Anda di halaman 1dari 55

BAB I

PENGENALAN SAP

1. Menyiapkan Main Window

Membuka file yang lain / lama

Membuat model baru

2. Membuat File Baru

project information

Satuan geometry

1
3. Jenis Pemodelan Struktur

 Model struktur
Blank Membuat desain pemodelan struktur dengan lembar baru
atau secara manual
Grid Only Membuat desain pemodelan struktur dengan memasukan
data panjang antar perkuatan struktur atau dengan grid
Beam Membuat desain pemodelan struktur dengan gelagar
sederhana seperti contoh pengaplikasian pada girder
2D Trusses Membuat desain pemodelan struktur 2 dimensi dengan
bentuk rangka 2 dimensi
3D Trusses Membuat desain pemodelan struktur 3 dimensi dengan
bentuk rangka 3 dimensi
2D Frames Membuat desain pemodelan struktur portal dengan bentuk
portal 2 dimensi
3D Frames Membuat desain pemodelan struktur portal dengan bentuk
portal 3 dimensi
Wall Membuat desain pemodelan struktur dengan bentuk
dinding struktur atau dinding geser
Plat Slab Membuat desain pemodelan struktur

Staircases Membuat desain pemodelan struktur dengan bentuk


struktur tangga

2
Storage Structures Membuat desain pemodelan struktur dengan bentuk

Underground concrete Membuat desain pemodelan struktur dengan bentuk

Solid Models Membuat desain pemodelan struktur dengan bentuk

Pipe and Plates Membuat desain pemodelan struktur dengan bentuk

Edit Job Information Menyediakan informasi terkait project yang sedang


dikerjakan (misalnya : nama klien, nama pekerjaan, dan
Engineer yang mengerjakan.

4. Mendefinisikan Penampang

Number of Spans adalah menandakan bentang yang akan kita pakai atau jumlah yang
kita butuhkan sesuai desain.
Span Length adalah jarak bentang yang kita butuhkan sesuai desain yang sudah
ditentukan.
Use custom adalah bila ingin memodifikasi jarak bentang yang berbeda.
5. View
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Definisi model view pada SAP 2000


1. Rubber Band Zoom adalah melihat bidang yang akan kita perbesar sesuai posisi yang
dinginkan
2. Restore Full View adalah pandangan bentuk yang menyeluruh pada bidang.

3
3. Restore Prevesious Zoom merupakan model zoom atau pandangan sebelumnya pada
objek yang di buat.
4. Zoom In adalah memperbesar pandangan pada bidang yang dibuat.
5. Zoom Out adalah memperkecil pandangan pada bidang yang dibuat.
6. Pan berguna untuk menggeser gambar atau dengan menekan tombo scroll lalu mouse
gerakkan.
7. 3-d adalah pemodelan view dengan konsep 3 dimensi
8. Xy adalah pemodelan view dengan konsep 2d dilihat dari sumbu x dan y atau dilihat
dari atas
9. Xz adalah pemodelan view dengan konsep 2d dilihat dari sumbu x dan z atau dilihat
dari depan.
10. Yz adalah pemodelan view dengan konsep 2d dilihat dari sumbu y dan z atau dilihat
dari samping
11. Move up adalah mengganti bidang menggambar keatas
12. Move down adalah mengganti bidang menggambar kebawah

6. Pemberian Tumpuan (Support)


Klik Tab General
Pilih Support

o Untuk Tumpuan Jepit ( )


Pilih Create – Fixed - Add

o Untuk Tumpuan Sendi ( )


Pilih Create – Pinned - Add
o Untuk Tumpuan Roll ( )
Pilih Create – Fixed But – Centang semua parameter release (kecuali FY)
Lalu pilih Add
Untuk cara assign select node/ pilih titik yang akan diassign tumpuan menggunakan Nodal

Cursor ( )
Lalu pilih jenis tumpuan yang akan di Assign
Lalu pilih Joint

4
7. Menggambar garis

Draw special joint untuk membuat titik joint ke arah x,y, dan z

Draw frame untuk membuat garis

Quick draw frame untuk membuat garis dengan cepat dengan mengeblock bidang

Quick draw braces untuk membuat garis dengan model persilangan dengan cepat

Quick draw secondary beam untuk membuat garis dengan model pembagian beam

Quick draw braces untuk membuat bidang tertutup dengan metode garis
Quick draw rectangular area untuk membuat bidang tertutup dengan metode kotak
Quick draw element untuk membuat bidang tertutup dengan cepat

8. Memodifikasi gambar
Bisa dilihat dimenu edit beberapa fungsi edit replace, mirror, rotate. Untuk fungsi
dari memodifikasi objek seperti berikut:
1. Copy dan paste : untuk menambahkan bidang dengan cara klik garis atau bidang
yang dinginkan lalu pilih tab menucopy, jika selesai klik paste atau ctrl+V
kemudian ada beberapa pilihan sumbu unruk mempaste hasil pilih salah satu

1. Delta X untuk mempaste ke arah sumbu X kemudian tulis


angka yang diinginkan
2. Delta Y untuk mempaste ke arah sumbu Y kemudian tulis
angka yang diinginkan
3. Delta Z untuk mempaste ke arah sumbu Z kemudian tulis
angka yang diinginkan
4.

2. Replicate
Fungsi replicate sama seperti mencopy gambar, dan
beberapa mode untuk memutar objek dan memiror object
yang dinginkan desuai dengan sumbu x, y,dan z

5
BAB II
PENDEFINISIAN DAN ANALISA DATA
1. Menu Selecting

Selecting yang sering di gunakan


- Pointer window : menu selecting default yang digunakan di awal.
- Poly : menu selecting dengan menggunakan polygon untuk
batang yang terselect penuh kedalam
- Intersecting poly : menu selecting dengan menggunakan polygon untuk
batang yang Terselect dalam garis polygon sehingga
semua batang terselect
- Intersecting poly : menu selecting dengan menggunakan polygon untuk
batang yang Keluar dari garis polygon sehingga batang
yang didalam polygon tidak terselect.
- Coordinate specification : menu selecting dengan menggunakan koordinat dengan
mengeclick titik yang dinginkan maka terpilih secara
otomatis
- Select lines pararel to : menu selecting dengan menggunakan sumbu x,y, atau z

2. Pendefinisian Penampang

Pertama pilih new modelPilih satuan


Kgf, m, C  pilih Beams sebagai batang/
balok yang akan kita buat. Dengan
number of spans tau bentang 3 dan span
length atau panjang bentang 5

6
Kemudian centang use custom grid and locate origin dan click Edit grid dan melihat
tampilan seperti berikut:

Kemudian untuk X Grid Data edit pada bagian Ordinate seperti gambar diatas,
pengeditan digunakan agar mempermudah pengerjaan nantinya karena semua titik 0,0 terletak
pada ujung batang yang dibuat, untuk Y dan Z grid data tidak perlu diubah karena pengerjaan
pada masalah ini kita membuat model sederhana dengan panjang balok searah sumbu x
sepanjang 15 meter dengan 3 tumpuan. Setelah itu akan mendapatkan tampilan dibawah ini

7
Kemudian definisikan penampang dengan menggunkan tab define pilih materials maka
akan ada output seperti gambar berikut:

Default dari Sap ada 2 yaitu 4000psi


untuk beton dan A992fy50 untuk baja,
kita bisa membuat material baru dengan
menggunakan pilihan disamping seperti
add new material atau membuat material
baru click saja dan akan ada pilihan pada
gambar dibawah ini

Kemudian akan dibawa ke menu tampilan disamping, ada


material type untuk membuat material, terdiri dari
bebarapa pilihan seperti berikut:
- Steel untuk material baja
- Concrete untuk beton
- Aluminium untuk aluminium
- Cold Formed untuk baja modifikasi
- Rebar untuk baja khusus tulangan
- Tendon untuk jaringan kabel
- Other untuk material lain seperti kayu.

Ada juga beberapa tampilan dibawah seperti weight per unit volume dan masih banyak
lagi tetapi di cancel saja karena kita akan membuat material dari default sap 2000 untuk 4000Psi
atau sebutan lain untuk beton. Karena kita membuat material ini pada portal beton yang umum
digunakan.

8
Langsung ke tab define lagi section properties frame section, kemudian ada tampilan
seperti berikut:

Di dalam frame section atau yang kita gunakan sebagai batang / balok akan muncul FSEC1 atau
default dari sap, kita langsung aja klik Add New Property ada tampilan dibawah:

Didalam frame section ada beberapa model penampang kemudian kita pilih concrete pilih
rectangular untuk model penampang balok beton karena kita akan menganalisis model balok
beton.

Nama frame/balok ditulis “balok


20/20”
Material yang akan kita buat sebelumya
di materials tadi, pilih 4000Psi
Dimensions
- Depth untuk tinggi balok diisi 0,20
- Width untuk lebar balok diisi 0,20
Satuan yang digunakan diawal adalah
meter  kemudian OK

9
Kembali ke lembar kerja kemudian select semua frame pilih tab assign pilih frame yang
telah kita buat tadi yaitu balok 20/20 OK. Balok akan terpilih 20/20 dengan ditandai tulisan
diatas balok.
3. Tumpuan dan beban
3.1 Tumpuan pada bentang

Adalah beberapa jenis tumpuan


Sebelum memilih jenis tumpuan ada di menu join, klik dulu tumpuan yang mau diganti
kemudian pilih tab assign join restrains, maka akan ada tampilan seperti gambar berikut:

Ada beberapa jenis tumpuan pada joint restrains. Lihat pada fast
restrains dari kiri ke kanan ada tumupuan jepit, tumpuan sendi,
tumpuan rol, dan tumpuan bebas. Keudian pilih tumpuan sendi
saja kita akan membuat semua tumupan menjadi tumpuan sendi.
Maka semua tumpuan akan berubah menjadi sendi atau dengan
simbol segitiga atau sendi

Kemudian select bagian batang seperti gambar diatas, jangan titiknya, karena disini kita
menganalisis beban yang diterima di batangkemudian tab assign frame loads pilih point
Point digunkan bila ada beban terpusat, pada kasus ini memakai beban terpusat maka dipilih
point, kemudian akan muncul gambar dibawah ini:

10
Beban yang dianalisis pilih dead saja
- Add to existing load untuk menambahkan beban
- Replace untuk merubah beban kemudian diganti
yang baru
- Delete untuk menhaapus beban maupun jarak

- Distance untuk jarak bentang di beri angka 0.5 atau


merupakan setengah bentang
- Load untuk beban yang diberikan sebesar 4000 kg

Maka akan muncul seperti gambar berikut:

Kemudian klik tab Analyze Set Analysis Options pilih plane frame/XZ plane karena kita
menganalisis model dua dimensi OK. Jika selesai kita akan segera menganalisis dengan
memilih tab Analyze Run analysis akan ada tampilan seperti berikut:

Untuk modal kita pilih Do not run karena yang dianlisis hanya dead saja,
untuk menonaktifkan modal dengan cara klik modal Run/Do Not Run
Case Run Now kemudian simpan file bila selesai akan muncul
tampilan pada gambar berikut:

11
Terjadi lendutan menandakan telah sukses untuk menganalisis kemudian kita melihat hasil
analisis yang dihasilkan terdiri dari bidang dalam suatu model yang dibuat
4. Hasil Analisis

Melihat hasil analisis yang ada pada batang seperti bidang momen, bidang lintang, dan bidang
normal dengan cara pilih icon Show Forces Stress seperti gambar berikut

Yang digunakan dalam analisis


ini adalah axial forces untuk
gaya normal, shear 2-2 untuk
melihat gaya lintang , dan
moment 3-3 untuk melihat gaya
momen kemudian options dipilih
Show Values on Diagram OK

4.1 Hasil Gaya Normal

Hasil analisis gaya normal adalah 0, karena tidak ada aksi pada batang tersebut ditandai dengan
gambar model yang biasa.

12
4.2 Hasil Gaya Lintang

Hasil analisis gaya lintang bisa dilihat menandakan ada gaya yang bekerja di sepanjang batang

4.3 Hasil Gaya Momen

Hasil analisis gaya momen berbentuk lancip karena menenerima beban pusat ½ bentang.

4.4 analisis hasil lengkap


Pilih salah satu kemudian klik kanan akan muncul tampilan di bawah ini

Bebarapa tampilan dalam satu view bisa dilihat pada tampilan disamping. Terdiri dari beberapa
gaya yang kita butuhkan

13
4.5 analisis hasil dengan table
Menampilkan tabel digunakan bila kita membutuhkan hasil analisa lebih lengkap dengan cara:
Masuk menu Display show table da nada tampilan sperti berikut

Centang pada ANALYSIS RESULT OK dan akan menmpilkan tabel di bawah ini

14
BAB III
STUDI KASUS BETON

Membuat model terlebih dahulu dengan satuan Kn, M, C. Number of spands 1 dan span length 4
atur posisi sumbu di pojok kanan dengan mengubah use custom grid spacing and locate origin.

Sebelum masuk ke material siapkan dulu standart-standart yang digunakan dalam modifikasi
beton bertulang yaitu ada 3:
1. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk gedung 1983 (PBBI 1983)
2. SNI 03-2847-2002 Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung (Beta
Version)
3. SNI 03-1729-2002 Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung

A. Masuk menu define materials add new material ada tampilan seperti berikut:

15
1. Untuk material beton

Dalam kasus ini kita definisikan beton dengan


fc 25 MPa , lalu ubah material type dengan
concrete
Weight per unit volume merupakan berat jenis bisa
dilihat di PBBI 1983 berat jenis untuk beton
bertulang adalah 2400 kg/m3, ingat satuan yang
kita pakai adalah KN maka dibagi 100 dan tulis 24
saja
Yang diedit disini hanya modulus of elasticity
karena berbeda dengan standart SNI untuk beton,
5untuk modulus elastisitas dengan rumus
Tulis saja 4700*SQR(25) enter  hasilnya 23500
konversikan MPa ke Kn dengan cara ini hasil tadi
23500 ditambah seperti ‘23500MPA’ enter
hasilnya kan berubah seperti gambar
Mutu beton tulis saja 25MPA maka SAP otomatis
merubah satuan dari MPA ke Kn OK

2. Untuk material tulangan dalam beton


Add new material lagi dan di rubah seperti penjelasan berikut:

Dalam kasus ini kita definisikan tulangan bj 37, lalu


ubah material type dengan rebar untuk tulangan

Dilihat di PBBI 1983 berat jenis untuk baja adalah


7850 kg/m3, ingat satuan yang kita pakai adalah KN
maka dibagi 100 dan tulis 78.5
Pada kolom property data tidak perlu diubah karena
nilai default dari sap hamper sama dengan standart
di SNI tentang bangunan baja

Pada kolom other property untuk fy lihat di SNI


untuk baja BJ 37 adalah 240 MPa dan Fu adalah 370
Mpa, untuk Fye dan Fue mengikuti atau sama 
OK

B. Membuat penampang ke sections property  frame section add new property pilih
concrete rectangular dan akan dibawa ketampilan berikut:

16
Kolom material kita ganti beton yang kita Pada rebar material kita pilih Tulangan
buat tadi yaitu beton f’c 25 Mpa, ukuran BJ 37 yang telah kita buat tadi design
balok 0,2 x 0,35 dan rename juga section type pilih yang beam untuk balok
menjadi balok 20/35 klik concrete cover material atau selimut beton kita
Reinforcement  dan lihat tampilan pakai 4 cm atau 0.04 pada area top dan
disamping bottom OK

Batang di select assign frame frame sections pilih balok 20/30

C. Beban kombinasi
Pilih tab define load patterns lihat pada tampilan berikut

Dalam kolom load patern defaultnya hanya DEAD kita akan membuat beban koombinasi
sederhana pada kolom load patern name beri nama ‘UJI’ dan type adalah live dengan self weight
multipler adalah 0 klik add new load patern OK, ke define lagi load combinations add
new combo dan aka nada tampilan sperti berikut:

17
Beri nama 1 x beban uji dan isi define
combinations pilih UJI dan skala factor 1
 add OK

D. Analysis dan pembebanan


Select batang assign frame loads distributed isi pada kolom load sebesar 20 OK

Kemudian klik tab analyze analysis options pipih XZ plane karena kasus ini masih dalam
struktur 2 dimensi OK  tab analyze run anlyze, untuk modal do not run run anlyze

Lihat pada momen hasilnya 40 kn.m berarti momen tersebut hasilnya benar

18
E. Desain balok
Pilih tab design concrete frame desain view/ revise preferences dan aka nada
tampilan berikut:

Pada phi (tension Controled) kita


rubah 0.8 karena berbeda dengan
standart SNI beton dirubah
koefisien atau nilai aman
tegangan sebesar 0,8 OK

Pilih tab design concrete frame desain select design combos da nada tampilan
seperti gambar dibawah

Pada list of load beban kombinasi yang kita


buat sebelumnya ada di sebelah kiri lalu pindah
kekanan dengan cara klik Add kemudian
hilangkan centang pada automatically
generate… OK

Pilih tab design concrete frame desain start design/ chek of structure dan dilihat
hasilnya

Cek hasil luasan tulangan/ design dengan klik batang klik kanan pilih beban maksimal
ada di bentang 2.00 klik summary ubah satuan dipojok kanan atas menjadi Kn, cm,C

Hasil yang didapatkan input SAP sebesar 7.191 cm2 disaumsikan memakai tulangan
sebanyak 4 buah dengan Diameter 16 dengan luasan 8.04 cm2 (mendekati).

19
BAB IV
STUDI KASUS BAJA
Membuat model terlebih dahulu dengan satuan Kn, M, C. Number of spands 1 dan span length
10 enter.

Kemudian buat material ke tab define material add new property kemudian buatlah
material stell dengan baja st 37 seperti gambar berikut

Hampir sama dengan membuat tulangan beton


seperti bab sebelumnya namun diganti
materialnya menjadi Steel dengan berat jenis
78.5 Kn, fy= 240 Mpa, dan fu= 370 Mpa
kemudian OK

kemudian membuat penampang baja menggunakan baja jenis WF atau I, menggunkan ukuran
yang ditentukan yaitu 30 x 99 lihat ditabel baja Ir. Morisco untuk baja 30 x 99 yang inch series
seperti gambar berikut:

Buka define section properties frame sections pakai import new property kemudian
pilih stell dan pilih I/ wide flange dan akan diarahkan ke folder SAP untuk memilih profil
yang dibutuhkan yaitu I 30 x 99 seperti gambar berikut:

20
Pilih yang AISC.PRO karena AISC.PRO merupakan tabel baja yang hampir sama digunakan
pada satuan Indonesia kemudian OK, kemudian pilih WF 30 x 99

Pilih baja 37 yang telah kita buat tadi kemudian


pilih profil W30x99 OK Kemudian assign
batang dan pilih batang yang telah kita buat.

Masukkan kombinasi pembebanan, bisa dilihat di SNI tentang perencanaan baja, dalam kasus ini
sebagai contoh sederhana masukkan beban mati dan uji saja masing-masing self multiplier untuk
beban mati/DEAD adalah 1, dan beban UJI/ type live dan self multiplier 0, kemudian OK.

21
Buatlah 2 kombinasi pembebanan seperti berikut.

Masukkan beban merata sebesar 10 KN ke semua bentang dengan cara yang mirip dengan beton
yaitu klik batang terlebih dahulu kemudian assign frame loads distribute masukkan load
nya sebsar 10 KN OK

Jika selesai maka bisa dianalysis klik ke analyze set analysis option pilih XZ plane run
analysis dengan modal do not run OK

Momen paling besar ada di kombinasi ke 2 sebesar 125 KN.m maka bisa dilakukan desain
terhadap baja, apakah baja tersebut kuat dalam menerima beban yang diberikan

22
Kemudian ke tab design steel frame design view preferences da nada tampilan berikut:

Pilih design code AISC 360-05 dan


lihat pada Phi (comperesion) atau
disebut juga factor reduksi untuk
gaya tekan diganti menjadi 0.85
karena faktor reduksi menurut SNI
tentang perencanaan baja tabel 6.2
hal 18 bisa dilihat pada gambar di
bawah:

SNI 03-1729-2002 tabel 6.4-2 hal 18

Kemudian OK ke design steel frame design selsct design combos pindah semua
kombinasi pembebanan ke kanan denga tekan Add hilangkan centang OK langsung di
muali saja untuk desain.

Jika selesai akan seperti gambar diatas dan kita lihat angka keamanan dengan cara klik tab
design steel frame design display design info aka nada tampilan berikut:

Pilih design input P-M Ratio Colors & Values


OK dan hasil bisa dilihat dibawah sebesar 0.113
atau kurang dari 1 berarti baja dengan profil 30 x 99
AMAN

23
BAB V
STUDI KASUS PLAT

Buat model terlebih dahulu dengan satuan Kn, m, C. dan pilih 3d frame buat building dimensions
seperti ini:

Jika selesai OK saja, kemudian terbentuklah portal 3 dimensi buatlah area plat pada tengah
bidang portal yang area bawah, jgn lpoa untuk portal berwarna kuning dihapus saja

Klik salah satu saja untuk


membuar area plat

Klik di sini dan akan


berwarna merah yang
menandakan ada luasan
area

Area tampak atas yang di buat plat akan


Bagian yang berwana merah
di buat area plat

24
Material yang dipakai adalah default SAP saja (4000Psi), langsung ke define section
properties pakai yang area section add new section maka ada tampilan berikut

Beri nama plat 12 cm , untuk material name pilih 4000Psi,


untuk tpe kita pakai shell-thin, kemudian untuk thickness
beri angka 0,12 m, karena thickness merupakan ketebalan
plat 12 cm OKOK

Sebelum ke pemberian area section terlebih dahulu area plat kita bagi agar momen terlihat
dengan cara klik area plat ke tab edit edit areas devide areas kemudian akan ada
tampilan berikut:

Focus ke devide area into this number of object ganti dengan 8 pembagi sama, kemudian OK
aka nada tampilan berikut:

25
Kemudian klik dulu area yang telah dibuat  asiggn area sections pilih plat 12 cm 
OK, maka tampilan aka nada tulisan plat 12 cm dan beri tumpuan sendi khusus untuk samping-
samping saja seperti gambar dibawah ini

Sebelum ke pembebanan seperti biasa ke kombinasi pembebanan dahulu, buatlah nama UJI
dengan dengan type LIVE, self weight multiplier 0 masuk ke load combanitions beri nama
1xbeban uji load case name pilih UJI kemudian scala factor 1 OK memasukkan beban
pada area plat dengan klik dulu area kemudian ke assign area loads uniform shell aka
nada tampilan berikut:

26
Kita pilih UJI

Masukkan beban sebesar 5 Kn


 OK

Jika selesai aka nada tampilan berikut:

Jika ada tulisan beban sudah masuk, kemudian palt dianalisis masuk ke tab analyze set
analysis options pilih XY Plane OK kemudian kita run analysis, untuk modal tidak di
run OK kemudian ada tampilan berikut:

Jika berhasil akan


terjadi gradasi warna
yang menunjukkan
momen

27
Untuk melihat momen maksimal bisa dilihat di show forces/streeses shells kemudian akan
ada tampilan berikut:

Pilih 1xbeban uji karena


momen yang paling besar,
dan pilih Mmax untuk
melihat momen
terbesarnya OK

Akan terlihat berapa momen maksimalnya seperti berikut

Ditengah titik merupakan momen terbesar


yaitu 3,572n Kn.m dengan gradasi warna
biru menandakan analysis berhasil dan bisa
ketahap berikutnya

3,572

28
BAB VI
PEMODELAN LANJUT

A. Membuat Struktur Komplek


Membuat struktur yang lebih komplek yang sulit dimodelkan di SAP, maka penggambaran awal
dilakukan di software lain yaiktu Autocad. Pertama buka Autocad ke model penggambaran 3
dimensi atau 3d modeling OK Buat layer terlebih dahulu karena layer sangat penting untuk
pemodelan, layer seperti berikut:

Menggunakan 2 buah layer yaitu batang sebagai frames jika di transfer ke SAP 2000, dan pelat
sebagai area bila di transfer ke SAP 2000 OK lakukan penggambaran dengan ukuran dasar
sebagai berikut:

Gunakan layer batang untuk membuat frames/ rangka kemudian membuat garis dengan
panjang 4 meter sebanyak yang diperlukan atau penggambaran dilakukan perbatang tinggi
antar lantai adalah 5 meter dengan 3 lantai seperti gambar berikut:

29
Dimodifikasi hasil gambar seperti gambar berikut:

Kemudian melakukan penggambaran terhadap plat gunakan layer plat ketik saja 3dface di
Autocad klik saja terhadap pojok-pojok frames akan mendapatkan hasil berikut:

Warna merah berarti menndakan 3d face


dengan layer plat.

30
Jika selesai disampan dahulu kemudian save as lagi dengan menggunakan format .dxf beri
nama “cad 3d pemodelan’’ fungsi .dxf agar bisa di export ke SAP 2000 OK buka aplikasi
SAP 2000 ke tab files import AutoCAD. Dxf files pilih nama yang dibuat tadi
berformat .dxf OK da akan muncul tampilan berikut:

Untuk mengoreksi sumbu ketinggian yaitu


sumbu Z

Satuan dirubah ke KN, m, C. kemudian OK

Frames di ubah menjadi batang

shells di ubah menjadi pelat, kemudian OK

Pilih model view 3d dan hasil seperti berikut:

31
B. Beban Gempa
Buatlah model berikut dengan 2d truses satuan Kn, m, C

Buat section properties concrete rectangular beri ukuran beton 40 x 40 cm. kemudian
assign semua batang menjadi beton 40 x 40

Tumpuan dasar diganti menjadi jepit.


32
Masukkan beban gempa, pilih tab define function respone spectrume dan akan melihat
tampilan seperti berikut:

Pilih yang user karena kita akan


menggunakan peraturan SNI-03-1726-2002
tentang gempa OK

Buka SNI-03-1726-2002 tentang gempa hal 22 kita ambil gempa wilayah 2 dengan tanah sedang
dan beri nama ‘’WILAYAH GEMPA 2 TANAH SEDANG’’, kemudian masukkan di tabel SAP.
Period adalah T dan Acceleration adalah C, contoh perhitungan agar sama dengan grafik pada
SNI seperti berikut:
- Period = 0, acceleration 0.15 (lihat di tabel SNI untuk 0 adalah period/T, dan 0.15 adalah
acceleration/ C)
- Contoh seperti yang diambil di contoh SAP dengan jarak T/period nya kita asumsikan
sendiri sebesar 0.7 maka untuk mendapatkan nilai acceleration/ T adalah menggunakan
rumus 0.23/T, maka 0.23/ 0.7= 0.329 begitu pun seterusnya hingga grafik dapat terbentuk
dengan baik.
Jika selesai di OK saja, kemudian ke tab define load patern gunakan load patern dengan
nama “gempa”, type adalah quake, dan auto lateral load patern adalah user coefficient OK
Kemudian ke define lagi load cases dan mendapatkan tampilan berikut:

33
Pilih gempa kemudian di
modifikasi dan akan
mucul tapilan berikut:

Pilih respon spectrum

- Load name pilih U1 karena sumbu


gempa diasumsikan ke sumbu X
- Function pilih WILAYAH GEMPA 2
yang telah kita buat tadi
- Scale factor gunakan rumus: I x G / R,
lihat di SNI tentang gempa, I adalah
factor keutamaan unruk bangunan
gedung kategori gedung umum dengan
nilai I= 1, G adalah kecepatan gravitasi
dengan nilai 9,8 m/s. R adalah factor
daktilitas maksimum pilih yang ranhka
pemikul momen biasa beton biasa
dengan nilai R=4,5
Klik Add Jika selesai OK saja. Kemudian ke tab define mass source kemudian akan
muncul sperti berikut:

Pilih from load pilih loadnya adalah DEAD, dan


multiplier adalah 1 Add OK

34
Ke tab define load combination gunakan kombinasi gempa scale factor 1 jika selesai
lakukan analysis, hasil analisis sebagai berikut:

35
BAB VII
BANGUNAN BERTINGKAT

New model dengan portal 3 dimensi dengan model portal 3 dimensi seperti tampilan
berikut:

OK saja, kemudian buat material terdiri dari beton dan rebar/ tulangan, beton dengan fc’= 25
MPa, dan tulangan BJ 37, untuk tulangan buat 2 yaitu tulangan pokok dan sengkang, di kedua
tulangan ini tidak ada perbedaan sama saja, hanya nama yang diganti dan ditambahkan,
fungsinya sebagai kita mendefinisikan penampang nantinya.

Dari gambar diatas menandakan ada 2 tulangan yang dipakai OK ke section properties
buat balok dan kolom buat balok dengan panjang 5 meter, kemudian 6 meter, dan kolom
contoh seperti berikut pendefinisian:

36
Gambar diatas tampak untuk longitudinal memakai tulangan pokok dan confinements bar
memakai tulangan sengkang yang kita buat sebelumnya, pilih beam karena kita pada struktur
balok, dan selimut beton sebesar 0.04 m OK,  untuk Kolom ukuran 35x35 seperti berikut

Pilih concrete reinforcement akan muncul tampilan berikut

Longitudinal bars untuk Tul. Pokok dan confinement


bars untuk sengkang, design type pilih column ,
direncanakan untuk tulangan berjumlah 6 dengan
diameter 16, sengkang berdiameter 8 dengan jarak
anatar tulangan 0,3 m OK

37
Jika selesai membuat balok bentang 5 meter, 6 meter dan kolom ukuran 35x35 cm, kemudian
membuat plat beton dengan tebal 12 cm, jika selesai buat dulua area plat pada lantai 2,3,4 dan
jangan lupa bagian plat kita bagi lagi menjadi 5 dan 6 bagian dengan menu devide areas seperti
gambar berikut:

kemudian menyeleksi batang untuk penempatan kolom, balok dan plat yang telah kita buat,
caranya dengan menggunkan menu selecting pilih batang atau bidang yang akan dijadikan profil,
msuk ke menu select select lines parael to coordinate axes or plane dan akan mucul
tampilan seperti ini:

Pilih salah satu yang diperlukan, batang yang sejajar dalam sumbu apa  jika sudah terselect
langsung ke menu assign dan pilih frame yang di butuhkan seperti bentang X adalah 6 meter
makn pilih frame batang 6 m, jika kolom maka pilih sumbu Z jika telah terselect, langsung ke
menu assign frame pilih Kolom.

38
Jika selesai tampilan akan seperti berikut:

Jika selesai semua terselect maka kita akan tentukan beban apa yang bekerja pada bangunan
tersebut, yang pertama kita defensikan beban gempa dengan cara ke define function respons
spectrumkita tentukan menggunakan wilayah gempa 2 dengan tanah sedang

Isi dengan data yang ada di wilayah zona 2 tanah


sedang liat di SNI tentang gempa, OK kemudian
ke load patern untuk memasukkan beban apa saja yang
diterima struktur isikan load patern dengan beban mati,
hidup, gempa dan hujan

39
Jika selesai OK saja, kemudian masuk ke load cases untuk memodifikasi beban gempa,
kemudian isikan dengan scale factor menrut SNI tentang ketahanan gempa. Pada bangunan ini
termasuk bangunan gedung umum dengan factor keutamaan dengan I= 1,0. R adalah faktor
daktilitas pemikul momen khusus dengan nilai sebesar 8,5 dan G adalah gravitasi sebesar 9,8
kemudian gunakan rumus IxG/R= dengan hasil 1.15 untuk scale faktornya OK masuk ke
mass sources pilih beban yang akan diguncangkan seperti gambar berikut:

Untuk beban live lihat PBBI 1983 tabel


3.3 hal 21 tentang koefisien reduksi
untuk beban hidup, ambil yang untuk
perumahan/penghunian dengan
peninjauan gempa 0,3 jika selesai OK
saja

Kemudian ke load combinations dan masukkan kombinasi yang sesuai dengan beban yang di
perlukan disini ada 4 jenis beban maka kombinasi harus mencakup itu semua. Diantaranya
kombinasi yang dipakai sebagai berikut:
1. 1,4D
2. 1,2D + 1,6L + 0,5R
3. 1,2D + 1L + 1Q
Jika sudah memasukkan 3 kombinasi tersebut OK saja

40
Kemudian kita masukkan nilai beban mati, hidup dan hujan ke tiap2 batang dan area plat.
Langka pertama adalah memasukkan beban mati dinding dan letaknya hanya pada balok lantai 2
dan 3 saja sumbu yang dipilih hanya X dan Y saja, maka dari itu select batang pada sumbu X dan
Y hanya pada lantai 2 dan 3. Kemudian masukkan beban merata dinding, sebelum itu lihat di
PBBI 1993 untuk beban setengah bata adalah 250 Kg/m2, disoal ini tinggi bangunan adalah 4
meter, maka 250 x 4 hasilnya adalah 1000 kg/m2 atau 10 Kn

Jika selesai OK dan akan mendapatkan hasil berikut:

Beban dinding hanya terjadi di lantai 2 dan 3 sepanjang balok X dan Y kemudian kita masukkan
beban mati pada semua plat dengan acuan 77 kg/m2 lihat di pembebanan dengan spesi, penutup
keramik dan langit-langit ini hanya penyesuaian. Gunakan menu select- properties area
section pilih plat 12 cm OK dan assign beban pada area load uniform shell masukkan
beban sebesar 0.77 Kn  OK, jika selesai tampilan seperti berikut

41
Kemudian masukkan beban hidup pada plat lantai 2 dan 3 dengan load patterns rubah ke LIVE,
beban lihat pada PBBI untuk beban hidup adalah 250 Kg/m2 atau 2,5 Kn OK kemudian
masukkan beban air hujan maka load patterns harus HUJAN/ RAIN pada plat atas lantai 4
sebesar 0.5 Kn OK
Pengisian beban telah selesai, kemudian permasalahan pada pemodelan extrude dengan plat tidak
berada pada atas balok, namun ditengah balok, maka tidak realisis, contoh seperti gambar
dibawah:
terlihat plat berada pada tengah balok, maka dapat diubah dengan cara select dulu batang X dan
Y saja, kemudian assign frame insertions point, kemudian
lihat tampilan berikut:

Pilih Top
Center OK
otomatis plat
akan berubah
posisi diatas
balok

Jika selesai ke permasalahan berikut balok kolom mengalami overlap dengan cara select lagi
sumbu X dan Y assign frame end length offset dan lihat tampilan berikut:

42
Pilih saja auto matic connectivity OK
dan balok kolom tidak bertubrukan atau
overlap

Jika selesai siap di analisis ke tab analyze set analysis option pilih bidang 3
dimensianlyze run analysis, untuk modal harus do not run Run now dan tampilan
seperti berikut:

Kemudian kita akan mengecek desain yang gagal pada bengunan tersebut, ke tab design pilih
concrete frame desain view refise references da nisi seperti gambar berikut:

Pipih satndart ACI 318-08 2009 dan Phi


tension controlled ubah menjadi 0.8
sesuai SNI OK

43
Kemudian add design combos semuanya dengan centang dihilangkan. Kemudian start design
checking structure dan tampilan seperti berikut:

Keudian kita identifikasi batang yang gagal dengan cara ke tab design concrete frame
design view all member passed dan akan muncul tampilan berikut

Hal tersebut menandakan ada 10 batang yang gagal karena tidak kuat menahan beban kemudian
klik yes saja, dank e tab edit show selection only, dan lihat tampilan berikut:
berarti hanya batang itu yang gagal desain, cara
mengatasinya dengan beberapa cara yaitu
membesarkan ukuran balok dan menambah dinding
geser atau shearwall pada bagian tengah contoh
seperti gambar berikut:

44
Kolom sudah diperbesar menjadi 40 x 40 dan diberi shearwall pada dinding maka dilakukan
analysis lagi dan check struktur kemudian view all member passed jika selesai maka tampilan
view all member passed seperti berikut:

Hal tersebut berarti tidak ada hasil desain yang gagal dan struktur sudah benar

45
BAB VIII
BANGUNAN JEMBATAN KABEL

Penggambaran jembatan kabel di lakukan di autocad dengan pemodelan 3 dimensi buka saja file
dengan nama gambar jembatan arc 3D, dengan bentuk seperti gambar berikut:

File harus dikonversikan ke dxf file. Kemudian buka SAP 2000 dan import file dxf autocad.
lakukan seperti biasa dengan memilih jenis plat dan batang dan stuan Kn, m, c dan OK.
Kemudian ganti ke view 3D kemudian untuk shells atau plat kita kopikan sebanyak 9 kali
sepanjang sumbu x untuk membuat bidang jalan

Plat tersebut perkotak dengan


ukuran 2,5 m x 2,5 m dengan total
panjang jembatan adalah 100m,
maka kita blok semua plat dan
batang yang dibawah plat, agar
lebih mudah dengan bantuan
Shift+tekan scroll agar ganbar bisa
dirotasi kesegala arah, kemudian
replicate ke sumbu x sebanyak 10
dan berjumlah 9 OK

Jika selesai maka tampilan seperti berikut:

46
Kemudian kita definisikan penampang dan untuk material default saja dari SAP , untuk rangka
batang menggunakan baja Profil I atu WF dengan metode AUTO select sedangkan untuk plat
menggunakan beton dengan tebal 20 cm, jika selsai select batang masing dan assign ke profil
auto select OK, hal yang sama dengan plat. Kemudian kita buat momen 0 yang berada pada
sambungan batang baja seperti gambar berikut:

Klik set display options centang local axes maka


aka nada tanpa panah seperti gambar yang
menandakan start batang dan akhir batang, ini
bertujuan agar bisa menentukan momen 0 pada
sambungan mana saja sesuai kebutuhan.

Kita pilih momen yang berada di sambungan harus 0


dengan menselect plat baris ke 4 dan 5. Plat baris 4
adalah end dan 5 adalah strat bisa dilihat anak
panahnya, yang pertama select baris ke 4 dan
selanjutnya select per 4 batang samapi dengan
panjang jembatan ingat yang dibutuhkan hanya pada
batang tidak pada plat maka deselect platnya, jika
selesai hanya batang nya saja yang terselect,
kemudian masuk ke assign framerelease/ partial
fixinity centang pada end major dan minor OK
dan akan mendapatkan pemodelan seperti berikut:

47
Maka terlihat titik hijau berarti momen sudah terlepas, kemudian ke 2 select batang ke 5 atau
sebelah kanan titik utuk melepas momen pada sambungan lagi namun release pada minor major
start seperi gambar berikut

Jika kedua batang sudah dilepas momennya maka aka nada 2 tanda release nya, jika selsai kita
buat frame section lagi untuk kabelnya yang nantri dipasang menggantung, ke tab define
section properties cable section maka tampilan seperti berikut

48
Pilih specify cable diameter sebesar 0.1 m atau 10
cm OK

Lakukan penggambaran cable dengan fungsi icon draw frame/cable

Icon draw frame cable lalu line object type


ganti cable dan lakukan penggambaran
langsung

Gambar kabel baja pada area pinggir dari


sambungan seperti gambar berikut

49
Jika saat menggambar mucul seperti gambar berikut OK saja

Kemudian lakukan sampai selsesai akan tampil seperti berikut

Kabel sudah terpasang maka selanjutnya ke bagian plat, plat tersebut di bagi menjadi lebih kecil
lagi, select dulu bagian plat dengan menu selecting kemudian ke tab edit devide areas kita
bagi menjadi 2 bagian saja OK akan tampil seperti berikut:

50
Plat di atas sudah dibagi 2 dan 2. Kemudian plat pada sambungan momen harus 0 juga sama
dengan batang/ balok yang telah di atur momen 0 nya tadi, dengan cara perhatikan release batang
diantara 2 plat di select contoh seperti gambar berikut:

Select semua plat pada sambungan kemudian


ke assign area area stiffness modifiers
shells kemudian lihat tampilan berikut:

Untuk bending m11 sampai m12 isikan 0


saja OK

51
Jika selesai tampilan seperti berikut:

Tampilan plat ketika pada sambungan momen dilepas akan muncul tanda SM. Jika selesai kita
akan melepas momen yang ada pada ranngka batang atas yang melengkung dengan cara select
dan deselect

Hanya pada melengkung yang kita select untuk melepas momen 0, kemudian ke assign
frame release/ partial major, minor start dan finish di centang OK

52
Ketika menjadi rangka batang seperti gambar diatas, kemudian beri tumpuan sendi saja pada
semua tumpuan.

Jika selesai, kemudian masalah pada pemodelan dimana plat berada ditengah balok seperti pada
pemasalahan bangunan gedung, select semua bagian plat dan batang jalan kemudian yang
dibutuhkan hanya batang pada bawah plat. Jika sudah terpilih batangnya ke assign frame
insertion point pilih 8. top center OK

53
Bisa dilihat balok sudah berada
dibawah plat, kemudian dilakukan
pembebanan

Beban yang dipakai hanya beban uji saja untuk memepercepat pemodelan ini. Sehingga bisa di
coba sendiri dengan beban real nanti. Kemudian ke tab define load patterns hanya dean saja ,
dan kombinasi beban gunakan 1xbeban mati, kemudian plat diberi beban merata sebesar 7
Kn.m2

Plat sudah diberi beban maka dapat langsung dianalisis dan dapat dilihat momen yang bekerja
dan langsung di desain dengan menggunakan peraturan yang ada pada sap jangan lupa design
combosnya kemudian start desain dan hasil sebagai berikut:

54
Itu merupkan hasil desain diperbesar dengan menggunkan profil berbeda sesuai dengan analisa
pemodelan SAP.

55

Anda mungkin juga menyukai