Anda di halaman 1dari 6

PhotoMatch

A. Persiapan foto
1. Cek kualitas foto
2. File – import – JPG – Use as new matchphoto
3. Kalibrasi sumbu dan origin
4. Kalibrasi skala (bisa dilakukan terakhir dengan tape measure scale)
5. DONE
B. Prinsip-prinsip Penggambaran
1. Mulai dari Origin (0,0,0)
2. Selalu menggambar ke arah sumbu x,y,z
3. Selalu mulai menggambar dari geometri yang sudah ada
4. Selama menggambar kita bebas bernavigasi
5. Project textures from photo (hanya aktif di scene photomatch)
6. Detailing
C. Menambah Foto
1. Posisikan kamera sesuai foto berikutnya
2. Ubah posisi origin dengan tetap mempertahankan arah-arah sumbunya
3. Tambahkan foto
4. Kalibrasi ulang sumbu dan origin.
5. DONE
Workflow modeling dari CAD

A. Persiapan file CAD


1. Optimasi ukuran file (<10MB)
2. Cek satuan
B. Import CAD
1. File – import – DWG. Periksa option untuk menyamakan satuan
2. Jika macet, PURGE block penyebab macet si software CAD nya.
3. Jika error, save ke versi CAD yang lebih rendah atau save ke DXF
C. Merapikan CAD hasil import
1. Cek konsistensi ukurannya. Resize jika belum sesuai.
2. Bersihkan layer hingga tersisa Layer0. Pindahkan semua garis ke Layer0.
Buat layer-layer custom yang prinsip (dinding, lantai, kolom, pintu jendela, furniture,
tanaman, plafon, atap). Gunakan code didepannya untuk manajemen layer yang lebih baik.
3. Group setiap kelompok gambar/viewport.
4. Susun gambar dengan move dan rotate. Perhatikan elevasi 0 di CAD sebaiknya di Z=0.
5. Masukkan CAD ke layer CAD, kemudian kunci (lock)
D. Proses Modeling, urutannya :
1. Dinding Exterior
2. Lantai & Plafon
3. Dinding Interior
4. Pintu & Jendela
5. Furnitur Interior
6. Atap
E. Sering-seringlah menyimpan pekerjaan anda.
Tahap Modeling :

1. Trace outline denah, yaitu dinding luar pada denah, dengan menggunakan line atau rectangle.
Jika dengan rectangle, hapus garis-garis dalam sehingga hanya menyisakan bentuk denah.
2. Membuat dinding luar dan lantai :
a. Offset outline di proses no.1. Jarak Offset mengacu pada tebal dinding di denah.
b. Double klik dinding luar lalu group, kemudian lakukan juga pada lantai (jangan terbalik).
c. Copy group lantai ke atas menjadi group plafon.
d. Masukkan group dinding, lantai dan plafon ke layer-layer.
e. Edit group dinding, push pull dengan mengacu pada tampak.
3. Membuat dinding interior dilakukan per segmen dinding :
a. Buat rectangle sesuai tebal dan panjang dinding di segmen tersebut.
b. Push-pull setinggi plafon
c. Group keseluruhan dinding tersebut.
d. Lakukan step a,b,c untuk setiap segmen dinding. Step ini menjamin setiap segmen dinding
menjadi solid group.
e. Setelah semua segmen dinding terbentuk, satukan dengan solid tools – outer shell.
f. Volume dari keseluruhan dinding dapat dilihat dari entity info.
4. Melubangi pintu dan jendela :
a. Edit group dinding. Untuk melubangi pintu, trace bukaan dari bawah, lalu push pull
mengacu pada tampak/potongan.
b. Untuk melubangi jendela, buat sembarang rectangle di dinding, lalu dengan scale tool di
sejajarkan batas kanan, kiri, atas, bawah dengan mengacu pada tampak. Kemudian push
pull menembus dinding hingga bolong.
5. Mendetail lantai :
a. Reverse face lantai jika front face (face yang berwarna putih) masih di bawah.
b. Bagi lantai tersebut dengan rectangle sesuai ruangan.
c. Beri tekstur lantai tiap ruangan. Gunakan push pull jika terdapat perbedaan elevasi.
6. Membuat pintu dan jendela :
a. Buat rectangle bentuk dasar pintu dan jendela, jadikan component.
b. Copy component tersebut sehingga menempel pada gambar tampak.
c. Edit component tsb, trace detailnya sesuai tampak.
d. Gunakan push pull untuk menjadikannya 3D, beri tekstur.
e. Karena kita mengedit component, maka component yang menempel pada dinding akan
ikut berubah. Hapus component pada CAD tampak tempat kita men-trace.
f. Masukkan semua pintu/jendela pada layer yang sesuai.
7. Membuat atap ada beberapa metode :
a. Metode follow me tool. Buat path dengan trace jalur atap, lalu buat profil setengah
segitiga atap dari CAD tampak, mulai dari profil atap yang paling kecil. Pilih path,
aktifkan follow me, pilih profilnya. Lanjutkan dengan membuat profil segitiga mengacu
pada slope, gunakan follow me lagi, dan seterusnya hingga semua atap tertutup.
b. Metode Solid tool. Buat dua solid group dengan mengacu pada dua CAD tampak,
operasikan solid tools intersection di kedua solid tersebut. Profil solid lainnya
menyesuaikan.
c. Menggunakan extension seperti 1001bit, BuildEdge, InstantRoof, dsb.
d. Masukkan atap ke layer atap.
8. Membuat furniture dan tanaman :
a. Furnitur dan tanaman dapat didownload dari internet, atau memodelkan sendiri.
b. Masukkan semua furniture pada layer furniture, tanaman pada layer tanaman.
c. Berhati-hati dalam mendownload furniture dan tanaman, hindari model yang terlalu
berat karena akan memperlambat performansi kerja.
d. Khusus lampu plafon, dimasukkan ke group plafon.
LayOut

A. Mengatur Scene di SketchUp


1. Ubah Style background putih : Window – Style – Default style – shaded with textures
Buat Scene perspektif : Window – scene – Add scene
2. Buat Scene Terminal (Perspective).
Kita selalu kembali ke scene ini sebelum membuat scene berikutnya.
3. Buat potongan (Section), posisikan section plane nya.
4. Atur posisi kamera : klik kanan pada section plane – align view
5. Matikan perspektif : Camera – perspective
6. Sembunyikan section planes : View – section planes
7. Fit-kan model dalam satu layar
8. Atur layer, shadow, dan fog.
9. Buat scene (buka jendela scene melalui windows – scene).
Jika ada pertanyaan, pilih “Create as new style”
10. Ulangi untuk scene-scene yang lain
11. Simpan pekerjaan anda : File – SAVE
12. Kirim ke LayOut : File – Send to LayOut
13. Untuk membuat tampak, kembali dulu ke scene perspective, lalu pilih dari standard view.
B. Mengatur Viewport di LayOut
1. Atur besar viewport
2. Copy viewport dengan menahan tombol CTRL
3. Pilih Scene dan scale (skala) yang sesuai melalui menu klik kanan
4. Sejajarkan viewport dengan bola presisi
5. Anda dapat mengatur tampilan viewport lebih lanjut dari panel SketchUp model
C. Melengkapi viewport dengan :
1. Dimensi , panel : Dimension, shapes text color
2. Anotasi/label, panel : shapes, text, color
3. Deskripsi/text, panel : text, shapes, color
4. Simbol-simbol, panel : scarpbooks
5. Tambahkan foto untuk pelengkap (File – insert – images)
D. Manajemen Gambar :
1. Masukkan viewport model di Layer “Model SketchUp”
2. Masukkan dimensi di Layer “dimensi”
3. Masukkan label di layer “label”
4. Masukkan scrapbooks di layer “symbol”
5. Buat Kop, masukkan di layer Kop yang bersifat multipage
E. Simpan pekerjaan, output LayOut dapat dibuat dalam beberapa bentuk :
1. Presentasi, dengan slideshow
2. Print
3. Export ke PDF, JPG, atau DWG

Assignment untuk upgrade ke certificate of achievement:

1. File skp. Jika terlalu besar dapat di hosting di filehost seperti 4shared, sendspace, dll dan diberikan
link nya lewat e-mail.
2. LayOut dari model skp di no.1. (ekspor format PDF)
3. Render (format JPG)

Kirim ke : rizky@neosiatc.com

Pertanyaan dapat melalui :

WA
SMS: 085718665058
: 085718665058

www.instagram.com/neosiatc
BBM : 541DD068

www.facebook.com/neosiatrainingcenter

www.facebook.com/sketchupindonesia

Anda mungkin juga menyukai