PEKERJAAN LABORATORIUM
Gambar 3.1 Tiga fase elemen tanah dengan volume butiran pada sama
dengan 1
Kadar air (w) dapat dihitung dengan rumus:
W3
W n= ×100 %
W5
Dimana :
W3= Berat air (gr)
W5= Berat tanah kering (gr)
3.1.3 Acuan/Referensi
1. ASTM D 2937
2. Das, Braja M., Endah, Noor, Mochtar, Indrasurya B., (Jakarta: Mekanika
Tanah (Prinsip-prinsip Rekayasa Geoteknis) Jilid 1, 1985), hlm. 31
3.1.4 Peralatan
3. Cawan / minikontainer
4. Neraca dengan ketelitian 0,001 gram
5. Spatula
6. Oven dengan suhu 110 ⁰C
(Spatula) (Cawan)
(Oven) (Neraca)
Penyelesaian:
Berat air (w3= w2-w1) = (74,50-62,50) gr
= 12 gr
Berat tanah kering (w5 = w1 – w4) = ( 62,50 – 9,50 ) gr = 53 gr
W3
Wn= ×100 %
W5
12
Wn= ×100 %
53
Wn=22 ,64 2 %
28
Persentase (%)
26
26.527
26.038
24
22 22.642
20
I II III
Grafik 3. 1 kadar air (water content)
Sampel
3.1.8 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian kadar air tanah, didapat rata-rata kadar air yaitu
25,07 %. Maka dapat disimpulkan bahwa keadaan tanah tersebut memiliki kadar
air yang rendah, sehingga apabila ingin mendirikan suatu konstruksi sebaiknya
menggunakan pondasi sumuran.
3.2 Pengujian Berat Volume Tanah (Bulk Density Test)
γ= W
V
Keterangan :
γ = Berat isi (gr/cm3)
W = Berat tanah(gr)
V = Volume ring (tanah) (cm3)
3.2.3 Acuan/Referensi
1. ASTM D 2937
2. Das, Braja M., Endah, Noor, Mochtar, Indrasurya B., (Jakarta: Mekanika
Tanah (Prinsip-prinsip Rekayasa Geoteknis) Jilid 1, 1985), hlm. 31.
3.2.4 Peralatan
3. Ring berdiameter seperti yang telah diukur.
4. Straigedge atau pisau, alat yang terbuat dari baja dengan satu sisi yang tajam
untuk memotong ujung sampel pada permukaan silinder.
5. Oven dengan suhu 110⁰C.
6. Neraca.
(Ring) (Pisau)
(Neraca) (Oven)
= 89,54 cm³
Berat tanah(W 3)
Berat volume tanah basah (γm)=
Volume ring
161 , 8 gr
Berat volume tanah basah (γm)=
89 , 54 cm ³
Berat volume tanah basah ( γm )=1 , 81 gr /cm ³
Dengan kadar air 25,07 % yang didapat dari percobaan kadar air pada pengujian
Satuan I II III
Berat Tanah + Ring gram 238,1 242,2 245,8
Berat Ring gram 76,3 76,3 76,3
Berat Tanah Basah gram 161,8 165,9 169,5
Berat Tanah Kering gram 125,9 130,6 134,5
Diameter Dalam Ring cm 7,55 7,55 7,55
Tinggi Ring cm 2 2 2
89,53
Volume Ring = Volume Tanah cm3 89,539 89,539
9
Berat Volume Tanah Basah gram/cm3 1,807 1,853 1,893
3
Berat Volume Rata - rata Tanah Basah gram/cm 1,851
3
Berat Volume Tanah Kering gram/cm 1,406 1,459 1,502
Berat Volume Tanah Kering gram/cm3 1,456
1.950
Berat Volume (gr/cm3)
1.893
1.850
1.853
1.807
1.750
I II III
Sampel
1.502
1.450
1.459
1.406
1.350
I II III
Grafik 3. 3 Berat volume tanah basah
3.2.7 Kesimpulan
Berdasarkan pengujian berat volume, maka dapat disimpulkan bahwa berat
volume tanah basah untuk sampel I adalah 1.807 gr/cm3, sampel II adalah 1,853
gr/cm3, dan sampel III adalah 1,893 gr/cm3. Dan rata-rata dari ketiga sampel
adalah 1,851 gr/cm3. Untuk berat volume tanah kering rata-rata yaitu 1,456
gr/cm3 dengan kadar air rata-rata 25,07 %. Besaran berat volume yang berbeda
disebabkan oleh ada butiran kasar yang berbeda.
wt
Berat jenis :Gs=
w5 −w 3
Keterangan : Gs = Berat jenis tanah
W1 = Berat piknometer kosong (gr)
W2 = Berat piknometer + tanah kering (gr)
W3 = Berat piknometer + tanah basah + air (gr)
W5 = Volume sampel (cm3)
3.3.2 Acuan/Referensi
1. ASTM D 2937
2. Das, Braja M., Endah, Noor, Mochtar, Indrasurya B., (Jakarta: Mekanika
Tanah (Prinsip-prinsip Rekayasa Geoteknis) Jilid 1, 1985), hlm. 31.
3.3.3 Peralatan
1. Piknometer
2. Oven
3. Thermometer
4. Saringan No. 40
5. Neraca dengan ketelitian 0,5 gram
6. Alat penumbuk dan pengaduk
7. Botol berisi air suling (Aquades ) dan gliserin
8. Cawan
9. Desikator
10. Pompa hampa udara (vaccum,1-1,5PK) atau tungku listrik (cookplat)
Berat contoh
Spesific Gravity(Gs)=
volume sampel
25 gr
Spesific Gravity(Gs)= 3
9 , 1 cm
3
Spesific Gravity ( Gs )=2 , 75 gr /cm
Perhitungan sampel II dan III sama dengan perhitungan sampel I yang diatas.
2 ,75+ 2, 78+2 , 25
Sehingga berat jenis rata−rata=
3
3
Sehinggaberat jenis rata−rata=2,592 gr /cm
2.800
2.778
2.747
2.600
2.400
2.252
2.200
I II III
Sampel
3.3.6 Kesimpulan
Dari pengujian berat jenis di atas didapat harga berat jenis sebesar 2,5924
gr/cm3, maka dapat disimpulkan bahwa tanah tersebut dikategorikan ke dalam
jenis tanah “lempung organik”
3.4.1.4 Peralatan
1. Alat batas cair standar (cassagrande)
2. Alat pembuat alur ( grooving tool)
3. Sendok dempul
4. Plat kaca ukuran (45 x 45 x 0,9) cm
5. Cawan kadar air, minimal 4 buah
6. Neraca dengan ketelitian 0,5 gr
7. Botol tempat air suling
8. Air suling
9. Spatula
10. Mangkuk porselin
11. Oven dengan suhu 110⁰C
Sampel I
Penyelesaian:
w 1−w 2
W= ×100 %
w 2−w 3
52 , 40−37 , 30
W= ×100 %
37 ,30−9 , 20
W =53 ,74 %
LIQUID LIMIT
No.Of Blows 10 23 40 50
Container No 1 2 3 4
Wt.Container + Wet Soil 52,4 53,1 55,2 56,4
Wt.Container + Dry Soil 37,3 38,2 40,3 41,1
Wt.Water 15,1 14,9 14,9 15,3
Wt.Container 9,2 9 9,3 8,7
Wt.Dry Soil (Ws) 28,1 29,2 31 32,4
Water Content ( w ) 53,737 51,027 48,065 47,222
Rata-Rata Kadar Air 50,013
Grafik Hubungan Jumlah Ketukan dengan Batas Cair
55 53.737
Kadar Air (%)
51.027
f(x) = − 2.25061788773866 x + 55.6392423232964
R² = 0.956448338974726
50 48.065
Batas Cair Linear (Batas Cair) 47.222
45
40
10 23 40 50
Jumlah Ketukan (n)
3.4.1.8 Kesimpulan
Indeks plastisitas (PI)adalah perbedaan antara batas cair dan batas plastis
suatu tanah.
PI = LL – PL
Keterangan:
LL = Nilai kadar air rata-rata batas cair
Wt.Container (W3)
w 1−w 2
W= ×100 %
w 2−w 3
28 , 20−23 , 60
W= ×100 %
23 ,60−10 ,70
¿ 35 , 66 %
Perhitungan sampel I dan III sama dengan perhitungan sampel I.
35 , 66+39 , 47
Sehinggakadar air rata−rata= ×100 %
2
CH
CL
MH & OH
CL - ML ML & OL
Tanah yang ukuran butirnya dibagi rata antara yang besar sampai yang kecil
dikatakan bergradasi baik (well graded). Apabila terdapat kekurangan atau
kelebihan dalah satu ukuran butir tertentu maka tanah itu dikatakan bergradasi
buruk (poor graded). Apabila besar butirannya semua hampir sama maka
dikatakan bergradaasi seragam (uniformly graded).
(Oven) (Kuas)
Berat tertahan
Persentase tertahan= ×100 %
total sampel
0 ,7 gr
Persentase tertahan= ×100 %
107 ,2 gr
¿ 0 , 65 %
Sampel I
100
99.347
Jumlah Persen Lolos (%)
94.403
75 87.500
74.907
50
60.168
25
24.907
0.000
0
5 2 1 1 0 0 0
97,34
4
4,75 416,6 419,5 2,9 2,658 2,9 2,658 2
93,67
8
2 397,5 401,5 4 3,666 6,9 6,324 6
88,72
16
1,18 365,8 371,2 5,4 4,95 12,3 11,274 6
10,72 78,00
30
0,6 356,5 368,2 11,7 4 24 21,998 2
14,48
50
0,3 370,2 386 15,8 2 39,8 36,480 63,52
33,45 30,06
100
0,15 377,7 414,2 36,5 6 76,3 69,936 4
29,60
200
0,075 321,0 353,3 32,3 6 108,6 99,542 0,458
Pan 406,3 406,8 0,5 0,458 109,1 100 0
Jumlah 3011,6 3120,7 109,1 100
Sampel II
100
Jumlah Persen Lolos (%)
97.342 93.676
88.726
75
78.002
50 63.520
25
30.064
0.458
0
5 2 1 1 0 0 0
97.676
94.459
88.651
Jumlah Persen Lolos (%)
75
77.927
50 63.896
25
29.669
0.804
0
5 2 1 1 0 0 0
Ukuran Saringan (mm)
Tabel 3. 12 Data Analisa Saringan Rata Rata
98,62
4 4,75 416,8 418,633 1,833 1,676 1,833 1,676
9
94,79
8 2 397,7 401,9 4,2 3,839 6,033 5,515
0
88,94
16 1,18 365,9 372,3 6,4 5,850 12,433 11,365
0
77,57
30 0,6 356,5 368,933 12,433 11,365 24,867 22,730
5
63,16
50 0,3 370,2 385,967 15,767 14,412 40,633 37,142
3
28,70
100 0,15 377,6 415,3 37,7 34,461 78,333 71,603
2
200 0,075 320,2 351,167 30,967 28,306 109,3 99,909 0,396
pan 406,4 406,833 0,433 0,396 109,733 100 0
R ata-R ata
100
98.629
94.790
Jumlah Persen Lolos (%)
75 88.940
77.575
50 63.163
25
28.702
0.396
0
5 2 1 1 0 0 0
3.5.7 Kesimpulan
Dari hasil test didapat bahwa sample tanah tersebut mempunyai gradasi
yang baik, karena persentase lolos saringannya tidak terkonsentrasi pada satu
saringan. Dari perhitungan yang ditunjukan pada seperti di atas didapat hasil rata-
rata ketiga sample yang lolos saringan no. 200 adalah 0,396 %.
3.6 Pengujian Analisa Hidrometer (Hydrometer Analysis)
3.6.3 Acuan/Referensi
1. ASTM D422-63 (Metoda Standar Pengujian Analisa Ukuran Partikel)
3.6.4 Peralatan
1. Saringan No. 200
2. Satu buah hidrometer tipe ASTM-151 H
3. Dua buah tabung gelas ukur kapasitas 1000 ml
4. Termometer
5. Mixer dan mangkoknya
6. Air aquades
7. Larutan Natrium Sulfat, Spatula dan cawan
8. Neraca dengan ketelitian 0,01 gram dan stopwatch
Dik: R – Rw =7
A = 1.09
w = 50 gram
Maka:
( R−Rw ) . A
N= ×100 %
w
(7). 1 , 09
N= ×100 %
50
N=15 ,23 %
4. Menggunakan Tabel 3.13 untuk memperoleh harga Zr disesuaikan
dengan nilai R. Seperti tertera pada tabel di berikut:
R Zr R Zr R Zr
0 16.3 21 12.9 42 9.4
1 16.1 22 12.7 43 9.2
2 16.0 23 12.5 44 9.1
3 15.8 24 12.4 45 8.9
4 15.6 25 12.2 46 8.8
5 15.5 26 12 47 8.6
6 15.3 27 11.9 48 8.4
7 15.2 28 11.7 49 8.3
8 15 29 11.5 50 8.1
9 14.8 30 11.4 51 7.9
10 14.7 31 11.2 52 7.8
11 14.5 32 11.1 53 7.6
12 14.3 33 10.9 54 7.4
13 14.2 34 10.7 55 7.3
14 14 35 10.6 56 7.1
15 13.8 36 10.4 57 7
16 13.7 37 10.2 58 6.8
17 13.5 38 10.1 59 6.6
18 13.3 39 9.9 60 6.5
19 13.2 40 9.7
20 13 41 9.6
5. Menghitung harga Zr
t
Dik: Zr = 15
T = 0,25 Menit
Maka:
Zr 15
t 0,25
= = = 7,746 t
6. Menggunakan Tabel 3.14 untuk memperoleh harga K dari hubungan
Zr dengan To. Dengan Gs = 2,592 dan suhu 28℃, maka didapat
harga K= 0,01267. Seperti tertera pada tabel di berikut ini:
D=K Z
r t
Dimana : Zr = L
Dik: Zr = 15 = 7,746 t
t 0,25
Maka : D = K Z
r
t = 0,01267 x 7,746 = 0,094 mm
8. Menghitung nilai N’ dengan menggunakan persamaan :
N % . % Lolos Saringan200
N '=
100
15 , 23 . 0,420862
N '=
100
'
N =0,064 %
Pada waktu yang berikutnya, perhitungan sama dengan waktu saat 0,25
menit. Pada grain size curve selanjutnya ditentukan persentase distribusi butiran
dengan 30 % dan 60 % lolos ayakan yang ditentukan dari grain size curve (D 30 , D 60 ).Dari harga-harga D 10 , D 30 , D 60 tersebut dapat
diperoleh koefisien keseragaman (C u ) serta koefisen gradasi (C c ) dari sampel tanah tersebut.
1 /2
Tabel 3. 16 Analisa Hidrometer Dengan Hidrometer 152 H Zr
( )
t
3.6.7 Kesimpulan
Dari grafik diatas diperoleh nilai: D10 = (0,1 mm), D30= (0,16 mm), dan D60 = (0,29 mm). Sehingga didapat nilai Cu= 2,636,
sedangkan Cc = 0,803. Dari nilai Cc = 0,803 < 1 menunjukkan tanah bergradasi baik, karena nilai Cc berada di antara 1<Cc<3 dan
nilai Cu =2,636 menunjukkan tanah bergradasi kurang baik karena nilai Cu < 6.
3.7 Pengujian Pemadatan (Standard Proctor)
Pada saat kadar air bernilai 0 (nol) maka berat volume basah dari tanah
adalah sama dengan berat volume keringnya.Berat volume kering maksimum
pada suatu kadar air tertentu dengan kondisi zero air voids (pori-pori tanah tidak
mengandung udara sama sekali) dapat dinyatakan sebagai berikut:
GS
γ zav =
(1 + (Gs.w) /100
Pada pembuatan timbunan tanah untuk jalan raya, dan struktur teknik
lainnya, tanah yang lepas (renggang) haruslah dipadatkan untuk meningkatkan
berat volumenya.Pemadatan tersebut berfungsi untuk meninggkatkan kekuatan
tanah, sehingga dengan demikian meningkatkan daya dukung pondasi diatasnya.
Pemadatan juga dapat mengurangi besarnya penurunan tanah yang tidak
diinginkan dan meningkatkan kemantapan lereng timbunan (embankment).
Penggilas besi berpermukaan halus (Smooth whell rollers), dan penggilas getar
(vibratory rollers) adalah alat-alat yang umum digunakan dilapangan untuk
pemadatan. Mesin getar dalam (vibroflot) juga banyak digunakan untuk
memadatkan tanah berbutir (granular soils) sampai kedalaan yang cukup besar
dari permukaan tanah.Cara pemadatan tanah dengan sistem ini disebut
vibroflotation (pemampatan getar apung).
Tingkat pemadatan tanah diukur dari berat volume kering tanah yang
dipadatkan. Bila air ditambahkan kepada suatu tanah yang sedang dipadatkan, air
tersebut akan berfungsi sebagai unsur pembasah (pelumas) pada partikel-partikel
tanah. Karena adanya air, partikel-partikel tanah tersebut akan lebih mudah
bergerak dan bergeseran satu sama lain dan membentuk kedudukan yang lebih
rapat/padat. Untuk usaha pemadatan yang sama, berat volume kering dari tanah
akan naik bila kaar air dalam tanah (pada saat dipadatkan) meningkat.
Bila kadar airnya ditingkatkan terus secara bertahap pada usaha pemadatan
yang sama, maka berat dari jumlah bahan padat dalam tanah persatuan volume
juga meningkat secara bertahap pula.
Setelah mencapai kadar air tertentu, w=w2, adanya penambahan kadar air
justru cenderung menurunkan berat volume kering dari tanah. Hal ini disebabkan
karena air tersebut kemudian menempati ruang pori dalam tanah yang sebetulnya
dapat ditempati oleh partikel-partikel padat dari tanah. Kadar air dimana harga
berat volume kering maksmum tanah dicapai disebut kadar air optimum.
3.7.2 Tujuan Pengujian
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kadar air dan
kepadatan tanah. Sehingga bisa diketahui kepadatan tanah maksimum dan kadar
air optimum.
3.7.3 Acuan/Referensi
Das, Braja M., Endah, Noor, Mochtar, Indrasurya B., (Jakarta: Mekanika
Tanah (Prinsip-prinsip Rekayasa Geoteknis) Jilid 1, 1985), hlm. 235”
3.7.4 Peralatan
1 Mold pemadatan Φ 4”
2 Mold Pemadatan ϕ 6”
3 Palu pemadatan modified
4 Palu pemadatan standard
5 Palu Karet
6 Extruder Mold
7 Pisau Pemotong
8 Kantong Plastik
9 Kertas
10 Pan
11 Gelas Ukur 1000 ml
12 Minikontainer
3. Buah sampel tanah disiapkan, masing-masing 2,5 kg untuk mold ϕ4” dan
mold ϕ6” kemudian dimasukan kedalam kantong plastik.
4. Salah satu sampel diambil, kemudian dibuat kadar air optimum perkiraan
dengan cara sebagai berikut:
digumpalkan dengan tangan lalu dibuka, tidak hancur dan tidak lengket
ditangan. Setelah didapat campuran tanah seperti ini, dicatat jumlah air
sebagai berikut :
D=C 100 + B + B
100 + A
kemudian diisi kolom-kolom samping kanan dan kiri untuk kadar air 3%
7. Penambabah air yang diperlukan dihitung untuk membuat sampel tanah dengan
4. Dilakukan hal yang sama untuk lapisan kedua dan ketiga. Sehingga
lapisan terakhir mengisi sebagian collar (berada sedikit lebih tinggi dari
pada tinggi mold.Pasang collarlalu kencangkan mur penjepitnya,
ditempatkan pada tumpuan yang kokoh.
5. Collar dilepas dan tanah yang kelebihan pada mold dibersihkan dengan
menggunakan pisau pemotong.
6. Rongga berbentuk diisi dengan tanah sisa-sisa.
7. Mold ditimbang bersama alas dan tanah yang berada didalamnya dengan
ketelitian 1 gram.
8. Sampel yang sudah dipadatkan dikeluarkan dari dalam mold dengan
menggunakan extruder mold, lalu diambil 3 buah sampel untuk
pemeriksaan kadar air.
9. Prosedur kerja diulangi sampai nomor 8 untuk sampel tanah yang lain.
W = kadar air
Tabel 3. 17 Pengujian Berat Isi
Sampel I II III IV V
Berat tanah basah +
gr 3175,4 3164 3190,3 3313 3325,5
cetakan
Berat Cetakan gr 1729,1 1729,1 1729,1 1729,1 1729,1
Berat tanah basah gr 1446,3 1434,9 1461,2 1583,9 1596,4
923,18 923,18 923,18
Isi Cetakan Cm3 923,188 923,188
8 8 8
Berat Isi Basah gr/cm3 1,567 1,554 1,583 1,716 1,729
Berat Isi Kering gr/cm3 1,321 1,296 1,195 1,375 1,37
Z.A.V 1,749 1,708 1,408 1,578 1,542
Tabel 3. 18 Pengujian Kadar Air
Sampel I II III IV V
Berat tanah basah + Cawan gr 62,4 65,3 63,4 57,5 58,3
Berat tanah kering + Cawan gr 54,1 56,0 50,1 47,9 47,9
Berat Container gr 9,5 9,4 9,1 9,2 8,3
Berat Air gr 8,3 9,3 13,3 9,6 10,4
Berat tanah kering gr 44,6 46,6 41 38,7 39,6
Kadar Air % 18,61 19,957 32,439 24,806 26,263
1.8 1.749
1.708
Berat Isi ( gr / Cm3 )
1.578
1.6 1.542
1.408
1.375 1.370
1.4
1.321
1.296
1.0
18 20 22 24 26 28 30 32 34
Kadar Air %
Gafik 3. 11 Proctor
Catatan:
Untuk membuat gafik dari hasil compaction perlu dicantumkan juga Zero
air Void ( ZAV ) yang bisa dihitung dengan rumus :
Gs . γ w
ZAV =
1+ W .Gs
Dimana :
Gs = Berat jenis tanah
γw = Berat isi air
w = kadar air
γd maksimal tidak mungkin melebihi batas ZAV sehingga hal
ini diperlukan sebagai pengontrol.
3.7.8 Kesimpulan
Dengan melakukan pengujian ini, maka didapatkan hubungan antara kadar
air optimum adalah sebesar 24,8 % pada kepadatan tanah yang maksimum. Kadar
air yang berhubungan dengan berat isi kering yang maksimum disebut kadar air
optimum. Berat isi kering maksimum sebesar 1,375 gr/cm3.
3.8 Pengujian CBR (California Bearing Ratio)
2. Sampel tanah tersebut dicampur dengan air sampai kadar air optimum.
Dimana :
A = Kadar air asli (%)
B = Kadar air optimum(%) 5000 = Jumlah contoh
3. Sampel dimasukkan kedalam kantung plastik dan ditutup rapat agar
tidak terjadi penguapan. Didiamkan selama 24 jam.
4. CBR mold dipasang pada keping alas dan ditimbang. Kemudian
dimasukkan keping pemisah (spacer dish), lalu diletakkan kertas
saring diatasnya.
5. Masing-masing sampel dipadatkan didalam CBR mold dengan jumlah
tumbukan 10,25,56 kali dengan jumlah lapisan dan berat pemadatan
sesuai dengan pengujian pemadatan berat (modified compaction).
Kemudian diperiksa kadar airnya dilakukan setelah benda uji
dikeluarkan dari cetakan.
6. Kemudian collar dilepaskan lalu diratakan permukaan contoh dengan
alat perata. Di tambal lubang-lubang yang ada pada permukaan karena
lepasnya butir-butir kasar dengan bahan yang lebih halus.
7. Keping pemisah (spacer dish) dikeluarkan dari kertas saring,
dibalikan dan dipasang kembali mold yang berisi contoh pada alas,
kemudian ditimbang.
Perubahan tinggi
13. Pengembangan= ×100 %
tinggi semula
14. Setiap hasil pembacaan arloji dikalikan dengan hasil kalibrasi alat.
Kadar air mula-mula diperoleh dari pengujian kadar air sebesar 11,173 %.
Pengujian Kadar air Sampel I
Berat tanah basah + cawan(w2) = 62,4 gr
Berat air = w2 – w1
= 62,4 gr – 54,1 gr
= 8,3 gr
= 54,1 gr – 9,5 gr
= 44,6 gr
Pengujian CBR tidak terendam sampel I, II, III disajikan pada tabel di
bawah.
Sampel I
Kalibrasi = 32.14
Waktu Penurunan
Pembacaan Dial Beban (Lb)
(menit) (inchi)
Atas Bawah Atas Bawah
0 0 0 0 0 0
0.25 29 0 0 0 0
0.5 65 1 0 32,14 0
1 128 1 0 32,14 0
1.5 187 3 0 96,42 0
2 257 5 0 160,7 0
3 364 10 0 321,4 0
4 444 12 0 385,68 0
6 650 15 0 482,1 0
8 865 17 0 546,38 0
10 1104 18 0 578,52 0
Waktu Penurunan
Pembacaan Dial Beban (Lb)
(menit) (inchi)
Bawa
Atas Bawah Atas
h
0 0 0 0 0 0
0.25 0,011 0 0 0 0
0.5 0,026 1 0 32,14 0
1 0,050 1 0 32,14 0
1.5 0,074 3 0 96,42 0
2 0,101 5 0 160,7 0
3 0,143 10 0 321,4 0
4 0,175 12 0 385,68 0
6 0,256 15 0 482,1 0
8 0,341 17 0 546,38 0
10 0,435 18 0 578,52 0
Tabel 3.23 Harga CBR Sampel 1
Harga CBR
CBR
0.1" 0.2"
1 160.7
Atas x 100 % x 100 %
3x1000 3x1500
0,033 3,571
32,14 160,7
Bawah x 100 % x 100 %
3x1000 3x1500
Sampel 1
600
500
400
Beban ( lb )
300
200
100
0
0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5
Penurunan ( Inchi )
Sampel II
1000
800
600
Beban ( lb )
400
200
0
0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5
Penurunan ( Inchi )
Penuruna
Waktu (menit) Pembacaan Dial Beban (Lb)
n (inchi)
Atas Bawah Atas Bawah
0 0 0 0 0 0
0.25 0,012 0 0 0 0
0.5 0,024 0 0 0 0
1 0,042 6 0 192,84 0
1.5 0,059 16 0 514,24 0
2 0,081 22 0 707,08 0
3 0,130 30 0 964,2 0
4 0,176 34 0 1092,76 0
6 0,279 38 0 1221,32 0
8 0,377 40 0 1285,6 0
10 0,476 42 0 1349,88 0
Sampel III
1400
1200
1000
Beban ( lb )
800
600
400
200
0
0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5
Penurunan ( Inchi )
3.8.1.7 Kesimpulan
Untuk mendapatkan nilai CBR rencana maka percobaan ini diulang
lagi dengan jumlah tumbukan 10 kali, 25 kali dan 56 kali, sehingga didapat
3 nilai CBR. Ketiga nilai CBR dibuat grafik untuk mendapatkan nilai CBR
rencana tersebut.
Pada percobaan diatas didapat hasil :
1. Percobaan CBR 1
Pada beban atas harga CBR nya 0.1” sebesar 0,033 % dan 0.2” 3,571
%
2. Percobaan CBR 2
Pada beban atas harga CBR nya 0.1” sebesar 0,033 % dan 0.2” 0,714
%
3. Percobaan CBR 3
Pada beban atas harga CBR nya 0.1” sebesar 0,2 % dan 0.2” 15,713
%
Dengan melakukan percobaan ini maka didapat nilai CBR rencana
yang dikehendaki dimana kadar air CBR diambil berdasarkan kadar air
optimum pada tes kepadatan. Semakin banyak tumbukan yang dilakukan
maka tanah yang
diperoleh akan semakin padat, dan kita dapat menentikan tanah tersebut
cocok digunakan untuk timbunan badan jalan atau timbunan tanah bangunan
Gedung.
3. Tabung belah
4. Tabung penuh
6. Stopwatch
7. Oven
8. Pisau
9. Timbangan
qu atau
Pembacaa Luas Pembacaa
Waktu Reganga Koreks Beban Beban ( Teganga
n Arloji ∆L (cm) Koreksi n Dial c = 0.5 qu
(menit) n (Ɛ)% i (kN) Kg ) n
(mm) ( cm2) (Div)
(Kg/cm2)
0,25 125 0,125 0,893 0,991 38,61 54 0,071 7,241 0,189 0,095
0,5 264 0,264 1,886 0,981 39 78 0,103 10,459 0,273 0,137
0,75 314 0,314 2,243 0,978 39,143 88 0,116 11,8 0,308 0,154
3.9.2 Kesimpulan
Dari pengujian ini didapat nilai Cu (kekuatan geser) = 1,807229 dan qu (kuat tekan bebas) = 0,368 kg/cm2 pada grafik hubungan
rengangan dan tegangan.
qu 0,368
Su= = =0 , 184
2 2
Keadaan tanah lempung organik memiliki kekuatan geser tanah sebesar 0 ,184. Keadaan kekuatan geser tanah tersebut masuk
pada kelas tanah sangat lunak yaitu < 0,12.
3.10 Pengujian Konsolidasi (CONSOLIDATION)
3.10.3 Peralatan
1. Alat konsolidasi
2. Cetakan benda uji
3. Alat pengeluar benda uji
4. Stop watch
5. Dial deformasi
6. Timbangan
7. Oven
3.10.4 Prosedur percobaan
1 Bersihkan cetakan benda uji dan keringkan,kemudian timbang.
2 Siapkan benda uji:
- Keluarkan contoh tanah dari tabung sample sepanjang 1cm dengan
menggunakan extruder tabung lalu dipotong dan diratakan.
- Pacang cetakan didepan tabung contoh lalu keluarkan contoh tanah
dengan extruder sehingga cetakan terisi penuh dengan tanah.
- Ratakan tanah yang menonjol dikedua ujung cetakan benda uji
dengan pisau pemotong.
- Potong kelebihan tanah dengan hati-hati dan tentukan kadar air
bagian yang terpotong tersebut.
- Timbang cetakan beserta contoh tanah dan tentukan berat tanahnya
sendiri.
- Keluarkan contoh tanah dari cetakan dengan cara didorong dengan
besi pemotong.
3. Masukkan benda uji tersebut kedalam ring contoh dengan hati-hati,
jangan sampai terjadi pemampatan.
4. Pasang kertas saring dibagian atas dan bawah sample, kemudian pasang
batu pori pada bagian atas dan bawahnya.
5. Masukkan dalam sel konsolidasi.
6. Pasang pelat penekan diatas batu pori kemudian letakkan bola baja
kecil coakan pelat penekan diatas pelat penekan tersebut bagian
tengahnya.
7. Letakkan pada alat konsolidasi.
8. Atur posisi palang penekan sehingga horizontal, dengan cara memutar
span skrupdibagian belakang.
9. Atur ketinggian baut penekan hingga tepat meyentuh bola baja.
10. Atur posisi dial diformasi dalam posisi tertekan, kemudian dial tersebut
di nol kan, tahan lengan beban dengan palang penahan.
11. Pasang beban pertama yang menghasilkan tekanan pada benda uji
sebesar 0,25 kg/cm2
12. Baca deformasi tanah pada detik ke 0,6,10,15,30 kemudian pada menit
ke 1, 2, 4, 8, 12, 25, 30 dan pada jam ke 16, 20, 25, 30.
13. Pasang beban kedua sebesar 2 kali beban pertama, lakukan pembacaan
sesuai prosedur ke 12.
14. Lakukan hal yang sama untuk beban-beban yang lebih besar (4x, 8x
15. ,16x, 32x). Beban maksimum disesuaikan dengan beban yang akan
bekerja pada lapisan tanah tersebut.
16. Setelah dilakukan pembebanan maksimum, kurangi beban dalam 2 tahap
sampai mencapai beban pertama. Baca dial deformasi 5 jam setelah
pengurangan beban lalu beban dikurangi lagi. Lakukan pembacaan
kembali setelah 5 jam berikutnya.
17. Segera setelah pembacaan terakhir dicatat, keluarkan ring contoh dan
benda uji dari sel konsolidasi.
18. Keluarkan batu pori dan kertas saring.
19. Keluarkan benda uji dari dalam ring contoh lalu lalu timbang dan
tentukan berat keringnya.
3.10.5 Analisa Data
Tinggi Awal
Beban 0.5 kg Tinggi Akhir
Sampel
X mikro Y
0 0 0
0,316 30 30
0,500 30 60
0,707 30 90
1,000 30 120
1,414 40 160
2,000 50 210
2,828 50 260
3,873 50 310
5,477 50 360
7,746 60 420
10,954 70 490
15,492 130 620
21,909 220 840
37,947 420 1260
Garis 1
x y
0 30
1,414 160
13,707 1260
m = 91,924
Garis 2
x y
0 30
15,763 1260
Kurva 0.5 Kg
0 5 10 15 20 25 30 35 4
0
200
400
600
800
1000
1200
Tinggi Awal
Beban 1 kg Tinggi Akhir
Sampel
21,1 1,1 20
21,1 1,2 19,9
21,1 1,33 19,77
21,1 1,4 19,7
21,1 1,55 19,55
21,1 1,65 19,45
21,1 1,75 19,35
21,1 1,82 19,28
21,1 1,92 19,18
21,1 2,02 19,08
21,1 2,43 18,67
21,1 2,43 18,67
21,1 2,44 18,66
21,1 2,45 18,65
X mikro Y
0 0 0
0,316 1100 1100
0,5 1200` 2300
0,707 1330 3630
1 1400 5030
1,414 1550 6580
2 1650 8230
2,828 1750 9980
3,873 1820 11800
5,477 1920 13720
7,746 2020 15740
10,954 2430 18170
15,492 2430 20600
21,909 2440 23040
37,947 2450 25490
Garis 1
x y
0 0
0,707 3630
4,965 25490
m = 5133,595
Garis 2
x y
0 0
5,710 25490
Garis akar t90
x y
0 7450
1,7 7450
1,7 25490
Kurva 1 Kg
0 5 10 15 20 25 30 35 40
0
5000
10000
15000
20000
25000
Tinggi Awal
Beban 2 kg Tinggi Akhir
Sampel
21,1 3 18,1
21,1 3,1 18
21,1 3,11 17,99
21,1 3,11 17,99
21,1 3,11 17,99
21,1 3,11 17,99
21,1 3,12 17,98
21,1 3,13 17,97
21,1 3,13 17,97
21,1 3,14 17,96
21,1 3,14 17,96
21,1 3,14 17,96
21,1 3,14 17,96
21,1 3,14 17,96
X mikro Y
0 0 0
0,316 3000 3000
0,5 3100 6100
0,707 3110 9210
1 3110 12320
1,414 3110 15430
2 3110 18540
2,828 3120 21660
3,873 3130 24790
5,477 3130 27920
7,746 3140 31060
10,954 3140 34200
15,492 3140 37340
21,909 3140 40480
37,947 3140 43620
Garis 1
x y
0 0
0,5 6100
3,575 43620
12200
m=
Garis 2
x y
0 0
4,112 43620
Garis Akar t90
x y
0 15500
1,5 15500
1,5 43620
0 5 10 15 20 25 30 35 40
0
Kurva 2 Kg
10000
20000
30000
40000
500
400
Angka Pori (e)
300
200
100
0
0.004 0.006 0.008 0.01 0.012 0.014 0.016 0.018 0.02 0.022
Log p
3.10.2 Kesimpulan
Pengujian konsolidasi adalah proses yang bergantung
pada waktu hanya dapat terjadi pada lapisan lempung
dikarenakan nilai permeabilitasnya yang rendah. Dari
pengujian konsolidasi didapatkan nilai Cv = 2,026 mm2/menit.
3.11 Pemeriksaan Direct Shear Test
3.11.3 Peralatan
1. Alat geser langsung terdiri dari :
Setang penekan dan pemberi beban
Alat penggeser lengkap dengan cincin penguji (proving ring) dan 2
(dua) buah arloji geser (extensionmeter)
Cincin pemeriksaan yang terbagi dua dengan penguncinya terletak
dalam kotak
Beban – beban
Dua buah batu pori.
2. Alat pengeluar contoh dan pisau pemotong
3. Cincin cetak benda uji
4. Neraca dengan ketelitian 0,1 gram
5. Stopwatch
6. Timba
A = Luas (cm²)
Kalibrasi alat = 0,575 kg/div
Sampel 1
Tabel 3. 35 Pemeriksaan Direct Shear Test Sampel 1
Kuat Geser
3.5
2.5
1.5
0.5
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5
Sampel 1 Sampel 2
Grafik 3. 20 Hubungan Tegangan Geser Dengan Regangan
1 2 3
x 0,016 0,032 0,064
y 1,019 1,924 `0,650
1.924
2.0
1.5
1.019
1.0
0.650
0.5
0.0
0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07