Anda di halaman 1dari 29

SNI 03-6870:2002

Standar Nasional Indonesia

Cara uji kelulusan air di laboratorium untuk tanah


berbutir halus dengan tinggi tekanan menurun

ICS 93.020 Badan Standardisasi Nasional


BSN
SNI 03-6870:2002

Daftar isi

Daftar isi ...................................................................................................................... i


Prakata........................................................................................................................... iii
Pendahuluan ................................................................................................................. iv
1 Ruang lingkup ......................................................................................................... 1
2 Istilah dan definisi …................................................................................................ 2
3 Peralatan ............................................................................................................... 2
4 Cara uji .................................................................................................................... 4
5 Pengujian menggunakan tabung contoh................................................................. 7
6 Pengujian menggunakan sel konsolidasi................................................................. 8
7 Pengujian terhadap benda uji yang dipadatkan....................................................... 9
8 Perhitungan ............................................................................................................. 11
9 Pelaporan................................................................................................................. 11

Lampiran A Bagan alir (normatif) ............................................................................... 13


Lampiran B Prinsip uji kelulusan air menggunakan sel permeameter tinggi
tekanan menurun (normatif) ................................................................... 14
Lampiran C Penggunaan alat pengeluar udara (informatif) ....................................... 17
Lampiran D Contoh uji hasil pengujian kelulusan air tinggi tekanan
menurun (informatif) ............................................................................... 19
Lampiran E Tabel daftar deviasi teknis dan penjelasannya (informatif) ..................... 20
Lampiran F Daftar nama dan lembaga (informatif) .................................................... 21
Bibliografi ..................................................................................................................... 22

i
SNI 03-6870:2002

Prakata

Standar tentang ’Cara uji kelulusan air untuk tanah berbutir halus dengan tinggi tekanan
menurun’ merupakan revisi dari SNI 03-6870-2002, Cara uji kelulusan air untuk tanah
berbutir halus dengan tinggi tekan tetap, dengan perubahan pada beberapa materi
seperti bagan alir dan contoh hasil pengujian di laboratorium.

Standar ini disusun oleh Panitia Teknis Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil
pada Sub Panitia Teknk Bidang Sumber Daya Air melalui Gugus Kerja Pendayagunaan
Sumber Daya Air Bidang Bahan dan Geoteknik.

Tata cara penulisan disusun mengikuti Pedoman BSN Nomor 8 Tahun 2007 dan dibahas
pada forum rapat teknis dan rapat konsensus dengan melibatkan para nara sumber, pakar
dan lembaga terkait.

ii
SNI 03-6870:2002

Pendahuluan

Untuk menentukan kebutuhan standar uji kelulusan air di laboratorium untuk tanah berbutir
halus yang mempunyai kelulusan air sedang sampai dengan rendah perlu dibuat suatu
standar uji yang berlaku umum. Standar ini meliputi persyaratan yang harus dipenuhi,
peralatan yang dipakai, cara dan prosedur pengujian, perhitungan sederhana dengan
koefisien kelulusan air pada temperatur tertentu, serta pelaporan hasil uji laboratorium
menurut sistematika pelaporan yang standar.

Tata cara uji ini dilengkapi dengan contoh gambar alat uji kelulusan air, serta cara uji
dengan menggunakan tabung contoh uji, sel konsolidasi dan pengujian terhadap benda uji
yang dipadatkan kembali.

Prinsip uji kelulusan air menggunakan sel permeameter tinggi tekan menurun serta
penggunaan alat pengeluar udara serta De-Aerator dan contoh hasil uji dilampirkan dalam
bagian akhir standar ini.

iii
RSNI1 6870:200x

Cara uji kelulusan air di laboratorium untuk tanah berbutir halus


dengan tinggi tekanan menurun

1 Ruang lingkup
Cara uji ini mencakup cara uji kelulusan air di laboratorium untuk tanah berbutir halus yang
mempunyai kelulusan air sedang sampai dengan rendah (k < 10 -4 m/detik), misalnya tanah
lanauan atau lempungan, baik contoh tanah tak terganggu maupun contoh yang
dipadatkan kembali.
Cara uji disini hanya sesuai dengan jenis tanah anorganik. Tanah yang banyak
mengandung organik mempunyai sifat yang kompleks, sehingga lebih sesuai melakukan
pengujian di lapangan untuk memperoleh hasil kelulusan air yang realistik.
Cara uji diperuntukkan bagi semua pihak yang terkait dalam desain, pelaksanaan
konstruksi timbunan dan galian tanah, saluran irigasi dan pekerjaan tanah lain yang
pengaruh kelulusan air terhadap konstruksi cukup signifikan.

2 Istilah dan definisi


Beberapa istilah dan definisi yang berkaitan dengan standar ini adalah sebagai berikut :
2.1
kelulusan air atau permeabilitas
kecepatan persatuan waktu dari suatu cairan (biasanya air) pada suatu tekanan tertentu
yang menembus atau lewat melalui pori-pori tanah

2.2
tinggi tekanan (HP)
suatu tekanan air pada suatu titik tertentu yang besarnya sama dengan tinggi kolom air
pada titik tersebut

2.3
tinggi tekanan elevasi (He)
tinggi dari suatu titik tertentu yang berada di atas level suatu datum yang tetap

2.4
tinggi tekanan total (H)
tekanan air yang dinyatakan dengan tinggi kolom air di atas level datum; jadi h = h p + he

2.5
kemiringan hidraulis (I)
suatu perbandingan (rasio) perbedaan tinggi tekanan total dari lapisan tanah terhadap
ketebalan lapisan yang diukur dari arah aliran air (tanpa dimensi)

2.6
koefisien kelulusan air (K)
kecepatan aliran rata-rata dari air di dalam tanah pada suatu kemiringan hidraulis tertentu;
biasanya dinyatakan dalam cm/det

1 dari 22
RSNI1 6870:200x

2.7
kecepatan aliran (  )
kecepatan rata-rata dari suatu aliran air yang melalui suatu penampang tanah A; jadi
 = q / A, q adalah debit aliran

2.8
hukum darcy
kecepatan aliran air melalui tanah berbanding secara proporsional dengan kemiringan
hidraulis, jadi  = k.i, k adalah koefisien kelulusan air; hukum Darcy ini berlaku untuk aliran
laminer

2.9
garis aliran
suatu lajur yang diikuti oleh partikel air yang mengalir melalui tanah pada suatu kecepatan
debit

2.10
tinggi tekanan menurun
uji kelulusan air dengan menggunakan pipa pisometer untuk mengukur tinggi tekanan dari
air yang melalui benda uji yang selama pengujian tinggi kolom air tersebut berkurang
(menurun)

2.11
permeameter
suatu alat untuk mengukur kelulusan air dari tanah

2.12 aliran laminer


aliran dimana pergerakan cairan berlapis-lapis, sehingga satu lapis bergerak lancar
melewati lapis lain

3 Peralatan
Peralatan terdiri dari :
a) Bejana (sel) permeameter, terdiri dari :
1) Sel silinder dengan ujung pemotong, berdiameter 100 mm dan tinggi 130 mm.
2) Plat dasar yang berperforasi (berlubang-lubang) dengan tiang dan mur kupu.
3) Plat klem atas.
4) Slang kecil penyambung dan pengikatnya .

2 dari 22
RSNI1 6870:200x

Keterangan :
1. Katup klip
2. Pipa karet
3. Mur kupu
4. Plat atas
5. Paking baja
6. Ring karet penyekat
7. Kawat penyaring
8. Batang penguat
9. Bejana uji
10. Benda uji
11. Kawat penyaring
12. Uji pemotong
13. Kaki
14. Plat dasar berlubang-lubang
15. Air keluar melalui lubang-lubang
perforasi
Gambar 1a Detil sel permeameter tinggi tekanan menurun

Gambar 1b Sel permeameter dan komponennya

b) Pipa-pipa terbuat dari kaca dengan diameter yang bervariasi yang diikatkan pada
panel; bagian bawah pipa dilengkapi dengan katup dan slang penyambung; untuk
tanah lempung lanauan menggunakan pipa berdiameter 1,5 mm, 3 mm dan 4,5 mm
dan untuk tanah seperti lanau dapat menggunakan pipa yang lebih besar, yaitu 10
mm, 15 mm dan 20 mm. Diamater pipa kaca tidak boleh lebih kecil dari 1,5 mm, jika
tidak, akan terjadi pengaruh kapiler di dalam pipa. Diameter pipa kaca tersebut juga
ditentukan oleh lamanya pengujian yang tidak terlalu cepat, karena hasil uji yang tidak
teliti ataupun terlalu lama akan tidak efisien. Apabila lama pengujian antara setengah
menit sampai 8 jam, pengujian kelulusan air dapat dilakukan dengan memilih
diameter yang sesuai, yang hasil koefisien kelulusan airnya pada orde10 -4 cm/s
sampai dengan 10-8 cm/s.
c) Bejana penyimpan air suling.
d) Alat pemangkas/pemotong untuk membentuk benda uji.
e) Sistim pompa vakum, alat ukur dan botol vakumnya .
f) Termometer.
g) Corong, pisau perata, spatula dan lain-lain.

3 dari 22
RSNI1 6870:200x

h) Pencatat waktu.
i) Tangki perendam dengan pipa pelimpahnya .

4 Cara uji
4.1 Persiapan uji
4.1.1 Pemasangan dan penyetelan alat
Pemasangan dan penyetelan alat dilakukan seperti pada Gambar 2 di bawah. Volume air
yang melalui benda uji yang mempunyai koefisien kelulusan air rendah adalah sedikit,
sehingga pasokan air suling yang menerus tidak diperlukan; tetapi bejana pemasok air
harus tetap diisi dengan air suling. Slang (pipa) vakum kemudian disambungkan ke ujung
pipa kaca berbentuk T. Sambungan pada titik-titik J, K dan M harus kuat dan tidak lepas
saat di vakum.

Keterangan :
1. Alat ukur tekanan
vakum
2. Pipa dari air pasokan
yang bebas udara
3. Pipa tegak (diameter
berbeda)
4. Manometer air raksa
5. Pipa vakum
6. Pipa kaca T
7. Air limpahan
8. Benda uji
9. Pencatat waktu
10. bejana gelas
11. Bejana permeameter di
dalam bejana perendam
Gambar 2 Pemasangan dan penyetelan alat uji kelulusan air
tinggi tekanan menurun

4.1.2 Kalibrasi pipa manometer


Untuk menentukan luas penampang pipa-pipa manometer yang mempunyai diameter
berbeda-beda tersebut di atas, dapat dilakukan sebagai berikut :
a) Isilah pipa dengan air sampai pada tanda skala paling atas, baca sampai ketelitian mm;
b) Tuangkan air dari pipa kedalam bejana gelas, sampai air yang keluar dari pipa sekitar
500 mm atau lebih;
c) Baca level air pada skala dalam pipa sampai ketelitian mm;
d) Timbang air di dalam bejana gelas dengan ketelitian 0,01 gram dan hitung luas
penampang pipa (a) menggunakan rumus di bawah :
1000m w
a mm 2
h1  h 2
keterangan :
mw massa air, g
h1 level awal air dalam pipa, mm
h2 level akhir air dalam pipa, mm

4 dari 22
RSNI1 6870:200x

Air yang dituangkan kedalam bejana gelas = mw, cm3


Volume air = (h1 - h2) a, mm3
= (h1 - h2) a / 1000, cm3
e) Ulangi pengukuran di atas dua atau tiga kali untuk setiap pipa dan ambil hasil rata-
ratanya.
Tanda pada skala manometer dibuat sebagai berikut di bawah :
a) Ukur tinggi ho (mm) terhadap air yang melimpah dari bejana perendam di atas datum.
b) Beri tanda sekitar 50 mm dari bagian bawah bagian atas pipa manometer dan ukur
tingginya, misalnya y1 (mm) di atas datum.
c) Beri tanda lain dekat dasar pipa, tetapi paling tidak 200 mm di atas level pelimpahan
dari tangki perendam.
d) Hitung :
h 1 = y1 - h o
h 2 = y2 - h o
h3  (h1.h2 )

e) Tanda diantara kedua pengukuran tersebut adalah y3 = (h3+ho) mm di atas level datum.
Tanda tersebut adalah h1, h3 dan h2 (Gambar 2).

4.1.3 Persiapan sel permeameter


Persiapan sel permeameter dilakukan sebagai berikut :
a) Lepaskan sel dari bagian-bagiannya.
b) Periksa kondisi ring penyekat apakah kondisinya bagus dan olesi dengan pelumas
silikon (gemuk/stempet).
c) Pastikan bagian ujung sel bebas dari distorsi dan tidak rusak; dan sambungan-
sambungannya akan kedap air bila sistem telah terpasang.
d) Periksa sel apakah dalam keadaan bersih dan kering serta timbang sampai ketelitian
0,1 gram (m1).
e) Ukur diameter rata-rata bagian dalam sel (D) dan ukur juga panjang/tingginya (L)
sampai ketelitian 0,5 mm.

4.1.4 Persiapan benda uji


Sel permeameter tersebut telah di desain untuk dapat diisi oleh benda ujitanah kohesif
yang tidak terganggu. Sel tersebut juga dapat digunakan untuk benda uji yang diambil dari
benda ujitanah berupa blok, tabung benda uji tanah konvensional atau piston sample. Perlu
diperhatikan bahwa benda uji betul-betul pas dengan sel permeameter dan tidak ada celah
disekelilingnya yang dapat dilewati oleh air. Celah harus ditutup dengan bagian halus dari
benda ujitanah atau bahan plastis lain.
Benda uji dapat dicetak menggunakan alat pencetak sebagai berikut :
a) Letakkan blok benda uji tanah pada alat pemangkas/pemotong.
b) Potong benda uji sehingga mendekati bentuk silinder sedikit lebih besar dari ukuran
yang diperlukan.
c) Potong bagian atas benda uji sehingga dapat dipegang oleh plat pemegang supaya
benda ujibetul-betul berdiri vertikal.
d) Kupas benda uji sehingga berbentuk silinder dengan ukuran sedikit lebih besar dari
ujung pemotong sel permeameter.

5 dari 22
RSNI1 6870:200x

e) Masukkan benda uji tersebut kedalam sel permeameter, dengan cara menekan tabung
uji pada ujung pemotong sampai seluruh benda uji masuk kedalam sel permeameter.
f) Potong dan ratakan kedua ujung sel permeameter dari kelebihan benda uji tanah.
Pencetakan benda uji tersebut disesuaikan dengan tujuan pengujian, yaitu dicetak
secara vertikal untuk pengujian permeabilitas arah vertikal atau dicetak sejajar
perlapisan tanahnya untuk uji kelulusan air arah horisontal.
g) Timbang benda uji di dalam sel permeameter sampai ketelitian 0,1 gram (m2).
h) Ambil tanah bekas pencetakan benda uji untuk penentuan kadar airnya.

4.1.5 Pemasangan dan penyetelan sel permeameter


Pemasangan dan penyelan sel permeameter, sebagai berikut :
a) Pasang plat berbentuk cakram dari anyaman kawat pada kedua ujung benda uji di
dalam sel.
b) Pasang sel permeameter dengan bagian ujung pemotong arah ke bawah pada plat
dasar dan pasang karet penyekat ditempatnya.
c) Isi ruangan di bagian atas sel dengan kain wool atau bahan lain yang bersifat porous,
sehingga benda uji terpegang dengan kuat saat sel dikencangkan. Pastikan karet
penyekat telah terpasang pada tempatnya, sehingga sambungan-sambungan kedap
air.
d) Kencangkan mur kupu, sehingga sistem menjadi kencang dan kedap air.
e) Masukkan sel permeameter tersebut kedalam tangki perendam, dan isi dengan air
suling sampai mencapai pipa pelimpah.
f) Miringkan sel permeameter untuk mengeluarkan udara yang terperangkap dari bagian
bawah sel.

4.1.6 Penyambungan sel permeameter


Penyambungan sel permeameter, dilakukan sebagai berikut :
a) Sambung pipa inlet di bagian atas sel permeameter ke pipa kaca berbentuk T dengan
slang plastik pendek yang kuat yang dilengkapi dengan klip pemutar, M (Gambar 2).
Demikian juga dengan cabang lain dari pipa kaca T (J dan K).
b) Oleskan pelumas pada setiap sambungan dan gunakan klip penyambung jika
diperlukan supaya sambungan kedap air.

4.1.7 Penjenuhan benda uji


Penjenuhan benda uji, dilakukan sebagai berikut :
a) Dengan katup pemutar M dan K (Gambar 2) dalam keadaan terbuka, biarkan air
mengalir ke atas melalui benda uji akibat tekanan luar yang kecil di dalam tangki
perendam dan oleh gaya kapiler.
b) Bila permukaan air di dalam pipa turun dalam jumlah yang lebih besar dari yang
diakibatkan oleh penguapan, ini adalah indikasi positif bahwa benda uji sedang
menyerap air. Biarkan proses tersebut berlangsung selama semalam, atau 24 jam atau
lebih lama lagi, untuk tanah yang mempunyai kelulusan air yang rendah.
c) Sambungkan slang vakum R ke cabang pipa kaca T pada K dan tutup klip J.
d) Teruskan proses penjenuhan dengan memberikan tekanan vakum yang rendah (sekitar
50 mm tinggi air raksa) pada bagian atas benda uji dengan mengatur pipa vakum dan
katup udara.

6 dari 22
RSNI1 6870:200x

e) Jaga hisapan tersebut dan tingkatkan tekanan vakum jika diperlukan, sampai air
tertarik kedalam pipa kaca T di atas M. Hal ini menunjukkan bahwa benda uji telah
jenuh. Bila ada gelembung udara, teruskan hisapan (vakum) sampai sistem bebas
udara.

4.1.8 Pengisian sistem manometer


Pengisian sistem manometer, dilakukan sebagai berikut :
a) Sambung pemasok air bebas udara, dengan membuka katup A (Gambar 9) dan katup
G2 (Gambar 2) sebagian terbuka ke pipa kaca T pada katup J; pastikan tidak ada
udara yang terperangkap.
b) Buka katup J dengan hati-hati supaya air mengalir dari bejana pemasok air ke pipa
kaca T dan pipa di K, dengan memberikan tekanan vakum secukupnya.
c) Tutup katup K, matikan vakum dan lepaskan slang vakum R.
d) Buka katup K pelan-pelan dan sambungkan ke pipa manometer pada panel; pertama-
tama pastikan bahwa pipa pada titik sambung telah diisi dengan air dan tidak ada
udara yang terperangkap.
e) Pilih pipa manometer yang akan digunakan untuk pengujian dan buka katup pada
bagian bawahnya.
f) Biarkan air mengalir untuk mengisi pipa sampai pada level beberapa cm di atas tanda
h1 dengan membuka katup-katup G2, J dan K; apabila ada gelembung udara di dalam
pipa manometer atau pipa penyambung, udara tersebut harus dikeluarkan dengan
memberikan vakum pada bagian atas pipa.
g) Tutup katup G2 dan katup J serta buka katup K sesuai dalam keadaan terbuka penuh;
tambahkan air di dalam tangki perendam sampai mencapai pipa pelimpah.

4.2 Prosedur uji


Prosedur uji dilakukan sebagai berikut :
a) Pengujian dimulai dengan membuka katup M untuk mengalirkan air melalui benda uji
dan amati permukaan air di dalam pipa tegak.
b) Begitu air di dalam pipa mencapai level h 1, catat waktunya dengan menekan alat
pencatat waktu.
c) Amati dan catat waktu permukaan air mencapai h 3 dan bila permukaan air mencapai h 2,
segera matikan alat pencatat waktu.
d) Tutup katup M.
e) Ulangi pengujian tersebut 4 - 5 kali dengan cara mengisi kembali pipa tegak dengan air
dengan membuka katup-katup G2 dan J.
f) Catat temperatur air di dalam tangki perendam (TC).

5 Pengujian menggunakan tabung contoh


Pengujian menggunakan tabung contoh dilakukan sebagai berikut :
a) Pengujian kelulusan air dengan tinggi tekan menurun juga dapat dilakukan
menggunakan benda uji tanah tak terganggu di dalam suatu tabung contoh, misalnya
tabung benda ujiberdiameter 100 mm (tabung U-100), bila tabung tersebut dilengkapi
dengan tutup ujung yang memadai pada kedua ujungnya.

7 dari 22
RSNI1 6870:200x

b) Tutup ujung bagian atas dilengkapi dengan penyekat kedap air dan suatu pipa inlet
yang dapat dihubungkan ke pipa karet atau pipa plastik pada pipa kaca T seperti pada
Gambar 3.
c) Tutup ujung bagian bawah diberi berlubang-lubang (perforasi) dan berdiri pada 3 atau 4
pengganjal yang tipis, misalnya koin yang kemudian dimasukkan kedalam tangki
perendam (Gambar 3).
d) Peralatan lain dan prosedur pengujian sama seperti dijelaskan pada pasal 3 dan pasal
4.

Catatan : Untuk memperoleh koefisien kelulusan air arah horisontal (k h); harus menggunakan tabung
contoh dimana pengambilan contoh tanah di lapangan ditunjukkan secara horisontal; prosedur
pengujian tetap sama untuk memperoleh koefisien kelulusan air arah vertikal (k v).

Ketarangan :
1. Pipa dari air pasokan yang
bebas udara
2. Pipa kaca T
3. Pipa ke arah pipa tegak
4. Ke pipa vakum
5. Pipa pendek yang dilas pada
katup tabung
6. Paking
7. Ring karet penyekat
8. Kawat penyaring
9. Tabung U-100
10. Benda uji
11. Tutup tabung berlubang-lubang
12. Ganjal

Gambar 3 Uji kelulusan air tinggi tekan menurun dalam tabung benda uji tanah

6 Pengujian menggunakan sel konsolidasi


Pengujian menggunakan sel konsolidasi, dilakukan sebagai berikut :
a) Pengaturan dan penyetelan untuk pengujian kelulusan air dengan tinggi tekan menurun
menggunakan sel konsolidasi ditunjukkan pada Gambar 4; hal yang perlu diperhatikan
adalah bahwa karet penyekat berbentuk “O” harus betul-betul berfungsi kedap air.
b) Pipa outlet dibagian dasar sel konsolidasi dihubungkan ke pipa kaca atau buret dengan
menggunakan pipa karet lentur yang dilengkapi dengan klip pemutar P (Gambar 4).

c) Pipa kemudian diisi air bebas udara, tanpa ada udara yang terperangkap dan
disambungkan ke pipa gelas atau buret. Lubang pipa tersebut harus cukup memadai
terhadap kecepatan aliran yang diperkirakan melalui benda uji.

8 dari 22
RSNI1 6870:200x

Keterangan :
1. Kedudukan buret
2. Pipa tegak (gelas atau
kaca)
3. Skala
4. Bejana Oedometer
5. Beban
6. Air limpahan
7. Benda uji
8. Pipa karet

Gambar 4. Uji kelulusan air tinggi tekan menurun menggunakan


Sel konsolidasi

d) Sel konsolidasi (Oedometer) kemudian diisi air sampai pada level pelimpah atau pada
bagian atas sel, apabila sel tersebut tidak dilengkapi dengan pelimpah.

e) Pada setiap tahap selama pengujian konsolidasi, apabila konsolidasi primer telah
mencapai 100%, uji kelulusan air dapat dimulai dengan membuka katup P.

f) Turunnya muka air di dalam pipa diamati dan dicatat waktunya sesuai dengan prosedur
yang telah dijelaskan dalam butir 5.1.2 di atas menggunakan level-level h 1, h3 dan h2.

g) Tinggi (tebal) benda uji selama pengujian adalah tinggi benda uji yang telah
terkonsolidasi pada penambahan beban tertentu (misalnya, H o - H), dimana Ho = tinggi
awal dan H adalah penurunan pada akhir pembebanan tertentu dari uji konsolidasi).

h) Perhitungan dan pelaporan hasil pengujian adalah sama seperti pada butir 9 dan butir
10. Hal yang juga perlu dilaporkan adalah pengujian dilakukan dengan menggunakan
sel konsolidasi termasuk tekanan vertikal yang digunakan saat pengujian.

7 Pengujian terhadap benda uji yang dipadatkan kembali


Pengujian terhadap benda uji yang dipadatkan kembali, dilakukan sebagai berikut :
a) Pengujian kelulusan air tinggi tekan menurun juga dapat dilakukan terhadap benda uji
yang dipadatkan kembali di dalam suatu bejana cetak pemadatan yang dilengkapi
dengan ring penyambung sama halnya pada sel permeameter.
b) Alat tersebut terdiri dari plat dasar berperforasi dan plat atas dengan pipa inlet yang
dipasang pada bejana cetak dan ring penyambung yang dikencangkan dengan batang
pengencang dan mur kupu; alat tersebut dapat dilihat seperti pada Gambar 5 dan
Gambar 6
c) Tanah dengan kadar air yang direncanakan (sesuai dengan kepadatan yang diinginkan)
dipadatkan lapis demi lapis di dalam bejana cetak untuk memperoleh kepadatan yang
9 dari 22
RSNI1 6870:200x

diinginkan atau mencapai derajat pemadatan yang diinginkan. Bagian ring penyambung
tetap dalam keadaan terpasang.
d) Kawat penyaring kemudian disisipkan diantara bagian bawah benda uji dan plat dasar
porforasi.
e) Pengaturan dan prosedur pengujian sama halnya seperti yang diuraikan dalam pasal 3
dan pasal 4. Hal yang perlu diperhatikan pertama kali adalah bagaimana cara
mengeluarkan udara dari benda uji, yang biasanya benda uji dalam kondisi jenuh
sebagian.
f) Sejumlah seri pengujian biasanya perlu dilakukan pada beberapa variasi kepadatan
tanah. Berat jenis dari benda uji harus ditentukan terlebih dahulu sehingga hasil uji
kelulusan air dapat dihubungkan dengan angka pori atau kadar pori.

Gambar 5 Bejana cetak untuk contoh yang dipadatkan


Keterangan :
1. Pipa pemasukan air
2. Katup udara
3. Tutup atas
4. Leher cetakan bagian
luar
5. Sekat
6. Serabut baja
7. Batang berulir
8. Cetakan untuk
pemadatan
9. Ayakan kawat
10. Dudukan
11. Contoh uji
12. Sekat
Gambar 6 Detil bejana cetak pemadatan untuk uji kelulusan air
tinggi tekanan menurun

10 dari 22
RSNI1 6870:200x

8 Perhitungan
Perhitungan dilakukan sebagai berikut :
a) Selama pengujian, waktu yang diperlukan oleh air di dalam pipa turun dari h 1 ke h3
seharusnya sama dengan turunnya air dari h 3 ke h2 dengan toleransi sekitar 10%. Bila
perbedaannya lebih besar dari 10%, pengujian harus diulang.
b) Hitung waktu rata-rata dari setiap pengujian (t dalam menit).
c) Koefisien kelulusan air pada temperatur tertentu k T dapat dihitung berdasarkan rumus
berikut :

aL  h1 
k T  3,84 log  x10  3 (cm / detik)
At  h2 
keterangan :
a luas penampang pipa tegak, mm2
A luas penampang benda uji
L panjang benda uji, mm
t waktu, menit
h1 dan h2 tinggi kolom air dalam pipa pengamatan, mm

dimana a, L dan A ditentukan pada butir (5.1.2) dan (5.1.3), (h 1/h2) adalah merupakan hasil
perkalian dari (h1/h3) dengan (h3/h2).

9 Pelaporan
Laporan disampaikan sebagai berikut :
a) Hasil pengujian dilaporkan sebagai koefisien kelulusan air dari benda uji pada
temperatur saat diuji.
b) Hasilnya dapat dinyatakan sebagai koefisien kelulusan air pada temperatur 20 oC
dengan mengalikannya terhadap suatu faktor yang diperoleh dari konversi temperatur
seperti pada gambar 7.
 
k 20 k T  T 
  20 
Pada kenyataannya, temperatur tanah di lapangan adalah tidak sama dengan 20 oC,
jadi setelah mengetahui temperatur tanah di lapangan (k T), koefisien kelulusan air perlu
T
dikoreksi menggunakan faktor koreksi rasio (gambar 7), sehingga :
 20
k 20
kT 
 T 
 
  20 
c) Kepadatan tanah dan kadar air benda uji juga dilaporkan bersama-sama dengan angka
pori, bila berat jenis tanah diketahui; demikian juga perlu diskripsi dari benda uji, yang
dapat menunjukkan adanya laminasi dan rekahan; jenis tanah, cara pengambilan
benda ujitanah dan lain-lain yang diperlukan.

11 dari 22
RSNI1 6870:200x

Gambar 7 Hubungan antara kekentalan air dengan temperatur


(Sumber: Kaye dan Laby, 1973)

12 dari 22
RSNI1 6870:200x

Lampiran A
(normatif)
Bagan alir

Mulai

Persiapan uji:
Pemasangan dan penyetelan alat
Kalibrasi pipa manometer
Persiapan benda uji
Persiapan sel permeameter
Penyambungan sel permeameter
Penjenuhan benda uji
Pengisian sistem manometer

Prosedur uji :
Alirkan air melalui benda uji dan amati permukaan air di dalam pipa tegak
Bila air di dalam pipa telah mencapai level h 1, catat waktunya
Bila permukaan air mencapai h3, catat waktunya
Bila permukaan air mencapai h2, segera matikan alat pencatat waktu
Ulangi pengujian tersebut 4 - 5 kali dan ambil hasil rata-ratanya
Catat temperatur air di dalam tangki perendam

Rumus dan perhitungan :


Waktu yang diperlukan oleh air di dalam pipa turun dari h1 ke h3 seharusnya
sama dengan turunnya air dari h3 ke h2 dengan toleransi sekitar 10%. Bila
perbedaannya lebih besar dari 10%, pengujian harus diulang
Hitung waktu rata-rata dari setiap pengujian
Hitung menggunakan rumus berikut :

Hitung koreksi temperatur:

Pelaporan:
Lokasi pengambilan contoh
Kepadatan tanah dan kadar air benda uji
Deskripsi dari benda uji
Koefisien permeabilitas
Dan lain-lain

Selesa
i

13 dari 22
RSNI1 6870:200x

Mulai

Pasang dan setel alat :


Isi bejana pemasok air dengan air suling.
Sambungkan selang (pipa) vakum kemudian ke ujung pipa kaca berbentuk
T.
Kuatkan sambungan pada titik-titik J, K dan M

Kalibrasi pipa manometer :


Isilah pipa dengan air sampai pada tanda skala paling atas, baca sampai
ketelitian mm;
Tuangkan air dari pipa kedalam bejana gelas, sampai air yang keluar dari
pipa sekitar 500 mm atau lebih;
Baca level air pada skala dalam pipa sampai ketelitian mm;
Timbang air di dalam bejana gelas dengan ketelitian 0,01 gram
Dan hitung luas penampang pipa (a)

Persiapan benda uji :


a) Letakkan blok benda uji tanah pada alat pemangkas/pemotong;
b) Potong benda uji sehingga mendekati bentuk silinder;
c) Potong bagian atas benda uji sehingga dapat dipegang oleh pelat pemegang;
d) Kupas benda uji sehingga berbentuk silinder dengan ukuran sedikit lebih besar dari
ujung pemotong sel permeameter;
e) Masukkan benda uji tersebut kedalam sel permeameter ;
f) Potong dan ratakan kedua ujung sel permeameter dari kelebihan tanah;
g) Tentukan berat dan kadar air benda uji

Persiapan dan penyambungan sel permeameter :


a) Pasang pelat berbentuk cakram pada kedua ujung benda uji;
b) Pasang sel permeameter dan isi ruangan di bagian atas sel dengan kain wool;
c) Kencangkan mur kupu, sehingga sistem menjadi kencang dan kedap air;
d) Masukkan sel permeameter tersebut kedalam tangki perendam;
e) Miringkan sel permeameter untuk mengeluarkan udara yang terperangkap dari
bagian bawah sel.

Penjenuhan benda uji :


a) Alirkan air mengalir ke atas melalui benda uji;
b) Biarkan air di dalam pipa turun dalam jumlah selama semalam, atau 24 jam;
c) Sambungkan selang vakum R ke cabang pipa kaca T pada K dan tutup klip J;
d) Beri vakum dan tingkatkan tekanan vakum jika diperlukan, sampai air tertarik
kedalam pipa kaca T di atas M. Hal ini menunjukkan bahwa benda uji telah jenuh.

14 dari 22
RSNI1 6870:200x

Pengisian sistem manometer :


a) Sambung pemasok air bebas udara, dengan membuka katup A dan katup G2 sebagian terbuka
ke pipa kaca T pada katup J.
b) Buka katup J dengan hati-hati supaya air mengalir dari bejana pemasok air ke pipa kaca T dan
pipa di K, dengan memberikan tekanan vakum secukupnya.
c) Tutup katup K, matikan vakum dan lepaskan selang vakum R.
d) Buka katup K pelan-pelan dan sambungkan ke pipa manometer pada panel.
e) Biarkan air mengalir untuk mengisi pipa sampai beberapa cm di atas tanda h 1.
g) Tutup katup G2 dan katup J serta buka katup K sesuai dalam keadaan terbuka penuh,
tambahkan air di dalam tangki perendam sampai mencapai pipa pelimpah.

Prosedur uji :
a) Alirkan air melalui benda uji dan amati permukaan air di dalam pipa tegak
b) Bila air di dalam pipa telah mencapai level h 1, catat waktunya
c) Bila permukaan air mencapai h3, catat waktunya
d) Bila permukaan air mencapai h2, segera matikan alat pencatat waktu
e) Ulangi pengujian tersebut 4 - 5 kali dan ambil hasil rata-ratanya
f) Catat temperatur air di dalam tangki perendam

Rumus dan perhitungan :


a) Waktu yang diperlukan oleh air di dalam pipa turun dari h 1 ke h3 seharusnya
sama dengan turunnya air dari h3 ke h2 dengan toleransi sekitar 10%. Bila
perbedaannya lebih besar dari 10%, pengujian harus diulang
b) Hitung waktu rata-rata dari setiap pengujian
c) Hitung menggunakan rumus berikut :
k 20
kT 
d) Hitung koreksi temperatur:  T 
 
  20 

Pelaporan:
a) Lokasi pengambilan contoh
b) Kepadatan tanah dan kadar air benda uji
c) Deskripsi dari benda uji
d) Koefisien permeabilitas
e) Dan lain-lain

Selesa
i

Gambar A. 1 Bagan alir cara uji kelulusan air di laboratorium untuk tanah berbutir
halus dengan tinggi tekanan menurun

15 dari 22
RSNI1 6870:200x

Lampiran B
(normatif)
Prinsip uji kelulusan air menggunakan sel permeameter tinggi tekanan
menurun

Prinsip pengujian kelulusan air tinggi tekanan menurun terhadap benda uji yang
mempunyai koefisien kelulusan air rendah, misalnya lempung dapat dilihat pada Gambar 8
di bawah.

Gambar 8. Prinsip uji kelulusan air tinggi tekan menurun

Keterangan :
L panjang benda uji
A luas penampang benda uji
a luas penampang pipa tegak
y1 tinggi muka air dalam pipa di atas datum pada waktu t 1
y2 tinggi muka air dalam pipa di atas datum pada waktu t 2
y tinggi muka air dalam pipa di atas datum pada waktu tertentu t.
dy penurunan muka air pada peningkatan waktu yang sedikit dt
dQ debit aliran melalui benda uji pada sedikit peningkatan waktu dt.
yo tinggi pipa outlet di atas datum

Pada waktu tertentu t, perbedaan tinggi muka air diantara pipa inlet dan outlet adalah sama
dengan (y - yo).
(y  y o )
Kemiringan hidraulik, i pada saat tersebut adalah sama dengan
L

16 dari 22
RSNI1 6870:200x

Debit air yang mengalir melalui benda uji pada waktu dt sama dengan luas pipa tegak
dikalikan penurunan tinggi muka air, yaitu :

dQ = - a dy

(tanda negatif menunjukkan nilai y yang berkurang)

Berdasarkan hukum Darcy :

Ak (y  y o )
dQ  Akidt  dt
L
Ak (y  y o )
  ady  dt
L
1 kA
 dy  dt
(y  y o ) aL

Dengan integral pada batas y = y1 sampai y2 dan t = t1 sampai t2, diperoleh :

y2
dy t2
kA
    dt
y 1 y  yo t 1 aL
t2
y2  kA 
  loge (y  y o ) y  
1
 aL  t1
y1  y0 kA
 loge  (t2  t1)
y2  y0 aL

Ambil y1 - y0 = h1 dan y2 - y0 = h2

aL h 
k loge  1 
A(t 2  t1)  h2 

Perbedaan waktu (t2-t1) adalah waktu pengujian t (menit); h 1 dan h2 serta tinggi benda uji L
dalam satuan mm dan luas A dan a dalam satuan mm2, maka :

aL h
k(mm / s)  loge 1
A x 60 t h2

2,303 aL h 
atau k (m / s)= log  1 
1000 x A 60 t  h2 
aL h 
k =3,84 Log  1  x10  5 [m / s]
At  h2 
aL h 
atau k =3,84 Log  1  x10  3 [cm / s]
At  h2 

 h1 
Untuk tanah yang telah diketahui, t = konstanta x log  
 h2 
17 dari 22
RSNI1 6870:200x

 h1 
maka, t1-3 = konstanta x log  
 h3 
 h3 
dan t3-2 = konstanta x log  
 h2 
 h1  h 
Bila waktunya sama, maka log   = log  3 
 h3   h2 
h1 h3
 =
h3 h2
atau h3 =  h1.h2 

Hubungan tersebut digunakan saat kalibrasi pipa tegak.


Perlu diperhatikan bahwa tinggi y diukur terhadap level datum dan tinggi h diukur dari level
air outlet pada yo di atas datum (lihat Gambar 8).

18 dari 22
RSNI1 6870:200x

Lampiran C
(informatif)
Penggunaan alat pengeluar udara

1. Vakum
1) Supaya air yang digunakan dalam pengujian dalam keadaan bebas udara dapat
dilakukan dengan menggunakan sistim pompa vakum seperti pada gambar 9 di bawah.
Alat pengeluar udara harus mampu melakukan hisapan sampai sama dengan tekanan
luar atmosfir (1 atmosfir).
Air dimasukkan kedalam tangki pemasok yang terbuka ke udara luar.

Keterangan :
1. Pipa vakum
2. Pipa air
3. Bejana
4. Penyemprot
5. Penopang yang dapat distel
6. Air bebas udara
7. Ke pipa vakum
8. Bejana dengan tinggi tekanan
konstan
9. Pasokan air
10. Air untuk tekanan vakum
11. Air yang terbuang
12. Bejana pemasok
13. Manometer air raksa
14. Bejana air
15. Pipa vakum terbuat dari karet
16. Ke sel tinggi tekan tetap
17. Ke sel tinggi tekan
menururun

Gambar 9. Penataan sistim pengeluar udara dengan vakum


2) Bila menggunakan air bersih biasa (PAM), bola pengapung otomatis standar dapat
digunakan untuk menjaga permukaan (level) air yang konstan.
3) Air ditarik/dihisap ke atas dari tangki pemasok ke bejana penyimpanan menggunakan
pompa vakum yang dipasang pada bejana penyimpan.

19 dari 22
RSNI1 6870:200x

4) Pipa inlet yang dipasang dilengkapi dengan alat penyemprot dan plat bafel, sehingga
sebagian besar udara keluar dari air.
5) Pipa vakum berakhir di atas level ujung pipa pemasok dan harus terletak cukup jauh
untuk mengurangi kemungkinan terhisapnya air yang dapat masuk ke dalam pipa
vakum. Botol vakum lebih baik dipasang dekat dengan bejana pengeluar udara.
6) Saat menarik air dari bejana penyimpan, ruangan di atas air harus dalam keadaan
terbuka terhadap udara luar. Pada temperatur normal, air akan menyerap kembali udara
sangat sedikit selama beberapa jam pertama dari pembukaan tersebut, tetapi setelah
itu, vakum harus dihidupkan. Air harus ditarik dari dasar bejana, dimana konsentrasi dari
larutan udara adalah yang terendah. Tabel di bawah Gambar 9 menunjukkan posisi
katup yang diperlukan untuk 6 macam operasi yang berbeda; pengisian reservoir,
pengisian bejana pemasok, pengeluar udara, tangki tekanan menurun dan penjenuhan
benda uji.
2. De-Aerator
1) Alat ini adalah alat pengeluar udara dengan cepat yang dikenal sebagai alat “de-aerator
Nold” yang dikembangkan di Amerika pada tahun 1971. (Gambar 10)
2) Alat ini terdiri dari ruang vakum yang dilengkapi dengan motor sudu magnetis.
3) Perputaran sudu pada kecepatan tinggi menyebabkan terjadinya kavitasi dan
gelembung udara keluar dengan cepat melalui pipa vakum.
4) Bejana berisi air sekitar 6 liter yang dapat mengeluarkan udara sekitar 5 menit.
5) Air yang telah bebas udara dialirkan ke tangki pemasok yang tertutup rapat (di sekat)
terhadap udara luar atau dijaga dengan tekanan vakum. Bejana yang digunakan untuk
tujuan ini harus di desain mampu memberikan tekanan vakum sampai 1 atmosfir.

Gambar 10 Alat pengeluar udara “De-aerator Nold”

20 dari 22
RSNI1 6870:200x

Lampiran D
(informatif)
Contoh uji hasil pengujian kelulusan air tinggi tekanan menurun

Lokasi : Benda ujiNo. :


Operator : Tanggal :
Diskripsi tanah : Lanau lempungan, teguh, abu-abu
Cara pencetakan benda uji: Diratakan dengan alat perata (trimming app.)
Diameter benda uji: 100 mm Luas A : 7364 mm2
Panjang (tinggi) : 127 mm Volume, V : 1011 cm3

1. Berat contoh tanah +bejana cetak = 3098 g Berat jenis, Gs = 2,67


2. Berat bejana cetak = 1033 g Kepadatan basah, n = 204 t/m3
3. Berat contoh tanah = 2065 g Kepadatan kering, d = 1,81 t/m3
4. Kadar air = 12,7% Temperatur = 20,5C
Gs
5. Angka pori, e =  1 = 0,475
d

Tnggi di Tinggi di
atas daum atas outlet Pengujian Rasio
Titik tinggi
y h menit-detik t (menit)
(mm) (mm)

(1) 1100 h1=915


(1-3) 4 - 25 4,42 915/750 =
1,122
(3) 935 h3=750
(3-2) 4 - 0,5 4,00 750/615 =
1,22
(2) 800 h2=615

(0) 185 0 log (1,22) =


0,08636

aL h 
Kelulusan air, k =3,84 Log  1  x10  5 [m / s]
At  h2 
1,77 x 1,27
k =3,84 0,08636x10  5 [m / s]
7964 x t
9,36
k= x10  8 m / s
t
9,36
Pengujian pada (1-3) : k = x 10-8 = 2,12 x 10-8 m/s
4,42
9,36
Pengujian pada (3-2) : k = x 10-8 = 2,29 x 10-8 m/s
4,08
krata-rata = 2,2 x 10-8 m/s
Karena temperatur saat pengujian adalah 20,5 oC, dari Gambar 7, faktor koreksi
T
 ; jadi k20 = 2,2 x 10-8 m/s
 20

Lampiran E
21 dari 22
RSNI1 6870:200x

(informatif)
Tabel daftar deviasi teknis dan penjelasannya

No Materi Sebelum Revisi

1.  Format  Tanpa format acuan  Perubahan format dan


layout SNI sesuai PSN
No.8 Tahun 2007

 Isi/substansi  Ada yang tidak sesuai  Beberapa dirubah dan


dgn acuan ormatifnya disesuaikan dengan
acuan normatifnya

2. Istilah dan Ada tetapi kurang Ditambahkan beberapa


definisi istilah dan definisi

3. Bagan alir Tidak ada Ada

4. Contoh formulir Yang ada hanya contoh Dilengkapi dengan contoh


formulir pengujian hasil pengujian

Lampiran F
(informatif)
Daftar nama dan lembaga

22 dari 22
RSNI1 6870:200x

1) Pemrakarsa
Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air, Badan Penelitian dan
Pengembangan, Departemen Pekerjaan Umum

2) Penyusun awal
Nama Lembaga
1. Djoko Mudjihardo, ME Pusat Litbang Sumber Daya Air

2. Ir. Sri Hetty Susantin, M Eng Pusat Litbang Sumber Daya Air

3) Penyusun awal
Nama Lembaga
Djoko Mudjihardo, ME Pusat Litbang Sumber Daya Air

Bibliografi

SNI 03-6870-2002, Cara uji kelulusan air di laboratorium untuk tanah berbutir halus dengan
tinggi tekan menurun.

Manual of Soil Laboratory Testing, Volume 2, K.H. Head, Chapter 10, 1981
23 dari 22
RSNI1 6870:200x

24 dari 22

Anda mungkin juga menyukai