Anda di halaman 1dari 16

RESUME

Menghitung Dan Menganalisis Anggaran Produksi & Contoh Kasus


Dosen pengampu: Reza Muhammad Rizki, M.AK

Nama kelompok 1:

1. Eno Ayunda
2. Sri Wahyuni Abdurahman
3. Kurnima
4. Cecilya Liana Agustin
5. Siti Sarah Hasibuan

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TEKNOLOGI SUMBAWA
2019/2020
ANGGARAN PRODUKSI

1. PENGERTIAN
Anggaran produksi adalah suatu perencanaan secara terperinci mengenai jumlah unit produk
yang akan diproduksi selama periode yang akan dating.
Perencanaan produksi mencakup masalah - masalah yang bersangkutan dengan penentuan :
 Tingkat produksi
 Kebutuhan fasilitas - fasilitas produksi
 Tingkat persedian barang jadi

2. KEGUNAANANGGARAN PRODUKSI
Kegunaan dari penyusunan anggaran produksi adalah :
1. Menunjang kegiatan penjualan, sehingga produk dapat disediakan sesuai dengan waktu
yang telah direncanakan.
2. Menjaga tingkat persediaan yang memadai dengan cara mengusahakan persediaan yang
tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil.
3. Mengatur produksi agar biaya- biaya produksi dapat ditekan seminal mungkin.
Adapun tujuan dari anggaran produksi adalah sebagai berikut :
 Untuk mencapai tingkat keuntungan tertentu, misalnya berapa hasil yang diproduksi
supaya dapat dicapai tingkat keuntungan dengan persentase tertentu dari keuntungan
setahun terhadap penjualan yang diinginkan.
 Untuk menguasai pasar tertentu, sehingga hasil perusahaan ini tetap mempunyai market
share tertentu.
 Untuk mengusahakan supaya perusahaan pabrik ini bekerja pada tingkat efisien tertentu.
 Untuk mengusahakan dan mempertahankan supaya pekerjaan dan kesempatan kerja yang
sudah ada dapat sernakin berkembang.
3. FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANGGARAN PRODUKSI
Oleh sebab itu faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran produksi antara lain
adalah :
 Rencana penjualan yang tertuang dalam anggaran penjualan.
 Kapasitas pabrik dan peralatan pabrik yang tersedia termasuk teknologi yang digunakan.
 Tenaga buruh termasuk rekruitmen, pelatihan, penempatan, pengarahan, dan pemutusan
hubungan kerja.
 Bahan baku termasuk teknik transportasi dan pergudangan, dan
 Modal kerja untuk menjalankan proses produksi

4. FAKTOR - FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL DALAM PENYUSUNAN


BUDGET PRODUKSI
a) Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang berada dalam perusahaan yang mempunyai
pengaruh terhadap kelangsungan perusahaan :
 Penjualan tahun lalu bisajadi patokan
 Kebijakan perusahaan yang berhubungan dengan harga jual
 Syarat pembayaran barang yang dijual
 Pemilihan saluran distribusi
 Tenaga kerja yang dimiliki perusahaan (Quantitatif atau Qualitatif)
 Modal kerja yang dimiliki perusahaan (Current asset -Current liabilities)
 Fasilitas yang dimiliki perusahaan
 Kebijaksanaan perusahaan yang dimiliki perusahaan dibidang-bidang lain
b) Faktor Eksternal
Faktor-faktor eksternal/ faktor luar perusahaan, tapi memiliki pengaruh terhadap
perusahaan:
 Persaingan
 Tingkat pertumbuhan penduduk
 Tingkat penghasilan masyarakat
 Tingkat pendidikan masyarakat
 Tingkat penyebaran masyarakat
 Agama, adat istiadat dan kebijaksanaan masyarakat
 Kebijaksanaan pemerintah
 Keadaaan perekonomian internasional maupun nasional dan kemajuan tehnologi.

5. PENYUSUNAN ANGGARAN PRODUKSI


peranan prosedur perencanaan produksi dalam setiap perusahaan sangat besar, karena seluruh
tugas yang dilakukan dalam proses produksi harus ditetapkan dalam rencana. Dalam
menetapkan prosedur perencanaan maka pimpinan harus memperhatikan tahapan-tahapan
sebagai berikut:
 Menetapkan tujuan maupun serangkaian tujuan
 Merumuskan keadaan saat ini
 Mengidentifikasikan segala kemudahan dan hambatan
 Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk mencapai tujuan

Secara garis besar anggaran produksi disusun dengan menggunakan rumus umum sebagai
berikut :

Tingkat penjualan (dari anggaran penjualan).........................XX

Tingkat persediaan akhir ......................................................XX +

Jumlah…………………………………………..................... XX

Tingkat persediaan awal ........................................................XX -

Tingkat produksi ...................................................................XX


6. LANGKAH PRAKTIS MENYUSUN ANGGARAN PRODUKSI
A. Langkah-langkah umum penyusunan anggaran produksi:
 Menentukan periode waktu yang akan dipakai sebagai dasar dalam penyusunan
anggaran produksi yang selaras dengan periode yang digunakan dalam penyusunan
anggaran penjualan.
 Menentukan satuan fisik dari barang yang akan dihasilkan
 Menentukan standar penggunaan sumber daya (bahan baku, tenaga kerja langsung
dan penggunaan fasilitas.
 Menentukan kebijakan pola produksi dan kebijakan persediaan.
 Menyajikan Anggaran produksi dalam sebuah tabel. Penyajian dalam bentuk
sederhana setidaknya memuat informasi tentang waktu dan jumlah produksi. Jumlah
produksi dihitung dengan mempertimbangkan persediaan awal dan persediaan akhir
barang jadi. Produksi = Penjualan+ peersediaan akhir – persediaan awal.
 Untuk kasus-kasus yang lebih kompleks penyajian dapat disesuaikan dengan prinsip
jelas dan informatif.
B. Langkah-Langkah Pelaksanaan Anggaran Produksi
Di samping itu dapat pula disusun langkah-langkah utama yang dilakukan dalam rangka
menyusun anggaran produksi pelaksanaanya:
a) Tahap perencanaan
 Menentukan periode waktu yang akan dipake sebagai dasar dalam penyusunan bagian
produksi.
 Menentukan jumlah satuan fisik dari barang yang harus dihasilkan.
b) Tahap pelaksanaan
 Menentukan kapan barang diproduksi.
 Menentukan dimana barang akan diproduksi
 Menentukan urut-urutan proses produksi
 Menetukan standar penggunaan fasilitas-fasilitas produksi untuk mencapai efisiensi
 Menyusun progam tentang penggunaan bahan mentah ,buruh, service dan peralatan.
 Menyusun standar produksi
 Membuat perbaikan-perbaikan bilamana diperlukan.
Dalam tahap perencanaan diatas, dikatakan bahwa penentuan jumlah satuan fisik barang
yang harus diprodusir disesuaikan dengan rencana penjualan. Pada umumnya rencana penjualan
disajikan dalam unit fisik, sehingga menghitung jumlah barang yang harus diproduksi adalah
mudah.

Contoh:

Diharapkan bahwa 1500unit barang A akan berada ditangan perrusahaan pada awal periode
nanti. Penjualan selama satu periode direncanakan 1500 unit. Sedangkan persediaan akhir
diperkirakan 900 unit.

Sehingga perusahaan harus memproduksi barang A sebanyak 400 unit, dengan perhitungan
sebagai berikut :

Penjualan 1500 unit


Persediaan akhir 900 unit +

Kebutuhan 2400 unit


Persediaan awal 1000 unit –

Produksi 1400 unit

Kemudian, pada tahap pelaksanaan terdapat langkah yang menentukan kapan barang
akan diproduksi oleh perusahaan. Dalam menentukan kapan suatu barang akan diproduksi ,
terlebih diperkirakan:
 Lamanya proses produksi,yakni jangka waktu yang diperlukan untuk memproses barang
mentah menjadi barang jadi.
 Jumlah barang yang akan dihasilkan selama satu periode,dengan melihat kembali
anggaran penjualan.
Bagi perusahaan yang telah berkali-kali menghasilkan barang yang sama,lamanya proes
produksi dapat diketahui dengan mengingat pengalaman-pengalaman di masa lalu. Sedangkan
bagi perusahaan yang belum pernah menghasilkan barang tertentu sehingga tidak mempunyai
data historis tentang barang tersebut, dapat melakukan penelitian dengan cara sederhana berupa
pembuatan proto type Barang yang akan dihasilkan.
Dalam menentukan atau memperkirakan jangka waktu produksi dan jumlah barang yang
akan dihasilkan,beberapa faktor harus dipertimbangkan. Faktor –faktor tersebut berupa :
a) Fasilitas Pabrik
Progam-progam produksi harus selalu dikaitkan dengan fasilitas tersedia dalam pabrik
serta selalu selalu mempertimbangkan efisiensi penggunaan fasilitas tersebut.
b) Fasilitas Pergudangan
Beberapa jenis barang membutuhkan system penyimpanan secara khusus karna sifat-
sifatnya yang khusus pula. Produksi yang terlalu jauh melebihi kemampuan gudang
untuk menyimpannya akan mengakibatkan resiko-resiko,yang tentu saja menimbulkan
biaya bagi perusahaan.
c) Stabilitas Tenaga Kerja
Beberapa jenis barang mempunyai sifat permintaan yang musiman. Dengan berdasarkan
pada anggaran penjualan,pada bulan-bulan tertentu dimana volume penjualan
diperkirakan tinggi mungkin perusahaan harus memaksakan diri dalam berproduksi.
Dalam hal ini perusahaan dapat menambah buruhnya atau menambah jam kerja buruh
setiap harinya. Apabila buruh yang diperlukan sebagai tambahan mudah didapat maka
tidak ada masalah yang dapat mempengaruhi kelancaran prose produksi. Tetapi bila
buruh tidak mudah di dapat, berarti stabilitas kerja diperusahaan itu terganggu. Ini dapat
dihindarkan dengan membuat perencanaan produksi secara hati-hati dan membuat
kebijaksanaan dalam hal persediaan dengan lebih teratur.
d) Stabilitas bahan mentah
Apabila bahan mentah yang dipakai tidak selalu tersedia dipasar hal itu dapat
membahayakan kelancaran proses produksi. Karna itu kebijaksanaan dalam pembelian
barang mentah sangat perlu diperhatikan.
e) Model yang digunakan
Besar kecilnya modal kerja yang tersedia akan mempunyai pengaruh terhadap besar
kecilnya volume produksi dan kebijaksanaan persediaan. Dengan kata lain kebijaksanaan
produksi harus diseimbangkan dengan kemampuan financial.

7. METODE PENYUSUNAN ANGGGARAN PRODUKSI


Apakah manajemen akan melakukan pendekatan kebijakan terhadap produksi dengan
mengutamakan stabilitas produksi atau akan mengutamakan stabilitas persediaan da bisa juga
manajemen mengkombinasi dari dua kebijakan tersebut.
Berdasarkan uraian diatas maka pendekatan atau kebijakan dalam menyusun anggaran
dapat dibagi menjadi 2 (dua) yaitu:
A. Anggaran produksi dengan stabilitas produksi
Yang dimaksud dengan mengutamakan stabilitas produksi adalah perkembangan yang stabil
dari jumlah yang diproduksi di waktu yang akan datang, sehingga walaupun terjadi fluktuasi
penjualan, jumlah unit yang diproduksi tetap sama.
Metode ini digunakan untuk perusahaan/manajemen yang sangat memperhatikan
kestabilan produksi.
Langkah-langkah penyusunan anggaran produksi dengan stabilitas produksi, antara lain :
 Membagi volume produksi yang direncanakan dengan banyaknya periode produksi.
Apabila menghasilkan angka desimal maka dilakukan pembulatan dan
kekurangannya ditambahkan pada periode yang dianggap tinggi penjualannya.
 Menentukan volume persediaan akhir dengan rumus:
Persediaan akhir = (Volume Produksi + Persediaan Awal) – Volume Penjualan.
Persediaan akhir periode saat ini merupakan persediaan awal periode berikutnya.
CONTOH KASUS 1:
Diketahui rencana penjualan PT. Yamaha selama 1 tahun (2015) adalah :

BULAN Tingkat Penjualan

(unit)

Januari 1500

Februari 1600

Maret 1600

April 1400

Mei 1200

Juni 1000

Juli 700

Agustus 600

September 900

Oktober 1100

November 1200

Desember 1400

Jumlah 14200
Sedangkan tingkat persediaan adalah :
 Persediaan awal tahun = 2.000 Unit
 Persediaan akhir tahun = 1.500 Unit
Diminta :
a. Buatlah Anggaran produksi dengan stabilitas produksi untuk tahun 2015
b. Buatlah Anggaran produksi dengan stabilitas produksi secara bulanan untuk tahun 2015
Penyelesaian :
a. Anggaran produksi dengan stabilitas produksi untuk tahun 2015
Jumlah yang harus diproduksi adalah :

Penjualan 1 tahun = 14.200 unit

Persediaan akhir tahun = 1.500 unit +

Kebutuhan 1 tahun = 15.700 unit

Persediaan awal tahun = 2.000 unit -

Jumlah yang harus diproduksi = 13.700 unit

b. Anggaran produksi dengan stabilitas produksi secara bulanan untuk tahun 2015
Pengalokasian tingkat produksi tiap bulan dapat dilakukan dengan 2 cara ;
a) Produksi selama 1 tahun = 13.700 unit
Produksi per bulan = 13.700 unit : 12 bulan
= 1.141,67 unit
Kelemahan cara ini sering ditemukan bilangan-bilangan tidak bulat, sehingga sulit
untuk dilaksanakan dengan tetap atau tepat?
b) Produksi selama 1 tahun = 13.700 Unit
Perhitungan cara di atas produksi rata-rata perbulan = 1.141,67 unit
Bilangan bulat yang paling mendekati dan mudah dilaksanakan : 1.100 unit.
Apabila produksi per bulan = 1.100 unit, maka kekurangannya : 13.700 - (12 x 1.100) = 500 unit
500 unit dialokasikan ke bulan-bulan dengan tingkat penjualan tertinggi yaitu ;
Januari dengan tingkat penjualan sebesar =1.500 unit.
Februari dengan tingkat penjualan sebesar =1.600 unit
Maret dengan tingkat penjualan sebesar =1.600unit
April dengan tingkat penjualan sebesar =1.400 unit
Desember dengan tingkat penjualan sebesar =1.400 unit
Maka :
Masing-masing mendapat ;
(500 unit : 5) x 1 unit = 100 unit
Sehingga secara keseluruhan adalah :
- 5 bulan masing-masing (1.100 + 100) unit = 6.000 unit
- 7 bulan masing-masing 1.100 unit = 7.700 unit +
Jumlah = 13.700 unit
Keterangan :
Persediaan Awal = Jumlah – Tingkat Produksi
Persediaan Akhir = Nilai Dari Persediaan Awal.
B. Anggaran produksi dengan stabilitas persediaan
Disini perkembangan jumlah unit yang diproduksi dibiarkan berfluktuasi, tetapi tingkat
persediaan diusahakan stabil dari waktu ke waktu.
Cara yang dilakukan adalah persediaan awal dan persediaan akhir ( dengan waktu bulanan,
triwulan, semester, dll ).
Berdasarkan Contoh diatas :
Pengalokasian tingkat produksi tiap bulan dapat dilakukan dengan dua cara :
a. Persediaan awal tahun = 2.000 unit

Persediaan akhir tahun = (1.500 unit)

Selisihnya = 500 unit

Selisihnya tersebut dialokasikan per bulan : (500 : 12) x 1 unit = 41,67 unit

Kelemahan cara ini sering ditemukan bilangan-bilangan tidak bulat, sehingga sulit untuk
dilaksanakan dengan tetap atau tepat.

b. Persediaan awal tahun = 2.000 unit

Persediaan akhir tahun =( 1.500 unit )

Selisihnya = 500 unit

Agar didapat hasil bilangan bulat dan mudah dilaksanakan maka 500 unit dibagi
dengan 5 sehingga : (500 : 5) x 1 unit = 100 unit
Angka tersebut dialokasikan dari bulan Januari hingga bulan Mei.
Bulan Renc. Persd. Jumlah Persd. Awal Tingkat
Penjualan Akhir Produksi

Jan 1.500 1.900 3.400 2.000 1.400

Feb 1.600 1.800 3.400 1.900 1.500

Mar 1.600 1.700 3.300 1.800 1.500

Apr 1.400 1.600 3.000 1.700 1.300

Mei 1.200 1.500 2.700 1.600 1.100

Jun 1.000 1.500 2.500 1.500 1.000

Jul 700 1.500 2.200 1.500 700

Agst 600 1.500 2.100 1.500 600

Sep 900 1.500 2.400 1.500 900

Okt 1.100 1.500 2.600 1.500 1.100

Nov 1.200 1.500 2.700 1.500 1.200

Des 1.400 1.500 2.900 1.500 1.400

Total 14.200 1.500 33.200 2.000 13.700

Keterangan

Menentukan tingkat persediaan:

Persediaan akhir januari = 2000-100=1900, Februari = 1900-100=1800,

Maret = 1800-100=1700, April = 1700-100=1600, Mei = 1600-100=1500

Pengurangan s.d. nilai selisih 500 unit habis (Januari s.d. Mei)
- Tingkat Produksi = (Rencana Penjualan + Persediaan Akhir) – Persediaan Awal

- Persediaan awal = tingkat persediaan akhir bulan sebelumnya.

CONTOH KASUS 3:

PT Izath Sentosa adalah perusahaan yang membuat topi , berikut data penjualan 3 bulan terakhir,
tentukan penjualan bulan April

Penjualan
Bulan
(kuantitas)

Januari 2000

February 2300

Maret 2450

Penyelesaian:

Penjualan
Bulan
(kuantitas)

Januari 2000

February 2300

Maret 2450

April *2250

2250 diperoleh dari (rata-rata 3 bulan sebelumnya)


Metode Trend moment

Berikut adalah data penjualan PT Izath Sentosa dari tahun 2006-2011, tentukan penjualan tahun
2012

Tahun Y

2006 240

2007 250

2008 280

2009 290

2010 305

2011 330
Berikut perhitungan untuk memudahkan metode trend moment
Tahun Y X XY X2
2006 240 0 0 0
2007 250 1 250 1
2008 280 2 560 4
2009 290 3 870 9
2010 305 4 1220 16
2011 330 5 1650 25
Ʃ 1695 15 4550 55
Y = data penjualan tahun sebelumnya X = tahun ke-

Kemudian masukkan kedalam rumus

ƩY = n.a + b. ƩX 1695 = 6.a +b.15

ƩXY = a. ƩX + b. ƩX2 4550 = 15a + b. 55

Kemudian susun menggunakan metode eliminasi untuk mendapatkan nilai a atau b terlebih
dahulu

1695 = 6.a +b.15 (x 2,5) 4237,5 = 15a + 37,5b

4550 = 15a + b. 55 ( x 1 ) 4550 = 15a + 55b -

-312,5 = -17,5b

b = 17,8571

Kemudian masukkan nilai b ke salah satu persamaan,

1695 = 6a + 267,8571*

a = 237,86

(*267,8571 = 15 x 17,8571)

Terakhir masukkan nilai a dan b kedalam persamaan Y= a + bX

Y = 237,86 + 17,8571*6

Y = 350

Jadi penjualan tahun 2012 dianggarkan sebesar 350 unit

Anda mungkin juga menyukai