Disusun Oleh :
DISUSUN OLEH :
1. RETNO INDAHSARI (08.2018.1.01822)
2. NAJA NIKMAH SYAFITRI (08.2018.1.01832)
Disahkan Oleh :
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur atas karunia Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan kasih sayang-Nya sehingga kami diberikan kelancaran
dalam menyelesaikan seluruh rangkaian Praktek Kerja Lapangan serta
penyusunan Laporan Praktek Kerja di Pusat Pengembangan Sumber Daya
Manusia Minyak dan Gas (PPSDM MIGAS). Tugas ini disusun dan diajukan
untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan program studi S-1 Teknik Kimia,
Fakultas Teknik, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Tujuan pelaksanaan praktek kerja lapang ini adalah agar mahasiswa dapat
mengetahui permasalahan dalam pabrik serta memberikan solusi yang dibutuhkan.
Dengan selesainya praktek kerja beserta laporan praktek kerja ini,
penyusun mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Ir. Wakhid Hasyim, M.T., selaku Kepala Pusat Pengembangan Sumber
Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi.
2. Bapak Waskito Tunggul Nusanto, S.Kom., M.T., selaku Kepala Bidang
Program dan Evaluasi Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak
dan Gas Bumi.
3. Bapak Dr. Yoeswono, S.Si., M.T., selaku Kepala Sub Bidang Sarana
Prasarana Pengembangan SDM dan Informasi Pusat Pengembangan Sumber
Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi.
4. Bapak Mohammad Rochim, S.T., selaku Pembimbing Lapangan yang telah
membimbing selama praktek kerja dan penyusunan laporan ini berlangsung.
5. Ibu Dr. Ir. Sintha Soraya Santi, M.T., selaku Koordinator Program Studi
Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur.
6. Ibu Ir. Ely Kurniati, M.T. dan Bapak Dr. Ir. Edi Mulyadi, S.U., selaku Dosen
Pembimbing praktek kerja lapang UPN “Veteran” Jawa Timur.
7. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan, yang tidak dapat
penyusun sebutkan satu persatu.
Penyusun menyadari bahwa dalam pembuatan laporan ini masih terdapat
kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan
demi perbaikan penyusunan laporan berikutnya. Demikian yang dapat penyusun
sampaikan, terimakasih.
Penyusun
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
GAMBARAN UMUM PPSDM MIGAS
FLARE
CL 15.16
CN 1 s.d 4
B.C 3 s.d 6
T. 114.115.116.117
S.1 PERTASOL CA
B.C 1
T. 104.122.123
RESIDU
2. Proses Treating
Proses treating bertujuan untuk mengurangi atau menghilangkan
impurities yang masih tertinggal di dalam produk. Minyak mentah dan
produk hasil pada umumnya masih mengandung kotoran-kotoran atau
impurities berupa hydrogen sulfide (H2S), merchaptan (RSH), MgCl2,
NaCl dan lain-lain dalam jumlah tertentu.
Proses treating di PPSDM Migas hanya dilakukan pada produk
Pertamina Solvent (Pertasol CA, Pertasol CB dan Pertasol CC) dengan
cara injeksi amonia (NH3) pada ujung kolom dan proses pencucian
menggunakan soda caustic (NaOH).
Produk utama dari unit kilang PPSDM Migas pada saat ini adalah :
1. Pertasol CA
2. Pertasol CB
3. Pertasol CC
4. Solar (jenis solar 48)
5. Residu
2.3 Uraian Tugas Khusus
2.3.1 Furnace
gas SO2 yang akan terbawa oleh flue gas sehingga terbentuk H2SO4
yang sangat korosif dan dapat merusak semen lining maupun metal
stack.
ρ Cairan pada 60 ° F
G=
ρ Air murni pada 60 ° F
2.3.7 oAPI
o
API meruapakan satuan yang dipakai untuk menyatakan berat
jenis minyak dan digunakan sebagai dasar klasifikasi minyak bumi yang
paling sederhana. Berikut merupakan persamaan dari oAPI (A. Hardjono,
2006) :
141,5
° API = −131,5
SG Cairan
fasa. Berikut merupakan persamaan dari panas laten dan juga sensible
(D.Q. Kern, 1965) :
Q=m x Cp x ∆T
Dimana :
Q = panas yang dihasilkan
M = massa fluida yang akan dipanaskan
Cp = kapasitas panas benda
ΔT = selisih suhu benda
BAB III
METODOLOGI
Jurusan Teknik Kimia
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU
3.3 Prosedur
Langkah – langkah yang dilakukan dalam pelaksanaan praktik kerja
lapangan selama di kilang minyak PPSDM MIGAS yakni:
1. Pengenalan proses yang sedang berjalan serta alat – alat yang
beroperasi, terutama unit furnace 02 secara langsung oleh
pembimbing lapangan di lokasi kilang PPSDM MIGAS.
2. Pengumpulan data – data yang dibutuhkan sebagai penunjang tugas
khusus di unit furnace 02 maupun di ruangan operator. Data tersebut
meliputi laju alir bahan baku masuk dan produk keluar tiap hari
selama 5 hari, serta kondisi operasi alat.
3. Pengolahan data – data yang terkumpul untuk meninjau kinerja unit
furnace 02 dengan menghitung efisiensinya.
M4
M2
Crude oil FURNACE Crude oil
Fuel Oil 02 M5
M1
M3
Fuel Gas
Fuel Gas
b. Fuel oil
• Densitas (60 oF) = 885 kg/cm2
• Temperature fuel oil masuk = 38,76 oC (101,77 oF)
• Tekanan fuel oil = 11,6 kg/cm2
• Kebutuhan fuel oil = 6,0288 m3/hari
• Fase = cair
= 0,8421
141,5
-131,5
0
API = 60
SG crude oil
60
141,5
= -131,5
0,8421
= 36,53
b. Fuel oil
ρ fuel oil 60 F
Specific Gravity 60/60 =
ρ air 60 F
885
=
999,099
= 0,8858
141,5
-131,5
0
API = 60
SG fuel oil
60
= 141,5 -131,5
0,8858
= 28,24
= 13.294,107 lb/hari
= √3 740
0,8858
= 10,21
Berdasarkan Fig. 5-22 Nelso diperoleh nilai Gross Heat Value Fuel
oil sebesar = 18610 Btu/lb (dari grafik menggunakan data faktor K-
OUP dan °API)
= 73315,471 Btu/hari
= 3054,811 Btu/jam
∑D= ∑F =
Total 100 1
25,06 779,4187
√
2 2
Ws = 443,5 x Ts x d 2,667 x P1 -P2
Ps L x SG x T
Dimana :
Ws = gas flow (SCF/day)
Diketahui :
Ts = 30°F+460= 489,67°R
P1 = 18,25 psia
D = 4 inchi
L = 6000 mm = 6m × 0,00062
mile
= 0,00372 mile
P.V = n.R.T
Massa
P.V = x R xT
BM
ρ fuel gas P x BM
=
R xT
lb
(18,25 psia)x (25,06 )
ρ fuel gas lbmol
=
cuft
(10,731 ).(548 ° R)
lbmol ° R
= 0,0778 lb/cuft
Sehingga :
√
2 2
Ws = 443,5 x Ts x d 2,667 x P 1 −P 2
Ps L x SG x T
√
2 2
489,67 2,667 18,25 −14,7
443,5 x x4 x
14,7 0,00372 x 1,255 x 548
= 4.032.380,96 SCF/day
SCF
4032380,96
Ws = day
x 25,06lb /lbmol
359 cuft
= 28.180,41 lb/hari
= 11.728,35 lb/jam
Panas
Komponen BM % Mol AXB Berat lb Cp
sensibel
C + O2 → CO2 per.(1)
C+½ O2 → CO per.(2)
Komponen BM Komposisi(%v)
CO2 44 10,25
O2 32 7,26
N2 28 82,49
CO 30 0
Sumber : Analisis Orsat, Nelson
= 2658,821 lbmol/hari
2. Menghitung N2 dan O2 yang masuk
Karena karbon yang terdapat dalam fuel gas hanya menjadi CO2
maka diasumsikan %C=%CO2
nC x %N2
a. nN2 =
%CO2
88,274 x 0,8249
=
0,1025
= 7132,56 lbmol/hari
nC x %O2
b. nO2 =
%CO2
88,274 x 0,0762
=
0,1025
= 627,74 lbmol/hari
3. Menghitung udara berlebih dan udara pembakaran
Dalam udara bebas asumsi untuk perbandingan mol N2 : O2 = 79 :
21, sehingga kelebihan O2 yang masuk sebesar
21 x nN 2
a. O2 berlebih= +nO 2
79
=
21 x 7132,558lbmol /hari
+ 627,741lbmol /hari
79
= 2523,74 lbmol/hari
nO 2 x %CO2
b. O2 pembakaran =
%O2
627,741lbmol /hari x 0,1025
=
0.0726
= 886,27 lbmol/hari
Diasumsikan tidak ada CO terbentuk berdasarkan persamaan
reaksi dari per.(3)
= 1329,41 lbmol/hari
Asumsi :
Titik didih crude oil = 700°F
Koreksi = 110°F
= √3 590
0,842
= 9,96
Dengan nilai K-UOP = 9,96 didapat dari fig.Nelson (lampiran)
Correction factors = 0,898
= 22610,79 Btu/jam
h. Panas terbuang lewat dinding dapur
Panas yang terbuang lewat dinding dapur dipengaruhi oleh adanya
panas kondisi dari dinding refactor (batu tahan api) W.L Nelson dalam
bukunya Petroleum Refinery Engineering edisi 4 halaman 641 panas
yang hilang lewat dinding dapur sekitar 2%-3% dari panas radiasi
(panas masuk).
Q6 = 2% dari panas masuk furnace
= 2% × 1495204,74 Btu/jam
= 29904,095 Btu/jam
Tabel 5.8 Neraca Panas pada Furnace
Panas masuk (Btu/jam) Panas keluar (Btu/jam)
Q1a 10.308.472 Q5 3.918.467,6
Q1b 3054,811 Q4 22610,79
Q2 1.495.204,74 Q6 29904,095
Q3a 244.944,271
Q3b 183.175,28
Total 12.234.851,14 Total 3.970.982,48
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Efisiensi Furnace 02
Efisiensi furnace adalah performanace dari suatu furnace untuk memberikan
panas yang dihasilkan oleh pembakaran sejumlah fuel kepada fluida yang
dipanaskan di dalam dapur. Untuk mengetahui berapa besar efisiensi suatu
furnace terlebih dahulu ditentukan neraca panasnya. Berdasarkan perhitungan
yang telah dilakukan, didapatkan nilai dari neraca panas sesuai Tabel 5.1.
ini juga dapat dijadikan sebagai acuan bagi PPSDM MIGAS Cepu untuk
melakukan maintance terhadap furnace tersebut.
Furnace akan mengalami penurunan efisiensi seiring berjalannya waktu.
Hal ini dapat disebabkan oleh kebocoran, terbentuknya kerak, korosi, serta
jumlah panas yang terbuang melalui dinding alat atau gas buang. Berdasarkan
perhitungan, didapatkan efisiensi furnace-02 sebesar 67,54%.
Secara teoritis, nilai efisiensi furnace layak pakai sekitar 60-90%.
Furnace baru atau dalam artian furnace yang baru diproduksi memiliki
efisiensi 75- 80% dan untuk furnace lama ( furnace dengan umur > 30 tahun)
sebesar 65- 70% sehingga dapat disimpulkan bahwa alat tersebut layak untuk
dioperasikan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk meningkatkan
efisiensi furnace, yaitu:
1. Mengurangi jumlah excess air yang masuk ke dalam furnace.
Hal ini dikarenakan semakin banyak excess air yang masuk maka panas
yang dikeluarkan atau yang terbuang melalui cerobong semakin besar,
sehingga efisiensi furnace akan mengalami penurunan. Excess air yang
disyaratkan adalah antara 10-25% (Nelson, 1936).
2. Melakukan perawatan secara berkala.
Hal ini perlu dilakukan untuk menjaga agar tidak ada kebocoran yang
mampu membuat panas hilang ke lingkungan menjadi besar. Setiap satu
tahun sekali Unit Kilang di PPSDM Migas melakukan shut down untuk
melakukan pemeriksaan alat rutin. Pembersihan tube furnace dari kerak
dilakukan agar panas yang diserap crude oil menjadi besar.
3. Menjaga suhu keluaran crude oil tidak lebih dari 350oC.
Hal ini diperlukan agar tidak menimbulkan kerak pada tube crude oil.
Crude oil yang dipanaskan hingga suhu >350 oC cenderung dapat
menimbulkan terjadinya cracking. cracking sangat dihindari karena akan
menimbulkan kerak pada tube. Kerak yang timbul pada tube dapat
menyebabkan perpindahan panas tidak merata sehingga crude oil tidak
dapat dipanaskan dengan sempurna. Selain itu kerak dapat mengakibatkan
hotspot yaitu pemanasan pada satu titik. Jika hotspot dibiarkan akan
mengakibatkan pecahnya tube (P. Trambouze, 2000).
4. Menjaga kapasitas crude oil masuk sesuai dengan spesifikasi desain
furnace. Jika crude oil dibiarkan masuk dengan kapasitas kurang dari
spesifikasi desainnya maka akan menyebabkan panas yang tidak merata
hal ini tentu juga berbahaya karena dapat menyebabkan tube menjadi
pecah.
5. Suhu keluaran flue gas juga berpengaruh terhadap efisiensi, dimana saat
suhu keluaran flue gassangat tinggi maka akan mengakibatkan panas yang
terbuang melalui flue gas juga sangat banyak. Kehilangan panas akibat
suhu keluaran flue gas yang terlalu tinggi akan menurunkan efisiensi
furnace. (Nelson, 1963)
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan selama Kerja Praktek di
Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi Cepu
dapat ditarik kesimpulan :
3. Dari perhitungan Efisiensi Furnnace 02 di PPSDM MIGAS diperoleh
hasil sebesar 67,54%.
4. Furnace 02 dalam kondisi layak untuk dioperasikana, karena sudah
memenuhi syarat operasi furnace.
6.2 Saran
Untuk memaksimalkan kinerja dari furnace maka dapat dilakukan
dengan berbagai cara, diantaranya sebagai berikut :
1. Pemasangan steam air decoking yang dipakai untuk perawatan furnace
yang membersihkan coke (kerak) yang terbentuk pada dinding furnace.
2. Untuk mengurangi panas yang hilang karena terbawa oleh flue gas adalah
dengan optimalisasi excess udara yang berkisar pada 10 %. Semakin tinggi
nilai excess udara, maka semakin banyak panas yang hilang.
3. Sebaiknya furnace dioperasikan sesuai dengan syarat operasinya.
DAFTAR PUSTAKA