PEMADATAN TANAH
(COMPACTION OF SOIL)
1. Fungsi Pemadatan:
Untuk meningkatkan kekuatan tanah, sehingga daya dukung tanah pondasi di
atasnya meningkat
Untuk mengurangi terjadinya penurunan pada tanah
Dapat meningkatkan kemantapan lereng timbunan (embankments).
1
3 Alat proctor
4 Timbangan
5 Oven
7 Talam baja
2
8 Palu karet
9 Kuas
10 Kantong plastik
11 Cawan
12 Ekstruder
3
1 Tanah yang lolos ayakan 4 mm
2 Air
PEMADATAN LABORATORIUM
Pemadatan Laboratorium adalah suatu jenis tes pemadatan tanah yang dilakukan
di laboratorium. Ada 2 macam tes pemadatan tanah secara laboratorium yaitu Proctor
Standart Test dan Proctor Modified Test.
4
Pada percobaan pemadatan Proctor Standart, untuk setiap kali percobaan
tanah, selalu dibagi dalam 3 lapisan dengan jumlah tumbukan 25x untuk
setiap lapisan. Gambar alur penumbukan dapat dilihat pada Gambar 1.
Sedangkan pada Modified Proctor, pemadatan dilakukan dalam 5 lapisan dan
jumlah tumbukan per lapisan sebanyak 25x.
Tes pemadatan dilakukan minimal 6x, dengan kondisi 3 benda
uji di bawah kadar air optimum dan 3 benda uji di atas kadar
air optimum.
Dari setiap percobaan yang dilakukan akan didapatkan harga
berat volume kering (d) dan kadar air (wc).
5
Gambar alat uji Proctor
6
Gambar 1. Alur penumbukan proctor
7
2) Menentukan Tingkat Pemadatan suatu Tanah
Tingkat pemadatan suatu tanah di laboratorium diukur berdasarkan dari
berat volume kering tanah yang dipadatkan (dmax), dan harga kadar air
optimum (wcopt) dari tanah yang di tes.
Menentukan harga max didapatkan dari grafik antara kadar air (wc) dengan
berat volume kering (d). Lihat Gambar grafik 2 di bawah ini
dimana :
8
t = berat volume tanah basah (gr/cm3)
wc = kadar air tanah (%)
Harga (t) ditentukan dengan rumus :
Wt
t
Vt
dimana :
Wt = berat tanah basah (gr)
Vt = volume tanah (cm3)
Harga Wt dan Vt tersebut di atas diperoleh dari hasil tes Proctor
Standar/Modified yang dilakukan di laboratorium.
Untuk suatu kondisi tanah dimana semua ruang2 pori yang ada terisi oleh air
maka keadaan tersebut dikatakan jenuh. Jadi berat volume kering dengan kondisi
”zero air void” (pori2 tanah tidak mengandung udara sama sekali) dirumuskan
sebagai berikut:
Gs w Gs w
dZAV
1 ( wc Gs ) 1 e
dimana :
dZAV = berat volume kering pada kondisi zero air void (gr/cm3)
w = berat volume air
wc = kadar air tanah (%)
Gs = spesific gravity (gr/cm3)
e = angka pori
Diketahui data tanah hasil dari tes laboratorium adalah sebagai berikut :
Nomor 1 2 3 4 5 6
(gram
Berat cetakan 6033 6033 6033 6033 6033 6033
)
Berat tanah dan (gram
9097 9264 9333 9533 9434 9486
cetakan )
Isi cetakan (cm3) 2124,3 2124,3 2124,3 2124,3 2124,3 2124,3
Berat cawan (gram 13,8 13,8 13,6 13,8 13,8 13,8
9
)
(gram
Tanah basah + cawan 84,2 75,6 72,4 64 70 67,8
)
(gram
Tanah kering + cawan 79 69,4 65,6 57,2 61,2 59,8
)
(gram
Berat tanah basah 70,4 61,8 58,8 50,2 56,2 54
)
(gram
Berat tanah kering 65,2 55,6 52 43,4 47,4 46
)
Tabel 1. Data Hasil Pengujian
Nomor 1 2 3 4 5 6
Kadar air % 7,975 11,151 13,077 15,668 17,391 18,565
3
Berat isi basah gr/cm 1,442 1,521 1,553 1,648 1,625 1,601
3
Berat isi kering gr/cm 1,336 1,368 1,374 1,424 1,385 1,350
3
Zero void modified gr/cm 2,181 2,040 1,962 1,868 1,809 1,772
Tabel 2. Pengolahan Data Hasil Pengujian
10
Gambar grafik proctor
dmax = 1,424 gr/cm3
Wcopt =15,8 %
2. Saran
11
12