Anda di halaman 1dari 59

PENGARUH SIZE, LEVERAGE, DAN PROFABILITAS

TERHADAP COSPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY


DISCLOSURE PADA BANK SYARIAH

METODOLOGI PENELITIAN

DOSEN PENGAMPU
PROF DR. ERNA HERNAWATI, AK, CPMA, CA

SHAFA WAHYU NADAFAIRA 2010112181


081310590961

PROGRAM STUDI SARJANA AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN
JAKARTA
2022
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Puji dan Syukur kita panjatkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala.
Dzat yang hanya kepada-Nya memohon pertolongan. Alhamdulillah atas segala
pertolongan, rahmat, dan kasih sayang-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penelitian yang berjudul “Pengaruh Size, Laverage, dan
Profitabilitas terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure”. Shalawat dan
salam kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam yang senantiasa menjadi
sumber inspirasi dan teladan terbaik untuk umat manusia.
Terimakasih peneliti juga haturkan untuk semua pihak yang telah
membantu peneliti dalam menyelesaikan penelitian ini yang tidak dapat peneliti
sebutkan satu persatu. Akhir kata peneliti menyadari bahwa tidak ada yang
sempurna, peneliti masih melakukan kesalahan dalam melakukan penelitian. Oleh
karena itu, penulis meminta maaf yang sedalam-dalamnya atas kesalahan yang
dilakukan penulis.
Peneliti berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca
dan dapat dijadikan referensi demi pengembangan ke arah yang lebih baik.
Kebenaran datangnya dari Allah dan kesalahan datangnya dari diri peneliti.
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan Rahmat dan Ridho-Nya kepada kita
semua.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris pengaruh ukuran
perusahaan, leverage, dan profitabilitas terhadap pengungkapan Corporate Social
Responsibility. Pengukuran CSR perusahaan didasarkan pada CSR Indeks yang
dilihat dari laporan tahunan perusahaan. Objek penelitian ini adalah perusahaan
perbankan syariah yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan pada tahun 2019-
2021. Metode pemilihan sampel yang digunakan dalam penelitian ini metode
purposive sampling. Sampel memenuhi kriteria yang telah ditetapkan adalah
sebanyak 40 sampel. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Analisis
data dilakukan dengan uji asumsi klasik dan pengujian hipotesis menggunakan
metode regresi linear berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa leverage
dan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan positif terhadap luas
pengungkapan CSR. Semakin besar ukuran perusahaan maka akan semakin tinggi
tingkat pengungkapan CSR. Leverage tidak memiliki pengaruh signifikan
terhadap luas pengungkapan CSR. Selanjutkan, penelitian ini menyatakan bahwa
profitabilitas tidak berpengaruh terhadap pengungkapan CSR yang akan
dilakukan oleh perusahaan.
Kata Kunci : Ukuran Perusahaan, Leverage, Profitabilitas, dan
Pengungkapan CSR
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 2
Abstrak 3
DAFTAR ISI 4
BAB 1 5
PENDAHULUAN 5
BAB 2 8
TINJAUAN PUSTAKA 8
BAB 3 27
METODE PENELITIAN 27
BAB IV 37
HASIL DAN PEMBAHASAN 37
BAB V 53
PENUTUPAN 53
DAFTAR PUSTAKA 55
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Lingkungan sangat sering terjadi permasalah dan kerusakan yang
disebabkan oleh manusia. Tidak sedikit permasalah dan kerusakan tersebut
disebabkan dari kegiatan usaha dari manusia itu sendiri. Dalam hal ini, perusahaan
perbankan pun termasuk kedalam sektor usaha yang turut menggunakan hasil
alam dan lingkungan untuk menjalani usahanya. Walaupun, dalam beberapa hal
lingkungan dan perbankan merupakan suatu yang cenderung berlawanan. Dengan
demikian, perusahaan perbankan merupakan perusahaan yang tidak lepas dari
masyarakat dan lingkungan disekitarnya. Adanya hal tersebut perlu diketahui oleh
seluruh perusahaan perbankan bahwa mereka memiliki tanggungjawab untuk
turut peduli dan menjaga terhadap aspek sosial di sekitar perusahaan itu berdiri.
Perbankan syariah adalah lembaga keuangan yang mengumpulkan uang
dari mereka masyarakat di bawah hukum Syariah. Penciptaan bank syariah
Indonesia, ketika pemerintah menerbitkan UU No. 7 tahun 1992 dan ditandai
dengan berdirinya Bank Muamalat Indonesia. Pada tahun 1998, pemerintah
mengamandemen UU No. 10 tahun 1998 tentang undang-undang yang
memungkinkan semua bank tradisional terbuka dengan sistem syariah. Perbankan
syariah di Indonesia kini berkembang sangat pesat. Hal ini mungkin disebabkan
karena jumlah pemeluk Islam yang banyak di Indonesia, sehingga jumlah
masyarakat yang menggunakan jasa perbankan syariah cukup tinggi (Putri &
Gunawan, 2019). Statistik otoritas jasa keuangan (2019) ada sekitar 189 bank
syariah di Indonesia, termasuk 14 Bank Umum Syariah (BUS), 20 Unit Usaha
Syariah (UUS) dan 164 Bank Keuangan Syariah (BPRS).
Perspektif yang dapat meningkatkan kinerja bank syariah adalah Islamic
Social Responsibility (ICSR). Tanggung jawab sosial Islam adalah contoh
tanggung jawab sosial dengan aspek ekonomi Islam, hukum Islam, amal Islam
dan amal Islam berdasarkan standar Islam yang sudah ada dalam Al-Qur'an dan
Hadist (Riswanti, 2017). Kegagalan dalam mengkomunikasikan CSR dapat
mengakibatkan hilangnya dukungan pemangku kepentingan dan dapat merusak
reputasi perusahaan sebagai organisasi sosial, serta berdampak pada hasil operasi
perusahaan. Penelitian ini menggunakan variable pengungkapan CSR sebagai
variable dependen dan size, leverage, serta profatibilitas menjadi variable
independen. Dalam penelitian ini, penulis akan mengungkap bagaiamana
pengaruh ketiga variable independen tersebut terhadap pengungkapan
tanggungjawab sosial pada bank syariah.
Terdapat inkonsistensi dalam penelitian terdahulu mengenai factor yang
mempengaruhi pengungkapan pada corporate social responsibility. Menurut Ni
Kadek Ayu Giri Yanti et al.(2016) menyatakan bahwa profabilitas, ukuran
perusahaan, dan leverage memiliki pengaruh positif terhadap corporate social
responsibility disclosure. Namun, menurut Rafika Anggraini Putri et al.(2014)
menyatakan bahwa profabilitas dan leverage tidak memiliki pengaruh terhadap
corporate social responsibility disclosure. Kemudian selain itu, Ni Luh Eka
Karisma Yanti et al.(2021) menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak memiliki
pengaruh terhadap corporate social responsibility.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah ukuran perusahaan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
pengungkapan CSR pada bank syariah?
2. Bagaimana pengaruh leverage terhadap pengungkapan CSR pada bank
syariah?
3. Bagaimana pengaruh profitabilitas terhadap pengungkapan CSR pada
bank syariah?

1.3 Tujuan Penelitian


Penulis memiliki tujuan untuk menguji dan mengungkap bagaimana
pengaruh dari ukuran perusahaan, leverage, profitabilitas terhadap
pengungkapan CSR pada bank syariah.

1.4 Manfaat Penelitian


Dari hasil penelitian ini penulis berharap penelitian ini dapat memberikan manfaat
bagi banyak pihak, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
Sebagai bahan informasi atau bahan kajian untuk menambah pengetahuan
dalam bidang pengungkapan corporate social responsibility pada bank
syariah.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Akademis
Untuk menambah wawasan peneliti agar bisa diaplikasikan dalam
pekerjaan, serta bisa mengetahui pengaruh dari ukuran perusahaan,
leverage, dan profitabilitas perushaan terhadap pengungkapan tanggung
jawab sosial dan lingkungan pada bank syariah.
b. Untuk instansi
Diharapkan dapat digunakan sebagai masukan oleh pelaku usaha dan
manajemen agar perusahaan lebih peduli tentang pengungkapan tanggung
jawab dan lingkungan (Corporate Social Responsibility Disclosure)
dimasa mendatang.
c. Bagi Masyarakat Umum
Bisa menambah keilmuan atau referensi yang bisa dijadikan sebagai bahan
informasi guna mengetahui pengaruh ukuran perusahaan, leverage, dan
profitabilitas pada pengungkapan tanggung jawab sosial pada bank
syariah.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori


2.1.1 Teori Agensi
Teori agensi dapat dilakukan dengan dua pendekatan yaitu induktif dan
deduktif. Pada teori agensi ini bukan membahas mengenai keuangan ataupun
ekonomi, melainkan psikologi dan sosiologi.
Teori ini mengungkapkan bahwa perusahaan ialah kawasan atau
intersection point bagi hubungan kontrak yang terjadi antara manajemen, pemilik,
kreditor, serta pemerintah (Harahap, 2011 hlm. 532). Fahmi (2014, hlm 19)
mengatakan bahwa Agency Theory (Teori Keagenan) merupakan Suatu kondisi
dimana pihak manajemen pada suatu perusahaan sebagai pelaksana disebut lebih
jauh untuk menjadi agen dan pemilik modal (owner) sebagai principal yang
membentuk suatu kontrak kerjasama yang disebut dengan “nexus of contract”,
yang dimana kontrak kerjasama ini berisikan kesepakatan mengenai pihak
manajemen perusahaan yang harus memiliki kinerja yang maksimal demi
memberikan kepuasan yang tinggi seperti profit kepada para pemilik
modal(owner).
Kedua pihak baik agen maupun prinsipal seperti memiliki kepentingan
pribadi dalam setiap keputusan yang diambil. Pihak agen yang menguasai
informasi secara maksimal dan pihak principal yang memiliki keunggulan
kekuasaan. Maka dari itu principal butuh biaya agensi untuk melakukan
pemantauan, pengeluaran dalam rangka pengikat agen dan biaya yang berkaitan
dengan pengendalian perusahaan.
Sebagai wujud pertanggungjawaban, manager sebagai agen akan berusaha
memenuhi semua kebutuhan prinsipal seperti pengungkapan tanggung jawab
sosial. Pengungkapan CSR akan memberikan informasi tambahan kepada
investor, sehingga dalam pengambilan keputusan, investor dapat melihat
kepedulian perusahaan tersebut terhadap lingkungan. Terlebih lagi perusahaan
yang memiliki Profitabilitas tinggi, Menurut Haryanto (2015) pengaruh antara
Profitabilitas dengan pengungkapan tanggung jawab sosial dapat dikaitkan
dengan teori agensi, apabila perusahaan dapat mencapai rasio Profitabilitas yang
tinggi, maka akan memicu pihak manajemen untuk mengungkapkan informasi
termasuk informasi pengungkapan CSR sehingga mengurangi resiko adanya
pandangan yang negatif dari pasar.
2.1.2 Teori Legitimasi
Legitimasi masyarakat merupakan faktor strategis bagi perusahaan dalam
perkembangannya ke depan dan sebagai sarana untuk membentuk strategi
perusahaan, terutama dalam upaya memposisikan diri dalam masyarakat yang
semakin kompleks. Legitimasi adalah keadaan psikologis yang disukai oleh
individu dan kelompok individu yang sangat peka terhadap karakteristik
lingkungan fisik dan non fisiknya. (Hadi 2011: 87) yang menyatakan bahwa
legitimasi organisasi adalah apa yang ditawarkan masyarakat kepada perusahaan
dan dapat dilihat sebagai sesuatu yang dibutuhkan perusahaan atau yang
dibutuhkan masyarakat. Oleh karena itu, legitimasi merupakan aset atau sumber
daya potensial bagi kinerja perusahaan (going concern).
Sesuai dengan karakteristik spasial dan kontemporernya, legitimasi telah
berubah seiring dengan perubahan dan perkembangan di lingkungan dan
masyarakat di mana perusahaan itu berada (Hadi 2011: 87). Selain mendorong
legitimasi perusahaan, perubahan nilai sosial dan norma sosial akibat
perkembangan peradaban manusia juga menjadi pendorong perubahan legitimasi
perusahaan (Hadi 2011: 88). Legitimasi adalah sistem manajemen bisnis yang
bekerja dengan komunitas (bisnis), pemerintah individu dan kelompok sosial.
Oleh karena itu, sebagai sistem yang berpihak pada bias, perusahaan harus sesuai
dengan harapan masyarakat (Hadi 2011: 88).
Legitimasi telah berubah seiring dengan perubahan masyarakat dan
lingkungan, perusahaan harus mampu menyesuaikan produk, metode dan tujuan
mereka terhadap perubahan tersebut. (Hadi 2011: 89) bahwa legitimasi ditemukan
ketika ada kesesuaian antara keberadaan perusahaan yang tidak mengurangi
keberadaan sistem nilai dalam masyarakat dan lingkungan atau yang sesuai
dengannya. Jika kita bergerak menuju konsekuensinya, legitimasi perusahaan bisa
dalam bahaya.

2.1.3 Teori Stakeholders


Menurut teori ini, tujuan keberadaan perusahaan tidak hanya untuk
memaksimalkan kekayaan pemilik/pemegang saham perusahaan, tetapi juga
untuk melayani kepentingan pemangku kepentingan perusahaan, seperti
karyawan, pemasok, pemerintah, dan masyarakat. Menurut Erwati, (2014)
Teori stakeholder menjelaskan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya
beroperasi untuk kepentingannya sendiri namun harus memberikan manfaat bagi
stakeholdernya yang terkait atau terkena dampak dari perusahaan.
Teori pemangku kepentingan menjelaskan pentingnya perusahaan dalam
memuaskan keinginan pemangku kepentingan. Dalam hal ini, perusahaan
mengungkapkan investasi lingkungannya untuk menunjukkan kepada publik
bahwa perusahaan peduli menjaga lingkungan dan memberikan nilai tambah dan
manfaat bagi komunitas pemangku kepentingan. (Rofikqoh & Priyadi, 2016)
Teori pemangku kepentingan dapat dijadikan sebagai acuan bagi
perusahaan untuk memenuhi kewajibannya terhadap pemangku kepentingan.
Dalam menjalankan bisnis, suatu perusahaan harus mengutamakan tidak hanya
keuntungan tetapi juga kepentingan stakeholders seperti karyawan, masyarakat,
investor dan pelanggan yang berkepentingan secara langsung maupun tidak
langsung. Hal itu mempengaruhi operasional perusahaan. Oleh karena itu,
perusahaan wajib melaksanakan program CSR perusahaan, perusahaan juga
bertanggung jawab secara etis kepada pemangku kepentingannya, dan
menunjukkan kepada masyarakat bahwa mereka peduli terhadap lingkungan, dan
meningkatkan nilai perusahaan di mata masyarakat. Selain itu, bagi perusahaan
yang sahamnya dimiliki publik, perusahaan akan lebih bertanggung jawab kepada
masyarakat dengan menawarkan remunerasi yang adil dan memberikan informasi
sebanyak mungkin tentang kegiatan perusahaan, termasuk tanggung jawab sosial.

2.1.4 Bank Syariah


Menurut UU No. 21 tahun 2008 tentang bank syariah, bank syariah adalah
bank yang melakukan kegiatan komersial berdasarkan prinsip syariah atau hukum
islam. Aturan Syariat Islam yang dimaksud meliputi prinsip keadilan dan
keseimbangan ('adl wa tawazun), kebajikan (maslahah), universalisme (alamiyah)
dan mengesampingkan gharar, maysir, riba, ketidakadilan dan hal-hal ilegal
sebagaimana ditentukan dalam fatwa majelis ulama. Indonesia.
Selain itu, UU perbankan syariah juga mewajibkan bank syariah untuk
selalu memenuhi fungsi sosial dan berperan sebagai lembaga baitul mal. Lembaga
Baitul Mal adalah lembaga yang menerima dana dari zakat, infaq, sedekah, donasi
atau dana sosial lainnya dan menyalurkannya kepada pengelola wakaf (nazhir)
sesuai dengan kehendak pemberi wakaf (wakif).

2.1.5 Corporate Social Responsibility (CSR)


CSR didefinisikan sebagai pengakuan tanggung jawab sosial dalam ISO
26000 sebagai mengambil tanggung jawab atas konsekuensi sosial dan
lingkungan dari keputusan dan tindakan manusia secara transparan dan etis yang
dilakukan oleh organisasi yang mempromosikan pembangunan berkelanjutan.
CSR ISO 26000 memiliki lingkup yaitu tata kelola, hak asasi manusia, praktik,
perilaku bisnis yang baik, hubungan konsumen, lingkungan, partisipasi dan
pengembangan masyarakat. Dengan demikian, tanggung jawab sosial tidak hanya
tentang hadiah dan cinta, tetapi keduanya disebutkan dalam ISO 26000 sebagai
bagian kecil dari tanggung jawab sosial. CSR dapat didefinisikan sebagai
tanggung jawab moral perusahaan terhadap para pemangku kepentingannya,
terutama terhadap masyarakat atau komunitas di sekitar kegiatan dan operasi
perusahaan. Prinsip etika dan moral perusahaan tercermin dalam hubungan yang
harmonis antara perusahaan dengan masyarakat sekitar, yaitu untuk mencapai
hasil terbaik, meminimalkan kerugian kelompok sosial lainnya. Hal ini
menciptakan distribusi kesejahteraan sosial dan ekonomi yang seimbang dan adil
di masyarakat sehingga kecemburuan sosial tidak lagi menjadi sumber konflik.
Sebagai konsep moral dan etika umum, CSR harus fokus pada tugas-tugas khusus
dalam lingkungan praktisnya. (Sugeng Santoso, 2016 : 81-104)
Aspek tanggung jawab sosial mencakup aspek yang sangat luas dan
kompleks. Selanjutnya, terdapat interpretasi yang sangat berbeda tentang
tanggung jawab sosial, terutama yang terkait dengan kepentingan pemangku
kepentingan. Oleh karena itu, banyak sarjana telah mencoba untuk menekankan
prinsip-prinsip dasar tanggung jawab sosial untuk memfasilitasi pemahaman dan
penyederhanaan mereka. (Hadi 2011) prinsip-prinsip tanggung jawab sosial
perusahaan (CSR) terbagi menjadi tiga, yaitu: (1) Sustainability; (2)
Accountability; dan (3) transparansi.

Sustainability, mengacu pada bagaimana perusahaan tetap


mempertimbangkan keberlanjutan sumber daya di masa depan. Pembangunan
berkelanjutan juga memandu penggunaan sumber daya saat ini, dengan
mempertimbangkan kemampuan generasi mendatang. Dengan demikian,
keberlanjutan berkisar pada keberpihakan dan pengejaran bagaimana masyarakat
menggunakan sumber daya dengan cara yang bermanfaat bagi generasi
mendatang. Sustainability menyiratkan bahwa masyarakat harus menggunakan
tidak lebih dari yang dapat diregenerasi. Hal ini dapat didefinisikan dalam hal
daya dukung ekosistem (Hadi 2011:59).

Accountability, upaya perusahaan untuk bersikap terbuka dan bertanggung


jawab atas kegiatannya. Akuntabilitas sangat penting ketika aktivitas perusahaan
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan eksternal. Istilah ini menjelaskan
dampak kuantitatif dari aktivitas perusahaan terhadap subyek internal dan
eksternal (Hadi 2011: 59). Akuntabilitas dapat digunakan sebagai alat bagi
perusahaan untuk membangun reputasi dan terhubung dengan pemangku
kepentingan. (Hadi 2009) bahwa luas dan kuantitas informasi dalam laporan
perusahaan memiliki konsekuensi sosial dan ekonomi. Tanggung jawab dan
pelaporan perusahaan menentukan legitimasi pemangku kepentingan eksternal
dan pertumbuhan tindakan komersial perusahaan.

Transparansi sangat penting bagi pihak luar karena dapat mengurangi


asimetri informasi, kesalahpahaman, terutama informasi dan tanggung jawab atas
berbagai dampak lingkungan. (Hadi 2011) mengemukakan prinsip-prinsip dasar
tanggung jawab sosial sebagai berikut:

1) Prioritas perusahaan: Mengakui tanggung jawab sosial sebagai prioritas bisnis,


sehingga karakteristik efisiensi (fungsi) perusahaan tidak lepas dari tanggung
jawab sosial.

2) Manajemen terintegrasi: integrasi kebijakan, rencana, dan praktik di seluruh


aktivitas bisnis sebagai bagian dari manajemen semua operasi.

3) Proses pengembangan: Terus mengembangkan kebijakan sosial, program dan


kebijakan perusahaan berdasarkan hasil penelitian terbaru, memahami kebutuhan
sosial dan menerapkan kriteria sosial ini secara internasional.

4.) Pelatihan staf: mengorganisir pelatihan dan memotivasi staf.

5) Pengkajian : Lakukan penilaian dampak sosial sebelum memulai bisnis atau


proyek baru dan sebelum menutup fasilitas atau meninggalkan lokasi proyek.

6) Produk jasa : Mengembangkan produk dan jasa yang tidak berdampak negatif
terhadap lingkungan.

7) Informasi Publik : Memberikan informasi saat dibutuhkan, mendidik


pelanggan, distributor dan menggunakan dengan aman selain layanan

8) Fasilitas dan operasi : Mengembangkan, merancang dan mengelola struktur dan


melaksanakan kegiatan yang memperhitungkan hasil analisis mengenai dampak
lingkungan.

9) Penelitian : Meneliti atau mendukung dampak sosial dari bahan mentah,


produk, proses, dan limbah yang terkait dengan kegiatan komersial dan penelitian
sebagai cara untuk mengurangi dampak negatif.

10) Prinsip pencegahan : Memodifikasi produksi, pemasaran atau penggunaan


produk dan jasa, sesuai dengan penelitian terbaru untuk menghindari dampak
sosial yang negatif.
11) Kontraktor dan Pemasok : Ada kebutuhan untuk mendorong kontraktor dan
pemasok untuk menggunakan prinsip-prinsip bisnis yang bertanggung jawab
secara sosial dan untuk meningkatkan praktik bisnis kontraktor dan pemasok
sebagaimana diperlukan.

12) Siaga menghadapi darurat : Membuat dan merumuskan rencana tindakan


darurat dan, jika terjadi bahaya, bekerja sama dengan layanan darurat, lembaga
berwenang, dan masyarakat setempat. Pada saat yang sama, potensi bahaya
diidentifikasi.

13) Transfer Best Practice : Berkontribusi pada pengembangan kebijakan publik


dan perusahaan, lembaga publik dan antara departemen pemerintah dan lembaga
pendidikan yang meningkatkan kesadaran akan tanggung jawab sosial.

14) Memberi Sumbangan: Kontribusi, melalui upaya bersama, untuk


pengembangan kebijakan publik dan perusahaan, instansi pemerintah dan
departemen pemerintah dan lembaga pendidikan yang meningkatkan kesadaran
tanggung jawab sosial.

15) Keterbukaan : mendorong keterbukaan dan dialog dengan karyawan dan


publik, mengantisipasi dan menanggapi potensi risiko dan konsekuensi dari
operasi, produk, dan pemborosan atau layanan.

16) Pencapaian dan pelaporan : Meninjau kinerja sosial, melakukan audit sosial
secara berkala, mengevaluasi kinerja terhadap praktik, standar, dan peraturan
perusahaan, serta mengomunikasikan informasi ini kepada dewan, pemegang
saham, karyawan, dan publik.

2.1.6 Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan merupakan variabel penduga yang banyak digunakan


untuk menjelaskan variasi luas pengungkapan dalam laporan keuangan tahunan
perusahaan. Hal ini dikaitkan dengan teori agensi, dimana perusahaan besar yang
memiliki biaya keagenan yang lebih besar akan mengungkapkan informasi yang
lebih luas untuk mengurangi biaya keagenan tersebut (Eddy, 2005). Hubungan
antara ukuran perusahaan (size) terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial
perusahaan juga memperoleh hasil yang berbeda-beda.
2.1.7 Leverage
Dalam dunia bisnis saat ini, hampir tidak ada perusahaan yang didanai
hanya melalui modal ekuitas pemilik, tetapi didukung secara otomatis. modal
utang, misalnya saat membeli pinjaman membuat hutang.
Menurut Sitanggang (2014, hlm 23), Rasio utang (Leverage) merupakan
ukuran berapa banyak uang yang disediakan perusahaan dengan sebagian utang
dan berapa banyak kemampuan perusahaan untuk membayar biaya-biaya akibat
operasi perusahaan untuk membayar utang atau pokok utang.
Menurut Kasmir (2013, hlm 151) Rasio Leverage atau rasio solvabilitas
adalah rasio yang digunakan untuk mengukur total aktivitas perusahaan uang dan
kredit. Dalam arti luas, rasio leverage digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam membayar semua kewajibannya, semua jangka pendek dan
jangka panjang.
Menurut Martono & Agus (2013, hlm 315) Leverage dalam arti komersial
berarti penggunaan aset dan sumber keuangan perusahaan, yang tujuannya adalah
untuk meningkatkan keuntungan para pemegang saham.
2.1.8 Profitabilitas
Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan menghasilkan laba.
Semakin tinggi profitabilitas maka akan semakin baik, artinya perusahaan
mempunyai kinerja yang bagus dalam menghasilkan laba bersih baik dari hasil
penjualan (ROA) maupun modal sendiri (ROE). Agar menarik minat investor
dalam berinvestasi, pihak manajemen akan berusaha untuk meningkatkan
profitabilitas perusahaan. Dengan meningkatnya laba, maka akan memberikan
dampak positif terhadap peningkatan harga saham di pasar modal, yang berarti
nilai perusahaan dalam posisi yang baik. Dari penjelasan tersebut, dapat
disimpulkan bahwa profitabilitas memiliki pengaruh yang positif terhadap nilai
perusahaan. Karena, dengan meningkatnya profitabilitas maka nilai perusahaan
pun akan baik di mata investor (Nurminda, 2017).
Profitabilitas yang tinggi mencerminkan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan yang tinggi bagi pemegang saham. Semakin besar
keuntungan yang diperoleh semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk
membayarkan dividennya, dan hal ini berdampak pada kenaikan nilai perusahaan.
Dengan rasio profitabilitas yang tinggi yang dimilki sebuah perusahaan akan
menarik minat investor untuk menanamkan modalnya diperusahaan (Wirajaya,
2013).

2.2 Hasil Penelitian Sebelumnya


2.2.1 Ana Wahyuningsih et al., 2018
Penelitian berjudul “Pengaruh Size, Leverage dan Profitabilitas Terhadap
Pengungkapan CSR Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia”. Sampel pada penelitian ini adalah seluruh perusahaan industri
manufaktur yang tercatat di BEI tahun 2010-2012 Teknik pengambilan sampel
yang digunakan
adalah Nonprobability Purposive Sampling. Variabel dependennya adalah
Pengungkapan tanggung jawab sosial diukur dengan kriteria pengungkapan
berdasarkan indikator dari GRI versi 3.0. Indikator GRI versi 3.0 terdiri dari 3
fokus pengungkapan, yaitu indicator ekonomi, indikator lingkungan dan indikator
sosial sebagai dasar penyusunan laporan berkelanjutan dengan total 79 item
pengungkapan. Kemudian variabel independen, yaitu ukuran perusahaan (size)
dikukur melalui total aset, leverage diukur dengan Debt to Equity Ratio (DER),
dan profitabilitas diukur dengan Net Profit Ratio. Hasil penelitian secara parsial
menunjukkan bahwa variabel ukuran perusahaan dan profitabilitas memiliki
pengaruh positif terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial (CSR)
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI sedangkan variabel leverage
berpengaruh secara positif terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial (CSR)
pada kelompok perusahaan dengan tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial
(CSR) luas dan berpengaruh secara negatif pada kelompok perusahaan dengan
tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial (CSR) sedikit. Secara simultan
ukuran perusahaan, leverage dan profitabilitas berpengaruh terhadap
pengungkapan tangung jawab sosial (CSR) perusahaan manufaktur yang terdaftar
di BEI.

2.2.2 Gusti Ayu Dyah Indraswari et al., 2014


Penelitian berjudul “Pengaruh Profabilitas, Ukuran Perusahaan, dan
Kepemilikan Saham Publik pada Pengungkapan CSR”. Sampel 11 perusahaan
makanan dan minuman yang terdaftar di BEI selama periode 2010-2012 dengan
teknik purposive sampling dalam pemilihan sampelnya. Variabel dependennya
adalah Pengungkapan tanggung jawab sosial. Kemudian variabel independen,
yaitu ukuran perusahaan (size), leverage diukur dengan, dan profitabilitas. Hasil
penelitian adalah profitabilitas serta ukuran perusahaan berpengaruh positif,
sedangkan kepemilikan saham publik, berpengaruh negatif pada pengungkapan
CSR perusahaan.

2.2.3 Ni Kadek Ayu Giri Yanti et al., 2016


Penelitian berjudul “Pengaruh Profabilitas, Leverage , dan Ukuran
Perusahaan pada Pengungkapan CSR”. Sampel penelitian sebanyak 35
perusahaan pertambangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2012-2014
dengan metode purposive sampling. Variabel dependennya adalah Pengungkapan
CSR dengan proksi CSRDI (Corporate Social Responsibility Disclosure Index)
berdasarkan indicator GRI G3.1 (Global Reporting Initiatives Generation).
Kemudian variabel independen, yaitu ukuran profitabilitas, leverage, dan ukuran
perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh
positif pada pengungkapan CSR yang menunjukkan bahwa
semakin besar proftabilitas perusahaan maka perusahaan berkewajiban untuk
mengungkapkan CSR, leverage berpengaruh positif pada pengungkapan CSR
yang menunjukkan bahwa bahwa semakin tinggi rasio leverage suatu perusahaan
maka pengungkapan CSR akan semakin tinggi, ukuran perusahaan berpengaruh
positif pada pengungkapan CSR yang menunjukkan bahwa semakin besar ukuran
perusahaan, maka kebijakan pengungkapan CSR akan semakin meluas.
2.2.4 Ni Putu Marni Sepian Dewi et al., 2015
Penelitian dengan judul “Pengaruh Profitabilitas dan Kepemilikan Asing
pada Pengungkapan Cosporate Social Responsibility”. Penelitian ini dilakukan
dengan menguji pengaruh profitabilitas dan kepemilikan asing sebagai variabel
independen terhadap pengungkapan CSR sebagai variabel dependen. Seluruh
perusahaan pertambangan merupakan populasi yang digunakan dalam penelitian
ini, sementara sampel dalam penelitian ini dipilih dengan teknik purposive
sampling dan memperoleh 42 perusahaan pertambangan. Analisis regresi linear
berganda merupakan teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini untuk
mengetahui pengaruh antara variabel bebas (profitabilitas dan kepemilikan asing)
terhadap variabel terikat (pengungkapan CSR). Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa variabel kepemilikan asing memiliki pengaruh positif terhadap
pengungkapan CSR, sedangkan variabel profitabilitas dengan proksi Return On
Assets (ROA) tidak mempunyai pengaruh terhadap pengungkapan CSR.

2.2.5 Prisila Damayanti et al., 2021


Penelitian menggunakan data sekunder yang dikumpulkan dari
perusahaan manufaktur periode 2016 sampai dengan 2018. Sampel diambil
dengan menggunakan metode purposive sampling. Adapun data yang diperoleh
bersumber pada data laporan tahunan Indonesia Capital Market Directory dan
situs resmi BEI. Penelitian menggunakan analisis regresi berganda, adapun hasil
penelitian menghasilkan bahwa komposisi dewan komisaris independen dan
profitabilas berpengaruh positif terhadap pengungkapan CSR sedangkan
kepemilikan institusional dan kepemilikan saham publik tidak berpengaruh
terhadap pengungkapan CSR.

2.2.6 Rafika Anggraini Putri et al., 2014


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh variabel-
variabel profitabilitas, likuiditas dan leverage terhadap pengungkapan corporate
social responsibility (CSR). Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif.
Jumlah perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 19 perusahaan
yang mendapat penghargaan ISRA dan merupakan perusahaan publik yang listing
di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010 – 2012. Penelitian ini menggunakan
analisis regresi berganda. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa
profitabilitas dan leverage tidak berpengaruh terhadap pengungkapan CSR,
sedangkan likuiditas berpengaruh terhadap pengungkapan CSR.

2.2.7 Rahmatullaili Ramadhani et al., 2021


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh variabel-
variabel leverage dan ukuran dewan direksi terhadap pengungkapan tanggung
jawab sosial (CSR). Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Sampel yang
digunakan adalah perusahaan yang termasuk ke dalam LQ 45 yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia tahun 2019. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa
leverage dan ukuran dewan direksi sama-sama berpengaruh terhadap
pengungkapan CSR.

2.2.8 Ida Bagus Gde Indra Wedhana Purba et al., 2015


Penelitian ini menguji CSR dan profitabilitas yang dipengaruhi oleh
variabel ukuran perusahaan dan leverage pada perusahaan manufaktur di Bursa
Efek Indonesia. Metode pengambilan contoh yang dilakukan yaitu metode
nonprobability sampling juga teknik teknik purposive. Berdasarkan kriteria-
kriteria tersebut diperoleh sampel sebanyak 66 perusahaan. Metode pengambilan
data dalam observasi ini adalah metode observasi non participant. observasi ini
menggunakan analisis jalur dengan hasil ukuran perusahaan dan leverage
berpengaruh positif terhadap profitabilitas, ukuran perusahaan berpengaruh
positif terhadap leverage, dan ukuran perusahaan, leverage, dan profitabilitas
berpengaruh positif terhadap CSR.

2.2.9 Dina Gledis Yovana et al., 2020


Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris pengaruh ukuran
perusahaan, perusahaan pertumbuhan, profitabilitas, dan pengaruh terhadap
tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) penyingkapan. Populasi dalam
penelitian ini adalah perusahaan yang termasuk dalam LQ45 indeks yang tercatat
di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2014-2017. Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah laporan keuangan, laporan tahunan, dan laporan
keberlanjutan dipublikasikan di http://www.idx.co.id dan website perusahaan.
Jumlah penduduk penelitian ini adalah 45 perusahaan. Pemilihan sampel
dilakukan secara purposive sampling metode dan diperoleh 12 perusahaan yang
memenuhi kriteria. Studi pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis regresi
linier berganda dengan menggunakan Statistical Product dan Program Service
Solution (SPSS) versi 23. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian
perusahaan size berpengaruh positif signifikan terhadap Corporate Social
Responsibility (CSR) pengungkapan, leverage berpengaruh negatif signifikan
terhadap Corporate Socia Pengungkapan tanggung jawab (CSR), sementara
pertumbuhan perusahaan dan profitabilitas tidak memiliki berpengaruh signifikan
terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR).

2.2.10 Ni Luh Eka Karisma Yanti et al., 2021


Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan memperoleh bukti empiris
pengaruh ukuran perusahaan, ukuran dewan, kepemilikan institusional, leverage,
dan profitabilitas pada pengungkapan perusahaan tanggung jawab sosial (CSR)
pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia di 2017-
2019.Populasi penelitian ini adalah perusahaan pertambangan yang terdaftar di
Bursa Indonesia Pertukaran 2017-2019. Sampel dalam penelitian ini adalah 35
perusahaan pertambangan yang ditentukan berdasarkan metode purposive
sampling. Teknik analisis yang digunakan adalah multiple analisis regresi
linier.Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan dan kepemilikan
institusional tidak berpengaruh pada pengungkapan tanggung jawab sosial
perusahaan (CSR), sedangkan ukuran dewan, leverage dan profitabilitas
berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan corporate social tanggung
jawab (CSR)
Table 1. Penelitian Terdahulu

Nama Peneliti,
Sampel dan Hasil/
No dan Tahun Variabel
Alat Uji Kesimpulan
Penelitian

● Sampel : Ukuran
Tidak
“companies listed on Perusahaan
Berpengaruh
the Indonesia Stock
Ni Luh Eka
Exchange in 2017-
1. Karisma Yanti et Leverage Signifikan(+)
2019.”
al., 2021
● Alat Uji :
“Multiple Regression Profitabilitas Signifikan(+)
Analysis”

● Sampel :
“perusahaan yang
termasuk ke dalam
LQ 45 yang
Rahmatullaili terdaftar di Bursa
2. Ramadhani et al., Efek Indonesia Leverage Berpengaruh
2021 tahun 2019”

● Alat Uji :
“Regresi Linear
Berganda”

● Sampel :
“perusahaan
Prisila Damayanti
3. manufaktur periode Profitabilitas Signifikan (+)
et al., 2021
2016 sampai dengan
2018”
● Alat Uji :
“regresi berganda”

● Sampel :
Firm Size Signifikan(+)
“companies include
in the LQ45 index
listed on the
Leverage Signifikan(-)
Dina Gledis Indonesia Stock

4. Yovana et al., Exchange (IDX) in

2020 2014-2017”

● Alat Uji : Tidak


Profitability
“Multiple Berpengaruh
Regression
Analysis”

● Sampel : Size,
Signifikan (+)
“Perusahaan Profitabilitas
Manufaktur yang
Ana Wahyuningsih Terdaftar di Bursa
5.
et al., 2018 Efek Indonesia” Signifikan (+)
● Alat Uji : Leverage dan Signifikan
“Regresi liner (-)
berganda”

● Sampel : Profitabilitas,
Ni Kadek Ayu Giri “perusahaan ukuran
6. Signifikan (+)
Yanti et al., 2016 pertambangan yang perusahaan,

telah dipilih leverage


menggunakan
metode purposive
sampling di Bursa
Efek Indonesia (BEI)
tahun 2012-2014.”

● Alat Uji :
“Regresi Linier
Berganda”

● Sampel :
“Seluruh perusahaan
pertambangan yang

Ni Putu Marni terdaftar di BEI


selama periode2011- Tidak
7. Sepian Dewi et al., Profitabilitas
2013” Berpengaruh
2015

● Alat Uji :
“Regresi Linear
Berganda”

● Sampel :
perusahaan
manufaktur di Ukuran
Ida Bagus Gde Bursa Efek Perusahaan,
8. Indra Wedhana Indonesia Berpengaruh
Profitabilitas,
Purba et al., 2015
Leverage
● Alat Uji :
Regresi Linear
Berganda
● Sampel :
perusahaan
makanan dan
minuman
berkategorikan

Gusti Ayu Dyah high profile ukuran


9. Indraswari et al., yang terdaftar perusahaan, Signifikan (+)
2014 di BEI selama profitabilitas
periode 2010-
2012

● Alat Uji :
regresi linier
berganda
● Sampel :
Perusahaan-
perusahaan
yang mendapat
penghargaan
ISRA dan
Listed (Go-
Rafika Anggraini Public) di Profitabilitas, Tidak
10.
Putri et al., 2014 Bursa Efek Leverage Berpenaruh

Indonesia
(BEI) 2010-
2012

● Alat Uji :
regresi
berganda
2.3 Model Penelitian
Variabel dependen yang digunakan pada penelitian adalah Corporate
Social Responsibility Disclosure (CSRDi), serta variabel independen yang
digunakan adalah Size, Leverage, dan Profitabilitas. Berdasarkan penelitian
sebelumnya dan landasan teori bahwa Size, Leverage, dan Profitabilitas memiliki
pengaruh terhadap pelaksanaan CSR pada Bank Syariah. Kerangka penelitian
dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut”:

Size
Corporate Sosial
Leverage Responsibility
Disclosure(CSRD)
Profitabilitas

Pada penelitian terdahulu, terdapat variable tambahan yaitu variable


intervening. Variable intervening pada penelitian terdahulu yaitu nilai perusahaan.
Pada penelitian ini, hanya terdapat variable independent yaitu ukuran
perusahaan(Size), Leverage, dan Profabilitas.

2.4 Hipotesis Penelitian


Berdasarkan model penelitian dan hasil penelitian terdahulu di atas, maka
penulis tertarik untuk membuktikan lebih lanjut pengaruh Size, Leverage, dan
Profitabilitas terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure pada bank
syariah, dengan mengajukan hipotesis:
H1: Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap Corporate Social Responsibility
Disclosure pada bank syariah
H2: Leverage berpengaruh terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure
pada bank syariah
H3: Profitabilitas berpengaruh terhadap Corporate Social Responsibility
Disclosure pada bank syariah
BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel


Penelitian ini menguji pengaruh ukuran perusahaan, leverage, dan
profitabilitas terhadap pengungkapan CSR dan menguji setiap hipotesis dengan
mengukur masing-masing variabel yang diteliti. Dalam penelitian ini variabel
terikat, pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan, dan variabel bebas
ukuran perusahaan, leverage, dan profitabilitas.
3.1.1 Definisi Operasional Variabel
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari satu variabel
terikat dan tiga variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dan variabel bebasnya adalah
ukuran perusahaan (size), profitabilitas, dan leverage. Definisi operasional dan
pengukuran parameter yang digunakan dalam penelitian ini kemudian dijelaskan.
a) Variabel Ukuran Perusahaan (size)
Ukuran perusahaan dapat bergantung pada total aset (aset tetap, tidak
berwujud, dll.), jumlah karyawan, volume penjualan, dan nilai pasar. Dalam
penelitian ini ukuran perusahaan didefinisikan sebagai jumlah perusahaan yang
memiliki karyawan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2009.
Dari pengukuran ini terlihat bahwa sebagian besar perusahaan yang memiliki
karyawan di 'banyak . pekerjaan, pekerjaan sosial harus mengungkapkan.
b) Variabel Profitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menciptakan nilai
guna meningkatkan nilai pemegang saham. Ada banyak metrik yang digunakan
untuk menentukan profitabilitas perusahaan, seperti: return on equity, return on
equity, earning per share, net income, dan operating margin. Dalam penelitian ini,
laba diukur dengan laba per saham (earning per share).
c) Variabel Leverage
Leverage adalah suatu metode untuk mengukur sejauh mana suatu
perusahaan mengandalkan kreditur untuk mendukung kegiatan perusahaan.
Jumlah leverage terbatas. Debt/equity ratio merupakan rasio yang digunakan
dalam penelitian ini.
d) Variabel Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial
Dalam penelitian ini, variabel terikatnya adalah jumlah pengungkapan
CSR dalam laporan tahunan perusahaan. Model pelaporan media sosial yang
digunakan dalam penelitian ini menggunakan indeks Global Reporting Initiative
(GRI) 4.0 yang diadaptasi untuk implementasi CSR di Indonesia. Indikator kinerja
meliputi indikator kinerja ekonomi, indikator kinerja lingkungan dan indikator
kinerja sosial. Faktor ekonomi meliputi faktor ekonomi, faktor kehadiran pasar
dan faktor tidak langsung. Faktor lingkungan meliputi bahan, energi, air, berbagai
bahan, tanaman, limbah dan limbah, barang dan jasa, standar, transportasi dan
bahan umum. Tanggung jawab sosial berkaitan dengan pekerjaan, hak asasi
manusia, masyarakat dan tanggung jawab produk.
3.1.2 Pengukuran Variabel
a) Corporate Social Responsibility Disclosure (Y)
Variabel corporate social responsibility disclosure pada penelitian
ini dinyatakan dalam skala rasio dengan bentuk desimal dan diukur dengan
rumus:
∑ "#$
CSRIj =
%$
Keterangan :
CSRIj = Corporate Social Responsibility Disclosure index perusahaan
Nj = Jumlah item untuk perusahaan
Xij=Dummy variabel: 1 : jika item i diungkapkan; 0 : jika item i tidak
diungkapkan
b) Size (X1)
Variabel ukuran perusahaan disajikan dalam bentuk logaritma untuk
penelitian ini karena nilai dan distribusinya yang besar dibandingkan
dengan variabel lainnya. Indikator yang digunakan untuk mengukur
ukuran perusahaan dalam penelitian ini adalah total aset.
c) Leverage (X2)
Variabel Leverage pada penelitian ini disajikan dalam bentuk skala rasio
dengan satuan desimal, diukur dengan menggunakan rumus (Fahmi,
2014 hlm. 75):
&'()* ,()-.
Debt to total Assets Ratio (DAR) =
&'()* /01(
Rasio ini melihat sejauh mana tingakat hutang dapat membiayai
operasional perusahaan, karena semakin rendah semakin baik dan aman
bagi kreditor sama likuidasi.
d) Profitabilitas (X3)
Variabel Profitabilitas pada penelitian ini disajikan dalam bentuk skala
rasio dengan satuan desimal, diukur dengan menggunakan rumus
(Murhadi, 2013 hlm. 64) :
2)3) 4150#6
Return On assets (ROA) =
&'()* /01(
Rasio ini menggambarkan perputaran aktiva diukur dari volume
penjualan. Semakin besar rasio ini semakin baik. Hal ini berarti bahwa
aktiva dapat lebih cepat berputar.

3.2 Populasi dan Sampel


3.2.1 Populasi
Dalam penelitian, penting untuk memiliki statistik yang memberikan
gambaran tentang segala sesuatu dalam penelitian. Populasi pada penelitian ini
adalah bank syariah yang ada di Indonesia pada tahun 2019, 2020 dan 2021.

3.2.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi dan ciri-cirinya. Jika populasinya
besar dan peneliti tidak dapat mempelajari seluruh populasi, misalnya karena
anggaran, pekerjaan, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel dari
populasi tersebut. Hasil seleksi juga dapat dipublikasikan. Oleh karena itu, sampel
yang diperoleh dari populasi harus benar-benar representatif (Sugiyono 2012,
hlm. 116). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah bank syariah yang
terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) antara tahun 2019 sampai dengan tahun
2021. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling,
dimana jumlah yang akan dijadikan sampel penelitian dipilih berdasarkan kriteria
dan faktor tertentu. Adapun kriteria untuk dijadikan sampel adalah sebagai
berikut:
a. Bank Syariah yang ada di Indonesia selama periode pengamatan tahun
2019-2021.
b. Bank Syariah yang menerbitkan Laporan keuangan tahunan yang telah
di audit dan laporan tahunan selama periode pengamatan tahun 2019-
2021.

3.3 Teknik Pengumpulan Data


3.3.1 Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
sekunder dapat dianggap sebagai data yang diperoleh dari sumber lain atau
diperoleh secara tidak langsung dari sumber (perusahaan) yang menjadi subjek
penelitian. Data sekunder yang digunakan adalah laporan keuangan perusahaan
dan laporan tahunan yang dianalisis dan diterbitkan oleh Bursa Efek Indonesia
(BEI).

3.3.2 Sumber Data


Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini didapat dari laporan
keuangan bank syariah go public yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan(OJK)
yang dapat di akses melalui website www.google.com dan melalui website
masing2 perusahaan.
3.3.3 Pengumpulan Data
Pada penelitian ini data dikumpulkan melalui beberapa teknik
pengumpulan
data,yaitu:
a. Pemodelan Data Panel
Pada penelitian ini penulis menggunakan data panel sebagai pemodelan
data. Data panel merupakan gabungan dari data cross section dan time
series. Data panel ini menyatakan dari banyak sampel perusahaan selama
beberapa periode tertentu.
b. Studi Pustaka (Library Research)
Tinjauan pustaka dilakukan dalam upaya memperoleh data metodologis
untuk dibandingkan dengan data penelitian. Data dapat diperoleh dari
buku, kuliah dan tulisan lain yang berhubungan dengan penelitian.
c. Teknik Observasi
Penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu data yang dipublikasikan
selama tiga tahun terakhir, periode 2019, 2020 dan 2021, yang diterima
secara tidak langsung dari sumbernya. Datanya berupa laporan keuangan
diterbitkan oleh perusahaan dan diunduh dari situs web masing-masing
perusahaan.

3.4 Teknik Analisis Data


Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
kuantitatif. Oleh karena itu, semua data yang terkumpul dalam penelitian ini akan
dianalisis dan diuji hipotesisnya. Data dianalisis dan hipotesis diuji menggunakan
program komputer, yaitu Microsoft Excel 365 dan Stata 14. Untuk mengetahui
pengaruh ukuran, leverage, dan profitabilitas, penelitian ini menggunakan analisis
regresi data panel sebagai contoh, digunakan pada periode 2019-2021.

3.4.1 Statistik Deskriptif


Statistik deskriptif memberikan ringkasan atau interpretasi data menurut
nilai rata-rata (mean value). Menurut Ghozali (2013, p. 19), statistik deskriptif
memberikan penjelasan atau interpretasi dari data yang diamati melalui (mean),
standar deviasi, maksimum, minimum, jumlah, jangkauan, distribusi, dan
kesalahan (diskriminasi).

3.4.2 Metode Analisis Regresi Data Panel


Data panel atau kumulatif merupakan kombinasi dari pengukuran time series dan
cross-sectional. Data time series diurutkan secara kronologis, misalnya harian,
mingguan, bulanan atau tahunan, sedangkan data cross-sectional adalah data yang
dikumpulkan secara bersamaan dari berbagai wilayah, perusahaan dan institusi.
Bentuk umum persamaan regresi data panel adalah sebagai berikut:
Yit = β0 + β1X1it + β2X2it + β3X3it + µit
Keteragan:
Yit = Corporate Social Responsibility Disclosure (CSRD)
X1 = Size (Total Aset = Ln)
X2 = Leverage (DAR)
X3 = Return On assets (ROA)
µit = Error Term
β0 = Konstanta
β,1,2,3 = Koefisien Jalur
i = Nama perusahaan Manufaktur
t = Periode waktu
Menurut Ajija, dkk (2011 hlm. 52) mendefinisikan beberapa keunggulan
pengunaan metode data panel, yaitu:
a. Panel data dapat menggambarkan spektrum individu dengan
memperhitungkan variabel khusus untuk individu.
b. Dengan kemampuan untuk lebih mengontrol variabel individu, data panel
dapat digunakan untuk menguji dan membangun model perilaku yang
kompleks.
c. Data panel didasarkan pada pengamatan berulang (time series), oleh karena
itu, data panel cocok untuk uji empiris.
d. Sejumlah besar pengamatan mengarah pada perolehan informasi dan data
yang berbeda, mengurangi korelasi antar variabel dan meningkatkan derajat
kebebasan (df), sehingga memperoleh hasil yang strategis. Data panel juga
dapat digunakan untuk mempelajari model-model perilaku yang kompleks.
e. Data panel dapat mengurangi bias dengan mengumpulkan data individual.
Berdasarkan manfaat di atas, ini berarti Anda tidak perlu menguji asumsi lama
dalam model data panel. Menurut Supranto & Limakrisna (2013, hlm. 210)
mengungkapkan bahwa ada tiga metode yang bisa digunakan untuk bekerja
dengan data panel yaitu:
a. Pool Least Square (PLS) yaitu mengestimasi data panel dengan metode
OLS. Model regresi data panel adalah sebagai berikut:
Yt = β1 + β2 + β3it + … + βnXmit + µt
b. Fixed Effect (FE) yaitu menambahkan model dummy pada data panel.
Model r egresi data data panel adalah sebagai berikut:
Yt = α1 + α2D2 + … + αnDn + β2X2 + … + βnXmit + µt
c. Random Effect (RE) yaitu memperhitungkan error dari data panel
dengan metode least square. Metode regresi data panel adalah:
Yt = β1 + β1X2t + β3X3t + … + βnXmit + t+ µt
Supanto dan Limakrisna (2013, hlm. 211) menunjukkan bahwa dua dari tiga
metode data panel yang umum digunakan untuk menentukan model regresi
pada data panel, yaitu pendekatan FE dan RE. Uji F (Uji restriksi) digunakan
untuk menentukan jalur antara pendekatan PLS dan FE, uji Hausman
digunakan untuk menentukan jalur antara RE dan FE.
a. Uji F Restricted Test
Uji F Restricted Test adalah pengujian untuk menentukan pendekatan
antara PLS dan FEM . Rumus untuk mendapatkan nilai F statistic seperti
yang dirumuskan oleh Chow sebagai berikut:
F = (R2u – R2r ) / m (9)
(1-R2u) / (n-k)
Keterangan :
R2 = R2 Pooled Least Square (PLS)
R2ur = R2 Fixed Effect Model (FEM)
n = jumlah sampel
k = variabel penjelas
m = variabel restricted
Hipotesis nol dari restricted F test adalah sebagai berikut :
H0 = Model Pooled Least Square (restricted)
H1 = Model Fixed Effect (unrestricted)
Syarat-syarat untuk menguji hipotesis adalah sebagai berikut: Jika hasil
Fhitung > Ftabel ditolak pada tingkat kepercayaan tertentu, maka H0, H1
diterima, artinya digunakan indikator pengaruh untuk proses analisis.
Atau, jika dari output melihat nilai probabilitas (intersep chi-kuadrat),
jika nilainya lebih kecil dari tingkat kepercayaan (α), maka H0 ditolak,
H1 diterima.
b. Uji Hausman
Uji Hausman digunakan untuk menentukan signifikansi antara pendekatan
Fixed Effect Model (FEM) dan Random Effect Model (REM). Rumus
untuk mendapatkan nilai uji Hausman sebagai berikut:
m = (β – b) (M0 – M1)-1(β – b) X2 (K) (10)
Keterangan:
β = vector untuk statistik variabel Fixed Effect
b = vector untuk statistik variabel Random Effect
M0 = matrik kovarian untuk dugaan FEM
M1 = matrik kovarian untuk dugaan REM
Hipotesis nol dari Uji Housman adalah sebagai berikut :
H0 = Random Effect Model (REM)
H1 = Fixed Effect Model (FEM)
Kriteria pengujian hipotesis adalah sebagai berikut: Jika hasil
nilaiX2hitung > X2tabel pada tingkat keyakinan (α)tertentu, maka H0
ditolak, H1 diterima, dan Fixed Effect Model tepat untuk digunakan. Atau
bila melalui output dengan melihat nilai probabilitas (Cross Section
Random) dimana apabila nilai tersebut lebih kecil dari tingkat keyakinan
(α) tertentu, maka H0 ditolak, H1 diterima.

3.4.3 Uji Hipotesis


Pengujian hipotesis merupakan metode pengambilan keputusan
berdasarkan analisis data. Berikut dalah uji hipotesis yang ada dalam penelitian
ini:
3.4.2.1 Uji Koefisien Determinasi (R2)
Determinan tersebut memverifikasi kemampuan variabel independen
(ukuran perusahaan, leverage, profitabilitas) untuk menjelaskan perubahan
variabel dependen (pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan). Nilai
koefisien determinasi yang rendah berarti kemampuan variabel independen untuk
menjelaskan variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang disesuaikan (R2)
digunakan untuk mengestimasi model regresi terbaik. (Ghozali 2013, hlm. 97).
3.4.2.2 Pengujian Pasrial (Uji Statistik t)
Menurut Ghozali (2016, hlm. 97), Statistik uji-t berguna untuk
menentukan sejauh mana suatu variabel penjelas/independen secara unik
menjelaskan variabel tinggi. Pengujian dilakukan dengan cara membandingkan
nilai t-hitung dengan nilai tabel, jika hipotesis diterima, jika t-hitung > t-tabel,
maka kita dapat mengetahui seberapa besar pengaruh yang terbentuk dan tetap.
ke tingkat signifikan jika nilai probabilitas berada di atas atau di bawah tingkat
signifikansi, yaitu 0,05 (5%). Pengambilan keputusan penolakan dan penerimaan
hipotesis didasarkan pada kriteria di bawah ini, yaitu:
a. Berdasarkan perbandingan nilai thitung dan ttabel dasar pengambilan
keputusannya adalah:
1) Jika thitung < ttabel, maka HO diterima dan Ha ditolak (tidak ada
hubungan
signifikan)
2) Jika thitung > ttabel, maka HO ditolak dan Ha diterima (ada hubungan
signifikan)
b. Berdasarkan nilai probabilitas (signifikan) dasar pengambilan keputusannya
adalah:
1) Jika probabilitas > 0,05 maka HO diterima dan Ha ditolak.
2) Jika probabilitas < 0,05 maka HO ditolak dan Ha diterima.
Rumusan hipotesis dalam pengujian ini adalah sebagai berikut:
Ho1 : β1 = 0, Profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap
Corporate Social Responsibility Disclosure
Ha1 : β1 ≠ 0, Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap Corporate
Social Responsibility Disclosure
HO2 : β2 = 0, Leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap Corporate
Social Responsibility Disclosure
Ha2 : β2 ≠ 0, Leverage berpengaruh signifikan terhadap Corporate Social
Responsibility Disclosure
HO3 : β3 = 0, Struktur Kepemilikan tidak berpengaruh signifikan terhadap
Corporate Social Responsibility Disclosure
Ha3 : β3 ≠ 0, Struktur Kepemilikan berpengaruh signifikan terhadap
Corporate Social Responsibility Disclosure
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian

Pada penelitian kali ini, objek yang digunakan adalah perusahaan


perbankan syariah di Indonesia yang terdaftar dalam Otoritas Jasa
Keuangan(OJK). Bank syariah merupakan bank yang menggunakan prinsip-
prinsip islam dalam menjalankan operasinya. Pemilihan bank syariah sebagai
objek penelitian kali ini adalah karena bank syariah yang menjalankan operasinya
dengan mengikuti prinsip-prinsip agama islam dinilai harus mampu memberikan
tanggung jawab sosial terhadap masyarakat dan lingkungan di sekitarnya. Dengan
melakukan tanggung jawab sosialnya, perusahaan perbankan syariah akan mampu
meningkatkan kinerja tata kelolanya. Selain itu, perusahaan juga akan
meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap bank syariah itu sendiri dan juga
kepercayaan para stakeholder.

Penelitian ini menggunakan data sekunder yang dimana data diambil


melalui laporan tahunan perusahaan. Laporan tahunan perusahaan yang
digunakaan didapatkan dari website masing-masing perusahaan. Penentuan
sampel pada penelitian ini menggunakan metode perposive sampling yang dimana
memiliki kriteria sebagai berikut :

Table 2. Jumlah Sample Berdasarkan Kriteria

No. Kriteria Sample 2019 2020 2021


1. Perusahaan Perbankan Syariah yang Terdaftar di 14 14 14
OJK
2. Perusahaan yang Menerbitkan Laporan Keuangan (2)
dan Laporan Tahunan Periode 2019-2021
Jumlah Perusahaan yang dijadikan sample 14 14 12
Tahun Pengamatan 3 Tahun
Jumlah Sample 40
Berdasarkan dengan table diatas jumlah sample yang digunakan adalah
sebanyak 14 perusahaan perbankan syariah pada tahun 2019 dan 2020. Kemudian
untuk tahun 2021 adalah sebanyak 12 perusahaan perbankan syariah dengan
periode pengamatan yaitu di tahun 2019 sampai dengan 2021. Untuk penelitian
ini jumlah sample secara keseluruhan adalah sebanyak 40 perusahaan perbankan
syariah.

4.2 Deskripsi Data

Pada penelitian ini, data di deskripsikan dengan cara dijelaskan dan


digambarkan data penelitian tersebut yang telah dikumpulkan berdasarkan setiap
variable dengan hasil olah data pada aplikasi pengolahan data yang digunakan
pada penelitian ini. Aplikasi pengolah data yang digunakan adalah aplikasi Stata
14 untuk pengujian kualitas data tersebut. Kemudian, data yang diperoleh berasal
dari laporan keuangan dan laporan tahunan perusahaan yang di unduh melalui
website masing-masing perusahaan. Variable dependen yang digunakan untuk
penelitian ini yaitu pengaruh size, leverage, profitabilitas dan variable
independent untuk penelitian ini adalah corporate social responsibility disclosure.
Pada penelitian ini, peneliti melakukan uji asumsi klasik yang menghasilkan data
yang didistribusikan tidak normal dan terkena multikolinearitas. Oleh karena itu,
cara mengatasi data yang terdistribusi tidak normal dapat dilakukan dengan
winsorized sehingga data dapat terdistribusikan dengan normal. Sedangkan data
yang terken multikolinearitas dapat diatasi dengan cara centiering sehingga data
tersebut terhindar dari multikolinearitas.

4.3 Uji Hipotesis dan Analisis

4.3.1 Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistic deskriptif merupakan analisis yang


menggambarkan secara umum suatu variable dan diukur melalui nilai rata-
rata(mean), nilai maximum, dan nilai minimum. Variable dependen pada
penelitian ini adalah size, leverage, dan profitabilitas. Variable
independent yang digunakan adalah corporate social responsibility
disclosure(CSRD). Pada pengukuran variable corporate social
responsibility disclosure(CSRD) peneliti menggunakan data dummy yang
diukur dengan angka 1 apabila item diungkapkan dan 0 apabila item tidak
diungkapkan. Berikut adalah hasil uji statistic deskriptif pada setiap
variable penelitian :

Tabel 3. Hasil Uji Statistik Deskriptif

Variable Obs Mean Std Dev. Min Max


LN 40 6736144 1.0807 51241.3 5.06e07
DAR 40 0.3314153 .3266998 -.0047726 1.49186
ROA 40 0.0136955 .0234016 -.0373433 .0909855
CSRD 40 1.570247 .1528967 1.213333 1.93617
Sumber : Data di olah menggunakan aplikasi stata 14

Indeks pengungkapan CSR tertinggi sebesar 1,93617 dan indeks


pengungkapan CSR terendah sebesar 1,21333. Nilai rata-rata indeks
pengungkapan CSR sebesar 1,57 dengan standar deviasi sebesar 0,152
menunjukkan bahwa pengungkapan CSR dari perusahaan sampel dapat
dikatakan cukup baik dikarenakan sebagian perusahaan sampel baru
mengungkapkan sekitar 64,3% dari total 91 aspek yang harus diungkapkan
berdasarkan GRI G4.

Ukuran perusahaan diukur menggunakan log dari nilai total aset


perusahaan. Ukuran perusahaan tertinggi sebesar lebih dari Rp50 miliar
dan terendah sebesar lebih dari Rp50 juta. Nilai rata-rata ukuran
perusahaan sebesar Rp6.736.144 dengan standar deviasi sebesar 1,08
menunjukkan bahwa rata-rata perusahaan sampel merupakan perusahaan
dengan ukuran yang besar atau memiliki total aset yang besar.

Leverage tertinggi sebesar 1,49 sedangkan leverage terendah


sebesar -0,004. Nilai rata-rata leverage sebesar 0,33 dengan standar
deviasi sebesar 0,326 menunjukkan bahwa rata-rata perusahaan sampel
merupakan perusahaan dengan leverage atau tingkat ketergantungan
terhadap utang yang terbilang cukup tinggi.

Profitabilitas tertinggi sebesar 0,9 dan profitabilitas terendah


sebesar -0,37. Nilai rata-rata profitabilitas sebesar 0,01 dengan standar
deviasi sebesar 0,02, menunjukkan bahwa rata-rata perusahaan sampel
merupakan perusahaan dengan profitabilitas yang kurang baik.

4.3.2 Uji Asumsi Klasik

4.3.2.1 Uji Normalitas

Uji Normalitas adalah sebuah uji yang dilakukan dengan tujuan


untuk menilai sebaran data pada sebuah kelompok data atau
variabel, apakah sebaran data tersebut berdistribusi normal ataukah tidak.
Uji Normalitas berguna untuk menentukan data yang telah dikumpulkan
berdistribusi normal atau diambil dari populasi normal. Metode klasik
dalam pengujian normalitas suatu data tidak begitu rumit. Berdasarkan
pengalaman empiris beberapa pakar statistik, data yang banyaknya lebih
dari 30 angka (n > 30), maka sudah dapat diasumsikan berdistribusi
normal. Biasa dikatakan sebagai sampel besar.

Tabel 4. Hasil Uji Normalitas

Variable Skewness Kurtosis

LN 2.176011 8.111333

DAR 1.718007 5.506262

ROA 1.782281 6.847515

CSRD -.3635119 3.267667 Dapat


dilihat
dari table diatas bahwa uji normalitas menunjukan bahwa variable yang
digunakan sudah terdisribusi dengan normal. Hal tersebut dikarenakan
hasil pengukuran skewness yang dinyatakan kurang dari 3 dan pengukuran
kurtosis yang menghasilkan angka dibawah 10. Dengan demikian, data
dapat dikatakan telah memenuhi asumsi normalitas sehingga tidak
diperlukan adanya treatment guna memperbaiki distribusi data yang tidak
normal.

4.3.2.2 Uji Multikolinieritas

Uji multikolinearitas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui


apakah pada suatu model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel
independent (Ghozali, 2016). Pengujian multikolinearitas bertujuan untuk
mengetahui apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar
variabel independent/ atau variable bebas (Ghozali, 2016). Hal tersebut
berarti standar error besar, akibatnya ketika koefisien diuji, t-hitung akan
bernilai kecil dari t-tabel. Hal ini menunjukkan tidak adanya hubungan
linear antara variabel independent atau variabel bebas yang dipengaruhi
dengan variabel dependen atau variabel terikat.

Untuk menemukan terdapat atau tidaknya multikolinearitas pada


model regresi dapat diketahui dari nilai toleransi dan nilai variance
inflation factor (VIF). Nilai Tolerance mengukur variabilitas dari variabel
bebas yang terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas
lainnya. Jadi nilai tolerance rendah sama dengan nilai VIF tinggi,
dikarenakan VIF = 1/tolerance, dan menunjukkan terdapat kolinearitas
yang tinggi. Nilai cut off yang digunakan adalah untuk nilai tolerance 0,10
atau nilai VIF diatas angka 10.

Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji dan mengetahui


apakah dalam suatu model regresi ditemukan adanya korelasi yang tinggi
atau sempurna antar variabel independen. Pengujian ini dapat diketahui
dengan melihat nilai toleransi dan nilai variance inflation factor (VIF).
Pengujian dilakukan dengan melihat nilai VIF atau variance inflation
factors. Apabila nilai centered VIF (Variance Inflation Factor).
Tabel 5. Hasil Uji Multikolinearitas

Variable VIF 1/VIF

CSRD 110.20 0.009075

intercept 109.21 0.009157

DAR 2.13 0.469946

ROA 1.39 0.719926

Mean VIF 55.73

Dapat dilihat pada table 5 diatas, dapat dilihat bahwa variabel-


variabel yang digunakan pada penelitian belum terbebas dari
permasalahan multikolinearitas. Hal ini dikarenakan niali VIF berada
diantara diatas 10. Dengan demikian variabel independen diangap belum
terbebas dari multikolinearitas dan perlu adanya perlu adanya treatment
yang dilakukan untuk mengatasi permassalahan ini. Dengan demikian
peneliti telah melakukan treatment tersebut pada aplikasi stata dan
mendapatkan hasil akhir dari uji multikolineritas sebesar 1,90.

4.3.2.3 Uji Heterokedastisitas

Uji Heteroskedastisitas adalah uji yang menilai apakah ada


ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model
regresi linear. Uji ini merupakan salah satu dari uji asumsi klasik yang
harus dilakukan pada regresi linear. Apabila asumsi heteroskedastisitas
tidak terpenuhi, maka model regresi dinyatakan tidak valid sebagai alat
peramalan.
Table 6. Hasil Uji Heterokedastisitas

Keterangan Hasil
chi2(1) 2.46
Prob > chi2 0.1171

Nilai diatas menunjukkan bahwa varians merupakan homogen atau


tidak terjadi gejala heteroskedatisitas. Tabel 6 menunjukkan bahwa
variabel ukuran perusahaan, leverage, dan profitabilitas memiliki nilai
lebih dari 0,05 atau dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
heteroskedatisitas.

4.3.3 Uji Model Data Panel

Data panel merupakan salah satu data kombinasi antara data cross
section atau data di satu waktu tertentu yang disandingkan dengan data
time series atau data runtun waktu. Data panel dalam istilah metode
kuantitatif juga disebut dengan data pooling. Penggunaan data panel
mempunyai beberapa keunggulan dibandingkan dengan data runtut waktu
dan data antar ruang.

Pertama, dapat menyediakan data dalam jumlah besar,


meningkatkan derajat kebebasan, mengurangi kolinearitas antara variabel
penjelas, dan mencapai estimasi ekonometrik yang efisien. Kedua, ini
memberi para peneliti informasi penting yang tidak dapat disediakan oleh
deret waktu dan data spasial. Keuntungan lain menggunakan data panel
adalah data panel dapat memberikan lebih banyak informasi dan variabel,
mengurangi kolinearitas antar variabel yang diamati, serta meningkatkan
derajat kebebasan dan efisiensi.

Ada tiga model untuk melakukan pengujian ini yaitu Common


Effect Model, Fixed Effect Model dan Random Effect Model. Untuk
menentukan apakah suatu model memadai, dilakukan uji spesifikasi
model berupa uji multiplier Chow, Hausman, dan Lagrange.

4.3.3.1 Uji Chow

Uji Chow bertujuan untuk menentukan menggunakan model yang


terbaik antara Common Effect Model (CEM) atau Fixed Effect
Model (FEM) dalam mengestimasi data panel. Chow test merupakan uji
untuk membandingkan model common effect dengan fixed
effect (Widarjono, 2009). Chow test dalam penelitian ini menggunakan
program Stata 14. Uji Chow bertujuan untuk menentukan model yang
terbaik antara pendekatan Common Effect atau pendekatan efek tetap
(Fixed Effect) yang akan digunakan untuk melakukan regresi data panel.
Dasar pengambilan keputusan dalam uji chow dilihat dari nilai probability
cross-section F.

Table 7. Hasil Uji Chow

Keterangan Hasil
F( 13,23) 3.58
Prob > F 0.0037

Dapat dilihat dari haril penghitungan uji chow diatas yang


menunjukan nilai probabilitas sebesar 0,0038 yang berarti prob < 0,05
(nilai signifikan). Maka, dapat disimpulkan bahwa model regresi yang
oaling baik untuk dipilih adalah Fixed Effect Model. Langkah berikutnya
setelah melakukan uji chow ini yaitu untuk menentukan model regresi
mana yang terbaik antara Fixed Effect Model dengan Random Effect
Model.

4.3.3.2 Uji Hausman


Uji Hausman diartikan sebagai pengujian yang bertujuan untuk
memilih model terbaik, yaitu antara model fixed effect dan model random
effect. Tes Hausman, atau tes Hausman, adalah tes yang bertujuan untuk
menentukan metode terbaik antara fixed effect atau random effect. Tujuan
Hausman test adalah untuk mengidentifikasi model terbaik antara metode
random effect dan fixed effect yang sebaiknya digunakan dalam
pemodelan data panel. Dasar pengambilan keputusan dalam uji Hausman
dilihat dari nilai probabilitas random cross section.

Table 8. Hasil Uji Hausman

Keterangan Hasil
chi2(2) 2.04
Prob>chi2 0.3602

Dari perhitungan uji Hausman pada tabel di atas terlihat nilai


probabilitas sebesar 0,3602 yang berarti probabilitas > 0,05 (nilai
signifikan). Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa model regresi yang
dipilih paling baik adalah model random effect. Hal ini menunjukkan
bahwa model random effect lebih baik daripada model fixed effect. Setelah
pengujian ini, terdapat pengujian lain untuk melihat model regresi terbaik
antara model fixed effect dan model random effect.

4.3.3.3 Uji Lagrangian Multiplier

Uji Lagrange Multiplier Test atau biasa disebut dengan istilah


Lagrangian Multiplier Test adalah analisis yang dilakukan dengan tujuan
untuk menentukan metode yang terbaik dalam regresi data panel, apakah
akan menggunakan common effect atau random effect.

Table 9. Hasil Uji Lagrangian Multiplier

Keterangan Hasil
chibar2(01) 6.51
Prob > chibar2 0.0054
Dari hasil perhitungan pengujian di atas terlihat bahwa nilai
probabilitasnya adalah 0,0054 yang berarti probabilitasnya , 0,05 (nilai
signifikan). Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa model regresi yang dipilih
paling baik adalah model random effect. Dapat disimpulkan berdasarkan hasil
uji ini bahwa Random Effect Model menjadi model terbaik daripada
Common Effect Model.

Dari ketiga uji diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa dari ketiga
model yang telah diuji dengan masing-masing alat penguji, model random
effect merupakan model yang sangat tepat untuk melakukan penelitian ini.

4.3.4 Analisis Regresi Data Panel (Regresi Berganda)

Analisis regresi data panel adalah analisis regresi dengan


menggunakan data panel sebagai struktur datanya. Estimasi parameter
dalam analisis regresi umumnya dilakukan pada data cross-sectional
dengan menggunakan metode estimasi least square atau least square
(OLS).

Regresi data panel menggabungkan data cross-sectional dengan


data time series, dimana unit cross-sectional yang sama diukur pada waktu
yang berbeda. Dengan kata lain, data panel adalah data dari orang yang
sama yang diamati selama periode waktu tertentu. Jika terdapat periode T
(t = 1.2,...,T) dan N jumlah orang (i = 1.2,...,N), maka terdapat total satuan
pengamatan NT dalam data panel. Jika setiap orang memiliki jumlah
satuan waktu yang sama, data tersebut disebut panel berimbang. Di sisi
lain, jika jumlah satuan waktu berbeda untuk setiap individu, kita memiliki
panel yang tidak seimbang.
Table 10. Hasil Uji Regresi Data Panel

Regression Model
Variable Random Effect Model
Coefficient Prob. > ǀtǀ
Cons. 1.596764 0.000
LN -5.769 0.011
DAR .0284139 0.696
ROA .2361722 0.775
CSRD = 1.596764+ 5.76SIZE + 0,0284139DAR –
0,2361722ROA + e

Dari persamaan tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut: Nilai


konstanta sebesar 1.596764 menunjukkan tanpa adanya pengaruh dari
ukuran perusahaan, leverage, dan profitabilitas maka nilai indeks
pengungkapan CSR adalah 1.596764. Nilai koefisien ukuran perusahaan
sebesar -5.769 menunjukkan bahwa setiap peningkatan nilai ukuran
perusahaan sebesar 1 satuan akan mempengaruhi nilai indeks
pengungkapan CSR sebesar -5.769. Nilai koefisien leverage sebesar
0,0284139 menunjukkan setiap peningkatan nilai leverage sebesar 1
satuan maka akan mempengaruhui indeks pengungkapan CSR sebesar -
0,0284139. Nilai koefisien profitabilitas sebesar 0,2361722 menunjukkan
setiap peningkatan nilai profitabilitas sebesar 1 satuan maka akan
mempengaruhi nilai indeks pengungkapan CSR sebesar 0,2361722.

4.3.5 Uji Hipotesis dan Analisis

4.3.5.1 Uji Parsial (T)

Uji t dilakukan untuk menguji hipotesis penelitian mengenai


pengaruh dari masing-masing variabel bebas secara parsial terhadap
variabel terikat. Uji T (Test T) adalah salah satu test statistic yang
dipergunakan untuk menguji kebenaran atau kepalsuan hipotesis yang
menyatakan bahwa diantara dua buah mean sampel yang diambil
secara random dari populasi yang sama, tidak terdapat perbedaan yang
signifikan (Sudjiono, 2010). T-statistics merupakan suatu nilai yang
digunakan guna melihat tingkat signifikansi pada pengujian hipotesis
dengan cara mencari nilai T-statistics melalui prosedur bootstrapping.
Pada pengujian hipotesis dapat dikatakan signifikan ketika nilai T-
statistics lebih besar dari 1,96, sedangkan jika nilai T-statistics kurang
dari 1,96 maka dianggap tidak signifikan (Ghozali, 2016).

Table 11. Hasil Uji T

Regression Model
Variable Random Effect Model
Coefficient T Prob. > ǀtǀ
Cons. 1.596764 -2.67 0.000
LN -5.7609 0.39 0.011
DAR .0284139 0.29 0.696
ROA .2361722 0.72 0.775

Berdasarkan tabel yang disajikan diatas, Variabel ukuran


perusahaan (X1) memiliki nilai t sebesar 0,39 dengan nilali probabilitas
0,011 yaitu lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05 (5%). Nilai probabilitas
lebih kecil dari alpha (0,05) menunjukkan bahwa H1 didukung. Hal ini
menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap
pengungkapan CSR. Variabel leverage (X2) memiliki nilai t sebesar 0,29
dengan nilai probabilitas 0,696 yaitu lebih besar dari taraf signifikansi 0,05
(5%). Nilai probabilitas lebih besar dari alpha (0,05) menunjukkan bahwa
H2 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa variabel leverage tidak memiliki
pengaruh signifikan terhadap pengungkapan CSR. variabel profitabilitas
(X3) memiliki nilai t sebesar 0,72 dengan nilai probabilitas 0,775 yaitu
lebih besar dari taraf signifikansi 0,05 (5%). Nilai probabilitas lebih besar
dari alpha (0,05) menunjukkan bahwa H3 ditolak. Hal ini menunjukkan
bahwa tidak terdapat pengaruh signifikan antara variabel profitabilitas
terhadap pengungkapan CSR.

4.3.5.2 Uji Koefisien Determinansi (R2)

Uji koefisien determinasi dilakukan untuk mengetahui seberapa


besar variabel endogen secara simultan mampu menjelaskan variabel
eksogen. Semakin tinggi nilai R2 berarti semakin baik model prediksi dari
model penelitian yang diajukan. Uji koefisien determinasi (R2) dilakukan
untuk menentukan dan memprediksi seberapa besar atau penting
kontribusi pengaruh yang diberikan oleh variabel independen secara
bersama – sama terhadap variabel dependen. Nilai koefisien determinasi
yaitu antara 0 dan 1. Jika nilai mendekati 1, artinya variabel independen
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variabel dependen. Namun, jika nilai R2 semakin kecil,
artinya kemampuan variabel – variabel independen dalam menjelaskan
variabel dependen cukup terbatas (Ghozali, 2016).

Table 12. Hasil Uji Koefisien Determinansi

Number of obs 40
R-squared 0.1712
Prob > chi2 0.0872

Berdasarkan tabel yang disajikan di atas, diperoleh hasil koefisien


determinasi sebesar 0,1712 Koefisien determinasi sebesar 0,1712
menunjukkan bahwa variabel ukuran perusahaan, leverage, dan
profitabilitas mampu menjelaskan 17,12 persen keragaman pengungkapan
CSR.

4.4 Pembahasan

Setelah adanya pengohalan data yang sudah dilakukan dengan


menggunakan aplikasi Stata 14 dengan analisis linear berganda untuk
model data panel, didapatkan hasil berupa pengaruh variabel independen
dengan variabel dependen yang digunakan pada penelitian ini. Setelah
melalui beberapa pengujian data, diketahui bahwa ukuran perusahaan
memiliki pengaruh signifikan positif terhadap pengungkapan CSR. Dan
untuk variable leverage dan profitabilitas, keduanya tidak memiliki
pengaruh signifikan terhadap pengungkapan CSR.

4.4.1 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Pengungkapan CSR

Setelah adanya uji parsial T, yang dimana uji tersebut menyatakan


bahwa variabel ukuran perusahaan (X1) memiliki nilai t sebesar 0,39
dengan nilali probabilitas 0,011 yaitu lebih kecil dari taraf signifikansi
0,05 (5%). Nilai probabilitas lebih kecil dari alpha (0,05) menunjukkan
bahwa H1 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan
berpengaruh positif terhadap pengungkapan CSR.

Hasil ini sejalan dengan penelitian dari Dina Gledis Yovana et al.
(2020), Ana Wahyuningsih et al. (2018), dan Ni Kadek Ayu Giri Yanti et
al. (2016), yang juga menyatakan bahwa ukuran perusahaan memiliki
pengaruh signifikan posifit terhadap pengungkapan CSR.

Pengaruh ukuran perusahaan terhadap pengungkapan CSR


berhubungan dengan teori agensi, khususnya utang politik, yang
menyatakan bahwa semakin besar ukuran perusahaan, semakin tinggi
biaya perusahaan. Perusahaan sering mengungkapkan banyak informasi
untuk mengurangi biaya bisnis. Menurut Darwis (2009), perusahaan besar
tidak lepas dari tekanan untuk menarik perhatian banyak orang, sehingga
pengungkapan merupakan hadiah politik daripada tanggung jawab sosial.

4.4.2 Pengaruh Leverage terhadap Pengungkapan CSR

Setelah adanya uji parsial T, yang dimana uji tersebut menyatakan


bahwa variabel leverage (X2) memiliki nilai t sebesar 0,29 dengan nilai
probabilitas 0,696 yaitu lebih besar dari taraf signifikansi 0,05 (5%). Nilai
probabilitas lebih besar dari alpha (0,05) menunjukkan bahwa H2 ditolak.
Hal ini menunjukkan bahwa variabel leverage tidak memiliki pengaruh
signifikan terhadap pengungkapan CSR. Hal ini mendukung penelitian
dari Rafika Anggraini Putri et al. (2014) yang juga menyatakan bahwa
leverage tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap pengungkapan
CSR.

Dijelaskan dalam teori stakeholder menjelaskan bahwa kinerja


perusahaan tergantung pada dukungan dari mereka yang bertanggung
jawab untuk itu dukungan ini harus dicari karena bisnis perusahaan
membutuhkan dukungan ini. Menurut pendapat para aktivis, manajemen
perusahaan yang berpendapatan tinggi akan kurang menunjukkan CSR
agar tidak menarik perhatian kreditur. Menurut Zanirah (2015), untuk
menghindari tekanan dari kreditur, manajemen akan berusaha untuk
mengungkapkan tanggung jawab sosial seminimal mungkin.

4.4.3 Pengaruh Profabilitas terhadap Pengungkapan CSR

Setelah adanya uji parsial T, yang dimana uji tersebut menyatakan


bahwa variabel profitabilitas (X3) memiliki nilai t sebesar 0,72 dengan
nilai probabilitas 0,775 yaitu lebih besar dari taraf signifikansi 0,05 (5%).
Nilai probabilitas lebih besar dari alpha (0,05) menunjukkan bahwa H3
ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh signifikan
antara variabel profitabilitas terhadap pengungkapan CSR. Hal ini
mendukung penelitian dari Dina Gledis Yovana et al.(2020), Ni Putu
Marni Sepian Dewi et al.(2015), dan Rafika Anggraini Putri et al. (2014).

Hal ini menunjukkan bahwa profitabilitas tidak mendukung teori


stakeholder bahwa semakin tinggi profitabilitas maka pengungkapan
CSR suatu perusahaan akan semakin komprehensif. Menurut Darwis
(2009), secara teori profitabilitas berdampak negatif terhadap
pengungkapan CSR ditinjau dari legitimasi. Manajemen perusahaan
percaya bahwa jika perusahaan menguntungkan pada tingkat tinggi, tidak
perlu melaporkan apa pun yang dapat mempengaruhi informasi tentang
informasi keuangannya.Jika rendah, manajemen perusahaan ingin
pengguna laporan membaca kinerja perusahaan yang baik.

4.5 Keterbatasan Penelitian

Dari penelitian sudah peneliti lakukan, masih terdapat banyak


keterbatasan dalam penelitian ini. Keterbatasan yang ada dalam penelitian
ini anatara lain:

1. Sample yang masih terlalu sedikit sehingga jaringan penelitian


menjadi lebih sempit.
2. Periode yang diteliti pada penelitian ini masih terlalu sedikit
3. Variable yang digunakan sudah banyak diteliti oleh peneliti lain
sehingga penelitian ini belum mencapai novelty.
BAB V
PENUTUPAN
5.1 Kesimpulan

Penelitian ini dilakukan untuk menguji faktor-faktor yang mempengaruhi


pengungkapan CSR, antara lain ukuran perusahaan yang diproksikan melalui total
aktiva leverage yang diukur dengan DAR (Debt Asset to Ratio ), dan profitabilitas
yang diukur dengan ROA (Return on Asset). Pengungkapan CSR perusahaan
diukur berdasarkan indeks GRI (Global Reporting Initiative) G4. Sampel
penelitian yang digunakan yang memenuhi kriteria purposive sampling adalah
sejumlah 40 perusahaan perbankan syariah terdaftar di OJK pada tahun 2019-
2021. Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis regresi
berganda.

Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa ukuran perusahaan


memiliki pengaruh signifikan positif terhadap pengungkapan CSR dan
mendukung adanya teori agensi. Sementara untuk variable leverage dan
profitabilitas, dinyatakan bahwa keduanya tidak memiliki pengaruh signifikan
terhadap pengungkapan CSR.

5.2 Saran

Berdasarkan keterbatasan yang peneliti hadapi, penelitian ini diharapkan


dapat memberikan gambaran kepada pemerintah untuk menerbitkan standar baku
dan resmi terkait pengungkapan CSR yang diungkapkan oleh perusahaan,
sehingga tidak terjadi subjektivitas dalam penilaian informasi CSR. Penelitian
selanjutnya diharapkan dapat memperbesar jumlah sampel dengan menggunakan
sector perusahaan yang memiliki banyak jumlah perusahaan seperti perusahaan
manufaktur atau perusahaan jasa yang ada di Indonesia agar data pengujian
statistiknya dapat terdistribusi dengan normal sehingga hasilnya dapat lebih bagus
dari penelitian ini. Selain itu, jumlah sample yang digunakan juga diharapkan agar
lebih besar dibandingkan dengan penelitian ini, sample diharapkan melebihi 30
sample untuk setiap tahunnya. Penelitian selanjutnya juga diharapkan dapat
melakukan penelitian dengan variabel independen yang lebih banyak sehingga
dapat menemukan model pengungkapan CSR yang terjadi di Indonesia secara
lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Agus D., Harjito dan Martono. 2013. Manajemen Keuangan, Edisi kedua.
Yogyakarta: EKONISA.

Ajija, S. R., Sari, D. W., Serianto, R.H., &Primanti, M. R. (2011). Cara Cerdas
Menguasai EViews. Jakarta: SalembaEmpat.

Ana Wahyuningsih, N. M. (2018). Pengaruh Size, Leverage dan Profitabilitas


Terhadap Pengungkapan Csr. Kalbi Socio : Jurnal Bisnis dan Komunikasi.

Aniela Nurminda. 2017. “Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Dan Ukuran Perusahaan


terhadap Nilai Perusahaan”. e-Proceeding of Management,Vol 4. Nomor 1.

Darwis, H. (2009). Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, dan Financial Leverage


terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan High Profile di
BEI. Jurnal Keuangan dan Perbankan, 13(1), 52-61.

Dewi, Wirajaya (2013). Pengaruh struktur modal, profitabilitas, dan ukuran


perusahaan pada nilai perusahaan. ISSN:2302-8556 E-jurnal Akuntansi
Universitas Udayana 4.2 (2013): 358-372

Dina Gledis Yovana, A. K. (2020, April ). PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN,


PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, DAN LEVERAGE
TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
(CSR). Juma : Jurnal Manajemen dan Akundansi, VOLUME 21 NOMOR 1, 15-
24.
Fahmi, Irham, 2014. Manajemen Keuangan Perusahaan dan Pasar Modal. Jakarta :
Mitra Wacana Media.

Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21
Update PLS Regresi. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program IBM SPSS 23
(Edisi 8). Cetakan ke VIII. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Gusti Ayu Dyah Indraswari, I. B. (2014). PENGARUH PROFITABILITAS,


UKURAN PERUSAHAAN, DAN KEPEMILIKAN SAHAM PUBLIK PADA
PENGUNGKAPAN CSR. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 9.3, 816-
828.

Hadi, Nor. 2011. Corporate Social Responsibility. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Harahap, S. S. (2011). Analisis Kritis laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers.

Ida Bagus Gde Indra Wedhana Purba, P. Y. (2015). PENGARUH UKURAN


PERUSAHAAN DAN LEVERAGE TERHADAP PROFITABILITAS DAN
sPENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY. E-Jurnal
Manajemen Unud, Vol. 4, No. 8, 2428-2443.

Murhadi, Werner R. 2013. Analisis Laporan Keuangan, Proyeksi dan Valuasi Saham.
Jakarta: Salemba Empat

Ni Kadek Ayu Giri Yanti, I. G. (n.d.). PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE


DAN UKURAN PERUSAHAAN PADA PENGUNGKAPAN CORPORATE
SOCIAL RESPONSIBILITY. ISSN: 2302-855 E-Jurnal Akuntansi Universitas
Udayana, Vol.17.3., 1752-1779.

Ni Luh Eka Karisma Yanti, I. D. (2021, Februari). PENGARUH UKURAN


PERUSAHAAN, UKURAN DEWAN KOMISARIS, KEPEMILIKAN
INSTITUSIONAL, LEVERAGE, DAN PROFITABILITAS TERHADAP
PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY. Jurnal
Kharisma, VOL. 3 No. 1, 42-51.
Ni Putu Marni Sepian Dewi, I. G. (2015). PENGARUH PROFITABILITAS DAN
KEPEMILIKAN ASING ADA PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY. ISSN: 235202-8429 E-Jurnal Akuntansi Universitas
Udayana, 13.1, 84-98.

Prisila Damayanti, H. P. (2021). PENGARUH GOOD CORPORATE


GOVERNANCE, KEPEMILIKAN SAHAM PUBLIK DAN
PROFITABILITAS TERHADAP TINGKAT PENGUNGKAPAN
CORPORATE SOSIAL RESPONSIBILITY. Jurnal Ekonomi Pembangunan,
Vol. 7, No.2, 94-104.

Rafika Anggraini Putri, Y. J. (2014). PENGARUH PROFATIBILITAS,


LIKUIDITAS, DAN LEVERAGE TERHADAP PENGUNGKAPAN
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY. BUSINESS ACCOUNTING
REVIEW, VOL. 2, NO. 1, 61-70.

Rahmatullaili Ramadhani, D. M. (2021, Maret). Pengaruh Leverage dan Ukuran


Dewan Direksi Terhadap Pengungkapan CSR. Ekonomis: Journal of Economics
and Business, 5(1), 78-83.

Rofiqoh dan Priyadi. (2016). Pengaruh profitabilitas, Leverage, dan ukuran


perusahaan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Jurnal
Ilmu dan Riset Akuntansi. Volume 5, Nomor 10, ISSN : 2460-0585

Santoso, S. (2016). KONSEP CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DALAM


PERSPEKTIF KONVENSIONAL DAN FIQH SOSIAL. AHKAM.

Sitanggang, J. P. (2014). Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: Mitra Wacana


Media

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Supranto , j., & Limakrisna, N. (2013). Petunjuk Praktis Penelitian Ilmiah Untuk
Menyusun Skripsi, Tesis, dan Disertasi Edisi 3. Jakarta: Mitra Wacana Media.
Zanirah, D. N. (2015). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Luas Pengungkapan
Corporate Social Responsibility (CSR) dalam Laporan Tahunan Perusahaan.
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya,
Malang.

Jurnal Internasional

Senan, N. A., Noaman, A. A., Al-dalaien, B. O., & Al-Homaidi, E. (2021). Corporate
social responsibility disclosure and profitability: Evidence from Islamic banks
working in Yemen. Banks and Bank Systems.

Azhariyah, A., Witjaksono, A. D., & Hartono, U. (2021). The Effect of Profitability,
Leverage, Liquidity, Size, and Company Growth on the Dividend Payout Ratio
in the Indonesian Capital Market 2013-2018. Budapest International Research
and Critics Institute-Journal (BIRCI-Journal), 4(1), 1351-1360.

Fahad, & Rahman, M. (2019). Impact of corporate governance on CSR disclosure.


International Journal of Disclosure and Governance.

Handayati, P., Sumarsono, H., & Narmaditya, B. S. (2022). CORPORATE SOCIAL


RESPONSIBILITY DISCLOSURE AND INDONESIAN FIRM VALUE: THE
MODERATING EFFECT OF PROFITABILITY AND FIRM’S SIZE.
JOURNAL OF EASTERN EUROPEAN AND CENTRAL ASIAN RESEARCH,
703-714.

Hapsoro, D., & Sulistyarini, R. D. (2019). The Effect of Profitability and Liquidity on
CSR Disclosure and It's Implication to Economics Consequences. The
Indonesian Accounting Review, 143-154.

Indrati, M., & Aulia, S. O. (2022). The Effect of Firm Size, Profitability, Leverage, and
Financial Distress on Voluntary Disclosure in Annual Report. International
Journal of Science and Society, 326-340.

Kurnia, A. D., SM, B., & Endri. (2022, September). Effect of Liquidity, Leverage,
Profitability, and Firm Size on Corporate Sukuk Rating. International Journal of
Innovative Science and Research Technology, 970-976.
Miniaoui, Z., Chibani, F., & Hussainey, K. (2022). Corporate Governance and CSR
Disclosure: International Evidence for the Period 2006–2016. Risk and
Financial Management.

Rouf, M. A., & Hossan, M. A. (2020). The effects of board size and board composition
on CSR disclosure: a study of banking sectors in Bangladesh. International
Journal of Ethics and Systems.

Anda mungkin juga menyukai