Disusun Oleh :
Nama Nim
Alpan Hutabarat 22 03 018
Astri Sasmita Harahap 22 03 020
Ayu Estetica 22 03 021
Grup/Kelompok : B/1
Nama Nim
Alpan Hutabarat 22 03 018
Astri Sasmita Harahap 22 03 020
Ayu Estetica 22 03 021
Grup/Kelompok : B/1
i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya lah sehingga kami dapat
menyelesaikan laporan praktikum ini dengan tepat waktu. Adapun laporan
praktikum ini yang berjudul “Analisa COD dan BOD” pada mata kuliah
Praktikum Pengolahan Air dan Limbah Industri Kelapa Sawit.
Secara pribadi kami juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada Kepala Laboratorium Pengembangan dan Asisten Laboratorium
Pengembangan yang telah banyak membantu dan membimbing kami dari awal
sampai akhir praktikum dan dalam penyusunan laporan praktikum ini.
Secara pribadi kami mengharapkan laporan ini dapat dijadikan sebagai
sumber referensi dan menjadi literatur yang relevan bagi para pembaca. Kami
juga menyadari bahwa laporan ini jauh dari kata sempurna . Kritik dan saran yang
bersifat membangun demi kesempurnaan laporan ini sangat kami harapkan. Akhir
kata kami ucapkan terima kasih.
(Kelompok 1)
ii
DAFTAR ISI
Halaman
iii
3.3 Reaksi ......................................................................................... 25
3.2.1 Reaksi COD ...................................................................... 25
3.2.2 Reaksi BOD ...................................................................... 26
BAB IV PEMBAHASAN.............................................................................. 27
BAB V KESIMPULAN................................................................................ 29
5.1 Kesimpulan ................................................................................. 29
5.2 Saran ........................................................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Data pengamatan faktor larutan KMnO4 .................................................................. 20
Tabel 2 Data pengamatan COD pada larutan blanko ....................................... 20
Tabel 3 Data pengamatan kadar COD pada sampel ..........................................21
Tabel 4 Data pengamatan BOD OT0 ................................................................. 21
Tabel 5 Data pengamatan BOD OT4................................................................................................ 22
v
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 Proses Pengolahan Air Sungai Menjadi Air Bersih..............................11
Gambar 2 Peralatan Analisa COD.........................................................................12
Gambar 3 Peralatan Analisa BOD.........................................................................13
Gambar 3 Bagan Pengolahan Limbah COD dan BOD..........................................19
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.2.1 Air
1
1.2.2 Karakteristik Air
Berdasarkan parameter fisiknya Karakteristik air terdiri dari :
c. Bau Air bersih dan layak diminum harus bebas dari bau. Biasanya bau
yang timbul pada air ini dikarenakan bahan-bahan organik yang dapat
membusuk serta senyawa kimia lainnya seperti fenol. Rasa Biasanya
air yang bau juga diikuti dengan rasa, hal ini terjadi karena adanya
dekomposisi bahan organik dalam air.
2
b. Total solid
c. Zat organik
Zat organik yang terdapat pada air biasanya berasal dari air buangan
rumah tangga, industri, kegiatan pertanian, maupun pertambangan.
Zat organik yang terdapat pada air ini dapat diukur angka
permangatnya. Dalam standar kualitas, ditentukan angka
pemangatnya yakni 10 mg/l, bilamana terjadi penyimpangan dari
angka tersebut maka akan mengakibatkan sakit perut (Sihombing,
2023).
Cara pengolahan air dengan sistem bak penampungan ini sangat baik
dilakukan untuk air baku yang berasal dari sumber mata air atau dari
sungai yang langsung dari hutan atau pegunungan yang masih
kelihatan jernih. Kalau berasal dari danau, apalagi dari sungai yang
keruh, sulit untuk dilakukan. Karena bahan-bahan terlarut di dalam
air yang besar kemungkinan cukup tinggi sehingga airnya
3
kelihatan keruh, akan merupakan kendala yang sulit diatasi. Untuk
jenis air lainnya, misalnya yang berasal dari danau atau sungai yang
sudah dikenai pencemar, memerlukan cara lain untuk
pembersihannya.
2. Cara Saringan Pasir Lambat
Kekeruhan air yang banyak dijumpai pada air permukaan seperti air
sungai atau air saluran irigasi, ada yang dapat dihilangkan dengan
cara pengendapan dan penyaringan secara langsung dan ada yang
tidak dapat dihilangkan dengan kedua cara tersebut. Kekeruhan yang
tidak dapat dihilangkan dengan kedua cara tersebut disebabkan oleh
partikel-partikel koloid yang hanya dapat diendapkan dengan proses
koagulasi kimiawi. Prinsip koagulasi kimiawi adalah destabilasi,
agregasi, dan pengikatan partikel-partikel koloid secara bersama.
Proses ini menyangkut pembentukan flok yang mengadsorbsi dan
mengikat partikel-partikel koloid di dalam air
4
sehingga membentuk flok yang lebih besar agar mudah diendapkan
dan disaring.
5
BAB II
METODOLOGI
2.1.2 Bahan
1. Larutan H2SO4 : 100 ml
2. Larutan Na2C2O4 0,025 N : 300 ml
3. Larutan H2SO4 1:2 : 100 ml
4. Larutan KMnO4 0,025 N : 250 ml
5. Alkali Azida Iodida : 200 ml
6. Indikator Amilum : 100 ml
7. Air Sungai : 5 liter
6
2.2 Tahapan Pengolahan Air dan Analisa COD dan BOD
1. Screening. Tahap awal unit pemurnian yaitu air baku melewati layar
logam untuk mencegah organisme hidup berukuran besar puing–
puing mengambang seperti tongkat, daun dan sampah masuk ke
dalam sistem pengolahan tetapi memungkinkan air baku untuk
melewatilayar logam tersebut.
7
6. Saringan pasir cepat. Saringan pasir dapat menghasilkan air bersih
sejumlah 1,3–2,7 liter/m3/detik, Diameter pasir yang digunakan 0,4
mm–0,8 mm dengan ketebalan 0,4–0,7 m. Saringan pasir hanya
mampu berfungsi untuk menahan bahan padat terapung dan tidak
bias menyaring mikroorganisme seperti virus atau bakteri pathogen.
10
tercapai dan 20 hari untuk 100% reaksi tercapai. Dengan kata lain tes BOD
berlaku sebagai simulasi proses biologi secara alamiah, diukur DO nol dan
setelah mengalami inkubasi selama 5 hari pada suhu 20°C atau 3 hari pada
suhu 25 C-2°C diukur lagi DO air tersebut. Perbedaan DO air tersebut yang
dianggap sebagai konsumsi oksigen untuk proses biokimia akan selesai
dalam waktu 5 hari dipergunakan dengan anggapan segala proses biokimia
akan selesai dalam waktu 5 hari.
2
b
e
rf
3 4u
n
g
6
si
s
5e
9 b
a
g
7
a
8 i
s
a
m
Gambar 1. Perancangan Alat Kolom Media Filtrasi
p
Keterangan: e
1. Ijuk
2. Arang
11
3. Saringan Akuarium
5. Pasir halus
6. Pasir kasar
7. Zeolit
8. Selang
1 2 3 4
b
e
Gambar 2. Perancangan
rf Alat Analisa COD
Keterangan: u
n
g
1. Sampel air sungai sesudah
si
filtrasi
s
2. Sampel air sungai sebelum
e filtrasi
b
3. Larutan Blanko a
g
4. Larutan faktor KMnO4 a
i
s 12
a
m
p
1 2 3 4
b 5
e
rf
Gambar 3. Perancangan Alat Analisa COD OT0
u
n
g
Keterangan: si
s
1. Sampel air sungai
e sebelum filtrasi OT0
b
a
2. Sampel air sungai sesudah filtrasi OT0
g
a
3. Larutan Tio Sulfat
i
0,025 N
s
4. Larutan MnSOa4
m
5. Alkali Azida Iodida
p
e
13
2. 4 Prosedur Kerja
2.4.1 Prosedur Kerja Pembuatan Reagen
a. Pembuatan H2SO4 1 : 2
1. Alat dan bahan praktikum disediakan
14
e. Pembuatan Larutan Alkali Azida Iodida
1. Alat dan bahan dipersiapkan
15
pada beaker glass secukupnya.
2.4.3 Prosedur Kerja COD
a). Prosedur Penetapan Faktor KMnO4 0,025 N
1. Natrium Oksalat dipipet sebanyak 25 mL kedalam
erlenmeyer
16
sebanyak 10 ml.
5. Larutan dipanaskan pada water bath selama 30 menit.
6. Setelah 30 menit larutan kemudian ditambahkan Na2C2O4
0,025 N sebanyak 10 ml menjadi larutan tidak berwarna.
dan langsung dititrasi dengan KMnO4, TAT warna merah
muda.
18
2.4.5 Bagan Tahapan Pengolahan Air dan COD serta BOD
AIR BAKU
ANALISA COD
DAN BOD
MEDIA
FILTRASI
AIR HASIL
FILTRASI
tidak
ANALISA COD
DAN BOD
SESUAI
I
ya
AIR BERSIH
19
BAB III
DATA PENGAMATAN
20
C. Penentuan Kadar COD pada sampel
2. Air 25 50 10 5 5 0,7
sebelum
filtrasi
21
D. Penentuan Kadar BOD (OT0)
22
E. Penentuan Kadar BOD (OT4)
23
3.2. Pengolahan Data
= 0,79 gr
25 95 1
f = 1,68 x 𝑋 𝑋
1000 100 20,49 𝑚𝑙 𝑋 0,001675
= 0,000032
1. Perhitungan Kadar COD Untuk Air Sungai Sebelum Filtrasi
𝑉𝑡 𝑥 𝐶𝑝 𝑥 𝐵𝐸 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
COD = 𝑉 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
= 0,9887 mg/L
= 0,9887 ppm
2. Perhitungan Kadar COD Untuk Air Sungai Sesudah Filtrasi
𝑉𝑡 𝑥 𝐶𝑝 𝑥 𝐵𝐸 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
COD = 𝑉 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
= 0,8651 mg/ L
= 0,8651 ppm
3.2.4. Perhitungan Pembuatan Nilai BOD
1. Perhitungan BOD untuk Air Sungai Sebelum Filtrasi
𝑀𝐿 𝑇𝑖𝑜 𝑥 𝑁 𝑇𝑖𝑜 𝑥 8000
a. OT0 =
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖
24
𝑒𝑘
3,8 𝑚𝑙 𝑥 0,025 𝑥 8000
𝑙
= 100,8 𝑚𝑙
= 7,5396 ppm
𝑀𝐿 𝑇𝑖𝑜 𝑥 𝑁 𝑇𝑖𝑜 𝑥 8000
b. OT4 =
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖
𝑒𝑘
2 𝑚𝑙 𝑥 0,025 𝑥 8000
𝑙
= 100,8 𝑚
= 3,9682 ppm
= 8,1349 ppm
𝑀𝐿 𝑇𝑖𝑜 𝑥 𝑁 𝑇𝑖𝑜 𝑥 8000
b. OT4 =
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖
𝑒𝑘
1,2 𝑥 0,025 𝑥 8000
𝑙
= 100,8
= 2,3809 ppm
25
B. Perhitungan Penurunan Bod OT0
𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐵𝑂𝐷 𝑂𝑇0 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑓𝑖𝑙𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖−𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐵𝑂𝐷 𝑂𝑇0 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑓𝑖𝑙𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖
= 𝑥100% =
𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐵𝑂𝐷 0𝑇0 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑓𝑖𝑙𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖
7,5396−8,1349
= 𝑥100%
7,5396
= -7,89 %
c. Perhitungan Penurunan BOD OT4
𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐵𝑂𝐷 𝑂𝑇4 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑓𝑖𝑙𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖−𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐵𝑂𝐷 𝑂𝑇0 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑓𝑖𝑙𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖
=
𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐵𝑂𝐷 0𝑇4 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑓𝑖𝑙𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖
3,9682 −2,3809
= 𝑥100%
3,9682
= 40,00 %
3.3. Reaksi
26
3.3.2. Reaksi BOD
27
BAB IV
PEMBAHASAN
29
sampel segera setelah pengambilan contoh, kemudian mengukur kandungan
oksigen terlarut pada sampelyang telah diinkubasi selama 4 hari pada kondisi
gelap dan suhu tetap yang sering disebut dengan OT4.
30
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari praktikum yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Kandungan COD untuk sampel air sungai sebelum filtrasi sebesar 0,9887
ppm sesudah filtrasi adalah 0,8651 ppm sedangkan kadar maksimum
pada SNI adalah 2 ppm, maka Air sungai tersebut layak dikonsumsi.
2. Metode yang digunakan untuk pengujian BOD yaitu metode Winkler
dengan menggunakan prinsip yaitu dengan mengukur kandungan Oxygen
terlarut awal dari sampel segera setelah pengambilan contoh, kemudian
mengukur Oxygen terlarut pada sampel yang telah di inkubasi selama 4
hari pada kondisi gelap dan suhu 200C yang disebut OT4 .
3. Prinsip pengukuran BOD yaitu mengukur kandungan oksigen terlarut awal
(OT0) dari sampel segera pengambilan contoh, kemudian mengukur
kandungan oksigen terlarut pada sampel yang telah di inkubasi selama 4
hari pada kondisi gelap dan suhu 20℃ yang sering disebut OT4 Prinsip
pengukuran BOD yaitu mengukur kandungan oksigen terlarut awal (OT0)
dari sampel segera pengambilan contoh, kemudian mengukur kandungan
oksigen terlarut pada sampel yang telah di inkubasi selama 4 hari pada
kondisi gelap dan suhu 20℃ yang sering disebut OT4.
4. Metode yang digunakan pada penetapan kadar oksigen terlarut ialah
metode Winkler dengan menggunakan titrasi iodimetri.
5.2 Saran
29
DAFTAR PUSTAKA
Kaden Eddy. 2009. Instalansi Pengolahan Air Limbah dengan Sistem Biofilter
Anaerob Aerob pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan. KEMENKES: Jakarta.
Mulia. 2005. Pengelolaan Kualitas Air. Jakarta: Penerbit Bineka Cipta