Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

MANAJEMEN PRODUKSI DAN OPERASI


INDUSTRI KELAPA SAWIT

OLEH :

NAMA : ASTRI SASMITA HARAHAP

NIM : 2203020

PROGRAM STUDI : AGRIBISNIS KELAPA SAWIT

TANGGAL PRAKTIKUM : 28 JULI 2023

JUDUL MODUL : PERENCANAAN PRODUKSI

DOSEN PENGAMPU : I r. HARIYANTO,M.Pd

ASISTEN : ADELAILA BR PARDEDE / 2003001

POLITEKNIK TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI


AGRIBISNIS KELAPA SAWIT
MEDAN
2023
JUDUL MODUL : PERENCANAAN PRODUKSI
TUJUAN :
1. Mampu menghitung jumlah rencana produksi.
2. Mampu menghitung jumlah produksi normal (regular time), produksi lembur
(overtime), maupun produksi dengan subkontrak.
3. Mampu menghitung total ongkas produksi.
LANDASAN TEORI :
Produksi merupakan salah satu fungsi bisnis dalam suatu perusahaan, yang
berhubungan dengan perubahan bentuk dari input menjadi output dengan kualitas
tertentu, sehingga produksi dapat dikategorikan sebagai proses penambahan nilai yang
terdapat dalam setiap tahap produksi. Sebagai upaya untuk meningkatkan persaingandi
industri manufaktur dibutuhkan suatu alat maupun sistem untuk mengatur aktivitas
produksi untuk memaksimalkan sumber daya perusahaan. Dalam beberapa industri,
khususnya manufaktur, manajemen operasi memiliki peranan yang penting
Manajemen operasi yang buruk dapat memberikan dampak negatif terhadap
perusahaan, misalnya kenaikan biaya, waktu maupun tenaga, hingga kekurangan
persediaan. Perencanaan produksi merupakan salah satu bentuk dari manajemen
operasi, yang merupakan suatu alat yang dapat digunakan perusahaan untuk
mengarahkan sistem produksi dengan perencanaan serta sistem kontrol yang
komprehensif. Perencanaan produksi dan pengendalian persediaan dibutuhkan
perusahaan agar perusahaan tersebut dapat menggunakan sumber daya secara efektif,
dari segi jumlah yang digunakan, maupun waktu yang digunakan untuk melakukan
proses produksi. Perencanaan produksi diharapkan bersifat realistis dan dapat
diterapkan (Bastikan.dkk, 2018).
Perencana produksi harus terlebih dahulu mengetahui kapasitas perusahaan untuk
menerapkan perencanaan produksi agar dapat berjalan dengan efektif serta dapat
mencapai tujuan produksi, baik dari segi kualitas, kuantitas, maupun biaya. Selain itu,
perencanaan produksi juga membantu perusahaan membentuk dan menjalankan alur
produksi dengan lancar dengan tujuan untuk memenuhi permintaan pelanggan dengan
memperhatikan kualitas dan waktu pengantaran yang tepat. Suatu sistem perencanaan
produksi yang baik hendaknya dapat memberikan informasi mengenai barang apa yang
akan diproduksi, apa saja yang dibutuhkan dalam proses produksi, misalnya kapasitas
sumber daya, apa yang dimiliki perusahaan, serta apa yang dibutuhkan perusahaan
dalam upaya memproduksi barang tersebut Poin-poin tersebut mengarahkan pihak
manajemen produksi untuk memperhatikan jumlah produk yang harus diproduksi
dalam tiap periode, tingkat persediaan yang diinginkan, serta ketersediaan sumber daya
yang dibutuhkan perusahaan. Perencanaan produksi suatu perusahaan dibentuk
berdasarkan peramalan permintaan yang mengacu pada data historis
perusahaan.Peramalan (forecast) dibutuhkan tidak hanya dalam perencanaan produksi,
namun juga dalam proses pengambilan keputusan perusahaan, misalnya manajemen
persediaan, pengembangan produk, perencanaan proses produksi dan rantai pasok, dan
sebagainya yang diperlukan untuk mendukung keputusan dalam produksi dan
persediaan barang baik dalam jangka waktu panjang maupun pendek Dengan adanya
peramalan dan perencanaan yang baik, perusahaan akan mampu memberikan layanan
yang maksimal dan memaksimalkan tingkat efisiensi produksi dalam perusahaan
Peramalan permintaan merupakan informasi yang akan dijadikan dasar perencaan
produksi, penjadwalan induk produksi, perencanaan kebutuhan sumber daya, serta
pengendalian persediaan. Peramalan permintaan dapat dijadikan alat bantu pihak
manajemen dalam mengawasi tingkat produksi perusahaanMetode peramalan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode moving average.Metode ini merupakan
salah satu metode yang umum digunakan dalam membentuk proyeksi permintaan,
dengan cara menghitung rata-rata nilai dari data historis kemudia digunakan untuk
memperkirakan nilai pada periode. (Lestari,2019).
Berikut adalah beberapa langkah yang umum dilakukan dalam proses perencanaan
produksi:
1. Analisis Permintaan: Mengumpulkan data tentang permintaan produk atau
layanan dari pelanggan. Ini dapat mencakup data historis, tren pasar, dan
analisis data yang relevan untuk memahami pola permintaan.
2. Proyeksi Penjualan: Berdasarkan analisis permintaan, menghitung proyeksi
penjualan untuk periode tertentu. Proyeksi penjualan ini menjadi dasar untuk
merencanakan produksi.
3. Penentuan Kebutuhan Bahan Baku: Mengidentifikasi bahan baku yang
diperlukan untuk memproduksi barang atau layanan, dan menghitung jumlah
yang diperlukan berdasarkan proyeksi penjualan dan tingkat persediaan yang
diinginkan.
4. Penentuan Kapasitas Produksi: Menentukan kapasitas produksi perusahaan,
yaitu jumlah maksimum barang atau layanan yang dapat dihasilkan dalam
periode waktu tertentu.
Penjadwalan Produksi: Merencanakan jadwal produksi berdasarkan kapasitas produksi
yang ada dan proyeksi penjualan. (Chinguwa.dkk,2018).
TUGAS PRAKTIKUM :
BAGIAN I
A. Tabel Rencana Kebutuhan Produksi Agregat

1. Menghitung inventori awal, safety stock, kebutuhan produksi dan inventori awal:
 Pada inventory awal periode 1 sudah ketentuan yaitu 50
 Inventory Awal periode 2 = Peramalan × 20%
= 651 × 20% = 130
 Safety Stock periode 2 = Peramalan × 20%
= 651 × 20% = 130
 Kebutuhan Produksi periode 2 = Peramalan + Safety stock – Inventory awal
= 651 + 130 - 130 = 651
 Iventory Akhir periode 2 = Inventory awal + Kebutuhan produks - peramalan
= 130 + 651 – 651 = 130
2. Jumlah tenaga kerja dengan menggunakan metode tenaga kerja tetap

 ∑ TK = Wb ( Demand – Inventory ) / ( ∑ HK JK)

= 1, 29 (7935 – 50) / 233 8

= 5,456
Berdasarkan perhitungan di atas dapat diketahui :
 Untuk tenaga kerja (TK) adalah 5 (dibulatkan ke bawah)
 Untuk tenaga kerja (TK) adalah 6 (dibulatkan ke atas)
a. Kapasitas produksi berdasarkan metode tenaga kerja tetap untuk 5 orang

Total Produksi RT = (a JK ∑ HK) / Wb

= (5 8 233) / 1,29

= 9.320 / 1,29
= 7.225

 Kekurangan Produksi = ( ∑kebutuhan produksi+inventory awal )-total produksi RT


= ( 8021+50)-7.225
= 846
Kapasitas UPOT = 27% ×UPRT
UPRT= TK×HK×JK/wb
= 5×233×8/1,29
= 7224,8062 = 7225
Maka kapasitas UPOT = 27% ×UPRT
= 27% × 7.225
= 1950,75
Ongkos RT= total produksi RT×ongkos RT
= 7225× 2500
= 18.062.500
Ongkoss OT= kekurangan produksi× ongkos OT
= 846× 3750
= 3.172.500
Total ongkos= ongkos RT× ongkos OT
= 18.062.500+3.172.500
= 21.235.000
Karena total produksi dengan reguler time hanya 7.225 unit, dapat disimpulkan bahwa
kekurangan produksi sebesar 846 unit yang harus dipenuhi melalui produksi overtime.
Jika produksi overtime tidak mencukupi maka selanjutnya, kekurangan produksi dapat
dipenuhi melalui subkontrak.
b. Kapasitas produksi berdasarkan metode tenaga kerja tetap untuk 6 orang

Total Produksi RT = (a JK ∑ HK) / Wb

= (6 8 233) / 1,29

= 11.184 / 1,29
= 8.670
Kekurangan Produksi = ( ∑kebutuhan produksi+inventory awal )-total produksi RT
= ( 8021+50)-8.670
= -599
Kapasitas UPOT = 27% ×UPRT
UPRT= TK×HK×JK/wb
= 6×233×8/1,29
= 11.184/1,29 = 8.670
Maka Kapasitas UPOT = 27% ×UPRT
= 27% × 8.670
= 2.340
Ongkos RT= total produksi RT×ongkos RT
= 8.670 × 2500
= 21.675.000
Ongkoss OT= kekurangan produksi× ongkos OT
= -599 × 3750
= -2.246.250
Total ongkos= ongkos RT× ongkos OT
= 21.675.000+(-2.246.250)
= 19.428.750
Berdasarkan perhitungan di atas ongkos produksi yang paling kecil adalah dengan
menggunakan tenaga kerja sebanyak 6 orang yakni 19.428.750, oleh karena itu
penyusunan rencana produksi untuk tiap bulan dapat dilakukan dengan metode enaga
kerja tetap dengan 6 prang tenaga kerja.
B. Tabel Perhitungan Metode Tenaga Kerja Tetap

Berdasarkan Penjelasan tabel di atas


Kolom 3 = 223(hari kerja sesuai ketentuan)
Kolom 4 = Total TK × HK × JK
= 6 × 21 × 8 = 1.008
Kolom 5 = RMH : WB
= 1.008 : 1,29 = 781
Kolom 6 = 27% × RMH
= 27% × 1.008 = 272

Kolom 7 = Demand – UPRT


= 650 – 781
= -131 (karena UPRT > Demand maka tidak di perlukan produksi dengan over
time).
Kolom 8 = (27% × UPRT) – Demand – UPRT
= (27% × 781) – 650 – 781 = - 1.220 = 0
Kolom 9 = UPRT + Unit produced OT – demand
= 781 + (- 131) – 650 = 0
C. Tabel Perencanaan Produksi untuk 12 periode
KESIMPULAN

1. Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat menghitung jumlah rencana


produksi untuk tahun 2020 sebesar 8.670.
2. Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat menghitung menghitung jumlah
produksi normal sebesar 2.500, produksi lembur sebesar 0 karena produksi telah
tercukupi dan produksi subkontaknya sebesar 0.
3. Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan praktikan dapat menghitung total
ongkos produksi sebesar 19.428.750.
DAFTAR PUSTAKA

Bastian, I., Winardi, R. D., & Fatmawati, D. 2018. Metoda Wawancara Dengan Metoda
Pengumpulan Dan Teknik Analisis Data. Jakarta:Universitas Indonesia.
Chinguwa, S., Madanhire, I., & Musoma, T. 2018. A Decision Framework based For The
Aggregate Production Planning Strategies in a Multi Product Factory Antarctic
Furniture Industry Case Study. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Lestari. 2019. Aggregate Planning Analysis in PT. Akebono Brake Astrajaya. Bandung:
Jurnal ITB.Vol.II.

Anda mungkin juga menyukai