Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

ANGGARAN PRODUKSI DAN BAHAN MENTAH

DISUSUN OLEH

KELOMPOK
1. AFNI MARTINA PULUNGAN
2. MELLY MARDIAH NINGSIH
3. RIINTRI DELVI

DOSEN PEMBIMBING
MASRIZA, SE.MM

INSTITUT TEKNOLOGI DAN BISNIS INDRAGIRI

T.A. 2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah, hanya kepada-Nya kita memuji, memohon pertolongan
dan meminta ampunan. Kita berlindung kepada Allah dari kejahatan nafsu dan
keburukan amal perbuatan kita. Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka
tiada seorang pun yang dapat menyesatkannnya. Sebaliknya, barang siapa yang
disesatkan-Nya, maka tiada seorang pun yang dapat memberinya petunjuk.

Kami hanya dapat berdoa, kiranya apa yang saya tulis disini bermanfaat bagi
kita semua. Ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan
membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini. Kami sadar bahwa apa yang
kami tulis masih sangat jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, kritikan dan saran yang
sifatnya membangun dari para pembaca sangat saya harapkan.
Akhir kata, mohon maaf apabila terdapat banyak kesalahan dalam makalah
ini. Dan hanya kepada Allah swt kita berlindung dan memohon ampun.

DAFTAR ISI

i
KATA PENGANTAR........................................................................................i

DAFTAR ISI.......................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................2

C. Tujuan............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................3

A. anggaran produksi .......................................................................................3

B. kegunaan anggaran produksi........................................................................3

C. faktor - faktor yang mempengaruhi anggaran produksi...............................4

D. faktor - faktor internal dan eksternal dalam penyusunan ............................5

E. penyusunan anggaran produksi?..................................................................6

F. langkah praktis menyusun anggaran produksi.............................................8

G. anggaran bahan mentah................................................................................10

H. kebutuhan bahan mentah..............................................................................11

I. anggaran pembelian bahan mentah..............................................................12

BAB III PENUTUP............................................................................................19

A.Kesimpulan......................................................................................................19

B. Saran..............................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................20

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Semakin banyaknya masalah menyebabkan banyak kegiatan harus dilakukan


berdasarkan perencanaan yang cermat. Anggaran salah satu bentuk dari berbagai
rencana yang mungkin disusun, meskipun tidak setiap rencana dapat disebut sebagai
anggaran. Anggaran perusahaan mencakup berbagai kegiatan operasional yang saling
berkaitan dan saling mempengaruhi satu sama lainnya. Perusahaan sebagai salah satu
unit ekonomi perlu memiliki program yang tepat. Perusahaan sebagai lembaga
ekonomi umumnya mengejar keuntungan, dan karenannya menggunakan kriteria
efisiensi sebagai alat pengukurnya. Karena itulah perusahaan membutuhkan alat
perencana dan pengendali keuntungan. Dalam hal ini anggaran perusahaan berfungsi
sebagaimana RAPBN bagi pemerintah dalam merencanakan dan mengendalikan
program pembangunan ekonomi.

Dalam suatu perusahaan, bahan baku merupakan salah satu elemen yang
penting karena bahan baku menjadi dasar berlangsungnya suatu produksi. Perusahaan
harus selalu mempertimbangkan secara masak tentang berapa besarnya jumlah bahan
baku yang harus ada sebelum memulai suatu kegiatan produksi. Oleh karena itu,
perusahaan perlu melakukan pengendalian terhadap bahan baku maupun biaya yang
ditimbulkan. Untuk menjaga kelancaran produksi harus dipertimbangkan secara
matang mengenai tersediannya bahan baku agar dapat memenuhi keperluan produksi
jangka pendek maupun jangka panjang.

Dalam pengendalian bahan baku, salah satu cara yang dapat dilakukan oleh
perusahaan adalah dengan membuat anggaran pembelian bahan baku. Bahan baku
dapat dianggarkan dalam satuan (unit) uang. Anggaran pembelian bahan baku berisi
rencana kuantitas bahan baku yang harus dibeli oleh perusahaan dalam periode waktu

1
mendatang. Ini harus dilakukan secara hati-hati terutama dalam hal jumlah dan waktu
pembelian.

B. Rumusan masalah

1. Pengertian anggaran produksi ?


2. Bagaimana kegunaan anggaran produksi?
3. Sebutkan faktor - faktor yang mempengaruhi anggaran produksi?
4. Sebutkan faktor - faktor internal dan eksternal dalam penyusunan budget
produksi?
5. Bagaimana penyusunan anggaran produksi?
6. Bagaimana langkah praktis menyusun anggaran produksi?
7. Bagaimana anggaran bahan mentah?
8. anggaran kebutuhan bahan mentah?
9. anggaran pembelian bahan mentah?

C. Tujuan

1. untuk mengetahui pengertian anggaran produksi?


2. untuk mengetahui kegunaan anggaran produksi?
3. untuk mengetahui faktor - faktor yang mempengaruhi anggaran produksi?
4. untuk mengetahui faktor - faktor internal dan eksternal dalam penyusunan
budget produksi?
5. untuk mengetahui penyusunan anggaran produksi?
6. untuk mengetahui langkah praktis menyusun anggaran produksi?
7. untuk mengetahui anggaran bahan mentah?
8. untuk mengetahui anggaran kebutuhan bahan mentah?
9. untuk mengetahui anggaran pembelian bahan mentah?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN

Anggaran produksi adalah suatu perencanaan secara terperinci mengenai jumlah


unit produk yang akan diproduksi selama periode yang akan dating.

Perencanaan produksi mencakup masalah - masalah yang bersangkutan dengan


penentuan :
 Tingkat produksi
 Kebutuhan fasilitas - fasilitas produksi
 Tingkat persedian barang jadi
Pendekatan - pendekatan yang dipergunakan dalam penyusunan anggaran produksi :
1. Kebijaksanaan yang mengutamakan stabilitas tingkat produksi, dengan tingkat
persediaan barang dibiarkan mengambang.
2. Kebijaksanaan yang mengutamakan pengendalian tingkat persedian barang,
dengan tingkat produksi dibiarkan mengambang.
3. Kebiajaksanaan yang merupakan kombinasi keduanya, diaman tingkat
produksi maupun tingkat persediaan sama - sama berubah dalam batas - batas
tertentu.

B. KEGUNAAN ANGGARAN PRODUKSI

Kegunaan dari penyusunan anggaran produksi adalah :


1. Menunjang kegiatan penjualan, sehingga produk dapat disediakan sesuai
dengan waktu yang telah direncanakan.
2. Menjaga tingkat persediaan yang memadai dengan cara mengusahakan
persediaan yang tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil.

3
3. Mengatur produksi agar biaya- biaya produksi dapat ditekan seminal
mungkin.

Secara umum anggaran produksi berguna sebagai pedoman kerja,


pengkoordinasian kerja dan pengawasan kerja. Sedangkan secara khusus
anggaran produksi dapat berguna sebagai:
a. Menunjang kegiatan penjualan, sehingga produk dapat disediakan sesuai
dengan waktu yang telah direncanakan.
b. Menjaga tingkat persediaan yang memadai dengan cara mengusahakan
persediaan yang tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil.
c. Mengatur produksi agar biaya produksi dapat ditekan seminimal mungkin.

Adapun tujuan dari anggaran produksi adalah sebagai berikut :


 Untuk mencapai tingkat keuntungan tertentu, misalnya berapa hasil yang
diproduksi supaya dapat dicapai tingkat keuntungan dengan persentase
tertentu dari keuntungan setahun terhadap penjualan yang diinginkan.
 Untuk menguasai pasar tertentu, sehingga hasil perusahaan ini tetap
mempunyai market share tertentu.
 Untuk mengusahakan supaya perusahaan pabrik ini bekerja pada tingkat
efisien tertentu.
 Untuk mengusahakan dan mempertahankan supaya pekerjaan dan kesempatan
kerja yang sudah ada dapat sernakin berkembang.

C. FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANGGARAN PRODUKSI

Aggaran produksi seperti dihitung berdasarkan anggaran penjualan menentukan


anggaran penggunaan bahan, anggaran pembelian bahan, anggaran biaya upah
buruh atau anggaran biaya tenaga kerja langsung, dan anggaran biaya ovehead
pabrik. Perencanaan dan penjadwalan produksi adalah tugas pabrik yang
menyangkut penentuan jumlah barang yang diproduksi dan penentuan waktu

4
produksi. Oleh sebab itu faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran
produksi antara lain adalah :
 Rencana penjualan yang tertuang dalam anggaran penjualan.
 Kapasitas pabrik dan peralatan pabrik yang tersedia termasuk teknologi yang
digunakan.
 Tenaga buruh termasuk rekruitmen, pelatihan, penempatan, pengarahan, dan
pemutusan hubungan kerja.
 Bahan baku termasuk teknik transportasi dan pergudangan, dan
 Modal kerja untuk menjalankan proses produksi

D. FAKTOR - FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL DALAM


PENYUSUNAN BUDGET PRODUKSI

a) Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang berada dalam perusahaan yang
mempunyai pengaruh terhadap kelangsungan perusahaan :
 Penjualan tahun lalu bisajadi patokan
 Kebijakan perusahaan yang berhubungan dengan harga jual
 Syarat pembayaran barang yang dijual
 Pemilihan saluran distribusi
 Tenaga kerja yang dimiliki perusahaan (Quantitatif atau Qualitatif)
 Modal kerja yang dimiliki perusahaan (Current asset -Current liabilities)
 Fasilitas yang dimiliki perusahaan
 Kebijaksanaan perusahaan yang dimiliki perusahaan dibidang-bidang lain
b) Faktor Eksternal
Faktor-faktor eksternal/ faktor luar perusahaan, tapi memiliki pengaruh
terhadap perusahaan:
 Persaingan

5
 Tingkat pertumbuhan penduduk
 Tingkat penghasilan masyarakat
 Tingkat pendidikan masyarakat
 Tingkat penyebaran masyarakat
 Agama, adat istiadat dan kebijaksanaan masyarakat
 Kebijaksanaan pemerintah
 Keadaaan perekonomian internasional maupun nasional dan kemajuan
tehnologi.

E. PENYUSUNAN ANGGARAN PRODUKSI


Dalam penyusunan anggaran produksi yang mengutamakan stabilitas produksi
ditentukan terlebih dahulu kebutuhan selama 1 tahun, kemudian diperkirakan
kebutuhan setiap bulannya. Akhirnya tingkat persediaan disesuaikan dengan
kebutuhan, agar produksi tetap stabil.
Penyusunan anggaran produksi tergantung pada anggaran penjualan. Dalam
kondisi pasar persaingan sempurna, anggaran penjualan merupakan acuan utama
untuk menyusun anggaran produksi, anggaran biaya pemasaran, anggaran biaya
administrasi dan anggaran laba operasi. Manajer produksi sebelum melaksanakan
kegiatan menyusun anggaran produksi dalam unit dan anggaran persediaan
barang jadi dalam unit.
Suatu produksi dapat berjalan dengan lancar apabila interaksi antara
faktor¬faktor produksi yang digunakan. Apabila hal tersebut dilakukan dengan
sempurna maka akan menghasilkan output yang baik. Dengan adanya pengaturan
dalam faktor-faktor produksi tersebut dapat diperbaiki tingkat efektifitas dan
efisiensi proses produksi yang akhirnya tujuan manajemen produksi akan dapat
dicapai dengan baik.
Pengolahan faktor-faktor produksi yang ada sebaiknya dilakukan berdasarkan
kesempatan yang dimiliki selanjutnya dipilih kesempatan yang mana dapat
dicapai, sebenarnya sangat banyak kesempatan terbuka untuk dilaksanakan, tetapi

6
karena adanya keterbatasan dalam faktor-faktor produksi, maka harus dilakukan
suatu prosedur sesuai dengan jenis usaha dan kegiatan yang dilakukan. “Secara
formal dapat dinyatakan bahwa prosedur merupakan bagian dari urutan
kronologis dan cara yang ditetapkan untuk melaksanakan suatu pekerjaan. Urutan
kronologis merupakan ciri khas dari setiap prosedur, sebuah prosedur
menunjukkan bagaimana masing-masing tugas akan dilaksanakan dan siapa yang
akan melaksanakannya.
Untuk itu peranan prosedur perencanaan produksi dalam setiap perusahaan
sangat besar, karena seluruh tugas yang dilakukan dalam proses produksi harus
ditetapkan dalam rencana. Dalam menetapkan prosedur perencanaan maka
pimpinan harus memperhatikan tahapan-tahapan sebagai berikut:

 Menetapkan tujuan maupun serangkaian tujuan


 Merumuskan keadaan saat ini
 Mengidentifikasikan segala kemudahan dan hambatan
 Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk mencapai tujuan

Secara garis besar anggaran produksi disusun dengan menggunakan rumus umum
sebagai berikut :

Tingkat penjualan (dari anggaran penjualan).........................XX

Tingkat persediaan akhir ......................................................XX +

Jumlah…………………………………………..................... XX

Tingkat persediaan awal ........................................................XX -

Tingkat produksi ...................................................................XX

7
F. LANGKAH PRAKTIS MENYUSUN ANGGARAN PRODUKSI
A. Langkah-langkah umum penyusunan anggaran produksi:
 Menentukan periode waktu yang akan dipakai sebagai dasar dalam
penyusunan anggaran produksi yang selaras dengan periode yang
digunakan dalam penyusunan anggaran penjualan.
 Menentukan satuan fisik dari barang yang akan dihasilkan
 Menentukan standar penggunaan sumber daya (bahan baku, tenaga kerja
langsung dan penggunaan fasilitas.
 Menentukan kebijakan pola produksi dan kebijakan persediaan.
 Menyajikan Anggaran produksi dalam sebuah tabel. Penyajian dalam
bentuk sederhana setidaknya memuat informasi tentang waktu dan jumlah
produksi. Jumlah produksi dihitung dengan mempertimbangkan
persediaan awal dan persediaan akhir barang jadi. Produksi = Penjualan+
peersediaan akhir – persediaan awal.
 Untuk kasus-kasus yang lebih kompleks penyajian dapat disesuaikan
dengan prinsip jelas dan informatif.
B. Langkah-Langkah Pelaksanaan Anggaran Produksi
Di samping itu dapat pula disusun langkah-langkah utama yang dilakukan
dalam rangka menyusun anggaran produksi pelaksanaanya:
a) Tahap perencanaan
 Menentukan periode waktu yang akan dipake sebagai dasar dalam
penyusunan bagian produksi.
 Menentukan jumlah satuan fisik dari barang yang harus dihasilkan.

b) Tahap pelaksanaan
 Menentukan kapan barang diproduksi.
 Menentukan dimana barang akan diproduksi
 Menentukan urut-urutan proses produksi

8
 Menetukan standar penggunaan fasilitas-fasilitas produksi untuk mencapai
efisiensi
 Menyusun progam tentang penggunaan bahan mentah ,buruh, service dan
peralatan.
 Menyusun standar produksi
 Membuat perbaikan-perbaikan bilamana diperlukan.

Dalam tahap perencanaan diatas, dikatakan bahwa penentuan jumlah satuan


fisik barang yang harus diprodusir disesuaikan dengan rencana penjualan. Pada
umumnya rencana penjualan disajikan dalam unit fisik, sehingga menghitung jumlah
barang yang harus diproduksi adalah mudah.

Contoh:

Diharapkan bahwa 1500unit barang A akan berada ditangan perrusahaan pada awal
periode nanti. Penjualan selama satu periode direncanakan 1500 unit. Sedangkan
persediaan akhir diperkirakan 900 unit.

Sehingga perusahaan harus memproduksi barang A sebanyak 400 unit, dengan


perhitungan sebagai berikut :

Penjualan 1500 unit


Persediaan akhir 900 unit +

Kebutuhan 2400 unit


Persediaan awal 1000 unit –

Produksi 400 unit

9
Kemudian, pada tahap pelaksanaan terdapat langkah yang menentukan kapan
barang akan diproduksi oleh perusahaan. Dalam menentukan kapan suatu barang
akan diproduksi , terlebih diperkirakan:

 Lamanya proses produksi,yakni jangka waktu yang diperlukan untuk


memproses barang mentah menjadi barang jadi.
 Jumlah barang yang akan dihasilkan selama satu periode,dengan melihat
kembali anggaran penjualan.

G. Anggaran Bahan Mentah


Sebagai kelanjutan dari anggaran produksi yang telah dibahas terdahulu, pada
bab ini akan dibahas hal-hal yang menyangkut penyusunan anggaran bahan mentah.
            Anggaran bahan mentah yang dibahas pada bagian ini, hanya menyangkut
perencanaan kebutuhan dan penggunaan bahan mentah langsung atau yang
merupakan bagian dari barang jadi yang dihasilkan. Bahan mentah tak langsung akan
direncanakan dalam anggaran biaya overhead pabrik.
Secara ringkas tujuan penyusunan anggaran bahan mentah dapat dikatakan
sebagai berikut :
a.       Memperkirakan jumlah kebutuhan bahan mentah
b.      Memperkirakan jumlah pembelian bahan mentah yang dipergunakan
c.       Sebagai dasar untuk memperkirakan kebutuhan dana yang diperlukan untuk
melaksanakan pembelian bahan mentah
d.      Sebagai dasar penyusunan product costing
e.       Sebagai dasar melaksanakan fungsi pengawasan bahan mentah

Anggaran bahan mentah terdiri dari:

1. Anggaran Kebutuhan Bahan Mentah


            Anggaran ini disusun sebagai perencanaan jumlah bahan mentah yang
dibutuhkan untuk keperluan produksi pada periode mendatang. Kebutuhan bahan

10
mentah diperinci menurut jenisnya, menurut macam barang jadi yang akan
dihasilkan, serta menurut bagian-bagian dalam pabrik yang menggunakan bahan
mentah tersebut.

2. Anggaran Pembelian Bahan Mentah


            Anggaran ini disusun sebagai perencanaan jumlah bahan mentah yang harus
dibeli pada periode mendatang. Bahan mentah yang harus dibeli diperhitungkan
dengan mempertimbangkan faktor-faktor persediaan dan kebutuhan bahan mentah.

3. Anggaran Persediaan Bahan Mentah


            Jumlah bahan mentah yang dibeli tidak harus sama dengan jumlah bahan
mentah yang dibutuhkan, karena adanya faktor persediaan. Anggaran ini merupakan
suatu perencanaan yang terperinci atas kuantitas bahan mentah yang disimpan
sebagai persediaan.

4. Anggaran Biaya Bahan Mentah yang Habis Digunakan dalam Produksi


            Sebagian bahan mentah disimpan sebagai persediaan, dan sebagian
dipergunakan dalam proses produksi, anggaran ini merencanakan nilai bahan mentah
yang digunakan dalam satuan uang.

H. ANGGARAN KEBUTUHAN BAHAN MENTAH

            Telah diterangkan bahwa bahan mentah yang dipakai dalam proses produksi
dikelompokkan menjadi bahan mentah langsung dan tak langsung. Anggaran
kebutuhan bahan mentah disusun untuk merencanakan jumlah fisik bahan mentah
langsung yang diperlukan, bukan nilainya dalam rupiah. Secara terperinci pada
anggaran ini harus dicantumkan:
 Jenis barang jadi yang dihasilkan.
 Jenis bahan mentah yang digunakan.

11
 Bagian-bagian yang dilalui dalam proses produksi.
 Standar penggunaan bahan mentah.
 Waktu penggunaan bahan mentah.
Menentukan Kebutuhan Bahan Mentah
Jumlah bahan mentah yang dibutuhkan untuk proses produksi dalam satu
periode waktu tertentu dapat ditentukan dengan berbagai cara, yakni :
1.      Perkiraan langsung
Cara ini mengandung banyak resiko, antara lain berupa terlalu besar atau terlalu
kecilnya perkiraan. Karena itu cara ini lebih baik diserahkan pada pihak-pihak yang
telah berpengalaman dalam memproduksi barang yang sama pada waktu-waktu
sebelumnya. Bagi mereka cara ini lebih menguntungkan karena :
·         Lebih mudah
·         Lebih cepat
·         Lebih ringan biayanya
2.      Berdasarkan perhitungan standart penggunaan bahan
Standart penggunaan dihitung dengan berbagai cara, seperti : dengan melakukan
percobaan-percobaan di laboratorium dan melakukan percobaan khusus didalam
pabrik, dengan mendasarkan diri pada pemakaian nyata waktu yang lalu tercatat pada
bill of material, dan dengan melihat angka penggunaan rata-rata yang ditentukan
secara statis.

I. ANGGARAN PEMBELIAN BAHAN MENTAH

            Anggaran pembelian bahan mentah berisi rencana kuantitas bahan mentah
yang harus dibeli oleh perusahaan dalam periode waktu mendatang. Ini harus
dilakukan secara hati-hati terutama dalam jumlah dan waktu pembelian. Apabila
jumlah bahan mentah yang dibeli terlalu besar akan mengakibatkan berbagai risiko
seperti : bertumpuknya bahan mentah di gudang, yang mungkin mengakibatkan

12
penurunan kualitas, terlalu lamanya bahan mentah menunggu giliran diproses, atau
biaya penyimpangan yang menjadi lebih besar. Apabila jumlah bahan mentah yang
dibeli terlalu kecil; juga akan mendatangkan risiko berupa terhambatnya kelancaran
proses produksi akibat kehabisan bahan mentah, serta timbulnya biaya tambahan
untuk mencari bahan mentah pengganti secepatnya.

JUMLAH PEMBELIAN YANG PALING EKONOMIS


(Economical Order Quantity/EOQ)

            Hal yang perlu selalu dipikirkan oleh perusahaan selain besarnya kebutuhan
juga besarnya (jumlah) bahan mentah setiap kali dilakukan pembelian, yang
menimbulkan biaya paling rendah tetapi tidak mengakibatkan kekurangan bahan
mentah. Jumlah pembelian yang paling ekonomis ini disebut sebagai Economical
Order Quantity (EOQ). Menghitung EOQ dipertimbangkan dua jenis biaya yang
bersifat variabel, yaitu:

a.      Biaya Pemesanan

            Biaya pemesanan yaitu biaya-biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan


kegiatan pemesanan bahan mentah. Biaya ini berubah-ubah sesuai dengan frekuensi
pemesanan, semakin tinggi frekuensi pemesanannya semakin tinggi pula biaya
pemesanannya. Sebaliknya biaya ini berbanding terbalik dengan jumlah (kuantitas)
bahan mentah setiap kali pemesanan. Hal ini disebabkan karena semakin besarnya
jumlah setiap kali pemesanan dilakukan, berarti frekuensi pemesanan menjadi
semakin rendah.
Seperti:
 biaya-biaya persiapan pemesanan;
 biaya administrasi;
 biaya pengiriman pesanan;
 biaya mencocokkan pesanan yang masuk;

13
 biaya mempersiapkan order pembayaran.

b.    Biaya Penyimpanan

            Biaya penyimpanan yaitu biaya-biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan


kegiatan penyimpanan bahan mentah yang telah dibeli. Biaya ini berubah-ubah sesuai
dengan jumlah bahan mentah yang disimpan. Semakin besar jumlah bahan mentah
setiap kali pemesanan maka biaya penyimpanan akan semakin besar pula. Jelaslah
bahwa biaya penyimpanan mempunyai sifat yang berlawanan dengan biaya
pemesanan.
Seperti:
 biaya pemeliharaan;
 biaya asuransiadministrasi;
 biaya perbaikan kerusakan.
Dengan memperhatikan kedua jenis biaya di atas, maka jumlah pembelian yang
paling ekonomis dapat dihitung dengan rumus:

 
Dimana :
R = jumlah bahan mentah yang akan dibeli dalam suatu jangka waktu tertentu.
S = biaya pemesanan.
P = harga per unit bahan mentah.
I = biaya penyimpanan yang dinyatakan dalam prosentase dari
persediaan rata-rata.

14
Waktu pembelian bahan mentah

Untuk menjaga kelancaran proses produksi tidak cukup hanya ditentukan


jumlah bahan mentah yang dibeli. Harus ditentukan pula kapan pemesanan bahan
mentah, hal ini harus dilakukan agar bahan mentah itu dapat datang tepat pada waktu
dibutuhkan. Bahan mentah yang datang terlambat dapat mengakibatkan terganggunya
kelancaran proses produksi, sebaliknya bahan mentah yang datang terlalu awal akan
menimbulkan masalah pula. Karena itu dalam menentukan waktu pemesanan bahan
mentah perlu diperhatikan faktor LEAD TIME. Setelah sitentukan faktor lead time,
maka dapat ditentukan REORDER POINT.
Untuk merencanakan saat pemesanan bahan mentah pada periode mendatang,
perlu diperhatikan faktor-faktor :
1.      lead time yang terjadi pada pemesanan-pemesanan sebelumnya (data historis)
2.      extra-carrying cost
3.      stock out cost
Dalam melakukan pengamatan data historis, harus dilakukan terhadap beberapa data,
untuk kemudian dihitung probabilitasnya dari total pengamatan.

Bentuk dasar anggaran pembelian bahan mentah

            Telah diuraikan di muka bahwa anggaran pembelian bahan mentah dapat


disusun apabila total kebutuhan bahan mentah untuk suatu periode telah ditentukan,
dengan perhitungan sebagai berikut.

Persediaan akhir...................................................XX
Kebutuhan bahan
mentah....................................XX +

15
Jumlah kebutuhan................................................XX
Persediaan awal...................................................XX _
Pembelian bahan
mentah.....................................XX

Dalam anggaran pembelian bahan mentah dicantumkan


a.       jenis bahan mentah yang digunakan dalam proses produksi
b.      jumlah yang harus dibeli
c.       harga per satuan bahan mentah

            Dengan mencantumkan harga per satuan bahan mentah, maka dapat dihitung
jumlah uang yang akan dikeluarkan oleh perusahaan untuk pembelian bahan mentah.

ANGGARAN PERSEDIAAN BAHAN MENTAH

            Dalam penyusunan anggaran kebutuhan bahan mentah dan anggaran


pembelian bahan mentah di muka, tampak bahwa masalah nilai persediaan awal dan
persediaan akhir bahan mentah selalu diperhitungkan.
Setiap perusahaan dapat mempunyai kebijaksanaan dalam menilai persediaan yang
berbeda. Tetapi pada dasarnya kebijaksanaan tentang penilaian persediaan dapat
dikelompokkan menjadi:
1. Kebijaksanaan FIFO (First In First Out).
2. Kebijaksanaan LIFO (Last In First Out).

            Dalam kebijaksanaan FIFO, bahan mentah yang lebih dahulu digunakan untuk
produksi adalah bahan mentah yang lebih dahulu masuk di gudang, sehingga sering
pula diterjemahkan ”pertama masuk pertama keluar”. Dengan kata lain, penilaian
bahan mentah di gudang nilainya diurutkan menurut urutan waktu pembeliannya.
Sebaliknya dalam kebijaksanaan LIFO, harga bahan mentah yang masuk ke gudang

16
lebih akhir justru dipakai untuk menentukan nilai bahan mentah yang digunakan
dalam produksi, meskipun pemakaian fisik tetap diurutkan menurut urutan
pemasukannya.

            Perlu ditetapkan terlebih dahulu oleh perusahaan, kebijaksanaan mana yang
dipilih. Hal ini penting dalam rangka penyusunan anggaran persediaan bahan mentah
dan anggaran biaya bahan mentah yang habis digunakan, karena adanya faktor
perbedaan harga dari waktu ke waktu. Harga bahan mentah mungkin berbeda dari
waktu ke waktu, dan ini perlu diperhatikan karena nilai bahan mentah yang ada di
dalam gudang dan yang dipakai untuk produksi juga berbeda dari waktu ke waktu.
Karena itu harus diperhitungkan, apakah bahan mentah digunakan secara FIFO atau
LIFO.

            Besarnya bahan mentah yang harus tersedia untuk kelancaran proses produksi
tergantung pada beberapa faktor, seperti :
1.      Volume produksi selama satu periode waktu tertentu (ini dapat dilihat dalam
Anggaran produksi)
2.      Volume bahan mentah minimal, yang disebut safety stock (persedian besi)
3.      Besarnya pembelian yang ekomomis
4.      Estimasi tentang naik turunnya harga bahan mentah pada waktu-waktu mendatang
5.      Biaya-biaya penyimpanan dan pemeliharaan bahan mentah
6.      Tingkat kecepatan bahan mentah menjadi rusak

Persediaan Besi
Persediaan besi adalah persediaan minimal bahan mentah yang harus
dipertahankan untuk menjamin kelangsungan proses produksi. Besarnya persediaan
bahan besi ditentukan oleh berbagai faktor yakni :
1.      Kebiasaan leveransir menyerahkan bahan mentah yang dipesan, apakah selalu tepat
waktunya atau tidak.
2.      Jumlah bahan mentah yang dibeli setiap kali pemesanan

17
3.      Dapat diperkirakan atau tidaknya kebutuhan bahan mentah secara tepat
4.      Perbandingan antara biaya penyimpanan bahan mentah dan biaya ekstra karena
kehabisan bahan mentah

Bentuk Dasar Anggaran Persediaan Bahan Mentah


Dalam anggaran persediaan bahan mentah perlu diperincikan hal-hal sebagai
berikut :
1.      Jenis bahan mentah yang digunakan
2.      Jumlah masing-masing jenis bahan mentah yang tersisa sebagai persediaan
3.      Harga per unit masing-masing jenis bahan mentah
4.      Nilai bahan mentah yang disimpan sebagai persediaan

18
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Induk anggaran adalaha sebuah anggaran komprehensif yang menyatakan


keseluruhan rencana bisnis bagi keseluruhan perusahaan untuk suatu periode yang
mencakup satu tahun atau kurang.

Proses penganggaran bermula dari prakiraan penjualan,yang menetapkan


taksiran penjualan dan harga jual per unit. Prakiraan penjualan, yang disusun oleh
manajer penjualan didasarkan pada analisis kondisi ekonomi secara umum, tren
industry, dan prospek perusahaan. Dari sinilah anggaran penjualan disusun.
Berikutnya, anggaran produksi disusun berdasarkan prospek penjualan dan tingkat
persediaan yang dikehendaki. Anggaran produksi dan anggaran penjualan menjadi
landasan yang dipakai untuk menyusun anggaran-anggaran bahan baku langsung,
tenaga kerja langsung, overhead pabrikasi, persediaan akhir barang jadi,dan overhead
pabrikasi. Hasil-hasil yang diharapkan dari kegiatan-kegiatan usaha dirangkum dalam
laporan laba rugi dianggarkan. Akhirnya, hasil financial dari kegiatan-kegiatan usaha
dirangkum dalam anggaran kas dan neraca dianggarkan.

B. Saran

Dari uraian pembahasan di atas penulis menyarankan kepada pembaca


sekalian agar manfaat dari pembahasan mengenai anggaran dapat memberikan
wawasan positif. Dimana sisi positif dari uraian tersebut bisa dijadikan sebagai bahan
untuk menambah pengetahuan tentang anggaran tersebut.

19
DAFTAR PUSTAKA

http://managing-people-for-improvement.blogspot.co.id/2015/06/anggaran-
produksi.html

http://ppic1908.blogspot.co.id/2017/01/cara-menyusun-anggaran-produksi-
dengan.html

http://ma-lanjut.lab.gunadarma.ac.id/wp-content/uploads/2013/11/Ang03-
Produksi.pdf

20

Anda mungkin juga menyukai