5.1. Tujuan
Tujuan pengujian adalah untuk memperoleh angka presentasi dari
kadar air yang dikandung oleh agregat.
1) Syarat-syarat
Berdasarkan SK-SNI-15-1990-30 Bab 4 tentang pengerjaan
perencanaan campuran beton disebutkan :
a) Kadar air agregat halus harus memenuhi harga kurang dari 6,5%.
b) Kadar air agregat kasar harus memenuhi harga kurang dari 1,06%.
a) Kering Oven
Yaitu kondisi agregat yang dapat menyerap air dalam campuran
beton secara maksimal.
b) Kering Udara
Yaitu kondisi agregat yang kering permukaan namun mengandung
sedikit air di rongga-rongganya. Agregat jenis ini juga dapat
menyerap air di dalam campuran walaupun tidak dengan kapasitas
penuh.
c) Jenuh dengan permukaan kering (SSD-saturated surface dry)
Yaitu kondisi agregat yang permukaan kering, namun semua
rongga-rongganya terisi air. Di dalam campuran beton, agregat
dengan kondisi ini tidak akan menyerap ataupun menyumbangkan
air ke dalam campuran.
d) Basah
Yaitu kondisi agregat dengan kandungan air yang berlebihan pada
permukaannya.Agregat dengan kondisi ini akan menyumbangkan
air ke dalam campuran,sehingga bila tidak diperhitungkan akan
mengubah nilai rasio air-semen di dalam campuran.
WW = W lap −W od
WW
Ka = ×100 %
W lap
Dimana :
WW = Berat kandungan air (gr)
W lap = Berat agregat asli/SSD (gr)
W od = Berat agregat kondisi kering oven (gr)
Ka = Kadar air agregat (%)
5.3. Metode Percobaan
6.3.1. Alat dan Bahan
Peralatan yang dipakai dalam pengujian kadar air adalah sebagai
berikut:
1) Timbangan dengan ketelitian 0,1 % berat contoh;
2) Oven, yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi
sampai (110 ± 5) C;
3) Cawan logam tahan karat berkapasitas cukup besar untuk
mengeringkan benda uji.
Bahan yang digunakan dalam pengujian kadar air antara lain:
1) Agregat halus (pasir)
2) Agregat kasar (krikil)
b) Perhitungan
Bahan Uji A
1. Berat Cawan + Contoh basah (W1)
W1 = 1000,0 gr
2. Berat Cawan + Contoh kering (W2)
W2 = 970,8 gr
3. Berat Air (Wair)
Wair = W 1−W 2
= 1000,0−970,8
= 29,2 gr
4. Berat Cawan (Wr)
Wr = 123,1 gr
5. Berat Air (W5)
W5 = W 2−W r
= 970,8−123,1
= 847,7 gr
6. Kadar Air (WW)
W air
WW = ×100 %
W5
29,2
= × 100 %
847,7
= 3,44 %
7. Kadar Air Rata-rata (W W )
W W A +W W B
WW =
2
3,44+3,49
=
2
= 3,465 %
2) Agregat Kasar
a) Hasil Pengujian
Tabel 5.2. Hasil Percobaaan Kadar Air Agregat Kasar
Nomor Cawan A B
Berat Cawan + Contoh basah
1. (gr) 1000 1000
(W1)
Berat Cawan + Contoh kering
2. (gr) 993,6 994,1
(W2)
Berat Air = (1)-(2)
3. (gr) 6,4 5,9
(Wair)
4. Berat Cawan (Wr) (gr) 121,6 122,3
Berat Contoh Kering = (2)-(4)
5. (gr) 872,0 871,8
(W5)
6. Kadar Air = (3)/(5) (%) 0,74 0,68
7. Kadar Air rata-rata (%) 0,71
b) Perhitungan
Bahan Uji A
1. Berat Cawan + Contoh basah (W1)
W1 = 1000,0 gr
2. Berat Cawan + Contoh kering (W2)
W2 = 993,6 gr
3. Berat Air (Wair)
Wair = W 1−W 2
= 1000,0−993,6
= 6,4 gr
4. Berat Cawan (Wr)
Wr = 121,6 gr
5. Berat Air (W5)
W5 = W 2−W r
= 993,6−121,6
= 872,0 gr
6. Kadar Air (WW)
W air
WW = ×100 %
W5
6,4
= ×100 %
872,0
= 0,74 %
7. Kadar Air Rata-rata (W W )
W W A +W W B
WW =
2
0,74+0,68
=
2
= 0,71 %
5.5. Kesimpulan
1) Kadar Air Agregat Halus
Kadar air rata-rata agregat kasar sebesar 3,465 % menunjukan persen
tersebut memenuhi syarat berdasarkan SK-SNI-15-1990-30 maupun
ASTM-C-566.
2) Kadar Air Agregat Kasar
Kadar air rata-rata agregat kasar sebesar 0,71 % menunjukan persen
tersebut memenuhi syarat berdasarkan SK-SNI-15-1990-30 maupun
ASTM-C-566.
3) Apabila kadar air tidak sesuai SNI, artinya melebihi besaran kadarnya
maka perlu dikeringkan atau dioven lebih lama sebelum pembuatan
mix design atau beton.
5.6. Dokumentasi