BAB VI
PEMERIKSAAN TITIK LEMBEK ASPAL DAN TER
(SOFTENING POINT OF ASPHALT AND TAR WITH RING AND
BALL TEST)
aspal atau ter tersebut menyentuh plat dasar yang terletak dibawah cincin pada tinggi
tertentu, akibat pemanasan tertentu.
Percobaan ini diciptakan karena pelembekan (softening) bahan-bahan aspal
dan ter, tidak terjadi secara sekejap pada suhu tertentu, tapi lebih merupakan
perubahan gradual seiring penambahan suhu. Oleh sebab itu, setiap prosedur yang
dipergunakan/ di-adopt untuk menentukan titik lembek aspal atau ter, hendaknya
mengikuti sifat dasar tersebut, artinya penambahan suhu pada percobaan hendaknya
berlangsung secara gradual dalam jenjang yang halus. Metode Ring and Ball yang
umumnya diterapkan pada bahan aspal dan ter ini, dapat mengukur titik lembek bahan
semisolid sampai solid.
Spesifikasi Bina Marga tentang titik lembek untuk aspal keras PEN 40 (Ring
and Ball Test) adalah 51°C (minimum) dan 63°C (maksimum), sedangkan untuk PEN
60 adalah minimum 48°C dan maksimum 58°C. Mengingat pentingnya penentuan titik
lembek dalam perkerasan jalan, maka titik lembek menjadi salah satu faktor penentu
spesifikasi aspal dan ter. Titik lembek seharusnya lebih tinggi dari suhu permukaan
jalan sehingga aspal tidak akan meleleh dan merusak konstruksi yang ada.
6.4 Terminologi
Duplo : Istilah yang menyatakan bahwa sampel yang di uji adalah ganda dan
dipersiapkan, dibuat, dan dijaga pada kondisi yang sama.
Ring and ball : Istilah umum yang digunakan untuk menyatakan jenis praktikum ini
(pemeriksaan titik lembek aspal dan ter), karena peralatan utama yang
digunakan adalah seperangkat cincin kuningan dan bola baja.
Bahan :
Aspal PEN 60/70.
e. Letakkan bola-bola baja yang bersuhu 5°C diatas dan ditengah permukaan
masing-masing benda uji yang bersuhu 5°C menggunakan penjepit
dengan memasang kembali pengarah bola.
f. Panaskan bejana sehingga kenaikan suhu menjadi 5°C per menit.
Kecepatan pemanasan rata -rata dari awal dan akhir pekerjaan ini. Untuk 3
menit pertama perbedaan kecepatan pemanasan tidak boleh melebihi 0,5°C.
6.5 Perhitungan
(20-500 A)
PI =
(1+50 A)
(log 800 - log Pen)
A =
(titik lembek - 25)
Syarat :
0,015 ≤ A ≤ 0,06
-3 ≤ A ≤ +7
PI (+) berarti kurang peka terhadap temperatur
PI (-) berarti peka terhadap temperatur
Penjabaran Perhitungan :
Sampel I
(log 800 - log 65)
A= = 0,0363
55 - 25
(20 - 500. 0,0363)
PI = = 0,4698
(1 + 50.0,0363 )
Sampel II
(log 800 - log 65)
A= = 0,6498
56 - 25
(20 - 500. 0,6498)
PI = = 0,8761
(1 + 50. 0,6498)
Nilai Rata-Rata
A sampel I + A sampel II
Rata-Rata Nilai A =
2
0,0363 + 0,0352
=
2
= 0,0358
PI sampel I + PI sampel II
Rata-Rata Nilai PI =
2
0,6498+0.8761
=
2
= 0,7629
6.9 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapat yaitu:
1. Penetrasi indeks (PI) untuk sampel I = 0,6498 dan sampel II = 0,8761.
2. Dari percobaan tersebut didapat nilai penetrasi indeks (PI) rata rata adalah
0.7629.
3. Dari hasil pengujian didapat aspal mulai melembek pada sampel I dengan suhu
55oC dan pada sampel II dengan suhu 56oC.
4. Dengan hasil praktikum didapatkanlah PI (+), hal ini menunjukkan bahwa
aspal tersebut kurang peka terhadap temperatur.
5. Aspal pada sampel I dan sampel II sesuai dengan syarat Bina Marga, Syarat
Bina marga titik lembek untuk aspal PEN 60-70 adalah 48oC-58oC.