Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH ANGGARAN PRODUKSI

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Penganggaran

Dosen Pembimbing:
Badingatus Solikhah, S. E., M. Si.

Disusun Oleh :
1. Maryati (7211418011)
2. Putri Apriliyani (7211418034)
3. Guntur Prayoga (7211418074)
4. Qonita Anindya N (7211418131)
5. Fajri Kusumaningrum (7211418179)
6. Rizka Fauziah Anis Marzizah (7211418218)
7. Alfira Rista Susanti (7211418243)

Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Semarang
2021
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
segala rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Anggaran Produksi“ dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah
Pengganggaran.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Badingatus
Solikhah, S. E., M. Si. selaku dosen mata kuliah penganggaran. Tugas yang telah
diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang
ditekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah
membantu proses penyusunan makalah ini.
Kami menyadari betul keterbatasan dalam makalah ini, sehingga kami
akan sangat menghargai kritik dan saran yang membangun, demi penulisan yang
lebih baik lagi dikemudian hari. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
sebagaimana mestinya.

Penulis

2
Daftar Isi
Kata Pengantar......................................................................................................2
Daftar Isi.................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4
1.1 Latar Belakang.........................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................6
2.1 PENGERTIAN ANGGARAN PRODUKSI......................................................6
2.2 TUJUAN PENYUSUNAN ANGGARAN PRODUKSI......................................7
2.3 PENYUSUNAN ANGGARAN PRODUKSI.....................................................7
2.4 KEBIJAKSANAAN PERSEDIAAN..............................................................16
2.5 Contoh Soal.................................................................................................20
BAB III PENUTUP..............................................................................................23
3.1 Kesimpulan.................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................24

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penganggaran adalah proses penyusunan anggaran. Penyusunan anggaran


dilakukan hanya jika tersedia informasi akuntansi pertanggungjawaban yang
mengukur berbagai sumber ekonomi yang disediakan bagi tiap manajer yang
bertanggungjawab dalam usaha pencapaian tujuan yang ditetapkan dalam
tahun anggaran. Peranan anggaran pada suatu perusahaan merupakan alat
untuk membantu manajemen dalam pelaksanaan, fungsi perencanaan,
koordinasi, pengawasan dan juga sebagai pedoman kerja dalam menjalankan
perusahaan untuk tujuan yang telah ditetapkan.
Anggaran operasi biasanya mencakup satu tahun dan menyajikan
pendapatan dan beban yang direncanakan untuk tahun dianggarkan.
Anggaran operasi merupakan deskripsi rinci pendapatan dan biaya yang
dibutuhkan untuk mencapai laba usaha yang memuaskan. Anggaran operasi
menjelaskan tentang aktivitas yang mengalirkan laba bagi perusahaan yaitu
penjualan, produksi, dan persediaan barang jadi. Anggaran produksi dapat
disusun setelah mengetahui berapa besar rencana penjualan untuk masing-
masing produk. Rencana penjualan ini dapat dilihat dalam anggaran
penjualan. Berdasarkan rencana penjualan yang telah tersusun tersebut serta
dengan mempertimbangkan perubahan persediaan produk akhir yang ada,
maka anggaran produksi akan dapat disusun.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian anggaran produksi?
2. Apa tujuan penyusunan anggaran produksi?
3. Bagaimana cara menyusun anggaran produksi?
4. Bagaimana kebijakan persediaan dalam penyusunan anggaran produksi?

4
1.3 Tujuan Penulisan
Agar mahasiswa mengetahui tentang pengertian anggaran produksi, tujuan
penyusunan anggaran produksi, serta langkah langkah dalam menyusun
anggaran produksi.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN ANGGARAN PRODUKSI


Anggaran produksi adalah langkah lebih lanjut setelah anggaran
penjualan selesai disusun. Anggaran produksi dalam arti luas adalah berupa
penjabaran dari rencana penjulan menjadi rencana produksi, sehingga
kegiatan produksi bukan merupakan suatu kegiatan yang berdiri sendiri
melainkan sebagai kegiatan penunjang dari rencana penjualan. Sedangkan
anggaran produksi dalam arti sempit sering disebut sebagai anggaran jumlah
yang harus diproduksi yang mana merupakan suatu perencanaan tingkat atau
volume barang yang harus di produksi oleh perusahaan agar sesuai dengan
volume atau tingkat penjualan yang telah direncanakan.
Dalam perencanaan produksi mencakup masalah penentuan;
1. Tingkat produksi
2. Kebutuhan akan fasilitas fasilitas produksi
3. Tingkat persediaan barang jadi.
Dalam pelaksanaan harian perusahaan terdapat kebijakan tertentu
berkaitan dengan tingkat produksi dan tingkat persediaan barang. Dan masing
masing kebijakan yang diambil tersebut akan mengakibatkan adanya cara
pendekatan yang berbeda dalam proses penyusunan anggaran produksi.
1. Kebijakan yang mengutamakan stabilitas tingkat produksi dengan tingkat
persediaan barang dibiarkan mengambang. Hal ini dimaksudkan agar
tingkat persediaan dapat disesuaikan dengan kebutuhan untuk menjaga
sehingga tingkat produksi tetap stabil.
2. Kebijakan yang mengutamakan pengendalian tingkat persediaan barang
dengan tingkat produksi dibiarkan mengambang. Yakni dengan melihat
terlebih dahulu tingkat persediaan awal tahun dan tingkat persediaan
akhir tahun.

6
3. Kebijakan yang merpakan kombinasi dari kedua kebijakan yang
sebelumnya. Yang mana tingkat produksi dan tingkat persediaan sama
sama berubah dalam suatu batas tertentu.

2.2 TUJUAN PENYUSUNAN ANGGARAN PRODUKSI


Anggaran produksi merpakan suatu alat untuk merencanakan dan
mengoordinir kegiatan produksi serta mengontrol kegiatan tersebut. Tujuan
disusunnya anggaran produksi antara lain :
1. Menunjang kegiatan penjualan
2. Menjaga tingkat persediaan yang memadai
3. Mengatur kegiatan produksi agar biaya yg dikeluarkan bisa
seminimal mungkin.

2.3 PENYUSUNAN ANGGARAN PRODUKSI


Secara garis besar anggaran produksi disusun dengan menggunakan
rumus umum sebagai berikut :
Tingkat penjualan [dari anggaran penjualan]...................................... XX
Tingkat persediaan akhir………………………………………..…… XX +
Jumlah……………………………………………………………….. XX
Tingkat persediaan awal………………………………..…………… XX -
Tingkat produksi…………………………………….……………….. XX
Anggaran produksi merupakan dasar atau basic untuk penyusunan
anggaran anggaran lainnya seperti anggaran bahan baku, anggaran tenaga
kerja dan anggaran biaya overhead pabrik. Sehingga hubungan antara tingkat
penjualan dan tingkat produksi dan tingkat persediaan dapat digambarkan
secara diagramatis. seperti berikut ini:

7
Rencana Penjualan

Tingkat persediaan

Rencana Produksi

Anggaran Biaya
Anggaran Bahan Anggaran Biaya
Tenaga Kerja
Mentah Overhead Pabrik
Langsung

Disamping itu dapat pula disusun langkah-langkah utama yang dilakukan


dalam rangka menyusun anggaran produsi dan pelaksanaanya:
a. Tahap Perencanaan
1. Menentukan periode waktu yang akan dipakai sebagai dasar dalam
penyusunan bagian produksi.
2. Menentukan jumlah satuan fisik dari barang yang harus dihasilkan.
b. Tahap Pelaksanaan
1. Menentukan kapan barang diproduksi.
2. Menentukan dimana barang akan diproduksi.
3. Menentukan urut-urutan proses produksi.
4. Menentukan standar penggunaan fasilitas-fasilitas produksi untuk
efisiensi.
5. Menyusun program tentang penggunaan bahan mentah, buruh,
service, dan peralatan.
6. Menyusun standar biaya produksi.
7. Membuat perbaikan-perbaikan bilaman diperlukan.

Dalam tahap perencanaan diatas, dikatakan bahwa penentuan jumlah


satuan fisik barang yang harus diprodusir disesuaikan dengan rencana

8
penjualan. Pada umumnya rencana penjualan disajikan dalam unit fisik,
sehingga menghitung jumlah barang yang harus diprodusir adalah mudah.
Misalnya:
Diharapkan bahwa 60 unit barang A akan berada di tangan perusahaan
pada awal periode nanti. penjualan setama 1 periode direncanakan 100 unit.
Sedangkan persediaan akhir diperkirakan 40 unit.
Sehingga perusahaan harus memprodusir barang A sebanyak 80 unit,
dengan perhitungan sebagai berikut:
Penjualan 100 unit
Persediaan akhir 40 unit
Kebutuhan 140 unit
Persediaan awal 60 unit
Produksi 80 unit
Kemudian, pada tahap pelaksanaan terdapat langkah yang menentukan
kapan barang akan diprodusir oleh perusahaan. Dalam menentukan kapan
suatu barang akan diprodusir, telebih dahulu diperkirakan:
a. Lamanya proses produksi, yakni jangka waktu yang diperlukan untuk
memproses bahan mentah menjadi barang jadi.
b. Jumlah barang yang akan dihasilkan selama satu periode, dengan
melihat kembali Anggaran Penjualan.

Bagi perusahaan yang telah berkali-kali menghasilkan barang yang sama,


lamanya proses produksi dapat diketahui dengan mengingat pengalaman-
pengalaman di masa lalu. Sedangkan bagi perusahaan yang belum pemah
menghasilkan barang tertentu sehingga tidak mempunyai data historis tentang
barang tersebut, dapat melakukan penelitian dengan cara sederhana berupa
pembuatan prototype barang yang akan dihasilkan.
Dalam menentukan atau memperkirakan jangka waktu produksi dan
jumlah barang yang akan dihasilkan, ada beberapa faktor yang perlu
dipertimbangkan.

9
Faktor-faktor tersebut berupa:
a. Fasilitas Pabrik
Program-program produksi harus selalu dikaitkan dengan fasilitas
yang tersedia dalam pabrik, serta selalu mempertimbangkan efisiensi
penggunaan fasiiitas tersebut.
b. Fasilitas Pergudangan
Beberapa jenis barang membutuhkan sistem penyimpanan secara
khusus karena sifat-sifatnya yang khusus pula. Produksi yang tetralu
jauh melebihi kemampuan gudang untuk menyimpannya akan
mengakibatkan risiko-risiko, yang tentu saja menimbulkan biaya bagi
perusahaan.
c. Stabilitas Tenaga Kerja
Beberapa jenis barang mempunyai sifat permintaan yang musiman.
Dengan berdasarkan pada anggaran penjualan, pada bulan-bulan
tertentu dimana volume penjualan diperkirakan tinggi mungkin
perusahaan harus memaksakan diri dalam berproduksi. Dalam hal ini
perusahaan dapat menambah buruhnya atau menambah jam kerja
buruh setiap harinya. Apabila buruh yang diperlukan sebagai
tambahan mudah didapat maka tidak ada masalah yang dapat
mempengaruhi kelancaran prroses produksi.
Tetapi bila buruh tidak mudah didapat, berarti stabilotas tenaga
kerja diperusahaan itu terganggu. Ini dapat dihindarkan dengan
membuat perencanaan produksi secara hati-hati dan membuat
kebijakan dalam hal persediaan dengan lebih teratur.
d. Stabilitas Bahan Mentah
Apabila bahan mentah yang dipakai tidak selalu tersedia dipasar
hal itu dapat membahayakan kelancaran proses produksi. Karena itu
kebijaksanaan dalam pembelian bahan mentah sangat perlu
diperhatikan.

10
e. Modal yang Digunakan
Besar kecilnya modal kerja yang tersedia akan mempunyai
pengaruh terhadap besar kecilnya volume produksi dan kebijaksanaan
persediaan. Dengan kata lain kebijaksanaan produksi harus
diseimbangkan dengan kemampuan finansial.
Menyusun Anggaran Produksi
A. Mengutamakan Stabilitas Produksi
Sebelumnya telah diurakan bahwa dalam penyusunan anggaran
produksi yang mengutamakan stabilitas produksi ditentukan terlebih
dahulu kebutuhan selama 1 tahun, kemudian diperkirakan kebutuhan
seiap bulannya. Akhirnya tingkat persediaan tak terkalahkan dengan
kedutuhan, agar produksi tetap stabil.
Contoh: Rencana penjualan selama 1 tahun (1984) pada PT
"KAHURIPAN" adalah sebagai berikut:

Bulan Tingkat penjualan

Januari 1.500 unit

Februari 1.600 unit

Maret 1.600 unit

April 1.400 unit

Mei 1.200 unit

Juni 1.000 unit

Juli 700 unit

Agustus 600 unit

September 900 unit

Oktober 1.100 unit

November 1.200 unit

Desember 1.400 unit

14.200 unit

11
Sedangkan perkiraan tingkat persediaan adalah:
- Persediaan awal tahun = 2.000 unit
- Persediaan akhir tahun = 1.500 unit

Dari data diatas budget produksi yang mengutamakan stabilitas


produksi dapat disusun dengan urut urutan sebagai berikut;
Penjualan 1 tahun = 14.200 unit
Persediaan akhir tahun = 1.500 unit +
Kebutuhan 1 tahun = 15.700 unit
Persediaan awal tahun = 2.000 unit -
Jumlah yang harus diproduksi = 13.700 unit

Pengalokasian tingkat produksi setiap bulan dapat dilakukan dengan 2


cara;
1. Membagi tingkat produksi per tahun dengan 12. Dimana hal bagi
tersebut langsung dipakai sebagai tingkat produksi per bulannya
sehingga;
Produksi selama 1 tahun = 13.700 unit
13.700
Produksi per bulan = = 1.141,67 unit
12
Kelemahan cara ini adalah sering ditemukannya bilangan bilangan
yang tidak bulat sehingga sukar dilaksanakan dengan tepat.
2. Membagi tingkat produksi pertahun sedemikian rupa sehingga
dihasilkan bilangan bulat dan mudah untuk dilaksanakan secara tepat.
Kelebihan hasil pembagian dialokasikan ke bulan-bulan di mana
tingkat penjualannya tinggi, sehingga;
Produksi selama 1 tahun =13.700 unit
Dalam perhitungan sebelumnya [cara 1] didapatkan produksi rata
rata per bulan = 1.141,67 unit. Bilangan bulat yang paling mudah
untuk dilaksanakan dan mendekati angka tersebut adalah 1.100 unit.

12
Apabila produksi perbulan = 1.100 unit. Maka kekurangannya
adalah 13.700 – [12 x 1.100] = 500 unit.
Kekurangan 500 unit dialokasikan kepada bulan bulan dimana tingkat
penjualannya tertinggi yakni ;
o Januari = 1.500 unit
o Februari = 1.600 unit
o Maret = 1.600 unit
o April = 1.400 unit
o Desember = 1.400 unit
Sehingga kelima bulan tersebut masing masing akan mendapatkan
tambahan sebanyak 500 / 5 x 1 unit = 100 unit.
Dengan demikian secara keeluruhan adalah ;
 5 bulan masing masing [1.100 + 100] unit = 6.000 unit
 7 bulan masing masing 1.100 unit = 7.700 unit +
Jumlah 13. 700 unit
PT. KAHURIPAN
Anggaran Produksi
Tahun 1984
Bulan Jum
Ket
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
Rencana
produksi 1.500 1.600 1.600 1.400 1.200 1.000 700 600 900 1.100 1.200 1. 400 14.200
Ditambah
Persediaan
akhir 1.700 1.300 900 700 600 700 1.100 1.600 1.800 1.800 1.700 1.500 1.500
Jumlah
3.200 2.900 2.500 2.300 1.800 1.700 1.800 2.200 2.700 2.970 2.900 2.900 15.700
Dikurangi
Persediaan
awal 2.000 1.700 1.300 900 700 600 700 1.100 1.600 1.800 1.800 1.700 2.000

Tingkat
2.200 1.200 1.200 1.200 1.100 1.100 1.100 1.100 1.100 1.100 1.100 1.200 12.700
produksi

B. Mengutamakan Pengendalian Tingkat Persediaan


Bahwa penyusunan budget produksi yang menggunakan
pengendalian tingkat persediaan terlebih dahulu ditentukan perkiraan

13
besarnya persediaan awal dan persediaan akhir tahun untuk mendapatkan
tingkat persediaan yang perlu dari bulan ke bulan. Dengan 2 cara, yakni;
1. Selisih antara persediaan awal dan akhir tahun dibagi dengan 12.
Kelemahan cara ini juga berupa sering ditemukannya bilangan-
bilangan yang tidak bulat sehingga sulit untuk dilaksanakan dengan
tepat.
Contoh :
Persediaan awal tahun = 2.000 unit
Persediaan akhir tahun = 1.500 unit -
Selisih = 500 unit
Selisih tersebut dibagi dengan 12 sehingga alokasi perbulannya :
500
x 1 unit=41,67 unit .
12
2. Selisih antara persediaan awal dan akhir tahun dibagi dengan suatu
bilangan tertentu sehingga dihasilkan suatu bilangan bulan dan
mudah dilaksanakan dengan tepat.
Contoh :
Persediaan awal tahun = 2.000 unit
Persediaan akhir tahun = 1.500 unit -
Selisih = 500 unit
Agar didapatkan hasil bagi yang bulat dan mudah dilaksanakan
maka 500 unit dibagi dengan 5 sehingga :
500
x 1 unit=100 unit .
5
Yang kemudian dialokasikan dari bulan Januari sampai bulan Mei.
Pengalokasian pada dasarnya tergantung dengan kebijakan
perusahaan atau pembuat anggaran.
Keteranga Bulan Jumlah
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
n
Penjualan 1.500 1.60 1.60 1.40 1.20 1.00 700 600 900 1.10 1.20 1.40 14.200
0 0 0 0 0 0 0 0
Pers Akhir 1.900 1.80 1.70 1.60 1.50 1.50 1.50 1.50 1.500 1.50 1.50 1.50 1.500
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

14
Jumlah 3.400 3.40 3.30 3.00 2.70 2.50 2.20 2.10 2.400 2.60 2.70 2.90 15.700
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Pers Awal 2.000 1.90 1.80 1.70 1.60 1.50 1.50 1.50 1.500 1.50 1.50 1.50 2.000
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Produksi 1.400 1.50 1.50 1.30 1.10 1.00 700 600 900 1.10 1.20 1.40 13.700
0 0 0 0 0 0 0 0

C. Cara Kombinasi di mana baik Tingkat Persediaan maupun Tingkat


Produksi Sama-sama Berfluktuasi pada Batas-batas Tertentu.
Kebijakan kombinasi maksudnya adalah mengkombinasikan dua
kebijakan yaitu kebijakan persediaan stabil dan kebijakan produksi stabil.
Kebijakan yang merupakan kombinasi, dimana tingkat produksi maupun
tingkat persediaan berfluktuasi. Tingkat produksi maupun tingkat
persediaan dibiarkan berubah-ubah. Tetapi tetap diusahakan agar terjadi
keseimbangan yang optimum antara tingkat penjualan, persediaan, dan
produksi.
Dalam beberapa situasi, manajemen dapat mengambil kebijaksanaan
seperti :
 Tingkat produksi tidak boleh lebih dari 15% di atas atau di bawah
rata-rata bulanan (1/12 dari tingkat produksi per tahun)
 Tingkat persediaan tidak boleh lebih dari 1.600 unit dan tidak
kurang dari separonya persediaan maksimal.
 Produksi bulan Juli-Agustus-Septermber boleh dikurangi 30% dari
tingkat produksi normal.

PT KAHURIPAN
Anggaran Produksi
Tahun 1984
Keterangan Bulan Jumlah
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
Penjualan 1.500 1.60 1.60 1.40 1.20 1.00 700 600 900 1.10 1.20 1.40 14.200
0 0 0 0 0 0 0 0
Pers Akhir 1.600 1.30 1.00 900 950 1.20 1.30 1.51 1.41 1.56 1.60 1.50 1.500
0 0 0 5 0 5 5 0 0

15
Jumlah 3.100 2.90 2.60 2.30 2.15 2.20 2.00 2.11 2.31 2.66 2.80 2.90 15.700
0 0 0 0 0 5 0 5 5 0 0
Pers Awal 2.000 1.60 1.30 1.10 900 950 1.20 1.30 1.51 1.41 1.56 1.60 2.000
0 0 0 0 5 0 5 5 0
Produksi 1.100 1.30 1.30 1.30 1.25 1.25 805 805 805 1.25 1.23 1.30 13.700
0 0 0 0 0 0 5 0

2.4 KEBIJAKSANAAN PERSEDIAAN


Setiap perusahaan harus selalu berhati-hati dan mempertimbangkan
secara masak tentang beberapa besarnya persediaan barang yang harus ada.
Dengan kata lain setiap perusahaan harus mempunyai kebijaksanaan
persediaan yang jelas, yang gunanya antara lain :
1. Untuk menempatkan perusahaan pada posisi yang selalu siap untuk
melayani penjualan, baik pada saat-saat biasa maupun bilamana ada
pesanan secara mendadak. Hubungan baik dengan para langganan harus
dijaga. Karena itu persediaan barang harus cukup agar tidak
mengecewakan mereka.
2. Untuk membantu dicapainya kapasitas produksi yang terus menerus dan
seimbang. Pada waktu permintaan tinggi, perusahaan tidak perlu
memaksakan diri sehingga bekerja dengan kapasitas penuh. Sebaliknya,
pada waktu permintaan rendah, kelebihan-kelebihan produksi disimpan
sebagai persediaan.

Untuk memungkinkan tercapainya sasaran-sasaran di atas, ada beberapa


faktor yang perlu dipertimbangkan sebelum diputuskan berapa besarnya
persediaan. Faktor-faktor tersebut adalah :
1) Daya tahan daripada barang yang akan disimpan. Di muka telah
dikatakan bahwa beberapa jenis barang mempunyai sifat khusus yang
membutuhkan cara penyimpanan yang khusus pula. Beberapa jenis
barang yang mudah rusak, tidak tahan lama, harus mendapat perhatian
yang sungguh-sungguh.
2) Sifat penawaran (bahan mentah). Apabila bahan mentah selalu tersedia
di pasar sepanjang tahun maka besarnya persediaan bahan mentah dapat

16
ditekan. Sebaliknya bila penawaran bahan mentah bersifat musiman,
maka besarnya persediaan harus disesuaikan pula.
3) Biaya-biaya yang timbul, seperti :
- Sewa Gedung
- Biaya pemeliharaan
- Biaya asuransi
- Pajak atas barang di Gudang
- Modal yang diserap
- Bunga pinjaman, dan lain-lain
4) Besarnya modal kerja yang tersedia
5) Risiko-risiko yang harus ditanggung
Risiko pada umumnya berasal dari 3 sumber, yaitu :
- Manusia. Hal ini timbul karena kecerobohan manusia. Cara
mengangkat, memindahkan, dan meletakkan barang sering tidak
mengindahkan peraturan yang sudah ada, akibatnya barang jadi
rusak.
- Alam. Hal ini terjadi diluar kekuasaan manusia, seperti : bencana
banjir, gempa bumi, longsor, dan lain-lain.
- Sifat barang itu sendiri. Hal ini terjadi karena mudah rusaknya
barang tersebut, bentuk barang yang sukar untuk disusun secara
baik di udang dan lain-lain.

Penentuan Besarnya Persediaan


Dalam memperkirakan besarnya persediaan barang atau bahan mentah
setiap bulannya, dilakukan perhitungan dengan cara-cara :
1. Disesuaikan dengan kebutuhan bulanan
a. Apabila kebutuhan akan bahan/barang setiap bulan sama, maka
digunakan rata-rata bulanan atau rata-rata sederhana
Misal :
Kebutuhan barang setahun = 2.400 unit.
2.400
Kebutuhan per bulan x 1 unit = 200 unit
12

17
Jika perusahaan menentukan dua bulan persediaan, maka besarnya
persediaan = 2 x 200 = 400 unit.
b. Apabila kebutuhan akan barang /bahan setiap bulannya tidak sama
(bergelombang), maka dipakai :
Rata-rata bulanan yang bergerak.
Misalnya :
Kebutuhan bulanan
Januari = 200 unit
Februari = 100 unit
Maret = 150 unit
April = 200 unit
Mei = 300 unit

Kebutuhan bulanan dengan rata-rata bergerak :


200+100+150
Februari = = 150 unit
3
100+150+300
Maret = = 150 unit
3
150+200+300
April = = 217 unit
3
Apabila perusahaan menentukan dua bulan kebutuhan maka
besarnya persediaan :
Februari = 2 x 150 = 300 unit
Maret = 2 x 150 = 300 unit
April = 2 x 217 = 434 unit
Dalam pelaksanaannya, persediaan riil dapat lebih tinggi dari
perkiraan di atas, karena perkiraan di atas merupakan batas
terendah.
2. Dengan ditentukan terlebih dahulu batas maksimum dan minimum
persediaan. Cara ini lebih mudah dilaksanakan oleh perusahaan-
perusahaan yang sudah berpengalaman, atau berkali-kali menjual
barang yang sama pada tahun-tahun sebelumnya. Dengan pengalaman-

18
pengalamannya di masa lalu mereka dapat menentukan berapa batas
maksimum dan berapa batas minimum persediaan yang harus
diperhatikan. Bagi perusahaan yang belum berpengalaman dalam
menjual suatu barang, sukar untuk memperkirakan berapa batas
maksimum dan berapa batas minimum persediaan.
3. Dengan menghitung tingkat perputaran persediaan.
Banyak perusahaan mengambil tingkat perputaran persediaan
sebagai dasar untuk menentukan tingkat persediaan.
Rencana penjualan per tahun
Tingkat perputaran =
Persediaan rata−rata
Persediaan awal+ Persediaan Akhir
Persediaan rata-rata =
2
Sebagai ilustrasi, misalnya rencana penjualan selama 1 tahun sejumlah
150.000 unit.
Persediaan awal tahun diperkirakan sejumlah : 25.000 unit.
Persediaan akhir sebesar : 75.000 unit
25.000+75.000
Sehingga :Persediaan rata-rata =
2
= 50.000 unit
150.000
Perputaran persediaan = 50.000 = 3 kali
Catatan :
Karena setiap bahan atau barang bermacam-macam sifatnya,
berbeda daya tahannya, berbeda harga persatuannya, berbeda sifat
penawarannya, maka politik persediaan untuk masing-masing bahan
atau barang tidak selalu sama.

Anggaran Produksi sebagai Alat Perencanaan, Pengkoordinasian dan


Pengawasan.

Anggaran produksi berfungsi sebagai alat perencanaan,


pengkoordinasian dan pengawasan. Anggaran Produksi disusun dengan
berdasarkan pada Anggaran Penjualan yang telah disusun sebelumnya. Hal
ini menunjukkan bahwa semua hal yang berhubungan dengan produksi,

19
seperti kebutuhan bahan mentah, kebutuhan tenaga kerja, kapasitas mesin-
mesin, penambahan modal dan kebijaksanaan persediaan, diselaraskan
dengan kemampuan menjual. Jelaslah bahwa anggaran produksi mempunyai
fungsi sebagai alat perencanaan. Apabila anggaran produksi memang betul-
betul disusun dengan baik, maka anggaran inipun dapat berfungsi sebagai alat
pengkoordinasian. Anggaran produksi mengkoordinasikan berapa jumlah
yang akan diprodusir dengan keadaan finansiil, keadaan permodalan,
perkembangan produk dan tingkat penjualan.

Sebetulnya antara bagian penjualan dan bagian produksi harus selalu


ada hubungan timbal balik. Kepala bagian penjualan harus mengetahui
banyak keadaan/kemampuan bagian produksi sebelum membuat anggaran
penjualan. Selanjutnya anggaran produksi dapat pula dipakai sebagai alat
pengawasan. Pengawasan produksi meliputi pengawasan kualitas, kuantitas,
dan tentu saja pengawasan biaya. Dalam hubungannya dengan fungsi
pengawasan, hal-hal utama yang perlu diperhatikan adalah : pengawasan
bahan mentah, penganalisaan proses produksi, penentuan routing dan
scheduling, pemberian perintah kerja (disparching) dan akhirnya sampai
kepada follow-up. Untuk keperluan pengawasan terhadap tingkat produksi
dan tingkat persediaan barang jadi, baik harian maupun mingguan disusunlah
laporan pelaksanaan.

Dalam Performance Report dilakukan perbandingan antara rencana


dengan realisasinya, sehingga akan segera tampak apabila terdapat
penyimpangan-penyimpangan.

2.5 Contoh Soal :


Perusahaan Murni merencanakan untuk mengatur tingkat produksinya
agar mempermudah usaha pengadaan bahan mentah dan tenaga kerja
sekaligus juga usaha penekanan tingkat biaya serendah mungkin.
Data yang tersedia adalah sebagai berikut :
a. Rencana penjualan 2015
Bulan : Januari = 15.000 unit
Februari = 16.000 unit
Maret = 17.000 unit
Kuartal II = 50.000 unit
Kuartal III = 40.000 unit

20
Kuartal IV = 45.000 unit

b. Persediaan barang jadi pada 1 Januari 2015 sejumlah 20.000 unit.


c. Tingkat perputaran barang ditentukan sebesar 10 kali.
d. Persyaratan tingkat produksi yang perlu dijaga adalah :
 Perbedaan antara tingkat produksi tertinggi dengan tingkat
produksi terendah tidak boleh lebih dari 10% dari tingkat produksi
yang dianggap normal.
 Lebih mementingkan stabilitas produksi, dengan catatan tingkat
persediaan tidak boleh dari 10.000 unit.

Atas dasar data-data di atas susunlah anggaran produksi untuk tahun 2015.
Penyelesaian :
Penjualan
Tingkat perputaran=
Persediaan rata−rata
Penjualan
Persediaanrata−rata=
Tingkat perputaran
183.000
¿ ¿ 18.300 unit
10
Persediaan akhir tahun = (Pers rata-rata x 2) – Pers awal
= (18.300 x 2) – 20.000
= 16.600

Rencana tingkat penjualan setahun 183.000 unit


Persediaan akhir tahun 16.600 unit
Jumlah 199.600 unit
Persediaan awal tahun 20.000 unit
Jumlah yang harus diproduksi 179.600 unit

Produksi normal :
Bulanan = 179.600 : 12 = 14.966 dibulatkan menjadi 15.000
Kuartalan = 3 x 15.000 = 45.000

21
PERUSAHAAN MURNI
Anggaran Produksi
Tahun 2015
Jumlah
Bulan Kuartal
Tahunan
Keterangan
Februar
Januari Maret II III IV
i
Penjualan 15.000 16.000 17.000 50.000 40.000 45.000 183.000
Persediaan akhir 19.600 18.600 16.600 11.600 16.600 16.600 16.600
Jumlah 34.600 34.600 33.600 61.600 56.600 61.600 199.600
Persediaan awal 20.000 19.600 18.600 16.600 11.600 16.600 20.000
Produksi 14.600 15.000 15.000 45.000 45.000 45.000 179.600

22
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Anggaran produksi adalah langkah lebih lanjut setelah anggaran penjualan
selesai disusun. Anggaran produksi dalam arti luas adalah berupa penjabaran dari
rencana penjulan menjadi rencana produksi, sehingga kegiatan produksi bukan
merupakan suatu kegiatan yang berdiri sendiri melainkan sebagai kegiatan
penunjang dari rencana penjualan.
Dalam pelaksanaan harian perusahaan terdapat kebijakan tertentu berkaitan
dengan tingkat produksi dan tingkat persediaan barang. Dan masing masing
kebijakan yang diambil tersebut akan mengakibatkan adanya cara pendekatan
yang berbeda dalam proses penyusunan anggaran produksi.
Hasil-hasil yang diharapkan dari kegiatan-kegiatan usaha dirangkum dalam
laporan laba rugi dianggarkan. Akhirnya, hasil financial dari kegiatan-kegiatan
usaha dirangkum dalam anggaran kas dan neraca dianggarkan.

23
DAFTAR PUSTAKA
Adisaputro, Gunawan dan Asri, Marwan. 2013. Anggaran Perusahaan Edisi
Kedua. BPFE: Yogyakarta.
http://rahmawattyy.blogspot.com/2014/05/materi-penganggaran.html?m=1

24

Anda mungkin juga menyukai