Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN ETIKA MANAJEMEN

Mata kuliah Manajemen Kewirausahaan

Disusun Oleh :
Farid Umawaitina
07241911010

FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS KHAIRUN
2022
Kata Pengantar

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tentang “Taggung
Jawab Sosial dan Etika Manajemen”.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang “Tanggung Jawab Sosial dan
Etika Manajemen” ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Daftar Isi
Kata Pengantar………………………………………………………………………...
Bab I Pendahuluan…………………………………………………………………….
A. Latar Belakang……………………………………………………………………….
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………….…..
C. Tujuan Penulisan…………………………………..………………………………...
Bab II Pembahasan……………………………………………………………………
1. Tanggung Jawab Sosial…………………………………………..………..………....
2. Tanggung Jawab Sosial dari Organisasi…………………………….……………….
3. Konsep Dasar Etika Manajemen…………………………………….……………….
4. Mengukur Etika Manajemen………………………………………………………....
5. Mendorong Pelaksanaan Etika Manajemen…………………………………..………
6. Mengelola Etika dan Tanggung Jawab Sosial…………………………….………….
Bab III Penutup………………………………………………………………………..
A. Kesimpulan……………………………………………………………..…………….
B. Saran……………………………………………………………….…………………
Daftar Pustaka……………………………………………………………………..………......
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Semakin besar suatu organisasi atau perusahaan, maka semakin besar pula tuntutan
masyarakat terhadap organisasi atau perusahaan tersebut. Banyak lembaga bisnis yang
menggunakan segala cara untuk memenangkan persaingan. Oleh karena itu, diharapkan manajer
dapat menjalankan bisnis yang memenuhi syarat dalam etika bisnis manajerial, baik secara moral
maupun norma masyarakat. Organisasi sebagai suatu sistem juga diharapkan dapat memiliki
tanggung jawab sosial terhadap masyarakat.
Ide mengenai Tanggung jawab Sosial atau yang dikenal dengan Corporate Social
Responbility (CSR) kini semakin diterima secara luas. Kelompok yang mendukung wacana
tanggung jawab sosial berpendapat bahwa perusahaan tidak dapat dipisahkan dari para individu
yang terlibat didalamnya, yakni pemilik dan karyawannya. Namun mereka tidak boleh hanya
memikirkan keuntungan finansialnya saja, melainkan pula harus memiliki kepekaan dan
kepedulian terhadap publik.
Dengan penerapan CSR sebagai sebuah program yang wajib sebagai bentuk rasa terima
kasih perusahaan kepada masyarakat dan juga sebagai bentuk perhatian perusahaan terhadap
lingkungan sekitarnya. Di samping itu CSR juga memiliki peranan penting bagi perusahaan yang
menjalankannya,dan juga manfaat yang dapat dirasakan perusahaan bila menjalankan CSR yaitu
diantaranya : Meningkatkan Citra Perusahaan, Mengembangkan Kerja Sama dengan Para
Pemangku Kepentingan, dan Membuka Akses untuk Investasi. Dari sisi masyarakat, CSR akan
sangat membantu meningkatkan kesejahteraan dan kebaikan untuk masyarakat yang
membutuhkan bantuan.
Di dalam makalah ini, kami akan menyampaikan mengenai definisi tanggung jawab
sosial dan etika manajemen disertai dengan sedikit penjabarannya.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah tanggung jawab sosial itu ?
2. Tanggung jawab sosial dari organisasi ?
3. Konsep dasar etika manajemen ?
4. Bagaimana mengukur etika manajemen ?
5. Mendorong pelaksanaan etika dalam manajemen ?
6. Mengelola etika dan tanggung jawab sosial perusahaan ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk memahami pengertian tanggung jawab sosial dan pengertian dari beberapa para ahli
2. Untuk memahami tanggung jawab sosial dari organisasi serta pro kontra tanggung jawab sosial
3. Untuk memahami konsep dasar dan teori etika, nilai-nilai didalam etika manajemen, konflik nilai
dan isu seputar etika
4. Untuk memahami criteria menilai atau mengukur etika
5. Untuk memahami cara perusahaan mendorong pelaksanaan etika didalam manajemen
6. Untuk memahami kode etik, struktur etis, pelatihan etika, whistle-blowing, dan kasus bisnis
tentang etika dan tanggung jawab social
BAB II
PEMBAHASAN

1. Tanggung jawab sosial


Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) adalah
suatu konsep organisasi perusahaan memiliki berbagai bentuk tanggung jawab terhadap seluruh
pemangku kepentingannya, yang di antaranya adalah konsumen, karyawan, pemegang saham,
komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan yang mencakup aspek
ekonomi, sosial, dan lingkungan. Oleh karena itu, CSR berhubungan erat dengan "pembangunan
berkelanjutan", yakni suatu organisasi, terutama perusahaan, dalam melaksanakan aktivitasnya
harus mendasarkan keputusannya tidak semata berdasarkan dampaknya dalam aspek ekonomi,
misalnya tingkat keuntungan atau deviden, tetapi juga harus menimbang dampak sosial dan
lingkungan yang timbul dari keputusannya itu, baik untuk jangka pendek maupun untuk jangka
yang lebih panjang. Dengan pengertian tersebut, CSR dapat dikatakan sebagai kontribusi
perusahaan terhadap tujuan pembangunan berkelanjutan dengan cara manajemen dampak
(minimisasi dampak negatif dan maksimisasi dampak positif) terhadap seluruh pemangku
kepentingannya.
Untuk keperdulian terhadap lingkungan eksternal perusahaan atau pemerintahan melalui
berbagai kegiatan yang dilakukan dalam rangka penjagaan, lingkungan, norma masyarakat,
partisipasi pembangunan sosial lainnya.
CSR merupakan suatu komitmen berkelanjutan oleh dunia usaha untuk bertindak etis dan
memberikan kontribusi kepada pengembangan ekonomi dari komunitas setempat ataupun
masyarakat luas, bersamaan dengan peningkatan taraf hidup pekerjanya beserta seluruh
keluarganya.
Secara keseluruhan tanggung jawab sosial mencerminkan etika perorangan yang diterapkan
oleh perusahaan terutama manajemen puncaknya walau tidak menutup kemungkinan tanggung
jawab sosial dapat didorong oleh lembaga pemerintahan, konsumen, investor, dan oleh perilaku
perusahaan lain/pesaing. Namun demikian, banyak perusahaan yang bersungguh-sungguh dalam
melaksanakan tanggung jawab sosialnya terhadap stakeholder-nya (individu atau kelompok sangat
terkait langsung terhadap kinerja perusahaan).
· Konsumen. Bisnis bertanggung jawab pada konsumennya dengan menjaga kejujuran dan
keterbukaannya. Mereka juga mencoba menetapkan harga yang wajar, garansi, memenuhi
komitmen, dan menjaga kualitas produk yang mereka jual.
· Karyawan. Bisnis bertanggung jawab sosial di dalam kesepakatan mereka dengan
mempekerjakan karyawan dengan wajar, membuat karyawan menjadi bagian dari tim, dan
menghargai martabat dan kebutuhan manusiawinya.
· Investor. Untuk menjaga tanggung jawab sosial terhadap investor, manajer harus mengikuti
prosedur akuntansi yang benar, menyediakan informasi yang tepat pada pemegang saham
mengenai kinerja keuangan, dan mengelola organisasi untuk melindungi hak pemegang saham dan
investasi.
· Pemasok. Hubungan dengan pemasok harus dikelola dengan baik. Banyak perusahaan kini
menyadari pentingnya kerja sama saling menguntungkan dengan pemasok sehingga mereka
melakukan kontrak pembelian dengan negosiasi harga, jadwal.
· Komunitas lokal. Hampir semua bisnis mencoba bertanggung jawab sosial terhadap komunitas
lokalnya. Mereka mungkin berkontribusi dalam program lokal, seperti bakti sosial, beasiswa serta
pengobatan gratis.
Adapula beberapa pendapat dari para ahli mengenai Tanggung jawab sosial atau Corporate
Social Responsibility (CSR), yaitu :
· Konsep awal Corporate Social Responsibility (CSR) berawal dari HOWARD R. BOWEN
pada tahun 1953 dengan definisi yaitu suatu kewajiban atau tanggung jawab sosial dari perusahaan
berdasarkan kepada keselarasan dengan tujuan objektif dan nilai-nilai velue dari suatu masyarakat.
· FRADERICK ET AL mempunyai pemahaman Corporate Social Responsibility (CSR) dapat
diartikan sebagai prinsip yang menerangkan perusahaan harus dapat bertanggung jawab terhadap
efek dari setiap tindakan di dalam masyarakat maupun lingkungan
· ISMAIL SOLOHIN menganggap jika Corporate Social Responsibility (CSR) adalah “salah
satu dari bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap pemangku kepentingan (stakeholder).
· MERRICK DODD menganggap bahwa adalah “suatu pengertian terhadap buruh, konsumen,
dan masyarakat pada umumnya di hormatio sebagai sikap yang pantas untuk di adopsi oleh pelaku
bisnis”.
· SALEM SHEIKH berkata bahwa “Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan
tanggung jawab perusahaan, apakah bersifat sukarela atau berdasarkan undang-undang, dalam
pelaksanaan kewajiban sosial ekonomi dimasyarakat”.

2. Tanggung Jawab Sosial dari Organisasi

Organisasi bisnis akan berhadapan dengan lingkungan organisasinya, baik lingkungan


yang secara langsung memengaruhi dan dipengaruhi oleh kegiatan organisasi bisnis, maupun
lingkungan yang secara tak langsung terkait dengan organisasi bisnis. Pada intinya, setiap
organisasi atau perusahaan pada akhirnya perlu menyadari bahwa apa pun yang dilakukannya
merupakan reaksi atas tuntutan dari lingkungan atau juga sebaliknya merupakan upaya untuk
memengartihi lingkungannya.
Sebagai bagian dari lingkungan masyarakat, maka organisasi bisnis perlu.memiliki
tanggung jawab bahwa kegiatan yang dilakukannya membawa ke arah perbaikan lingkungan
masyarakat pada umumnya, dan bukan sebaliknya. Sebagai contoh, perusahaan yang membuang
limbah seenaknya pada dasarnya kurang 'bertanggung jawab terhadap lingkungan masyarakat.
Dengan demikian, sudah semestinya organisasi bisnis atau perusahaan perlu menyadari
bahwa dirinya memiliki apa yang dinamakan dengan tanggung jawab sosial (corporate social
responsibility). Tanggung jawab sosial ini dapat berupa tanggung jawab terhadap kebersihan
dan kesehatan lingkungan, keadaan ekonomi masyarakat pada umumnya, partisipasi
perusahaan dalam pembangtm,ln lingkungannya, dan lain sebagainya.
Pro dan Kontra Mengenai Tanggung Jawab Sosial Beberapa Pandangan tentang Tanggung Jawab
Sosial Organisasi.
Pandangan Kelompok yang Pro Pandangan Kelompok yang Kontra
Terhadap Tanggung Jawab Sosial dari Terhadap Tanggung Jawab Sosial dari
Organisasi Bisnis Organisasi Bisnis

Kegiatan bisnis sering kali menimbulkan Perusahaan tidak memilki ahli yang
masalah, oleh karena itu sudah semestinya mengkhususkan dalam bidang sosial dan
perusahaan bertanggung jawab atas apa kemasyarakatan, oleh karena itu sulit bagi
yang dilakukannya. perusahaan bertanggung jawab.

Perusahaan adalah begian dari lingkungan Perusahaan yang ikut berpartisipasi dan
sosial masyarakat, oleh karena itu sudah bertanggung jawab dalam lingkungan sosial
semestinya ikut berpartisipasi dan masyarakat justru akan memiliki kekuatan
bertanggung jawab atas apa yang terjadi di untuk mengontrol masyarakat dan itu
masyarakat. indikasi yang kurang baik seara sosial.

Perusahaanbiasanya memiliki sumber daya Akan banyak terdapat konflik kepentingan


untuk menyelesaikan masalah di lingkungan di masyarakat jika perusahaan terlibat dalam
sosial masyarakat. aktivitas sosial.

Perusahaan adalah partner dari lingkungan Tujuan perusahaan bukan untuk motif
sosial kemasyarakatan, sebagaimana halnya sosial, akan tetapi untuk memperoleh profit
juga pemerintah dan masyarakat lain pada dan mencapai tujuan yang diharapkan oleh
umumnya. para pemilik perusahaan.

Terlepas dari pro dan kontra tersebut selayaknya suatu perusahaan memiliki tanggung jawab sosial
sebagai konsekuensi logis keberadaanya dalam lingkungan dan masyarakat. Hanya saja tanggung
jawab sosial yang harus dipikul perusahaan ini semestinya diatur dengan lebih baik oleh
pemerintah sehingga porsinya tidak terlalu menjadi kekuatan yang dominan di masyarakat, namun
bersama-sama dengan pemerintah dan masyarakat untuk mewujudkan lingkungan ke arah yang
lebih baik.
3. Konsep Dasar Etika Manajemen

Pengertian Etika Dalam bukunya Sonny Keraf “Etika Bisnis” dijelaskan mengenai asal
kata etika. Terdapat dua pengertian etika:
Etika : Yunani “ethos”, berarti adat istiadat/kebiasaaan.
Etika : ilmu yang membahas nilai dan norma yang diberikan oleh moralitas dan etika dalam
pengertian pertama di atas mengenai adat istiadat atau kebiasaan tersebut.
Pengertian Etika = Moralitas
“Pengertian harfiah dari etika dan moralitas, sama-sama berarti sistem nilai tentang bagaimana
manusia harus hidup baik sebagai manusia yang telah diinstitusionalisasikan dalam sebuah adat
kebiasaan yang kemudian terwujud dalam pola perilaku yang ajek dan terulang dalam kurun waktu
yang lama sebagaimana laiknya sebu
ah kebiasaan” (Bertens,2000)
Etika merupakan suatu prinsip, nilai dan kepercayaan yang mendefinisikan keputusan dan
tindakan yang benar dan yang salah. Beretika berarti bertindak terbuka dan jujur untuk menjaga
keyakinan dan kepercayaan publik terhadap perusahaan kita.
konsep dasar etika manajemen dapat dibagi menjadi beberapa kelompok diantaranya:
§ Dimensi Etika dalam Manajemen
Menurut Kreitner, Etika pada dasarnya adalah studi mengenai tanggung jawab moral yang terkait
dengan apa yang dianggap benar dan apa yang dianggap salah. Griffin secara ringkas menyatakan
bahwa etika adalah keyakinan akan sesuatu yang dianggap baik dan buruk. Namun Kreitner
mengingatkan bahwa etika manajemen lebih jauh lagi berbicara mengenai nilai-nilai yang dianut
oleh organisasi sehubungan dengankegiatan bisnis yang dijalankannya.
§ Nilai Personal sebagai Standar Etika
Nilai dan norma dalam personal merupakan suatu hal yang penting dalam manajemen sebab hal
itu memiliki peranan penting dalam hal pengambilan keputusan dan etika manajemen. Hal ini
memunculkan perlunya pengkajian seputar nilai personal sebagai standart etika.
Nilai sendiri pada dasarnya merupakan pandangan ideal yang mempengaruhi cara pandang, cara
berfikir, dan perilaku dari seseorang. Nilai personal pada dasarnya merupakan cara pandang, cara
berfikir dan keyakinan yang dipegang oleh seseorang sehubungan dengan segala kegiatan yang
dilakukannya.
§ Nilai Terminal dan Nilai Instrumental
Menurut Kreitner nilai personal dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :
a) Nilai Terminal
Merupakan pandangan dan cara berfikir seseorang yang terwujud melalui perilakunya, yang di
dorong oleh motif dirinya dalam meraih sesuatu.
b) Nilai Instrumental
Adalah pandangan dan cara berfikir seseorang yang berlaku untuk segala keadaan dan diterima
oleh semua pihak sebagai sesuatu yang memang harus diperhatikan dan dijalankan.
Pandangan Empiris mengenai Nilai Personal
a. Nilai Terminal
Nilai-nilai yang perlu dimiliki oleh personal adalah kejujuran, tanggung jawab, kapabilitas, ambisi,
dan independensi.
b. Nilai Instrumental
Nilai-nilai yang mendominasi para pekerja antara lain adalah penghargaan terhadap pribadi,
keamanan dan kesejahteraan keluarga pekerja, kebebasan dan kemerdekaan, dorongan untuh
meraih sesuatu, dan kebahagiaan.

Konflik Nilai
Terdapat 3 jenis konflik nilai yang terdapat dalam perusahaan, yaitu :
a. Konflik Intrapersonal
Pada umumnya terjdi pada individu dengan individu lainnya karena memiliki pandangan dan cara
berfikir yang berbeda.
b. Konflik Individu-Organisasi
Merupakan konflik yang terjadi pada saat nilai yang dianut oleh individu berbenturan dengan nilai
yang harus ditanamkan oleh perusahaan. Individu yang cenderung menginginkan kebebasan akan
berbenturan dengan nilai yang dianut organisasi yang menuntutnya untuk patuh berdasarkan aturan
main yang mungkin dirasakan sebagai sesuatu yang formal dan mengikat.
c. Konflik antar budaya
Merupakan konflik antar individu maupun antar individu dengan organisasi yang disebabkan oleh
adanya perbedaan budaya di antara individu yang bersangkutan atau juga organisasi yang
bersangkutan.

Beberapa Isu Seputar Etika


Kreitner mengemukakan beberapa uraian tentang isu seputar etika di masa kini yang sering kali
dihadapi oleh perusahaan, antara lain adalah :
1. Penggunaan obat-obatan terlarang
2. Pencurian oleh para pekerja atau korupsi
3. Konflik kepentingan
4. Pengawasan kualitas atau quality control
5. Penyalahgunaan informasi yang bersifat rahasia
6. Penyelewengan dalam pencatatan keuangan
7. Penyalahgunaan penggunaan ase perusahaan
8. Pemecatan tenaga kerja
9. Polusi lingkungan
10. Cara bersaing dari perusahaan yang dianggap tidak etis
11. Penggunaan pekerja atau tenaga kerja di bawah umur
12. Pemberian hadiah kepada pihak-pihak tertentu yang terkait dengan pemegang kebijakan, dll.
4. Mengukur Etika Manajemen
Ada 4 (empat) kriteria etika untuk menilai suatu etika menurut Griffin, yaitu :

1) Dari sisi manfaat (benefits)


Semua pihak bisa merasakan manfaat dari prestasi yang dilakukan pegawai. Perusahaan
memperoleh manfaat dari hasil kerja karas pegawainya yang berprestasi demikian juga bagi
pegawainya. Insentif memberikan manfaat psikis berupa penghargaan terhadap kerja kerasnya
sekaligus manfaat fisik berupa balasan yang seimbang dengan apa yang telah dilakukannya.
2) Pemenuhan hak-hak (rights)
Memberikan insentif kepada pegawai yang berprestasi-jika memang telah ditetapkan aturannya-
memenuhi kriteria pemenuhan hak-hak dari seluruh pihak. Bagi pegawai yang menerima insentif
maka ia terpenuhi haknya setelah memberikan prestasi kepada organisasi, bagi yang tidak
berprestasi maka dia tidak memiliki hak untuk mendapatkan insentif hingga dia dapat
menunjukkan prestasinya.
3) Prinsip keadilan (justice)
Tindakan pemberian insentif bagi pegawai yang berprestasi memenuhi prinsip keadilan yaitu
dengan memberikan perlakuan yang seimbang dengan apa yang telah ditunjukkan pegawai dalam
pekerjaanya.
4) Pemeliharaan (caring)
Pemberian insentif akan mampu menjaga konsistensi produktivitas kegiatan organisasi,
dikarenakan jenis pemberian insentif dapat memacu pegawai untuk bekerja lebih baik bagi
organisasinya. Disisi lain juga tetap memeliara motivasi pegawai yang telah menunjukkan prestasi
yang baik melalui penghargaan dengan pemberian insentif.

5. Mendorong Pelaksanaan Etika dalam Manajemen

Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa etika manajemen sebagai bagian dari tanggung jawab
sosial perusahaan perlu diwujudkan di masa-masa mendatang. Ada beberapa hal yang mungkin
dapat dilakukan oleh perusahaan sehubungan dengan dorongan untuk melaksanakan etika dalam
manajemen. Beberapa hal yang mungkin dapat dilakukan, diantaranya adalah :
v Pelatihan Etika
Manusia pada dasarnya membutuhkan pembiasaan dalam melakukan sesuatu. Sebuah organisasi
dalam menjalankan kegiatan pada kenyataannya memerlukan waktu dalam mewujudkannya.
Dengan demikian etika dalam bisnis maupun etika dalam manajemen perlu adanya pembiasaan-
pembiasaan yang diberlakukan kepada pelaku organisasi, dari mulai level tertinggi hingga
terendah.
v Advokasi Etika
Adalah upaya perusahaan untuk menjalankan etika dalam kegiatannya dengan cara menempatkan
orang atau tim khusus dalam tim manajemen perusahaan yang bertugas untuk mengontrol dan
mengawasi segala kegiatan perusahaan agar tetap memenuhi standar etika.
v Standar aturan mengenai etika perusahaan
Implementasi dari hal ini akan efektif jika memenuhi dua syarat yaitu :
1. Perusahaan perlu menyatakan secara spesifik kepada publik mengenai code of ethics yang mereka
jalankan
2. Agar code of ethics ini bisa berjalan secara efektif perlu adanya dukungan dari tim manajemen
puncak melalui sistem pengawasan tertentu seperti reward atau punishment system.
v Keterlibatan masyarakat dalam mengontrol etika bisnis
Upaya untuk menjamin perusahaan akan menjalankan kegiatannya secara lebih beretika adalah
dengan melibatkan publik dalam setiap kegiatan perusahaan yang dianggap tidak beretika. Upaya
ini akan mendorong perusahaan agar benar-benar memperhatikan kepentingan publik, dan
mencoba mengingatkan perusahaan bahwa jika kegiatan tidak etis dilakukan, maka perusahaan
akan menghadapi konsekuensi logis berupa penilaian buruk dari masyarakat.

6. Mengelola etika dan tanggung jawab sosial

· Kode Etik
Kode etik adalah pernyataan resmi dari nilai-nilai yang dianut oleh perusahaan yang berkaitan
dengan persoalan etika dan sosial.
· Struktur etis
Struktur etis mewakili beragam sistem posisi dan program yang dapat dilaksanakan oleh
perusahaan untuk menerapkan perilaku beretika. Komite etika adalah kelompok eksekutif yang
ditunjuk untuk mengawasi perusahaan. Kepala pegawai etika adalah eksekutif perusahaan yang
mengawasi etika dan kepatuhan hukum.
· Pelatihan Etika
Pelatihan etika adalah program pelatihan untuk membantu para pegawai dalam menghadapi
pegawai dalam menghadapi persoaln etika dan nilai-nilai
· Whistle-Blowing
Whistle-Blowing adalah penyingkapan yang dilakukan seorang pegawai atas praktik-praktik
ilegal,moral,atau tidak sah yang dilakukan organisasi.
· Kasus Bisnis Tentang Etika dan Tanggung Jawab Sosial
Sebagian besar manajer sekarang menyadari bahwa memperhatikan etika dan tanggung jawab
sosial adalah sama pentingnya dengan memperhatikan pengeluaran, keuntungan, dan pertumbuhan
bisnis. Secara alami, hubungan antara etika dan tanggung jawab sosial perusahaan dengan kinerja
keuangannya berkaitan dengan gelar manajer dan gelar sarjananya.

STUDI KASUS
TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN ETIKA MANAJEMEN
KANTOR NOTARIS SARTIKA DEWI, SH.,M.Kn
Notaris adalah sebuah sebutan profesi untuk seseorang yang telah mendapatkan pendidikan
hukum yang dilisensi oleh pemerintah untuk melakukan hal-hal hukum, khususnya sebagai saksi
penandatanganan pada dokumen. Bentuk profesi notaris berbeda-beda tergantung pada sistem
hukum.
Pekerjaan notaris dapat dilacak balik ke abad ke 2-3 pada masa roma kuno, di mana mereka dikenal
sebagai scribae, tabellius atau notarius. Pada masa itu, mereka adalah golongan orang yang
mencatat pidato.
Istilah notaris diambil dari nama pengabdinya, notarius, yang kemudian menjadi istilah/titel bagi
golongan orang penulis cepat atau stenografer. Notaris adalah salah satu cabang dari profesi
hukum yang tertua di dunia.
Jabatan notaris ini tidak ditempatkan di lembaga eksekutif, legislatif, ataupun yudikatif. Notaris
diharapkan memiliki posisi netral, sehingga apabila ditempatkan di salah satu dari ketiga badan
negara tersebut maka notaris tidak lagi dapat dianggap netral. Dengan posisi netral tersebut, notaris
diharapkan untuk memberikan penyuluhan hukum untuk dan atas tindakan hukum yang dilakukan
notaris atas permintaan kliennya. Dalan hal melakukan tindakan hukum untuk kliennya, notaris
juga tidak boleh memihak kliennya, karena tugas notaris ialah untuk mencegah terjadinya masalah.
1. Manajemen Kantor Notaris
Kantor Notaris terikat pada UUJN dan Kode Etik, sehingga Kantor Notaris ada keterbatasan-
keterbatasan dalam menangani masalah, terutama adanya pekerjaan-pekerjaan yang tidak boleh
didelegasikan kepada orang lain.
Para klien semakin canggih dalam membeli jasa-jasa Notaris, sehingga menuntut para Notaris
agar lebih efisien dan efektif dalam pemberian jasa-jasa Notaris.
Manajemen yang lebih baik, bagi Kantor Notaris dapat digambarkan sebagai berikut :
a. Tugas dari klien dapat diselesaikan dengan cepat dan tepat.
b. Jasa-jasa Notaris dalam hal-hal tertentu, memberikan nilai ekonomis bagi klien dan Notaris.
c. Notaris dan para asistennya dapat mengikuti perkembangan dengan cara mengikuti
pendidikan-pendidikan khusus yang secara tepat dapat dimanfaatkan.
d. Terdapat pemerataan beban kerja bagi para asisten dan staf sehingga masing-masing
asisten/staf tersebut mempunyai kesempatan untuk memenuhi tugas profesional.
e. Para asisten yang baru, diharapkan dilatih dengan cara terencana dan terkoordinasi, dididik
dan diintegrasikan dalam organisasi.
f. Tenaga penunjang yang terlatih baik, selalu tersedia dan diberi motivasi yang memadai dan
diawasi.
g. Terdapat perencanaan organisasi dan perencanaan yang efektif, sehingga dapat segera
diketahui jika terdapat hal-hal yang merugikan dan ditanggulangi secara efektif.
h. Program imbalan atau pendapatan asisten, staf dan karyawan yang layak dan memadai dapat
memberikan semangat bekerja bagi kepentingan kantor.
2. Penataan Arsip Kantor Notaris
Arsip Kantor Notaris dapat dibagi dalam 2 bagian, yaitu :
1. Arsip yang dikehendaki oleh Undang-Undang atau Peraturan-Peraturan.
2. Arsip pendukung, baik untuk mendukung arsip yang disebut dalam sub 1 tersebut maupun
arsip-arsip untuk mendukung administrasi Kantor Notaris.
Arsip-arsip yang dimaksud dalam sub 1 adalah :
1. Buku Repertorium.
2. Buku Daftar Surat Di Bawah Tangan Yang Disahkan.
3. Buku Daftar Surat Di Bawah Tangan Yang Dibukukan.
4. Buku Daftar Protes.
5. Buku Daftar Wasiat.
6. Klapper Buku Daftar Akta.
7. Klapper Buku Daftar Surat Di Bawah Tangan Yang Disahkan.
Sedangkan arsip-arsip pendukung, antara lain terdiri dari arsip-arsip PT, arsip Bank/Lembaga
Keuangan, Arsip Klien/Customer.
Arsip/file PT. dapat disusun berdasarkan nama badan hukum menurut urutan abjad yang disusun
pada tempat yang mudah terlihat dan mudah diambil sewaktu-waktu.
Dalam file tersebut dapat berisi data-data yang berhubungan dengan PT. tersebut, misalnya
adalah anggaran dasar lengkap berikut semua perubahannya, file transaksi baik mengenai saham-
saham PT. tersebut maupun transaksi barang lain dimana PT. tersebut sebagai salah satu
subyeknya, dan lain-lain.
Arsip/file tembusan semua akta disusun berdasar nomor urut bulanan yang tentunya juga
tersimpan dalam bentuk softcopy.
File Softcopy tersebut dapat disimpan di harddisk, flashdisk, maupun cloud drive (Google Drive,
OneDrive, dll).
Oleh karena data juga tersimpan dalam bentuk file computer (softcopy), maka bisa dikatakan
bahwa file tersebut (fisik) merupakan arsip mati karena jarang sekali diambil atau dipergunakan
dan akhirnya praktis hanya memenuhi tempat saja dan menghabiskan kertas doorslag.
Arsip-arsip lain yang juga ada pada kantor-kantor lain selain kantor Notaris, misalnya arsip surat
masuk, arsip surat keluar, administrasi kepegawaian, arsip keuangan dan sebagainya, tidak di
uraikan disini.

3. Sistem Informasi Notaris


Berkaitan dengan masalah sistem informasi notarus dibagi menjadi beberapa bagian :

a.Umum
Sistem informasi notaris ditujukan untuk mengontrol dan mengendalikan pembuatan akta, jasa
pengurusan lain, keuangan (pembayaran akta dan piutang akta, kas masuk, kas keluar), dan
sekaligus menyajikan berbagai informasi yang dapat digunakan untuk:
a. Meningkatkan pelayanan kepada klien.
b. Sebagai bahan untuk pngambilan kebijaksanaan dalam meningktkan efektivitas dan efisiensi kerja
kantor.
Ruang lingkup dari sistem informasi notaris ini adalah mencakup semua kegiatan proses yang ada
pada kantor notaris. Adapun proses tersebut dimulai dari order masuk dari klien/customer sampai
dengan order tersebut selesai dan terjadi serah terima dengan cutomer/klien terebut serta yang
berhubungan dengan keuangan.

b. Prosedur
Supaya kegiatan pembuatan akta dapat dimonitor, maka pembuatan akta dibagi atas beberapa
tahap, yaitu :
1. Penelitian data
2. Konsep Minuta
3. Pemeriksaan Konsep Minuta
4. Perbaikan (jika terdapat revisi)
5. Tanda Tangan Minuta
6. Penomoran Akta
7. Penomoran/Masuk Repertorium
8. Renvoi
9. Editing
10. Pencetakan
11. Koreksi
12. Perbaikan Koreksi
13. Penjilidan
14. Tanda Tangan Notaris

Untuk setiap akta yang akan dibuat/diproses, disediakan sebuah Map yang terlebih dahulu telah
diberi nomor. Pemantauan akta tersebut dilakukan berdasarkan Map tersebut. Pertama sekali yang
harus direkam adalah nomor Map, judul Akta, jumlah akta, nama perusahaan pembuat akta,
tanggal minuta, tanggal tanda tangan, jumlah salinan akta dan status pembayaran.
Jika sebuah akta telah selesai melewati satu tahap, maka tanggal dan jam selesai tahap tersebut
berikut initial petugas yang bertanggung jawab atas tahap tersebut disimpan ke komputer.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian diatas, dapat kita ambil kesimpulan bahwa Tanggung jawab sosial
dapat dikatakan sebagai kontribusi terhadap tujuan pembangunan berkelanjutan dengan cara
manajemen berdampak kepada seluruh pemangku kepentingannya antara lain konsumen,
karyawan, investor, pemasok dan lain sebagainnya. Tanggung jawab dari organisasi harus
membawa ke arah perbaikan di lingkungan masyarakat organisasi tersebut sebagai konsekuensi
logis keberadaanya dalam lingkungan tersebut.
Konsep dasar etika menejemen lebih berbicara mengenai nilai-nilai yang dianut oleh
organisasi sehubungan dengan bisnis yang dijalani organisasi tersebut. Etika manajemen dapat di
ukur melalui 4 (empat) cara yaitu : dari segi benefit (manfaat), pemenuhan hak-hak dari
pemangku organisasi tersebut, prinsip keadilan dan pemeliharaan organisasi yang bersangkutan.
Mendorong etika dalam manajemen dapat diperlakukan diantaranya pelatihan etika agar
pembiasaan kepada pelaku organisasi, harus memiliki standart aturan etika di suatu perusahaan
untuk keterlibatan masyarakat dalam mengontrol etika itu sendiri.
tanggung jawab sosial perusahaan serta etika manajemen adalah dua hal yang berbeda
namun saling berhubungan, perbedaannya tak hanya terdapat pada kata, melainkan juga pada
makna, Namun keduanya sangatlah berhubungan erat dan merupakan pedoman bagi suatu
perusahaan untuk perkembangannya..

B. SARAN
Dari kesimpulan yang dijabarkan diatas, maka dapat diberi saran antara lain :
1. Alangkah baiknya apabila dipelajari maka diterapkan pula, demi kebaikan internal maupun
eksternal
2. Pengolahan kode etik pun harus ada standart resmi dari nilai-nilai yang di muat perusahaan terkait
yang harus berstruktur etis guna mewakili berbagai sistem posisi dapat dilaksanakan oleh
perusahaan untuk menerapkan perilaku beretika..Serta harus didukung juga pelatihan etika yang
berguna untuk membantu pegawai dalam menghadapi etika & nilai perusahaan / organisai yang
bersangkutan.

DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Tanggung_jawab_sosial_perusahaan
http://febriantama96.blogspot.co.id/2016/03/mengelola-etika-dan-tanggung-
jawab.html#sthash.k9LaibCx.dpuf
https://widyaarirosita.wordpress.com/2014/11/03/etika-bisnis-dan-tanggung-jawab-sosial/
https://www.scribd.com/doc/283155686/Modul-5-Etika-Manajemen-Dan-Tanggungjawab-Sosial

Anda mungkin juga menyukai