Anda di halaman 1dari 6

Garis Pengaruh Balok Gerber

1.1. Pendahuluan
Seperti halnya balok diatas 2 perletakan, maka untuk balok gerber inipun kita harus
mencari besarnya reaksi, atau gaya momen (M) atau gaya lintang (D) atau gaya
normal (N), jika ada muatan yang berjalan diatas balok gerber tersebut.
Pengertian dasar dan definisinya sama dengan garis pengaruh balok diatas 2
perletakan.
Standart beban yang dipakai juga sama yaitu muatan berjalan dengan beban P
= 1 ton atau satu satuan beban.

1.2. Prinsip Dasar


Yang perlu diperhatikan dalam membuat garis pengaruh balok gerber adalah :

B S C o Harus bisa memisahkan balok yang mana


(a) A
yang disangga dan yang mana yang
menyangga.
o Dalam gambar sebelah
o Balok SC yang disangga
RS
RS RC o Balok ABS yang menyangga.
(b) A B o Kalau ada muatan berjalan diatas ABS 

RA P maka reaksi di S (RS) dan reaksi di C (Rc)


RB
tidak ada (Gambar d).
o Namun jika ada muatan berjalan diatas balok
RS RC
ada S-C  maka reaksi di A (RA), reaksi di B
RS ada
(c) (RB); reaksi di S (Rs) dan reaksi di C (Rc)
semuanya ada (Gambar c).
RA ada RB ada
P
tidak tidak
(d) ada ada
reaksi reaksi
RA ada RB ada
Gambar 1.1. Reaksi perletakan pada balok gerber dengan
muatan berjalan diatas gelagar
Contoh

Balok gerber seperti pada gambar


Cari garis pengaruh reaksi-reaksinya
x P=1t x1
P=1t
GP.RA (Garis Pengaruh Reaksi di A)

A S B C
P berjalan dari A ke S
x = variable bergerak sesuai posisi P dari A ke C
l1 l2  Ms = 0
a
P(l 1 −x ) l 1−x
= ton
R = l 1 l 1
A

A S Untuk P di A  x = 0  RA = 1 ton
Untuk P di S  x = l1  RA = 0

RS P dari S ke C  tidak ada pengaruh terhadap RA


RS GP.RS (Garis Pengaruh Reaksi di S)
B C
P dari A  ke S
Px x
=
GP.RA
Rs = l 1 l 1
P di A  x = 0  Rs = 0
+ P di S  x = l1  RS = 1t
1t
P dari S ke C  tidak ada pengaruh untuk reaksi
di S (Rs)

GP.RS
GP.RB (Garis Pengaruh Reaksi di B)
+ x1 variabel bergerak dari C ke A sesuai posisi.
1t P berjalan dari C ke S

Px 1 x1
=
RB = l 2 l2
P di C  x1 = 0  Rs = 0
P di B  x1 = l2  RB = 1t
l2+ a
P = 1t
P di S  x1 = l2 + a  RB = l2
1t
GP.RB x1 P di A  Rs = 0  RB = 0

l2 + a
( ) l2
A S B C GP.Rc (Garis Pengaruh Reaksi di C)

P berjalan dari C ke S

l 2 −x 1
t
GP. Rc Rc = l2
P = 1t P di C  x1 = 0  Rc = 1t
x1
P di B  x1 = l2  Rc = 0
-

+ Rs . a a
=−
P di S  Rc = l2 l2 karena
a/l2 1t
(Rs = 1t)

Gambar 1.2. Garis pengaruh reaksi P di A  Rs = 0  Rc = 0


(RA; Rs; RB dan Rc)

Jika potongan I-I antara : A3  cari garis pengaruh DI-I dan MI-I
Jika potongan II-II antara : BC  cari garis pengaruh DII-II dan MII-II

b c d e GARIS PENGARUH D DAN M


x P
I II G.P.DI-I (Garis Pengaruh Gaya Lintang di
A B C potongan I-I)
I S II
P berjalan di kiri potongan I-I 
l1 a l2 (perhitungan dari kanan potongan)

DI = - Rs (dari kanan)
Gambar 1.3. Garis pengaruh DI-I dan MI-I

A
Px Px x
Rs B → D I =− =−
C Rs = l 1 l1 l1
Untuk P di I-I  x = b 
b
t
DI = - l 1
G.P.. DI-I P berjalan di kanan potongan I-I
-
(perhitungan kanan potongan I)
+ b/l1
G.P. MI-I DI = + RA (dari kiri)
P(l 1 −x ) l 1−x
=
RA = l1 l1
+
Untuk P di I-I  x = b 
l 1 −b c
=
DI = l1 l1
Untuk P di S  x = l1  DI = 0
Jika P berjalan dari S ke C  tidak ada
DI
G.P.MI-I (Garis Pengaruh Momen di Potongan I-I)
P berjalan di kiri potongan I-I (perhitungan dari kanan)
Px x
. c= . c
MI = Rs . c = ¿ 1 ¿1
Untuk P di A  x = 0  MI = 0
b.c
Untuk P di I-I  x = b  MI = l1
P berjalan di kanan potongan (perhitungan dari kiri)
l 1 −x
.b
MI = RA . b = l1

l 1 −b c.b
.b=
Untuk P di I-I  x = b  MI = l1 l1

Jika P berjalan dari S ke C tidak ada MI

G.P. DII-II (Garis Pengaruh Gaya Lintang


di potongan II-II)
A

P berjalan dari A ke Potongan II


(perhitungan kanan potongan II)
P
l1
2

a/l
+

DII = - Rc (sama dengan g.p. Rc)


Rs

S
S

Untuk P di S  Rs = 1t
GP. DII-II

Rc = -
a

a a
t →D II =+
B

l2 l2
Untuk P di II 
2

b/l

d
-

d d
→ D II =−
II
II

Rc = l 2 l2
+
2

d/l

P berjalan dari II ke C (perhitungan dari


e
l2

kiri potongan)
C

DII = RB (sama dengan g.p. RB)


Untuk P di II  RB =
e c
→ D II =
l2 l2
Sama dengan g.p. Rc Sama dengan g.p. RB
G.P. MII-II (Garis Pengaruh Momen di
potongan II-II)
a/l2.
b d/l2 . P berjalan dari A ke II (perhitungan dari
-
e kanan potongan)
+
MII = Rc . e (sama dengan GP.Rc x e)
g.p. g.p. RB.d a
Rc.e
Gambar 1.4. Garis pengaruh DII-II dan Untuk P di S  Rs = 1t  Rc = - l 2
MII-II a
.e
M =- l 2
II

P berjalan dari II ke C (perhitungan dari kiri) d


MII = RB . d Untuk P di II  Rc = l 2
d
e .e
l2 l
MII = - 2
Untuk P di II  RB =
e e
dtm d
MII = l2  l2
Sumber: http://roypermadi.blogspot.co.id

Anda mungkin juga menyukai