Daftar isi
i
SNI 03-6870:2002
Prakata
Standar tentang ’Cara uji kelulusan air untuk tanah berbutir halus dengan tinggi tekanan
menurun’ merupakan revisi dari SNI 03-6870-2002, Cara uji kelulusan air untuk tanah
berbutir halus dengan tinggi tekan tetap, dengan perubahan pada beberapa materi
seperti bagan alir dan contoh hasil pengujian di laboratorium.
Standar ini disusun oleh Panitia Teknis Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil
pada Sub Panitia Teknk Bidang Sumber Daya Air melalui Gugus Kerja Pendayagunaan
Sumber Daya Air Bidang Bahan dan Geoteknik.
Tata cara penulisan disusun mengikuti Pedoman BSN Nomor 8 Tahun 2007 dan dibahas
pada forum rapat teknis dan rapat konsensus dengan melibatkan para nara sumber, pakar
dan lembaga terkait.
ii
SNI 03-6870:2002
Pendahuluan
Untuk menentukan kebutuhan standar uji kelulusan air di laboratorium untuk tanah berbutir
halus yang mempunyai kelulusan air sedang sampai dengan rendah perlu dibuat suatu
standar uji yang berlaku umum. Standar ini meliputi persyaratan yang harus dipenuhi,
peralatan yang dipakai, cara dan prosedur pengujian, perhitungan sederhana dengan
koefisien kelulusan air pada temperatur tertentu, serta pelaporan hasil uji laboratorium
menurut sistematika pelaporan yang standar.
Tata cara uji ini dilengkapi dengan contoh gambar alat uji kelulusan air, serta cara uji
dengan menggunakan tabung contoh uji, sel konsolidasi dan pengujian terhadap benda uji
yang dipadatkan kembali.
Prinsip uji kelulusan air menggunakan sel permeameter tinggi tekan menurun serta
penggunaan alat pengeluar udara serta De-Aerator dan contoh hasil uji dilampirkan dalam
bagian akhir standar ini.
iii
RSNI1 6870:200x
1 Ruang lingkup
Cara uji ini mencakup cara uji kelulusan air di laboratorium untuk tanah berbutir halus yang
mempunyai kelulusan air sedang sampai dengan rendah (k < 10 -4 m/detik), misalnya tanah
lanauan atau lempungan, baik contoh tanah tak terganggu maupun contoh yang
dipadatkan kembali.
Cara uji disini hanya sesuai dengan jenis tanah anorganik. Tanah yang banyak
mengandung organik mempunyai sifat yang kompleks, sehingga lebih sesuai melakukan
pengujian di lapangan untuk memperoleh hasil kelulusan air yang realistik.
Cara uji diperuntukkan bagi semua pihak yang terkait dalam desain, pelaksanaan
konstruksi timbunan dan galian tanah, saluran irigasi dan pekerjaan tanah lain yang
pengaruh kelulusan air terhadap konstruksi cukup signifikan.
2.2
tinggi tekanan (HP)
suatu tekanan air pada suatu titik tertentu yang besarnya sama dengan tinggi kolom air
pada titik tersebut
2.3
tinggi tekanan elevasi (He)
tinggi dari suatu titik tertentu yang berada di atas level suatu datum yang tetap
2.4
tinggi tekanan total (H)
tekanan air yang dinyatakan dengan tinggi kolom air di atas level datum; jadi h = h p + he
2.5
kemiringan hidraulis (I)
suatu perbandingan (rasio) perbedaan tinggi tekanan total dari lapisan tanah terhadap
ketebalan lapisan yang diukur dari arah aliran air (tanpa dimensi)
2.6
koefisien kelulusan air (K)
kecepatan aliran rata-rata dari air di dalam tanah pada suatu kemiringan hidraulis tertentu;
biasanya dinyatakan dalam cm/det
1 dari 22
RSNI1 6870:200x
2.7
kecepatan aliran ( )
kecepatan rata-rata dari suatu aliran air yang melalui suatu penampang tanah A; jadi
= q / A, q adalah debit aliran
2.8
hukum darcy
kecepatan aliran air melalui tanah berbanding secara proporsional dengan kemiringan
hidraulis, jadi = k.i, k adalah koefisien kelulusan air; hukum Darcy ini berlaku untuk aliran
laminer
2.9
garis aliran
suatu lajur yang diikuti oleh partikel air yang mengalir melalui tanah pada suatu kecepatan
debit
2.10
tinggi tekanan menurun
uji kelulusan air dengan menggunakan pipa pisometer untuk mengukur tinggi tekanan dari
air yang melalui benda uji yang selama pengujian tinggi kolom air tersebut berkurang
(menurun)
2.11
permeameter
suatu alat untuk mengukur kelulusan air dari tanah
3 Peralatan
Peralatan terdiri dari :
a) Bejana (sel) permeameter, terdiri dari :
1) Sel silinder dengan ujung pemotong, berdiameter 100 mm dan tinggi 130 mm.
2) Plat dasar yang berperforasi (berlubang-lubang) dengan tiang dan mur kupu.
3) Plat klem atas.
4) Slang kecil penyambung dan pengikatnya .
2 dari 22
RSNI1 6870:200x
Keterangan :
1. Katup klip
2. Pipa karet
3. Mur kupu
4. Plat atas
5. Paking baja
6. Ring karet penyekat
7. Kawat penyaring
8. Batang penguat
9. Bejana uji
10. Benda uji
11. Kawat penyaring
12. Uji pemotong
13. Kaki
14. Plat dasar berlubang-lubang
15. Air keluar melalui lubang-lubang
perforasi
Gambar 1a Detil sel permeameter tinggi tekanan menurun
b) Pipa-pipa terbuat dari kaca dengan diameter yang bervariasi yang diikatkan pada
panel; bagian bawah pipa dilengkapi dengan katup dan slang penyambung; untuk
tanah lempung lanauan menggunakan pipa berdiameter 1,5 mm, 3 mm dan 4,5 mm
dan untuk tanah seperti lanau dapat menggunakan pipa yang lebih besar, yaitu 10
mm, 15 mm dan 20 mm. Diamater pipa kaca tidak boleh lebih kecil dari 1,5 mm, jika
tidak, akan terjadi pengaruh kapiler di dalam pipa. Diameter pipa kaca tersebut juga
ditentukan oleh lamanya pengujian yang tidak terlalu cepat, karena hasil uji yang tidak
teliti ataupun terlalu lama akan tidak efisien. Apabila lama pengujian antara setengah
menit sampai 8 jam, pengujian kelulusan air dapat dilakukan dengan memilih
diameter yang sesuai, yang hasil koefisien kelulusan airnya pada orde10 -4 cm/s
sampai dengan 10-8 cm/s.
c) Bejana penyimpan air suling.
d) Alat pemangkas/pemotong untuk membentuk benda uji.
e) Sistim pompa vakum, alat ukur dan botol vakumnya .
f) Termometer.
g) Corong, pisau perata, spatula dan lain-lain.
3 dari 22
RSNI1 6870:200x
h) Pencatat waktu.
i) Tangki perendam dengan pipa pelimpahnya .
4 Cara uji
4.1 Persiapan uji
4.1.1 Pemasangan dan penyetelan alat
Pemasangan dan penyetelan alat dilakukan seperti pada Gambar 2 di bawah. Volume air
yang melalui benda uji yang mempunyai koefisien kelulusan air rendah adalah sedikit,
sehingga pasokan air suling yang menerus tidak diperlukan; tetapi bejana pemasok air
harus tetap diisi dengan air suling. Slang (pipa) vakum kemudian disambungkan ke ujung
pipa kaca berbentuk T. Sambungan pada titik-titik J, K dan M harus kuat dan tidak lepas
saat di vakum.
Keterangan :
1. Alat ukur tekanan
vakum
2. Pipa dari air pasokan
yang bebas udara
3. Pipa tegak (diameter
berbeda)
4. Manometer air raksa
5. Pipa vakum
6. Pipa kaca T
7. Air limpahan
8. Benda uji
9. Pencatat waktu
10. bejana gelas
11. Bejana permeameter di
dalam bejana perendam
Gambar 2 Pemasangan dan penyetelan alat uji kelulusan air
tinggi tekanan menurun
4 dari 22
RSNI1 6870:200x
e) Tanda diantara kedua pengukuran tersebut adalah y3 = (h3+ho) mm di atas level datum.
Tanda tersebut adalah h1, h3 dan h2 (Gambar 2).
5 dari 22
RSNI1 6870:200x
e) Masukkan benda uji tersebut kedalam sel permeameter, dengan cara menekan tabung
uji pada ujung pemotong sampai seluruh benda uji masuk kedalam sel permeameter.
f) Potong dan ratakan kedua ujung sel permeameter dari kelebihan benda uji tanah.
Pencetakan benda uji tersebut disesuaikan dengan tujuan pengujian, yaitu dicetak
secara vertikal untuk pengujian permeabilitas arah vertikal atau dicetak sejajar
perlapisan tanahnya untuk uji kelulusan air arah horisontal.
g) Timbang benda uji di dalam sel permeameter sampai ketelitian 0,1 gram (m2).
h) Ambil tanah bekas pencetakan benda uji untuk penentuan kadar airnya.
6 dari 22
RSNI1 6870:200x
e) Jaga hisapan tersebut dan tingkatkan tekanan vakum jika diperlukan, sampai air
tertarik kedalam pipa kaca T di atas M. Hal ini menunjukkan bahwa benda uji telah
jenuh. Bila ada gelembung udara, teruskan hisapan (vakum) sampai sistem bebas
udara.
7 dari 22
RSNI1 6870:200x
b) Tutup ujung bagian atas dilengkapi dengan penyekat kedap air dan suatu pipa inlet
yang dapat dihubungkan ke pipa karet atau pipa plastik pada pipa kaca T seperti pada
Gambar 3.
c) Tutup ujung bagian bawah diberi berlubang-lubang (perforasi) dan berdiri pada 3 atau 4
pengganjal yang tipis, misalnya koin yang kemudian dimasukkan kedalam tangki
perendam (Gambar 3).
d) Peralatan lain dan prosedur pengujian sama seperti dijelaskan pada pasal 3 dan pasal
4.
Catatan : Untuk memperoleh koefisien kelulusan air arah horisontal (k h); harus menggunakan tabung
contoh dimana pengambilan contoh tanah di lapangan ditunjukkan secara horisontal; prosedur
pengujian tetap sama untuk memperoleh koefisien kelulusan air arah vertikal (k v).
Ketarangan :
1. Pipa dari air pasokan yang
bebas udara
2. Pipa kaca T
3. Pipa ke arah pipa tegak
4. Ke pipa vakum
5. Pipa pendek yang dilas pada
katup tabung
6. Paking
7. Ring karet penyekat
8. Kawat penyaring
9. Tabung U-100
10. Benda uji
11. Tutup tabung berlubang-lubang
12. Ganjal
Gambar 3 Uji kelulusan air tinggi tekan menurun dalam tabung benda uji tanah
c) Pipa kemudian diisi air bebas udara, tanpa ada udara yang terperangkap dan
disambungkan ke pipa gelas atau buret. Lubang pipa tersebut harus cukup memadai
terhadap kecepatan aliran yang diperkirakan melalui benda uji.
8 dari 22
RSNI1 6870:200x
Keterangan :
1. Kedudukan buret
2. Pipa tegak (gelas atau
kaca)
3. Skala
4. Bejana Oedometer
5. Beban
6. Air limpahan
7. Benda uji
8. Pipa karet
d) Sel konsolidasi (Oedometer) kemudian diisi air sampai pada level pelimpah atau pada
bagian atas sel, apabila sel tersebut tidak dilengkapi dengan pelimpah.
e) Pada setiap tahap selama pengujian konsolidasi, apabila konsolidasi primer telah
mencapai 100%, uji kelulusan air dapat dimulai dengan membuka katup P.
f) Turunnya muka air di dalam pipa diamati dan dicatat waktunya sesuai dengan prosedur
yang telah dijelaskan dalam butir 5.1.2 di atas menggunakan level-level h 1, h3 dan h2.
g) Tinggi (tebal) benda uji selama pengujian adalah tinggi benda uji yang telah
terkonsolidasi pada penambahan beban tertentu (misalnya, H o - H), dimana Ho = tinggi
awal dan H adalah penurunan pada akhir pembebanan tertentu dari uji konsolidasi).
h) Perhitungan dan pelaporan hasil pengujian adalah sama seperti pada butir 9 dan butir
10. Hal yang juga perlu dilaporkan adalah pengujian dilakukan dengan menggunakan
sel konsolidasi termasuk tekanan vertikal yang digunakan saat pengujian.
diinginkan atau mencapai derajat pemadatan yang diinginkan. Bagian ring penyambung
tetap dalam keadaan terpasang.
d) Kawat penyaring kemudian disisipkan diantara bagian bawah benda uji dan plat dasar
porforasi.
e) Pengaturan dan prosedur pengujian sama halnya seperti yang diuraikan dalam pasal 3
dan pasal 4. Hal yang perlu diperhatikan pertama kali adalah bagaimana cara
mengeluarkan udara dari benda uji, yang biasanya benda uji dalam kondisi jenuh
sebagian.
f) Sejumlah seri pengujian biasanya perlu dilakukan pada beberapa variasi kepadatan
tanah. Berat jenis dari benda uji harus ditentukan terlebih dahulu sehingga hasil uji
kelulusan air dapat dihubungkan dengan angka pori atau kadar pori.
10 dari 22
RSNI1 6870:200x
8 Perhitungan
Perhitungan dilakukan sebagai berikut :
a) Selama pengujian, waktu yang diperlukan oleh air di dalam pipa turun dari h 1 ke h3
seharusnya sama dengan turunnya air dari h 3 ke h2 dengan toleransi sekitar 10%. Bila
perbedaannya lebih besar dari 10%, pengujian harus diulang.
b) Hitung waktu rata-rata dari setiap pengujian (t dalam menit).
c) Koefisien kelulusan air pada temperatur tertentu k T dapat dihitung berdasarkan rumus
berikut :
aL h1
k T 3,84 log x10 3 (cm / detik)
At h2
keterangan :
a luas penampang pipa tegak, mm2
A luas penampang benda uji
L panjang benda uji, mm
t waktu, menit
h1 dan h2 tinggi kolom air dalam pipa pengamatan, mm
dimana a, L dan A ditentukan pada butir (5.1.2) dan (5.1.3), (h 1/h2) adalah merupakan hasil
perkalian dari (h1/h3) dengan (h3/h2).
9 Pelaporan
Laporan disampaikan sebagai berikut :
a) Hasil pengujian dilaporkan sebagai koefisien kelulusan air dari benda uji pada
temperatur saat diuji.
b) Hasilnya dapat dinyatakan sebagai koefisien kelulusan air pada temperatur 20 oC
dengan mengalikannya terhadap suatu faktor yang diperoleh dari konversi temperatur
seperti pada gambar 7.
k 20 k T T
20
Pada kenyataannya, temperatur tanah di lapangan adalah tidak sama dengan 20 oC,
jadi setelah mengetahui temperatur tanah di lapangan (k T), koefisien kelulusan air perlu
T
dikoreksi menggunakan faktor koreksi rasio (gambar 7), sehingga :
20
k 20
kT
T
20
c) Kepadatan tanah dan kadar air benda uji juga dilaporkan bersama-sama dengan angka
pori, bila berat jenis tanah diketahui; demikian juga perlu diskripsi dari benda uji, yang
dapat menunjukkan adanya laminasi dan rekahan; jenis tanah, cara pengambilan
benda ujitanah dan lain-lain yang diperlukan.
11 dari 22
RSNI1 6870:200x
12 dari 22
RSNI1 6870:200x
Lampiran A
(normatif)
Bagan alir
Mulai
Persiapan uji:
Pemasangan dan penyetelan alat
Kalibrasi pipa manometer
Persiapan benda uji
Persiapan sel permeameter
Penyambungan sel permeameter
Penjenuhan benda uji
Pengisian sistem manometer
Prosedur uji :
Alirkan air melalui benda uji dan amati permukaan air di dalam pipa tegak
Bila air di dalam pipa telah mencapai level h 1, catat waktunya
Bila permukaan air mencapai h3, catat waktunya
Bila permukaan air mencapai h2, segera matikan alat pencatat waktu
Ulangi pengujian tersebut 4 - 5 kali dan ambil hasil rata-ratanya
Catat temperatur air di dalam tangki perendam
Pelaporan:
Lokasi pengambilan contoh
Kepadatan tanah dan kadar air benda uji
Deskripsi dari benda uji
Koefisien permeabilitas
Dan lain-lain
Selesa
i
13 dari 22
RSNI1 6870:200x
Mulai
14 dari 22
RSNI1 6870:200x
Prosedur uji :
a) Alirkan air melalui benda uji dan amati permukaan air di dalam pipa tegak
b) Bila air di dalam pipa telah mencapai level h 1, catat waktunya
c) Bila permukaan air mencapai h3, catat waktunya
d) Bila permukaan air mencapai h2, segera matikan alat pencatat waktu
e) Ulangi pengujian tersebut 4 - 5 kali dan ambil hasil rata-ratanya
f) Catat temperatur air di dalam tangki perendam
Pelaporan:
a) Lokasi pengambilan contoh
b) Kepadatan tanah dan kadar air benda uji
c) Deskripsi dari benda uji
d) Koefisien permeabilitas
e) Dan lain-lain
Selesa
i
Gambar A. 1 Bagan alir cara uji kelulusan air di laboratorium untuk tanah berbutir
halus dengan tinggi tekanan menurun
15 dari 22
RSNI1 6870:200x
Lampiran B
(normatif)
Prinsip uji kelulusan air menggunakan sel permeameter tinggi tekanan
menurun
Prinsip pengujian kelulusan air tinggi tekanan menurun terhadap benda uji yang
mempunyai koefisien kelulusan air rendah, misalnya lempung dapat dilihat pada Gambar 8
di bawah.
Keterangan :
L panjang benda uji
A luas penampang benda uji
a luas penampang pipa tegak
y1 tinggi muka air dalam pipa di atas datum pada waktu t 1
y2 tinggi muka air dalam pipa di atas datum pada waktu t 2
y tinggi muka air dalam pipa di atas datum pada waktu tertentu t.
dy penurunan muka air pada peningkatan waktu yang sedikit dt
dQ debit aliran melalui benda uji pada sedikit peningkatan waktu dt.
yo tinggi pipa outlet di atas datum
Pada waktu tertentu t, perbedaan tinggi muka air diantara pipa inlet dan outlet adalah sama
dengan (y - yo).
(y y o )
Kemiringan hidraulik, i pada saat tersebut adalah sama dengan
L
16 dari 22
RSNI1 6870:200x
Debit air yang mengalir melalui benda uji pada waktu dt sama dengan luas pipa tegak
dikalikan penurunan tinggi muka air, yaitu :
dQ = - a dy
Ak (y y o )
dQ Akidt dt
L
Ak (y y o )
ady dt
L
1 kA
dy dt
(y y o ) aL
y2
dy t2
kA
dt
y 1 y yo t 1 aL
t2
y2 kA
loge (y y o ) y
1
aL t1
y1 y0 kA
loge (t2 t1)
y2 y0 aL
Ambil y1 - y0 = h1 dan y2 - y0 = h2
aL h
k loge 1
A(t 2 t1) h2
Perbedaan waktu (t2-t1) adalah waktu pengujian t (menit); h 1 dan h2 serta tinggi benda uji L
dalam satuan mm dan luas A dan a dalam satuan mm2, maka :
aL h
k(mm / s) loge 1
A x 60 t h2
2,303 aL h
atau k (m / s)= log 1
1000 x A 60 t h2
aL h
k =3,84 Log 1 x10 5 [m / s]
At h2
aL h
atau k =3,84 Log 1 x10 3 [cm / s]
At h2
h1
Untuk tanah yang telah diketahui, t = konstanta x log
h2
17 dari 22
RSNI1 6870:200x
h1
maka, t1-3 = konstanta x log
h3
h3
dan t3-2 = konstanta x log
h2
h1 h
Bila waktunya sama, maka log = log 3
h3 h2
h1 h3
=
h3 h2
atau h3 = h1.h2
18 dari 22
RSNI1 6870:200x
Lampiran C
(informatif)
Penggunaan alat pengeluar udara
1. Vakum
1) Supaya air yang digunakan dalam pengujian dalam keadaan bebas udara dapat
dilakukan dengan menggunakan sistim pompa vakum seperti pada gambar 9 di bawah.
Alat pengeluar udara harus mampu melakukan hisapan sampai sama dengan tekanan
luar atmosfir (1 atmosfir).
Air dimasukkan kedalam tangki pemasok yang terbuka ke udara luar.
Keterangan :
1. Pipa vakum
2. Pipa air
3. Bejana
4. Penyemprot
5. Penopang yang dapat distel
6. Air bebas udara
7. Ke pipa vakum
8. Bejana dengan tinggi tekanan
konstan
9. Pasokan air
10. Air untuk tekanan vakum
11. Air yang terbuang
12. Bejana pemasok
13. Manometer air raksa
14. Bejana air
15. Pipa vakum terbuat dari karet
16. Ke sel tinggi tekan tetap
17. Ke sel tinggi tekan
menururun
19 dari 22
RSNI1 6870:200x
4) Pipa inlet yang dipasang dilengkapi dengan alat penyemprot dan plat bafel, sehingga
sebagian besar udara keluar dari air.
5) Pipa vakum berakhir di atas level ujung pipa pemasok dan harus terletak cukup jauh
untuk mengurangi kemungkinan terhisapnya air yang dapat masuk ke dalam pipa
vakum. Botol vakum lebih baik dipasang dekat dengan bejana pengeluar udara.
6) Saat menarik air dari bejana penyimpan, ruangan di atas air harus dalam keadaan
terbuka terhadap udara luar. Pada temperatur normal, air akan menyerap kembali udara
sangat sedikit selama beberapa jam pertama dari pembukaan tersebut, tetapi setelah
itu, vakum harus dihidupkan. Air harus ditarik dari dasar bejana, dimana konsentrasi dari
larutan udara adalah yang terendah. Tabel di bawah Gambar 9 menunjukkan posisi
katup yang diperlukan untuk 6 macam operasi yang berbeda; pengisian reservoir,
pengisian bejana pemasok, pengeluar udara, tangki tekanan menurun dan penjenuhan
benda uji.
2. De-Aerator
1) Alat ini adalah alat pengeluar udara dengan cepat yang dikenal sebagai alat “de-aerator
Nold” yang dikembangkan di Amerika pada tahun 1971. (Gambar 10)
2) Alat ini terdiri dari ruang vakum yang dilengkapi dengan motor sudu magnetis.
3) Perputaran sudu pada kecepatan tinggi menyebabkan terjadinya kavitasi dan
gelembung udara keluar dengan cepat melalui pipa vakum.
4) Bejana berisi air sekitar 6 liter yang dapat mengeluarkan udara sekitar 5 menit.
5) Air yang telah bebas udara dialirkan ke tangki pemasok yang tertutup rapat (di sekat)
terhadap udara luar atau dijaga dengan tekanan vakum. Bejana yang digunakan untuk
tujuan ini harus di desain mampu memberikan tekanan vakum sampai 1 atmosfir.
20 dari 22
RSNI1 6870:200x
Lampiran D
(informatif)
Contoh uji hasil pengujian kelulusan air tinggi tekanan menurun
Tnggi di Tinggi di
atas daum atas outlet Pengujian Rasio
Titik tinggi
y h menit-detik t (menit)
(mm) (mm)
aL h
Kelulusan air, k =3,84 Log 1 x10 5 [m / s]
At h2
1,77 x 1,27
k =3,84 0,08636x10 5 [m / s]
7964 x t
9,36
k= x10 8 m / s
t
9,36
Pengujian pada (1-3) : k = x 10-8 = 2,12 x 10-8 m/s
4,42
9,36
Pengujian pada (3-2) : k = x 10-8 = 2,29 x 10-8 m/s
4,08
krata-rata = 2,2 x 10-8 m/s
Karena temperatur saat pengujian adalah 20,5 oC, dari Gambar 7, faktor koreksi
T
; jadi k20 = 2,2 x 10-8 m/s
20
Lampiran E
21 dari 22
RSNI1 6870:200x
(informatif)
Tabel daftar deviasi teknis dan penjelasannya
Lampiran F
(informatif)
Daftar nama dan lembaga
22 dari 22
RSNI1 6870:200x
1) Pemrakarsa
Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air, Badan Penelitian dan
Pengembangan, Departemen Pekerjaan Umum
2) Penyusun awal
Nama Lembaga
1. Djoko Mudjihardo, ME Pusat Litbang Sumber Daya Air
2. Ir. Sri Hetty Susantin, M Eng Pusat Litbang Sumber Daya Air
3) Penyusun awal
Nama Lembaga
Djoko Mudjihardo, ME Pusat Litbang Sumber Daya Air
Bibliografi
SNI 03-6870-2002, Cara uji kelulusan air di laboratorium untuk tanah berbutir halus dengan
tinggi tekan menurun.
Manual of Soil Laboratory Testing, Volume 2, K.H. Head, Chapter 10, 1981
23 dari 22
RSNI1 6870:200x
24 dari 22