Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN AKHIR TUGAS BESAR

“ESTIMASI SUMBERDAYA BAUKSIT MENGGUNAKAN METODE


POLIGON DAN METODE PENAMPANG”

Disusun Oleh :
Tunggul Franstomi Hutagalung
NIM. 119370007

Dosen pengampu :
Rudy Fernando Sihite, S.T., M.T.

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


JURUSAN TEKNOLOGI PRODUKSI DAN INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
2021
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Senantiasa saya panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga saya dapat membuat makalah ini
guna memenuhi Tugas kelompok untuk mata kuliah Pengantar Estimasi Sumberdaya
Kampus Institut Teknologi Sumatera dengan judul :
Penulis juga mau menyampaikan terimakasih kepada Bapak Rudy Fernando
Sihite S.T,M.T selaku dosen pembimbing mata kuliah Pengantar Estimasi Sumber daya
ini dan saya ucapkan juga kepada orangtua dan teman-teman yang telah memberikan
motivasi kepada saya sehingga bisa menyelesaikan Makalah ini.
Sebagai penulis, Saya menyadari bahwa makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan. Oleh karena itu dengan penuh rasa kerendahan hati, Saya berharap
makalah ini semoga bisa menjadi bahan informasi yang bermanfaat atau bisa menjadi
salah satu bahan rujukan maupun panduan bagi para pembaca semua. Selain itu, dapat
memberikan wawasan,pengetahuan dan pengalaman yang baik. Adapun kepada para
pembaca bisa memberikan saran dan masukan yang membina demi memperbaiki
makalah ini lebih baik lagi kedepannya. Terima kasih.

Lampung Selatan, 21 Desember 2021

(Tunggul Franstomi Hutagalung)


119370097

2
DAFTAR ISI
Kata pengantar…………………………………………………………………………...i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………….ii
DAFTAR TABEL………………………………………………………………………iii
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………………..iiii
BAB I ........................................................................................................................................... 6
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 6
1.2 Tujuan……………………………………………………………………………...7
1.3 Metodologi .............................................................................................................. 7
1.4 Deskripsi Umum Tentang Endapan Bauksit ........................................................... 7
1.4.1 Genesa Bijih Bauksit ............................................................................................ 8
1.4.2 Sebaran Endapan Bauksit di Indonesia ................................................................ 8
1.4.3 Metode Penambangan Bauksit ............................................................................. 9
BAB II PENGOLAHAN DATA ............................................................................................ 10
2.1 Uraian singkat tentang asumsi dan proses pengerjaan .......................................... 10
2.2 Analisis Statistik.................................................................................................... 10
2.2.1 Analisis Univarian .............................................................................................. 23
2.2.2 Analisis Bivarian ................................................................................................ 24
2.3 Rekapitulasi Data .................................................................................................. 25
BAB III PERHITUNGAN SUMBERDAYA DENGAN METODE POLIGON ........... 26
3.1 Konstruksi Poligon………………………………………………………………27
3.2 Prosedur dan Asumsi Perhitungan ........................................................................ 26
3.3 Hasil dan Perhitungan ........................................................................................... 28
BAB IV PERHITUNGAN SUMBERDAYA DENGAN METODE PENAMPANG .... 29
4.1 Konstruksi Penampang.......................................................................................... 29
4.2 Prosedur dan Asumsi Perhitungan ........................................................................ 29
4.3 Hasil Perhitungan .................................................................................................. 30
BAB V PENUTUP ................................................................................................................... 32
5.1 Analisis Dari kedua Metode .................................................................................. 32
5.2 Kesimpulan ........................................................................................................... 32
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 33
LAMPIRAN……………………………………………………………………………34

3
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Nilai Concression Factor Pada tiap lubang bor……………………………….22


Tabel 2. Rekapitulasi Data………………………………..……………………………26
Tabel 3. Rekapitulasi Data Tonase Topsoil……………………………………………29
Tabel 4. Rekapitulasi Data Tonase Bauksit……………………………………………29
Tabel 5. Rekontruksi Data Penampang………………………………………………...30
Tabel 6. Luas Area Penampang………………………………………………………...30
Tabel 7. Rekapitulasi Data Topsoil…………………………………………………….31
Tabel 8. Rekapitulasi Data Bauksit…………………………………………………….31

4
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Bijih bauksit…………………………………………………………………9


Gambar 2. Horizon Bauksit Laterit Secara Umum…………………………………….10
Gambar 3. Rumus Analisis Bivarian……………………………………………………25
Gambar 4. Konstruksi Metode Poligon…………………………………………………27
Gambar 5.Peta Persebaran Lubang Bor……………………………………………...…28
Gambar 6.Penentuan Garis Pengaruh…………………………………………………..28

5
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Estimasi sumberdaya mineral dan cadangan merupakan suatu tahapan kegiatan untuk
memperkirakan kuantitas dari bahan tambang atau endapan bahan galian yang akan di
eksplorasi. Dalam melakukan estimasi sumberdaya mineral dan cadangan ini dapat
dilakukan dengan beberapa metode yang diantaranya yaitu metode penampang, metode
segitiga, metode isoline, dan metode polygon dan lain sebagainya.Namun dalam makalah
ini metode yang kita analisis ialah metode penampang dan polygon.

Kegiatan ini juga sangat berdampak kepada suatu kegiatan penambangan apakah
suatu pertambangan layak atau tidak. Karena hasil perhitungan ini akan digunakan untuk
mengevaluasi kelayakan kegiatan penambangan yang direncanakan. Perhitungan
cadangan memainkan peran yang sangat penting dalam menentukan cadangan dan
kualitas, dan juga kondusif untuk eksplorasi deposit mineral. Mata kuliah Pengenalan
Estimasi Sumber Daya ini merupakan salah satu mata kuliah yang mengenalkan atau
mendalami sumberdaya sebelumnya sehingga dapat dihasilkan data, yang kemudian
dapat diolah dan proses pengembangan pertambangan dapat dilanjutkan. Mahasiswa
pertambangan hendaknya/wajib memahami dan memahami penerapan metode
penghitungan sumber daya dan cadangan agar nantinya bermanfaat dalam proses kerja
yang akan ditempuh mahasiswa. Mempertimbangkan masalah sumber daya bauksit saat
ini, kita harus dapat menentukan bagaimana sumber daya tersebut pada akhirnya akan
diolah menjadi luas dan volume cadangan yang dapat ditambang yang sebenarnya.

Bauksit merupakan hasil tambang Indonesia. Sumberdaya dan cadangan bauksit


Indonesia terdapat di Provinsi Kepulauan Riau, Provinsi Bangka Belitung dan Provinsi
Kalimantan Barat. Bauksit adalah bahan yang heterogen, yang memiliki beberapa
kandungan mineral seperti Al2O3, SiO2, Fe2O3. Untuk menentukan estimasi
sumberdaya diperlukan metode estimasi yang sesuai dengan kondisi geologi, genesa dan
mineralisasi komoditi bauksit laterit.Maka penulis membandingkan metode estimasi
sumberdaya komoditi bauksit laterit ini dengan metode polygon menggunakan Auto
CAD 2021 software dengan metode penampang menggunakan Arcgis 10.8.

1.2 Tujuan

● Mampu mengklasifikasikan sumber daya.


● Untuk menentukan dan menghitung kadar dari bauksit yang telah diberikan dalam
lembar permasalahan dengan menggunakan metode polygon.
● Untuk menentukan kadar rata-rata dari Al2O3, Fe2O3, dan SiO2 dengan
menggunakan pembobotan tonase.
● Untuk memenuhi nilai Tugas besar mata kuliah Pengantar Estimasi Sumberdaya
● Menentukan penampang endapan bauksit untuk mendapatkan total sumberdaya top
soil, bauksit serta bedrock menggunakan software Arcgis 10.8
6
1.3 Metodologi

Adapun metodologi “Estimasi Sumberdaya Bauksit” ini antara lain:


1. Membuat distribusi letak titik lubang bor endapan bauksit di Sheet Microsoft
Excel 2019 mulai dari nilai Easting, Koordinat Northing, dan elevasinya.
2. Membuat analisis statistic dari ketiga kandungan Al2O3, Fe2O3, dan SiO2 tiap
horizon endapan bauksit dari masing- masing titik lubang bor.
3. Menetukan kadar rata-rata tertinggi bauksit laterit dengan memperhitungan kadar
FeO3 dan SiO2 menggunakan Teknik komposit yaitu top soil (overburden) (kadar
Al2O3 < 32%), bauksit (kadar Al2O3 >32%), bedrock (kadar Al2O3 > 22% dan
<32%) dan bedrock (kadar Al2O3 <22%)

1.4 Deskripsi Umum Tentang Endapan Bauksit

Bauksit adalah endapan batuan yang berkadar aluminium oksida(Al2O3) relatif


tinggi yang ditemukan di Les Baux dekat Avignon, Prancis Selatan (Berthier, 1821).
Bauksit merupakan batuan sedimen yang mengandung relatif tinggi alumina (Al2O3),
yang telah mengalami proses pengayakan akibat pelapukan mineral gibsite di basal
Vogelsberg di Jerman (A. Liebrich, 1892). Besi rendah, dan mengandung sedikit atau
tidak ada kuarsa bebas (SiO2). Oleh karena itu, bauksit merupakan material yang
heterogen dengan komposisi mineral gibbsite (Al(OH)3), boehmite (AlO(OH)) dan
diaspore (AlO(OH)). Sebagian besar bauksit di dunia ada dalam bentuk gibbsite, dan
sebagian kecil ada dalam bentuk boehmite atau diaspore, juga dikenal sebagai
monohidrat. Bauksit adalah tanah liat merah yang terdiri dari aluminium hidroksida
yang hampir murni. Bauksit adalah bijih aluminium, yang merupakan logam yang
banyak digunakan sebagai bahan pembuatan kaleng dan pesawat terbang.. Aluminium
memiliki faktor konsentrasi yang kecil, dengan kata lain sangat umum dijumpai di alam
dan ekonomis. Hasil produksi bauksit kebanyakan diolah menjadi logam aluminium.
Serta dapat juga digunakan untuk keperluan operasi non-metalurgi, seperti pabrik
refractory, ampelas,alumina, dan pabrik semen.Bauksit memiliki sistem oktahedral yang
terdiri dari Al2O3(35-65%),SiO2(2-10%), Fe2O3(2-20%), TiO2(1-3%) dan air(10-
30%).

7
1.4.1 Genesa Bijih Bauksit

Alumina dapat bersumber dari batuan primer (magnetik


dan hidrotermal) maupun dari batuan sekunder
(pelapukan dan metamorfosa).Namun secara luas, bijih
bauksit yang berada di permukaan bumi ini berasal dari
batuan sekunder hasil proses pelapukan dan pelindian
● Magnetik
Alumina yang bersumber dari proses magnetic dijumpai
dalam bentuk batuan yang kaya akan kandungan
alumina yang disebut alumina-richrock.
● HidrothermalAlumina produk alterasi hidrotermal
dari trasit dan riolit pada beberapadaerah vulkanik.
● MetamorfosaAlumina yang bersumber dari proses
metamorfosa. Alumina ini bersifattidak ekonomis, akan
tetapi masih dalam penelitian ekstraksi yanglebih maju. Gambar 1. Bijih Bauksit
● Pelapukan Alumina yang bersumber dari proses pelapukan,
dijumpai sebagai cebakan residual dan disebut sebagai bauksit.

Terbentuk oleh pelapukan feldspatik atau batuan yang mengandung nefelin.Endapan


bauksit laterit dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu :
1. Orthobauksit memiliki profil laterit yang normal yang terbentuk secarakontinyu pada
daerah tropis dengan curah hujan lebih dari 1700mm/tahun, merupakan hasil evolusi dari
protobauksit yang mengandung gibsit, goethit dan hematit. Orthobauksit berkembang
dari batuan asal yang cukup kaya besi yang didominasi oleh mineral gibsit.
2. Metabauksit merupakan bauksit laterit yang terjadi secara in situ pada batuan asal
dengan kadar kuarsa rendah. Kandungan besi pada metabauksit lebih rendah dari
orthobauksit. Terbentuk pada dataran tinggi yang luas dan memungkinkan terjadinya
oksidasi secara kuat. Selain itu,perubahan kondisi dari lembab menuju kering sangat
membantu terjadinya formasi metabauksit. Pada bagian atas profil, goethit dan gibsit
melepaskan air dan berubah menjadi hematit dan boehmit.
3. Kriptobauksit merupakan endapan bauksit laterit yang tertutupi oleh lapisan lempung
tebal. Sangat jarang ditemui di daerah pelapukan tropis, erta jarang juga membentuk
endapan yang ekonomis utuk ditambang.Kriptobauksit dicirikan oleh fase mikro-agregat
yang berkomposisi kaolinit yang mengandung gibsit dan goethit. Kriptobauksit tersebar
sangat banyak di daerah Amazonia.

1.4.2 Sebaran Endapan Bauksit di Indonesia


Indonesia merupakan negara dengan iklim tropis, sehingga bauksit sangat
mungkin terbentuk. Tambang bauksit Indonesia terletak di Pulau Bintan dan sekitarnya,
Pulau Bangka dan Kalimantan Barat. Untuk seluruh operasi penambangan bauksit di
Indonesia, konsesi tersebut dimiliki oleh PT. ANTAM Tbk. Jenis mineralnya adalah

8
gibbsite (Al(OH)3), dan komponen utamanya adalah alumina, kuarsa, silika aktif, TiO2
dan Fe2O3. Ada beberapa perbedaan antara deposit bauksit di pulau Bangka dan Bintan
dengan deposit bauksit di Kalimantan Barat, yaitu deposit bauksit di Pulau Bintan
memiliki kandungan alumina yang lebih tinggi, dan deposit bauksit di Pulau Bintan lebih
tipis. Kalimantan dikelilingi oleh rawa-rawa.

1.4.3 Metode Penambangan Bauksit


Bentuk Tambang Bauksit berupa surface mining. Telah diketahui bahwa endapan
bauksit di setiap tempatnya mempunyai kadar berbeda-beda sehingga penambangan
harus dilakukan secara selektif dan pencampuran merupakan salah satu cara untuk
memenuhi persyaratan ekspor. Untuk menggali bauksit, dilakukan dengan metoda land
clearing (pengupasan tanah penutup). Alat-alat berat macam buldozer, biasa dipakai
untuk melakukan pengupasan tersebut. Sementara lapisan bijih bauksit digali dengan
shovel, diangkut dengan dump truck untuk dimasukan ke dalam instalasi pencucian.
Setelah dicuci (desliming) yang berfungsi memisahkan bijih bauksit dari unsur lain
seperti pasir atau lempung kotor, maka dilakukan proses penyaringan ( screening).

Bersamaan dengan itu dilakukan pemecahan (size reduction) dari butiran butiran
yang berukuran lebih dari 3 inchi dengan jaw cruscher. Setelahnya, barulah memasuki
tahap pengolahan dengan proses bayer (teknik pemurnian bauksit). Hal itu guna
memenuhi pasokan kebutuhan berbagai industri yang menggunakan bauksit Sebelum
bijih bauksit ditambang, terlebih dahulu dilakukan pembersihan lokal ( land clearing) dari
tumbuh - tumbuhan yang terdapat diatas endapan bijih bauksit. Hal ini dimaksudkan
untuk mempermudah operasi selanjutnya yaitu pengupasan lapisan penutup (Stripping of
overburden) yang umumnya memiliki ketebalan 0,5 meter. Untuk pengupasan lapisan
penutup digunakan bulldozer, penggalian endapan bauksit dengan excavator dan
pemuatan bijih dengan dump truck.

Penambangan dilakukan dengan sistem tambang terbuka dengan metoda


berjenjang yang terbagi dalam
beberapa blok, sehingga untuk
kemajuan penambangan setiap
blok disesuaikan dengan blok
rencana penambangan pada peta
tambang. Dalam pembagian blok,
penambangan direncanakan pada
peta eksplorasi dengan skala 1 :
1000. Hal tersebut bertujuan untuk
memperkirakan jumlah tonase
bauksit tercuci yang akan diperoleh
dan bijih bauksit kadar tinggi saja
yang diambil.

Gambar 2. Horizon Bauksit Laterit Secara Umum

9
BAB II
PENGOLAHAN DATA

2.1 Uraian singkat tentang asumsi dan proses pengerjaan

Disini akan diuraikan bagaimana hasil yang didapatkan agar dapat dipahami
dengan mudah supaya pembaca tidak ada kebingungan.
Berikut ini adalah langkah kerja sesuai dengan arahan yang telah diberikan. Berikut
langkah kerjanya:
1.Persiapan Basis Data
Persiapan dimulai dengan mengolah data assay, yaitu membagi profil- profil laterit dari
setiap lubang bor yang ada. Horizon pada setiap lubang bor yaitu data COG dan juga
untuk data Geologi. Kita menyesuaikan horizon bauksit ini yang dibagi atas top soil,
bauksit dan bedrock. Pada top soil Horizon ini Kandungan AL2O3 pada Topsoil <32%,
pada bauksit > 32% dan bedrock <22%.
2. Setelah data kita siapkan selanjutnya kita melakukan plotting lubang bor berdasarkan
kordinat dari setiap titiknya.
Data yang diperlukan dalam proses pengerjaan ini adalah sebagai berikut;
a. Data borehole
b. Data kordinat titik-titik lubang bor
c. Data elevasi titik-titik lubang bor

2.2 Analisis Statistik

10
11
12
13
Thrj

14
15
16
17
18
19
20
21
Sebelum masuk ke pengolahan logam, bijih bauxite biasanya dicuci terlebih
dahulu untuk menghilangkan mineral lempung, pasir dll. Concression Factor (CF)
merupakan faktor perolehan (% berat) bijih bauxite bersih setelah pencucian.

Tabel 1. Nilai Concression Factor


Pada tiap lubang bor
22
Statistika adalah suatu displin ilmu matematika yang digunakan
untuk merancang proses pengumpulan data, meringkas, menginterpretasikan,
dan menggambarkan data, serta menarik kesimpulan. Dalam statistika terdapat beberapa
metode yang dapat digunakan, antara lain:
1. Deskripsi univarian adalah deskripsi yang dapat digunakan untuk melihat hubungan
antar data dalam satu populasi, tanpa mempertimbangkan faktor posisi dari data-data
tersebut.
2. Deskripsi bivarian adalah deskripsi yang dapat digunakan untuk melihat bubungan
antara dua populasi data yang berbeda, pada posisi yang sarna. 3. Deskripsi ruang
adalah deskripsi yang dapat digunkan untuk melihat kumpulan data dengan
mempertimbangkan faktor ruang (posisi) dari data tersebut (geostatistik).
Tujuan dari analisis statistik adalah untuk melihat hubungan antara data dalam
populasi yang sama atau bubungan antara data-daya dalam satu populasi dengan data
dalam populasi Jainnya. Dalam analisis statistik satu populasi data dapat disajikan dalam
bentuk histogram maupun deskripsi univarian.

2.2.1 Analisis Univarian


Ada tiga cara umum untuk melakukan analisis univarian:
1. Ringkasan Statistik
Cara paling umum untuk melakukan analisis univariat adalah dengan menggambarkan
variabel menggunakan statistik ringkasan.Ada dua jenis statistik ringkasan yang umum :
Ukuran tendensi sentral: angka-angka ini menggambarkan di mana pusat dataset berada.
Contohnya termasuk mean dan median.
Ukuran dispersi: angka-angka ini menggambarkan seberapa tersebar nilai-nilai dalam
kumpulan data. Contohnya termasuk jangkauan, jangkauan interkuartil, standar deviasi,
dan varians.
2. Distribusi Frekuensi
Cara lain untuk melakukan analisis univariat adalah dengan membuat distribusi
frekuensi, yang menjelaskan seberapa sering nilai yang berbeda terjadi dalam kumpulan
data.
3. Bagan
Cara lain untuk melakukan analisis univariat adalah dengan membuat bagan untuk
memvisualisasikan distribusi nilai untuk variabel tertentu.
Contoh umum meliputi:
● plot kotak : plot kotak adalah plot yang menunjukkan ringkasan lima angka dari
kumpulan data.
Ringkasan lima angka meliputi:
nilai minimal
Kuartil pertama
Nilai tengahnya
Kuartil ketiga
nilai maksimum

23
● Histogram : Histogram adalah jenis bagan yang menggunakan batang vertikal untuk
menampilkan frekuensi. Jenis bagan ini adalah cara yang berguna untuk
memvisualisasikan distribusi nilai dalam kumpulan data.
● Kurva kepadatan : Kurva kepadatan adalah kurva pada grafik yang mewakili distribusi
nilai dalam kumpulan data. Ini sangat berguna untuk memvisualisasikan "bentuk"
distribusi, termasuk apakah distribusi memiliki satu atau lebih "puncak" dari nilai yang
sering muncul dan apakah distribusi miring ke kiri atau ke kanan atau tidak.
● Diagram Lingkaran : Diagram lingkaran adalah jenis diagram yang berbentuk seperti
lingkaran dan menggunakan irisan untuk mewakili proporsi keseluruhan.

2.2.2 Analisis Bivarian


Sejatinya, dalam melakukan analisis bivarian, jika data telah terdistribusi normal,
maka perhitungannya menggunakan uji korelasi product moment sebab data berbentuk
interval, tapi jika data tidak terditribusi normal, maka skala data diturunkan menjadi data
ordinal atau data nominal dan perhitungannya menggunakan uji korelasi product
moment dengan rumus sebagai berikut;

Gambar 3. Rumus Analisis Bivarian

Analisis bivarian dilakukan melalui beberapa cara, yang meliputi:


1. Koefisien korelasi
Korelasi adalah teknik asosiasi statistik di mana kekuatan hubungan antara dua variabel
diamati. Ini menunjukkan kekuatan sebagai korelasi yang kuat atau lemah dan diberi
peringkat pada skala -1 hingga 1, di mana 1 adalah korelasi langsung yang sempurna, -1
adalah korelasi terbalik yang sempurna, dan 0 adalah tidak ada korelasi.
2. Analisis regresi
Analisis regresi digunakan untuk memperkirakan hubungan antara dua variabel yang
berbeda. Ini mencakup teknik untuk memodelkan dan menganalisis beberapa variabel,
ketika fokusnya adalah pada hubungan antara variabel dependen dan satu atau lebih
variabel independen. Hal ini membantu untuk memahami bagaimana nilai variabel
dependen berubah ketika salah satu variabel independen berubah.
Analisis regresi linier sederhana digunakan untuk tujuan pemodelan data lanjutan
seperti prediksi dan perkiraan. Ada berbagai teknik regresi berbeda yang digunakan
tergantung pada sifat variabel dan jenis analisis yang dicari oleh penelitian. Sebagai
contoh Regresi linier, Regresi sederhana, Regresi polynomial, Model linier umum,
Pilihan diskrit, Regresi binomial, Regresi biner, Regresi logistik.

24
2.3 Rekapitulasi Data

Table 2. Rekapitulasi Data

25
BAB III
PERHITUNGAN SUMBERDAYA DENGAN METODE POLIGON

3.1 Konstruksi Poligon


Metode poligon ini merupakan metode sederhana dibandingkan dengan metode
lainnya, karena pada perhitungan sumberdaya endapannya tidak memperhatikan
struktur parsial daerah yang akan diobservasi dan tidak memperhatikan data – data
dari titik – titik bor disekitarnya. Kadar pada suatu luasan tertentu ditaksir dengan nilai
data yang berada di tengah-tengah poligon.

Gambar
Gambar 4. konstruksi
4. Konstruksi Metodemetode poligon
Poligon

3.2 Prosedur dan Asumsi Perhitungan


Prosedur pengerjaan untuk mendapatkan luas hingga mendapatkan tonnage(ton) dalam
sumberdaya bauksit dan top soil dalam metode poligon ini , sebagai berikut;
1. Kita memastikan data yang akan kita gunakan berupa data easting, koordinat northing
dan elevasi titik persebaran lubang bor dapat digunakan pada Microsoft Excel 2019.
2. Kemudian kita melakukan proses grid data dari Microsoft Excel 2019 dengan
mengcopy data dan di paste pada command AutoCAD 2021 software

26
PETA PERSEBARAN TITIK BOR

Gambar 5. Peta Persebaran Lubang Bor

3. Buat lingkaran terhadap tiap – tiap lubang bor

Gambar 6. Penentuan Garis Pengaruh

27
4. Untuk setiap lubang bor ditentukan suatu daerah pengaruh yang dibentuk oleh garis-
garis berat antara titik terdekat keduanya.

5. Melakukan Taksir luasan yang berada di dalam tengah – tengah lingkaran.

6. Melakukan perintah trim pada AutoCAD 2021 software untuk menaksir luasan
lubang bor sehingga membentuk poligon.

Gambar 7. Gambar Hasil proses trim pada AutoCAD 2021 software

7. Kemudian kita meng- klik fitur properties di AutoCAD 2021 software sehingga
luas/area akan kita dapatkan.
8. Tonase untuk horizon top soil dan horizon bauksit masing – masing lubang bor
dihitung dengan mengalikan luas poligon dengan tebal horizon dan SG (specific
gravity) nya
9. Tonase sumberdaya top soil adalah total tonase horizon tersebut dari semua lubang
bor. Begitu juga untuk tonase sumberdaya horizon bauksit

3.3 Hasil dan Perhitungan


Berikut adalah hasil perhitungan dalam menentukan sumberdaya topsoil dan bauksit
laterit dengan radius 35 m terakumulasi sebagai berikut :
3.3.1. Jumlah Sumberdaya Topsoil
Dari perhitungan estimasi sumberdaya diperoleh tonase sumberdaya topsoil
sebesar 273444.9127 ton (terlampir pada tabel perhitungan).

Tabel 3. Rekapitulasi Data Tonase Topsoil

3.3.2. Jumlah Sumberdaya Bauksit Dari perhitungan estimasi sumberdaya diperoleh


tonase sumberdaya bauksit sebesar 641736.164 ton (terlampir pada tabel perhitngan).

28
Tabel 4. Rekapitulasi Data Tonase Bauksit

BAB IV
PERHITUNGAN SUMBERDAYA DENGAN METODE PENAMPANG

4.1 Konstruksi Penampang


Perhitungan sumberdaya dengan menggunakan metode penampang merupakan
mengkuantifikasikan sumberdaya dan cadangan pada suatu area dengan membuat
penampang-penampang yang representatif dan dapat mewakili model endapan pada
daerab tersebut.
Dalam mengkonstruksi penampang ini dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak
Arcgis 10.8.

4.2 Prosedur dan Asumsi Perhitungan


Prosedur pengerjaan menentukan luas hingga mendapatkan tonnage (ton) sumberdaya
bauksit dan topsoil dengan metode penampang, yaitu :
1. Data yang digunakan adalah data pada table 5.Pembuatan data pada tabel
ini berasal dari data XYZ yang sudah diketahui sebelumnya.
2. Kemudian Kita memasukkan data ke Arcgis Software
3. Setelah muncul lubang bor maka diberi nama disetiap lubang bor
4. DEM dibuat dari data lubang bor, dan estimasi menggunakan kriging.
5. Kemudian membaut kontur di Arcgis software
6. Melakukan proses grid pada cross sectionnya
7. Membuat 10 penampang pada DEM nya masing – masing penampang terdiri
dari top soil, bauksit, dan bedrock.
8. Saat melakukan export dalam bentuk dwg 2018, data bauksit dimasukkan
sebanyak 2 kali
9. Pada AutoCAD 2021 hasil yang sudah di eksport kemudian di “join” kan
10. Luas masing-masing bidang horizon.di setiap penampang dihitung 4.
11. Volume masing-masing bidang horizon dihitung dengan menggunakan rumus
mean area

29
Tabel 5. Konstruksi Data Penampang

4.3 Hasil Perhitungan

Tabel 6. Luas Area Penampang


30
hasil perhitungan dalam menentukan sumberdaya topsoil dan bauksit menggunakan
metode penampang terakumulasi sebagai berikut :
4.3.1. Jumlah Sumberdaya Topsoil
Dari perhitungan estimasi sumberdaya diperoleh tonase sumberdaya topsoil sebesar
814516.044 ton (terlampir pada tabel perhitungan).

Tabel 7. Rekapitulasi Data Topsoil

4.3.2. Jumlah Sumberdaya Bauksit


Dari perhitungan estimasi sumberdaya diperoleh tonase sumberdaya bauksit sebesar
2498981.118 ton (terlampir pada tabel perhitungan).

Tabel 8. Rekapitulasi Data Bauksit

31
BAB V
PENUTUP

5.1 Analisis Dari kedua Metode


Berdasarkan hasil yang didapatkan dari estimasi sumberdaya bauksit
menggunakan metode poligon dan metode penampang, diperoleh hasil yang sangat
berbeda. Pada metode poligon hasil total sumberdaya topsoil sebesar 273444.9127 ton,
sedangkan hasil total sumberdaya topsoil di metode penampang yaitu sebesar 814516.044
ton. Untuk bauksit sendiri hasil total sumberdaya pada metode poligon yaitu 641736.164
ton demikian juga hasil total sumberdaya bauksit di metode penampang yaitu
2498981.118 ton. Dari total hasil diatas menunjukkan bahwa tingkat perbedaan yang
sangat jauh.
Kedua metode ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Kekurangan perhitungan sumberdaya dengan metoda poligon adalah nilai kadar yang
berada di pengaruh belum cukup akurat/pasti untuk diasumsikan mewakili keseluruhan
daerah pengaruh dan bisa terjadi kemungkinan bahwa bentuk endapan tidak sesuai daerah
pengaruh karena pada metoda poligon posisi titik data dan bentuk endapan belum
diperhitungkan hanya berdasarkan luas daerah pengaruh.

Pada metoda penampang, lintasan penampang ditentukan berdasarkan peta


distribusi lubang bor dan penampang dikontruksikan sesuai lintasan penampangnya yaitu
lintasan North-South. Dalam mengkonstruksi penampang, hal yang menjadi perhatian
kita adalah ketebalan tiap horizonnya . Dimana ketebalan tiap horizon dianggap kontinu
sehingga faktor ini yang sangat memengaruhi dalam estimasi sumberdaya ini
Kemudian yang menjadi pembeda dari kedua metode ini adalah Pemilihan rumus
perhitungan berdasarkan variasi dimensi antar penampang. Dalam metoda poligon,
volume didapatkan dengan mengalikan luas poligon dengan tebal horizon. Sedangkan
dalam metoda penampang volume didapatkan dengan mengalikan rata-rata luas dua
penampang dengan jarak antar penampang.Itulah yang membuat hasil dari kedua metode
ini berbeda .
Terakhir, Faktor utama perbedaan ini adalah hal interpretasi data. Interpretasi data
yang digunakan dalam kedua metoda ini berbeda. Untuk metode poligon kita dapat
menginterpretasikan bahwa daerah pengaruh tersebut ke segala arah, namun pada metode
penampang kita hanya dapat menginterpretasikan perhitungan searah dengan lintasan
pada metode yang kita buat di Arcgis 10.8.

5.2 Kesimpulan
1.Metoda Poligon dan Penampang dapat digunakan dalam perhitungan sumberdaya
bauksit. Hasil perhitungan yang didapatkan dengan menggunakan metoda poligon dan
penampang yaitu berbeda. Faktor utamanya adalah Interpretasi data yang digunakan
dalam kedua metoda ini berbeda
2. Pada metode poligon kita dapat menginterpretasikan bahwa daerah pengaruh tersebut
ke segala arah, namun pada metode penampang kita hanya dapat menginterpretasikan
perhitungan searah dengan lintasan pada metode yang kita buat yaitu north-south.
3. Hasil analisis kadar Al2O3,Fe2O3 dan SiO2 pada endapan bauksit, kadar Al2O3
memiliki pengaruh paling besar dalam penentuan horizon bauksit.

32
DAFTAR PUSTAKA

Notosiswoyo, Sudarto, dkk. 2005. Metode Perhitungan Cadangan TE-3231. Bandung: Penerbit
ITB
Syafrizal, 2014. Slide Kuliah Metoda Perhitungan Cadangan Teknik Pertambangan ITB .Bandung
Notosiswoyo, Sudarto, dkk. 2005. Metode Perhitungan Cadangan TE-3231. Bandung: Penerbit
ITB
http://www.scribd.com/doc/161505390/Proses-Pembentukan-Dan-GenesaBauksit#scribd

https://penelitianilmiah.com/analisis-bivariat/
https://www.statology.org/univariate-analysis/

33
LAMPIRAN

PETA TOPOGRAFI DAN SEBARAN LUBANG BOR

34
HASIL EXPORT DWG 2018
PENAMPANG 1

PENAMPANG 2

PENAMPANG 3

PENAMPANG 4

PENAMPANG 5

35
PENAMPANG 6

PENAMPANG 7

PENAMPANG 8

PENAMPANG 9

PENAMPANG 10

36
TABEL REKAP LUAS POLIGON

37
38

Anda mungkin juga menyukai