Anda di halaman 1dari 3

Kualitas Gambar Rancangan

Gambar merupakan sarana berkomunikasi bagi para perancang (engineer) maupun pelaksana
(kontraktor). Seorang perancang dapat membuat gambar rancangan dengan baik. Pada dasarnya
gambar merepresentasikan bentuk struktur yang telah disederhanakan sehingga gambar dapat
dimengerti dengan mudah baik oleh engineer, kontraktor, maupun owner. Gambar rancangan pada
proyek konstruksi adalah: 1.Design Drawing (Gambar Desain) Gambar Desain merupakan gambar yang
digunakan sebagai pedoman untuk membuatgambar detail pelaksanaan konstruksi. Gambar ini dibuat
oleh Designer sebagai awal perkiraan suatu proyek konstruksi.

2.Shop Drawing Shop Drawing adalah gambar yang dibuat oleh kontraktor dengan pedoman gambar for
construction yang digunakan sebagai pedoman atau dasar pelaksanaan di lapangan. Gambarini dibuat
oleh kontraktor berdasarkan keadaan yang terjadi di lapangan. Shop Drawing menggambarkan desain
konstruksi jauh lebih detail daripada Design Drawing

3.As Built Drawing Gambar ini adalah gambar aktual pelaksanaan setelah proses pekerjaan konstruksi
selesai dikerjakan.

Gambar rancangan yang baik harus memenuhi kriteria sebagai berikut:

1.Gambar harus jelas, sederhana, dan bersih

2.Gambar harus sesuai dengan pengukuran yang digunakan dan digambarkan secara akurat dengan
menggunakan skala tertentu

3.Informasi-informasi penting (missal legenda, skala, judul gambar dll) harus disertakan padagambar
rancangan agar tidak terjadi kesalahan pembacaan.

4.Tulisan ataupun catatan pada gambar haruslah minimum (tidak boleh terlalu banyak)

5.Jarak yang cukup antara gambar dan keterangan dimensi harus disediakan agar tidak terjadi crowding

Gambar rancangan bertujuan sebagai berikut:

Untuk memperoleh kejelasan kuantitatif supaya biaya dan waktu pelaksanaanpembangunan dapat
dihitung dan dapat dipertanggungjawabkan.

1. Untuk melengkapi kejelasan teknis dalam bidang administrasi pelaksanaan pembangungandan


memenuhi persyaratan yuridis yang terkandung dalam dokumen pelelangan dandokumen
kontrak kerja konstruksi.Untuk memenuhi maksud dan tujuan diatas, dalam gambar rancangan
perlu diperhatikan hal-hal berikut ini:
2. Ruang lingkup gambar konstruksi yang jelas
3. Notasi, simbol, dan tulisan pada gambar konstruksi dapat memperjelas maksud gambar
4. Penggunaan simbol dan notasi dilakukan secara konsisten, kalau diperlukan, dapatmenggunakan
standar dari kelompok kerja tersebut
Sertifikasi Tenaga Ahli oleh LPJK Pengertian Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi /LPJK

LPJK adalah Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi, yaitu Lembaga yang melaksanakan
pengembangan jasa konstruksi sebagaimana dimaksud dalam pasal 31 ayat (3) Undang Undang Nomor
18 tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi. Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi yang selanjutnya
disebut LPJK adalah lembaga sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2010
tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2000 tentang Usaha dan Peran
Masyarakat Jasa Konstruksi sebagaimana diubah terakhir kali dengan Peraturan Pemerintah Nomor 92
Tahun 2010 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2000 tentang Usaha
dan Peran Masyarakat Jasa Konstruksi. Keharusan memiliki sertifikat keahalian maupun sertifikat
keterampilan bagi mereka yang bekerja di bidang jasa konstruksi tertuang dalam ketentuan Pasal 9 UU
No. 18/1999 tentang Jasa Konstruksi yang menyatakan bahwa:

a)Perencana konstruksi dan pengawas konstruksi orang perseorangan harus memiliki sertifikat keahlian.
b)Pelaksana konstruksi orang perseorangan harus memiliki sertifikat keterampilan kerja dan sertifikat
keahlian kerja.

c)Orang perseorangan yang dipekerjakan oleh badan usaha sebagai perencana konstruksi, pengawas
konstruksi atau tenaga tertentu dalam badan usaha pelaksana konstruksi harus memiliki sertifikat
keahlian.

d)Tenaga kerja yang melaksanakan pekerjaan keteknikan yang bekerja pada pelaksana konstruksi harus
memiliki sertifikat keterampilan dan keahlian kerja. Sementara itu dalam Pasal 1 PP No. 28/2000 tentang
Usaha dan Peran Masyarakat Jasa Konstruksiyang merupakan peraturan pelaksanaan dari UU No.
18/1999 tersebut menyatakan bahwa yang dimaksud dengan

Sertifikat adalah tanda bukti pengakuan atas kompetensi dan kemampuan profesi keterampilan kerja
dan keahlian kerja orang perseorangan di bidang jasa konstruksi menurut disiplin keilmuan dan atau
keterampilan tertentu dan atau kefungsian dan atau keahlian tertentu.

SKA atau Sertifikat Keahlian adalah sertifikat yang diterbitkan LPJK dan diberikan kepada tenaga ahli
konstruksi yang telah memenuhi persyaratan kompetensi berdasarkan disiplin keilmuan, kefungsian
dan/atau keahlian tertentu.

Kualifikasi tenaga ahli Jasa Konstruksi adalah;

1.Ahli Utama

2.Ahli Madya

3.Ahli Muda Tenaga ahli yang sudah memiliki SKA dengan kualifikasi muda dapat ditingkatkan/up-grade
menjadi ahli madya, dan tenaga ahli madya dapat ditingkatkan/up-grade menjadi ahli utama SKA
sebagai persyaratan sertifikasi dan registrasi usaha jasa konstruksi Salah satu persyaratan utama untuk
mengajukan permohonan Sertifikasi dan Registrasi Badan Usaha (SBU) bidang Jasa Konstruksi adalah
memiliki tenaga ahli bersertifikat keahlian (SKA) untuk ditetapkan sebagai Penanggung Jawab Teknik
(PJT) atau Penanggung Jawab Klasifikasi (PJK). SKA untuk tenaga ahli perusahaan Jasa Pelaksana
Konstruksi (kontraktor) Setiap perusahaan jasa pelaksana konstruksi yang ingin mengajukan
permohonan Sertifikasi dan Registrasi Badan Usaha (SBU) khususnya golongan Menengah (Kualifikasi
M2 dan M1), golongan Besar (Kualifikasi B2 dan B1) harus memiliki tenaga ahli bersertifikat keahlian
(SKA) sebagai persyaratan untuk dapat ditetapkan sebagai Penanggung Jawab Teknik (PJT) dan
Penanggung Jawab Klasifikasi (PJK). SKA untuk tenaga ahli perusahaan Jasa Perencana dan Jasa
Pengawas Konstruksi (konsultan) Setiap perusahaan jasa perencana konstruksi dan jasa pengawas
konstruksi yang ingin mengajukan permohonan Sertifikasi dan Registrasi Badan Usaha baik untuk
golongan Kecil, Menengah atau Besar harus memiliki tenaga ahli bersertifikat keahlian (SKA) sebagai
persyaratan untuk dapat ditetapkan sebagai Penanggung Jawab Teknik (PJT) dan Penanggung Jawab
Klasifikasi (PJK).

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai