Disusun Oleh :
DISUSUN OLEH :
1. RETNO INDAHSARI (08.2018.1.01822)
2. NAJA NIKMAH SYAFITRI (08.2018.1.01832)
Disahkan Oleh :
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur atas karunia Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan kasih sayang-Nya sehingga kami diberikan kelancaran
dalam menyelesaikan seluruh rangkaian Praktek Kerja Lapangan serta
penyusunan Laporan Praktek Kerja di Pusat Pengembangan Sumber Daya
Manusia Minyak dan Gas (PPSDM MIGAS). Tugas ini disusun dan diajukan
untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan program studi S-1 Teknik Kimia,
Fakultas Teknik, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Tujuan pelaksanaan praktek kerja lapang ini adalah agar mahasiswa dapat
mengetahui permasalahan dalam pabrik serta memberikan solusi yang dibutuhkan.
Dengan selesainya praktek kerja beserta laporan praktek kerja ini,
penyusun mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Ir. Wakhid Hasyim, M.T., selaku Kepala Pusat Pengembangan Sumber
Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi.
2. Bapak Waskito Tunggul Nusanto, S.Kom., M.T., selaku Kepala Bidang
Program dan Evaluasi Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak
dan Gas Bumi.
3. Bapak Dr. Yoeswono, S.Si., M.T., selaku Kepala Sub Bidang Sarana
Prasarana Pengembangan SDM dan Informasi Pusat Pengembangan Sumber
Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi.
4. Bapak Mohammad Rochim, S.T., selaku Pembimbing Lapangan yang telah
membimbing selama praktek kerja dan penyusunan laporan ini berlangsung.
5. Ibu Dr. Ir. Sintha Soraya Santi, M.T., selaku Koordinator Program Studi
Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur.
6. Ibu Ir. Ely Kurniati, M.T. dan Bapak Dr. Ir. Edi Mulyadi, S.U., selaku Dosen
Pembimbing praktek kerja lapang UPN “Veteran” Jawa Timur.
7. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan, yang tidak dapat
penyusun sebutkan satu persatu.
Penyusun menyadari bahwa dalam pembuatan laporan ini masih terdapat
kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
Penyusun
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
COVER
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................ii
KATA PENGANTAR..........................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR............................................................................................ix
DAFTAR TABEL..............................................................................................xiii
DAFTAR GRAFIK............................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................1
1.2 Ruang Lingkup Masalah..................................................................................2
1.3 Batasan Masalah..............................................................................................2
1.4 Rumusan Masalah............................................................................................2
1.5 Tujuan Penelitian.............................................................................................2
BAB II GAMBARAN UMUM PPSDM MIGAS..............................................3
II.1 Penjelasan Umum............................................................................................3
II.1.1. Tugas Pokok dan Fungsi PPSDM MIGAS................................................3
II.1.2. Sejarah Singkat PPSDM MIGAS..............................................................3
II.1.3. Stuktur Organisasi dan Kepegawaian........................................................8
II.1.4. Lokasi PPSDM MIGAS...........................................................................11
II.2 Orientasi Perusahaan.....................................................................................12
II.2.1. Unit Pengolahan.......................................................................................12
II.2.2. Unit Laboratorium Dasar.........................................................................18
II.2.3. Unit Keselamatan Kerja dan Pemadam Kebakaran.................................18
II.2.4. Unit Perpustakaan....................................................................................20
II.2.5. Unit Keamanaan......................................................................................20
II.3. Tugas Khusus...............................................................................................23
II.3.1. Uraian Tugas Khusus...............................................................................23
II.3.2. Prinsip Kerja Heat Exchanger..................................................................24
II.3.3. Tipe Aliran dalam Heat Exchanger.........................................................24
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
sebagai berikut:
1. Sebagai salah satu syarat untuk memenuhi kurikulum yang telah
ditetapkan pada Program Studi Teknik Kimia Institut Teknologi Adhi
Tama Surabaya.
2. Mempelajari lebih luas mengenai proses produksi dalam suatu industri
atau perusahaan.
3. Menganalisis nilai efisiensi dan jenis dari furnace-xx di Unit Kilang
PPSDM Migas Cepu.
BAB II
GAMBARAN UMUM PPSDM MIGAS
10. Separator
Berfungsi untuk memisahkan air, minyak dan gas dalam produk.
Ada 9 separator yang dioperasikan.
11. Tangki
Berfungsi untuk menampung atau menyimpan crude oil dan
produk-produknya. Ada beberapa tangki yang dioperasikan dan tiap-
tiap dari tangki tersebut memiliki warna yang berbeda-beda
tergantung dari jenis zat di dalam tangki tersebut.
C. Unit Boiler
Perangkat boiler hampir ditemui di seluruh industri, termasuk industri
perkilangan. Boiler adalah alat yang digunakan untuk menggenerasi atau
menghasilkan uap air dengan jalan pemanasan air hingga mencapai titik
didihnya. PPSDM MIGAS memiliki 3 buah boiler, dimana 1 buah boiler
beroperasi aktif dan 2 buah boiler digunakan sebagai cadangan. Unit boiler
yang dimiliki PPSDM MIGAS berkapasitas sebesar 6600 kg/cm 2. Boiler
plant disini meliputi:
1. Penyediaan steam
Proses penyediaan steam yaitu air yang masuk ke boiler
melalui drunk diameter fire tube dan keluar dari boiler berubah
menjadi steam atau uap bertekanan yang berada pada keadaan
saturated steam. Kegunaan steam dari boiler antara lain, pemanas
untuk fluida (air dan minyak-minyak berat), sebagai penggerak
mesin (uap torak, uap turbin) dan proses pengolahan (minyak unit
kilang).
FLARE
CL 15.16
CN 1 s.d 4
B.C 3 s.d 6
T. 114.115.116.117
S.1 PERTASOL CA
B.C 1
T. 104.122.123
RESIDU
2. Proses Treating
dan dipasang di dinding dengan arah pancaran api mendatar. Dengan cara
pemasangan burner tersebut maka tube akan memperoleh panas radiasi
yang sama dari kedua sisinya sehingga mengurangi kemungkinan
terbentuknya coke serta penurunan suhu metal di tube.
1. Bahan bakar
Pembakaran bahan bakar merupakan suatu reaksi oksidasi berantai
dari senyawa hidrokarbon dengan oksigen yang berasal dari atmosfer.
Supaya terbentuk api yang dapat menghasilkan panas dan flue gas hasil
pembakaran maka dibutuhkan bahan bakar dan juga udara yang cukup.
Pada umumnya komposisi kimia dari bahan bakar merupakan ikatan
hidrokarbon yang terdiri dari karbon (C) dan hidrogen (H).
Reaksi pembakaran dapat digolongkan sebagai berikut :
a. Pembakaran lengkap tadi tidak sempurna (dengan udara
berlebih)
CH4 + 3O2 CO2 + 2H2O + O2
b. Pembakaran lengkap dan sempurna
2.3.7 oAPI
o
API meruapakan satuan yang dipakai untuk menyatakan berat
jenis minyak dan digunakan sebagai dasar klasifikasi minyak bumi yang
paling sederhana. Berikut merupakan persamaan dari oAPI (A. Hardjono,
2006) :
141,5
° API = −131,5
SG Cairan
Q=m x Cp x ∆T
Dimana :
Prinsip kerja dari alat penukar kalor yaitu memindahkan panas dari
dua fluida pada temperatur berbeda di mana transfer panas dapat dilakukan
secara langsung ataupun tidak langsung :
a. Secara kontak langsung
Panas yang dipindahkan antara fluida panas dan dingin melalui
permukaan kontak langsung berarti tidak ada dinding antara kedua
fluida. Transfer panas yang terjadi yaitu melalui interfase / penghubung
antara kedua fluida.Contoh: aliran steam pada kontak langsung yaitu 2
zat cair yang immiscible (tidak dapat bercampur), gas-liquid, dan
partikel padat-kombinasi fluida.
b. Secara kontak tak langsung
Perpindahan panas terjadi antara fluida panas dan dingin melalui
dinding pemisah. Dalam sistem ini, kedua fluida akan mengalir.
(Kern, 1965)
Pada alat heat exchanger terdapat empat tipe aliran dalam alat
penukar panas, yaitu :
a. Counter current flow (berlawanan arah)
Counter current flow adalah aliran berlawanan arah, dimana fluida
yang satu masuk pada satu ujung penukar kalor, sedangkan fluida
yang satu lagi masuk pada ujung penukar kalor yang lain, masing-
masing fluida mengalir menuju arah yang berlawanan. Untuk tipe
Counter current flow ini memberikan panas yang lebih baik bila
dibandingkan dengan aliran searah atau paralel. Sedangkan banyaknya
Gambar II.8 Skema Sederhana Shell and Tube Heat Exchanger dan
Alirannya
Tabel II.1. Perbandingan pola segitiga, persegi dan diamond pada susunan tube
(Sumber :Diolah dari Berbagai Sumber)
2) Tube Pitch
Lubang-lubang pipa pada penampang shell dan tube tidak disusun secara
begitu saja namun mengikuti aturan tertentu. Lubang tube (tube hole) tidak
boleh saling berdekatan. Jarak antar dua buah tube yang saling berdekatan
disebut dengan clearance. Jumlah pipa dan ukuran tube pun harus
disesuaikan dengan ukuran shell-nya, ketentuan ini mengikuti aturan baku
yang ada. Untuk lubang- lubang pipa dapat berbentuk persegi atau segitiga.
Bentuk susunan lubang-lubang pipa secara persegi dan segitiga ini disebut
sebagai tube pitch. Jenis-jenis tube pitch yang utama adalah :
a. Square pitch
Digunakan untuk heat exchanger dengan pressure drop yang rendah
dan pembersihan secara mekanik dilakukan pada bagian luar tube. Pusat-
8) Nozzle
Nozzle merupakan saluran masuk dan keluar fluida dalam shell ke dalam
tube.
9) Channel
Channel berfungsi untuk membalikkan arah aliran fluida dalam tube pada
fixed tube exchanger.
(Kern, 1965)
Dalam penggunaan alat-alat perpindahan panas tersebut, ada dua hal yang
perlu diperhatikan dan ditetapkan batasnya yaitu :
1) Hal yang berkaitan dengan kemampuan alat untuk mengalihkan panas dari
fluida dingin lewat dinding tube.
2) Hal yang berkaitan dengan penurunan tekanan yang terjadi pada masing-
masing fluida ketika mengalir melalui alat tersebut.
Suatu alat perpindahan panas dinilai mampu berfungsi dengan baik dalam
penggunaannya apabila memenuhi ketentuan yaitu mampu memindahkan
panas sesuai dengan kebutuhan proses operasi dalam keadaan kotor (fouling
factor atau Rd). Rd adalah gabungan maksimum terhadap perpindahan panas
yang diperlukan oleh kotoran yang menempel pada bagian permukaan
dinding shell dan tube apabila tidak dibersihkan akan mengurangi
perpindahan panas yang terjadi. Penurunan tekanan yang terjadi pada masing-
masing aliran berbeda dalam batasbatas yang diijinkan, yaitu :
a) Untuk aliran uap dan gas : ΔP tidak melebihi 0,5-2,0 psi
b) Untuk aliran cairan : ΔP tidak melebihi 5-10 psi
Kedua ketentuan tersebut harus diperhatikan baik dalam melaksanakan
evaluasi maupun analisis performance suatu alat perpindahan panas.
(Kern, 1965)
Duty merupakan besarnya energi atau panas yang ditransfer per waktu.
Duty dapat dihitung baik pada fluida dingin atau fluida panas. Apabila duty
pada saat operasional lebih kecil dibandingkan dengan duty pada kondisi
desain, kemungkinan terjadi heat losses, fouling dalam tube, penurunan laju
alir (fluida panas atau dingin), dan lain-lain. Duty dapat meningkat seiring
bertambahnya kapasitas. Untuk menghitung unjuk kerja alat penukar panas,
pada dasarnya menggunakan persamaan berikut :
Q=W x Cp x ∆ T
Keterangan :
Q = Jumlah panas yang dipindahkan (Btu/hr)
W = Laju alir (lb/hr)
pressure drop lebih besar dari yang diizinkan maka akan menyebabkan laju
alir massa (lb/hr) inlet fluida di shell dan di tube jauh berbeda dengan laju
alir massa outlet masing-masing fluida. Hal ini akan menurunkan
performance dari Heat Exchanger tersebut. Pressure drop pada shell dapat
dirumuskan sebagai berikut :
f . ( Gs s )2 . Ds s .(N +1)
∆ Ps=
5,22.10 10 . De. Sg . ∅ s
Pressure drop pada tube dapat dirumuskan sebagai berikut :
2
f . ( Gt ) . L. N
∆ Pt = 10
5,22. 10 . D . Sg . ∅ t
Keterangan:
f = fanning friction factor
Gs = laju aliran massa per satuan luas dalam shell
N = jumlah pass/ laluan tube
D = diameter dalam tube
Sg = specific gravity
Penurunan tekanan baik di shell maupun di tube tidak boleh melebihi
batas pressure drop yang diizinkan. Tekanan dalam heat exchanger,
merupakan driving force bagi aliran fluida di shell maupun di tube, jika
pressure drop lebih besar dari yang diizinkan maka akan menyebabkan laju
alir massa inlet fluida di tube jauh berbeda dengan laju alir massa outlet
masing-masing fluida. Hal ini akan menurunkan performa dari heat
exchanger tersebut.
Dalam menganalisa performa shell dan tube heat exchanger diasumsikan:
1) Terdapat heating surface yang sama pada setiap pass.
2) Overall Coefficient Heat Transfer (Uc) adalah konstan.
3) Laju alir massa fluida di shell dan di tube adalah konstan.
4) Specific Heat dari masing-masing fluida adalah konstan.
5) Tidak ada perubahan fasa penguapan pada setiap bagian dari heat
exchanger.
BAB III
METODOLOGI
naften, olefin, dan aromat. Dari keempat jenis hidrokarbon tersebut, hanya
parafin, naften, dan aromat yang terdapat pada crude oil. Senyawa hidrokarbon
olefin (CnH2n) merupakan senyawa yang terbentuk pada saat pemrosesan minyak
bumi (refining). Karena sifatnya yang tidak stabil, senyawa ini cenderung reaktif
dan mudah berpolimerisasi dan membentuk gum. Oleh karenanya, senyawa olefin
tidak terdapat pada crude oil karena pada dasarnya, apa yang terbentuk di alam
(secara alamiah) dalam keadaan stabil (Fromesa, 2012).
Bahan baku berupa crude oil yang digunakan dalam proses penyulingan
dapat diperoleh dari :
a. Crude Oil Kawengan
Crude oil yang mengandung hidrokarbon jenis parafin dan mengandung
sedikit hidrokarbon nafta. Dimana juga dapat disebut dengan jenis parafin yang
mempunyai sifat :
1) Sangat stabil pada suhu biasa
2) Rantai pendek dari parafin biasa dipakai untuk mengidentifikasikan crude
petroleum
3) Rantai panjang parafin selalu berada dalam minyak bumi
Karakteristik Crude Oil Kawengan
Spesifik Gravity 60/600F : 0,853
API Gravity 600F : 33,2
Pour Point (oF) : 80
Sulfur Content (%wt) : 0,231
Water Content (%vol) : 0,18
Wax content (%vol) : 14,4
Flash Point (oF) : 35
Kinematic Viscosity (100 oF) : 5,64 (5,17) Karakteristik Faktor
Kuop : 11,8
Salt Content (7PTB, max) : 10
PTB Ashpal Content (%wt) : 0,18
b. Crude Oil Ledok
Crude oil yang mengandung hidrokarbon jenis naftane dan sedikit yang
mengandung hidrokarbon parafin. Dimana dapat disebut juga jenis naftane yang
mempunyai sifat-sifat identik dengan senyawa parafin, yang mempunyai struktur
siklus, maka disebut sikloparafin
Karakteristik Crude Oil Ledok
1) Spesifik Gravity 60/60oF : 0,8305
2) API Gravity 60oF : 38,9
3) Pour Point (oF) :2
4) Sulfur Content (%wt) : 0,99
5) Water Content (%vol) : 0,18
6) Wax content (%vol) : 3,66
7) Salt Content (7PTB, max) : 10
8) PTB Ashpal Content (%wt) : 3,66
2. Solar atau Gas Oil
Solar atau gas oil mempunyai titik didih 250 – 350 oC. BBM jenis solar 48
memiliki spesifikasi berdasarkan ketentuan Dirjen Migas yang dapat dilihat pada
table 3.1.
Tabel III.1. Spesifikasi Bahan Bakar Minyak Jenis Solar
Batasan SNI
Metode Uji
No. Karakteristik Satuan Minyak Solar 48
Min. Maks ASTM Lain-lain
0,35
0,30 D-4294/ D-
4 Kandungan sulfur % m/m -
0,25 5453
0,05
0,005
Distilasi: 90% vol.
5 oC - 370 D-86
Penguapan
6 Titik nyala oC 52 - D-93
III.3 Prosedur
1. Memakai APD Lengkap dengan Helm Proyek dan Sepatu Safety sebelum
memasuki kawasan kilang.
2. Mengambil data kapasitas produksi solar dan crude oil, spesifikasi alat HE-
002, dan Specific Grafity yang berada di kontrol room.
3. Mengambil data suhu shell (solar) masuk dan keluar yang berada pada alat
HE-002.
4. Mengambil data suhu tube (crude oil) masuk dan keluar yang berada pada
alat HE-002.
5. Mengambil data densitas (solar dan crude oil).
6. Mengolah data yang telah didapatkan.
7. Mengevaluasi kinerja HE-002 berdasarkan data yang telah diambil dari
kilang.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Shell
Uraian Notasi Satuan
a) Diameter luar ODs inchi 31,614
b) Diameter dalam ID inchi 30,748
c) Jumlah buffle N buah 4
d) Jarak antar buffle B inchi 23,623
e) Jumlah passes N 1
f) Jenis fluida Solar
Tube
Uraian Notasi Satuan
a) Diameter luar ODs inchi 1
b) Panjang tube L Ft 10
c) Jumlah tube Nt Buah 400
d) BWG 14
e) Pitch Pt inchi 1,25
f) Jarak antar tube C' inchi 0,25
g) Jumlah passes N 1
h) Jenis Pitch Triangular
i) Jenis fluida Crude oil
IV.1.3. Perhitungan
Tabel IV.3 Perhitungan Heat Exchanger-002 (HE-002)
Solar – Hot Fluid – Shell Crude Oil – Cold Fluid – Tube
Suhu masuk T1 = 293,45 °F Suhu masuk t1 = 95,9 °F
Suhu keluar T2 = 233,6 °F Suhu keluar t2 = 159,8 °F
Menentukan Mass Flow (W)
Flow rate = 150233,5 L/hari Flow rate = 282586,25 L/hari
Mass Flow Mass Flow
L kg L kg
= 150.233,5 × 0,8348 × = 282.586,25 × 0,8288 ×
hari L hari L
lb 1hari lb 1hari
2,205 × 2,205 ×
kg 24 jam kg 24 jam
lb lb
= 11.521,8062 = 21.516,2145
jam jam
Menentukan Densitas (ρ)
ρ solar ρ crude Oil
= Specific Gravity Solar x ρ air = Specific Crude Oil x ρ air
= 834,8 x 62,37 lb/ft3 = 828,8 x 62,37 lb/ft3
= 52,0665 lb/ft3 = 51,714 lb/ft3
Menentukan °API
°API solar °API crude oil
141,5 141,5
= −131,5 = −131,5
SG 60/60 ° F SG 60/60 ° F
141,5 141,5
= −131,5 = −131,5
0,8348 0,8288
= 38,2835 = 39,5127
Menentukan Heat Balance
T 1+ ¿T 293,45+233,6 t 1 +¿t 95,9+159,8
Tavg = 2
¿ = = tavg = 2
¿= = 127,85◦F
2 2 2 2
263,25 ° F Cp = 0,49 (Kern, Fig.4)
Cp = 0,57 (Kern, Fig.4) ∆ T = T2 – T1 = 159,8 – 95,9 = 63,9° F
∆ T = T1 – T2 = 293,45 – 233,6 = Qt = W × Cp × ∆ T
59,85 ° F lb
= 21.516,5145 × 0,49 × 63,9° F
jam
Qs = W × Cp × ∆ T
Btu
lb = 673.703,5843
= 11.521,8062 × 0,57 × jam
jam
59,85 ° F
Btu
= 393.060,6567
jam
Menghitung Neraca Perpindahan Panas
Qmasuk = Qt – Qs
Btu Btu
= 673.703,5843 - 393.060,6567
jam jam
Btu
= 280.642,9276
jam
Differenc
Shell Tube
e
Higher
temperatur T1(° F ) 293,45 t2 159,8 ∆ th 133,65
e
Lower
T2
temperatur 233,6 t1 95,9 ∆ tc 137,7
(° F )
e
T1 - T2
Difference 59,85 t2 – t1 63,9 ∆ t h−∆ t c 4,05
(° F )
∆ t h−∆ t c 4,05
LMTD = ∆ t h = 133,65 = 135,6649 ° F
ln ln
∆ tc 137,7
T 1−T 2 59,85° F
R= = = 0,9366
t 2−t 1 63,9° F
t 2−t 1 63,9 ° F
S= = = 0,3235
T 1−t 1 (293,45−95,9)° F
Pada buku D.Q Kern didapatkan HE-002 menggunakan 1 shell pass and 2 or
more tube pass, sehingga :
FT = 0,98 (Kern, Fig 18)
∆ T LMTD =LMTD× FT =135,6649 ° F × 0,98=132,9516° F
Menghitung Tc dan tc
∆ t c 137,7 ° F
= =1,0303
∆ t h 133,65 ° F
Kc = 0,18 (Kern, Fig. 17)
Fc = 0,52 (Kern, Fig.17)
Tc = T2 + Fc (T1 + T2) tc = t2 + Fc (t2 – t1)
= 233,6° F + 0,52(293,45° F - 233,6 = 159,8° F + 0,52(159,8° F – 95,9° F
° F) )
= 264,7220° F = 193,0280° F
Diketahui : Diketahui :
ID = 30,748 in OD = 1 in
Pitch (Pt) = 1,25 in Jumlah tube (Nt) = 400
Tube clearance (c”) = Pt – OD = 0,25 in Jumlah pass (n) = 1
Jarak antar buffle (B) = 23,623 in BWG = 14
a s=ID × c ×B} over {144×Pt} = {30,748a’tin×0,25in×23,623in} over
= 0,546 in2 (Kern, Table 10){{144 {in} ^ {2}} over {1
= 1,0088 ft2 Nt ×a ' t 400 ×0,546 ¿2
a t= =
144 × n 144 ¿2 = 1,5167
2
×1
1 ft
ft2
Menghitung Mass velocity
lb lb
11.512,8062 21.516,5145
W jam W jam
Gs = = Gt = =
as 1,0088 ft
2
at 1,5167 ft
2
lb lb
¿ 11.420,9213 ¿ 14.186,7128
jam ft 2 jam ft 2
Menghitung Reynold number
Diketahui : Diketahui :
OD = 1 in OD = 1 in
Pt = 1,25 in BWG = 14
De = 0,99 in (Kern, Fig. 28) D = 0,834 in (Kern, Table 10)
= 0,0825 ft = 0,0695 ft
Tc = 264,7220° F tc = 193,0280° F
° API = 38,2835 ° API = 39,5127
lb lb
μs =1,1 cps=2,6620 μt =2 cps=4,84
ft jam ft jam
(Kern, Fig.14) (Kern, Fig.14)
D e ×G s D × Gt
Res = Ret =
μs μt
lb lb
0,0825 ft ×11.420,9213 0,0695 ft ×14.186,7128
jam ft 2 jam ft 2
¿ ¿
lb lb
2,6620 4,84
ft jam ft jam
¿ 353,9542 ¿ 203,7142
Pr = [ ] c × μs
k
Pr = [ ]
c × μs
k
[ ] [ ]
Btu lb Btu lb
0,57 ×2,6620 0,53 × 4,84
lb ° F ft jam lb ° F ft jam
¿ ¿
Btu Btu
0,0758 2 jam 0,078 2 jam
ft (° F ft ) ft (° F ft)
= 2,7152 = 3,2039
ho=J H ×
k
De
×
k [ ]
c × μs
× ∅s hi=J H ×
k
De
×
k [ ]
c × μt
× ∅t
ho
∅s
=J H ×
k
De
×
c × μs
k [ ] hi
∅t
k
= jH × ×
D
c × μt
k [ ]
Btu Btu
0,0758 2 jam
0,078 2 jam
ho ft ( ° F ft ) hi ft ( ° F ft )
=8,9 × × 2,7125 =2,2 × ×3,2039
∅s 0,0825 ft ∅s 0,0695 ft
Btu Btu
= 22,2029 2 = 7,9106 2
ft jam° F ft jam ° F
Tc – tc = 71,6940° F hio hi ID
= +
ho ∅ t ∅t OD
∅s Btu 0,0695 ft
Tw=tc+ ¿ 7,9106 +
ho hio ft jam ° F 0,0833 ft
2
+
∅s ∅t
Btu
¿ 8,7446 2
ft jam ° F
Btu
22,2029 2
ft jam ° F
¿ 193,0280 ° F+
Btu
(22,2029+8,7447) 2
ft jam° F
¿ 244,4640 ° F
Menghitung ∅ s dan ∅ t
Diketahui : Diketahui :
Tw = 244,4640° F Tw = 244,4640° F
° API = 38,2835, didapatkan data : ° API = 39,5127, didapatkan data :
lb lb
μw = 0,94 cp = 2,2748 μw = 0,94 cp = 2,2748
ft jam ft jam
(Kern, Fig. 14) (Kern, Fig. 14)
[ ] [ ]
0,14 0,14
lb lb
2,6620 4,84
[ ] [ ]
0,14 0,14
μs ft jam μt ft jam
∅s= = =1,0222∅ t = = =1,1115
μw lb μw lb
2,2748 2,2748
ft jam ft jam
Koefisien perpindahan panas terkoreksi
ho hio
ho= +∅ hio= + ∅t
∅s s ∅t
Btu Btu
¿ 21,0432 2
+1,0222 ¿ 8,7446 2
+1,1115
ft jam° F ft jam ° F
Btu Btu
¿ 22,6969 2
¿ 9,7195 2
ft jam° F ft jam ° F
Evaluasi Dirt Factor
Diketahui :
OD = 1 in
BWG = 14, didapatkan nilai a” = 0,2618 ft2/ft (Kern, Table 10)
Nt = 400
L = 10 ft
Btu Btu
9,7195 2
× 22,6969 2
hio ×ho ft jam ° F ft jam ° F Btu
Uc= = =6,8053 2
hio+ ho Btu Btu ft jam° F
9,7195 2 +22,6969 2
ft jam° F ft jam ° F
Qt
Ud =
Nt × a ×L×∆ {T} rsub {LMTD}} = {673.703,5843 {Btu} over {jam}} over {400×0,2618 {
Btu Btu
6,8053 2
−4,7421 2
Uc−Ud ft jam° F ft jam° F ft 2 jam ° F
Rd= = =0,0639
Uc × Ud Btu Btu Btu
6,8053 2 × 4,7421 2
ft jam ° F ft jam° F
Menghitung Efisiensi Thermal
Btu
200.377,3501
Q jam
η= transferred ×100 %= × 100 %=71,3994 %
Qmasuk Btu
280.642,9276
jam
IV.1.4. Pembahasan
IV.3.1. Overall Coefficient (U) dan Dirt Factor (Rd)
Heat Exchanger-002 (HE-002) merupakan salah satu unit operasi
yang berada pada Kilang PPSDM MIGAS, Cepu. HE-002 ini digunakan
untuk memanaskan crude oil sebelum masuk ke furnace. Pada HE-002
fluida yang digunakan untuk memanaskan crude oil adalah solar yang
berasal dari bottom column 4. Dalam hal ini, total crude oil rata-rata yang
masuk ke HE-002 adalah 21.516,5145 lb/jam, sedangkan total solar rata-rata
yang masuk ke HE-002 adalah 11.521,8062 lb/jam.
Tujuan dari evaluasi pada kinerja heat exchanger-002 adalah untuk
mengetahui kinerja terkini dari heat exchanger-002 di Kilang PPSDM
MIGAS, Cepu. Hal ini dikarenakan maintenance HE-002 dilakukan
maksimal setiap tiga tahun sekali, dan maintenance terakhir dilakukan pada
November 2018. Untuk mengevaluasi kinerja heat exchanger, parameter
yang digunakan adalah fouling factor/dirt factor (Rd). Fouling bisa
didefinisikan sebagai akumulasi dari pembentukan padatan yang tidak
diinginkan di suatu permukaan peralatan pabrik karena dapat memperburuk
kapasaitas kemampuan permukaan dalam memindahkan panas pada suatu
kondisi perbedaan suhu yang diinginkan. Fouling dalam permukaan
perpindahan panas merupakan salah satu permasalahan penting dalam
peralatan perpindahan panas. Penyebab terjadinya fouling sendiri sangat
kompleks, pada dasarnya fouling dapat dicirikan sebagai gabungan, keadaan
tidak stabil, momentum, perpindahan massa dan panas, proses kimia, korosi,
dan juga biologis. (Awad, 2011)
Semakin tinggi dirt factor (Rd) menunjukkan semakin banyak
padatan yang terakumulasi dan menyebabkan performa heat exchanger
menurun, begitu pula sebaliknya. Fouling factor sendiri dipengaruhi oleh
nilai clean overall coefficient (Uc) dan design overall coefficient (Ud). Pada
hasil perhitungan data operasi heat exchanger-002, diperoleh nilai Uc
sebesar 6,8053 Btu/ft2.jam.℉ dan Ud sebesaar 4,7421 Btu/ft2.jam.℉ . Nilai
Ud yang diperoleh dapat juga menjadi acuan untuk melihat kondisi heat
BAB V
PENUTUP
V. 1. Kesimpulan
Berdasarkan Analisa dan perhitungan terhadap kinerja Heat Exchanger-002
di unit Kilang PPSDM MIGAS Cepu, didapatkan beberapa kesimpulan, yakni
sebagai berikut :
1. Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh nilai dari parameter-parameter
yang digunakan untuk menentukan efisiensi kerja dari heat exchanger-002
yakni, dirt factor (Rd) sebesar 0,0639 ft2.jam℉ /Btu. Pressure drop sebesar
0,0222 Psi pada shell dan 0,0063 Psi pada tube, dengan acuan toleransi
maksimal sebesar 10 Psi. Serta nilai dari heat efficiency sebesar 71,3994%.
Menurut hasil parameter-parameter tersebut dapat disimpulkan bahwa heat
exchanger-002 masih layak pakai, namun perlu dilakukan pembersihan
untuk menghilangkan kotoran.
2. Dalam rangka menjaga dan meningkatkan performa kerja dari heat
exchanger-002 adalah dengan melakukan maintenance sesuai prosedur kerja
dan dilakukan evaluasi berkala untuk mengetahui kondisi heat exchanger.
V. 2. Saran
Saran dan masukan yang dapat diberikan yaitu :
1. Pencatatan data temperature pada heat exchanger dapat dimodernisasi
menggunakan system computer agar didapatkan data yang lebih akurat.
2. Melakukan pembersihan dan evaluasi kinerja heat exchanger secara berkala
agar performa heat exchanger dapat terjaga dan stabil.
DAFTAR PUSTAKA
Fromesa. 2012. Crude oil (part 1)- Klasifikasi Crude Oil. (refiners-
notes.blogspot.com/2012/10/crude-oil-part1.html?m=1) Diakses Pada
tanggal 08 Oktober 2020 pukul 20.16 WIB
Kern, D.Q. 1965 . Process Heat Transfer. Int ed, McGraw Hill Book Company
Inc., New York.
PPSDM, 2020 . Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas
Bumi. (ppsdmmigas.esdm.go.id/id/). Diakses Pada tanggal 08 Oktober 2020
Pukul 20.20 WIB.
Pratiwi. 2014. Komposisi Minyak Bumi. (slideshare.net/theresiaayupratiwi).
Diakses Pada tanggal 08 Oktober 2020 pukul 20.16 WIB.
Sigit, dkk. 2020. Buku Panduan Proses Kilang PPSDM Migas. Pusat
Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi : Cepu, Jawa
Tengah.
Suyono, dkk. 2020. Buku Panduan Laboratorium Uji Produk PPSDM Migas.
Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi : Cepu
Unibba. 2011. Kerja Praktek. (unibba.ac.id/fti/kerja-praktek/). Diakses Pada
tanggal 08 Oktober 2020 pukul 20.09 WIB.
LAMPIRAN