Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM

UJI BAHAN KONSTRUKSI AGREGAT

A.7. PEMERIKSAAN KADAR AIR AGREGAT


(SNI 03-1971-1990)

1. TujuanPercobaan

Pemeriksaan ini bertujuan untuk menentukan kadar air yang terdapat pada
agregat dengan cara pengeringan. Kadar air agregat adalah perbandingan antara berat
air yang dikandung oleh agregat dalam keadaan kering. Nilai kadar ini digunakan
untuk koreksi takaran air untuk adukan beton yang disesuaikan dengan kondisi agregat
di lapangan.

2. TeoriDasar

Di dalam campuran beton, air mempunyai fungsi yaitu pertama untuk


memungkinkan reaksi kimia yang menyebabkan pengikatan dan berlangsungnya
pengerasan dan kedua sebagai pelicin campuran kerikil, pasir dan semen agar
memudahkan pengecoran (workabilitas).
Beberapa istilah tertentu dalam hal kadar air agregat antara lain yaitu :

a. Kering udara, kering pada permukaannya meskipun sebelah dalamnya basah, tetapi
kurang dari jumlah yang dibutuhkan untuk membuat partikel itu jenuh air.
b. Basah, agregat dalam keadaan jenuh air dan membawa air yang berlebihan
sehingga terbentuk suatu lapisan pada permukaan partikel.
c. Kering oven, agregat dalam keadaan kering sepenuhnya untuk tujuan-tujuan
praktis.
d. Jenuh air dan permukaan kering, merupakan suatu keadaan ideal, agregat tidak
dapat menyerap air lagi tanpa satu lapisan air terbentuk pada permukaannya.

Penyerapan dari partikel dengan berbagai ukuran pada agregat yang sama dapat
berubah-ubah sedemikian sehingga pengujian terhadap contoh benda uji pada satu
ukuran tidak perlu ditafsirkan mewakili agregat pada gradasi selengkapnya.
Penyerapan kadar air dari suatu agregat sering merupakan suatu petunjuk yang
berguna terhadap kekedapan air dan daya tahan terhadap pembekuan.

KELOMPOK III
UBK- D.03 - 2020
A.7 - 1
LAPORAN PRAKTIKUM
UJI BAHAN KONSTRUKSI AGREGAT

Dari beberapa istilah di depan, dapat disimpulkan bahwa kadar air agregat
adalah perbandingan antara berat air yang dikandung oleh agregat tersebut dengan
beratnya sendiri dalam keadaan kering oven.

3. Peralatan

a. Timbangan dengan ketelitian 0,1 % dari berat contoh

b. Oven yang suhunya dapat diatur sampai ( 105 ± 5 ) 0 C.

c. Talam logam yang tahan karat berkapasitas cukup besar bagi tempat pengeringan
contoh benda uji.

4. Benda Uji

Benda uji yang digunakan adalah pasir dan kerikil.


Berat minimum contoh agregat tergantung pada ukuran maksimum, dengan batasan
sebagai berikut :

KELOMPOK III
UBK- D.03 - 2020
A.7 - 2
LAPORAN PRAKTIKUM
UJI BAHAN KONSTRUKSI AGREGAT

Tabel Berat Minimum Contoh Agregat Berdasarkan Ukuran maks. Agregat


N
O UKURAN BERAT

1 6,30 mm ( 1/4" ) 0,50 kg

2 9,50 mm ( 3/8” ) 1,50 kg

3 12,70 mm ( 0,5” ) 2,00 kg

4 19,10 mm ( 3/4” ) 3,00 kg

5 25,40 mm ( 1,0” ) 4,00 kg

6 38,00 mm ( 1,5” ) 6,00 kg

7 50,80 mm ( 2,0” ) 8,00 kg

8 63,50 mm ( 2,5” ) 10,00 kg

5. Cara Melakukan

a. Menimbang dan mencatat berat talam (W1)


b. Memasukkan benda uji ke dalam talam, dan kemudian berat talam + benda uji
ditimbang. Mencatatberatnya (W2).
c. Menghitung berat benda uji : W3 = W2 – W1.
d. Mengeringkan benda uji dalam oven pada suhu ( 105 ± 5 ) 0 C hingga mencapai
bobot tetap.
e. Setelah kering, kemudian contoh ditimbang dan dicatat berat benda uji beserta
talam (W4).
f. Menghitung berat benda uji kering : W5 = W4 – W1

6. Perhitungan

KELOMPOK III
UBK- D.03 - 2020
A.7 - 3
LAPORAN PRAKTIKUM
UJI BAHAN KONSTRUKSI AGREGAT

a. Agregat Halus (Sampel I)


Diketahui : Data yang diperoleh dari laboratorium :
a. Berat cawan (W1) = 225,10 gr
b. Berat cawan + Benda uji (W2) = 1357,40 gr
c. Berat benda uji (W3 = W2 – W1) = 1132,30gr
d. Berat cawan + Benda uji kering oven (W4) =1139,60 gr
e. Berat benda uji kering oven (W5 = W4 – W1) = 1114,50 gr
f. KadarAir(w) W 3  w5
 x100%
W5

1132,30−1114,50
¿ x 100 %
1132,30

= 1,597 %
b. Agregat Kasar (Sampel I)
Diketahui : Data yang diperoleh dari laboratorium :
a. Berat cawan (W1) = 212,60 gr
b. Berat cawan + Benda uji (W2) = 3482 gr
c. Berat benda uji (W3 = W2 – W1) = 3269,40 gr
d. Berat cawan + Benda uji kering oven (W4) = 3369,60 gr
e. Berat benda uji kering oven (W5 = W4 – W1) = 3157 gr

W 3  w5
x100% ¿
3269,40−3157
 x 100 %
f. Kadar Air (w) W5 3269,40 = 3,650 %
7. Kesimpulan
Kadar air agregat merupakan perbandingan antara berat air yang terkandung di
dalam agregat dengan berat agregat dalam keadaan kering. Dari hasil perhitungan di
atas diperoleh kadar air untuk agregat halus sebesar 1,597% sedangkan untuk
agregat kasar sebesar 3,650%.

8. Lampiran

 Tabel data hasil pengujian Agregat Halus dan Agregat Kasar.

KELOMPOK III
UBK- D.03 - 2020
A.7 - 4
LAPORAN PRAKTIKUM
UJI BAHAN KONSTRUKSI AGREGAT

KADAR AIR AGREGAT


SNI 03-1971-1990 (ASTM C 566-04)

JENIS MATERIAL : AGREGAT HALUS PASIR : Ex. SC. Puna

No. Sampel
Uraian Pemeriksaan Ket.
I II
Berat Cawan W1 (gr) 225,1 218,4
Berat Cawan + Benda Uji W2 (gr) 1357,4 1475,3
Berat Benda uji W3 = W2 – W1 (gr) 1132,3 1256,9
Barat Cawan + Benda Uji Kering Oven W4 (gr) 1339,6 1455,5
Berat Benda Uji Kering Oven W5 = W4 – W1 (gr) 1114,5 1237,1
((W3 – W5) / W5) x 100 1,597 1,601
Kadar Air Agregat Halus
Rata – rata % 1,599

JENIS MATERIAL : AGREGAT KASAR PASIR : Ex. SC. Puna

No. Sampel
Uraian Pemeriksaan Ket.
I II
Berat Cawan W1 (gr) 212,6 218,6
Berat Cawan + Benda Uji W2 (gr) 3482 3393
Berat Benda uji W3 = W2 – W1 (gr) 3269,4 3174,4
Barat Cawan + Benda Uji Kering Oven W4 (gr) 3369,6 3369,6
Berat Benda Uji Kering Oven W5 = W4 – W1 (gr) 3157 3151
((W3 – W5) / W5) x 100 3,560 0,743
Kadar Air Agregat Halus
Rata – rata % 2,151

KELOMPOK III
UBK- D.03 - 2020
A.7 - 5

Anda mungkin juga menyukai