Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH ETIKA BISNIS

TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN (CSR), PERAN


PEMERINTAN DAN PENEGAKAN REGULASI

Dosen Pengampu : Januar Habibi Mahsyar, S.E., M.M.

Kelompok 9

Anggota :

1. Mia Maryatul Aliyah (20220510431)


2. Renggi Pradita (20220510492)
3. Sona Setiawan (20220510329)

Kelas: Manajemen C (2C)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS KUNINGAN
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia-Nya, kami
selaku mahaiswa Universitas Kuningan dari kelompok 9 kelas Manajemen C dapat menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Dalam makalah ini, kami membahas materi tentang “Tanggung Jawa Sosial Perusahaan
(CSR), Peran Pemerintah dan Penegakan Regulasi”. Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk
menambah pengetahuan mengenai materi “ Tanggung Jawa Sosial Perusahaan (CSR), Peran Pemerintah
dan Penegakan Regulasi” bagi kita pada khususnya, selain itu ditujukan untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah Etika Bisnis. Dalam penyusunan makalah ini, kami berkolaborasi dan bekerja sama dengan baik.
Namun, kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki kekurangan dan membutuhkan saran dan kritik
yang membangun untuk perbaikan ke depannya. Akhir kata, kami berharap makalah ini dapat memberikan
manfaat dan pemahaman yang lebih jelas bagi pembaca. Terima kasih atas perhatian dan kesempatannya.

Kuningan, 02 Januari 2024

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR. ................................................................................................................... 1

DAFTAR ISI................................................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN. .............................................................................................................. 3

1.1. Latar Belakang. ................................................................................................................... 4


1.2. Rumusan Masalah. .............................................................................................................. 4
1.3. Tujuan dan Manfaat. ........................................................................................................... 4
1.4. Batasan Pembahasan. .......................................................................................................... 4

BAB II LANDASAN TEORI.

2.1 Pengertian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR). ..................................................... 5


2.2 Konsep tanggung jawab sosial Perusahaan (CSR). ............................................................ 5
2.3 Prinsip dalam melaksanakan CSR. ..................................................................................... 8
2.4 Karakteristik CSR. .............................................................................................................. 8
2.5 Peran Pemerintah dalam CSR. ........................................................................................... 8
2.6 Penting nya penengakan regulasi. ....................................................................................... 9
BAB III OBJEK MAKALAH (STUDI KASUS). ........................................................................ 10
BAB IV PEMBAHASAN. ............................................................................................................. 11
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. ........................................................................................ 12
KESIMPULAN. ....................................................................................................................... 12
SARAN. ................................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA. .................................................................................................................... 13

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perbincagan soal etika bisnis semakin mengemukan mengingat arus globalisasi semakin deras
terasa. Globalisasi memberikan tatanan ekonomi batru. Para pelaku bisnis dituntut melakukan bisnis
secara fair. Segala bentuk perilaku bisnis yang dianggap “Kotor” seperti pe,borosan manipulasi,
monopoli, dumping, menekan upah buruh, penemuan lingkungan, dan kolusi tidak sesuai dengan
etika bisnis.
Pada saat Perusahaan semakin banyak berkembang, maka pada saat itu pula kesenjangan social
dan kerusakan lingkungannya sekitar dapat terjadi. Karena itu muncul pula kesadaran untuk
mengurangi dampak negatif. Banyak Perusahaan swasta mengembangkan apa yang di sebut
Corporate Sosial Responsibility (CSR). Banyak peneliti yang menemukan terdapat hubungan positff
antara akuntasi pertanggung jawaban social dengan kinerja keuangan, walaupun dampaknya dalam
jangka Panjang. Penerapan CSR tidak lagi dianggap sebagai cost melainkan inveestasi perusahaan.
Tanggung jawab sosial perusahaan atau yang biasa disebut corporate social responsibility (CSR)
merupakan bentuk kepedulian perusahaan terhadap masyarakat agar perusahaan tidak hanya
beroperasi untuk kepentingan para pemegang saham (shareholder), tetapi juga untuk kemakmuran
pihak stakeholder dalam praktik bisnis, yaitu para pekerja, konsumen, komunitas lokal, lembaga
swadaya masyarakat (LSM) dan lingkungan. Pelaksanaan kegiatan CSR sesuai dengan konsep triple
bottom line menurut ohn Elkington (1997) tidak hanya berfokus terhadap pelestarian lingkungan
(planet) tetapi juga bertanggungjawab terhadap masyarakat (people) dan pemenuhan perekonomian
(profit). Planet merupakan lingkungan fisik perusahaan yang memiliki signifikansi terhadap eksistensi
perusahaan, mengingat lingkungan merupakan tempat dimana perusahaan melakukan kegiatan
operasional. People merupakan lingkungan masyarakat (community) yang mempengaruhi dan
dipengaruhi oleh perusahaan, karena kelangsungan hidup perusahaan didukung oleh masyarakat
sekitar. Hal ini merupakan poin penting dari kemauan dan kemampuan perusahaan untuk
mendekatkan diri dengan masyarakat melalui kegiatan CSR. Profit merupakan salah satu bentuk
tanggungjawab yang harus dicapai perusahaan, karena profit adalah orientasi utama perusahaan
Melalui CSR perusahaan tidak semata memprioritaskan tujuannya pada memperoleh laba setinggi-
tingginya, melainkan meliputi aspek keuangan, sosial, dan aspek lingkungan lainnya. Konsep tanggung
jawab sosial perusahaan yang telah dikenal sejak 1970-an, merupakan kumpulan kebijakan dan praktik
yang berhubungan dengan stakeholders, nilai-nilai, pemenuhan ketentuan hukum, penghargaan
masyarakat, lingkungan, serta komitmen perusahaan untuk berkontribusi dalam pembangunan secara
berkelanjutan.
Pelaksanaan corporate social responsibility telah diatur oleh pemerintah di dalam Undang-
Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, yang menyatakan bahwa perseroan yang
menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib
melaksanakan tanggungjawab sosial dan lingkungan.

3
1.1. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR)
2. Bagaimana konsep tanggung jawab sosial Perusahaan (CSR)?
3. Apa saja prinsip dalam melaksanakan CSR?
4. Bagaimana Karakteristik CSR yang baik dan benar?
5. Bagaimana Peran pemerintah dalam CSR?
6. Penting nya penengakan regulasi?

1.2. Tujuan dan Manfaat


1. Mengetahui arti Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
2. Memahami konsep tanggung jawab sosial Perusahaan (CSR)
3. Memahami prinsip-prinsip dalam melaksanakan CSR
4. Memahami karakteristik CSR yang baik dan benar
5. Mengetahui peran pemerintah dalam CSR
6. Memahami Penting nya penengakan regulasi

Manfaat dalam pembuatan makalah ini agar pembaca dapat mengetahui dan
menambah wawasan pembaca mengenai Tanggung jawab sosial Perusahaan & Peran
pemerintah

1.3. Batasan Pembahasan


Makalah ini membahas mengenai Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR).
Peran Pemerintah & Penegakan Regulasi yang Dimana mencakup mengenai
pengertian CSR, konsep CSR, Dampak kesadaran lingkungan dan regulasi pada
praktik CSR, peran pemerintah dalam mendorong CSR, Penting nya penengakan
regulasi serta contoh studi kasus dalam tanggung jawab sosial Perusahaan.

4
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR)


Corporate Social Responsibility (CSR) adalah komitmen dan tanggung jawab perusahaan
atau organisasi untuk memberikan kontribusi jangka panjang dalam membangun kehidupan yang
lebih baik terhadap aspek ekonomi, sosial masyarakat dan lingkungan sekitar sejalan dengan
hukum yang ditetapkan dan norma-norma perilaku internasional, serta terintegrasi dengan
organisasi secara menyeluruh. Komitmen dan tanggung jawab tersebut meliputi aspek-aspek
kemanusiaan sosial masyarakat yang meliputi aspek hidup hajat orang banyak, melebihi kesehatan,
kebersihan, etika, estetika dan moral masyarakat.
Tanggung jawab sosial perusahaan atau CSR merupakan seperangkat kebijakan, praktik
dan program yang terintegrasi di seluruh operasi bisnis dan proses pengambilan keputusan serta
dimaksudkan untuk memastikan bahwa perusahaan memaksimalkan dampak positif dari
operasinya pada masyarakat atau operasi dengan cara yang memenuhi atau melebihi etika, hukum,
komersial, dan harapan publik. CSR adalah upaya bentuk pertanggungjawaban yang seharusnya
dilakukan perusahaan, atas dampak yang ditimbulkan akibat aktivitas operasional-nya baik itu
dampak positif ataupun negatif, dan mungkin dapat berpengaruh terhadap masyarakat internal
maupun eksternal dalam lingkungan Perusahaan.
Tanggung jawab sosial perusahaan juga diartikan sebagai kewajiban perusahaan untuk
merumuskan kebijakan, mengambil keputusan, dan melaksanakan tindakan yang memberikan
manfaat kepada masyarakat. Tanggung jawab sosial perusahaan merupakan kontribusi
menyeluruh dari dunia usaha terhadap pembangunan berkelanjutan, dengan mempertimbangkan
dampak ekonomi, sosial, dan lingkungan dari kegiatannya. Dengan melaksanakan tanggung jawab
sosial secara konsisten dalam jangka panjang, maka akan menumbuhkan rasa penerimaan
masyarakat terhadap kehadiran perusahaan. Kondisi seperti itulah yang pada gilirannya dapat
memberikan keuntungan ekonomi bisnis pada perusahaan yang bersangkutan.

2.2 Konsep tanggung jawab sosial Perusahaan (CSR)


A. Definisi dan lingkup CSR
Corporate Social Responsibility, merujuk pada tanggung jawab sosial perusahaan
terhadap dampaknya terhadap lingkungan dan Masyarakat. Lingkup CSR melibatkan
upaya perusahaan untuk berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan dengan
mempertimbangkan kepentingan stakeholder yang lebih luas, termasuk etiika bisnis,
masyarakat, lingkungan, karyawan, dan pihak lain yang terlibat dalam operasi perusahaan.
Ini mencerminkan komitmen perusahaan untuk menjalankan operasinya secara
bertanggung jawab dan memberikan nilai tambah kepada masyarakat serta
lingkungan di sekitarnya.

5
B. Perkembangan konsep CSR dan sudut pandang historis
Konsep CSR atau Corporate Social Responsibility telah mengalami evolusi
epanjang sejarah bisnis. Awalnya, pada abad ke-19, pendekatan terhadap tanggung jawab
sosial lebih bersifat filantropis, di mana perusahaan memberikan sumbangan amal sebagai
bentuk dukungan kepada masyarakat.
Pada abad ke-20, terjadi pergeseran menuju pandangan bahwa perusahaan memiliki
tanggung jawab lebih luas terhadap stakeholders-nya, mencakup karyawan, pelanggan, dan
masyarakat secara keseluruhan. Konsep ini semakin berkembang seiring meningkatnya
kesadaran akan dampak bisnis terhadap lingkungan dan masyarakat.
Dalam beberapa dekade terakhir, terjadi transformasi lebih lanjut di mana CSR
tidak lagi dianggap sebagai tugas terpisah, tetapi terintegrasi ke dalam strategi bisnis inti.
Perusahaan kini melihat bahwa praktik bisnis yang bertanggung jawab secara sosial dan
lingkungan dapat memberikan keuntungan jangka panjang, seperti peningkatan reputasi,
daya tarik pelanggan, dan keberlanjutan operasional.
Secara keseluruhan, perkembangan konsep CSR mencerminkan perubahan
paradigma dalam pandangan perusahaan terhadap tanggung jawab sosial mereka, dari
filantropi menuju pemahaman yang lebih holistik tentang dampak bisnis terhadap
masyarakat dan lingkungan.

C. Dimensi CSR
Dimensi CSR mencakup berbagai aspek tanggung jawab perusahaan terhadap
masyarakat, lingkungan, dan pihak-pihak terkait. Beberapa dimensi utama CSR meliputi:
• Ekonomi: Tanggung jawab untuk menciptakan nilai ekonomi dengan cara yang
berkelanjutan, termasuk kontribusi pada pertumbuhan ekonomi, penciptaan
lapangan kerja, dan dukungan terhadap pengembangan ekonomi komunitas.
• Sosial: Fokus pada dampak positif perusahaan terhadap masyarakat. Ini melibatkan
upaya untuk meningkatkan kesejahteraan sosial, pendidikan, kesehatan
masyarakat, serta dukungan terhadap komunitas lokal.
• Lingkungan: Tanggung jawab terhadap dampak lingkungan dari kegiatan
operasional perusahaan. Ini mencakup praktik ramah lingkungan, pengelolaan
limbah, efisiensi energi, dan kontribusi pada pelestarian sumber daya alam.
• Tata Kelola Perusahaan (Governance): Menekankan pada prinsip-prinsip tata
kelola yang baik, termasuk transparansi, etika bisnis, dan kepatuhan terhadap
peraturan. Tata kelola perusahaan yang baik juga mencakup pemenuhan hak-hak
pemegang saham dan keterlibatan pemangku kepentingan.
• Stakeholder Engagement (Keterlibatan pihak terkait) : Melibatkan pemangku
kepentingan seperti karyawan, konsumen, pemasok, dan komunitas dalam
pengambilan keputusan perusahaan. Komunikasi terbuka dan keterlibatan aktif
menjadi bagian integral dari dimensi ini.

6
• Inovasi Sosial: Memanfaatkan inovasi untuk menciptakan solusi yang memberikan
dampak positif pada masyarakat. Ini mencakup pengembangan produk atau layanan
yang membantu menyelesaikan tantangan sosial.
• Hak Asasi Manusia: Menghormati dan melindungi hak asasi manusia dalam semua
aspek operasional perusahaan.
Dimensi-dimensi ini dapat bervariasi tergantung pada industri, ukuran perusahaan, dan
konteks regional. Namun, intinya adalah bahwa CSR mencakup upaya perusahaan untuk
mencapai keseimbangan antara keuntungan ekonomi dengan dampak sosial dan
lingkungan yang positif.

D. Manfaat CSR
Pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan memberikan banyak dampak positif baik
bagi perusahaan sendiri, bagi masyarakat, pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya.
Menurut Wibisono (2007), beberapa manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan program
corporate social responsibility adalah sebagai berikut:
• Bagi Perusahaan
Terdapat empat manfaat yang diperoleh perusahaan dengan mengimplementasikan CSR.
Pertama, keberadaan perusahaan dapat tumbuh dan berkelanjutan dan perusahaan
mendapatkan citra yang positif dari masyarakat luas. Kedua, perusahaan lebih mudah
memperoleh akses terhadap modal (capital). Ketiga, perusahaan dapat mempertahankan
sumber daya manusia (human resources) yang berkualitas. Keempat, perusahaan dapat
meningkatkan pengambilan keputusan pada hal-hal yang kritis (critical decision making) dan
mempermudah pengelolaan manajemen risiko (risk management).
• Bagi masyarakat
Praktik CSR yang baik akan meningkatkan nilai-tambah adanya perusahaan di suatu daerah
karena akan menyerap tenaga kerja, meningkatkan kualitas sosial di daerah tersebut. Pekerja
lokal yang diserap akan mendapatkan perlindungan akan hak-haknya sebagai pekerja. Jika
terdapat masyarakat adat atau masyarakat lokal, praktek CSR akan menghargai keberadaan
tradisi dan budaya lokal tersebut.
• Bagi lingkungan
Praktik CSR akan mencegah eksploitasi berlebihan atas sumber daya alam,
menjaga kualitas lingkungan dengan menekan tingkat polusi dan justru perusahaan
terlibat mempengaruhi lingkungannya.
• Bagi negara
Praktik CSR yang baik akan mencegah apa yang disebut corporate misconduct atau
malpraktik bisnis seperti penyuapan pada aparat negara atau aparat hukum yang memicu
tingginya korupsi. Selain itu, negara akan menikmati pendapatan dari pajak yang wajar (yang
tidak digelapkan) oleh perusahaan.

7
2.3 Prinsip dalam melaksanakan CSR
Prinsip pertama adalah kesinambungan atau sustainability ini bukan berarti perusahaan
akan terus-menerus memberikan bantuan kepada masyarakat. Tetapi program yang dirancang
harus memiliki dampak yang berkelanjutan CSR berbeda dengan donasi bencana alam yang
bersifat tidak terduga dan tidak dapat diprediksi itu menjadi aktivitas kedermawanan dan bagus.
Prinsip kedua CSR merupakan program jangka panjang perusahaan mesin menyadari
bahwa sebuah bisnis bisa tumbuh karena dukungan atmosfer sosial dari lingkungan di sekitarnya
karena itu CSR yang dilakukan adalah wujud pemeliharaan relasi yang baik dengan masyarakat ia
bukanlah aktivitas sesaat untuk mendongkrak popularitas atau mengejar profit.
Prinsip ketiga CSR akan berdampak positif kepada masyarakat baik secara ekonomi
lingkungan maupun sosial perusahaan yang melakukan CSR mesti peduli dan mempertimbangkan
sampai ke dampaknya.
Prinsip keempat dana yang diambil untuk CSR tidak dimasukkan ke dalam struktur
perusahaan sebagaimana budget untuk marketing yang pada akhirnya akan ditransformasikan ke
harga jual produk dasar yang benar tidak membebani konsumen

2.4 Karakteristik CSR


• CSR harus mengandung sistem governance yang baik, diantaranya memiliki
transparansi dan akuntabilitas.
• CSR harus mempertimbangkan dan memperhatikan kepentingan pemangku
kepentingan di dalam dan di luar perusahaan.
• CSR harus bisa menciptakan dampak jangka panjang bagi perusahaan dan
Masyarakat.
• CSR harus merupakan kegiatan yang melebihi kepatuhan kepada hukum dan
peraturan yang berlaku.
• CSR sebaiknya mengikuti panduan ISO 2600

2.5 Peran pemerintah dalam CSR


Pemerintah memiliki peran penting dalam Corporate Social Responsibility (CSR) melalui
beberapa cara:

• Mendorong Kepatuhan: Pemerintah membuat regulasi yang mendorong perusahaan


untuk melaksanakan praktik CSR, termasuk aturan terkait perlindungan lingkungan, hak
asasi manusia, ketenagakerjaan, dan kontribusi sosial.
• Penegakan Regulasi CSR: Pemerintah bertanggung jawab untuk menegakkan aturan
dan regulasi terkait CSR agar perusahaan mematuhi standar yang telah ditetapkan,
termasuk sanksi bagi pelanggar.
• Memberikan Insentif: Pemerintah juga dapat memberikan insentif atau penghargaan
kepada perusahaan yang berkinerja tinggi dalam melaksanakan program CSR, seperti
pajak yang lebih rendah atau pengakuan khusus.

8
• Menyediakan Pedoman: Pemerintah dapat memberikan pedoman dan bimbingan
kepada perusahaan mengenai praktik CSR yang efektif, serta menyediakan kerangka
kerja untuk melaporkan dan mengevaluasi dampak dari inisiatif CSR.

Dengan regulasi yang kuat dan penegakan yang efektif, pemerintah berperan dalam
mendorong perusahaan untuk menjalankan praktik CSR yang bertanggung jawab terhadap
masyarakat, lingkungan, dan stakeholder lainnya.

2.6 Pentingnya Penegakan Regulasi CSR


Regulasi pemerintah dalam CSR bertujuan untuk mendorong perusahaan agar bertanggung
jawab secara sosial dan lingkungan. Poin-poin pentingnya termasuk:
• Kewajiban Hukum: Pemerintah membuat undang-undang atau peraturan yang
mengharuskan perusahaan untuk melaksanakan CSR.
• Pengawasan dan Pelaporan: Perusahaan diharuskan untuk melaporkan aktivitas CSR
mereka secara berkala kepada otoritas terkait. Pengawasan ini memastikan kepatuhan
terhadap regulasi.
• Sanksi dan Insentif: Terdapat sanksi bagi perusahaan yang melanggar regulasi CSR,
sekaligus insentif bagi yang memenuhi atau melampaui standar CSR yang ditetapkan.
• Kemitraan dengan Pemerintah: Kerjasama antara pemerintah dan perusahaan dalam
mengembangkan inisiatif CSR yang berdampak positif bagi masyarakat dan
lingkungan.
• Transparansi dan Akuntabilitas: Perusahaan harus transparan dalam kegiatan CSR dan
akuntabel terhadap penggunaan dana serta hasil dari inisiatif CSR yang
mereka jalankan.
Regulasi yang baik dapat memberikan landasan yang kuat untuk CSR dengan menetapkan
standar yang jelas, menegakkan ketaatan terhadap standar tersebut, dan mendorong perusahaan
untuk bertindak secara bertanggung jawab. Namun, keberhasilan implementasi CSR tidak hanya
bergantung pada regulasi, tetapi juga pada komitmen dan nilai internal perusahaan untuk bertindak
secara etis dan berkelanjutan.
Kolaborasi antara sektor publik dan swasta sangat penting dalam membangun ekosistem
yang mendukung CSR yang kuat. Hal ini dapat menciptakan lingkungan di mana perusahaan
merasa didorong dan termotivasi untuk tidak hanya memperhatikan keuntungan ekonomi tetapi
juga dampak sosial dan lingkungan dari operasi mereka

9
BAB III
OBJEK MAKALAH (STUDI KASUS)

MONOPOLI-KASUS PT. PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA


PT. Perusahaan Listrik Negara Persero (PT. PLN) merupakan Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) yang diberikan mandat untuk menyediakan kebutuhan listrik di Indonesia.
Seharusnya sudah menjadi kewajiban bagi PT. PLN untuk memenuhi itu semua, namun pada
kenyataannya masih banyak kasus dimana mereka merugikan masyarakat. Kasus ini menjadi
menarik karena disatu sisi kegiatan monopoli mereka dimaksudkan untuk kepentingan mayoritas
masyarakat dan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat sesuai UUD 1945 Pasal 33 namun disisi lain
tindakan PT. PLN justru belum atau bahkan tidak menunjukkan kinerja yang baik dalam
pemenuhan kebutuhan listrik Masyarakat.
Fungsi PT. PLN sebagai pembangkit, distribusi, dan transmisi listrik mulai dipecah.
Swasta diizinkan berpartisipasi dalam upaya pembangkitan tenaga listrik. Sementara untuk
distribusi dan transmisi tetap ditangani PT. PLN. Saat ini telah ada 27 Independent Power Producer
di Indonesia. Mereka termasuk Siemens, General Electric, Enron, Mitsubishi,Californian Energy,
Edison Mission Energy, Mitsui & Co, Black & Veath Internasional, Duke Energy, Hoppwell
Holding, dan masih banyak lagi. Tetapi dalam menentukan harga listrik yang harus dibayar
masyarakat tetap ditentukan oleh PT. PLN sendiri.
Krisis listrik memuncak saat PT. Perusahaan Listrik Negara (PT. PLN) memberlakukan
pemadaman listrik secara bergiliran di berbagai wilayah termasuk Jakarta dan sekitarnya,selama
periode 11-25 Juli 2008. Hal ini diperparah oleh pengalihan jam operasional kerja industri ke hari
Sabtu dan Minggu, sekali sebulan. Semua industri di Jawa-Bali wajib menaati,
dan sanksi bakal dikenakan bagi industri yang membandel. Dengan alasan klasik, PLN berdalih
pemadaman dilakukan akibat defisit daya listrik yang semakin parah karena adanya gangguan
pasokan batubara pembangkit utama di sistem kelistrikan Jawa-Bali, yaitu di pembangkit Tanjung
Jati, Paiton Unit 1 dan 2, serta Cilacap. Namun, di saat yang bersamaan terjadi juga permasalahan
serupa untuk pembangkit berbahan bakar minyak (BBM) PLTGU Muara Tawar
dan PLTGU Muara Karang. Dikarenakan PT. PLN memonopoli kelistrikan nasional, kebutuhan
listrik Masyarakat sangat bergantung pada PT. PLN, tetapi mereka sendiri tidak mampu secara
merata dan adil memenuhi kebutuhan listrik masyarakat. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya
daerah-daerah yang kebutuhan listriknya belum terpenuhi dan juga sering terjadi pemadaman
listrik secara sepihak sebagaimana contoh diatas. Kejadian ini menyebabkan kerugian yang tidak
sedikit bagi masyarakat, dan investor menjadi enggan untuk berinvestasi.

10
BAB IV
PEMBAHASAN

Dalam kasus ini, PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero) sesungguhnya mempunyai
tujuan yang baik, yaitu bertujuan untuk memenuhi kebutuhan listrik nasional. Akan tetapi tidak
diikuti dengan perbuatan atau tindakan yang baik, karena PT. PLN belum mampu memenuhi
kebutuhan listrik secara adil dan merata. Dari pembahasan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa
PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero) telah melakukan tindakan monopoli, yang menyebabkan
kerugian pada masyarakat. Tindakan PT. PLN ini telah melanggar Undang-undang Republik
Indonesia Nomor 5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak
Sehat.
Pasal 33 UUD 1945 menyebutkan bahwa sumber daya alam dikuasai negara dan dipergunakan
sebesar-besarnya bagi kemakmuran rak yat. Sehingga. Dapat disimpulkan bahwa monopoli
pengaturan, penyelengaraan, penggunaan, persediaan dan pemeliharaan sumber daya alam serta
pengaturan hubungan hukumnya ada pada negara. Pasal 33 mengamanatkan bahwa perekonomian
Indonesia akan ditopang oleh 3 pemain utama yaitu koperasi, BUMN/D (Badan Usaha Milik
Negara/Daerah), dan swasta yang akan mewujudkan demokrasi ekonomi yang bercirikan
mekanisme pa sar, serta intervensi pemerintah, serta pengakuan terhadap hak milik perseorangan.
Penafsiran dari kalimat "dikuasai olch negara" dalam ayat (2) dan (3) tidak selalu dalam bentuk
kepemilikan tetapi Utamanva dalam bentuk Kenämpuan untuk melakukan kontrol dan pengaturan
serta memberikan pengaruh agar perusahaan tetap berpegang pada azas kepentingan mavoritas
Masvarakat dan_sehesar-kemakmuran rakyat. Untuk memenuhi kebutuhan listrik bagi masyarakat
secara adil dan merata, ada baiknya Pemerintah membuka kesempatan bagi investor untuk
mengembangkan usaha di bidang listrik. Akan tetapi Pemerintah harus tetap mengontrol dan
memberikan batasan bagi investor tersebut,schingga tidak terjadi penyimpangan yang merugikan
masyarakat. Atau Pemerintah dapat memperbaiki kinerja PT. PLN saat ini, sehingga menjadi lebih
baik demi tercapainya kebutuhan dan kesejahteraan masyarakat banyak sesuai amanat
UUD 1945 Pasal 33.

11
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Tanggung jawab sosial perusahaan adalah kepedulian perusahaan terhadap kepentingan pihak-
pihak lain secara lebih luas daripada sekedar terhadap kepentingan perusahaan belaka titik dalam
perkembangan etika bisnis yang lebih mutakhir muncul gagasan yang lebih komprehensif
mengenai lingkup tanggung jawab sosial perusahaan. Sampai sekarang ada empat bidang yang
dianggap dan diterima sebagai ruang lingkup tanggung jawab sosial perusahaan. Indikator
keberhasilan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat sendiri dilihat dari Bagaimana
masyarakat setempat merasakan manfaat dengan adanya kegiatan yang dilakukan Perusahaan.
karena dengan memperhatikan kesejahteraan masyarakat setempat dan memperhatikan limbah dari
produk yang dihasilkan maka perusahaan tersebut telah menjalankan tanggung jawab sosialnya
kepada masyarakat dengan begitu terjalin hubungan yang baik antara masyarakat setempat
dengan perusahaan.

5.2. Saran
Setiap perusahaan perlu dan wajib untuk melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan. Karena
suatu perusahaan dapat berjalan lancar ketika mereka mau peduli dengan keadaan di sekitarnya dan
tidak semata-mata hanya mementingkan kepentingan perusahaan saja Misalnya mencari
keuntungan sebesar-besarnya dengan menggunakan segala cara yang mengakibatkan pihak-pihak
lain merasa dirugikan. Di sini diberlakukan hati nurani setiap individu dalam perusahaan tersebut
untuk melaksanakan tanggung jawab sosial itu tentu saja hal ini akan bermanfaat bagi kehidupan
perusahaan dalam jangka panjang. Karena tentunya masyarakat akan mendukung Setiap kegiatan
yang dilakukan perusahaan asalkan tidak merugikan yang ada di sekitarnya dan semakin tumbuh
rasa kepercayaan masyarakat terhadap produk yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/document/523721122/-TANGGUNG-JAWAB-SOSIAL-PERUSAHAAN

https://www.kajianpustaka.com/2023/05/corporate-social-responsibility-csr.html

http://scholar.unand.ac.id/37869/3/BAB%20I.pdf

https://id.scribd.com/document/355960623/Contoh-Kasus-Pelanggaran-penyelewengan-CSR-
pada-PT-Antam-Tbk-PT-Agung-Podomoro-Land-PT-Telkom-Tbk-Cab-Bengkulu

https://id.scribd.com/document/425930284/Makalah-CSR-docx

https://www.researchgate.net/publication/335006045_Peran_Pemerintah_dalam_Kolaborasi_Sta
keholders_pada_Pelaksanaan_Program_Corporate_Social_Responsibility_CSR

https://smesta.kemenkopukm.go.id/news/konsep-csr-corporate-social-responsibility-untuk-
kemajuan-perusahaan

13

Anda mungkin juga menyukai