Anda di halaman 1dari 9

BAB V

KADAR AIR TOTAL AGREGAT HALUS & KASAR


ASTM C 566

5.1. Tujuan
Tujuan pengujian adalah untuk memperoleh angka presentasi dari
kadar air yang dikandung oleh agregat.

5.2. Dasar Teori


Kadar air agregat adalah besarnya perbandingan antara berat air agregat
dengan agregat dalam keadaan kering, dinyatakan dalam persen (SK SNI
03–1971–1990). Kadar air perlu diketahui untuk menghitung jumlah air
yang diperlukan dalam campuran beton. Selain itu juga berfungsi untuk
menentukan besarnya kandungan air, pasir dan kerikil untuk pembuatan mix
design sehingga diperoleh komposisi ideal. Besar kandungan air pada
agregat perlu diketahui untuk mengontrol besar jumlah air di dalam
campuran beton.

1) Syarat-syarat
Berdasarkan SK-SNI-15-1990-30 Bab 4 tentang pengerjaan
perencanaan campuran beton disebutkan :

a) Kadar air agregat halus harus memenuhi harga kurang dari 6,5%.
b) Kadar air agregat kasar harus memenuhi harga kurang dari 1,06%.

Berdasarkan ASTM-C-566 tentang metode standar uji kadar air


disebutkan :

a) Kadar air agregat halus interval batas 3,0% – 5,0%.


b) Kadar air agregat kasar interval batas 0,5% – 2,0%
2) Kondisi agregat berdasarkan kandungan airnya, dibagi atas :

a) Kering Oven
Yaitu kondisi agregat yang dapat menyerap air dalam campuran
beton secara maksimal.
b) Kering Udara
Yaitu kondisi agregat yang kering permukaan namun mengandung
sedikit air di rongga-rongganya. Agregat jenis ini juga dapat
menyerap air di dalam campuran walaupun tidak dengan kapasitas
penuh.
c) Jenuh dengan permukaan kering (SSD-saturated surface dry)
Yaitu kondisi agregat yang permukaan kering, namun semua
rongga-rongganya terisi air. Di dalam campuran beton, agregat
dengan kondisi ini tidak akan menyerap ataupun menyumbangkan
air ke dalam campuran.
d) Basah
Yaitu kondisi agregat dengan kandungan air yang berlebihan pada
permukaannya.Agregat dengan kondisi ini akan menyumbangkan
air ke dalam campuran,sehingga bila tidak diperhitungkan akan
mengubah nilai rasio air-semen di dalam campuran.

Dari keempat kondisi di atas, hanya dua keadaan yang sering


dipakai sebagai dasar perhitungan, yaitu kering tungku (kadar air asli)
dan jenuh kering permukaan (kadar air SSD) karena konstan untuk
agregat tertentu. Keadaan jenuh kering permukaan SSD (saturated
surface dry) lebih disukai sebagai standar, karena :

a) Merupakan keadaan kebasahan agregat yang hampir sama dengan


agregat dalam beton, sehingga agregat tidak menambah atau
mengurangi air dari pasta.
b) Kadar air di lapangan lebih banyak yang mendekati keadaan SSD
daripada kering tungku. Dalam hal ini hitungan kebutuhan air pada
adukan beton, biasanya agregat dianggap dalam keadaan jenuh
kering permukaan.
3) Perhitungan Kadar Air

Dari analisa saringan, kemudian dicari persen jumlah sisa


kumulatif agregata dengan rumus :

WW = W lap −W od

WW
Ka = ×100 %
W lap

Dimana :
WW = Berat kandungan air (gr)
W lap = Berat agregat asli/SSD (gr)
W od = Berat agregat kondisi kering oven (gr)
Ka = Kadar air agregat (%)
5.3. Metode Percobaan
6.3.1. Alat dan Bahan
Peralatan yang dipakai dalam pengujian kadar air adalah sebagai
berikut:
1) Timbangan dengan ketelitian 0,1 % berat contoh;
2) Oven, yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi
sampai (110 ± 5) C;
3) Cawan logam tahan karat berkapasitas cukup besar untuk
mengeringkan benda uji.
Bahan yang digunakan dalam pengujian kadar air antara lain:
1) Agregat halus (pasir)
2) Agregat kasar (krikil)

6.3.2. Prosedur Kerja


Prosedur kerja pada pengujian kadar air sebagai berikut:
1) Timbang dan catatlah berat cawan (Wr);
2) Masukkan beda uji ke dalam cawan kemudian timbang dan catat
beratnya (W2);
3) Hitunglah berat benda uji (W3 = W2 = W1);
4) Keringkan benda uji beserta dalam oven dengan suhu (110 ± 5)
C, sampai beratnya tetap;
5) Setelah kering timbang dan catat berat benda uji beserta cawan
(W4);
6) Hitunglah berat benda uji kering (W5 = W4 = W1).
5.4. Data dan Perhitungan Hasil Percobaan
1) Agregat Halus
a) Hasil Pengujian
Tabel 5.1. Hasil Percobaaan Kadar Air Agregat Halus
Nomor Cawan A B
Berat Cawan + Contoh basah
1. (gr) 1000 1000
(W1)
Berat Cawan + Contoh kering
2. (gr) 970,8 970,4
(W2)
Berat Air = (1)-(2)
3. (gr) 29,2 29,6
(Wair)
4. Berat Cawan (Wr) (gr) 123,1 121,8
Berat Contoh Kering = (2)-(4)
5. (gr) 847,7 848,6
(W5)
6. Kadar Air = (3)/(5) (%) 3,44 3,49
7. Kadar Air rata-rata (%) 3,465

b) Perhitungan
Bahan Uji A
1. Berat Cawan + Contoh basah (W1)
W1 = 1000,0 gr
2. Berat Cawan + Contoh kering (W2)
W2 = 970,8 gr
3. Berat Air (Wair)
Wair = W 1−W 2
= 1000,0−970,8
= 29,2 gr
4. Berat Cawan (Wr)
Wr = 123,1 gr
5. Berat Air (W5)
W5 = W 2−W r
= 970,8−123,1
= 847,7 gr
6. Kadar Air (WW)
W air
WW = ×100 %
W5
29,2
= × 100 %
847,7
= 3,44 %
7. Kadar Air Rata-rata (W W )
W W A +W W B
WW =
2
3,44+3,49
=
2
= 3,465 %
2) Agregat Kasar
a) Hasil Pengujian
Tabel 5.2. Hasil Percobaaan Kadar Air Agregat Kasar
Nomor Cawan A B
Berat Cawan + Contoh basah
1. (gr) 1000 1000
(W1)
Berat Cawan + Contoh kering
2. (gr) 993,6 994,1
(W2)
Berat Air = (1)-(2)
3. (gr) 6,4 5,9
(Wair)
4. Berat Cawan (Wr) (gr) 121,6 122,3
Berat Contoh Kering = (2)-(4)
5. (gr) 872,0 871,8
(W5)
6. Kadar Air = (3)/(5) (%) 0,74 0,68
7. Kadar Air rata-rata (%) 0,71

b) Perhitungan
Bahan Uji A
1. Berat Cawan + Contoh basah (W1)
W1 = 1000,0 gr
2. Berat Cawan + Contoh kering (W2)
W2 = 993,6 gr
3. Berat Air (Wair)
Wair = W 1−W 2
= 1000,0−993,6
= 6,4 gr
4. Berat Cawan (Wr)
Wr = 121,6 gr
5. Berat Air (W5)
W5 = W 2−W r
= 993,6−121,6
= 872,0 gr
6. Kadar Air (WW)
W air
WW = ×100 %
W5
6,4
= ×100 %
872,0
= 0,74 %
7. Kadar Air Rata-rata (W W )
W W A +W W B
WW =
2
0,74+0,68
=
2
= 0,71 %
5.5. Kesimpulan
1) Kadar Air Agregat Halus
Kadar air rata-rata agregat kasar sebesar 3,465 % menunjukan persen
tersebut memenuhi syarat berdasarkan SK-SNI-15-1990-30 maupun
ASTM-C-566.
2) Kadar Air Agregat Kasar
Kadar air rata-rata agregat kasar sebesar 0,71 % menunjukan persen
tersebut memenuhi syarat berdasarkan SK-SNI-15-1990-30 maupun
ASTM-C-566.
3) Apabila kadar air tidak sesuai SNI, artinya melebihi besaran kadarnya
maka perlu dikeringkan atau dioven lebih lama sebelum pembuatan
mix design atau beton.

5.6. Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai