2020
Kata Pengantar
Segala puji dan syukur tidak henti-hentinya kami panjatkan kepada Tuhan
Yang Maha Esa yang karena kasih dan kemurahanNya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas skripsi ini dengan baik. Sehubungan dengan selesainya
skripsi ini maka penulis mengucapkan segenap rasa terima kasih kepada :
1. Dr. Eng. Drs Erning Wihardjo, M.Eng., M.Eng.Sc , selaku Rektor Universitas
Kristen Krida Wacana (UKRIDA)
2. Ibu Melitina Tecoalu, S.E., MM, CFP® , QFE, selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA)
3. Dr. Oktavia, S.E., M.S.Ak. , selaku Kepala Program Studi Akuntansi
Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA)
4. Ibu Krisnawati BR Tarigan, S.E., Ak., M.M., CA, selaku dosen pembimbing
yang telah menyediakan waktu dan tenaga, serta pikiran untuk mengarahkan
saya dalam penyusunan Skripsi ini
5. Untuk Ibu dan Adik saya tercinta, yang selalu sabar dan setia memotivasi saya
untuk segera menyelesaikan Skripsi ini
6. Untuk Clara, Gaby, Pida, dan Winda, selaku teman-teman saya yang terus
memberikan dorongan kepada saya untuk selalu semangat dalam
menyelesaikan Skripsi ini
7. Untuk Ci Regina Valensia Better, selalu Ibu Rohani saya yang selalu
memberikan semangat , pengertian dan doanya dalam saya menyelesaikan
Skripsi ini
8. Untuk David Calvin Siregar yang selalu memotivasi dan memberikan
semangat agar tidak mundur dan tidak menyerah dalam saya menyelesaikan
Skripsi ini
9. Bapak Ibu Dosen yang telah memberi pemahaman dan dorongan tak hentinya
demi terselesainya Skripsi ini
10. Semua Pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, yang telah
membantu proses penulisan Skripsi ini
Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, maka
penulis mengharapkan saran dan masukan guna mendapatkan hasil yang lebih
baik lagi.
Jakarta, 13 Januari 2020
Penulis,
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana faktor dari gender,
pengetahuan dan burnout mampu mempengaruhi kinerja auditor masa kini.
Sampel yang di ambil dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja aktif di
beberapa Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berada di wilayah Jakarta dan
Tangerang. Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah motode convenience sampling. Untuk pengumpulan data peneliti
menggunakan kuesioner. Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda
menunjukkan bahwa gender dan burnout berpengaruh signifikan pada kinerja
auditor, sedangkan untuk pengetahuan tidak berpengaruh signifikan terhadap
kinerja auditor. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi serta
pemahaman lebih mendalam, dan diharapkan auditor dapat selalu meningkatkan
kinerjanya terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi. Karena jika ada suatu
usaha yang besar untuk mencapai hasil yang maksimal, mampu mengecilkan
hambatan yang mempengaruhi.
Kata kunci : gender, pengetahuan, kelelahan bekerja (burnout), kinerja auditor
Abstract
The purpose of this research is to figure out how gender, knowledge and burnout
are able to influence the work of current auditors. The sample taken in this study
is an auditor that works actively in several public accounting offices located in
the Jakarta area and Tangerang area. The method of sampling determination
used in this study is a type of motode sampling. For research collection using a
questionnaire. Based on results of analysis of multiple linear regressions show
that gender and burnout greatly influence auditor performance, while for
knowledge does not significantly affect auditor performance. It is hoped that the
auditors will provide more information and understanding, and it is hoped that
the auditors will always improve their performance regardless of the factors that
affect it. Because if there is a great effort to achieve maximum results, it can
lower the barriers that affect.
Keywords : Gender, knowledge, burnout, auditor performance
BAB I
PENDAHULUAN
2.1 Auditor
Auditor adalah seseorang yang memiliki keahlian tertentu dalam
melakukan pemeriksaan atas laporan keuangan serta kegiatan suatu perusahaan
atau organisasi. Selain itu auditor juga dapat dipahami sebagai seseorang yang
melakukan pemeriksaan secara objektif terhadap laporan keuangan suatu
perusahaan yang bertujuan untuk menentukan apakah laporan keuangan tersebut
telah disusun dengan menyajikan keuangan secara wajar dan dalam segala hal
yang tercantum bersifat material. Tanggung jawab seorang auditor adalah
menyatakan opininya atas kewajaran laporan keuangan yang diperiksa. Sukrisno
Agoes dalam bukunya yang berjudul “Auditing” (2017:06) , menjelaskan bahwa :
“Tugas yang harus dilakukan seorang auditor adalah untuk menentukan
apakah representasi sebuah laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen
keuangan perusahaan betul-betul wajar, maksudnya untuk meyakinkan tingkat
keterkaitan antara asersi tersebut dengan kriteria yang ditetapkan.”
Untuk mengevaluasi kewajaran, auditor harus mengumpulkan bukti-bukti yang
mendukung atau menyangkal isi dari laporan keuangan tersebut.
2.2 Gender
Gender adalah suatu sifat yang dijadikan dasar untuk mengidentifikasi
perbedaan antara laki-laki dan perempuan dilihat dari segi kondisi sosial dan
budaya, nilai dan perilaku, mentalitas, dan emosi, serta faktor-faktor nonbiologis
lainnya. Secara terminologis, gender bisa didefinisikan sebagai harapan-harapan
budaya terhadap laki-laki dan perempuan (Alfian Rokhmansyah 2016:1).
Ada beberapa istilah dalam memahami tentang gender, yaitu:
1. Pengarusutamaan gender
Adalah strategi yang dilakukan secara sistematis untuk mengurangi
kesenjangan antara penduduk laki-laki dan perempuan dalam memberikan
kebijakan dan program yang memperhatikan pengalaman, aspirasi, kebutuhan
dan permasalahan perempuan dan laki-laki dalam perencanaan di bidang
kehidupan dan pembangunan.
2. kesenjangan gender
Terjadi apabila salah satu jenis kelamin berada dalam keadaan tertinggal
dibandingkan jenis kelamin lainnya. (misalnya laki-laki lebih banyak dari
pada perempuan).
3. Kesetaraan gender
Adalah kondisi yang setara bagi laki-laki dan perempuan untuk memperoleh
kesempatan serta hak-haknya sebagai manusia, agar mampu berperan dan
berpartisipasi dalam kegiatan yang diberlakukan secara umum.
Menurut teori nature, pembedaan antara laki-laki dan perempuan adalah
kodrat dimana perbedaan itu memberikan indikasi dan implikasi yang berbeda
sehingga ada peran dan tugas yang dapat ditukarkan namun ada juga yang tidak
bisa karena memang berbeda sifat alamiahnya. Namun paham ini berbanding
terbalik dengan teori Teori Equilibrium yang menekankan bahwa pada konsep
kemitraan dan keharmonisan dalam hubungan antara wanita dan laki-laki, karena
keduanya harus berkerja sama dalam kemitraan dan keharmonisan dalam
kehidupan keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.
Kesimpulan yang dapat diambil adalah perbedaan kinerja auditor sering
dikaitkan dengan unsur gender. Pernyataan umum yang sering berkaitan dengan
profesi auditor adalah wanita lebih objektif dalam menghasilkan audit judgment
dibandingkan dengan laki-laki. Hal ini diperkuat dengan persepsi bahwa wanita
cenderung dapat mengambil sebuah keputusan yang material dibandingkan laki-
laki. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa terdapat keseimbangan
terhadap kinerja auditor wanita dan kinerja auditor laki-laki.
2.3 Pengetahuan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengetahuan berarti
segala sesuatu yang diketahui; kepandaian; atau segala sesuatu yang diketahui
berkenan dengan hal (mata pelajaran). Secara umum pengetahuan dapat dipahami
sebagai informasi yang telah digabungkan dengan pemahaman dan potensi untuk
menindaklanjuti; yang lantas melekat di benak seseorang. Selain itu pengetahuan
juga dapat diartikan memiliki kemampuan prediksi terhadap sesuatu sebagai hasil
pengenalan atas suatu konsep. Pengetahuan bisa berasal dari ilmu dan pengalaman
yang didapat. Pengetahuan memiliki 6 tingkatan, yaitu:
1. Know (tahu)
Diartikan sebagai mengingat suatu materi yang dipelajari sebelumnya
termasuk dalam pengetahuan. Tingkat ini mengingat kembali terhadap suatu
yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari. Kata kerja dalam
pengukurannya adalah menguraikan, mengidentifikasi, menyatakan.
2. Comprehension (memahami)
Sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara tepat tentang objek yang
diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar.
3. Aplication (aplikasi)
Suatu kemampuan dalam menggunakan materi yang telah dipelajari pada
suatu situasi atau kondisi sebenarnya.
4. Analisis
Suatu kemampuan untuk menguraikan materi atau suatu objek ke dalam suatu
komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih
berkaitan satu sama lain.
5. Evaluasi
Kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau suatu
objek. Dalam Standar Auditing yaitu Standar Umum pertama menyatakan
bahwa “Audit harus dilakukan oleh seseorang atau lebih yang memiliki
keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.” Pendidikan formal
auditor independen dan pengalaman profesional auditor saling melengkapi
satu sama lain. Pengetahuan sangat penting untuk diterapkan dalam kinerja
seorang auditor. Salah satu pengetahuan yang semestinya dimiliki seorang
auditor adalah pengetahuan di bidang akuntansi dan auditing. Namun dapat
dikatakan, pendidikan yang dijalani oleh aditor belum tentu dapat menentukan
tingginya kemampuan auditor tersebut. Pengetahuan harus terus diasa
sehingga terus dapat dikembangkan dalam kinerja seorang auditor.
2.4 Burnout
Burnout merupakan istilah yang pertama kali diutarakan oleh
Freudenbeger (1974) dalam pemahaman representasi dari sindrom stres secara
psikologis yang menunjukkan respon negatif sebagai hasil dari tekanan-tekanan
pekerjaan. Dengan kata lain burnout dapat dipahami sebagai sindrom psikologis
dari kelelahan emosional, depersonalisasi, dan penurunan prestasi kerja yang
tercipta diantara setiap individu yang bekerja dengan orang lain. Beberapa
indikator dalam burnout yang dapat dipahami , sebagai berikut :
a) Physical Exhaustion
Kekurangan energi pada diri seseorang dengan merasa kelelahan dalam
kurun waktu yang panjang dan menunjukkan keluhan fisik.
b) Emotional Exhaustion
Berwujud perasaan sebagai hasil dari excessive psychoemotional demands
ditandai dengan hilangnya perasaan dan perhatian, kepercayaan, minat dan
semangat.
c) Diminished personal accomplishment
Kurangnya aktualisasi diri, rendahnya motivasi kerja dan penurunan rasa
percaya diri.
d) Depersonalization
Sikap sinis terhadap karir dan kinerja sendiri. Cenderung tidak berperasaan
dan tidak memperhatikan kepentingan orang lain.
Burnout menjadi isu penting dalam profesi auditor karena akan berdampak
buruk bagi para auditor maupun pada Kantor Akuntan Publik. Burnout dapat
memberikan pengaruh negatif dimana terjadi penurunan efektivitas kinerja para
auditor. Kondisi burnout dapat dilihat dari keadaan auditor yang mengalami
kelelahan secara emosional. Yang menjadi pernyataan umum menyangkut
burnout yang dialami oleh para auditor adalah pekerjaan yang under pressure.
Dapat dikatakan seperti ini “jika seseorang tanpa melakukan pekerjaan
saja dapat mengalami kemorosotan mental, tidak memungkiri indikasi bahwa
seseorang yang mengambil tanggung jawab dalam posisi yang berat dapat lebih
dalam merasakan kemerosotan mental.” Auditor akan sangat sulit terhindar dari
kelelahan bekerja dimana keadaan pekerjaan yang sangat menuntut menimbulkan
banyak pemikiran-pemikiran yang menurunkan mental auditor tersebut. Maka
dari itu, perlu diketahui apakah burnout akan mempengaruhi kinerja dari auditor
tersebut.
Gender
(X1)
Kinerja
Auditor
Pengetahuan (Y)
(X2)
Burnout
(X3)
BAB III
METODE PENELITIAN
Keterangan :
KA = Kinerja Auditor
α = Konstanta ( nilai Y’ apabila X1, X2, X3….Xn = 0)
β1 = Koefesien regresi antara pengaruh gender, pengetahuan, dan burnout
dengan kinerja auditor
GD = pengaruh gender
PA = pengaruh pengetahuan yang dimiliki auditor
BO = pengaruh burnout yang dihadapi auditor
ε = Standar Error
3.4 Operasional Variable
a. Variable dependen
Variable dependen dalam penelitian ini adalah kinerja auditor. Seorang
auditor harus memiliki ketepatan kinerja yang baik sehingga mampu
menghasilkan laporan audit yang aktual. Kinerja auditor profesional mengacu
pada prestasi kerja auditor yang diukur berdasarkan standar atau kriteria yang
telah ditetapkan perusahaan. Pengelolaan untuk mencapai kinerja yang tinggi
terutama dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja KAP secara keseluruhan
(Robert dalam Timpe, 2009).
b. Variable independen
Dalam penelitian ini, ada tiga variable independen yang digunakan, yaitu:
a) Gender
Perbedaan gender terkadang mempengaruhi kinerja individual.
Variabel ini akan dipertimbangkan dengan bagaimana pengaruh
perbedaan gender dalam kinerja auditor menggunakan dummy.
b) Pengetahuan
Pengetahuan auditor diukur dengan instrument yang terdiri dari enam
item pertanyaaan yaitu pendidikan formal, standar akuntansi, standar
pemeriksaan, kode etik, penguasaan akuntansi dan auditing, pelatihan,
komunikasi, dan sertifikasi. Skala pengukuran yang digunakan adalah
skala likert lima poin (sangat tidak setuju = 1 hingga sangat setuju =
4).
c) Burnout
Kondisi dimana seorang auditor mengalami kelelahan secara
emosional karena pekerjaan yang terlalu under pressure dengan tanda
kehilangan motivasi dalam mencapai kinerja yang optimal dan tidak
mementingkan kepentingan orang lain. Keadaan ini menimbulkan stres
yang berlebihan pada setiap auditor.
Hal ini akan di ukur dengan skala likert lima poin (sangat tidak setuju
= 1 hingga sangat setuju = 4)
Tabel 3.1
No Variable Indikator Skala
1 Kinerja Menyelesaikan pekerjaan dengan ordinal
Auditor efketif dan efisien
Sikap independent
Kualitas hasil pekerjaan
3.5.3.2 Uji t
Uji t dilakukan untuk mengetahui apakah variabel
independen dengan variabel terkait memiliki pengaruh. Dalam
pengambilan keputusan terdapat keriteria dalam uji ini, yaitu
apabila p value < 0,05 maka Ha diterima. Sebaliknya, jika p value
≥ 0,05 maka Ha diterima. (Ghozali 2016: 99)
BAB IV
a. Pengetahuan (X2)
Tabel 4.3
Hasil Uji Validitas Pengetahuan
Berikut ini hasil uji validitas variabel ketiga adalah Burnout (Bo)
yang mempunyai 5 butir pernyataan. Dapat dilihat pada tabel 4.3
menjelaskan bahwa kelima item pernyataan memiliki nilai R diatas
nilai Sig. Hal ini membuktikan bahwa butir-butir pernyataan valid
sehingga dapat digunakan.
c. Kinerja Auditor
Tabel 4.5
Hasil Uji Validitas Kinerja Auditor
Item Pernyataan Nilai R Nilai Sig
Ka_1 0,358 0,3
Ka_2 0,498 0,3
Ka_3 0,389 0,3
Ka_4 0,398 0,3
Ka_5 0,398 0,3
Sumber : data diolah (2020)
Gambar 4.3
Hasil Uji Heterokedastisitas
Tabel 4.9
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Model Unstandardized Standard t Sig. Collinearity
Coefficients ized Statistics
Coefficie
nts
B Std. Beta Tolera VIF
Error nce
1 (Const 10.874 2.354 4.61 .000
ant) 9
total_b .202 .120 .174 1.67 .097 .893 1.120
o 6
Gende -.947 .415 -.241 - .025 .870 1.149
r 2.28
5
total_p .097 .084 .119 1.15 .249 .926 1.080
e 9
a. Dependent Variable: total_ka
Sumber : olah data SPSS, 2020
Y= 10,874 + (-0,947) X1 + 0.097 X2 + 0,202 X3
Persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Nilai konstanta sebesar 10,874 artinya variabel independensi gender (X1),
pengetahuan (X2), dan burnout (X3) secara bersama-sama bernilai nol,
maka perubahan kinerja auditor (Y) menjadi 10,874 satuan.
b. Nilai koefisien sebesar (-0,947) bernilai negatif memiliki arti bahwa setiap
penurunan gender (X1) sebesar -1 satuan akan menurunkan kinerja
auditor.
c. Nilai koefisien sebesar 0,097 bernilai positif yang artinya setiap kenaikan
pengetahuan (X2) sebesar 1 satuan akan menaikkan kinerja auditor sebesar
0,097 satuan jika X3 dianggap tetap.
d. Nilai koefesien sebesar 0,202 bernilai positif yang artinya setiap kenaikan
burnout (X3) sebesar 1 satuan akan menurunkan kinerja auditor sebesar
0,202 satuan jika X1 dianggap tetap.
ANOVAa
Model Sum of df Mean F Sig.
Squares Square
1 Regression 44.568 3 14.856 4.244 .007b
Residual 336.072 96 3.501
Total 380.640 99
a. Dependent Variable: total_ka
b. Predictors: (Constant), gender, total_pe, total_bo
Coefficientsa
Model Unstandardized Standar t Sig. Collinearity Statistics
Coefficients dized
Coeffici
ents
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant 10.513 2.278 4.616 .000
)
total_pe .095 .081 .116 1.175 .243 .946 1.057
total_bo .236 .118 .204 2.005 .048 .886 1.129
Gender -1.372 .423 -.331 -3.247 .002 .886 1.129
a. Dependent Variable: total_ka
Model Summaryb
Mode R R Adjusted R Std. Error of
l Square Square the Estimate
1 .342 a
.117 .089 1.87103
a. Predictors: (Constant), gender, total_pe, total_bo
b. Dependent Variable: total_ka
Sumber : olah data SPSS, 2020
4.7 Pembahasan
4.7.1 Pengaruh Gender pada Kinerja Auditor
Hipotesis pertama pada penelitian ini menyatakan bahwa gender
berpengaruh negatif signifikan terhadap kinerja auditor. Berdasarkan hasil
uji t pada tabel 4.10, diperoleh nilai t-hitung sebesar -3,247 dengan nilai
signifikansi 0,02 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh negatif
antara variabel gender dengan kinerja auditor yang berarti hipotesis
diterima.
Hasil ini mendukung penelitian mendukung penelitian Azwir Nasir
dan Meilda Wiguna (2014) yang membuktikan bahwa gender berpengaruh
signifikan terhadap kinerja auditor. Sebaliknya hasil ini tidak mendukung
penelitian Pektra, et al (2015) yang menyatakan bahwa gender tidak
berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor.
Dapat disimpulkan bahwa kinerja dari seorang auditor dapat dinilai
dari jenis gendernya. Laki-laki lebih dapat meningkatkan kinerjanya
dibandingkan dengan wanita. Mungkin beberapa hal yang terkandung
adalah perbedaan sikap antara wanita dengan pria dalam menjalankan
kinerjanya. Akan tetapi lebih baik perbedaan gender ini menciptakan
masing-masing kapasitas dari auditor tersebut.
5.1 Kesimpulan
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah faktor gender,
pengetahuan, dan kelelahan bekerja (burnout) berpengaruh signifikan terhadap
kinerja auditor yang bekerja di daerah Jakarta dan Tangerang. Berdasarkan
analisis data dan pembahasan yang dilakukan melalui 100 responden yang
menjadi sampel dalam penelitian ini.
Hasil penelitian sebagai berikut :
1. Gender berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor. Dibuktikan dengan
hasil uji t pada tabel 4.10, diperoleh nilai t-hitung sebesar dengan nilai
signifikansi 0,025 < 0,05. Kemungkinan karena kinerja dari seorang auditor
dapat dinilai dari gendernya, akan tetapi lebih baik perbedaan gender ini
menciptakan masing-masing kapasitas dari auditor tersebut.
2. Pengetahuan tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor.
Dibuktikan dengan hasil uji t pada tabel 4.10, diperoleh nilai t-hitung sebesar
1,175 dengan nilai signifikansi 0,243 > 0,05. Hal ini menjelaskan bahwa
auditor yang memiliki pengetahuan yang memadai belum tentu dapat
meningkatkan kinerjanya agar hasil yang didapat mencapai target dan
berkualitas baik. Bisa ada kemungkinan auditor yang mempunyai pengetahuan
yang lebih rendah dari auditor yang memiliki pengetahuan yang lebih
memadai , mampu mempunyai tingkat kinerja yang lebih baik. Hal ini dapat
disebabkan karena melihat dari sisi pemahaman terhadap pekerjaan yang
diberikan.
3. Burnout berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja auditor. Dibuktikan
dnegan hasil uji t pada tabel 4.10 diperoleh nilai t-hitung sebesar 2,005 dengan
nilai signifikansi 0,048 > 0,05. Menjelaskan bahwa kelelahan bekerja atau
yang biasa dikenal dengan burnout yang dialami oleh para auditor dapat
mempengaruhi kinerja auditor tersebut.
4. Berdasarkan hasil yang sudah dijelaskan, kinerja auditor hanya dipengaruhi
dua dari tiga variabel yang ada. Variabel yang mempengaruhi yaitu gender
(X1) dan kelelahan bekerja (burnout) (X3) hal ini dapat dibuktikan dengan
melihat dari uji t masing-masing yang diperoleh nilai sig-t 0,02 dan 0,048
dibawah 0,05. Sedangkan satu dari tiga variabel tidak dipengaruhi yaitu
pengetahuan (X2) yang menunjukkan bahwa hasil uji-t yang diperoleh nilai
sig-t 0,243 diatas nilai 0,05.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang sudah dijelaskan diatas, maka saran yang dapat
diberikan oleh peneliti bagi kesempurnaan penelitian selanjutnya antara lain :
1. Bagi Auditor
a. Tidak begitu menghiraukan perbedaan gender walaupun ada perbedaan
antara kinerja laki-laki dan perempuan agar menghindari diskriminasi
pada perbedaan gender tersebut. Lebih baik menghasilkan kinerja yang
sesuai dengan kapasitas masing-masing.
b. Disarankan bagi para auditor, saat mulai merasa mulai merasa
pekerjaan menekan, lebih baik para auditor mengambil waktu rehat
beberapa saat agar pekerjaan yang dihasilkan pun maksimal. Hal ini
juga akan mengecilkan terciptanya kelelahan bekerja pada auditor.
2. Bagi Peneliti selanjutnya
a. Diharapkan dapat mengembangkan penelitian ini dengan variabel lain
yang berbeda seperti kualitas pendapatan atau tekanan peran. Hal ini
kemungkinan dapat membuktikan lebih jauh mengenai apa saja faktor
yang mempengaruhi kinerja auditor.
b. Disarankan dapat menggunakan metode selain kuesioner seperti
wawancara atau pengamatan langsung agar informasi yang diterima
lebih objektif. Atau jika peneliti selanjutnya ingin tetap menggunakan
kuesioner, pernyataan yang disusun lebih menunjukkan ke arah yang
lebih mampu di mengerti oleh responden.
c. Dalam perihal menyebarkan kuesioner, menggunakan waktu yang lebih
awal agar pengolahan data lebih efisien dan cepat.
5.3 Keterbatasan
Keterbatasan yang dialami peneliti adalah :
a. Terbatasnya waktu penyebaran sehingga pengujian data tidak begitu efektif.
Karena penyebaran dilakukan pada akhir periode atau akhir tahun, sehingga
sulit untuk menemukan responden yang bersedia menjadi sampel penelitian.
b. Beberapa tempat untuk menemukan auditor, tidak akurat sehingga terlalu
banyak membuang waktu.
Daftar Pustaka
https://nasional.kontan.co.id/news/mitra-ernst-young-indonesia-didenda-us-1-juta
https://beritaforex.co.id/kpmg-akan-membayar-denda-sebesar-62-juta-setelah-
gagal-audit/