3.1 Pendahuluan
Minyak adalah istilah umum untuk semua cairan organik yang tidak
larut/bercampur dalam air (hidrofobik) tetapi larut dalam pelarut organik. Minyak
bumi merupakan campuran berbagai macam zat organik, tetapi komponen
pokoknya adalah hidrokarbon. Minyak bumi disebut juga minyak mineral karena
diperoleh dalam bentuk campuran dengan mineral lain. Minyak bumi tidak
dihasilkan dan didapat secara langsung dari hewan atau tumbuhan, melainkan dari
fosil. Karena itu, minyak bumi dikatakan sebagai salah satu dari bahan bakar fosil.
Beberapa ilmuwan menyatakan bahwa minyak bumi merupakan zat abiotik, yang
berarti zat ini tidak berasal dari fosil tetapi merupakan zat anorganik yang
dihasilkan secara alami di dalam bumi.
Aspal ialah bahan hidrokarbon yang bersifat melekat (adhesive), berwarna hitam
kecoklatan, tahan terhadap air, dan visoelastis. Dalam prosesnya aspal merupakan
hasil ampas yang berasal dari alam atau dari pengolahan minyak bumi.
3.2 Tujuan
KELOMPOK 11
3.3 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut :
3.3.1 Alat
Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut :
1. Cawan berbentuk silinder dengan permukaan alas rata
KELOMPOK 11
3. Oven
KELOMPOK 11
6. Kompor
3.3.2 Bahan
KELOMPOK 11
3.4 Teori Dasar
Cahaya diketahui mempunyai efek yang merusak pada aspal. Kerusakan yang
timbul sering berasal dari sinar matahari, yang mungkin akan merusak molekul
aspal, dibantu oleh fakto rair dan cairan pelarut lainnya. Kerusakan molekul
dengan cara ini dinamakan fotooksidasi. Untungnya, sinar yang merusak ini hanya
dapat mempengaruhi beberapa lapis molekul pada lapisan atas aspal. Oleh karena
itu fotooksidasi dianggap kecil pengaruhnya apabila dilihat dari tebal aspal secara
keseluruhan. Namun, proses di atas tidak bisa diabaikan dalam kontribusinya
terhadap proses pengrusakan akibat cuaca pada lapisan permukaan tipis aspal
pada agregat.
( W2 - W 1 ) - ( W 3 - W 1 )
Kehilangan berat (%) = x 100
( W2 - W 1 )
(3.1)
Keterangan :
Prosedur percobaan praktikum uji kehilangan berat minyak dan aspal (Loss on
Heating) adalah sebagai berikut :
1. Siapkan cawan bersih
KELOMPOK 11
2. Timbanglah cawan
KELOMPOK 11
5. Isi ¾ cawan dengan aspal cair yang telah dipanaskan
KELOMPOK 11
8. Masukkan sampel kedalam oven selama ±5 jam
KELOMPOK 11
3.6 Data Hasil Percobaan
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan diperoleh data sebagai berikut :
3.7 Perhitungan
Dari data hasil percobaan yang telah ada, berikut adalah pengolahan datanya :
1. Sampel A
( W2 - W 1 ) - ( W 3 - W 1 )
Kehilangan berat (%) = x 100
( W2 - W 1 )
=
( 58,4 gram−10 gram ) - ( 58,4 gram−10 gram )
x 100
(58,4 gram−10 gram )
= 0%
2. Sampel B
( W2 - W 1 ) - ( W 3 - W 1 )
Kehilangan berat (%) = x 100
( W2 - W1 )
=
( 57,4 gram−10 gram ) - ( 57,3 gram−10 gram)
x 100
( 57,4 gram−10 gram )
= 0,2%
3. Rata-rata sampel
KELOMPOK 11
3.8 Analisis
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan, didapatkanlah nilai kehilangan berat
sampel A adalah sebesar 0%, sedangkan nilai kehilangan berat untuk sampel B
adalah sebesar 0,2%. Maka dari itu didapatkanlah bahwasannya nilai rata-rata dari
kehilangan berat untuk kedua sampel adalah sebesar 0,1%, Berdasarkan SNI 06-
2440-1991 bahwa pelaksanaan lapis aspal beton (laston) untuk jalan raya yaitu
untuk penetrasi 60/70 maksimum kehilangan berat adalah sebesar 0,4% dan untuk
penetrasi 80/100 maksimum kehilangan berat adalah 0,6%.
3.9 Kesimpulan
KELOMPOK 11
3.10 Saran
Dalam praktikum pengujian kehilangan berat minyak dan aspal (Loss on Heating)
disarankan untuk praktikan agar :
1. Harus berhati-hati dalam mengoperasikan alat uji;
2. Wajib memahami langkah percobaan sebelum melakukan praktikum;
3. Wajib bersungguh-sungguh dalam melaksanakan praktikum;
4. Wajib menjaga kebersihan laboratorium.
KELOMPOK 11
DAFTAR PUSTAKA
KELOMPOK 11