Anda di halaman 1dari 7

REVIEW JURNAL

KELOMPOK 14
Judul Board Governance and Sustainability Disclosure: A Cross-Sectional
Study of Singapore-Listed Companies
Tahun 23 Juli 2018
Penulis Meibo Hu, dan Lawrence Loh
Reviewer Mas’ud Ilman Mubarok (7211418222)
Carry Margi Y.I.P (7211418226)
Tevia Arinda Septiani (7211418228)
Rahmawathi Setyaningrum (7211418229)

Abstrak Abstrak berisi :


 Tujuan
Untuk menyelidiki hubungan antara tata kelola dewan dan
pengungkapan keberlanjutan di Singapura.
 Metodologi
Menggunakan analisis regresi yang dilakukan dengan menggunakan
data cross-sectional dari perusahaan-perusahaan yang terdaftar di
Singapura untuk menguji hubungan antara pengungkapan
keberlanjutan dan berbagai faktor tata kelola dewan, termasuk
kapasitas dewan, independensi dewan, dan insentif dewan.
 Hasil
 Untuk kapasitas dewan, perusahaan dengan ukuran dewan yang
lebih besar dan jumlah rapat dewan yang lebih banyak lebih
cenderung untuk mempraktikkan pelaporan keberlanjutan, dan
kualitas pelaporan mereka lebih tinggi.
 Untuk independensi dewan, persentase direktur independen
berdampak positif pada probabilitas dan kualitas pelaporan
perusahaan terhadap keberlanjutan di Singapura.
 Untuk insentif dewan, praktik insentif jangka panjang bagi
direktur eksekutif dapat secara signifikan meningkatkan
probabilitas dan kualitas pelaporan keberlanjutan.
 Implikasi
Studi ini menambah literatur tentang tata kelola perusahaan dan
pengungkapan keberlanjutan. Ini memberikan bukti empiris dan
panduan bagi perusahaan dalam membuat kebijakan di Singapura
dan sekitarnya tentang bagaimana pengungkapan keberlanjutan dapat
ditingkatka dengan ntata kelola dewan yang kuat.
Pendahuluan Kesadaran akan keberlanjutan meningkat secara signifikan di antara
para pemangku kepentingan selama beberapa dekade terakhir, terutama
setelah bencana lingkungan dan peristiwa kekacauan pasar. Perusahaan
mulai menghadapi tekanan yang semakin meningkat untuk melaporkan
informasi non-keuangan atas operasi mereka, sehingga menimbulkan
dan menumbuhkan perhatian pada pengungkapan keberlanjutan.
Menurut teori agensi, perusahaan dapat mengurangi asimetri informasi
melalui pengungkapan sukarela, karena itu dapat melindungi
kepentingan pemangku kepentingan dengan biaya agensi yang lebih
rendah. Pengungkapan keberlanjutan merupakan bagian strategis dari
proses pelibatan pemangku kepentingan yang terkait dengan dewan
direksi yang secara aktif mengarahkan perkembangan dan perubahan
strategi.
Saat ini, metode utama pengungkapan keberlanjutan adalah melalui
pelaporan. Keberlanjutan, sebagai sebuah tema atau topik telah
dikembangkan dengan baik dalam penelitian dan praktik. Namun,
pelaporannya belum sepenuhnya dieksplorasi, meskipun hal ini semakin
mendapat perhatian di kalangan sarjana terutama di akhir-akhir satu
dasawarsa ini.
Kepemimpinan perusahaan, terutama dewan direksi, sangat penting
dalam pemberlakuan pelaporan keberlanjutan. Mengingat peran sentral
dewan dalam mempengaruhi pengungkapan perusahaan, penelitian ini
melakukan studi cross-sectional untuk menguji hubungan antara tata
kelola dewan dan variasi yang diamati dalam pelaporan keberlanjutan di
antara perusahaan-perusahaan di Singapura. Penelitian ini berfokus pada
tiga aspek tata kelola dewan, yaitu kapasitas dewan, independensi
dewan, dan dewan insentif. Hal ini menawarkan pemahaman yang
komprehensif tentang hubungan antara tata kelola dewan, yang
merupakan bagian terpenting dari tata kelola perusahaan, dan
pengungkapan keberlanjutan dari perspektif di Singapura. Studi ini
membahas mengenai kesenjangan dalam literatur dengan memeriksa
titik unik pada konteks khusus di Singapura yang berada pada tahap
lanjutan pelaporan sukarela.
Konteks unik sukarela Singapura memberikan pengaturan
eksperimental yang kaya untuk memperkuat pemahaman konseptual
tentang komitmen yang sebenarnya dewan dalam memulai
pengungkapan dalam upaya keberlanjutan perusahaan. Temuan positif
studi ini pada Libra Association juga memberikan dasar empiris
pembuatan kebijakan bagi pembuat kebijakan dan regulator di Singapura
dan sekitarnya.
Literature Review  Grand Theory
1) Teori keagenan
 Hipotesis
o Hipotesis 1a. Ukuran dewan secara positif terkait dengan
kemungkinan pelaporan keberlanjutan.
o Hipotesis 1b. Ukuran dewan terkait secara positif dengan
kualitas pelaporan keberlanjutan.
o Hipotesis 2a. Jumlah rapat dewan secara positif terkait dengan
kemungkinan pelaporan keberlanjutan.
o Hipotesis 2b. Jumlah rapat dewan berhubungan positif dengan
kualitas pelaporan keberlanjutan.
o Hipotesis 3a. Proporsi direktur independen di dewan terkait
secara positif dengan kemungkinan pelaporan keberlanjutan.
o Hipotesis 3b. Proporsi direktur independen di dewan terkait
secara positif dengan kualitas pelaporan keberlanjutan.
o Hipotesis 4a. Dualitas CEO dikaitkan secara negatif dengan
kemungkinan pelaporan keberlanjutan.
o Hipotesis 4b. Dualitas CEO dikaitkan secara negatif dengan
kualitas pelaporan keberlanjutan.
o Hipotesis 5a. Insentif jangka pendek dikaitkan secara negatif
dengan kemungkinan pelaporan keberlanjutan.
o Hipotesis 5b. Insentif jangka pendek dikaitkan secara negatif
dengan kualitas pelaporan keberlanjutan.
o Hipotesis 6a. Insentif jangka panjang secara positif terkait
dengan kemungkinan pelaporan keberlanjutan.
o Hipotesis 6b. Insentif jangka panjang dikaitkan secara positif
dengan kualitas pelaporan keberlanjutan.
Metodologi Pemilihan Sampel :
Melibatkan sebanyak 462 perusahaan yang sebagian besar terdaftar
dalam Singapore Exchange (SGX) Mainboard per 30 Juni 2016.

Alat Analisis:
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode analisis regresi , yaitu regresi linier dan regresi logistic untuk
Model 1, dan regresi kuadrat terkecil untuk Model 2 serta statistic
deskriptif, dengan menggunakan data cross section

Variabel :
Variabel Dependen :
 SR = Pelaporan Berkelanjutan
 SR_Q = Kualitas Pelaporan Berkelanjutan
Variabel Independen
 NOD = Jumlah Direktur Dewan
 NOM = Jumlah Rapat Dewan
 IND = % Direktur Independen
 CEO = Dualitas CEO
 STI = Insentif Jangka Pendek
 LTI = Insentif Jangka Panjang
Variabel Control
 LNTA = Ukuran Perusahaan
 DE = Leverage
 ROA = Produktivitas
 HI = Industri Berdampak Tinggi

Hasil dan Hasil dari pengujian hipotesis


Pembahasan
 Statistik Deskriptif
Rata – rata variabel dummy SR adalah 0,39 memberikan fakta bahwa
39% perusahaan (180 dari 462) melaporkan keberlanjutan untuk
FY2015. Sedangkan untuk SR_Q, perusahaan memperoleh skor rata
– rata 16,81 untuk kualitas pelaporan keberlanjutannya, dengan skor
maksimum 72,51 dari 100. Perusahaan Singapura rata – rata
memiliki sekitar tujuh direktur, dan hampir setengah dari dewan
direksi independen. Sebagian besar perusahaan menggunakan
remunerasi berbasis insentif untuk memotivasi direktur eksekutif,
meskipun sebagian kecil perusahaan yang menggunakan insentif
jangka panjang (47%) jauh lebih kecil dibandingkan dengan insentif
jangka pendek (91%).
 Hasil Regresi
Hasil yang konsisten diperoleh untuk kedua model saat mengamati
variabel signifikan yang sama dan tanda koefisien yang sama. Di
antara variabel terkait papan, NOD, NOM, IND, dan LTI memiliki
hubungan yang signifikan dan positif dengan SR, yang konsisten
dengan hipotesis masing-masing, yaitu H1a, H2a, H3a, dan H6a.
Namun, H4a dan H5a tidak didukung karena perkiraan koefisien
untuk CEO dan STI tidak signifikan. Untuk variabel kontrol, LNTA
dan ROA berhubungan secara signifikan dan positif dengan SR,
sedangkan hasil untuk DE dan HI tidak signifikan. Secara
keseluruhan, variabel secara bersama-sama signifikan untuk kedua
model, dengan menggunakan rata-rata efek parsial (APE) dari
variabel independen untuk menafsirkan estimasi model logit. APE
dilaporkan berdampingan dengan estimasi koefisien LPM. Dapat
dilihat bahwa APE yang diperkirakan menggunakan model logika
sangat dekat dengan perkiraan LPM. Variabel signifikan dalam
Model 2 (yaitu, NOD, NOM, IND dan LTI) adalah variabel
signifikan yang sama dalam Model 1. Dampak positif dari variabel
ini pada kualitas pelaporan konsisten dengan harapan kami, sehingga
memberikan bukti untuk hipotesis H1b, H2b, H3b, dan H6b. Sekali
lagi, kami melihat perkiraan yang tidak signifikan untuk CEO dan
STI, oleh karena itu, H4b dan H5b tidak didukung.
 Ringkasan hasil
Kapasitas dewan
H1a : Ukuran dewan, proabilitas SR (+) didukung
H1b : Ukuran dewan, kualitas SR (+) didukung
H2a : Tidak rapat dewan, probabilitas (+) didukung
H2b : Tidak rapat dewan, kualitas SR (+) didukung

Independensi Dewan
H3a : Proporsi direktur independen, probabilitas SR (+) didukung
H3b : Proporsi direktur independen, kualitas SR (+) didukung
H4a : dualitas CEO, probabilitas SR (-) tidak didukung
H4b : dualitas CEO, kualitas SR (-) tidak didukung

Insentif Dewan
H5a : Insentif jangka pendek, probabilitas SR (-) Tidak didukung
H5b : insentif jangka pendek, kualitas SR (-) Tidak didukung
H6a : Insentif jangka panjang, probabilitas SR (+) Didukung
H6b : Insentif jangka panjang, kualitas SR (+) Didukung
Pembahasan penelitian dari jurnal ini adalah
 Independensi dewan, proporsi direktur independen berdampak
positif terhadap probabilitas dan kualitas pelaporan perusahaan
terhadap keberlanjutan di Singapura, namun dualitas CEO yang
ditemukan tidak memberikan dampak signifikan.
 Praktik insentif jangka panjang untuk direktur eksekutif dapat
secara signifikan meningkatkan probabilitas dan kualitas
pelaporan keberlanjutan, namun insentif jangka pendek tidak
signifikan dalam mendorong pelaporan keberlanjutan.
 Pada statistik deskriptif penelitian ini menyatakan bahwa sekitar
90% dari perusahaan yang terdaftar di SGX menggunakan
insentif jangka pendek. Dengan variabilitas rendah dalam
variabel independen IMS, akan sangat sulit bagi model untuk
mendeteksi hasil yang signifikan.
Simpulan  Kesimpulan keseluruhan dari artikel ini yaitu:
1.) Adanya temuan yang menunjukkan bahwa kapasitas dewan,
independensi dewan, dan insentif dewan terkait dengan
kemungkinan dan kualitas pelaporan keberlanjutan.
2) Memberikan bukti bagi perusahaan dan pembuat kebijakan
tentang bagaimana pengungkapan keberlanjutan dapat
ditingkatkan melalui tata kelola dewan yang kuat.
3) Menunjukkan bahwa perusahaan dapat meningkatkan pelaporan
keberlanjutan dengan memiliki dewan yang lebih besar,
mendorong komunikasi direktur dengan lebih banyak rapat
dewan, meningkatkan representasi direktur independen di
dewan, dan menerapkan insentif jangka panjang untuk direktur
eksekutif.
 Limitasi atau keterbatasan dalam artikel ini yaitu hasil regresi dalam
artikel ini bergantung pada informasi yang dikumpulkan dari laporan
tahunan yang dipublikasikan, namun keakuratan informasi dewan
dapat dipengaruhi oleh tingkat pengungkapan perusahaan. Selain itu,
asosiasi signifikan yang diidentifikasi dalam artikel ini tidak
menyiratkan penyebab.
 Untuk penelitian lebih lanjut dapat melihat kemungkinan
mengadopsi analisis deret waktu untuk menetapkan hubungan kausal
antara tata kelola dewan dan pengungkapan keberlanjutan.

Anda mungkin juga menyukai