipengaruhi oleh perubahan suhu dan pemuaian yang dapat
menyebabkan terjadinya perubahan volume.
5.1.2 Tujuan
Uji coba ini dilakukan untuk :
1. Menentukan nilai berat jenis aspal keras dengan menggunakan piknometer.
2. Menjelaskan pelaksanaan pengujian berat jenis aspal keras dengan benar.
3. Membandingkan antara berat aspal keras dengan berat air suling dengan isi yang sama
pada suhu tertentu.
BENDA UJI
PEMERIKSAAN
I II
Berat Piknometer + Penutup (A) 27,8 27,4
Berat Piknometer + Air + Penutup (B) 77,6 77,0
Berat Piknometer + Aspal + Penutup (C) 64,7 69,3
Berat Piknometer + Aspal + Air + Penutup (D) 78,9 81,1
(C− A)
Berat Jenis Aspal : 1,04 1,11
( B−A )−( D−C )
Berat Jenis Aspal Rata-Rata 1,075
(64,7 - 27,8)
=
( 77,6−27,8 )−(78,9−64,7)
= 1,04
2. Benda Uji II
(C-A)
Berat Jenis aspal =
( B−A )−(D−C )
(69,3-27,4)
=
( 77,0−27,4 )−(81,1−69,3)
= 1,11
5.1.8 Kesimpulan
Dari pengujian berat jenis aspal yang dilakukan, diperoleh nilai berat jenis
rata-rata aspal sebesar 1.075.
5.4.2 Tujuan
Pengujian ini dilakukan untuk menentukan karakteristik aspal ditinjau dari kestabilan dan
kelelehannya bila dicampur dengan agregat dan merencanakan bahan perkerasan jalan aspal.
b. Memasukkan gabungan dari beberapa jenis agregat tersebut ke dalam plastik anti.
B. Persiapan Campuran
a. Untuk tiap benda uji dibutuhkan agregat sebanyak 1100 gram, sehingga
menghasilkan tinggi benda uji kira – kira 6,25 ± 0.125 cm.
b. Memanaskan wajan atau penggorengan beserta agregat sampai suhu mencapai
170°C dan memanaskan aspal hingga suhu mencapai 160°C.
c. Kemudian menuang segera aspal yang bersuhu panas 160°C sebanyak yang
dibutuhkan ke dalam agregat yang yang bersuhu 170°C .
d. Mengaduk secara cepat sampai agregat terlapisi secara merata dalam suhu 140°C.
Data Pengujian Campuran Aspal + Agregat
= 100
% Agregat + % Agregat
Bj Bj
BxG
I = Bj Aspal
J = (100 – B) G
Bj Agregat
5.4.6 Kesimpulan
Dari pengujian yang dilakukan diperoleh Kadar Aspal Optimum (KAO) sebesar 5,2 %.
5.4.7 Gambar alat dan Fungsinya