Bab ini menyajikan data-data hasil dari pengujian yang telah dilakukan oleh
penulis yaitu pengujian pada tanah asli dan pada tanah yang telah distabilisasi
dengan difa dan kapur. Analisis data dititik beratkan pada pengaruh nilai CBR pada
tanah yang distabilisasi dengan difa dan kapur.
28
29
Contoh perhitungan:
16,58
w= 𝑥 100 % = 496,41 % (3.1)
3,34
Nilai kadar air pada sampel kedua adalah 494,51 %, diperoleh dengan cara
yang sama dengan sampel 1. Tanah dari gambut di daerah Rawa Pening
mengandung kadar air rata – rata sebesar 495,46 %.
Contoh perhitungan :
92,47 − 38,8
γ= = 1,07 gr / cm3 (3.2)
53,67
30
Berat volume sampel kedua sebesar 1, 09 gr / cm3 diperoleh dengan cara yang
sama seperti pada sampel 1. Jadi berat volume rata – rata tanah gambut di daerah
Rawa Pening adalah 1,08 gr / cm3.
Contoh perhitungan :
12.33
Gs ( t℃ ) = = 1,261 (3.3)
9,78
0.9971
Gs ( 27.5 ℃ ) = 2.479 × = 1,262 (3.4)
0.9964
31
Berat jenis sampel kedua sebesar 1,258 diperoleh dengan cara yang sama
seperti sampel 1. Berat jenis rata – rata tanah gambut di daerah Rawa Pening adalah
1,26.
Contoh perhitungan :
100
Ms = x 100 % = 21,42 gr (3.5)
(366,86 + 100)
32
10,86
Kadar serat, (%) = x 100 % = 50,70 % (3.6)
21,42
Kadar serat sampel kedua sebesar 49,44% diperoleh dengan cara yang sama
seperti sampel 1 tabel di atas. Kadar serat rata-rata dari tanah gambut di Rawa
Pening adalah 50,07 %.
Contoh perhitungan berat volume tanah basah pada proktor standar dapat
diperoleh menggunakan Persamaan 3.2 berikut.
1. Berat volume tanah basah pada penambahan kadar air 100 ml.
2675 − 1750
γ= = 0,972 gr⁄cm³ (3.2)
951,52
Nilai berat volume tanah basah digunakan untuk mencari nilai berat volume
kering (𝛾𝑑) dengan mencari kadar airnya. Nilai kadar air rata-rata pada
penambahan 100 ml air sebesar 101,41%.
Contoh perhitungan berat volume tanah kering (γd) dapat dihitung dengan
Persamaan 3.7 berikut.
1. Berat volume tanah kering pada penambahan kadar air 100 ml.
33
0,972
γd = x 100% = 0,482 gr⁄cm ³ (3.7)
1 + 101,41
Kadar air yang lain dihitung dengan cara yang sama sehingga mendapatkan
berat volume masing – masing, kemudian dibuat grafik dengan kadar air sebagai
absis dan berat volume sebagai ordinat. Titik yang ada dihubungkan sehingga
didapatkan kadar air optimum dan berat volume tanah kering optimum seperti pada
Gambar 5.1 berikut ini.
0.500
Berat Volume Tanah Kering (gr / cm3 )
0.497
0.490
0.480
0.470
0.460
0.450
90 100 110 120
120 124.96 130
130 140 150
Pada grafik di atas dapat dilihat hubungan kadar air rata-rata (w) dan berat
volume kering (𝜸d) menghasilkan :
Kadar air optimum : 124,96 %
Berat volume kering maksimum : 0,497 gr/cm3
Tabel 5.5 Hasil Pengujian CBR Tanah Asli Sampel A Tanpa Perendaman
beban
pembacaan
penetrasi beban koreksi
dial
grafik
(inc) (mm) (div) (lbs) (lbs)
0,0000 0,00 0 0,00 0,00
0,0125 0,32 0,5 13,95 17,00
0,0250 0,64 1 27,90 30,34
0,0500 1,27 1,7 47,43 52,73
0,0750 1,91 2,3 64,17 73,24
0,1000 2,54 3 83,70 92,00
0,1250 3,18 3,6 100,44 104,33
0,1500 3,81 4 111,60 114,60
0,1750 4,45 4,5 125,55 124,55
0,2000 5,08 4,9 136,71 134,71
0,2250 5,72 5,4 150,66 146,64
0,2500 6,35 5,7 159,03 155,92
0,2750 6,99 6,1 170,19 165,68
0,3000 7,62 6,3 175,77 175,77
0,3250 8,26 6,7 186,93 184,23
0,3500 8,89 6,9 192,51 192,51
0,3750 9,53 7,2 200,88 200,88
0,4000 1,16 7,5 209,25 208.43
0,4250 1,80 7,8 217,62 215,14
0,4500 11,43 8,2 228,78 222,72
0,4750 12,07 8,4 234,36 229,44
0,5000 12,70 8,7 242,73 234,77
35
300
250
200
Pembebanan (lbs)
150
134.71
100
94.75
50
0
0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6
Penetrasi (inchi)
Gambar 5.2 Hasil Pengujian CBR Tanah Asli Sampel A Tanpa Perendaman
Nilai CBR pada penetrasi 0,1 inc dan penetrasi 0,2 inc dapat dihitung dengan
perhitungan Persamaan 3.8 berikut.
94,75
𝐶𝐵𝑅 0,1” = x 100 % = 3,07 % (3.8)
3 x 1000
134,71
𝐶𝐵𝑅 0,2” = x 100 % = 2,99 %
3 x 1500
Tanah asli sampel A memiliki CBR sebesar 3,07%, nilai tersebut diambil pada
penetrasi 0,1 inc. Setiap variasi dilakukan sebanyak 2 kali percobaan kemudian
dirata-rata antara sampel A dan sampel B. Rekapitulasi hasil pengujian CBR pada
tanah asli dapat dilihat pada Tabel 5.6 dan berikut ini.
36
5.2.8 Pembahasan Hasil Pengujian Sifat Fisik dan Mekanik Tanah Asli
Berdasarkan hasil pengujian sifat fisik dan mekanik tanah gambut di daerah
Rawa Pening memiliki kadar air sebesar 495,46%. Nilai berat jenis sebesar 1,26
dan berat volume sebesar 1,08 gr/cm3. Berdasarkan sistem klasifikasi ASTM D-
4427 (1992), tanah di Rawa Pening termasuk tanah gambut dengan kadar abu yang
tinggi yaitu sebesar 22,75% dan memiliki kadar serat sebesar 50,07% termasuk
kedalam klasifikasi hemic-peat soil (gambut matang sedang). Gambut hemic
merupakan gambut dengan pelapukan yang belum sempurna. Semakin tinggi
tingkat kematangan tanah gambut, maka sifat fisik dan mekanis untuk konstruksi
semakin baik. Namun proses pelapukan akan mengakibatkan pemampatan yang
disebabkan penyusutan volume butiran gambut. Tanah gambut Rawa Pening
memiliki kadar serat sebesar 50,07 %, artinya setengah dari kandungan tanahnya
merupakan serat. Kandungan serat yang tinggi memiliki angka pori yang besar
sehingga kemampuan gambut untuk mengikat air juga tinggi. Tanah dengan
kandungan air yang tinggi tidak baik untuk konstruksi karena memiliki daya
dukung yang rendah. Hal ini dibuktikan dengan pengujian mekanik tanah asli
dilihat menggunakan pengujian CBR. Hasil dari pengujian CBR tanah asli sebesar
3,12% tanpa perendaman dan 2,63% dengan rendaman. Tanah gambut di daerah
Rawa Pening perlu distabilisasi agar memenuhi syarat sebagai tanah dasar yaitu
sebesar 5%. Rekapitulasi hasil pengujian sifat fisik dan mekanik tanah asli Rawa
Pening dapat dilihat pada Tabel 5.7 berikut.
37
Tabel 5.7 Rekapitulasi Pengujian Sifat Fisik dan Mekanik Tanah Asli
No. Jenis Pengujian Hasil Satuan
1 Kadar Air 495,46 %
2 Berat Volume 1,08 gr/cm3
3 Berat Jenis 1,26
4 Kadar Serat 50,07 %
5 Kadar Abu 22,75 %
6 Proktor Standar :
a. W optimum 0,497 %
b. 𝜸d maksimum 124,96 gr/cm3
7 CBR Tanah Asli :
a. Tanpa Rendaman 3,12 %
b. Rendaman 2,63 %
5.3.1 Pengaruh Bahan Tambah dan Masa Pemeraman Terhadap Nilai CBR
Penambahan kapur dan difa pada tanah asli dan lama masa pemeraman
mempengaruhi nilai CBR. Hasil pengujian CBR dengan campuran kapur dan difa
dengan pemeraman dan perendaman dapat dilihat pada Tabel 5.8 berikut.
Tabel 5.8 Pengaruh Bahan Tambah dan Waktu Pemeraman Terhadap Nilai
CBR
Nilai CBR (%)
Tabel 5.8 menunjukkan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi nilai
CBR adalah masa pemeraman. Pengaruh masa pemeraman terhadap nilai CBR
dapat dilihat pada Gambar 5.3 berikut ini.
12.00%
Kapur 5% + Difa 3%
10.00%
Kapur 5% + Difa 2%
8.00%
Nilai CBR (%)
Kapur 5% + Difa 1%
6.00%
Kapur 5%
4.00%
Tanah Asli
0.00%
0 1 3 7 Rendaman
Masa Pemeraman (hari)
12.00%
Tanah Asli
10.00%
Tanah Asli Rendaman
Nilai CBR (%)
8.00%
Pemeraman 1 Hari
6.00%
Pemeraman 3 Hari
0.00%
Tanah Kapur 5% Kapur 5% Kapur 5% Kapur 5%
Asli +Difa 1% +Difa 2% +Difa 3%
Variasi Campuran
18.0%
15.6%
16.0%
Penurunan Nilai CBR (%)
14.0%
12.0%
10.0%
8.0%
6.0%
6.0%
3.7%
4.0%
2.2%
1.3%
2.0%
0.0%
Tanah Kapur 5% Kapur 5% Kapur 5% Kapur 5%
Asli + + +
Difa 1% Difa 2% Difa 3%
Variasi Campuran
Gambar 5.4 Grafik Persentase Penurunan Nilai CBR Soaked Terhadap Nilai
CBR Unsoaked
Berdasarkan tabel dan grafik di atas menujukkan bahwa tanah yang telah
distabilisasi dengan kapur mempunyai persentase penurunan yang lebih kecil
dibanding dengan tanah asli. Persentase penurunan semakin kecil setelah diberi
bahan stabilisasi difa pada variasi campuran Tanah asli + Kapur 5% + Difa 1%.
Variasi Tanah asli + Kapur 5% + Difa 2% dan Tanah asli + Kapur 5% + Difa 3%
41
mengalami kenaikkan dibanding dengan variasi Tanah asli + Kapur 5% + Difa 1%,
namun persentase penurunannya masih lebih kecil dibandingkan dengan tanah asli.
Variasi campuran Tanah asli + Kapur 5% + Difa 1% merupakan campuran paling
efektif terhadap pengaruh rendaman dengan persentase penurunan paling kecil
yaitu sebesar 1,3%.