Anda di halaman 1dari 14

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 TINJAUAN UMUM

Bab ini menyajikan data-data hasil dari pengujian yang telah dilakukan oleh
penulis yaitu pengujian pada tanah asli dan pada tanah yang telah distabilisasi
dengan difa dan kapur. Analisis data dititik beratkan pada pengaruh nilai CBR pada
tanah yang distabilisasi dengan difa dan kapur.

5.2 PENGUJIAN TANAH ASLI


5.2.1 Pengujian Kadar Air
Prosedur pengujian kadar air sesuai dengan SNI 13-6793-2002. Nilai kadar
air didapat dari Persamaan 3.1. Hasil dari pengujian kadar air dapat dilihat pada
Lampiran 1 dan Tabel 5.1 di bawah ini.

Tabel 5.1 Pengujian Kadar Air Tanah


Sampel Sampel
No. Pengujian Satuan
1 2
1 Berat Countainer (W1) (gr) 9,1 8,9

2 Berat Countariner + Tanah Basah (W2) (gr) 29,02 33,81

3 Berat Countainer + Tanah Kering (W3) (gr) 12,44 13,09

4 Berat Air (Ww = W2 -W3) (gr) 16,58 20,72

5 Berat Tanah Kering (Ws = W3 -W1) (gr) 3,34 4,19

6 Kadar Air (Ww : Ws)x100% % 496,41 494,51

7 Kadar Air rata-rata (w) % 495,46

28
29

Contoh perhitungan:

16,58
w= 𝑥 100 % = 496,41 % (3.1)
3,34

Nilai kadar air pada sampel kedua adalah 494,51 %, diperoleh dengan cara
yang sama dengan sampel 1. Tanah dari gambut di daerah Rawa Pening
mengandung kadar air rata – rata sebesar 495,46 %.

5.2.2 Pengujian Berat Volume


Prosedur pengujian berat volume yang dilakukan sesuai dengan SNI 03-3637-
1994. Nilai berat volume didapat dari Persamaan 3.2. Hasil dari pengujian berat
volume dapat dilihat pada Lampiran 2 dan Tabel 5.2 di bawah ini.

Tabel 5.2 Hasil Pengujian Berat Volume Tanah Asli

No Pengujian Satuan Sampel 1 Sampel 2

1 Diameter ring (d) cm 5,15 5,15

2 Tinggi ring (t) cm 2,405 2,405

3 Volume ring (V) cm3 50,12 50,12

4 Berat ring (W1) gr 38,8 38,8

5 Berat ring + tanah basah (W2) gr 92,47 93,26

6 Berat tanah basah (W3) gr 53,67 54,46

7 Berat Volume tanah gr/cm3 1,07 1,09


Berat Volume tanah rata –
8 gr/cm3 1,08
rata

Contoh perhitungan :

92,47 − 38,8
γ= = 1,07 gr / cm3 (3.2)
53,67
30

Berat volume sampel kedua sebesar 1, 09 gr / cm3 diperoleh dengan cara yang
sama seperti pada sampel 1. Jadi berat volume rata – rata tanah gambut di daerah
Rawa Pening adalah 1,08 gr / cm3.

5.2.3 Pengujian Berat Jenis


Prosedur pengujian berat jenis (specific gravity) yang dilakukan sesuai
dengan SNI 1964-2008. Nilai berat jenis didapat dari Persamaan 3.3 dan 3.4. Hasil
dari pengujian berat jenis dapat dilihat pada Lampiran 3 dan Tabel 5.3 di bawah ini.

Tabel 5.3 Hasil Pengujian Berat Jenis Tanah


No No.Pengujian Satuan Sampel 1 Sampel 2

1 Berat Piknometer ( W1 ) gr 40,07 40,56


2 Berat Piknometer + Tanah ( W2 ) gr 52,40 51.06
3 Berat Piknometer + Tanah + Air ( W3 ) gr 142,76 141,39
4 Berat Piknometer + Air ( W4 ) gr 140,21 138.91
5 Temperatur ( t) °C 26 26
6 Bj air pada temperatur gr/cm3 0,9971 0,9971
7 BJ air pada suhu 27,5 C gr/cm3 0,9964 0,9964
8 Berat tanah kering ( Ws ) gr 12,33 12,11
9 A = Ws + W4 gr 152,54 151,02
10 I = A – Ws gr 9,78 9,63
11 Berat Jenis tanah pada suhu ( t° C ) 1,261 1,257
12 Berat Jenis tanah pada suhu ( 27,5° C ) 1,262 1,258
13 Berat Jenis rata-rata pada suhu 27,5° C 1,26

Contoh perhitungan :

12.33
Gs ( t℃ ) = = 1,261 (3.3)
9,78

0.9971
Gs ( 27.5 ℃ ) = 2.479 × = 1,262 (3.4)
0.9964
31

Berat jenis sampel kedua sebesar 1,258 diperoleh dengan cara yang sama
seperti sampel 1. Berat jenis rata – rata tanah gambut di daerah Rawa Pening adalah
1,26.

5.2.4 Pengujian Kadar Serat


Pengujian kadar serat dilakukan sesuai dengan prosedur standar ASTM
D1997-91. Nilai kadar serat dapat diperoleh menggunakan Persamaan 3.5 dan 3.6.
Hasil pengujian kadar serat dapat dilihat pada Lampiran 4 dan Tabel 5.4 berikut ini.

Tabel 5.4 Hasil Pengujian Kadar Serat


1 No.Pengujian Satuan 1 2
Berat Countainer
2 gr 12,83 12,57
(W1)
Berat Countariner + Tanah Basah
3 gr 31,6 29,43
(W2)
Berat Countainer + Tanah Kering
4 gr 16,83 16,2
(W3)
Berat Air (Ww = W2
5 gr 14,77 13,23
-W3)
6 Berat Tanah Kering (Ws = W3 -W1) gr 4 3,63
7 Kadar Air (Ww : Ws) x 100% % 369,25 364,46
Kadar Air rata-rata
8 % 366,86
(w)
Berat Total Awal
9 gr 100 100
(M)
Berat Kering Awal Tanah
10 gr 21,42 21,42
(Ms=100/100+w) x100%)
11 Berat Cawan gr 63,37 47,68
12 Berat kering Serat + Cawan gr 74,23 58,27

13 Berat Kering dari Serat (Mf) gr 10,86 10,59


14 Kadar Serat ((Mf:Ms)x100) % 50,70 49,44
15 Kadar Serat Rata-Rata % 50,07

Contoh perhitungan :

100
Ms = x 100 % = 21,42 gr (3.5)
(366,86 + 100)
32

10,86
Kadar serat, (%) = x 100 % = 50,70 % (3.6)
21,42

Kadar serat sampel kedua sebesar 49,44% diperoleh dengan cara yang sama
seperti sampel 1 tabel di atas. Kadar serat rata-rata dari tanah gambut di Rawa
Pening adalah 50,07 %.

5.2.5 Pengujian Kadar Abu


Pengujian kadar abu yang dilakukan sesuai dengan prosedur standar ASTM
D1762-84 (2007). Nilai kadar abu tanah gambut di daerah Rawa Pening sebesar
22,75%.

5.2.6 Pengujian Proktor Standar


Pengujian pemadatan dilakukan dengan cara proctor standard sesuai dengan
prosedur standar SNI 1743-2008. Hasil pengujian kepadatan tanah dapat dilihat
pada Lampiran 6.

Contoh perhitungan berat volume tanah basah pada proktor standar dapat
diperoleh menggunakan Persamaan 3.2 berikut.
1. Berat volume tanah basah pada penambahan kadar air 100 ml.

2675 − 1750
γ= = 0,972 gr⁄cm³ (3.2)
951,52

Nilai berat volume tanah basah digunakan untuk mencari nilai berat volume
kering (𝛾𝑑) dengan mencari kadar airnya. Nilai kadar air rata-rata pada
penambahan 100 ml air sebesar 101,41%.

Contoh perhitungan berat volume tanah kering (γd) dapat dihitung dengan
Persamaan 3.7 berikut.

1. Berat volume tanah kering pada penambahan kadar air 100 ml.
33

0,972
γd = x 100% = 0,482 gr⁄cm ³ (3.7)
1 + 101,41

Kadar air yang lain dihitung dengan cara yang sama sehingga mendapatkan
berat volume masing – masing, kemudian dibuat grafik dengan kadar air sebagai
absis dan berat volume sebagai ordinat. Titik yang ada dihubungkan sehingga
didapatkan kadar air optimum dan berat volume tanah kering optimum seperti pada
Gambar 5.1 berikut ini.

0.500
Berat Volume Tanah Kering (gr / cm3 )

0.497
0.490

0.480

0.470

0.460

0.450
90 100 110 120
120 124.96 130
130 140 150

Kadar Air (%)

Gambar 5.1 Grafik Pengujian Proktor Standar Tanah Asli

Pada grafik di atas dapat dilihat hubungan kadar air rata-rata (w) dan berat
volume kering (𝜸d) menghasilkan :
Kadar air optimum : 124,96 %
Berat volume kering maksimum : 0,497 gr/cm3

5.2.7 Pengujian California Bearing Ratio (CBR) Tanah Asli


Stabilisasi suatu tanah dapat dilihat dari nilai CBR. Pengujian CBR tanah asli
dilakukan pada sampel tanah terendam dan tidak terendam dengan masa
pemeraman 0 hari.
Contoh perhitungan nilai CBR tanah asli dengan standar SNI 1744-2012 dapat
dilihat pada hasil pengujian tanah asli sampel A pada Lampiran 7 juga pada Gambar
5.2 dan Tabel 5.5 berikut.
34

Tabel 5.5 Hasil Pengujian CBR Tanah Asli Sampel A Tanpa Perendaman
beban
pembacaan
penetrasi beban koreksi
dial
grafik
(inc) (mm) (div) (lbs) (lbs)
0,0000 0,00 0 0,00 0,00
0,0125 0,32 0,5 13,95 17,00
0,0250 0,64 1 27,90 30,34
0,0500 1,27 1,7 47,43 52,73
0,0750 1,91 2,3 64,17 73,24
0,1000 2,54 3 83,70 92,00
0,1250 3,18 3,6 100,44 104,33
0,1500 3,81 4 111,60 114,60
0,1750 4,45 4,5 125,55 124,55
0,2000 5,08 4,9 136,71 134,71
0,2250 5,72 5,4 150,66 146,64
0,2500 6,35 5,7 159,03 155,92
0,2750 6,99 6,1 170,19 165,68
0,3000 7,62 6,3 175,77 175,77
0,3250 8,26 6,7 186,93 184,23
0,3500 8,89 6,9 192,51 192,51
0,3750 9,53 7,2 200,88 200,88
0,4000 1,16 7,5 209,25 208.43
0,4250 1,80 7,8 217,62 215,14
0,4500 11,43 8,2 228,78 222,72
0,4750 12,07 8,4 234,36 229,44
0,5000 12,70 8,7 242,73 234,77
35

300

250

200
Pembebanan (lbs)

150
134.71

100
94.75

50

0
0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6
Penetrasi (inchi)

Gambar 5.2 Hasil Pengujian CBR Tanah Asli Sampel A Tanpa Perendaman

Nilai CBR pada penetrasi 0,1 inc dan penetrasi 0,2 inc dapat dihitung dengan
perhitungan Persamaan 3.8 berikut.

94,75
𝐶𝐵𝑅 0,1” = x 100 % = 3,07 % (3.8)
3 x 1000

134,71
𝐶𝐵𝑅 0,2” = x 100 % = 2,99 %
3 x 1500

Tanah asli sampel A memiliki CBR sebesar 3,07%, nilai tersebut diambil pada
penetrasi 0,1 inc. Setiap variasi dilakukan sebanyak 2 kali percobaan kemudian
dirata-rata antara sampel A dan sampel B. Rekapitulasi hasil pengujian CBR pada
tanah asli dapat dilihat pada Tabel 5.6 dan berikut ini.
36

Tabel 5.6 Hasil Pengujian CBR Tanah Asli

Kondisi CBR 0,1” (%) Rata-Rata (%)


Tanpa 3,07
3,11
Rendaman 3,16
2,54
Rendaman 2,63
2,71

5.2.8 Pembahasan Hasil Pengujian Sifat Fisik dan Mekanik Tanah Asli
Berdasarkan hasil pengujian sifat fisik dan mekanik tanah gambut di daerah
Rawa Pening memiliki kadar air sebesar 495,46%. Nilai berat jenis sebesar 1,26
dan berat volume sebesar 1,08 gr/cm3. Berdasarkan sistem klasifikasi ASTM D-
4427 (1992), tanah di Rawa Pening termasuk tanah gambut dengan kadar abu yang
tinggi yaitu sebesar 22,75% dan memiliki kadar serat sebesar 50,07% termasuk
kedalam klasifikasi hemic-peat soil (gambut matang sedang). Gambut hemic
merupakan gambut dengan pelapukan yang belum sempurna. Semakin tinggi
tingkat kematangan tanah gambut, maka sifat fisik dan mekanis untuk konstruksi
semakin baik. Namun proses pelapukan akan mengakibatkan pemampatan yang
disebabkan penyusutan volume butiran gambut. Tanah gambut Rawa Pening
memiliki kadar serat sebesar 50,07 %, artinya setengah dari kandungan tanahnya
merupakan serat. Kandungan serat yang tinggi memiliki angka pori yang besar
sehingga kemampuan gambut untuk mengikat air juga tinggi. Tanah dengan
kandungan air yang tinggi tidak baik untuk konstruksi karena memiliki daya
dukung yang rendah. Hal ini dibuktikan dengan pengujian mekanik tanah asli
dilihat menggunakan pengujian CBR. Hasil dari pengujian CBR tanah asli sebesar
3,12% tanpa perendaman dan 2,63% dengan rendaman. Tanah gambut di daerah
Rawa Pening perlu distabilisasi agar memenuhi syarat sebagai tanah dasar yaitu
sebesar 5%. Rekapitulasi hasil pengujian sifat fisik dan mekanik tanah asli Rawa
Pening dapat dilihat pada Tabel 5.7 berikut.
37

Tabel 5.7 Rekapitulasi Pengujian Sifat Fisik dan Mekanik Tanah Asli
No. Jenis Pengujian Hasil Satuan
1 Kadar Air 495,46 %
2 Berat Volume 1,08 gr/cm3
3 Berat Jenis 1,26
4 Kadar Serat 50,07 %
5 Kadar Abu 22,75 %
6 Proktor Standar :
a. W optimum 0,497 %
b. 𝜸d maksimum 124,96 gr/cm3
7 CBR Tanah Asli :
a. Tanpa Rendaman 3,12 %
b. Rendaman 2,63 %

5.3 PENGUJIAN CBR PADA TANAH DENGAN DIFA DAN KAPUR


Pengujian CBR dengan bahan tambah kapur dan variasi zat aditif difa
dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan perendaman dan tanpa perendaman.
Pengujian tanpa rendaman dilakukan dengan menggunakan standar waktu
pemeraman 1,3 dan 7 hari sedangkan pengujian CBR dengan rendaman
menggunakan waktu pemeraman 7 hari untuk selanjutnya direndam selama 4 hari.

5.3.1 Pengaruh Bahan Tambah dan Masa Pemeraman Terhadap Nilai CBR
Penambahan kapur dan difa pada tanah asli dan lama masa pemeraman
mempengaruhi nilai CBR. Hasil pengujian CBR dengan campuran kapur dan difa
dengan pemeraman dan perendaman dapat dilihat pada Tabel 5.8 berikut.

Tabel 5.8 Pengaruh Bahan Tambah dan Waktu Pemeraman Terhadap Nilai
CBR
Nilai CBR (%)

Variasi Campuran Tanpa Pemeraman Pemeraman Pemeraman Soaked


Pemeraman 1 Hari 3 Hari 7 Hari (%)
(%) (%) (%) (%)

Tanah Gambut Asli 3,11 - - - 2,63


Tanah + 5% Kapur - 4,39 5,20 6,15 5,78
Tanah + 5% Kapur + 1% Difa - 5,03 5,88 7,26 7,16
Tanah + 5% Kapur + 2% Difa - 5,46 6,53 8,51 8,32
Tanah + 5% Kapur + 3% Difa - 5,77 7,47 10,13 9,76
38

Berdasarkan tabel di atas menujukkan adanya peningkatan nilai CBR dengan


campuran kapur dan difa dibandingkan dengan CBR pada tanah asli. Peningkatan
nilai CBR juga dipengaruhi oleh lamanya waktu pemeraman. Nilai CBR pada
sampel tanah yang direndam mengalami penurunan dibandingkan dengan sampel
tanpa rendaman. Hubungan yang terjadi antara tanah asli antara bahan tambah dan
masa pemeraman terhadap nilai CBR dijelaskan seperti berikut.

5.3.2 Pengaruh Masa Pemeraman Terhadap Nilai CBR

Tabel 5.8 menunjukkan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi nilai
CBR adalah masa pemeraman. Pengaruh masa pemeraman terhadap nilai CBR
dapat dilihat pada Gambar 5.3 berikut ini.

12.00%

Kapur 5% + Difa 3%
10.00%

Kapur 5% + Difa 2%
8.00%
Nilai CBR (%)

Kapur 5% + Difa 1%

6.00%
Kapur 5%

4.00%
Tanah Asli

2.00% Tanah Asli Rendaman

0.00%
0 1 3 7 Rendaman
Masa Pemeraman (hari)

Gambar 5.3 Grafik Pengaruh Masa Pemeraman Terhadap Nilai CBR

Grafik di atas menunjukkan bahwa nilai CBR mengalami kenaikan seiring


dengan bertambahnya masa pemeraman. Kapur dan difa mampu mengikat partikel
tanah dengan baik. Ikatan tersebut semakin kuat seiring dengan bertambahnya masa
pemeraman. Nilai CBR sampel tanah rendaman mengalami penurunan jika
39

dibandingkan dengan dengan sampel tanah tanpa rendaman dengan masa


pemeraman yang sama, namun tetap lebih besar dibandingkan dengan tanah asli.

5.3.3 Pengaruh Kadar Difa Terhadap Nilai CBR


Penambahan kapur dan difa juga dapat mempengaruhi nilai CBR seperti yang
ditunjukkan pada Tabel 5.8 di atas. Pengaruh kadar difa terhadap nilai CBR dapat
dilihat pada Gambar 5.4 berikut ini.

12.00%
Tanah Asli

10.00%
Tanah Asli Rendaman
Nilai CBR (%)

8.00%
Pemeraman 1 Hari

6.00%
Pemeraman 3 Hari

4.00% Pemeraman 7 Hari

2.00% Pemeraman 7 Hari


dengan Rendaman

0.00%
Tanah Kapur 5% Kapur 5% Kapur 5% Kapur 5%
Asli +Difa 1% +Difa 2% +Difa 3%

Variasi Campuran

Gambar 5.3 Grafik Pengaruh Difa Terhadap Nilai CBR

Berdasarkan gambar di atas nilai CBR terus meningkat seiring dengan


penambahan kadar Difa. Penambahan kadar Difa mampu mampu memaksimalkan
ikatan kapur terhadap partikel tanah. Nilai CBR tertinggi terdapat pada variasi tanah
asli + 5% kapur + 3% Difa dengan masa pemeraman 7 hari yaitu sebesar 10,13%
atau meningkat 225,49% dari tanah asli.

5.3.4 Pengaruh Perendaman Terhadap Nilai CBR

Nilai CBR terus mengalami peningkatan seiring dengan bertambahnya kadar


difa dan masa pemeraman, namun kondisi sampel dengan perendaman terhadap
40

nilai CBR mengalami perubahan yang berbeda-beda. Pengaruh rendaman terhadap


nilai CBR dapat dilihat pada Tabel 5.9 dan Gambar 5.4 berikut ini

Tabel 5.9 Pengaruh Perendaman Terhadap Nilai CBR


Nilai CBR (%) Besar Persentase
Variasi Campuran Unsoaked Soaked Penurunan Penurunan
(%) (%) (%) (%)

Tanah Gambut Asli 3,11 2,63 0,48 15,60


Tanah + 5% Kapur 6,15 5,78 0,37 6,00
Tanah + 5% Kapur + 1% Difa 7,26 7,16 0,09 1,30
Tanah + 5% Kapur + 2% Difa 8,51 8,32 0,19 2,20
Tanah + 5% Kapur + 3% Difa 10,13 9,76 0,37 3,70

18.0%
15.6%
16.0%
Penurunan Nilai CBR (%)

14.0%

12.0%

10.0%

8.0%
6.0%
6.0%
3.7%
4.0%
2.2%
1.3%
2.0%

0.0%
Tanah Kapur 5% Kapur 5% Kapur 5% Kapur 5%
Asli + + +
Difa 1% Difa 2% Difa 3%

Variasi Campuran
Gambar 5.4 Grafik Persentase Penurunan Nilai CBR Soaked Terhadap Nilai
CBR Unsoaked

Berdasarkan tabel dan grafik di atas menujukkan bahwa tanah yang telah
distabilisasi dengan kapur mempunyai persentase penurunan yang lebih kecil
dibanding dengan tanah asli. Persentase penurunan semakin kecil setelah diberi
bahan stabilisasi difa pada variasi campuran Tanah asli + Kapur 5% + Difa 1%.
Variasi Tanah asli + Kapur 5% + Difa 2% dan Tanah asli + Kapur 5% + Difa 3%
41

mengalami kenaikkan dibanding dengan variasi Tanah asli + Kapur 5% + Difa 1%,
namun persentase penurunannya masih lebih kecil dibandingkan dengan tanah asli.
Variasi campuran Tanah asli + Kapur 5% + Difa 1% merupakan campuran paling
efektif terhadap pengaruh rendaman dengan persentase penurunan paling kecil
yaitu sebesar 1,3%.

Anda mungkin juga menyukai