2.1 Pendahuluan
Aspal merupakan bahan utama dalam perkerasan jalan. Aspal memiliki beberapa
jenis, yaitu aspal alam, aspal keras, aspal cair, dan aspal modifikasi. Aspal
memiliki sifat viskoelastis yaitu sifat untuk mencair pada suhu tinggi dan
memadat pada suhu rendah. Sifat yang dimiliki aspal tersebut merupakan
hal utama yang menjadikan aspal sebagai bahan utama dalam perkerasan jalan
karena dapat mengikat bahan-bahan pencampur perkerasan jalan. Perkerasan
jalan yang baik adalah perkerasan jalan yang mampu menahan beban lalu lintas.
Perkerasan jalan yang digunakan di Indonesia terdiri dari beberapa jenis.
Perkerasan jalan yang paling banyak digunakan di Indonesia adalah lapisan
aspal beton atau laston (AC/Asphalt Concrete).
Agregat kasar, agregat halus, agregat sedang, bahan pengisi (filler),dan aspal
merupakan bahan-bahan pencampur lapisan aspal beton. Bahan-bahan
pencampur ini harus memiliki karakteristik yang sesuai dengan persyaratan yang
sudah ada agar perkerasan jalan aspal beton memiliki stabilitas dan fleksibilitas
yang baik. Bahan pengisi (filler) dalam campuran aspal beton adalah bahan yang
lolos saringan No.200 (0,075 mm). Macam bahan pengisi yang dapat digunakan
ialah abu batu, kapur padam, portland cement (PC), abu terbang, debu tanur
tinggi pembuat semen atau bahan mineral tidak plastis lainnya.
KELOMPOK 11
2.2 Tujuan
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui suhu dimana aspal dan juga tar mulai
lembek dan dapat digunakan dengan menggunakan alat Ring and Ball. Suhu ini
pun yang menjadi acuan di lapangan atas kemampuan aspal dan tar menahan suhu
permukaan yang terjadi untuk tidak lembek sehingga dapat mengurangi daya
lekatnya.
2.3.1 Alat
Peralatan yang digunakan pada pengujian Titik Lembek Aspal dan Ter adalah :
1. Cincin kuningan
KELOMPOK 11
3. Dudukan benda uji
KELOMPOK 11
6. Alat pengarah bola
KELOMPOK 11
2.3.2 Bahan
1. Sampel aspal
KELOMPOK 11
4. Air bersih
Aspal adalah material termoplastik yang secara bertahap mencair, sesuai dengan
pertambahan suhu dan berlaku sebaliknya pada pengurangan suhu. Namun
demikian perilaku atau respon material aspal tersebut terhadap suhu pada
prinsipnya membentuk suatu spectrum atau beragam, tergantung dari komposisi
unsur-unsur penyusunnya. Percobaan ini diciptakan karena pelembekan
(softening) bahan-bahan aspal dan ter, tidak terjadi secara sekejap pada suhu
tertentu, tapi lebih merupakan perubahan gradual seiring penambahan suhu. Oleh
sebab itu, setiap prosedur yang dipergunakan untuk menentukan titik lembek
aspal atau ter, hendaknya mengikuti sifat dasar tersebut, artinya penambahan suhu
pada percobaan hendaknya berlangsung secara sedikit demi sedikit dalam jenjang
yang halus.
KELOMPOK 11
Titik lembek menjadi salah satu batasan dalam penggolongan aspal dan ter. Titik
lembek haruslah diperhatikan saat akan membangun konstruksi perkerasan jalan.
Titik lembek hendaknya lebih tinggi dari suhu permukaan jalan sehingga tidak
terjadi pelelehan aspal akibat temperatur permukaan jalan. Titik lembek aspal dan
ter adalah 30oC - 200oC, yang artinya masih ada nilai–nilai titik lembek yang
hampir sama dengan suhu permukaan jalan pada umumnya. Untuk itu dilakukan
usaha untuk mempertinggi titik lembek ini antara lain dengan menggunakan filler
terhadap campuran beraspal.
Spesifikasi Bina Marga tentang titik lembek untuk aspal keras Pen 40 (Ring And
Ball Test) adalah 51oC (minimum) dan 63oC (maksimum), sedangkan untuk Pen
60 adalah minimum 48oC dan maksimum 58oC.
Faktor yang mempengaruhi pengujian titik lembek :
a. Kualitas dan jenis cairan penghantar;
b. Berat bola besi;
c. Jarak antara ring dengan dasar pelat besi;
d. Besarnya suhu pemanasan.
KELOMPOK 11
2.5 Prosedur Percobaan
KELOMPOK 11
4. Mengisi bejana dengan air suling baru dengan suhu (5 + 1)°C sehingga
tinggi permukaan air berkisar antara 10 cm.
KELOMPOK 11
7. Memanaskan bejana sehingga kenaikan suhu menjadi 5oC permenit.
Kecepatan pemanasan rata-rata dari awal dan akhir pekerjaan ini.
KELOMPOK 11
2.6 Data Hasil Percobaan
Tabel 2.1. Hasil Percobaan Pengujian Titik Lembek Aspal dan Ter
Waktu Titik Lembek
No Suhu yang diamati (oC)
I II I II
1. 5 0 0
2. 10 1’39’’ 1’39’’
3. 15 2’33’’ 2’33’’
4. 20 3’49’’ 3’49’’
5. 25 5’14’’ 5’14’’
6. 30 7’35’’ 7’35’’
7. 35 10’56’’ 10’56’’
8. 40 13’53’’ 13’53’’
9. 45 16’03’’ 16’03’’
10. 48 17’16’’ 17’20’’ 48oC 48oC
o
Nilai titik lembek sampel 1 sebesar 48 C dalam waktu 17’16”.
KELOMPOK 11
2.7 Analisis
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, didapat nilai titik lembek sampel 1
sebesar 48o C dalam waktu 17’16”, sampel 2 sebesar 48o C dalam waktu 17’20”
dan rata-rata nilai titik lembek antara kedua sampel tersebut sebesar 48ºC.
2.8 Kesimpulan
Berdasarkan persyaratan titik lembek aspal SNI 06-2441-1991 titik lembek untuk
campuran aspal pen 60 yang di syaratkan adalah 48C – 58C aspal pen 40 adalah
minimal 51C dan maksimum 63C. Oleh karena itu, titik lembek aspal sampel 1
dan sampel 2 dari percobaan ini masuk dalam standar yang telah ditetapkan
sehingga dapat digunakan sebagai bahan campuran perkerasan.
2.9 Saran
Dalam praktikum pengujian titik lembek aspal (Softening Point of Asphalt And
Tar in Ethylene Glycol Ring and Ball) disarankan untuk praktikan agar :
1. Harus berhati-hati dalam mengoperasikan alat uji;
2. Wajib memahami langkah percobaan sebelum melakukan praktikum;
3. Wajib bersungguh-sungguh dalam melaksanakan praktikum;
4. Wajib menjaga kebersihan laboratorium.
KELOMPOK 11
DAFTAR PUSTAKA
KELOMPOK 11