OLEH
21120036
KUPANG
2020
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat TUHAN yang maha esa karena atas izin dan
kehendakNya,makalah sederhana ini dapat saya rampungkan tepat pada waktunya.
Penulisan dan pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata
kuliahMekanika Tanah. Adapun yang saya bahas dalam makalah sederhana ini mengenai
Analisis distribusi butiran, batas atteberg, klasifikasi tanah dan pemadatan.
Dalam penulisan makalah ini kami menemui berbagai hambatan yang dikarenakan
terbatasnya Ilmu Pengetahuan kami mengenai hal yang berkenan dengan penulisan makalah ini..
Kami menyadari akan kemampuan kami yang masih amatir. Dalam makalah ini kami
sudah berusaha semaksimal mungkin.Tapi kami yakin makalah ini masih banyak kekurangan
disana-sini. Oleh karena itu kami mengharapkan saran dan juga kritik membangun agar lebih
maju di masa yang akan datang.
Harapan saya, makalah ini dapat menjadi track record dan menjadi referensi bagi saya
dalam mengarungi masa depan. Kami juga berharap agar makalah ini dapat berguna bagi orang
lain yang membacanya.
2
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL………………………………………………………………………... 7
BAB I. PENDAHULUAN……………………………………………………………… 8
• 2.1.1Tujuan………………………………………9
• 2.1.2 Peralatan……………………………………9
• 2,1,3 Pelaksanaan/Prosedur Pengujiaan………….9
• 2,1,4 Rumus-Rumus Perhitungan………………..10
• 2,1,5 Hasil Perhitungan Sesuai Data………………11
• 2,1,6 Kesimpulan………………………………….12
• 2.2.1 Tujuan……………………………………….13
• 2.2.2 Peralatan…………………………………….13
• 2.2.3 Pelaksanaan/Prosedur Pengujiaan…………..13
• 2.2.4 Rumus-Rumus Perhitungan…………………14
• 2.2.5 Hasil Perhitungan Sesuai Data………………15
• 2.2.6 Kesimpulan………………………………….15
2.3 SANDCONE……………………………………………………………………16
• 2.3.1 Tujuan……………………………………….16
• 2.3.2 Peralatan……………………………………16
• 2.3.3 Pelaksanaan/Prosedur Pengujiaan…………..16
• 2.3.4 Rumus-Rumus Perhitungan………………..17
3
• 2.3.5 Hasil Perhitungan Sesuai Data…………..18,19
• 2.3.6.Kesimpulan…………………………………19
2.5.1 Tujuan………………………………………22
2.5.2 Peralatan……………………………………22
2.5.3 Pelaksanaan/Prosedur Pengujiaan…………..23
2.5.4 Rumus-Rumus Perhitungan…………………25
2.5.5 Hasil Perhitungan Sesuai Data…………..26,27
2.5.6 Kesimpulan………………………………..27
2.6.1 Tujuan…………………………………….28
2.6.2 Peralatan………………………………….28
2.6.3 Pelaksanaan/Prosedur Pengujiaan……….28
2.6.4 Rumus-Rumus Perhitungan……………..30
2.6.5 Hasil perhitungan sesuai data…………….30
2.6.6 Kesimpulan ………………………………30
4
2.7.3 pelaksanaan / prosedur pengujian …………31
2.7.4 rumus –rumus perhitungan ………………..33
2.7.5 hasil perhitungan sesuai data ……………...34
2.7.6 kesimpulan …………………………………34
BAB III . PENUTUP……………………………………………..35
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
5
DAFTAR GAMBAR
MABATAN LEKAT………………………………………………………….12
6
DAFTAR TABEL
7
BAB I
PENDAHULUAN
Laporan Praktikum Mekanika Tanah I merupakan salah satu persyaratan dan Kurikulum Jurusan
Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional, Bandung. Praktikum ini
menitik-beratkan pada penyeledikan mengenai keadaan suatu tanah yang akan digunakan sebagai tempat
berdirinya suatu bangunan. Hasilnya berupa data-data yang selanjutnya dianalisa sampai dapat ditentukan
jenis tanah sesuai dengan sifat-sifat yang dimiliki tanah tersebut.
Penyelidikan Tanah di Lapangan mengungkapkan maksud dan tujuan, teori dasar, peralatan yang
digunakan, prosedur percobaan dan analisa mengenai Penyondiran dan Pengambilan Sample
Tanah.Penyelidikan di Laboratorium mengungkapkan maksud dan tujuan, teori dasar, peralatan yang
digunakan, prosedur percobaan, dan analisa mengenai Indeks Properties Tanah, Atterberg Limits, Analisa
Ukuran Butir, Sandcone Test,Dinamic Cone Penetration, Uji Sondir, Uji Permeabilitas Tanah.
Maksud dan tujuan diadakannya Praktikum Mekanika Tanah ini adalah untuk mengetahui dan
memahami segi teknis dan penyelidikan tanah baik di laboratorium maupun di lapangan. Sedangkan
mahasiswa dengan adanya praktikum ini, dapat mengaplikasikan teori-teori mengenai Mekanika Tanah
yang didapat pada saat kuliah secara langsung dan di aplikasikan dalam praktikumnya.
8
BAB II
PELAKSANAAN PRATIKUM
2.1.1 TUJUAN
Uji sondir dilakukan untuk mendapatkan nilai perlawanan penetrasi konus (qc),
hambatan lekat (LF), jumlah hambatan lekat (JHL) dan friction ratio (FR) pada setiap
kedalaman tanah, dan juga untuk mengetahui kedalaman lapisan tanah keras
2.1.2 PERALATAN
2. Pipa sondir lengkap dengan batang dalam, yaitu sebanyak 20 buah pipa sondir diameter 36 mm
dengan panjang 1 m dan 20 buah batang dalam diameter 15 mm dengan panjang 1 m.
5. 4 buah angker dengan perlengkapannya, kunci pipa, kunci inggris, dan kunci lainnya.
6. Alat pembersih.
1. Bersihkan lokasi yang akan dilakukan uji sondir dari kerikil, aspal maupun rumput.
2. Pasang 4 buah angker diatas lahan yang telah di bersihkan, angker ini berfungsi sebagai penahan
mesin sondir.
3. Tempatkan mesin sondir diantara 4 buah angker yang telah terpasang pada posisi tegak lurus
vertical, kemudian letakkan besi pengunci dan pastikan mesin sondir tidak bergerak.
4. Periksa tabung pengisian minyak hidrolik, isi penuh tabung tersebut sampai bebas dari
gelembung-gelembung udara.
.5 Pasang 2 buah manometer pada posisinya.
9
6. Sambungkan pipa sondir pertama dengan biconus, kemudian pasang rangkaian pipa sondir dan
biconus tersebut pada mesin sondir.
7. Tekanlah pipa sondir kedalam tanah sampai kedalaman tertentu, umunya setiap 20 cm.
8. Tahan pipa sondir dengan kunci inggris, lakukan penekanan batang sondir sedalam 4 cm
kemudian baca manometer yang merupakan pembacaan perlawanan penetrasi konus (qc).
9. Lanjutkan penekanan sampai kedalaman 8 cm, kemudian baca manometer yang merupakan
pembacaan jumlah perlawanan (qt), yaitu jumlah perlawanan penetrasi konus dan perlawanan
gesek (friction).
10. Tekanlah pipa bersama batang sampai kedalaman berikutnya yang diukur. Pembacaan dilakukan
pada setiap penekanan pipa sedalam 20 cm.
Pekerjaan uji sondir di hentikan apabila pada pembacaan manometer terjadi 3 kali berturut-turut
menunjukkan nilai qc<150 kg/ cm2.
( q 1−q 2) x Fc
1. If = ( setiap 1 cm)
Fm
20 x ( qt −q c ) x Fc
2. LF=20 x If =
Fm
i
3. JHL=∑ LF
n
LF
4. FR= x 100 %
qc
Qt = Perlawanan penetrasi conus beserta geseran (tahanan total) atau bacaan kedua
manometer
11
GAMBAR 2.1 GRAFIK HUBUNGAN ANTAR PENETRASI KONUS DAN JUMLAH HAMBATAN LEKAT
2.1.6 KESIMPULAN
Dari Dari uji sondir (Ducth Cone Test) saya dapat menyimpulkan bahwa dititik sondir yang
dilakukan, didapatkan bahwa Jumlah Hambatn Pelekat (JHP) jauh lebih besar dibandingkan
hambatan konus.
12
2.2 CBR ( CALIFORNIA BEARING RATIO )
2.2.1 TUJUAN
2.2.2 PERALATAN
1. Lawan beban berupa truk atau alat berat yang mempunyai berat lebih dari nilai CBR yang
diperkirakan
(biasanya alat berat dengan berat minimal 8 ton dapat digunakan sebagai lawan beban)
2. Stopwatch
3. Piston CBR, baik model manual maupun menggunakan motor yang dapat diatur dengan
kecepatan 1 – 1.27 mm/menit
4. Dial gage untuk pembacaan penetrasi vertikal, dengan keakuratan mencapai 0.01 mm
5. Cincin beban untuk pembacaan beban yang dikenakan pada sampel, dengan kapasitas sekitar 10 kN
(untuk
perkiraan CBR 0% - 30%) atau kapasitas sekitar 50 KN (untuk perkiraan CBR > 30%)
6. Kertas kerja.
2.2.3 PELAKSANAAN PENGUJIAN
1. Tentukan titik uji CBR Lapangan yang representatif.
2. Posisikan lawan beban di atas titik uji rencana.
3. Atur alat uji CBR, pastikan piston menyentuh perkerasan jalan yang akan diuji.
4. Atur cincin beban dan dial gage menunjukkan nol.
5. Catat konstanta kalibrasi dial gage (DC) yang tertulis di dial gage tersebut. Biasanya
DC = 0.01 mm/div atau DC = 0.001 inci/div. Tuliskan satuan DC dengan benar.
6. Catat konstanta kalibrasi cincin beban (LRC) yang tercantum dalam sertifikat Kalibrasinya. Satuan
LRC
biasanya adalah kg/div. Tuliskan satuan LRC dengan benar.
7. Atur kecepatan motor pada 1.27 mm/menit atau lakukan pemutaran gagang untuk
menggerakkan piston dengan kecepatan yang sama dan konstan.
8. Lakukan pembacaan cincin beban untuk setiap interval dial gage tertentu. Catat di kertas kerja.
13
9. Setelah pembacaan mencapai 0.5 inci, hentikan pengujian
10. Lakukan perhitungan, pengeplotan grafik, dan pelaporan hasil uji.
Nilai CBR adalah nilai tertinggi yang diperoleh dari kedua nilai di atas
2.2.5 HASIL PERHITUNGAN SESUAI DATA
14
TABEL 2.2 DATA PENGUJIAN CBR ( CALIFORNIA BEARING RATIO )
15
2.3 SANE CONE
2.3.1 TUJUAN
Maksud dari pengujian ini adalah untuk menentukan kepadatan tanah dilapangan dan kepadatan
relatif tanah (%) terhadap kepadatan tanah dari hasil pengujian laboratorium (hasil pemadatan
kompakasi).
2.3.1 PERALATAN
Persiapan pengujian
1) Berat volume pasir (γ pasir) dalam gr/ cm3
2) Keran kerucut ditutup
Pelaksanaan pengujian
1) Isilah botol dengan pasir secukupnya. Timbanglah berat botol bersama pasir = gram
2) Persiapkan permukaan tanah yang akan diuji, sehingga diperoleh bidang rata dan datar. Letakan
plat dasar diatas tanah, buat tanda lubang plat pada tanah
3) Buat/ gali lubang pada tanah didalam batas yang telah dibuat, dengan kedalaman ± 10 cm
berbentuk cekungan. Kerjakan hati – hati dan hindarkan terganggunya tanah disekitar dinding
dasar lubang. Perlu sangat hati – hati untuk tanah yang mudah longsor (tanah non kohesif)
16
4) Kumpulkan/ masukan tanah hasil galian (jangan sampai ada yang tercecer) dalam cawan yang
telah diketahui berat = W3 (berat cawan kosong = W2 gram)
5) Dengan plat dasar diatas tanah, letakan botol pasir dengan menghadapkan kebawah ditengah plat
dasar. Buka kran dan tunggu pasir mengalir mengisi lubang dan corong, kemudian tutuplah kran
6) Tutup botol bersama corong dengan pasir yang masih dalam botol kemudian ditimbang = W4
gram
7) Ambil sebagian tanah dalam cawan dan periksa kadar airnya, misal didapat kadar air = w %.
2.3.2 RUMUS – RUMUS PERHITUNGAN
Berat pasir + corong + botol = W1
Berat isi pasir = W2
Berat pasir dalam corong = W3
Berat sisa pasir dalam botol = W4
Berat sample dalam lubang = W5
W 1−W 5−W 4
1. Volume lubang V ¿
(beratisipasiryangtela h dikaliberasi)
W5
2. Berat isi tanah=
volume lubang
[W 1−α ]
5. Koreksi=
[W 1−β ]
17
berat air
7. Kadar air asli = x 100 %
berat tanah kering
berat air
9. Kadar air optimum(laboratorium) = x 100 %
berat tanah kering
No Uraia I SAMPEL II
SATU
n AN
1 Massa Pasir + cone + botol (sebelum) Gram 8128 8020
2 Massa Pasir + cone + botol (sesudah) Gram 3376 3686
3 Massa pasir yang dipakai (1-2) Gram 4752 4334
4 Massa pasir dalam corong Gram 1590 1590
5 Massa pasir dalam lubang (3-4) Gram 1362 2744
6 Massa isi pasir Gram/ 1350 1350
cm33
7 Isi Lubang (5-6) cm 1812 1394
8 Massa tanah dalam lubang Gram 4448 4111
9 Massa volume basah (8/7) Gram/ 1455 2929
cm3
10 Massa volume kering 100*9/ Gram/ 2208 2563
(100+W) cm3
11 Kadar air optimum Lab % 14.5 14.5
0 0
12 Kepadatan kering max lab Gram/ 2.40 2.40
cm3
13 Kepadatan kering max lapangan (10/12) % 0920 1105
PEMERIKSAAN
KADAR AIR
a No. Cawan Gram C6 C11 C27 C28
b Massa tanah basah + cawan Gram 35.5 36.80 48.60 45.10
0
c Massa tanah kering + cawan Gram 33.2 34.00 44.90 41.70
0
d Massa cawan Gram 12.6 9.60 13.50 13.70
0
e Massa air (b-c) Gram 320 280 370 340
f Massa Tanah Kering (c-d) Gram 2960 24240 3140 2800
g Kadar air (e/f)*100 % 1117 1148 1178 1214
18
h Kadar Air Rata-Rata % 2264 2393
KALIBRASI ALAT
2.3.6 KESIMPULAN
Dari pengujian Sand Cone yang telah dilakukan saya menyimpulkan bahwa , didapatkan bahwa
kadar air asli sama dengan kadar air optimum yang.
19
2.4 KADAR AIR
2.4.1 TUJUAN
Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan kadar air tanah. Kadar air tanah adalah
perbandingan antara berat air yang terkandung dalam tanah dengan berat kering tersebut
yang dinyatakan dalam persen (%).
2.4.1 PERALATAN
1. Oven yang mampu mempertahankan suhu tetap 105°C -115°C selama 24 jam.
3. Timbangan yang mempunyai keakuratan sesuai dengan ukuran sampel. Untuk tanah
kohesif disarankan menggunakan timbangan dengan akurasi 0.01 gr.
6. Kertas kerja
5. Masukkan sampel ke dalam oven selama 12-24 jam, dengan suhu 105°C -
115°C yang konstan, atau dengan suhu 60°C untuk jenis tanah tertentu.
20
6. Setelah kering oven, sampel didinginkan dalam desikator, untuk mencegah
terserapnya uap air yang terdapat di atmosfer. Pendinginan ini wajib
dilakukan bila kita menggunakan timbangan yang sensitif, karena aliran
udara panas di sekitar sampel dapat menyebabkan ketidakakuratan
penimbangan.
7. Timbang 3 buah sampel tanah kering beserta wadahnya. Catat di kertas
kerja - W3. Bila meragukan apakah sampel sudah benar-benar kering, maka
langkah- angkah (5), (6), dan (7) dilakukan berulang- ulang sampai
tercapai angka yang konstan dengan toleransi 0.1% dari berat kering massa
tanah tersebut.
21
2.4.5 KESIMPULAN
Dari perhitungan kadar air yang saya dpatkan dengan menggunakan rumus diatas ,
kolom A =15,3 dan B = 17,8. Kenudian dijumlahkan unruk mendapatkan nilai nilai kdar
air rata rata yang hasilny adalah 33,1 % untuk nilai kadar air .
4. Mangkuk porselen
5. Air terdestilasi
6. Jangka sorong
7. Oven yang mampu mempertahankan suhu tetap 105°C -115°C selama 24 jam
22
2.5.2 PELAKSANAAN / PROSEDUR PENGUJIAN
3. Ambil sampel tanah yang lolos saringan No. 40 sekitar 250 gr.
9. Putar gagang alat Casagrande dengan kecepatan konstan, yaitu 2 putaran per detik.
11. Catat jumlah ketukan yang dibutuhkan untuk membuat celah tertutup sepanjang 13
mm tersebut di
kertas kerja - N.
12. Bila jumlah ketukan yang terjadi jauh di atas 50 ketukan, ini berarti
pasta tanah kurang kadar aimya. Ambil kembali tanah dari dalam cawan
tembaga, tambahkan air, dan ulangi langkah (5) sampai langkah (11).
23
13. Namun bila jumlah ketukan yang terjadi jauh di bawah 50 ketukan, ini
berarti pasta tanah terlalu banyak mengandung air. Ambil kembali tanah
dari dalam cawan tembaga, keringkan dengan mengaduk-aduknya pada
pelat kaca hingga dirasakan mencapai kadar air yang dibutuhkan. Ulangi
langkah (5) sampai langkah (11). Perhatikan bahwa lebih mudah dan
cepat menambahkan air daripada mengeringkan tanah, karena itu setiap
penambahan air harus dilakukan dengan hati-hati.
14. Bila ketukan yang diinginkan tercapai (atau mendekati), ambil sedikit pasta tanah dari
tengah-tengah
15. Timbang wadah yang telah diisi sedikit pasta tanah tersebut.
Penimbangan ini harus dilakukan segera. Catat di kertas kerja - W2.
16. Tambahkan air pada sisa tanah yang terdapat di mangkuk porselen,
dengan tujuan memperoleh kadar air yang lebih tinggi, yang juga berarti
memperoleh jumlah ketukan yang lebih sedikit.
17. Ulangi langkah (5) sampai langkah (16) untuk mendapatkan variasi jumlah ketukan
sebagai berikut:
18. Masukkan sampel ke dalam oven selama 12-24 jam, dengan suhu 105°C - 115°C yang
konstan.
20. Timbang 5 buah wadah berisi tanah kering. Catat di kertas kerja - W3.
24
2.5.3 RUMUS PERHITUNGAN
1. Hitung berat tanah basah dengan cara W = W2 – W1 (gr)
𝑊𝑤
4. Hitung kadar air dengan rumus 𝑤 = × 100%
�
�
�
�
5. Plot grafik batas cair pada kertas grafik semi-log. Kertas grafik semi-log
adalah kertas grafik yang mempunyai ordinat dalam skala linier dan
absis dalam skala logaritma. Jumlah ketukan (N) diplot sebagai absis
(skala log) dan kadar air (w) sebagai ordinat (skala linier)
6. Tarik garis lurus yang merepresentasikan seluruh data dengan baik. Garis ini dikenal
sebagai kurva
aliran
10. Bila kadar air tanah asli juga sudah diketahui, dapat dihitung indeks konsistensi tanah
dengan 𝐼𝑐 =
25
𝑊𝐿−𝑤
dan indeks likuiditas dengan 𝐼𝐿 = 𝑤−𝑤𝑃
𝐼𝑝 𝐼𝑃
26
GAMBAR 2.5 GRAFIK BATAS CAIR
2.5.5 KESIMPULAN
Dari pengujian pengujian batas cair saya dapat menyimpulkan bawha nilai batas
cair didapatkan dari rumus kadar air di kurangi serat air lalu di bagi berat tanah kering ,
sehigga hasil nilai batas air adalah 41,27%
27
2.6 BATAS PLASTIS
2.6.1 TUJUAN
Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan kadar air suatu tanah pada keadaan batas
cair dalam satuan persen (%), dapat mengetahui sifat fisis, plastis, serta kemampatan dari
tanah (perubahan volume yang dapat terjadi) dan untuk mengklasifikasikan tanah, serta
untuk mengetahui apakah tanah itu mengandung zat-zat organic atau tidak.
2.6.1 PERALATAN
1. Pelat kaca dengan ukuran sekitar 30 x 30 cm
2. Air terdestilasi
3. Jangka sorong
4. Oven yang mampu mempertahankan suhu tetap 105°C -115°C selama 24 jam
9. Kertas kerja
2.6.2 PELAKSANAAN / PROSEDUR PENGUJIAN
1. Catat nomor referensi setiap wadah di kertas kerja.
3. Ambil sampel tanah sekitar 30 gr dan gulung pada telapak tangan membentuk bola.
28
retak. Yang dimaksud dengan retak di sini adalah timbulnya retak
memanjang dan melintang pada gulungan, yang diakibatkan oleh
berkurangnya kadar air pada sampel, bukan akibat tekanan tangan yang
berlebihan. Kondisi ini menunjukkan kadar air tanah berada tepat pada
batas plastisnya.
8. Bila kondisi pada langkah (7) tidak tepat tercapai, maka dilakukan
penyesuaian kadar air dengan melihat kondisi sampel saat berdiameter 3 mm
:
a. Bila saat diameter 3 mm tercapai dan belum terjadi retak, berarti kadar air
sampel masih di atas
10. Timbang wadah yang telah diisi 4 gulungan tanah. Penimbangan ini
harus dilakukan segera. Catat di kertas kerja - W2.
11. Ulangi langkah (6) sampai (10) untuk kedua porsi yang lain, sehingga terdapat 3
buah wadah
12. Masukkan sampel ke dalam oven selama 12 - 24 jam, dengan suhu 105°C - 115°C yang
konstan.
29
13. Setelah kering oven, sampel didinginkan dalam desikator, untuk
mencegah terserapnya uap air yang terdapat di atmosfer.
14. Timbang 3 buah wadah berisi gulungan tanah kering. Catat di kertas kerja - W3.
Kode A B
Uji
Berat Wadah, W1 (gr) 83 82
Berat gulungan tanah basah + wadah, W2 (gr) 325 364
Berat gulungan tanah kering + wadah, W3 (gr) 312 334
Berat gulungan tanah basah, W = W2 - W1 (gr) 2422 282
Berat gulungan tanah kering, Ws = W3 - W1 (gr) 229 254
Berat air, Ww = W - Ws (gr) 13 28
Batas Plastis, wp = Ww/Ws * 100% 5,67 11,02
Batas Plastis rata-rata, wP (%) 16,69%
TABEL 2.6 DATA PENGUJIAN BATAS PLASTIS
2.6.5 KESIMPULAN
Dari pengujian batas plastis saya dapat menyimpulkan bahwa dari perhitungan nilai
batas plastis A dan B , di jumlahkan untuk mendapatkan nilai batas plastis rata –rata =
16,69 %
30
2.7 BATAS SUSUT
2.7.1 TUJUAN
Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan kadar air suatu tanah pada keadaan batas
cair dalam satuan persen (%), dapat mengetahui sifat fisis, plastis, serta kemampatan dari
tanah (perubahan volume yang dapat terjadi) dan untuk mengklasifikasikan tanah, serta
untuk mengetahui apakah tanah itu mengandung zat-zat organic atau tidak.
2.7.1 PERALATAN
1. Cawan silinder dengan diameter sekitar 42 mm dan tinggi sekitar 12 mm
2. Gelas kaca dengan diameter sekitar 57 mm, tinggi sekitar 38 mm, dan mempunyai dasar
yang rata
3. Pelat kaca yang mempunyai 3 jarum kecil. Ukuran pelat ini harus lebih
besar daripada diameter gelas kaca, sehingga dapat menutup permukaan
gelas kaca seluruhnya
5. Air raksa, dengan jumlah yang lebih banyak daripada volume gelas kaca
6. Jangka sorong
7. Minyak pelumas
8. Oven yang mampu mempertahankan suhu tetap 105°C -115°C selama 24 jam
31
lengket pada silinder.
3. Ambil sampel tanah yang lolos saringan No. 40 (4.75 mm), sebanyak 40 gr.
4. Aduk tanah tersebut dengan air terdestilasi sampai berbentuk pasta di dalam
cawan porselen. Pasta dibuat dengan kadar air yang lebih tinggi daripada
batas cairnya, dan tidak boleh mengandung udara.
5. Masukkan pasta tanah tersebut ke dalam cawan silinder sampai sepertiga
tinggi cawan silinder dengan rata, dan tidak ada rongga udara yang terlihat.
Masukkan lapisan pasta selanjutnya dengan cara yang sama sampai seluruh
cawan silinder penuh.
7. Timbang berat cawan silinder dan pasta tanah tersebut, catat di kertas kerja - WCP (gr).
8. Diamkan tanah di dalam cawan silinder selama beberapa jam (6-8 jam)
sampai warna tanah berubah menjadi lebih terang. Hal ini perlu dilakukan
sebelum tanah dimasukkan ke dalam oven untuk mengurangi kemungkinan
retak susut yang besar akibat kehilangan kadar air terlalu cepat. Dan juga
untuk menghindari hilangnya massa tanah jika pasta di dalam oven
“mendidih”.
11. Timbang tanah kering bersama cawan, catat dalam kertas kerja - Wcs (gr).
12. Keluarkan tanah kering dari cawan silinder, dan perhatikan apakah
kondisi tanah utuh/terbelah. Bila tanah terbelah/rusak berat, ulangi
langkah (2) sampai langkah (11).
14. Isi gelas kaca dengan air raksa sampai penuh dan tumpah sedikit ke dalam mangkuk
porselen.
32
17. Letakkan kembali gelas kaca berisi air raksa ke dalam mangkuk
porselen.
18. Letakkan tanah kering di atas air raksa (yang akan mengapung).
20. Timbang mangkuk porselen berisi air raksa, catat di kertas kerja -
WDM (gr).
Berat air raksa = (berat air raksa + dish kaca) – berat dish kaca
= (Ws – W1) .....................................gram
3. Menghitung volume tanah basah
33
2.7.4 HASIL PERHITUNGAN SESUAI DATA
2.7.5 KESIMPULAN
Dari pengujian batas susut saya dapat menyimpulkan bahwa dari perhitungan
batas susut , menggunakan rumus ws= w-(vo-vf) yw/ ws* 100% , maka hasil dari
perhitungan tersebut adalah 4,307%
BAB III
PENUTUP
34
3.1 KESIMPULAN
Kesimpulan yang diperoleh dari hasil pengujian pratikum mekanika tanah dari pengujian
sondir mekanis, CBR , sand cone , kadar air , batas cair , batas plastis , batas susut
Dalam mekanika tanah menckup semua bahan dan lempung sampai batu yang besar .
tanah di defiisikan sebagai material yang terdiri dari aggregate atau butisan materil yang padat
yang terikat secara kimia satu sama lain dan dari bahan organic yang tealah melapuk .dalam hasil
perhitungan sondir mekanis telah dilakukan kedalaman ( MT ) nilai konus dan jumlah
hambatan . dan hasil perhitungan CBR adalah nilai tertinggi yang telah di peroleh dari ked au
nilai . hasil perhitungan sane cone untk menentukan kepadatan tanah di lapangan dan dpadatan
ralatif tanah . hasil perhitungan kadaar air dengan menggunakan rumus di atas untuk kolom A =
15,3 dan B =17,7 kemudian dijumlahan dalam kolom A dan B unruk mendapatkan nilai . hasil
perhitungan nilai batas cair dengn menggunakan rumus kadar air dikurangi berat air lal berat
tanah kering . dari perhitungan batas plastis A dan B kemudian di jumlahkan untuk
mendapatakan nilai bats plastis , hasil perhitungan batas susut menggunakan rumus ws=w-( vo –
vf) yw/ws )* 100 kemudian akan di dapatkan hasilnya .
3.2 SARAN
Ada beberapa saran yang saya sarankan berdasarkan proses dan hasil pratikum di
antaranya :
a. Diperlukan konfirmasi dan petunjuk yang lebih jelas berkaitan dengan tata cara
ataupun hal-hal yang berkaitan dengan pratikum mekanika tanah , supaya tidak
terjadi kesalahan pada saat pelaksanaan pratikum dan juga
b. Agar kegiatan pembelajaran pratikum Mekanika Tanah ini berjalan dengan baik
maka kita harus diimbangi dengan kegiatan praktik, agar teori yang telah
dipelajari dapat dipahami seutuhnya ketika kami di lapangan nanti.dan pada saaat
di lapangan untuk melakukan praktek jangan bercanda dan focus dengan apa yang
telah di berikan untuk melakukan praktek di lapangan .
35
DAFTAR PUSTAKA
https://sg.docworkspace.com/d/sIEam-b1lm_flhAY
https://id.scribd.com/doc/270228340/Laporan-Praktikum-Mekanika-Tanah
https://sg.docworkspace.com/d/sINem-b1llvjlhAY
36
37