Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH PENGANGGARAN

“Anggaran Laba”

Dosen:

Ernawaty Usman,Se,.AK,M.Si

Disusun Oleh:

Asriani Siska _C30121211

Flasincy N.P_C30121198

Fatimah Azzahra_C30121180

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS TADULAKO 2023

1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam atas Rahmat dan Hidayah-nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah ini pada mata kuliah “PENGANGGARAN ”. Yang membahas
tentang “Anggaran Laba”.Shalawat serta salam sejahtera semoga senantiasa terlimpahkan
kehadirat junjungan Nabi besar Muhammad SAW. beserta seluruh keluarganya dan para
sahabatnya serta para pentikutnya hingga zaman.

Tersusunnya makalah ini berkat usaha kami dalam pemenuhan tugas pada mata kuliah
PENGANGGARAN.Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam pembuatan makalah
ini, oleh karena itu kami mengharapkan saran dan kritikannya agar demi kesempurnaan makalah
yang kami buat selanjutnya. Semoga makalah yang kami buat bermanfaat bagi kami khusnya dan
para pembaca.

2
DAFTAR ISI

COVER................................................................................................................................1

KATA PENGANTAR ........................................................................................................2

DAFTAR ISI.......................................................................................................................3

BAB 1 PENDAHULUAN...................................................................................................5

1.1 Latar Belang......................................................................................................5


1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................5
1.3 Tujuan................................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................6

2.1 Anggaran Laba dan Peran Pentingnya...............................................................6

2.2 Format Dasar.....................................................................................................9

2.3 Metode A Posterior............................................................................................9

2.4 Metode A prior..................................................................................................11

2.5 Metode Pragmatis .............................................................................................15

BAB III PENUTUP.............................................................................................................16

3.1 Kesimpulan .........................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................17

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Anggaran adalah rencana rinci untuk memperoleh dan menggunakan sumber daya keuangan
dan lainnya selama periode waktu tertentu. Ini merupakan rencana untuk masa depan yang
diungkapkan dalam istilah kuantitatif formal. Tindakan mempersiapkan anggaran disebut
penganggaran. Penggunaan anggaran untuk mengendalikan kegiatan perusahaan disebut kontrol
anggaran.

Perencanaan jangka panjang dan kontrol yang sering bingung, dan kadang-kadang istilah ini
digunakan sedemikian rupa untuk menunjukkan bahwa mereka berarti hal yang sama.
Sebenarnya, perencanaan dan pengendalian adalah dua konsep yang sangat berbeda Perencanaan
meliputi pengembangan obyek dan menyiapkan berbagai anggaran untuk mencapai anggaran..
Kontrol melibatkan langkah yang diambil oleh manajemen untuk meningkatkan kemungkinan
bahwa tujuan yang ditetapkan pada tahap perencanaan tercapai dan bahwa semua bagian
organisasi bekerja bersama menuju tujuan itu. Untuk benar-benar efektif, sistem anggaran yang
baik harus menyediakan perencanaan baik kontrol. Perencanaan yang baik tanpa kontrol
membuang-buang waktu.

Keuntungan dan Kekurangan Anggaran :

Perusahaan menyadari banyak keuntungan / Manfaat dari program penganggaran. Diantara


manfaat ini adalah sebagai berikut:

Anggaran menyediakan sarana mengkomunikasikan rencana manajemen melalui organisasi .

Anggaran memaksa manajer untuk memikirkan dan merencanakan masa depan. Dengan tidak
adanya keharusan untuk mempersiapkan anggaran, mangers banyak akan menghabiskan seluruh
waktu mereka berurusan dengan keadaan darurat sehari-hari.

Proses penganggaran menyediakan sarana untuk mengalokasikan sumber daya untuk bagian-
bagian dari organisasi di mana mereka dapat digunakan paling efektif Proses penganggaran dapat
mengungkap banyak potensi kemacetan sebelum mereka terjadi.

Anggaran mengkoordinasikan aktivitas seluruh organisasi dengan mengintegrasikan rencana dari


berbagai bagian organisasi. Penganggaran membantu untuk memastikan bahwa setiap orang
dalam organisasi adalah menarik dalam arah yang sama.

4
Anggaran memberikan tujuan dan sasaran yang dapat berfungsi sebagai patokan untuk
mengevaluasi kinerja selanjutnya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Anggaran laba dan peran petingnya


2. Format dasar
3. Metode A posteriori
4. Metode A priori
5. Metode Pragmatis

1.3 Tujuan

Untuk mengetahui tentang apa yang di maksud dengan, anggaran laba dan
peranpentingnya, format dasar anggaran laba, metode A posteriori, metode A priori, dan metode
pragmatis

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Anggaran Laba dan Pentingnya.

Setiap perusahaan didirikan dengan tujuan untuk menghasilkan kekayaan. Segala sesuatu
yang menghasilkan pendapatan perusahaan adalah produknya. Produk dapat berupa barang atau
jasa. Oleh karena itu, produk perusahaan hanyalah alat usaha yang berfungsi sebagai penggerak
utama seluruh aktivitas ekonomi yang dilakukan oleh setiap perusahaan. Anggaran laba
yaitu jumlah keuntungan yang ingin diperoleh suatu perusahaan dari berbagai operasinya, yang
mencakup produksi dan penjualan, selama periode waktu tertentu. Sebelum memasuki tahap
berikutnya, yaitu menentukan anggaran parsial lainnya, para penyusun anggaran perusahaan
harus menentukan laba.

Metode Secara umum, terdapat tiga metode yang dapat digunakan ketika menyusun anggaran
laba suatu perusahaan, yaitu:

1. Metode a posteriori adalah penyusunan anggaran laba yang dilakukan setelah proses
penetapan rencana (planning) keseluruhan, termasuk penyusunan anggaran operasional.
Metode ini menetapkan jumlah laba setelah proses penetapan rencana. Bagian dari
keseluruhan perencanaan itu sendiri adalah anggaran laba. Anggaran operasional
perusahaan akan menentukan laba usaha. Ini menunjukkan bahwa dalam metode ini,
anggaran penjualan digunakan sebagai dasar untuk menyusun anggaran operasional.
2. Metode a prori adalah metode penyusunan anggaran laba di mana jumlah laba ditetapkan
pada awal proses perencanaan. Perusahaan membuat anggaran yang lengkap berdasarkan
jumlah laba yang telah ditentukan tersebut. Seluruh anggaran operasional akan
dipengaruhi langsung oleh jumlah laba yang ditetapkan pada awal proses perencanaan.
Dengan kata lain, teknik ini menggunakan anggaran laba sebagai titik tolak untuk
membuat anggaran operasional.
3. Metode pragmatis adalah metode penyusunan anggaran laba di mana jumlah laba yang
direncanakan didasarkan pada standar tertentu yang telah diuji secara empiris dan
didukung oleh pengalaman. Manajemen menetapkan standar laba relatif yang dianggap
memadai bagi perusahaannya dengan menggunakan tingkat target laba yang didapat dari
pengalaman, pengharapan, atau perbandingan

2.2 Format Dasar

Anggaran laba perusahaan manufaktur terdiri dari struktur biaya dan jenis persediaan seperti
berikut: Anggaran laba sebenarnya adalah gabungan dari anggaran pendapatan dan biaya, yaitu
rangkuman dari keseluruhan anggaran pendapatan dan biaya.

6
1. Biaya Produksi
a. Biaya bahan baku langsung
b. Biaya tenaga kerja langsung
c. Biaya overhead
d. Biaya produksi adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk
menghasilkan sejumlah produk yang siap dijual

2. Biaya Operasional/Bisnis:
a. Biaya pemasaran
b. Biaya pengelolaan dan umum
3. Persediaan Ada tiga jenis persediaan yang dimiliki perusahaan manufaktur, yaitu:

a. Persediaan bahan baku


b. Persediaan produk yang sedang diproses
c. Persediaan produk akhir

Langkah berikutnya adalah memeriksa bagaimana setiap jenis biaya, persediaan, dan
penjualan berhubungan satu sama lain; hubungan ini membentuk struktur dasar anggaran laba.
Biaya produksi dihitung dengan menggabungkan biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, dan
overhead. Jumlah biaya produksi dibagi dengan nilai persediaan awal barang jadi akan
menghasilkan persediaan total barang jadi. Persediaan total barang jadi ini kemudian dikurangi
dengan nilai persediaan akhir barang jadi, yang menghasilkan harga pokok penjualan. Harga
pokok penjualan ini kemudian dikurangi dengan biaya operasi total, yang merupakan gabungan
dari biaya pemasaran dan administrasi dan umum. Ini akan menghasilkan laba usaha yang
dianggarkan. Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, struktur dasar dari anggaran laba
digambarkan sebagai berikut.

· Penjualan Xxxxxxx

· harga pokok penjualan

Biaya bahan baku Xxxx

Biaya tenaga kerja langsung Xxxx

Biaya overhead Xxxx

- biaya produksi Xxxxxx

7
- persediaan awal barang xxxx
jadi

- persediaan total barang Xxxxxx


jadi

- persediaan akhir barang (xxxx)


jadi

- harga pokok penjualan (xxxxx)

· laba kotor Xxxxx

(xxx)

Anggaran laba dasar ini adalah yang paling dasar dan paling sederhana. Ini dapat dimodifikasi
dan dikembangkan menjadi format yang lebih lengkap dengan setiap komponen disertai dengan
data tambahan yang lebih rinci. Namun, penting untuk memahami bahwa format dasar anggaran
masih penting untuk memahami bagaimana laba, produksi, penjualan, dan biaya operasi
berhubungan satu sama lain. usaha. Karena itu, agar format panjang dapat dipahami dengan baik,
memahami format pendek anggaran laba lebih dulu. Merupakan suatu keharusan.

Format Anggaran Laba

Penjualan Xxxxxx

Harga pokok penjualan

Persediaan bahan baku awal Xxxxxx

Persediaan bahan baku Xxxxxx

Persediaan bahan baku, akhir Xxxxxxxxx

Biaya bahan baku langsung Xxxxxxxx

Biaya tenaga kerja langsung Xxxxxxxxx

Biaya pabrikasi lain: Xxxxxxxx

Biaya bahan penolong Xxxxxxxx

Biaya tenaga kerja penolong Xxxxxxxx

8
Biaya lain lain Xxxxxxxx

Biaya pabrikasi total Xxxxxxx

Persediaan barang dalam proses, awal Xxxxxxx

Persediaan barang dalam proses,total Xxxxxxxx

Persediaan barang dalam proses,akhir Xxxxxxxxx

Harga pokok produksi Xxxxxxxxx

Persediaan barang jadi,awal Xxxxxxxx

Persediaan barang jadi,total Xxxxxxxxx

Persediaan barang jadi,akhir Xxxxxxxxx

Harga pokok penjualan Xxxxxxx

Xxxxxxx

Biaya operasi

Biaya pemasaran Xxxxxx

Biaya administrasi dan umum xxxxxx

Biaya operasi total Xxxxxxxx

Laba usaha sebelum pajak Xxxxxxxx

Laporan laba rugi perusahaan manufaktur berbeda dengan laporan laba rugi perusahaan jasa dan
dagang. Tabel sebelumnya menunjukkan susunan laporan laba rugi perusahaan manufaktur yang
digunakan untuk menyusun anggaran laba.

Untuk menghitung anggaran laba rugi perushaan manufaktur, perusahaan harus tahu
berapa biaya penjualan, produksi, dan komersial. Untuk mengetahui biaya produksi, perusahaan
harus mengetahui biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead. Biaya produksi yang
akan dianggarkan pertama kali ditambhakan dengan persediaan awal barang dalam proses dan
dikurangi dengan persediaan akhir barang dalam proses. Setelah itu, persediaan awal barang jadi
baru ditambahkan ke persediaan awal barang jadi. Hasilnya adalah harga penjualan pokok yang
direncanakan. Laba kototr yang dianggarkan adalah perbedaan antara harga pokok penjualan
yang dianggarkan dan penjualan yang dianggarkan. Laba kototr yang dianggarkan kemudian

9
dikurangi dengan biaya bisnis yang dianggarkan, dan hasilnya adalah laba usaha yang
dianggarkan.

2.3 Metode A Posterior

Metode a posteriori adalah penyusunan anggaran laba di mana jumlah laba ditetapkan
setelah proses penetapan rencana (planning) keseluruhan. Dalam metode ini, anggaran penjualan
digunakan sebagai titik tolak penyusunan anggaran operasional dan diikuti dengan anggaran
untuk produksi, bahan baku, tenaga kerja langsung, dan biaya lainnya.

2.4 Metode A prior

Dalam metode a priori, jumlah laba ditentukan pada tahap awal proses perencanaan
(planning). Perusahaan membuat anggaran komprehensif berdasarkan jumlah laba yang telah
ditentukan. Jumlah laba yang ditetapkan pada awal proses perencanaan akan berdampak
langsung pada seluruh anggaran operasional. Ini menunjukkan bahwa laba yang
direncanakan menjadi dasar untuk menyusun anggaran operasional perusahaan selama
periode tersebut. Oleh karena itu, anggaran laba digunakan sebagai titik tolak untuk membuat
anggaran operasional.
Anggaran laba pada dasarnya terdiri dari anggaran biaya dan penjualan, jadi perusahaan
memiliki beberapa opsi untuk mengubah anggaran laba untuk memenuhi laba yang
ditargetkan, dan semua opsi ini terkait dengan kedua komponen anggaran tersebut, yaitu:

1. Mengubah anggaran penjualan:


a. anggaran penjualan terdiri dari 2 unsur utama,yaitu volume penjualan dan harga
jual per unit produk. Untuk mengubah anggaran penjualan, maka kedua unsur
tersebut dapat diubah salah satunya atau keduanya sekaligus.
b. Jika volume tidak dapat diubah karena berbagai alasan(misalnya, kapasitas produksi
sudah dioptimalkan atau karena permintaan konsumen yang tidak dapat bertambah),
maka yang harus diubah adalah harga jual per unit produk supaya nilai penjualan total
berubah sesuai dengan harapan.
c. Pilihan yang lain adalah mengubah volume penjualan produk yang direncanakan.
Tetapi ketika menetapkan volume penjualan dalam anggaran penjualan, biasanya
perusahaan telah mempertimbangkan berbagai hal yang terkait. Karena itu, mengubah

10
volume penjualan demi tercapainya nilai penjualan bukanlah pilihan yang mudah
direalisasikan.
d. Alternatif lainnya adalah menggabungkan kedua hal tersebut, yaitu mengubah volume
penjualan yang diikuti dengan perubahan harga jual per unit produk. Pilihan ini juga
harus mempertimbangkan berbagai hal yang mungkin akan terjadi mengikuti masing
– masing pilihan tersebut. Mengubah kedua unsur tersebut jelas akan memberikan
dampak ganda bagi perusahaan.
2. Mengubah anggaran biaya:

a. Saat membuat anggaran biaya, perusahaan biasanya berusaha mengurangi biaya


semaksimal mungkin. Ini biasanya dimulai dengan anggaran biaya bahan baku, tenaga
kerja langsung, overhead, dan operasi.
b. Perhitungan perusahaan tentang kebutuhan bahan baku per unit produk tentu saja
didasarkan pada perhitungan teknik standar untuk kebutuhan bahan baku produk.
Perubahan kebutuhan bahan baku akan berdampak langsung pada spesifikasi produk.
c. Tarif biaya tenaga kerja yang ditetapkan memengaruhi anggaran biaya tenaga kerja
langsung. Tarif tenaga kerja dapat didasarkan pada jumlah jam kerja langsung, jam kerja
mesin, volume produk, atau hari kerja. Perusahaan dapat mempertimbangkan metode
yang paling menguntungkan dari semua yang ditetapkan, tetapi mereka dibatasi oleh
upah minimum regional (UMR) karena besarnya upah yang dibayarkan kepada
karyawan.
d. Anggaran overhead biasanya tetap. Oleh karena itu, biaya overhead total tidak akan
berubah secara signifikan dengan metode penentuan tarif apapun, apakah itu berdasarkan
jam kerja langsung, jam kerja mesin, atau metode ABC. Hal yang dapat berubah adalah
biyaa overhead pre unit produk. Jika perusahaan membuat lebih dari satu jenis produk,
perubahan komposisi per unit produkmemang akan mempengaruhi biaya produksi per
unit produk
3. Mengubah anggaran penjualan dan anggaran biaya sekaligus
Perubahan dalam volume penjualan akan berdampak langsung pada volume produksi.
Jika volume produksi berubah, biaya produksi total dan per unit juga dapat berubah.

2.5 Metode Pragmatis

Untuk membuat anggaran laba, metode prahmatis menggunakan standar tertentu yang telah
diuji secara empritis dan didukung oleh pengalaman untuk menentukan jumlah laba yang
direncanakan. Manajemen menetapkan standar laba relatif yang dianggap memadai bagi
perusahaannya dengan menggunakan tingkat target laba yang diperoleh dari pengalaman,
harapan, atau perbandingan.

11
Jika Anda menggunakan metode pragmatis untuk menyusun anggaran laba, Anda dapat
memulai dengan menentukan jumlah laba yang ingin Anda peroleh terlebih dahulu, kemudian
menyusun anggaran operasional; Anda juga dapat memulai dengan menyusun anggaran
penjualan dan kemudian menyusun anggaran operasional lainnya, yang pada akhirnya akan
menghasilkan anggaran laba.

Pengalaman, perbandingan, atau standar tertentu adalah titik tolak untuk menyusun anggaran.
Salah satu perbedaan utama antara metode pragmatis dan metode a pasteriori dan metode a priori
adalah titik tolak penyusunan anggaran laba. Jika titik tolak anggaran laba metode a pasteriori
dimulai dengan volume penjualan dan disusul dengan anggaran operasional lainnya, maka
metode pragmatis memiliki kesamaan dengan metode a pasteriori. Namun, jika titik tolak
anggaran laba metode a priori dimulai dengan laba yang ditargetkan terlebih dahulu, yaitu
disusul dengan anggaran operasional lainnya, metode pragmatis memiliki kesamaan dengan
metode Salah satu perbedaan utama antara metode pragmatis dan metode a posteriori, serta
metode a posteriori, adalah bagaimana jumlah atau nilai uang menjadi titik tolak dari seluruh
anggaran. Metode pragmatis menentukan keuntungan yang diinginkan berdasarkan pengalaman
sebelumnya atau keuntungan rata-rata industri. Jika metode pragmatis menggunakan volume
penjualan sebagai titik tolak penyusunan anggaran, titik tolak biasanya didasarkan pada data
volume penjualan tahun ke tahun sebelumnya atau pangsa pasar rata-rata perusahaan. Jika ada
lonjakan penetapan titik tolak dibandingkan tahun ke tahun sebelumnya, titik tolak biasanya
didasarkan pada data historis tertentu. Lonjakan target laba yang ditetapkan untuk suatu periode
biasanya didasarkan pada p Ini berarti membuat anggaran laba dengan metode pragmatis dengan
menggunakan pengalaman empiris atau harapan tertentu yang berasal dari pengalaman empiris
bisnis.

Latihan:

PT RAKINDO adalah produsen rak buku yang berlokasi diMalang-Jawa Timur pada akhir
tahun 2013, perusahaan ini menyusun anggaran operasional untuk tahun 2014. Dari anggaran
operasional yang telah disusun, dapat diringkas beberapa hal penting sebagi berikut : perusahaan
berencana menjual 5300 unit rak dengan harga jual sebesar Rp. 300.000 per unit, sehingga nilai
penjualan dianggarkan sebesar Rp. 1.590.000.000, biaya bahan baku dianggarkan sebesar Rp
776.500.000, biaya tenaga kerja langsung dianggarkan sebesar 152.000.000 dan biaya overhead
dianggarakan sebesar Rp 148.000.000 , sedangkan biaya operasi dianggarkan sebesar Rp.
198.000.000untuk biaya pemasaran dan sebesar Rp. 90.500.000untuk biaya administrasi dan
umum pada akhir tahun 2014, diperkirakan nilai persediaansebesar Rp. 73.500.000 berdasarkan
data tersebut jika perusahaan menyusun anggaran laba pada tahun 2014 dengan menggunakan
metode a posteriori akan menghasilkan laba sebesar Rp. 296.500.000seperti terlihat berikut

12
Penjualan 1.590.000.000

· Harga pokok penjualan

Biaya bahan baku 776.500.000

Biaya tenaga kerja 152.000.000


langsung

Biaya overhead 148.000.000

Biaya produksi 1.076.500.000

Persediaan awal barang jadi 73.500.000

Persediaaan total barang jadi 1.150.000.000

Persediaan akhir barang jadi 125.000.000

Harga pokok penjualan 1.025.000.000

· Laba kotor 565.000.000

Biaya komersial/ operasi 268.500.000

· Laba usaha dianggarkan 296.500.000

Anggaran yang dibuat dengan metode a posteriori tidak dapat mencapai laba usaha yang
diinginkan perusahanaan sebesar Rp.400.000.000 pada tahun 2010. Oleh karena itu, untuk
mencapai laba yang ditargetkan, beberapa komponen anggaran laba harus diubah. Jika, menurut
penilaian bisnis, semua biaya yang dianggarkan, termasuk biaya bahan baku, overhead, dan
biaya operasi, telah mencapai tingkat yang sangat menaikkan harga jual dalam jumlah yang
dianggap wajar, maka alternatif tersebut dapat digunakan untuk mencapai target laba yang telah
ditetapkan.

13
Anggaran penjualan terdiri dari biaya penjualan dan operasi (HPP). Bisnis yang
dianggarkan adalah perbedaan antara biaya total dan penjualan. Jika biaya total tidak berubah
dan laba usaha meningkat, biaya total ditambah dengan laba usaha akan menghasilkan nilai
penjualan total. Nilai penjualan total harus dibagi dengan volume penjualan yang direncanakan
untuk menghasilkan harga jual produk baru

Keterangan Anggaran lama Anggaran baru

Penjualan 1.590.000.000 ?

HPP 1.025.000.000 1.025.000.000

Biaya operasi 268.500.000 268.500.000

Laba usaha 296.500.000 400.000.000

Untuk memperoleh nilai penjualan yang baru dengan target laba sebesar Rp. 400.000.000, nilan
penjualan tersebut adalan penjumlahan dari HPP, biaya operasi, laba usaha. Itu berarti nilai
penjualan yang dianggarkan adalah :

Nilai penjualan = 1.025.000.000 + 268.500.000 + 400.000.000

= Rp. 1.639.500.000

Dengan bilai penjualan yang dianggarkan sebesar Rp. 1.639.500.000 dan jumlah produk yang
dijual sebesar 5.300 unit, maka harga jual produk yang baru adalah Rp. 319.528.3. harga jual
yang baru telah dibulatkan menjadi Rp. 320.000.000 per unit. Dan perusahaan menganggap
kenaikan harga jual sebesar Rp. 200.000 per unit dari harga jual sebelumnya tidak akan
berpengaruh negatif terhadap permintaan konsumen terhadap produk tersebut.berdasarkan
pertimbangan tersebut , maka nilai penjualan yang baru adalah

Nilai penjualan = Rp. 320.000 x 5.300 unit

= 1.696.000.000

Berdasarkan harga jual dan nilai penjualan yang baru, anggaran laba yang baru dapat disusun
sebagai berikut:

Anggaran laba tahun 2014 (metode a priori)

14
penjualan 1.696.000.000

· Harga pokok penjualan

Biaya bahan baku 776.500.000

Biaya tenaga kerja 152.000.000


langsung

Biaya overhead 148.000.000

Biaya produksi 1.076.500.000

Persediaan awal barang jadi 73.500.000

Persediaaan total barang jadi 1.150.000.000

Persediaan akhir barang jadi 125.000.000

Harga pokok penjualan 1.025.000.000

· Laba kotor 671.000.000

Biaya komersial/ operasi 268.500.000

· Laba usaha dianggarkan 402.500.000

Dengan harga jual yang telah dinaikkan dari harga semula sebesar Rp. 300.000 perunit menjadi
320.000 per unit dengan volume penjualan 5.300 per unit. Akan diperoleh nilai penjualan sebesar
Rp.1.696.000.000 dengan harga pokok penjualan sebesar Rp. 1.025.000.000 akan diperoleh laba
kotor yang dianggarkan sebesar Rp. 671.000.000. karena biaya operasi dianggarkan sebesar Rp.
268.500.000, maka akan dihasilkan laba usaha sebesar 401.500.000. itu berarti, target laba yang
ditetapkan sebesar Rp. 400.000.000 dapat dicapai.

15
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Perbedaan utama pragmatis dan metode a posteriori serta a priori adalah dari mana
munculnya jumlah atau nilai rupiah yang menjadi titik tolak penyusunan seluruh anggaran
tersebut. Metode pragmatis menetapkan laba yang ditargetkan untuk dicapai bedasarkan
pengalamanan sebelumnya, atau dari laba rata-rata industri. Jika metode pragmatis menggunkan
volume penjualan sebagai titik tolak penyusunan anggaran, maka biasanya hal itu didasarkan
pada data volume penjualan tahun – tahun sebelumnya, atau berdasarkan pangsa pasar rata –rata
yang dimiliki perusahaan. Kalaupun terjadi lonjakan penetapan titik tolak bandingkan tahun –
tahun sebelumnya, biasanya tetap didasarkan pada data historis tertentu. Lonjakan target laba
yang ditetapkan untuk suatu priode tertentu biasanya didasarkan pada pertumbuhan pangsa pasar
perusahaan beberapa tahun sebelumnya. Itu berarti, penyusunan anggaran laba menurut metode
pragmatis menggunakan pengalaman empiris atau harapan tertentu berdasarkan pengalaman
empiris perusahaan.

16
DAFTAR PUSTAKA

Anthony,Dearden,Belford, Management Controll System, 6th Edition, Irwin Inc.

Atkinson,Banker,Kaplan,Young,Management Accounting,Prentice Hall International,Inc,Second


Edition,1997.Apandi Nasehatum,Bugdet & Control, Grasindo, Jakarta, 1999

Blocher, Chen, Lin, Cost Management : A Strategi Emphasis, The Mcgraw-Hill Companies,Inc, 1999.

Bambang Riyanto, Dasar – Dasar Pembelanjaan Perusahaan , Penerbit BPFE, Yagyakarta, Edisi Keempat,
1997.

17

Anda mungkin juga menyukai