Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN PENGUJIAN TANAH

PENGGANTIAN JEMBATAN CALLENDER HAMILTON


(CH) AIR HITAM

JEMBATAN AIR HITAM

SUMBER DANA :
APBN 2022
KATA PENGANTAR

Laporan pengujian tanah ini berisikan latar belakang pelaksanaan


pekerjaan, metode pengujian dan rekomendasi pondasi. Pekerjaan ini
dilakukan untuk Penggantian Jembatan Callender Hamilton (CH) Air Hitam
yang berlokasi Kabupaten Mempawah.

Demikian, atas kepercayaan yang telah diberikan serta bagi pihak – pihak
yang membantu terselesaikannya laporan ini kami ucapkan terima kasih.

Pontianak, 16 April 2022


Pelaksana Pekerjaan

Miki Ishan
HATTI/06.1165.FR
DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Pekerjaan ............................................ 1
1.2. Maksud dan Tujuan ..................................................... 1
1.3. Nama dan Lokasi Pekerjaan ........................................ 1

BAB 2 METODE PENGUJIAN DAN ANALISA


2.1. Pengujian Lapangan ................................................... 3
2.1.1. Bor Mesin ........................................................... 3
2.1.2. Standard Penetration Test (SPT) ....................... 4
2.1.3. Pengambilan Undisturbed Sample ..................... 4
2.1.4. Sondir.................................................................. 4
2.2. Pengujian Laboratorium .............................................. 5
2.2.1. Atterberg Limits .................................................. 5
2.2.2. Berat Volume ..................................................... 6
2.2.3. Kadar Air ............................................................ 7
2.2.4. Berat Jenis ......................................................... 7
2.2.5. Distribusi Ukuran Butiran/Hidrometer ................. 8
2.2.6. Geser Langsung ................................................. 10
2.2.7. Konsolidasi ......................................................... 10
2.3. Simbol/Istilah Yang Berhubungan Dengan Tanah........ 11
2.4. Daya Dukung Dan Penurunan...................................... 16
2.4.1. Daya Dukung Pondasi Dalam ............................ 16
2.4.2. Daya Dukung Pondasi Sumuran ........................ 19
2.4.3. Penurunan .......................................................... 20

BAB 3 KAJIAN GEOTEKNIK


3.1. Umum .......................................................................... 21
3.2. Kondisi Tanah Lapangan ............................................. 21

BAB 4 DISKUSI DAN REKOMENDASI


4.1. Kriteria Pemilihan Pondasi .......................................... 22
4.2. Jenis Pondasi Yang Sesuai ......................................... 23
4.3. Kesimpulan dan Rekomendasi Pondasi ...................... 23
Laporan Pengujian Tanah

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pekerjaan pengujian tanah merupakan satu bagian tahapan awal dalam
pekerjaan detail desain untuk konstruksi jalan, jembatan, gedung, bendungan
dan bangunan sipil lainnya. Hasil dari pekerjaan pengujian tanah selengkapnya
tertuang dalam laporan ini.
Laporan pengujian tanah ini terbagi dalam beberapa bagian yang antara lain
berisi uraian mengenai metode pengujian, analisa data yang didukung dengan
data – data yang didapat dari lapangan serta diakhiri dengan kesimpulan dan
saran.

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud dari pengujian tanah ini adalah pengujian terhadap kondisi tanah
dasar atau batuan dasar disekitar lokasi pekerjaan dengan tujuan memberikan
informasi secara menyeluruh mengenai :
1. Stratigrafi secara vertikal dari keadaan geologi yang berkembang
melalui data – data hasil sondir dan pemboran tangan atau hasil dari
pemboran inti pada titik pondasi yang direncanakan.
2. Pengelompokan dan analisis sifat fisik maupun mekanik dari
tanah/batuan, hubungannya dengan analisis jenis pondasi yang akan
digunakan serta bangunan pelengkap jembatan lainnya.

1.3 NAMA DAN LOKASI PEKERJAAN


Pekerjaan ini adalah untuk Penggantian Jembatan Callender Hamilton
(CH) Air Hitam yang berlokasi Kabupaten Mempawah

Penggantian Jembatan Callender Hamilton (CH) Air Hitam 1


Laporan Pengujian Tanah

BAB 2 METODE PENGUJIAN DAN ANALISA DATA

2.1 PENGUJIAN LAPANGAN


2.1.1 Bor Mesin (Deep Boring)
Maksud dan tujuan adalah untuk mencari data - data mengenai tanah
bawah permukaan atau batuan dasar. Khusus untuk pekerjaan perencanaan
pemboran ini dilakukan sampai pada kedalaman mencapai tanah keras atau
batuan dasar, sedangkan untuk penetuan titik lokasi pemboran inti disesuaikan
dengan kondisi konstruksi yang akan dibangun.
Pengambilan sample tanah untuk kepentingan laboratorium dapat diambil baik
berupa sample terganggu (disturbed sample) untuk menentukan uji batas-batas
konsistensi, kadar air dan lain sebagainya. Sedangkan untuk mencari sudut
geser, kohesi, tekanan air pori, permeabilitas dalam tanah dan konsolidasi
butiran maka diperlukan sample tanah yang tidak terganggu (undisturbed
sample), contoh ini diambil dengan menggunakan tabung besi.
Peralatan yang digunakan :
 Bor mesin YBM 05
 Extension rod  2 ½” dengan panjang masing-masing 3 meter
 Split spoon SPT
 Mata bor (chopping bit)/core barrel
 Mesin pompa air, Sunchin type YT.20
 Kunci-kunci pipa (gastong)
 Prosedur : ASTM Method D 1452-65
Pengambilan sampel :
 Tabung baja tipis (single/double core barrel) diameter luar 2” dan diameter
dalam 63 mm tebal 1,2 - 1,65 mm.
 Label, data sheet, parafin dll.
 Prosedur : ASTM Method D 1452 – 65

2.1.2 Standard Penetration Test


Pengujian SPT dilakukan untuk mendapatkan harga kepadatan relative
(relative density) dari tanah berbutir kasar (pasir) dan konsistensi dari tanah

Penggantian Jembatan Callender Hamilton (CH) Air Hitam 2


Laporan Pengujian Tanah

berbutir halus (lempung dan lanau). Pengujiannya dilakukan dalam lubang bor
dengan interval 4 m.
Prosedur dengan metode ASTM 1586 adalah sebagai berikut :
- Dasar lubang bor akan dibersihkan dari sisa “cutting”
- Turunkan Split Spoon Sampler sampai kedalaman yang akan diuji dengan
menggunakan rod
- Pada tanah yang mengandung kerikil berpasir, kerikil atau kerakal “Driving
Shoe” dari “Split Barrel” diganti dengan “Solid 60 Cone” dengan garis tengah
yang sama
- Tumbuk “Knocking Block” dengan hammer seberat 63,5 kg dan tinggi jatuh
75 cm, hingga masuk 15 cm dan catat jumlah pukulannya
- Tumbuk lagi seperti diatas, sehingga mencapai penetrasi 30 cm, dan catat
jumlah tumbukannya
- Penumbukan dihentikan jika jumlah tumbukan mencapai 50 pukulan atau
penetrasi mencapai 30 cm
- Hasil uji berupa kedalaman uji, jumlah pukulan setiap 15 cm, dari nilai
N/jumlah pukulan untuk setiap 30 cm penetrasi dimasukkan didalam laporan
harian

2.1.3 Pengambilan Contoh Tanah Tak Terganggu (Undisturbed Sample)


Untuk uji Laboraturium akan diambil contoh tak terganggu pada
kedalamantertentu setiap lubang diambil 3 contoh. Contoh pertama diambil
setelah SPT pertama.
Ketentuan-ketentuan yang akan diikuti pada waktu pengambilan contoh tanah
tak terganggu adalah :
- Dimana akan diambil contoh, akan dibersihkan dari sisa-sisa pemboran
- Segera setelah lubang bor sudah bersih tabung contoh tanah ditekan
kedalam tanah secara hati-hati dengan tenaga hidrolik mesin bor
- Sebelum tabung ditarik dari lubang bor harus diputar 360
- Setelah tabung ada diatas, maka tanah pada kedua ujung tabung dibuang
secukupnya, kemudian diberi parafin/lilin sebagai penutup/pelindung tanah
dalam tabung, tebal paraffin minimal 1 cm kemudian dibungkus plastik dua
lapis dan diberi label secukupnya

Penggantian Jembatan Callender Hamilton (CH) Air Hitam 3


Laporan Pengujian Tanah

Pengambilan dilakukan dengan tabung semple (thin wall sampler) ukuran OD 3


inch dan ID 27/9 inch panjang tabung 60 cm

2.1.4 Uji Sondir atau Dutch Cone Penetrometer


Test Dutch Cone Penetrometer atau sondir dilakukan untuk mengetahui
kedalaman lapisan tanah keras serta sifat daya dukung maupun daya lekat
setiap segmen kedalaman. Kegunaannya antara lain adalah dapat dengan
cepat menentukan lapisan keras, dapat memperkirakan perbedaan lapisan,
secara empiris hasilnya dapat dapat digunakan untuk menghitung daya dukung
tiang pondasi dan cukup baik digunakan pada lapisan yang berbutir halus.
Dalam pelaksanaan pekerjaan, peralatan yang diperlukan adalah :
 Mesin Sondir (2.5 ton atau 10 ton, tergantung kebutuhannya)
 Satu set stang sondir (30 batang, per 1 meter)
 Manometer kapasitas 0 - 60 kg/cm² dan 0 - 250 kg/cm²
 Satu buah konus/bikonus
 Satu set anggker
 Perlengkapan : kunci pipa, kunci plunyer, palu, kunci manometer, minyak
hidrolik (kastrol oli, SAE 10), waterpass dll
 Standar ASTM D344-79
Pengujian dilakukan apabila seperangkat alat sondir ini telah terpasang tegak
lurus diatas permukaan tanah yang datar, kemudian dilakukan penekanan
stang luar sampai setiap kedalaman tambahan sepanjang 20cm. Pekerjaan
sondir akan dihentikan pada kedalaman sebagai berikut :
1. Jika bacaan pada pressure gauge tiga kali berturut – turut
menunjukkan nilai > dari 150 kg/cm².
2. Jika alat sondir terangkat keatas sedangkan bacaan pressure gauge
belum menunjukkan angka maksimum, maka alat sondir harus diberi
pemberat

2.2 PENGUJIAN LABORATORIUM


Pengujian/pengujian laboratorium dilaksanakan terhadap contoh tanah
”disturbed sample” untuk mengetahui parameter – parameter :
a. Batas-batas Atterberg, ASTM D 4318

Penggantian Jembatan Callender Hamilton (CH) Air Hitam 4


Laporan Pengujian Tanah

b. Berat Volume, ASTM D2937-83


c. KadarAir, ASTM D2216-71
d. Berat Jenis, ASTM D854–58
e. Distribusi Ukuran Butiran/Hidrometer, ASTM D422 – 63/D2217
f. Uji Geser Langsung/Triaxial, ASTM D3080-70
g. Konsolidasi, ASTM D2435-90

2.2.1Atterberg Limit
Penentuan batas - batas Atterberg hanya dilakukan pada bagian tanah
yang melalui saringan nomor 40. Hal tersebut dikarenakan batas - batas ini
merupakan sifat - sifat fisika yang jelas, maka digunakan cara empiris untuk
menentukannya.
Dari Atterberg Limit Test ini akan didapat nilai - nilai :
1. Batas Cair (Liquid Limit).
Batas Cair (Liquid Limit) adalah merupakan kadar air tanah pada batas
antara keadaan cair dan keaadaan plastis (batas atas dari daerah plastis).
Cara menentukannya dipergunakan alat batas cair (liquid limits device).
Tanah yang telah dicampur dengan air ditaruh dalam cawan dan didalamnya
dibuat alur memakai alat spatel (grooving tool). Bentuk alur ini sebelum dan
sesudah percobaan akan membentuk sebuah celah yang berbeda. Engkol
alat diputar serhingga cawan dinaikkan dan dijatuhkan pada dasar, dan
banyaknya pukulan dihitung sampai kedua tepi celah alur tersebut berimpit.
Batas cair adalah kadar air tanah bilamana diperlukan 25 (dua puluh lima)
pukulan untuk tujuan ini, dengan tinggi jatuh 1 cm pada kecepatan ketukan 2
(dua) kali setiap detiknya, dan panjang lereng alur percobaan ini adalah
12,70 mm. Percobaan dilakukan dengan beberapa contoh dengan kadar air
yang berbeda dan banyak pukulan dihitung untuk masing – masing kadar air.
Dengan demikian dapat dibuat suatu grafik kadar air terhadap banyaknya
pukulan. Dari grafik ini dapat dibaca kadar air pada 25 (dua puluh lima)
pukulan.
Prosedur pelaksanaan diatas sesuai dengan standar ASTM D – 423-424

Penggantian Jembatan Callender Hamilton (CH) Air Hitam 5


Laporan Pengujian Tanah

2. Batas plastis (Plastic Limit)


Batas plastis dinyatakan sebagai kadar air pada batas bawah daerah plastis.
Kadar air ini ditentukan dengan menggiling tanah pada plat kaca sehingga
diameter dari batang tanah dibentuk demikian, mencapai 1/8 inchi (3,2 mm).
Bilamana tanah mulai menjadi pecah pada saat diameter mencapai 3,2 mm
maka kadar air tanah itu adalah merupakan batas plastis.
Prosedur pelaksanaan diatas sesuai dengan standar ASTM D 423 - 424.
3. Indek Plastis ( Plastic Index ).
Selisih antara batas cair dan batas plastis adalah daerah dimana tanah
adalah dalam keadaan plastis ( Pl = LL – PL ).

2.2.2Berat Volume
Cara menentukan berat volume tanah adalah dengan mengukur berat
sejumlah tanah yang volumenya diketahui. Untuk tanah asli biasanya dipakai
sebuah cincin yang dimasukkan kedalam cincin sampai terisi penuh kemudian
atas dan bawahnya diratakan dan cinci serta tanah terseut ditimbang. Apabila
ukuran cincin serta beratnya diketahui maka berat isi dapat langsung dihitung.
Misalnya : berat cincin + tanah = W2
berat cincin = W1
berat tanah = W2 – W1
volume cincin = V1
berat volume = (W2 – W1)/V1
untuk tanah yang tidak asli, misalnya pada percobaan pemadatan, maka tanah
dipadatkan didalam suatu alat cetak (mold) yang volumenya diketahui. Setelah
permukaan atasnya diratakan, maka cetakan serta tanah ditimbang dan berat
volume tanah dapat langsung dihitung

2.2.3Kadar Air
Untuk menentukan kadar air sejumlah contoh tanah ditempatkan dalam
suatu cawan kontainer kecil yang beratnya (W 1) diketahui sebelumnya. Cawan
kontainer dengan tanah ditimbang (W 2) dan kemudian dimasukkan kedalam
oven yang temperaturnya 105o C untuk waktu 24 jam. Setelah itu cawan dan
tanah ditimbang (W 3)

Penggantian Jembatan Callender Hamilton (CH) Air Hitam 6


Laporan Pengujian Tanah

Berat air = W 2 – W3
Berat tanah kering = W 3 – W1
Kadar air = (W 2 – W 3)/(W 3 – W 1)

2.2.4Berat Jenis
Berat jenis dinyatakan sebagai perbandingan sebagai berat isi butir tanah
dengan berat isi air. Untuk percobaan ini dilakukan menurut prosedur ASTM D
– 854, adalah suatu percobaan untuk mengetahui berat jenis dengan
mempergunakan alat piknometer (pycnometer or volumetric flask), yaitu sebuah
botol yang isinya dapat diketahui dengan tepat.
Cara melakukan percobaan ini adalah sebagai berikut :
a. Piknometer dikeringkan dan ditimbang (= W 1).
b. Sejumlah tanah yang telah dikering dalam oven dimasukkan kedalam
piknometer dan ditimbang lagi (= W2).
c. Air suling ditambah pada piknometer sampai setengah penuh. Udara
yang masih ada di dalam tanah tersebut dikeluarkan dengan
memanaskan piknometer serta memakai pompa “ Vaccuum “. Setelah
tidak ada lagi udara di dalam tanah maka piknometer diisi air sampai
penuh dan dimasukkan kedalam “constant temperature bath “ sampai
mencapai temperatur yang seragam. Permukaan luar piknometer
dikeringkan dengan teliti dan piknometer ditimbang (= W 3).
d. Air dengan tanah dikeluarkan dari piknometer, lalu piknometer
dibersihkan dan diisi air suling saja sampai penuh, dan dimasukkan lagi
ke dalam constant temperature bath. Kemudian bagian luar piknometer
dikeringkan dan ditimbang (= W 4).

2.2.5Distribusi Ukuran Butiran/Hidrometer


Besarnya butiran tanah digambarkan dalam bentuk grafik, yaitu dijadikan
grafik lengkung gradasi (gradding curve) atau grafik lengkung pembagian butir
(particle size distribusion curve) yang memperlihatkan batas antara krikil dan
pasir, pasir dan lanau serta lanau dengan lempung.

Penggantian Jembatan Callender Hamilton (CH) Air Hitam 7


Laporan Pengujian Tanah

Umumnya suatu tanah tertentu terdiri dari butir-butir yang termasuk dalam
beberapa golongan, yaitu kerikil sering mengandung pasir, lanau dan lempung
serta pasir sering mengandung lanau dan lempung.
Tanah yang ukuran butirnya di bagi rata antara yang besar sampai yang kecil
dikatakan bergradasi baik (well graded), sedangkan apabila terdapat
kekurangan atau kelebihan salah satu ukuran butiran tertentu maka tanah
tersebut dikatakan bergradasi buruk (poorly graded), untuk besar butirannya
yang hampir sama di pakai istilah bergradasi seragam (uniform graded). Pada
tanah yang berbutur kasar dengan butir lebih besar dari pada µ 75 (tertanam
dalam ayakan no. 200) penentuan besar butir tanahnya dilakukan dengan
sistem ayakan (saringan), kemudian untuk tanah berbutir halus atau tanah
dengan diameter lebih kecil µ 75, lolos ayakan no. 200 ditentukan dengan cara
” Hydrometer Analisis ”.
Prosedur pelaksanaan dilakukan menurut aturan dari ASTM D – 442–63
I. Pembagian Butir Untuk Tanah Berbutir Kasar
Sifat – sifat kerikil dan pasir sangat tergantung pada ukuran butirnya.
Karena itu sering dipakai koefisien – koefisien bilangan untuk
menggarbarkan bentuk lengkungan pembagian butirannya.
Koefisien – koefisen tersebut dinyatakan sebagai berikut :
1. Ukuran Efektif ( efektive size ) = D10
2. Koefisien derajat keseragaman = D60/D10
3. Koefisien lengkungan D30/D10 x D60, dimana D10, D30 dan D60
adalah merupakan ukuran butir yang selaras dengan 10 % - 30 %
- dan 60 % melalui saringan
II. Pembagian Butiran Untuk Tanah Berbutir Halus.
Sifat – sifat tanah lempung dan lanau secara langsung tidak ada
hubungannya dengan ukuran butirannya, hal tersebut di sebabkan baik
sifat lempung atau lanau akan tergantung kepada komposisi zat
mineralnya dari pada ukuran butirannya. Oleh sebab itu penentuan
ukuran butiran tidak terlalu penting untuk tanah jenis lempung dan
lanau.

Penggantian Jembatan Callender Hamilton (CH) Air Hitam 8


Laporan Pengujian Tanah

Yang lebih penting untuk sifat – sifat jenis tanah adalah menentukan
batas – batas plastisitasnya (compresibility), karena angka – angka ini
memberikan petunjuk yang lebih baik akan sifat daripada butirannya.
III. Metode Menentukan Ukuran Butir Tanah.
Penentuan ukur butir tanah dilaksanakan dengan memakai 2 (dua) cara
sebagai berikut :
1. Untuk butir yang kasar dipakai cara saringan tertentu, melalui yang
kasar sampai yang halus dengan demikian butir tanah terpisah
menjadi beberapa bagian dengan batas - batas ukuran diketahui.
Saringan yang kasar ukurannya dengan dimensi lubang misalnya 3”,
1,5”, dan seterusnya sampai sekecil 0,5”. Saringan yang lebih halus
dari ukuran ini ditentukan menurut jumlah kawat per inchi, nomor 40
mempunyai kawat 40 per inchi per segi, saringan nomor 10
mempunyai 10 kawat per inchi persegi. Saringan terkecil adalah
nomor 200 (200 kawat per inchi) yang ukuran lubangnya hampir
sama dengan ukuran batas antara pasir dengan lanau, sehingga
saringan ini hanya dapat dipakai untuk ukuran butir sampai sekecil
pasir halus, sedangkan pada saringa nomor 40 terdapat 40 kali, 40
lubang setiap inchi.
2. Ukuran butir yang lebih kecil dari pada pasir halus dipakai cara
pengendapan (sedimentation). Tanah dicampur dengan air sebanyak
1000 cc dan diaduk, kemudian dibiarkan supaya butir - butirannya
mengendap, cara ini disebut sebagai analisa basah (wet analisis )
atau percobaan hydrometer (hydrometer analysis).

Percobaan hydrometer didasarkan pada dua prinsip, yaitu :


1. Butiran - butiran dalam suatu campuran dengan air (suspensi) akan
menurun dengan kecepatan yang tergantung kepada ukurannya,
yaitu semua butiran yang ukurannya sama dan menurun dengan
kecepatan yang sama. Pengukuran dilakukan setelah jangka waktu 1
menit dan seterusnya pengukuran dilakukan pada jangka waktu
tertentu selama 24 jam.

Penggantian Jembatan Callender Hamilton (CH) Air Hitam 9


Laporan Pengujian Tanah

2. Jenis campuran air dan tanah tergantung kepada konsentrasi butiran


- butiran yang terkandung didalamnya. Dengan cara ini pengukuran
berat jenis suspensi dan banyaknya tanah yang ada dalam campuran
tersebut dapat dihitung

2.2.6Triaxial Test
Salah satu cara menentukan parameter kekuatan geser tanah (kohesi c,
dan sudut geser dalam Φ) adalah uji Triaxial. Pada pengujian Triaxial, contoh
tanah dibebani pada ketiga sumbunya (sumbu Cartesius) dengan beban
tekanan σ1, σ2, dan σ3. Pengujian bertujuan untuk mensimulasikan kondisi yang
sebenarnya di lapangan, yaitu bahwa suatu elemen tanah menerima beban
tekan dari atas (vertikal) yang terdiri dari beban tanah diatasnya atau
overburden pressure dan beban lainnya (σ1), serta tekanan tanah dari arah
radial yang mengekang (atau menghimpit) elemen tanah tersebut (σ2 dan σ3).
Tekanan yang diterima elemen tanah akibat kekangan dari tanah di
sekelilingnya pada umumnya merupakan tekanan radial (σr) yang mempunyai
besaran sama pada semua arahnya, sehingga σ2 sama dengan σ3. Namun
demikian tidak tertutup kemungkinan bahwa suatu elemen tanah akan
menerima beban kekangan yang tidak sama besarnya (σ2 ≠ σ3), misalnya
tekanan radial pada elemen tanah di daerah dinding galian.
Berbeda dari pengujian unconfined, pengujian Triaxial memerlukan tekanan
radial untuk mengekang contoh tanah. Besarnya tekanan radial sering disebut
sebagai σ3 (atau σmin pada lingkaran Mohr), sedangkan besarnya tekanan yang
mengakibatkan hancurnya contoh tanah dinamakan tekanan maksimum (σ1).
Pengujian Unconsolidated Undrained dilakukan untuk mensimulasikan kondisi
di lapangan apabila penambahan/pemberian beban relatif cepat sehingga
lapisan tanah belum sempat terkonsolidasi (air di dalam pori tanah tidak sempat
mengalir ke luar selama proses pemberian beban), oleh karena itu pengujian ini
juga dinamakan quick test. Sebagai contoh dalam kasus ini adalah suatu
lapisan tanah yang menerima beban relatif cepat seperti beban urugan yang
berlangsung relatif singkat.

Penggantian Jembatan Callender Hamilton (CH) Air Hitam 10


Laporan Pengujian Tanah

2.2.7Uji Konsolidasi
Untuk mengukur konsolidasi di laboratorium dipakai alat konsolidasi
(oedometer test). Suatu contoh tanah dimasukkan ke dalam cincin konsolidasi,
kemudian cincin dengan batu berpori ini ditaruh dalam sel konsolidasi yang
berisi air supaya tidak menjadi kering. Setelah terpasang dalam alat oedometer,
contoh tanah diberikan beban vertikal tertentu dan penurunan diukur dengan
arloji penunjuk (dial gauge). Tekan tersebut dibiarkan berlaku sampai
penurunan selesai. Sesudah itu contoh diberi tambahan beban, dimana juga
dibiarkan berlaku sampai penurunan berhenti dan seterusnya. Biasanya beban
ditambah setiap 24 jam dengan memakai harga tegangan berikut :
0,25; 0,5; 1; 2; 4; 8 kg/cm2
Setelah mencapai beban 8 kg/cm2, beban dikurangi sampai 0,25 kg/cm2 untuk
mendapatkan kurva rebound. Pada setiap pembebanan pembacaan penurunan
dilakukan dengan pada jangka-jangka waktu tertentu. Dengan demikian baik
besarnya penurunan maupun kecepatanya dapat diketahui. Parameter
konsolidasi yang diperoleh adalah Cc dab Cv
eo  e
CC 
P
log
Po

2.3 SIMBOL DAN ISTILAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN TANAH


Konsistensi yaitu evaluasi terhadap hasil – hasil pengujian baik
dilapangan (sondir dan SPT) dan di laboratorium (UCS), yang merupakan
tingkatan terhadap kekuatan (daya dukung) tanah yang dinyatakan sebagai
berikut :
Term for Soil Consistency and Density

Sondir (CPT) SPT UCS


Konsistensi
(kg/cm2) (N) (kg/cm2)
0–5 0–2 0 – 0,25 Sangat Lunak
5 – 10 2 – 5 0,25 – 0,5 Lunak
10 – 20 5 – 10 0,5 – 1 Sedang
20 – 40 10 – 20 1–2 Kaku
40 – 80 20 – 30 2 –4 Sangat Kaku
80 – 100 > 30 >4 Keras

Penggantian Jembatan Callender Hamilton (CH) Air Hitam 11


Laporan Pengujian Tanah

COHESIVE SOILS COHESIONLESS SOILS


UNDRAINED SHEAR STRENGTH DR qc
CONSISTENSY DESCRIPTIVE
kN/m2 ksf % MN/m2
Very Soft 0,0 - 12,5 0,0 - 0,3 Very Loose 0 - 15 0,0 - 2
Soft 12,5 - 25 0,3 - 0,5 Loose 15 - 35 2,0 - 4,0
Firm 25 - 50 0,5 - 1,0 Medium Dense 35 - 65 4,0 - 12,0
Stiff 50 - 100 1,0 - 2,1 Dense 65 - 85 12,0 - 20,0
Very Stiff 100 - 200 2,1 - 4,2 Very Dense 85 - 100 > 20
Hard 200 - 400 4,2 - 8,4
Very Hard > 400 > 8,4

Soil Type

Soil Grain Size

Range Plasticity

Penggantian Jembatan Callender Hamilton (CH) Air Hitam 12


Laporan Pengujian Tanah

Plasticity Chart

Chart Classification System Based on Mechanical Cone

Penggantian Jembatan Callender Hamilton (CH) Air Hitam 13


Laporan Pengujian Tanah

Classification System

Penggantian Jembatan Callender Hamilton (CH) Air Hitam 14


Laporan Pengujian Tanah

2.4 DAYA DUKUNG DAN PENURUNAN


2.4.1 Daya Dukung Pondasi Dalam
A. Berdasarkan Data Mekanika Tanah
Metode API RP 2A-WSD (1986) yang digunakan untuk menghitung
kapasitas tiang aksial adalah :
Unit skin friction f (sand) : Kvo’tan δ
Unit skin friction f (clay) : α Su
Unit end bearing q (sand) : Nqvo’
Unit end bearing q (clay) : NcSu
dimana :
K : koefisien tekanan tanah lateral (K = 0,8)
δ : sudut geser tanah dan tiang, ( -5o)
α : faktor adhesi empiris
Su : kuat geser undrain
Nc, Nq : faktor daya dukung (tergantung )

Metode API RP 2A (1986) merekomendasikan tahanan keliling untuk tiang


pada tanah non kohesif sebagai berikut :
f  K' tan 
dimana :
K : koefisien tekanan tanah lateral
’ : tekanan efektif overburden
 : sudut geser antara tiang dan tanah
Suatu nilai K sama dengan 0,8 direkomendasikan untuk tiang pipa yang
dipancang unplugged, untuk pembebanan tekan dan tarik. Nilai K sama dengan
1,0 direkomendasikan untuk tiang perpindahan penuh. Untuk lebih jelas dapat
dilihat pada tabel 2.

Rekomendasi untuk mendapatkan nilai  seperti ditunjukkan pada gambar


dibawah ini :

Penggantian Jembatan Callender Hamilton (CH) Air Hitam 15


Laporan Pengujian Tanah

1.5

0.5

0
0 0.25 0.5 0.75 1 1.25 1.5 1.75 2
cu (TSF)

Gambar 2 - Faktor Adhesi Pada Tanah Lempung


(API RP2A, 1986)

Untuk tahanan ujung pada tanah kohesif, API (1987) merekomendasikan


persamaan sebagai berikut (dengan modifikasi nilai c)
Q p  qp A p

qp  9c

dimana :
QP : daya dukung aksial ujung tiang
qp : unit tanahan ujung
c : kuat geser undrain pada ujung tiang biasanya diambil 2 kali diameter
ujung tiang
AP : luas ujung tiang

Tabel 2 - Nilai Sudut Geser Tanah dan Tiang Pada Tanah Pasir
(API RP2A, 1987)

Penggantian Jembatan Callender Hamilton (CH) Air Hitam 16


Laporan Pengujian Tanah

Untuk tahanan ujung tiang pada tanah non kohesif, API RP2A
merekomendasikan sebagai berikut :
qp  ' Nq

dimana :
’ : tekanan efektif overburden pada ujung tiang
Nq : faktor daya dukung

B. Berdasarkan Data Sondir


Meyerhof (1956), Trofimenkov (1970) dan Schmertmann (1978) mengusulkan
suatu persamaan daya dukung aksial tiang pancang sebagai berikut :
qc A p pTF
Q all  
SF SF
Untuk semua jenis tanah (Trofimenkov, 1970) koreksi pada nilai q t  k b qc

kb adalah koefisien transisi dari konus ke ujung tiang. Nilai kb dapat dilihat pada
tabel di bawah ini.
qc (kg/cm2) kb
≤25 0,75
50 0,60
75 0,50
100 0,40
150 0,30
≥200 0,25

Unit tahanan selimut dihitung dengan Schmertmann (1978) :


fs   ' f c

Dimana :
’ : faktor reduksi, bervariasi 0,20-1,25 untuk tanah kelempungan
fc : tahanan selimut konus (sleeve friction)
c dapat dilihat pada gambar di bawah ini

Penggantian Jembatan Callender Hamilton (CH) Air Hitam 17


Laporan Pengujian Tanah

Gambar 3. Kurva Desain Penetrasi Untuk Friksi Tiang


Pada Tanah Lempung (Schmertmann 1978)

dimana :
qc : tahanan ujung konus
Ap : luas penampang ujung tiang
P : keliling selimut tiang
TF : total friksi
SF : angka keamanan

C. Berdasarkan Data SPT


Korelasi empiris tahanan ujung tiang berdasarkan data SPT :

q t  40 N L  400 N (kN/m2)
D
dimana :
N : nilai SPT rata-rata pada 19D ke atas dan 4D ke bawah ujung tiang
L : kedalaman tiang
D : diameter tiang
Korelasi empiris tahanan selimut tiang berdasarkan data SPT adalah :
fave = 2N (kN/m2)

2.4.2 Daya Dukung Pondasi Sumuran


Daya dukung tanah berdasarkan data sondir Schemertmann dan Awkati
(1978) mengusulkan persamaan daya dukung ultimit tanah berdasarkan data
sondir yaitu :
1,5
qult  48  0,009300  q c  untuk tanah berpasir

Penggantian Jembatan Callender Hamilton (CH) Air Hitam 18


Laporan Pengujian Tanah

qult  5  0,34q c untuk tanah lempung

Berdasarkan data SPT (Poulos, 1989) daya dukung tanah :


qb  kNSPT satuan dalam kPa (k = 100)

2.4.3 Penurunan
Penurunan elastik :
qB
Si   0 1
Es
dimana :
0 : faktor pengaruh untuk kedalaman pondasi di bawah permukaan tanah
1 : faktor pengaruh bentuk pondasi
E’s : modulus elastisitas tanah ekivalen

Penurunan konsolidasi :
Pada lempung terkonsolidasi secara normal NC-Clay,

CcH  '  ' z 


Sc  log o 
1 eo  ' o 
Pada lempung terkonsolidasi berlebihan OC-Clay,
Jika,’o + ’z ≤ ’c

CsH  '  ' z 


Sc  log o 
1 eo  ' o 
Jika,’o + ’z > ’c

CcH  '  ' z  CsH  '  ' z 


Sc  log o   log o 
1 e o  ' o  1 eo  ' o 
Dimana Cs indek pengembangan, yaitu :
 LL(%) 
C s  0,0463   Gs
 100 

Penggantian Jembatan Callender Hamilton (CH) Air Hitam 19


Laporan Pengujian Tanah

BAB 3 KAJIAN GEOTEKNIK


3.1 UMUM

Informasi mengenai sifat – sifat batuan dan tanah sangat diperlukan untuk
merencanakan suatu bangunan bawah yang dikenal dengan pondasi. Pondasi
bertugas memikul beban statis dan dinamis atau beban bangunan dan beban
lainnya yang ikut diperhitungkan serta melanjutkannya ke dalam tanah sampai
pada lapisan atau kedalaman tertentu.
Lapisan tanah dimana pondasi akan diletakan, harus mampu mendukung
beban – beban tersebut diatas tanpa terjadi suatu deformasi yang berarti,
sehingga pondasi cukup stabil dari segi daya dukung tanah dan terhadap
penurunan (settlement). Secara umum pondasi suatu bangunan ditentukan oleh
faktor – faktor sebagai berikut:
1. Susunan, tebal dan sifat lapisan tanah setempat.
2. Besar, macam dan sifat konstruksi.
3. Sifat dan keadaan setempat.
Faktor – faktor tersebut di atas erat kaitannya dalam pekerjaan geoteknik,
khususnya dalam pembuatan pondasi struktur gedung, jembatan dan
sebagainya. Dalam pembahasan hasil pengujian dilapangan dapat dilakukan
baik dengan pekerjaan sondir maupun pengujian lainnya. Dari hasil pengujian
tersebut akan diketahui besarnya daya dukung tanah baik melalui nilai qc yang
dibaca pada data sondir, N-SPT atau beberapa parameter yang dikorelasikan
dengan nilai konsistensi dan kepadatan relatif serta sifat tanahnya dengan hasil
pengujian di laboratorium.

3.2 KONDISI TANAH LAPANGAN


Tujuan dari pengujian tanah ini adalah untuk mendapatkan stratigrafi dan
litologi serta sifat fisik dan mekanik dari tanah setempat, sehingga diharapkan
dapat menjadi acuan dalam mendesain pondasi.
Berdasarkan hasil pengujian lapangan dengan menggunakan bor tangan dan
hasil uji laboratorium dapat dilihat pada lampiran data

Penggantian Jembatan Callender Hamilton (CH) Air Hitam 20


Laporan Pengujian Tanah

BAB 4 DISKUSI DAN REKOMENDASI

4.1. KRITERIA PEMILIHAN PONDASI


Dalam penentuan jenis pondasi terdapat beberapa kriteria utama yang harus
dipertimbangkan, antara lain :
1. Pondasi harus disesuaikan dengan sifat daya dukung tanah. Lapisan tanah
yang direncanakan sebagai lapisan pendukung harus mampu memikul
beban struktur diatasnya dengan aman tanpa mengalami kegagalan daya
dukung (Shear Failure) maupun penurunan yang berlebihan.
Jika lapisan tanah permukaan mempunyai sifat daya dukung yang baik dan
mampu memikul beban struktur dengan aman, maka dapat digunakan
pondasi dangkal karena secara teknis maupun ekonomis pondasi dangkal
sangat efektif.
Jika lapisan tanah permukaan tidak mampu memikul beban struktur maka
beban tersebut harus ditransfer kedalam lapisan tanah yang mempunyai
daya dukung yang lebih memadai. Dengan sendirinya dibutuhkan pondasi
dalam yang berfungsi sebagai penyalur beban melewati lapisan lunak hingga
mencapai lapisan tanah keras dibawahnya
2. Tinjauan terhadap kekuatan material
Selain daya dukung tanah, daya dukung bahan dari pondasi juga merupakan
unsur penting yang harus dipertimbangkan. Pondasi harus terbuat dari
bahan yang bermutu baik, sehingga mampu memikul beban dengan aman
tanpa menyebabkan kegagalan pondasi yang disebabkan oleh pemilihan
pondasi dan mutu bahan yang yang kurang sesuai
3. Kemampuan konstruksi (flexibility) untuk mengalami deformasi serta derajat
kepekaan (sensitivity) dari konstruksi terhadap penurunan.
Bagi konstruksi penting yang sensitif terhadap penurunan, harus
menggunakan pondasi yang bertumpu pada lapisan tanah yang stabil dan
mempunyai daya dukung memadai sehingga dapat dicegah seminim
mungkin penurunan maupun pergerakan-pergerakan yang dapat
mempengaruhi keselamatan dan keamanan konstruksi.

Penggantian Jembatan Callender Hamilton (CH) Air Hitam 21


Laporan Pengujian Tanah

4.2. JENIS PONDASI YANG SESUAI


Sesuai dengan kriteria penetuan pondasi dan berdasarkan kondisi tanah
setempat secara umum dapat ditentukan beberapa jenis pondasi yang sesuai
dengan kondisi setempat sebagai berikut :
Untuk struktur ringan, bangunan-bangunan pelengkap, maupun fasilitas
penunjang lainnya dapat mempergunakan pondasi dangkal. Tipe yang sesuai
yaitu pondasi tapak (Spread Footing) maupun pondasi rakit (Mat Foundation).
Struktur berat maupun utama lainnya tidak direkomendasikan penggunaan
pondasi dangkal karena tanah permukaan yang relatif lunak dan mempunyai
sifat daya dukung yang kurang baik. Pondasi yang sesuai untuk konstruksi
berat adalah pondasi dalam dengan tipe end bearing.

4.3. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI PONDASI


1. Berdasarkan hasil pengeboran dan SPT pada Jembatan Air Hitam yaitu
lapisan tanah lempung/lanau dengan konsistensi sangat lunak sampai lunak
dengan kedalaman 38 meter dengan N-SPT = 0 – 22. Kecuali pada titik bor
arah Pontianak terdapat lapisan organis (lapukan kayu) setebal 2 meter pada
kedalaman 34 – 36 meter. Lapisan pasir lepas sampai padat dijumpai pada
kedalaman 39 – 45 meter dengan N-SPT = 8 – 45. Untuk jelasnya dapat
dilihat pada lampiran data bor log.

2. Untuk pondasi masing-masing jembatan dapat menggunakan pondasi tiang


pancang spun pile yang dipancang sampai lapisan tanah keras. Daya
dukung ijin pondasi tiang (single pile) adalah Ø50 cm panjang 45 meter maka
Qall = 70 ton

3. Saran perencanaan pondasi yang disampaikan dalam laporan ini


berdasarkan kondisi lapisan tanah yang ada. Selanjutnya perlu
mempertimbangkan aspek pelaksanaan konstruksi dengan meninjau segi
ekonomis, kondisi lingkungan serta syarat – syarat teknis lainnya sehingga
diperoleh sistem pondasi yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan dan
resiko – resiko yang telah diperhitungkan kemungkinannya

Penggantian Jembatan Callender Hamilton (CH) Air Hitam 22


GEOLOGIC DRILLING LOG
PROJECT : PENGGANTIAN JEMBATAN CALLENDER HAMILTON (CH) AIR HITAM BH.NO
LOCATIONS : JEMBATAN AIR HITAM DIRECTION : ARAH PINYUH
DATE : 07-10 APRIL 2022 RIG :
TOTAL DEPTH : 45 METER LOGGED BY : UKI CS
DB-1
GWL : -2,00 METER CHECKED BY : MIKI ISHAN

UNCONFINED COMPRESSION STRENGHT


GWL (M)

CASHING

SAMPLING

RELEVATIVE DENSITY
POCKET PENETROMETER (kg/cm²)
LAYER THICKNES (M)

OD (mm)

qc (kg/cm²)

NO. OF BLOW/CM
SYMBOLIC LOG

SOIL AND/OR ROCK DESCRIPTIONS

CONSISTENCY

PERMEABILITY
0 25 50 75 100 125 150
SOIL TYPE
DEPTH (M)

DEPTH (M)
DRILLING

CASHING

N VALUE
BEFORE

N VALUE (BLOWS/30 CM)

R.Q.D
DATE

TYPE
0 10 20 30 40 50 60

0.00 LEMPUNG-CH
Lempung, lanau, warna abu abu
kecoklatan, konsistensi sangat lunak

2.00 0-0-0 0
4

4.00 0-0-0 0
LEMPUNG - CH
Lempung, lanau, warna abu-abu,
konsistensi sangat lunak

6.00 0-0-0 0

8.00 0-0-0 0

10.00 0-0-0 0
16

12.00 0-0-0 0

14.00 0-0-0 0

16.00 0-0-0 0

18.00 0-0-0 0

20.00 0-0-0 0

STANDARD PENETRATION TEST ORGANIS PASIR

UNDISTURBED SAMPLE
LEMPUNG KERIKIL
SHEET : 1
LANAU BATU
GEOLOGIC DRILLING LOG
PROJECT : PENGGANTIAN JEMBATAN CALLENDER HAMILTON (CH) AIR HITAM BH.NO
LOCATIONS : JEMBATAN AIR HITAM DIRECTION : ARAH PINYUH
DATE : 07-10 APRIL 2022 RIG :
TOTAL DEPTH : 45 METER LOGGED BY : UKI CS
DB-1
GWL : -2,00 METER CHECKED BY : MIKI ISHAN

UNCONFINED COMPRESSION STRENGHT


GWL (M)

CASHING

SAMPLING

RELEVATIVE DENSITY
POCKET PENETROMETER (kg/cm²)
LAYER THICKNES (M)

OD (mm)

qc (kg/cm²)

NO. OF BLOW/CM
SYMBOLIC LOG

SOIL AND/OR ROCK DESCRIPTIONS

CONSISTENCY

PERMEABILITY
0 25 50 75 100 125 150
SOIL TYPE
DEPTH (M)

DEPTH (M)
DRILLING

CASHING

N VALUE
BEFORE

N VALUE (BLOWS/30 CM)

R.Q.D
DATE

TYPE
0 10 20 30 40 50 60

20.00 0-0-0 0
LEMPUNG - CH
Lempung, lanau, warna abu-abu,
konsistensi sangat lunak

22.00 0-0-0 0
6

24.00 0-0-0 0

26.00 0-0-0 0
LEMPUNG - CH
Lempung, lanau, warna abu-abu
keputihan, konsistensi sangat lunak

28.00 0-0-0 0

30.00 0-1-2 3
10

32.00 1-2-2 4

34.00 2-4-6 10

36.00 5-7-10 17
LEMPUNG - CH
Lempung, lanau, warna coklat
kehitaman, konsistensi lunak
2

38.00 6-10-12 22
PASIR-SP
Pasir kasar, warna abu-abu, konsistensi
lepas sampai padat
2

40.00 11-18-21 39

STANDARD PENETRATION TEST ORGANIS PASIR

UNDISTURBED SAMPLE
LEMPUNG KERIKIL
SHEET : 2
LANAU BATU
GEOLOGIC DRILLING LOG
PROJECT : PENGGANTIAN JEMBATAN CALLENDER HAMILTON (CH) AIR HITAM BH.NO
LOCATIONS : JEMBATAN AIR HITAM DIRECTION : ARAH PINYUH
DATE : 07-10 APRIL 2022 RIG :
TOTAL DEPTH : 45 METER LOGGED BY : UKI CS
DB-1
GWL : -2,00 METER CHECKED BY : MIKI ISHAN

UNCONFINED COMPRESSION STRENGHT


GWL (M)

CASHING

SAMPLING

RELEVATIVE DENSITY
POCKET PENETROMETER (kg/cm²)
LAYER THICKNES (M)

OD (mm)

qc (kg/cm²)

NO. OF BLOW/CM
SYMBOLIC LOG

SOIL AND/OR ROCK DESCRIPTIONS

CONSISTENCY

PERMEABILITY
0 25 50 75 100 125 150
SOIL TYPE
DEPTH (M)

DEPTH (M)
DRILLING

CASHING

N VALUE
BEFORE

N VALUE (BLOWS/30 CM)

R.Q.D
DATE

TYPE
0 10 20 30 40 50 60

40.00 11-18-21 39
PASIR-SP
Pasir kasar, warna abu-abu, konsistensi
lepas sampai padat

42.00 15-20-20 40
5

44.00 16-21-24 45

AKHIR PENGEBORAN

46.00

48.00

50.00

52.00

54.00

56.00

58.00

60.00

STANDARD PENETRATION TEST ORGANIS PASIR

UNDISTURBED SAMPLE
LEMPUNG KERIKIL
SHEET : 3
LANAU BATU
GEOLOGIC DRILLING LOG
PROJECT : PENGGANTIAN JEMBATAN CALLENDER HAMILTON (CH) AIR HITAM BH.NO
LOCATIONS : JEMBATAN AIR HITAM DIRECTION : ARAH PONTIANAK
DATE : 11-15 APRIL 2022 RIG :
TOTAL DEPTH : 45 METER LOGGED BY : UKI CS
DB-2
GWL : -2,00 METER CHECKED BY : MIKI ISHAN

UNCONFINED COMPRESSION STRENGHT


GWL (M)

CASHING

SAMPLING

RELEVATIVE DENSITY
POCKET PENETROMETER (kg/cm²)
LAYER THICKNES (M)

OD (mm)

qc (kg/cm²)

NO. OF BLOW/CM
SYMBOLIC LOG

SOIL AND/OR ROCK DESCRIPTIONS

CONSISTENCY

PERMEABILITY
0 25 50 75 100 125 150
SOIL TYPE
DEPTH (M)

DEPTH (M)
DRILLING

CASHING

N VALUE
BEFORE

N VALUE (BLOWS/30 CM)

R.Q.D
DATE

TYPE
0 10 20 30 40 50 60

0.00 LEMPUNG-CH
Lempung, lanau, warna coklat
kehitaman, konsistensi sangat lunak
15

2.00 0-0-0 0

4.00 0-0-0 0

6.00 0-0-0 0

8.00 0-0-0 0

10.00 0-0-0 0

12.00 0-0-0 0

14.00 0-0-0 0

LEMPUNG - CH
Lempung, lanau, warna abu-abu,
konsistensi sangat lunak
16.00 0-0-0 0
5

18.00 0-0-0 0

20.00 0-0-0 0

STANDARD PENETRATION TEST ORGANIS PASIR

UNDISTURBED SAMPLE
LEMPUNG KERIKIL
SHEET : 1
LANAU BATU
GEOLOGIC DRILLING LOG
PROJECT : PENGGANTIAN JEMBATAN CALLENDER HAMILTON (CH) AIR HITAM BH.NO
LOCATIONS : JEMBATAN AIR HITAM DIRECTION : ARAH PONTIANAK
DATE : 11-15 APRIL 2022 RIG :
TOTAL DEPTH : 45 METER LOGGED BY : UKI CS
DB-2
GWL : -2,00 METER CHECKED BY : MIKI ISHAN

UNCONFINED COMPRESSION STRENGHT


GWL (M)

CASHING

SAMPLING

RELEVATIVE DENSITY
POCKET PENETROMETER (kg/cm²)
LAYER THICKNES (M)

OD (mm)

qc (kg/cm²)

NO. OF BLOW/CM
SYMBOLIC LOG

SOIL AND/OR ROCK DESCRIPTIONS

CONSISTENCY

PERMEABILITY
0 25 50 75 100 125 150
SOIL TYPE
DEPTH (M)

DEPTH (M)
DRILLING

CASHING

N VALUE
BEFORE

N VALUE (BLOWS/30 CM)

R.Q.D
DATE

TYPE
0 10 20 30 40 50 60

20.00 0-0-0 0
LEMPUNG - CH
Lempung, lanau, warna abu-abu,
konsistensi sangat lunak

22.00 0-0-0 0
12

24.00 0-0-0 0

26.00 0-0-0 0

28.00 0-0-1 1

30.00 0-1-1 2

32.00 1-2-3 5
LEMPUNG - CH
Lempung, lanau, organis, warna coklat
kehitaman, konsistensi sangat lunak
2

34.00 2-4-5 9
ORGANIS - OH
Organis (lapukan kayu), warna coklat
kehitaman
2

36.00 8-18-22 40
LEMPUNG - CH
Lempung, lanau, warna abu-abu putih,
konsistensi lunak
3

38.00 3-5-8 13

PASIR-SP
1

Pasir kasar, organis, warna abu-abu,


40.00 konsistensi lepas 2-3-5 8

STANDARD PENETRATION TEST ORGANIS PASIR

UNDISTURBED SAMPLE
LEMPUNG KERIKIL
SHEET : 2
LANAU BATU
GEOLOGIC DRILLING LOG
PROJECT : PENGGANTIAN JEMBATAN CALLENDER HAMILTON (CH) AIR HITAM BH.NO
LOCATIONS : JEMBATAN AIR HITAM DIRECTION : ARAH PONTIANAK
DATE : 11-15 APRIL 2022 RIG :
TOTAL DEPTH : 45 METER LOGGED BY : UKI CS
DB-2
GWL : -2,00 METER CHECKED BY : MIKI ISHAN

UNCONFINED COMPRESSION STRENGHT


GWL (M)

CASHING

SAMPLING

RELEVATIVE DENSITY
POCKET PENETROMETER (kg/cm²)
LAYER THICKNES (M)

OD (mm)

qc (kg/cm²)

NO. OF BLOW/CM
SYMBOLIC LOG

SOIL AND/OR ROCK DESCRIPTIONS

CONSISTENCY

PERMEABILITY
0 25 50 75 100 125 150
SOIL TYPE
DEPTH (M)

DEPTH (M)
DRILLING

CASHING

N VALUE
BEFORE

N VALUE (BLOWS/30 CM)

R.Q.D
DATE

TYPE
0 10 20 30 40 50 60

40.00 2-3-5 8
PASIR-SP
Pasir kasar, warna abu-abu, konsistensi
lepas sampai padat

42.00 8-8-12 20
5

44.00 10-10-12 22

AKHIR PENGEBORAN

46.00

48.00

50.00

52.00

54.00

56.00

58.00

60.00

STANDARD PENETRATION TEST ORGANIS PASIR

UNDISTURBED SAMPLE
LEMPUNG KERIKIL
SHEET : 3
LANAU BATU
DOKUMENTASI KEGIATAN
PEKERJAAN

PENGGANTIAN JEMBATAN CALLENDER HAMILTON


(CH) AIR HITAM

LOKASI

JEMBATAN AIR HITAM

TAHUN ANGGARAN

APBN 2022

KETERANGAN

PENGUJIAN BOR/SPT

PEKERJAAN

PENGGANTIAN JEMBATAN CALLENDER HAMILTON


(CH) AIR HITAM

LOKASI

JEMBATAN AIR HITAM

TAHUN ANGGARAN

APBN 2022

KETERANGAN

PENGUJIAN BOR/SPT

PEKERJAAN

PENGGANTIAN JEMBATAN CALLENDER HAMILTON


(CH) AIR HITAM

LOKASI

JEMBATAN AIR HITAM

TAHUN ANGGARAN

APBN 2022

KETERANGAN

PENGUJIAN BOR/SPT
DOKUMENTASI KEGIATAN
PEKERJAAN

PENGGANTIAN JEMBATAN CALLENDER HAMILTON


(CH) AIR HITAM

LOKASI

JEMBATAN AIR HITAM

TAHUN ANGGARAN

APBN 2022

KETERANGAN

PENGUJIAN BOR/SPT

PEKERJAAN

PENGGANTIAN JEMBATAN CALLENDER HAMILTON


(CH) AIR HITAM

LOKASI

JEMBATAN AIR HITAM

TAHUN ANGGARAN

APBN 2022

KETERANGAN

PENGUJIAN BOR/SPT

PEKERJAAN

PENGGANTIAN JEMBATAN CALLENDER HAMILTON


(CH) AIR HITAM

LOKASI

JEMBATAN AIR HITAM

TAHUN ANGGARAN

APBN 2022

KETERANGAN

PENGUJIAN BOR/SPT

Anda mungkin juga menyukai