Anda di halaman 1dari 27

BAB III

PERHITUNGAN KUDA – KUDA KAYU

10.56

10 7
6
11.21
12
4.06

5.02
13 14
2.03 9 11 1.60
5 3.88 8

1 3 4
32
2 1.60
1.17 °

3.25 16
15

13.00

3. Soal Project Work Kayu

Dik : Seperti gambar

Diberikan Oleh : Aiyub ST, MT

Untuk Mahasiswa : Ikbar

Ketentuan :

1. Bentang ( L ) : 13 M
2. Jarak ( Lt ) : 1.5 M
3. Jenis Kayu : Damar/Tusam ( Kelas I, BJ : 0,98 g/cm³ )
4. Jenis Alat Sambung : Baut
5. Jenis Atap : Spandek ( Tebal 0.35 )
6. Kemiringan Atap : 32°
7. Jarak Antar Kuda-Kuda :3M
8. Langit-Langit : Jayaboard
3.1 Perhitungan Kuda-Kuda
1) Ketinggian Kuda-Kuda
1
H = tan 𝛼 . 𝐿
2
1
= tan 32° . 2 13

= 4.06 𝑀

2) Sudut Kuda-Kuda
1
H = tan 𝛼 . 𝐿
2
1
4.06 = tan 𝛼 . 13
2

4.06/6.5 = tan 𝛼

𝛼 = 𝑡𝑎𝑛−1(0,62)

𝛼 = 32°

3.2 Perhitungan Panjang Batang Kuda-Kuda


1) Batang Horizontal
𝐿 13
Batang 1, 2, 3, 4 =4= = 3.25 𝑀
4

Batang 12 = Batang 2 + Batang 3


= Batang 2 x 3.25
= 3.25 x 3.25
= 10.56 M

2) Batang Diagonal
1 2
Batang 5, 6 = 7, 8 = √(𝐻 2 + 𝐿)
2

1
= √(4.06)2 + 132 )
2

= 10.04 𝑀
Maka Batang 5, 6, 7, 8 = 10.04/2 = 5.02 𝑀
1
Batang 15 = Batang 16 = cos 32 = 1.17 𝑀
3) Batang Vertikal
Batang 9 = Batang 11 = 𝑡𝑔 32° 𝑥 3.25 𝑀
= 2.03 𝑀
Batang 10 = H = 4.06 𝑀

4) Panjang Balok Skor


Batang 13 = 14 = √(𝐵𝑎𝑡𝑎𝑛𝑔9)2 + (𝐵𝑎𝑡𝑎𝑛𝑔2)2

= √(2.13)2 + (3.25)2
= 3.88 𝑀

Tabel 3.1 Hasil Perhitungan Batang

Batang Panjang Batang (m) Panjang Total (m)


1, 2, 3, 4 3.25 13
5, 6 = 7, 8 5.02 10.04
9 = 11 2.03 4.06
10 4.06 8.12
12 10.56 21.12
13 = 14 3.88 7.76
15 = 16 1.17 2.34
Panjang Keseluruhan Kontruksi Kuda- Kuda (m) 66.64
Jadi, Panjang Keseluruhan Kontruksi Kuda-Kuda (m) tersebut adalah 66.64 m

3.3 Perencanaan Gording


Gording direncanakan dari kayu damar dengan ukuran 10/12 cm,
diletakkan diatas kaki kuda-kuda sehingga, Panjang kaki kuda-kuda (1/2 bentang)
= Batang 15, 5 dan 6
= 1.17 + 5.02 + 5.02
= 11.21 m
Jumlah gording direncanakan 6 buah untuk ½ bentangan kuda-kuda sehingga
jarak antar gording adalah
11.21
= = 𝟏. 𝟔𝟎 𝐦
7

3.4 Analisa Pembebanan


3.4.1 Perhitungan Beban Mati
1) Berat Penutup Atap
Direncanakan penutup atap menggunakan material seng spandek. Menurut
PPGIUG 1983, berat penutup atap seng spandek tanpa gording per m2 atap
adalah 3.5 kg/m2. Jarak gording yang direncanakan = 1.60 m.
Maka q’ = 3.5 kg/m2 x 1.60 m
= 5.6 kg/m

2) Berat Sendiri Gording (10/12)


Direncanakan gording menggunakan kayu damar, ukuran gording yang
digunakan 10/12 cm, berat jenis kayu damar adalah 0.98 gr/cm3.
Berat gording = 0,10 m x 0,12 m x 980 kg/m3 = 11.76 kg/m3

3) Berat Sendiri Plafond


Untuk langit-langit plafond direncanakan menggunakan gypsum
jayaboard, maka berat gypsum jayaboard ditambah dengan berat
penggantung, menurut PPIUG.
Berat Total = Berat gypsum jayaboard + Berat penggantung
= 5.1 kg/m2 + 7 kg/m2 = 35.7 kg/m2
Jarak buhul bawah adalah 3.25 m
Maka berat plafond adalah = 35.7 kg/m2  3.25 m
= 116.02 kg/m
Jadi jumlah semuanya adalah (q) :
= Berat Seng + Berat gording + berat plafond
= 5.51 kg/m + 11.76 kg/m + 116.02 kg/m
= 133.29 kg/m
qx = q . cos α
= 133.29 cos 32= 113.03 kg/m
qy = q . sin α
= 133.29 sin 32 = 70.63 kg/m

Maka momen yang timbul apabila gording dianggap menerus :


Mxa = 1/8. qx .l2 Mya = 1/8. qy .l2
= 1/8.( 113.03 kg/m).( 3 m)2 = 1/8.( 70.63 kg/m) .(3 m)2
= 127.15 kg.m = 79.45 kg.m

3.4.2 Menghitung Beban Hidup


1) Berat pekerja beserta peralatan atau pekakas kerjanya. Berdasarkan
PPIUG 1983, beban terpusat untuk seorang pekerja beserta perkakas kerja
adalah sebesar 100 kg/m2.

Px = P . cos α Py = P . sin α
= 100 kg/m2. cos 32 = 100 kg/m2 . sin 32
= 84.80 kg/m2 = 52.99 kg/m2

Mxh = 1/4 . Px . L Myh = 1/4 . Py . L


= 1/4 . 84,80 kg . 3 m = 1/4 . 52.99 kg . 3 m
= 63.6 kg.m = 39.74 kg.m

2) Beban Air Hujan

Berdasarkan PPIUG 1983 rumus beban air hujan adalah

P = (40 – 0,8 α) x Jarak gording


= {(40 – (0,8 x 32o )} x 1.60 m
= 23.04 kg/m2
Px = P x cos α
= 23.04 x cos 32o
= 19.53 kg/m
Py = P sin α
= 23.04 x sin 32o
= 10.35 kg/m

Mxair = 1/8 . Px . L2 Myair = 1/8 . Py . L2


= 1/8. 19.53 kg/m . 32 = 1/8 . 10.35 kg/m . 32
= 21.97 kg.m = 11.64 kg.m

Mxb = Mxh + Mxair Myb = Myh + Myair


= 63.6 + 21.97 = 39.74 + 11.64
= 85.57 kg.m = 51.38 kg.m

3.4.3 Menghitung Beban Angin


Berdasarkan PPIUG 1983 beban angin dipengaruhi oleh jauh dekatnya
lokasi bangunan dari garis pantai, untuk lokasi ±5 km dari garis pantai tekanan
tiup angin harus diambil minimum 40 kg/m2, maka besarnya koefisien angin
yaitu :
1. Koefisien angin tekan = 0.02 α – 0.40
= 0.02 (32o) – 0.40
= 0.24
W tekan = 0,24 x 1,60 m x 40 kg/m2
= 15.36 kg/m
2. Koefisien angin hisap = - 0,4
W hisap = - 0,4 x 1,60 x 40 kg/m2
= - 25.6 kg/m
Maka beban terpusat, dengan jarak antar kuda-kuda 3 m, adalah :
P tekan = 15.36 kg/m  3 m
= 46.08 kg
P hisap = - 25.6 kg/m  3 m
= - 76.8 kg
Jadi besarnya momen yang timbul akibat beban angin adalah :
Mxc tekan = 1/8 Wt L2 Myc hisap = -1/8 Wh L2
= 1/8 (15.36) (3)2 = -1/8 (-25.6) (3)2
= 17.28 kg.m = 28.8 kg.m

Tabel 3.2 Hasil perhitungan momen sumbu x dan sumbu y


Beban Beban Hidup Beban Angin Beban Beban
Mati Terpusat Hujan Tekan Hisap Tetap Sementara
Momen
(kg.m) (kg.m) (kg.m) (kg.m) (kg.m) (kg.m) (kg.m)
1 2 3 4 5 1+2 1+2+4
Mx 127.15 63.6 21.97 17.28 28.8 190.75 208.03
My 79.45 39.74 11.64 0 0 119.19 119.19

3.5 Pendimensian Gording


A. Kontrol Keamanan
Digunakan kayu Damar (kelas I), maka didapatkan :
a.  lt = 150 kg/cm2
b. σ tk|| = σ tr|| = 130 kg/cm2
c.  tk  = 40 kg/cm2

d.  // = 20 kg/cm2
e. BJ = 9,8 x 10-4 kg/cm3
f. Konstruksi terlindung () = 1
g. Muatan tetap (δ) =1
h. Muatan tidak tetap (δ) = 5/4

Kontrol Tegangan dilakukan terhadap dua jenis kombinasi beban, yaitu :


1. kombinasi primer
Jadi tegangan yang di ijinkan adalah :

 lt = 150 x β x δ
= 100 x 1 x 1
= 150 kg/cm2
Mx = 190,75 kg.m = 19075 kg.cm
My = 119,19 kg.m = 11919 kg.cm
Ukuran kayu untuk gording dipakai 10/12
Wx = 1/6 bh² = 1/6.(10).12² = 240 cm³
Wy = 1/6 b²h = 1/6.(10)².12 = 200 cm³

Tegangan Lentur yang timbul akibat beban tetap :


Mx My
 lt // ytb  
Wx Wy

19075 kg.cm 11919 kg.cm


 
240 cm 3 200 cm 3
= 139.07 kg/cm2

 lt // ytb   lt
139,07 kg/cm2 < 150 kg/cm2…………………………..…..……(Aman)

2. Kombinasi Sekunder
Tegangan yang diijinkan adalah :

 lt = 150 x β x δ
= 100 x 1 x 5/4
= 187,5 kg/cm2
Mx = 208,03 kg.m = 20803 kg.cm
My = 119,19 kg.m = 11919 kg.cm
Ukuran kayu untuk gording dipakai 10/12
Wx = 1/6 bh² = 1/6.(10).12² = 240 cm³
Wy = 1/6 b²h = 1/6.(10)².12 = 200 cm³
Tegangan Lentur yang timbul akibat beban sementara :
Mx My 20804 kg.cm 11919kg.cm
 // ytb    
Wx Wy 240 cm 3 200 cm 3

= 146,27 kg/cm2
_
 lt // ytb   lt //
146,27 kg/cm2 < 187,5 kg/cm2……………………………...(Aman)

B. Kontrol Lendutan
Digunakan kayu Damar, dengan Modulus Elastisitas kayu (E) = 125.000
kg/cm2
1
fizin = xl
200
1
= x 300
200
= 1,5 cm
Momen inersia gording 10/12 cm
Ix = 1/12 bh³ = 1/12.(10).12³ = 1440 cm4
Iy = 1/12 b³h = 1/12.(10)³.12 = 1000 cm4
qx = 113,03 kg/m = 0,11303 kg/cm

qy = 70,63 kg/m = 0,7063 kg/cm

Px = 19,53 kg/m = 0,1953 kg/cm

Py = 10,35 kg/m = 0,1035 kg/cm

1. Akibat beban tetap pada gording

5qx  l 4 px  l 3
fx = 384 E  I  48E  I
x x
(5)(0,11303) (300) 4 (0,1953) (300) 3
= 
(384)(125. 000) (1440) (48)(125.000) (1440)

= 0,066 + 0,061 = 0,127 cm


5.q y  l 4 py  l 3
fy = 
384.E  I y 48.E  I y

(5)(0,7063) (300) 4 (0,1035) (300) 3


= 
(384)(125. 000) (1000) (48)(125.000) (1000)

= 0,595 + 0,046 = 0,641 cm

Lendutan maksimum yang terjadi pada gording adalah:

fx  fy
2 2
fmaks =

= 0,127 2  0,6412
= 0,653 cm
= 0,653 cm < 1,5 cm …..……….........…………(aman)
3.6 Perhitungan Pembebanan
Data-data yang didapatkan antara lain:
1. Panjang bentang = 13 m
2. Tinggi kuda-kuda = 4.06 m
3. Jarak antar kuda-kuda =3m
4. Jarak antar gording = 1,60 m
5. Panjang kaki kuda-kuda ½ bentang = 11,21 m

3.6.1 Beban Mati


1. Penutup atap
Penutup atap digunakan seng Spandek dengan beratnya
= 3,5 kg/m2.
Luas bidang atap yang diterima kuda-kuda = 2 x 11,21 x 3
= 67,26 m2.
Maka berat atap = 67,26 m2  3,5 kg/m2 = 235,41 kg

2. Beban gording
a. Jarak gording = 1,60 m
b. Jumlah gording 1 kuda-kuda = 14 batang
c. Jarak kuda-kuda = 3m
d. Ukuran kayu gording = 10/12 cm
e. Berat jenis kayu kering udara = 0,98 gr/cm³
Maka berat gording = (0,10 x 0,12) x 3 x (0,98x103) x 14 btg
= 493,92 kg.

3. Beban Kuda-kuda
a. Balok bint
Batang (1 + 2 + 3 + 4) = (3.25 m x 4 btg) x 2 = 26 m
b. Balok gapit
Batang 12 = (10,56 m) x 2 = 21,12 m
c. Balok kaki kuda-kuda
Batang (15 + 5 + 6 + 7 + 8 + 16)
= 1,17 + (5,02 x 4 btg)+1,17 = 22,42 m
d. Balok diagonal
Batang (13 + 14) = (3,88 + 3,88) = 7,76 m
e. Balok tegak
Batang (9 + 11) = (2,13+2,13) = 4,26 m
Batang (10) = 4,26 m
______________________ +
Jadi panjang total keseluruhan batang untuk kuda-kuda = 86,69 m

Digunakan kayu Damar untuk perencanaan kuda-kuda dengan ukuran


bagian dalam dan luar adalah sebagai berikut:
a. Batang balok bint (1 + 2 + 3 + 4)
Direncanakan ukuran kayu = 6/14
Panjang total batang balok bint = 26 m
Jadi berat balok bint adalah = 0.06 x 0.14 x (0.98 x103) x 26
= 214,03 kg
b. Batang balok gapit (12)
Direncanakan ukuran kayu = 6/10
Panjang total balok gapit = 21,12 m
Jadi berat balok gapit = 0.06 x 0.010 x (0.98 x103) x 21,12
= 173,85 kg

c. Balok tegak (9 + 11) + (10)


Direncanakan ukuran kayu = 10/12
Panjang total balok tegak = 12,78 m
Jadi berat balok tegak = 0.10 x 0.12 x (0.98 x103) x 12,78
= 105,20 kg

d. Balok diagonal (13 + 14)


Direncanakan ukuran kayu = 10/12
Panjang total balok diagonal = 7,76 m
Jadi berat balok tegak = 0.10 x 0.12 x (0.98x103) x 7,76
= 63,88 kg

e. Balok kaki kuda – kuda (15 + 5 + 6 + 7 + 8 + 16)


Direncanakan ukuran kayu = 10/12
Panjang total balok diagonal = 22,42 m
Jadi berat balok tegak = 0.10 x 0.12 x (0.98 x103) x 22,42
= 183,07 kg

Maka berat total kuda-kuda adalah


= berat balok bint + berat balok gapit + berat
balok tegak + berat balok diagonal + balok kaki
kuda-kuda
= 214,03 + 173,85 + 105,20 + 63,88 + 183,07
= 740,04 kg
f. Beban plafond
Luas bidang plafond untuk 1 kuda-kuda = 13 m  3 m = 39 m2.
Berat triplek menurut PPIUG 1983 beratnya = 5.1 kg/m2
Penggantung plafond beratnya = 7 kg/m2
Maka berat plafond untuk 1 kuda-kuda = 39  5.1  39  7
= 471,9 kg

g. Beban bubungan
Ukuran kayu bubungan = 10/12
maka berat bubungan = 0.10  0.12 x (0.98  103) x 3
= 35,28 kg

h. Beban Support Gording ( Tupai-tupai) diperkirakan 2 % dari berat total


kuda-kuda = berat total kuda - kuda x 2%
= 740,04 kg x 0,02
= 14,80 kg

Maka jumlah keseluruhan beban mati (DL) adalah :


DL = beban kuda-kuda + beban gording + beban support + beban atap +
beban plafond + beban bubungan
DL = 740,04 + 493,92 + 14,80 + 235,41 + 471,9 + 35,28
DL = 1991,35 kg

3.6.2 Beban Hidup


Beban hidup diambil berdasarkan berat pekerja lengkap dengan
perkakas kerja sebesar 100 kg.

A. Beban Muatan angin


Berdasarkan PPIUG 1983 beban angin dipengaruhi oleh jauh dekatnya
lokasi bangunan dari garis pantai , untuk lokasi 5 km dari garis pantai tekanan
tiup angin harus diambil minimum 40 kg/m2, maka besarnya koefisien angin
yaitu :
1. Koefisien angin tekan = 0.02 α – 0.40
= 0.02 (32o) – 0.40
= 0,24
Wtekan = 0.24 x 1,60 m2 x 40 kg/m2
= 15,36 kg

Luas bidang tertekan = 15,36 m x 3 m


= 46,08 m2
P tekan = 0.24 x 46,08 x 40 kg/m2
= 442,36 kg

2. Koefisien angin hisap = -0,4


W hisap = -0,4  1,60 m2  40 kg/m2
= -25,6 kg
Maka beban terpusat dengan jarak antar kuda-kuda 3 m adalah :
Phisap = -0,4 x 46,08 x 40
= -737,28 kg

3. Kombinasi 1
Beban mati + beban hidup = DL + LL
= 1991,35 + 100
= 2091,35 kg

4. Kombinasi 2
Beban mati + beban hidup + beban angin = DL + LL + WL
= DL + LL + (Wt x ½ kaki kuda-kuda) + (Wh x ½ kaki kuda-kuda)
= 1991,35 + 100 + (15,36 x 11,21) + (25,6 x 11,21)
= 2550,51 kg
3.7 Pelimpahan Beban Pada Setiap Titik Buhul

𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑚𝑎𝑥 2550,51


P = 𝐽𝑙ℎ 𝑡𝑖𝑡𝑖𝑘 𝑏𝑢ℎ𝑢𝑙 = = 637,62 kg
4

637,62
½P = = 159,40 kg
4

P 4
RA=RB =   2P
2 2
2 P  2 x637,62  1275,24kg

Perhitungan gaya-gaya yang bekerja pada setiap batang kuda-kuda


dilakukan dengan menggunakan metode Cremona.

3.8 Beban Hidup Bekerja

 P 4 x (100)
RA=RB =   200 kg
2 2
reaksi beban hidup 200
Maka, f    0,156kg
reaksi beban tetap 1275,24

Perhitungan gaya-gaya yang bekerja pada setiap batang kuda-kuda


dilakukan dengan menggunakan metode Cremona.

3.9 Pelimpahan Beban Sementara (sekunder/hidup)


Pembebanan ini didapat dari beban angin yaitu beban tekan dan beban
angin hisab.
Ptekan = 442,36 kg
Phisap = -737,28 kg

3.10 Pendemensian Batang


1. Dimensi batang tekan ( batang 1, 2, 3, 4)
Ukuran kayu = 10/12
Pmak = 3408,32 kg
Panjang batang = 3,25 m
σtk // izin = 100 kg/cm2

Ix = 1/12.b.h3 = 1/12 x 10 x 123 = 1440 cm4


Iy = 1/12.b3.h = 1/12 x 103 x 12 = 1000 cm4

Ix Iy
ix min = iy min =
Fbr Fbr

1440 1000
= =
10 x12 10 x12
= 3,46 cm = 2,88 cm

Lk = 0,5 . L
Lk = 0,5 . 3,25
Lk = 1,62 m = 162 cm

Lk Lk
λx = λy =
i x min i y min

162 162
= =
3,46 2,88
= 46,82 = 56,25

Diantara nilai ix min dan iy min diambil nilai yang terbesar dalam
menentukan nilai faktor tekuk (ω) sehingga λ = 56,25. untuk nilai faktor tekuk
bisa dilihat pada lampiran 2.
Interpolasi

X = 56,25 y =x
x1 = 84 y1 = 2,27
x2 = 85 y2 = 2,31
x  x1
y  y1  x( y2  y1 )
x2  x1

56,25  84
y  2,27  x(2,31  2,27)
85  84
y  1,16
ω = 1,16 (hasil interpolasi)
sehingga tegangan yang timbul
P.
σtk // ytb =
0,8.Fbr

3408,32 x 1,16
=
0,8.(10 x12)
σtk // ytb = 41,18 kg/cm2 < σtk // izin = 100 kg/cm2 ................(aman)

Maka dipakai kayu 10/12 untuk batang atas.

2. Dimensi batang tarik ( 5,6,7,8 )


Ukuran kayu = 10/12
Pmak = 3824,87 kg
Panjang batang = 5,02 m
_
 tr // = 100 kg/cm2
P
σtk // ytb =
0,8.Fbr

3824,87
=
0,8.(10 x12)

σtk // ytb = 39,84 kg/cm2 < σtk // izin = 85 kg/cm2 ..................(aman)


Maka dipakai kayu 10/12 untuk batang bawah.
3.10 Perhitungan Alat Sambung
Ukuran kayu = 10/12
Jenis kayu = Damar
β = 1 (kontruksi terlindung)
δ = 1 (beban tetap)
σlt // = 100 kg/cm2
σtk//= σtr// = 85 kg/cm2
 tk  = 25 kg/cm2
τ// = 12 kg/cm2

Diameter baut yang dipakai


Sambungan tampang satu = λ b = 4.8
b
λb=
d
10
4,8 =
d
d = 2,08 cm
dipakai baut Ø 1" (2,54 cm)
Sambungan tampang dua = λ b = 3,8
b
λb=
d
10
3,8 =
d
d = 2,63 cm
dipakai baut Ø 1,5" (3,81 cm)
Ukuran kayu = 10/12
Jenis kayu = Damar
β = 1 (kontruksi terlindung)
δ = 1 (beban tetap)
σlt // = 100 kg/cm2
σtk// = σtr// = 85 kg/cm2
 tk  = 25 kg/cm2
τ// = 12 kg/cm2

Diameter baut yang dipakai


Sambungan tampang satu = λ b = 4,8
b
λb=
d
10
4,8 =
d
d = 2,08 cm
dipakai baut Ø 1" (2,54 cm)
Sambungan tampang dua = λ b = 3,8
b
λb=
d
10
3,8 =
d
d = 2,63 cm
dipakai baut Ø 1,5" (3,81 cm)

3.11 Penyambungan
1. Titik A
5 = 3711,64 kg

A 1 = 2677,71 kg

Sambungan tampang II
Sambungan baut yang digunakan Ø 1"
S = 125.d.b3 (1-0,6 sin α)
= 125 x 2,54 x 10 x (1-0,6 sin 32o)
= 2165,50 kg
S = 250.d.b1 (1-0,6 sin α)
= 250 x 2,54 x 5 x (1-0,6 sin 32o)
= 2165,50 kg
S = 480.d2 (1-0,35 sin α)
= 480 x (2,54)2 (1-0,35 sin 32o)
= 2522,40 kg

Diambil S minimum = 2165,50 kg


Jumlah baut yang digunakan pada sambungan tersebut adalah :
P 3711,64
n=  = 1,7 2 buah baut
S 2165,50

6 = 2810,28 kg
2. Titik F

F
12 = 118,26 kg

5 = 3711,64 kg 13 = 1315,89 kg

9 = 118,26 kg

Sambungan tampang II
Sambungan baut yang digunakan Ø 1"
S = 125.d.b3 (1-0,6 sin α)
= 125 x 2,54 x 10 x (1-0,6 sin 32o)
= 2165,50 kg
S = 250.d.b1 (1-0,6 sin α)
= 250 x 2,54 x 5 x (1-0,6 sin 32o)
= 2165,50 kg
S = 480.d2 (1-0,35 sin α)
= 480 x (2,54)2 (1-0,35 sin 32o)
= 2522,40 kg
Diambil S minimum = 2165,50 kg
Jumlah baut yang digunakan pada sambungan tersebut adalah :
P 3711,64
n=  = 1,7 2 buah baut
S 2165,50
Perhitungan luas bidang takikan

Luas batang takikan batang 9 dan 13 terhadap batang 5 dan 6.

Untuk batang 9 dan 13 tidak memerlukan baut, karena batang tampang


satu, cukup ditakik saja dan dipasang plat pengukuh yang disyaratkan.

𝑃𝐵𝑡𝑔 13 1315,89
Tv = =
112 (B) 112 x 10

= 1,17 < 1/6 h ( 2 cm).......................................(memenuhi syarat)

Besar bidang takikan boleh di ambil 1,2 cm

3. Titik G
G

6 = 2810,28 kg 7 = 2710,56 kg

10 = 1732,55 kg

Perhitungan luas bidang takikan


Luas batang takikan batang 5 dan 6 terhadap batang 10
Untuk batang 3 dan 4 tidak memerlukan baut, karena batang tampang satu,
cukup ditakik saja dan dipasang plat pengukuh yang disyaratkan
𝑃𝐵𝑡𝑔 10 1732,55
Tv = 112 (B) = 112 x 10

= 1,54 < 1/6 h (2 cm).......................................( memenuhi syarat)

Besar bidang takikan boleh di ambil 1,6 cm


4. Titik C

9 = 118,26

1 = 2677,71 kg 2 = 2677,71 kg
C
kg
Sambungan tampang II
Sambungan baut yang digunakan Ø 1 "
S = 125.d.b3 (1-0,6 sin α)
= 125 x 2,54 x 10 x (1-0,6 sin 32o)
= 2165,50 kg
S = 250.d.b1 (1-0,6 sin α)
= 250 x 2,54 x 5 x (1-0,6 sin 32o)
= 4331kg
S = 480.d2 (1-0,35 sin α)
= 480 x (2,54)2 (1-0,35 sin 32o)
= 2522,40 kg
Diambil S minimum = 2165,50 kg
Jumlah baut yang digunakan pada sambungan tersebut adalah :
P 2677,71
n=  = 1,2 2 buah batang
S 2165,50

5. Titik D
10 = 1732,55 kg
13 = 1315,89kg
14 = 1718,89 kg

2 = 2677,71 kg 4 = 3408,32 kg
D
Sambungan tampang II
Sambungan baut yang digunakan Ø 1 "
S = 125.d.b3 (1-0,6 sin α)
= 125 x 2,54 x 10 x (1-0,6 sin 32o)
= 2165,50 kg
S = 250.d.b1 (1-0,6 sin α)
= 250 x 2,54 x 5 x (1-0,6 sin 32o)
= 2165,50 kg
S = 480.d2 (1-0,35 sin α)
= 480 x (2,54)2 (1-0,35 sin 32o)
= 2522,40 kg

Diambil S minimum = 2165,50 kg


Jumlah baut yang digunakan pada sambungan tersebut adalah :

P 3408,32
n=  = 1,5 2 buah baut
S 2165,50

Perhitungan luas bidang takikan


Luas batang takikan batang 13 dan 14 terhadap batang 10.

Untuk batang 13 tidak memerlukan baut, karena batang tampang satu, cukup
ditakik saja dan dipasang plat pengukuh yang disyaratkan.
𝑃𝐵𝑡𝑔 13 1315,89
Tv = 112 (B) = 112 x 10

= 1,17 < 1/6 h (2 cm)....................................(memenuhi syarat)


Besar bidang takikan boleh di ambil 1,2 cm.
3.12 Sambungan Perpanjangan
Balok kayu yang tersedia dipasaran adalah 4-5 m, jadi untuk balok bint
(10/12) dengan panjang bentang 13 meter dilakukan 3 kali penyambungan.
Untuk kaki kuda-kuda (10/12) dilakukan 3 kali penyambungan.

A. Sambungan balok mendatar (Bint)


 Gaya terbesar yang timbul dari balok bint, P = 3408,32 Kg
 Ukuran kayu balok bint = 2 x 10/12
 Ukuran plat penyambung digunakan = 10/12 cm
 Sambungan tampang II, golongan kayu kelas I
Menurut PPKI 1983 nilai λ = 3,8
b
λb=
d
5
3,8 =
d
d = 1,31
Dipakai baut Ø 1/2 ", α = 0o

S = 125.d.b3 (1-0,6 sin α)


= 125 x 1,31 x 10 x (1-0,6 sin 0o)
= 1637,50 kg
S = 250.d.b1 (1-0,6 sin α)
= 250 x 1,31 x 5 x (1-0,6 sin 0o)
= 1637,50 kg
S = 480.d2 (1-0,35 sin α)
= 480 x (1,312) (1-0,35 sin 0o)
= 823,72 kg
Jadi jumlah baut yang digunakan pada sambungan tersebut, adalah :
P 3408,32
n=  = 4,13 5 buah baut
S 823,72
Kontrol jarak baut :
5d = 5 x 1,31 = 6,55 = 7 cm (jarak antara sumbu baut dengan sumbu
baut dalam arah gaya)
7d = 7 x 1,31 = 9,17 = 10 cm (jarak antara sumbu baut dan ujung kayu
yang dibebani)
3d = 3 x 1,31 = 3,93 = 4 cm ( jarak antara sumbu baut dalam arah tegak
lurus gaya)
2d = 2 x 1,27 = 2,62 = 3 cm (jarak antara sumbu baut dengan tepi
kayu)
B. Sambungan balok kaki kuda-kuda
 Gaya terbesar yang timbul, P = 3824,87 kg
 Ukuran balok kaki kuda-kuda = 10/12
 Ukuran plat penyambung digunakan = 2 x 8/12
 Sambungan tampang II, kayu kelas I

Menurut PPKI 1983 nilai λ = 3,8


b
λb=
d
5
3,8 =
d
d = 1.31
Dipakai baut Ø 1/2", α = 0o
S = 125.d.b3 (1-0,6 sin α)
= 125 x 1,31 x 10 x (1-0,6 sin 0o)
= 1637,50 kg
S = 250.d.b1 (1-0,6 sin α)
= 250 x 1,58 x 8 x (1-0,6 sin 0o)
= 1637,50 kg
S = 480.d2 (1-0,35 sin α)
= 480 x (1,312) (1-0,35 sin 0o)
= 823,72 kg

Jadi jumlah baut yang digunakan pada sambungan tersebut,adalah :


P 3824,87
n=  = 4,64 5 buah baut
S 823,72

Kontrol jarak baut :


 5d = 5 x 1,31 = 6,55 = 7 cm (jarak antara sumbu baut dengan sumbu baut
dalam arah gaya)
 7d = 7 x 1,31 = 9,17 = 10 cm (jarak antara sumbu baut dan ujung kayu yang
dibebani)
 3d = 3 x 1,31 = 3,93 = 4 cm (jarak antara sumbu baut dengan sumbu baut
dalam arah tegak lurus arah gaya)
 2d = 2 x 1,31 = 2,62 = 3 cm (jarak antara sumbu baut dengan tepi kayu)

Anda mungkin juga menyukai