Dosen Pembimbing:
Badingatus Solikhah, S. E., M. Si.
Disusun Oleh :
1. Maryati (7211418011)
2. Putri Apriliyani (7211418034)
3. Guntur Prayoga (7211418074)
4. Qonita Anindya N (7211418131)
5. Fajri Kusumaningrum (7211418179)
6. Rizka Fauziah Anis Marzizah (7211418218)
7. Alfira Rista Susanti (7211418243)
Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Semarang
2021
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
segala rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Anggaran Produksi“ dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah
Pengganggaran.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Badingatus
Solikhah, S. E., M. Si. selaku dosen mata kuliah penganggaran. Tugas yang telah
diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang
ditekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah
membantu proses penyusunan makalah ini.
Kami menyadari betul keterbatasan dalam makalah ini, sehingga kami
akan sangat menghargai kritik dan saran yang membangun, demi penulisan yang
lebih baik lagi dikemudian hari. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
sebagaimana mestinya.
Penulis
2
Daftar Isi
Kata Pengantar......................................................................................................2
Daftar Isi.................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4
1.1 Latar Belakang.........................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................6
2.1 PENGERTIAN ANGGARAN PRODUKSI......................................................6
2.2 TUJUAN PENYUSUNAN ANGGARAN PRODUKSI......................................7
2.3 PENYUSUNAN ANGGARAN PRODUKSI.....................................................7
2.4 KEBIJAKSANAAN PERSEDIAAN..............................................................16
2.5 Contoh Soal.................................................................................................20
BAB III PENUTUP..............................................................................................23
3.1 Kesimpulan.................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................24
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.3 Tujuan Penulisan
Agar mahasiswa mengetahui tentang pengertian anggaran produksi, tujuan
penyusunan anggaran produksi, serta langkah langkah dalam menyusun
anggaran produksi.
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
3. Kebijakan yang merpakan kombinasi dari kedua kebijakan yang
sebelumnya. Yang mana tingkat produksi dan tingkat persediaan sama
sama berubah dalam suatu batas tertentu.
7
Rencana Penjualan
Tingkat persediaan
Rencana Produksi
Anggaran Biaya
Anggaran Bahan Anggaran Biaya
Tenaga Kerja
Mentah Overhead Pabrik
Langsung
8
penjualan. Pada umumnya rencana penjualan disajikan dalam unit fisik,
sehingga menghitung jumlah barang yang harus diprodusir adalah mudah.
Misalnya:
Diharapkan bahwa 60 unit barang A akan berada di tangan perusahaan
pada awal periode nanti. penjualan setama 1 periode direncanakan 100 unit.
Sedangkan persediaan akhir diperkirakan 40 unit.
Sehingga perusahaan harus memprodusir barang A sebanyak 80 unit,
dengan perhitungan sebagai berikut:
Penjualan 100 unit
Persediaan akhir 40 unit
Kebutuhan 140 unit
Persediaan awal 60 unit
Produksi 80 unit
Kemudian, pada tahap pelaksanaan terdapat langkah yang menentukan
kapan barang akan diprodusir oleh perusahaan. Dalam menentukan kapan
suatu barang akan diprodusir, telebih dahulu diperkirakan:
a. Lamanya proses produksi, yakni jangka waktu yang diperlukan untuk
memproses bahan mentah menjadi barang jadi.
b. Jumlah barang yang akan dihasilkan selama satu periode, dengan
melihat kembali Anggaran Penjualan.
9
Faktor-faktor tersebut berupa:
a. Fasilitas Pabrik
Program-program produksi harus selalu dikaitkan dengan fasilitas
yang tersedia dalam pabrik, serta selalu mempertimbangkan efisiensi
penggunaan fasiiitas tersebut.
b. Fasilitas Pergudangan
Beberapa jenis barang membutuhkan sistem penyimpanan secara
khusus karena sifat-sifatnya yang khusus pula. Produksi yang tetralu
jauh melebihi kemampuan gudang untuk menyimpannya akan
mengakibatkan risiko-risiko, yang tentu saja menimbulkan biaya bagi
perusahaan.
c. Stabilitas Tenaga Kerja
Beberapa jenis barang mempunyai sifat permintaan yang musiman.
Dengan berdasarkan pada anggaran penjualan, pada bulan-bulan
tertentu dimana volume penjualan diperkirakan tinggi mungkin
perusahaan harus memaksakan diri dalam berproduksi. Dalam hal ini
perusahaan dapat menambah buruhnya atau menambah jam kerja
buruh setiap harinya. Apabila buruh yang diperlukan sebagai
tambahan mudah didapat maka tidak ada masalah yang dapat
mempengaruhi kelancaran prroses produksi.
Tetapi bila buruh tidak mudah didapat, berarti stabilotas tenaga
kerja diperusahaan itu terganggu. Ini dapat dihindarkan dengan
membuat perencanaan produksi secara hati-hati dan membuat
kebijakan dalam hal persediaan dengan lebih teratur.
d. Stabilitas Bahan Mentah
Apabila bahan mentah yang dipakai tidak selalu tersedia dipasar
hal itu dapat membahayakan kelancaran proses produksi. Karena itu
kebijaksanaan dalam pembelian bahan mentah sangat perlu
diperhatikan.
10
e. Modal yang Digunakan
Besar kecilnya modal kerja yang tersedia akan mempunyai
pengaruh terhadap besar kecilnya volume produksi dan kebijaksanaan
persediaan. Dengan kata lain kebijaksanaan produksi harus
diseimbangkan dengan kemampuan finansial.
Menyusun Anggaran Produksi
A. Mengutamakan Stabilitas Produksi
Sebelumnya telah diurakan bahwa dalam penyusunan anggaran
produksi yang mengutamakan stabilitas produksi ditentukan terlebih
dahulu kebutuhan selama 1 tahun, kemudian diperkirakan kebutuhan
seiap bulannya. Akhirnya tingkat persediaan tak terkalahkan dengan
kedutuhan, agar produksi tetap stabil.
Contoh: Rencana penjualan selama 1 tahun (1984) pada PT
"KAHURIPAN" adalah sebagai berikut:
14.200 unit
11
Sedangkan perkiraan tingkat persediaan adalah:
- Persediaan awal tahun = 2.000 unit
- Persediaan akhir tahun = 1.500 unit
12
Apabila produksi perbulan = 1.100 unit. Maka kekurangannya
adalah 13.700 – [12 x 1.100] = 500 unit.
Kekurangan 500 unit dialokasikan kepada bulan bulan dimana tingkat
penjualannya tertinggi yakni ;
o Januari = 1.500 unit
o Februari = 1.600 unit
o Maret = 1.600 unit
o April = 1.400 unit
o Desember = 1.400 unit
Sehingga kelima bulan tersebut masing masing akan mendapatkan
tambahan sebanyak 500 / 5 x 1 unit = 100 unit.
Dengan demikian secara keeluruhan adalah ;
5 bulan masing masing [1.100 + 100] unit = 6.000 unit
7 bulan masing masing 1.100 unit = 7.700 unit +
Jumlah 13. 700 unit
PT. KAHURIPAN
Anggaran Produksi
Tahun 1984
Bulan Jum
Ket
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
Rencana
produksi 1.500 1.600 1.600 1.400 1.200 1.000 700 600 900 1.100 1.200 1. 400 14.200
Ditambah
Persediaan
akhir 1.700 1.300 900 700 600 700 1.100 1.600 1.800 1.800 1.700 1.500 1.500
Jumlah
3.200 2.900 2.500 2.300 1.800 1.700 1.800 2.200 2.700 2.970 2.900 2.900 15.700
Dikurangi
Persediaan
awal 2.000 1.700 1.300 900 700 600 700 1.100 1.600 1.800 1.800 1.700 2.000
Tingkat
2.200 1.200 1.200 1.200 1.100 1.100 1.100 1.100 1.100 1.100 1.100 1.200 12.700
produksi
13
besarnya persediaan awal dan persediaan akhir tahun untuk mendapatkan
tingkat persediaan yang perlu dari bulan ke bulan. Dengan 2 cara, yakni;
1. Selisih antara persediaan awal dan akhir tahun dibagi dengan 12.
Kelemahan cara ini juga berupa sering ditemukannya bilangan-
bilangan yang tidak bulat sehingga sulit untuk dilaksanakan dengan
tepat.
Contoh :
Persediaan awal tahun = 2.000 unit
Persediaan akhir tahun = 1.500 unit -
Selisih = 500 unit
Selisih tersebut dibagi dengan 12 sehingga alokasi perbulannya :
500
x 1 unit=41,67 unit .
12
2. Selisih antara persediaan awal dan akhir tahun dibagi dengan suatu
bilangan tertentu sehingga dihasilkan suatu bilangan bulan dan
mudah dilaksanakan dengan tepat.
Contoh :
Persediaan awal tahun = 2.000 unit
Persediaan akhir tahun = 1.500 unit -
Selisih = 500 unit
Agar didapatkan hasil bagi yang bulat dan mudah dilaksanakan
maka 500 unit dibagi dengan 5 sehingga :
500
x 1 unit=100 unit .
5
Yang kemudian dialokasikan dari bulan Januari sampai bulan Mei.
Pengalokasian pada dasarnya tergantung dengan kebijakan
perusahaan atau pembuat anggaran.
Keteranga Bulan Jumlah
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
n
Penjualan 1.500 1.60 1.60 1.40 1.20 1.00 700 600 900 1.10 1.20 1.40 14.200
0 0 0 0 0 0 0 0
Pers Akhir 1.900 1.80 1.70 1.60 1.50 1.50 1.50 1.50 1.500 1.50 1.50 1.50 1.500
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
14
Jumlah 3.400 3.40 3.30 3.00 2.70 2.50 2.20 2.10 2.400 2.60 2.70 2.90 15.700
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Pers Awal 2.000 1.90 1.80 1.70 1.60 1.50 1.50 1.50 1.500 1.50 1.50 1.50 2.000
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Produksi 1.400 1.50 1.50 1.30 1.10 1.00 700 600 900 1.10 1.20 1.40 13.700
0 0 0 0 0 0 0 0
PT KAHURIPAN
Anggaran Produksi
Tahun 1984
Keterangan Bulan Jumlah
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
Penjualan 1.500 1.60 1.60 1.40 1.20 1.00 700 600 900 1.10 1.20 1.40 14.200
0 0 0 0 0 0 0 0
Pers Akhir 1.600 1.30 1.00 900 950 1.20 1.30 1.51 1.41 1.56 1.60 1.50 1.500
0 0 0 5 0 5 5 0 0
15
Jumlah 3.100 2.90 2.60 2.30 2.15 2.20 2.00 2.11 2.31 2.66 2.80 2.90 15.700
0 0 0 0 0 5 0 5 5 0 0
Pers Awal 2.000 1.60 1.30 1.10 900 950 1.20 1.30 1.51 1.41 1.56 1.60 2.000
0 0 0 0 5 0 5 5 0
Produksi 1.100 1.30 1.30 1.30 1.25 1.25 805 805 805 1.25 1.23 1.30 13.700
0 0 0 0 0 0 5 0
16
ditekan. Sebaliknya bila penawaran bahan mentah bersifat musiman,
maka besarnya persediaan harus disesuaikan pula.
3) Biaya-biaya yang timbul, seperti :
- Sewa Gedung
- Biaya pemeliharaan
- Biaya asuransi
- Pajak atas barang di Gudang
- Modal yang diserap
- Bunga pinjaman, dan lain-lain
4) Besarnya modal kerja yang tersedia
5) Risiko-risiko yang harus ditanggung
Risiko pada umumnya berasal dari 3 sumber, yaitu :
- Manusia. Hal ini timbul karena kecerobohan manusia. Cara
mengangkat, memindahkan, dan meletakkan barang sering tidak
mengindahkan peraturan yang sudah ada, akibatnya barang jadi
rusak.
- Alam. Hal ini terjadi diluar kekuasaan manusia, seperti : bencana
banjir, gempa bumi, longsor, dan lain-lain.
- Sifat barang itu sendiri. Hal ini terjadi karena mudah rusaknya
barang tersebut, bentuk barang yang sukar untuk disusun secara
baik di udang dan lain-lain.
17
Jika perusahaan menentukan dua bulan persediaan, maka besarnya
persediaan = 2 x 200 = 400 unit.
b. Apabila kebutuhan akan barang /bahan setiap bulannya tidak sama
(bergelombang), maka dipakai :
Rata-rata bulanan yang bergerak.
Misalnya :
Kebutuhan bulanan
Januari = 200 unit
Februari = 100 unit
Maret = 150 unit
April = 200 unit
Mei = 300 unit
18
pengalamannya di masa lalu mereka dapat menentukan berapa batas
maksimum dan berapa batas minimum persediaan yang harus
diperhatikan. Bagi perusahaan yang belum berpengalaman dalam
menjual suatu barang, sukar untuk memperkirakan berapa batas
maksimum dan berapa batas minimum persediaan.
3. Dengan menghitung tingkat perputaran persediaan.
Banyak perusahaan mengambil tingkat perputaran persediaan
sebagai dasar untuk menentukan tingkat persediaan.
Rencana penjualan per tahun
Tingkat perputaran =
Persediaan rata−rata
Persediaan awal+ Persediaan Akhir
Persediaan rata-rata =
2
Sebagai ilustrasi, misalnya rencana penjualan selama 1 tahun sejumlah
150.000 unit.
Persediaan awal tahun diperkirakan sejumlah : 25.000 unit.
Persediaan akhir sebesar : 75.000 unit
25.000+75.000
Sehingga :Persediaan rata-rata =
2
= 50.000 unit
150.000
Perputaran persediaan = 50.000 = 3 kali
Catatan :
Karena setiap bahan atau barang bermacam-macam sifatnya,
berbeda daya tahannya, berbeda harga persatuannya, berbeda sifat
penawarannya, maka politik persediaan untuk masing-masing bahan
atau barang tidak selalu sama.
19
seperti kebutuhan bahan mentah, kebutuhan tenaga kerja, kapasitas mesin-
mesin, penambahan modal dan kebijaksanaan persediaan, diselaraskan
dengan kemampuan menjual. Jelaslah bahwa anggaran produksi mempunyai
fungsi sebagai alat perencanaan. Apabila anggaran produksi memang betul-
betul disusun dengan baik, maka anggaran inipun dapat berfungsi sebagai alat
pengkoordinasian. Anggaran produksi mengkoordinasikan berapa jumlah
yang akan diprodusir dengan keadaan finansiil, keadaan permodalan,
perkembangan produk dan tingkat penjualan.
20
Kuartal IV = 45.000 unit
Atas dasar data-data di atas susunlah anggaran produksi untuk tahun 2015.
Penyelesaian :
Penjualan
Tingkat perputaran=
Persediaan rata−rata
Penjualan
Persediaanrata−rata=
Tingkat perputaran
183.000
¿ ¿ 18.300 unit
10
Persediaan akhir tahun = (Pers rata-rata x 2) – Pers awal
= (18.300 x 2) – 20.000
= 16.600
Produksi normal :
Bulanan = 179.600 : 12 = 14.966 dibulatkan menjadi 15.000
Kuartalan = 3 x 15.000 = 45.000
21
PERUSAHAAN MURNI
Anggaran Produksi
Tahun 2015
Jumlah
Bulan Kuartal
Tahunan
Keterangan
Februar
Januari Maret II III IV
i
Penjualan 15.000 16.000 17.000 50.000 40.000 45.000 183.000
Persediaan akhir 19.600 18.600 16.600 11.600 16.600 16.600 16.600
Jumlah 34.600 34.600 33.600 61.600 56.600 61.600 199.600
Persediaan awal 20.000 19.600 18.600 16.600 11.600 16.600 20.000
Produksi 14.600 15.000 15.000 45.000 45.000 45.000 179.600
22
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Anggaran produksi adalah langkah lebih lanjut setelah anggaran penjualan
selesai disusun. Anggaran produksi dalam arti luas adalah berupa penjabaran dari
rencana penjulan menjadi rencana produksi, sehingga kegiatan produksi bukan
merupakan suatu kegiatan yang berdiri sendiri melainkan sebagai kegiatan
penunjang dari rencana penjualan.
Dalam pelaksanaan harian perusahaan terdapat kebijakan tertentu berkaitan
dengan tingkat produksi dan tingkat persediaan barang. Dan masing masing
kebijakan yang diambil tersebut akan mengakibatkan adanya cara pendekatan
yang berbeda dalam proses penyusunan anggaran produksi.
Hasil-hasil yang diharapkan dari kegiatan-kegiatan usaha dirangkum dalam
laporan laba rugi dianggarkan. Akhirnya, hasil financial dari kegiatan-kegiatan
usaha dirangkum dalam anggaran kas dan neraca dianggarkan.
23
DAFTAR PUSTAKA
Adisaputro, Gunawan dan Asri, Marwan. 2013. Anggaran Perusahaan Edisi
Kedua. BPFE: Yogyakarta.
http://rahmawattyy.blogspot.com/2014/05/materi-penganggaran.html?m=1
24