Anda di halaman 1dari 13

PENDETEKSIAN KECURANGAN LAPORAN KEUANGAN

MENGGUNAKAN RASIO KEUANGAN DENGAN UMUR


PERUSAHAAN DAN UKURAN PERUSAHAAN SEBAGAI VARIABEL
KONTROL

Untuk Memenuhi Tugas Akhir

Mata Kuliah Etika Bisnis dan Profesi

Dosen Pengampu :

Nur Laila Yuliani, S.E., M.Sc.,Ak

Disusun Oleh

Regita Priscillia Febriani

16.0102.0166

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
TAHUN 2019
BAB I
PENDAHULUAN DAN GAMBARAN OBJEK

A. Pendahuluan
Kecurangan merupakan suatu hal yang tidak etis untuk dilakukan untuk siapa
saja. Selain dapat merugikan pihak eksternal, kecurangan juga dapat merugikan pihak
internal termasuk diri sendiri. Dengan melakukan tindak kecurangan, maka seorang
akuntan tidak akan lagi dipercaya oleh publik maupun perusahaan. Kecurangan dalam
laporan keuangan walaupun seperti apapun niatnya maupun tujuannya untuk
keberlansungan perusahaan namun kecurangan tidak etis dilakukan.

Umur perusahaan dan Ukuran Perusahaan yang menjadi Variabel Kontrol pada
analisis ini, umur perusahaan sendiri hanya melihat seberapa lama perusahaan sudah
berjalan dan ukuran perusahaan merupakan ukuran aset yang ada dalam perusahaan.
Kedua hal ini dapat dikatakan saling berkaitan dimana ketika perusahaan sudah berusia
tua maka mempengaruhi aset yang dimiliki perusahaan. Umumnya, ketika perusahaan
telah berjalan lama, aset yang dimiliki tentunya lebih besar.

B. Gambaran Objek
Penelitian ini membahas mengenai pendeteksian kecurangan dalam laporan
keuangan dengan menggunakan rasio keuangan dengan umur perusahaan dan ukuran
perusahaan. Responden untuk penelitian ini merupakan mahasiswa mahasiswi aktif dari
Universitas Muhammadiyah Magelang dan Universitas Negeri Tidar yang telah
menempuh kuliah selama lima semester. Mahasiswa Universitas Muhammadiyah
Magelang yang menjadi responden pada penelitian ini sejumlah 7 orang sedangkan
mahasiswi Universitas Negeri Tidar sejumlah 1 orang. Responden sejumlah 8 orang (
3 Laki-laki dan 5 Perempuan). Penelitian ini bertujuan untuk menambah wawasan baik
untuk pembaca dan menambah pengetahuan.
BAB II

ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL DESKRIPSI

Responden dalam penelitian ini merupakan mahasiswa dan mahasiswi aktif di


Universitas Muhammadiyah Magelang dan Universitas Negeri Tidar. Mahasiswa dan
mahasiswi ini dipilih karena mereka merupakan mahasiswa dan mahasiswi aktif di kampus
dan merupakan mahasiswa yang sedang menempuh perkuliahan di bidang akuntansi.
Responden berjumlah 8 orang yang sudah menempuh perkuliahan selama lima semester
dikampus mereka masing-masing. Untuk mendapatkan hasil dari pendapat mahasiswa
peneliti membagikan kuisioner kepada teman-teman. Beberapa pertanyaan yang diajukan
kepada mahasiswa dan mahasiswi merupakan pertanyaan yang berkaitan dengan variabel
penelitian.
Etika merupakan suatu hal yang penting bagi setiap manusia, apalagi seseorang yang
memiliki profesi maka sangat penting untuk menerapkan etika profesi. Pertanyaan pertama
mengenai pentingnya etika bagi seorang akuntan, pertanyaan tersebut diajukan agar
peneliti dapat mengetahui respon dari para responden terkait pentingnya etika bagi seorang
akuntan. Seberapa pentingnya etika bagi seorang akuntan dan apakah etika harus
diterapkan oleh seorang akuntan keuangan dan apakah perlu seorang akuntan menerapkan
etika. Etika profesi yang baik akan dapat menimbulkan kepercayaan publik, sehingga
seorang akuntan ataupun auditor dapat terus dipercaya.

Kecurangan merupakan hal yang tidak etis, apalagi jika seseorang tersebut memiliki
profesi. Pertanyaan kedua terkait dengan bagaimana kecurangan dalam laporan keuangan
dapat terjadi. Kemudian peneliti mengajak responden untuk berfikir logika apabila seorang
teman seprofesinya melakukan tindakan kecurangan maka hal apa yang akan dilakukan
oleh responden. Kecurangan merupakan hal yang sangat sensitif untuk perusahaan, jika
dilakukan dapat berakibat fatal. Walaupun kecurangan sekecil apapun dan untuk tujuan
apapun, kecurangan merupakan hal yang tidak etis dilakukan.

Pertanyaan terakhir, mengenai ukuran perusahaan dapat mempengaruhi tinggi atau


rendahnya tindak kecurangan dalam laporan keuangan. Ukuran perusahaan merupakan
sebuah tolak ukur bagi perusahaan, berupa aset yang dimiliki oleh perusahaan tersebut.
Bagaimana ketika sebuah perusahaan tersebut memiliki ukuran perusahaan yang tinggi
apakah tindak kecurangan dalam laporan keuangan juga tinggi atau rendah begitupun
sebaliknya.

Responden dalam penelitian ini merupakan mahasiswa dan mahasiswi yang sedang
menempuh perkuliahan studi akuntansi dan sudah memiliki pengetahuan terkait etika
profesi dan sudah mengetahui kode etik profesi. Peneliti memilih responden pada
penelitian ini adalah mahasiswa dan mahasiswi di kampus yang berbeda yang berada di
Magelang ini karena peneliti ingin sedikit mengetahui bagaimana pemikiran mahasiswa
dan mahasiswi terkait etika profesi dan kode etik profesi. Walaupun jumlah yang diambil
tidak seimbang namun, hal ini cukup untuk mengetahui persepsi mahasiswa.

Mahasiswa dan mahasiswi merupakan bibit masa depan yang akan melanjutkan
profesi-profesi seorang akuntan maupun auditor diberbagai perusahaan di masa yang akan
datang. Oleh karena itu, pentingnya pemahaman terkait etika dan kode etik profesi agar
dapat menjadi penerus yang lebih baik untuk perusahaan. Penerapan etika profesi dan
bekerja sesuai dengan kode etik perusahaan akan Sebuah perusahaan tentu mengharapkan
seorang pekerja tersebut dapat bekerja dengan baik dan memiliki etika profesi yang baik
dan bekerja sesuai dengan kode etik profesi. Dampaknya bagi perusahaan adalah sebuah
perusahaan tersebut dapat lebih maju.

Seluruh responden sepakat dalam menyatakan bahwa etika profesi diperlukan bagi
seorang akuntan. Seorang akuntan dengan etika profesi yang diterapkan akan mendukung
kegiatan akuntansi keuangan. Etika yang harus diterapkan dalam akuntansi keuangan
menurut responden adalah perilaku etis, objektifitas, jujur, teliti, aturan etik. Perilaku etis
dapat mempengaruhi kualitas dalam laporan keuangan sebuah perusahaan tersebut.
Ketelitian, kejujuran dan objektifitas juga sangat penting dalam akuntansi keuangan.
Aturan etik merupakan suatu hal yang mengatur penyusunan laporan keuangan.
Berdasarkan jawaban dari berbagai responden menurut peneliti, etika profesi bagi seorang
akuntan tentu penting bahkan sangat penting, karena seorang akuntan harus mencerminkan
pribadi yang baik agar perusahaan dapat percaya akan hasil dari laporan keuangan yang
dihasilkan. Beberapa etika yang diterapkan dalam akuntansi keuangan menurut responden
adalah benar, karena hal-hal tersebut juga dapat menentukan hasil yang dikeluarkan
seorang akuntan.

Pertanyaan kedua, sebagian responden menjawab bahwa tekanan, motivasi dan


kesempatan merupakan hal yang dapat menyebabkan kecurangan dalam laporan keuangan
terjadi. Namun ada juga responden yang menjawab bahwa, etika individu yang tidak
tertanam dengan baik, sehingga individu dapat melakukan kecurangan dengan mudah. Ada
salah satu responden yang memiliki jawaban bahwa dengan tidak mematuhi semua aturan
yang ada dapat menyebabkan kecuranga terjadi. Dan sebagian besar responden memiliki
jawaban bahwa jika teman se profesinya melakukan tindakan kecurangan maka responden
akan mengingatkan dan membicarakannya kepada teman se profesinya tersebut. Menurut
peneliti berdasarkan hasil dari responden, kecurangan dapat terjadi akibat adanya tekanan,
motivasi dan kesempatan. Tidak diterapkannya etika yang baik oleh individu juga dapat
menyebabkan kecurangan itu terjadi, sehingga individu dapat melakukan kecurangan
dengan mudah. Jika teman seprofesi melakukan kecurangan saya rasa memang perlu
diingatkan dan diminta banyak beribadah, karena dengan kita mengingat Sang Pencipta
maka kita enggan untuk melakukan kecurangan dari segi manapun.

Sebagian besar responden beranggapan bahwa umur perusahaan tidak


mempengaruhi tindak kecurangan dalam laporan keuangan karena ukuran perusahaan
yang dapat mempengaruhi tindakan kecurangan, semakin tinggi ukuran perusahaan maka
semakin tinggi resikonya dan ketika umur perusahaan sudah menua maka perusahaan akan
memiliki karyawan yang berkomitmen dan berintegritas dalam melakukan pekerjaannya.
Berdasarkan respon dari para responden, maka umur perusahaan tidak mempengaruhi
tindak kecurangan dalam laporan keuangan karena memang bukan soal umur perusahaan
dalam tindak kecurangan dapat dilakukan.

Menurut Widiastuti (2002) dalam Rahmawati (2012), umur perusahaan dapat


menunjukkan seberapa lama perusahaan tetap eksis dan mampu bersaing di dalam dunia
usaha. Yularto dan Chariri yang dikutip dari Istansi (2009) juga mengemukakan bahwa
umur perusahaan menunjukkan perusahaan tetap eksis, mampu bersaing dan
memanfaatkan peluang bisnis dalam suatu perekonomian.

Ukuran perusahaan menurut sebagian besar responden dapat mempengaruhi tindak


kecurangan, karena semakin besar aset perusahaan maka semakin besar resiko yang akan
dihadapi oleh perusahaan. Namun ada satu responden yang menolak, karena kecurangan
dapat terjadi berdasarkan faktor dari triangle fraud bukan berdasarkan besar kecilnya
ukuran perusahaan. Salah satu responden juga memiliki jawaban bahwa ukuran
perusahaan belum tentu mempengaruhi tindak kecurangan karena perusahaan yang
memiliki ukuran perusahaan yang kecil juga dapat melakukan tindak kecurangan.
Berdasarkan hasil jawaban dari seluruh responden, maka ukuran perusahaan dapat
mempengaruhi karena resiko yang ditanggung perusahaan juga semakin besar. Adanya
tindak kecurangan memang tergantung dari setiap individu, bukan dilihat dari ukuran
perusahaannya apakah besar atau kecil. Tindak kecurangan dapat terjadi dimana dan kapan
saja jika ada kesempatan, sehingga ukuran perusahaan tidak mempengaruhi tindak
kecurangan dalam laporan keuangan hanya saja jika ukuran perusahaan tersebut tinggi
maka resiko yang akan dihadapi juga akan besar namun bukan berarti sepenuhnya resiko
tersebut adalah tindak kecurangan.

Menurut Suwito & Herawaty (2005), ukuran perusahaan pada dasarnya adalah
pengelompokan perusahaan ke dalam beberapa kelompok diantaranya perusahaan besar,
sedang dan kecil. Skala perusahaan merupakan ukuran yang dipakai untuk mencerminkan
besar kecilnya perusahaan yang didasarkan kepada total aset perusahaan. Sedangkan
Menurut Ghozali (2006) yang dikutip dari Oktavianti (2015), penelitian ukuran
perusahaan dapat menggunakan tolak ukur aset. Total aset perusahaan dapat
disederhanakan dengan mentransformasikan kedalam logaritma natural dari total aset
karena total aset perusahaan bernilai besar.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa etika profesi bagi
seorang akuntan merupakan hal yang sangat penting bagi seorang akuntan, karena akuntan
memiliki tanggung jawab yang besar kepada publik dan perusahaan. Tidak hanya pihak
eksternal namun jika etika profesi dapat diterapkan dengan baik maka seorang akuntan akan
mendapat citra akuntan profesional oleh publik. Kecurangan dalam laporan keuangan dapat
terjadi karena adanya kesempatan, motivasi dan tekanan. Individu yang tidak memiliki etika
juga dapat berpengaruh besar dalam melakukan kecurangan, oleh sebab itu kecurangan
dapat terjadi karena individu yang memiliki kesempatan, motivasi, dan rasionalisasi.
Ukuran perusahaan dan umur dapat berpengaruh terhadap tindak kecurangan. Namun,
sebenarnya pengaruhnya tidak secara langsung karena tindak kecurangan dapat terjadi
karena individu yang memiliki niat untuk melakukan kecurangan. Tingginya ukuran dan
umur perusahaan hanya akan menambah resiko yang akan diterima perusahaan, tidak berarti
seluruh resiko tersebut adalah tindak kecurangan.

Dari hasil kuisioner, mahasiswa dan mahasiswi yang sedang menempuh bangku
perkuliahan di Universitas Muhammadiyah Magelang maupun Universitas Negeri Tidar
menunjukkan bahwa variabel umur perusahaan tidak berpengaruh terhadap tindak
kecurangan. Variabel ukuran perusahaan dapat dikatakan berpengaruh terhadap tindak
kecurangan.
DAFTAR PUSTAKA

Muslim Ansori dan Salmu Fajri. (2008). Pendeteksian Kecurangan Laporan Keuangan
Menggunakan Rasio Keuangan Dengan Umur Perusahaan dan Ukuran Perusahaan
sebagai Variabel Kontrol. Jurnal Akuntansi Manajerial.
LAMPIRAN

Pertanyaan Kuisioner Mini Riset Etika Bisnis dan Profesi :

1. Apakah seorang akuntan perlu memiliki etika profesi? Etika apa yang harus diterapkan
dalam akuntansi keuangan ?
2. Bagaimana kecurangan dalam laporan keuangan dapat terjadi ? Bagaimana tindakan
anda jika teman se profesi anda melakukan kecurangan dalam laporan keuangan ?
3. Apakah umur perusahaan dapat mempengaruhi tindak kecurangan ?
4. Menurut Anda, apakah ukuran perusahaan dapat mempengaruhi rendah atau tingginya
tindak kecurangan dalam laporan keuangan ?

Jawaban Responden :
- Mohamad Zaenal Mustofa
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Magelang
1. Ya etika yang perlu diterapkan menurut saya salah satunya adalah perilaku etis
seorang akuntan yang akan mempengaruhi kualitas dalam pelaporan keuangannya.
2. Kecurangan dapat terjadi dengan adanya kesempatan, tekanan, dan rasionalisasi.
Bila itu terjadi saya akan melakukan wishtleblowing untuk kepentingan kemajuan
perusahaan karena apabila tindakan tersebut tidak di tindak lanjuti maka akan
menjadi rasionalisasi yang membenarkan kecurangan tersebut sehingga akan
memicu banyak pihak melakukan hal yang sama.
3. Tidak, karena kecurangan disebabkan oleh individu yang mendapatkan tekanan,
kesempatan dan memiliki sikap rasionalisasi.
4. Tidak, karena pelaku kecurangan pelaporan keuangan merupakan akuntan dan hanya
dipicu berdasar faktor triangle fraud dan bukan dari faktor yang lainnya.

- Rizky Tsani Pamungkas


Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Magelang
1. Perlu sekali, etika yang harus diterapkan dalam akuntansi adalah semuanya seperti
Tanggung Jawab Profesi, Kepentingan Publik, Integritas, Objektifitas, Kompetensi
dan Kehati-hatian, Profesional, Kerahasiaan, serta Standar Teknis. Akuntan harus
memiliki itu semua agar bisa dipercaya.
2. Kecurangan dapat terjadi karena adanya tekanan dan kesempatan.
Tindakan saya akan menegur agar dia kembali ke jalan yang benar dan di ridhai
Allah SWT.
3. Menurut saya, tindak kecurangan terjadi karena adanya tekanan dan kesempatan
bukan karena umur perusahaan. Seorang individu yang sedang berada dijalan yang
tidak benar juga dapat berpotensi untuk melakukan tindakan tersebut.
4. Menurut saya bisa berpengaruh, agar ukuran bisa membesar cara curang pun bisa
dilakukan.

- Muhammad Hanif
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Magelang
1. Seorang akuntan memerlukan sebuah etika profesi dalam menjalankan pekerjaannya
etika yang perlu dimiliki oleh seorang akuntan seperti integritas, objektifitas, jujur,
independensi, dll
2. Kecurangan dapat terjadi karena seorang akuntan tersebut kurang memahami apa
yang disebut etika profesi dan ia tidak memiliki rasa bertanggung jawab atas apa
yang telah ia kerjakan. Biasanya seseorang tersebut akan cenderung menurut dan
tidak mau melaporkan kecurangan tersebut, hal ini dapat terjadi karena rasa tidak
nyaman terhadap orang tersebut.
3. Umur perusahaan tidak mempengaruhi tindak kecurangan.
4. Dapat mempengaruhi karena semakin besar perusahaan maka semakin besar pula
tingkat kecurangan yang dilakukan oleh perusahaan tersebut.

- Ade Vira Agustina


Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Magelang
1. Ya, untuk sebagai pegangan dalam setiap langkah yang dipilih oleh auditor dan agar
hasil opini audit berkualitas , sesuai fakta dan daoat dipertanggung jawabkan.
Etikanya banyak. Semua yang ada dalam kode etik akuntan adalah semua etika yang
harus diterapkan.
2. Dapat terjadi jika semua elemen tidak mematuhi aturan pelaporan dengan baik.
Diingatkan, jika masih terus dilakukan maka ungkap kecurangannya disertai dengan
bukti kuat.
3. Tidak, karena kecurangan nyatanya bisa terjadi pada perusahaan yang masih berdiri
dan dengan pengalaman minim. Beberapa perusahaan muda berusaha bersaing
dengan cara yang instan itu juga bisa menjadi penyebab adanya kecurangan.
4. Ya, semakin besar perusahaan maka semakin besar pula peluang terjadinya
kecurangan. Karena semakin besar perusahaan, semakin besar pula ambisi mereka
untuk menarik investor semakim bnyak dan banyak lagi.

- Ulva Nur Fatima Setiawati


Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Magelang
1. Perlu. Objektivitas, jujur, teliti, sesuai kode etik.
2. Ketika terdapat tekanan, kesempatan, dan rasionalisasi. Sya akan mencoba berbicara
secara pribadi dan membujuknya untuk tidak melanjutkan kecurangan tersebut,
tetapi apabila tidak bisa diajak bicara baik-baik maka saya akan menyerahkannya
kepada pihak yang berwenang.
3. Menurut saya, umur perusahaan bisa mempengaruhi tindak kecurangan, karena bisa
dilihat dari sisi pengalaman lamanya beroperasi yang tentunya telah melewati
berbagai konflik sehingga bisa saja perusahaan itu melakukan kecurangan.
4. Iya, karena semakin besar ukuran perusahaan maka risiko yang harus ditanggung
juga semakin tinggi.

- Ninda Dwi Pratiwi


Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Magelang
1. Sangat perlu, etika profesional, independensi dan hal hal yang mendukung kegiatan
akuntansi keuangan.
2. Kecurangan dapat terjadi karena belum tertanamnya etika yang baik dalam diri
individu, juga terdapat ancaman, tekanan dan lain-lain.
Alangkah baiknya mengingatkan terlebih dahulu jika masih saja melakukan
kecurangan harus berani bertindak memberi peringatan.
3. Tidak mempengaruhi, karena umur perusahaan tidak diukur dari apapun.
4. Berpengaruh, karena ukuran perusahaan dilihat dari jumlah aset perusahaan tersebut.

- Devi Agustinasari
Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Magelang
1. Yang terutama dan umum untuk dimiliki seorang profesi akuntan adalah
profesionalitas dan akuntanbilitas. Tidak hanya komi pada profesi akuntan serta
kode etik yang sudah ditentukan, tanggung jawab atas profesi tersebut harus selalu
dijunjung.
2. Kecurangan terjadi selain yang tersebut dalam Fraud Triangle adalah kemampuan
atau kapabilitas. Ada pengaruh positif antara kemampuan dengan kecurangan,
dimana semakin mampu akuntan semakin besar persentase tindakan untuk berlaku
curang. Tindakan yang dilakukan adalah jika kecurangan adalah melaporkan ke
pimpinan atau manajer. Untuk ditindaklanjuti pihak yang memiliki otoritas dalam
hal itu. Kecurangan dalam bentuk apapun harus segera dilaporkan.
3. Semakin lama umur perusahaan menandakan perusahaan baik dalam menghasilkan
keuntungan dan meminimalkan tingkat resiko yang merugikan perusahaan. Jika
dikaitkan dengan tindak kecurangan, misalkan manajemen laba. Laporan keuangan
perusahaan akan dibuat secantik mungkin agar menarik investor serta
mempertahankan investor. Jadi bisa disimpulkan umur perusahaan tidak
mempengaruhi tindak kecurangan.
4. Ya, semakin besar ukuran perusahaa (yang tercermin melalui total aset) maka
semakin baik perputaran sumber daya keuangan perusahaan. Hal ini akan membuka
kesemoatan yang besar pula bagi seorang akuntan untuk berlaku curang.

- Ninditya Ayu Pradita


Mahasiswi Universitas Negeri Tidar
1. Ya perlu, karena etika profesi akan berguna sebagai acuan untuk profesionalisme
seorang akuntan.
Kode Etik menurut IAI terdiri dari tiga yaitu :
a. Prinsip Etika
b. Aturan Etika, dan
c. Interpretasi aturan etika
2. Kecurangan dalam laporan keuangan dapat terjadi dikarenakan oleh beberapa
faktor salah satu diantaranya tekanan dari pihak-pihak yang ingin memanipulasi
laporan keuangan demi kepentingan pribadi.
Apabila teman seprofesi menyalahi aturan dengan melakukan kecurangan yang
dilakukan pada laporan keuangan yaitu melaporkannya kepada atasan yang
berwenang mengetahui hal tersebut.
3. Menurut saya, umur perusahaan tidak mempengaruhi tindak kecurangan karena
kecurangan disebabkan oleh individu yang sedang mengalami tekanan oleh pihak
yang ingin memanipulasi laporan keuangan untuk kepentingan pribadi.
4. Belum tentu, tetapi tidak menutup kemungkinan perusahaan kecil dapat
dimanipulasi laporan keuangannya untuk mendapatkan hasil laba yang besar
supaya mendapatkan investor dengan mudah.

Anda mungkin juga menyukai