Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH ETIKA BISNIS SYARIAH

TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN


Disusun untuk Memenuhi Tugas Etika Bisnis Syariah Universitas Trunojoyo Madura

Disusun Oleh :
Zakiyah 160211100062
Muhammad Rafi Alamsyah 160211100170
Herlina Febberiani 160211100259
Dyah Ayu Sulistyo Hardini 160211100267

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
2016
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, penulis
panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah berjudul “Tanggung Jawab Sosial Perusahaan”. Penulis
dalam penyusunan makalah ini sudah berusaha menyusunnya secara maksimal dan
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu kami mengucapkan banyak terima kasih
kepada seluruh pihak yang terkait dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari hal tersebut, kami menyadari bahwa masih ada kekurangan dari makalah ini
baik dari susunan kalimat maupun penulisannya. Oleh karena itu kami menerima dengan ikhlas
segala kritik maupun saran dari pembaca sehingga kami dapat memperbaiki makalah ini.
Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembacanya. Apabila ada kesalahan
kami mohon maaf sebesar-besarnya dan apabila ada kelebihan itu semata-mata datanya dari
Allah SWT. Sekian dan terima kasih.
DAFTAR ISI

Halaman Judul .......................................................................................................................... i


Kata Pengantar ........................................................................................................................ ii
Daftar Isi ..................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHUNUAN ........................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................ 2
1.3 Tujuan .................................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 3
2.1. Pengertian Corporate Social Responsibility ....................................................................... 3
2.2. Pengertian Corporate Social Responsibility menurut para Ahli ......................................... 3
2.3. Sejarah Perkembangan Corporate Social Responsibility.................................................... 4
2.4. Pendorong munculnya Corporate Social Responsibility .................................................... 5
2.5. Bentuk CSR ( Tanggung Jawab Sosial ) yang diberikan oleh Perusahaan ......................... 6
2.6. Dampak Yang ditimbulkan oleh Corporate Social Responsibility ..................................... 7
2.7. Contoh Corporate Social Responsibility yang diterapkan oleh Perusahaan di Indonesia .. 8
BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 10
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................................ 10
3.2 Saran .................................................................................................................................. 10
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Semakin berkembangnya dunia perbisnisan di Indonesia, semakin memberikan kesadaran
terhadap masyarakat akan pentingnya tanggung jawab social perusahaan terkait pengesploitasian
lahan – lahan disekitar permukiman warga atau bisa juga dikatakan sebagai bentuk ganti rugi
perusahaan untuk beberapa dampak yang ditimbulkan seperti terjadinya kerusakan daerah sekitar
akibat adanya persahaan tersebut. Bahwa tidak hanya keuntungan atau profit saja yang harus
difikirkan, karena hubungan baik dengan lingkungan eksternal sangatlah penting guna
keberlanjutan usaha yang sedang dijalankan.
Sesuai dengan paham yang dianut Indonesia yaitu paham demokrasi dimana
didalamnya terdapat tentang HAM yang mana mengatur tentang hak dan kewajiban manusia.
Bisa disimpulkan bahwa pengolahan perusahaan, profit atau keuntungan adalah sebagai hak dan
tanggung jawab social perusahaan adalah sebagai kewajiban perusahaan. Sehingga dengan
adanya penerapan semacam ini, maka kesejahteraan masyarakat akan terlaksana sebgaimana
tujuan mendasar perekonomian negara.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan Corporate Social Responsibility?

2. Apakah yang dimaksud dengan Corporate Social Responcibility Menurut Para Ahli?

3. Bagaimanakah sejarah perkembangan Corporate Social Responsibility?

4. Apa sajakah yang mendorong terbentuknya Corporate Social Responsibility?

5. Apa sajakah bentuk Corporate Social Responsibility yang dilakukan oleh


Perusahaan?

6. Bagaimanakah dampak Yang ditimbulkan oleh Corporate Social Responsibility?

7. Seperti apakah Corporate Social Responsibility yang diterapkan oleh perusahaan di


Indonesia?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui apakah yang dimaksud dengan Corporate Social Responsibility.


2. Untuk mengetahui apakah yang dimaksud dengan Corporate Social Reaponsibility
menurut para ahli.

3. Untuk mengetahui bagaimanakah sejarah perkembangan Corporate Social


Responsibility.

4. Untuk mengetahui apa sajakah yang mendorong terbentuknya Corporate Social


Responsibility.

5. Untuk mengetahui apa saja bentuk Corporate Social Responsibility yang dilakukan
oleh Perusahaan.

6. Untuk mengetahui bagaimana dampak Yang ditimbulkan oleh Corporate Social


Responsibility.

7. Untuk mengetahui seperti apa Corporate Social Responsibility yang diterapkan oleh
perusahaan di Indonesia.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Corporate Social Responsibility

Pengertian Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial perusahaan
adalah suatu konsep atau tindakan yang dilakukan oleh perusahaan sebagai rasa tanggung jawab
perusahaan terhadap sosial maupun lingkungan sekitar dimana perusahaan itu berada.

2.2. Pengertian Corporate Social Responsibility menurut para Ahli

a. Corporate Social Responsibility (CSR) ialah sebuah pendekatan dimana perusahaan


mengintegrasikan kepedulian sosial di dalam operasi bisnis mereka dan dalam interaksi
mereka dengan para stakeholder berdasarkan prinsip kemitraan dan kesukarelaan
(Nuryana, 2005).
b. Menurut Kotler dan Nancy (2005) mengemukakan bahwa Corporate Social
Responsibility (CSR) didefinisikan sebagai komitmen perusahaan untuk meningkatkan
kesejahteraan komunitas melalui praktik bisnis yang baik dan mengkontribusikan
sebagian sumber daya perusahaan.
c. Menurut World Business Council for Sustainable Development mengemukakan bahwa
Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan komitmen berkesinambungan dari
kalangan bisnis untuk berperilaku etis dan memberi kontribusi bagi pembangunan
ekonomi, seraya meningkatkan kualitas kehidupan karyawan dan keluarganya, serta
komunitas lokal dan masyarakat luas pada umumnya. Upaya sungguh-sungguh dari
entitas bisnis meminimumkan dampak negatif dan memaksimumkan dampak positif
operasinya terhadap seluruh pemangku kepentingan dalam ranah ekonomi, sosial dan
lingkungan untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.
2.3. Sejarah Perkembangan Corporate Social Responsibility
Istilah CSR pertama kali menyeruak dalam tulisan Social Responsibility of the
Businessman tahun 1953. Konsep yang digagas Howard Rothmann Browen ini menjawab
keresahan dunia bisnis. Belakangan CSR segera diadopsi, karena bisa jadi penawar kesan buruk
perusahaan yang terlanjur dalam pikiran masyarakat dan lebih dari itu pengusaha di cap sebagai
pemburu uang yang tidak peduli pada dampak kemiskinan dan kerusakan lingkungan. Kendati
sederhana, istilah CSR amat marketable melalu CSR pengusaha tidak perlu diganggu perasaan
bersalah.
CSR merupakan tanggung jawab aktivitas sosial kemasyarakatan yang tidak berorientasi
profit. John Elkington dalam buku ”Triple Bottom Line” dengan 3P tipe yaitu:
1. Profit à Mendukung laba perusahaan
2. People à Meningkatkan kesejahteraan masyarakat
3. Planet à meningkatkan kualitas lingkungan
Pada intinya, CSR adalah operasi bisnis yang berkomitmen tidak hanya untuk
meningkatkan keuntungan perusahaan secara finansial, tetapi untuk pembangunan sosial-
ekonomi kawasan secara holistik, melembaga, dan berkelanjutan. Beberapa nama lain yang
memiliki kemiripan dan bahkan sering diidentikkan dengan CSR adalah corporate giving,
corporate philanthropy, corporate community relations, dan community development. Ditinjau
dari motivasinya, keempat nama itu bisa dimaknai sebagai dimensi atau pendekatan CSR. Jika
corporate giving bermotif amal atau charity, corporate philanthropy bermotif kemanusiaan dan
corporate community relations bernapaskan tebar pesona, community development lebih
bernuansa pemberdayaan.
Dalam konteks global, istilah CSR mulai digunakan sejak tahun 1970-an dan semakin
populer terutama setelah kehadiran buku Cannibals with Forks: The Triple Bottom Line in 21st
Century Business (1998) karya John Elkington. Mengembangkan tiga komponen penting
sustainable development, yakni economic growth, environmental protection, dan social equity
yang digagas the World Commission on Environment and Development (WCED) dalam
Brundtland Report (1987), Elkington mengemas CSR ke dalam tiga fokus: 3P (profit, planet, dan
people). Perusahaan yang baik tidak hanya memburu keuntungan ekonomi belaka (profit), tetapi
memiliki kepedulian terhadap kelestarian lingkungan (planet) dan kesejahteraan masyarakat
(people).
Di Indonesia, istilah Corporate Social Responsibility (CSR) dikenal pada tahun 1980-an,
namun semakin popular digunakan sejak tahun 1990-an. Kegiatan Corporate Social
Responsibility (CSR) Indonesia dikenal dengan nama CSA ( Corporate Social Activity) atau
aktivitas sosial perusahaan. Kegiatan CSA ini dapat dikatakan sama dengan CSR karena konsep
dan pola pikir yang digunakan hampir sama. Sejak tahun 2003 Departemen Sosial tercatat
sebagai lembaga pemerintah yang selalu aktif dalam mengembangkan konsep CSR dan
melakukan advokasi kepada berbagai perusahaan nasional.
Ikatan Akuntan Indonesia Kompartemen Akuntan Manajemen sejak tahun 2005
mengadakan Indonesia Sustainability Reporting Award (ISRA). Secara umum ISRA bertujuan
untuk mempromosikan voluntary reporting CSR kepada perusahaan di Indonesia dengan
memberikan penghargaan kepada perusahaan yang membuat laporan terbaik mengenai aktivitas
CSR. Sampai dengan ISRA 2007 perusahaan tambang, otomotif dan BUMN mendominasi
keikutsertaan dalam ISRA.
2.4. Pendorong munculnya Corporate Social Responsibility
Munculnya konsep CSR didorong oleh terjadinya kecenderungan pada masyarakat industri
yang dapat disingkat sebagai fenomena DEAF (yang dalam bahasa Inggris berarti tuli), sebuah
akronim dari Dehumanisasi, Equalisasi, Aquariumisasi, dan Feminisasi (Suharto, 2007:103-104):
a. Dehumanisasi industri.
Efisiensi dan mekanisasi yang semakin menguat di dunia industri telah menciptakan persoalan-
persoalan kemanusiaan baik bagi kalangan buruh di perusahaan tersebut, maupun bagi
masyarakat di sekitar perusahaan. ‘merger mania’ dan perampingan perusahaan telah
menimbulkan gelombang pemutusan hubungan kerja dan pengangguran, ekspansi dan eksploitasi
dunia industri telah melahirkan polusi dan kerusakan lingkungan yang hebat.

b. Equalisasi hak-hak publik.


Masyarakat kini semakin sadar akan haknya untuk meminta pertanggung jawaban perusahaan
atas berbagai masalah sosial yang sering kali ditimbulkan oleh beroperasinya perusahaan.
Kesadaran ini semakin menuntut akuntabilitas (accountability) perusahaan bukan saja dalam
proses produksi, melainkan pula dalam kaitannya dengan kepedulian perusahaan terhadap
berbagai dampak sosial yang ditimbulkan.
c. Aquariumisasi dunia industri.
Dunia kerja kini semakin transparan dan terbuka laksana sebuah akuarium. Perusahaan yang
hanya memburu rente ekonomi dan cenderung mengabaikan hukum, prinsip etis, dan filantropis
tidak akan mendapat dukungan publik. Bahkan dalam banyak kasus, masyarakat menuntut agar
perusahaan seperti ini ditutup.
d. Feminisasi dunia kerja.
Semakin banyaknya wanita yang bekerja, semakin menuntut penyesuaian perusahaan, bukan saja
terhadap lingkungan internal organisasi, seperti pemberian cuti hamil dan melahirkan,
keselamatan dan kesehatan kerja, melainkan pula terhadap timbulnya biaya-biaya sosial, seperti
penelantaran anak, kenakalan remaja akibat berkurang atau hilangnya kehadiran ibu-ibu di
rumah dan tentunya di lingkungan masyarakat. Pelayanan sosial seperti perawatan anak (child
care), pendirian fasilitas pendidikan dan kesehatan bagi anak-anak atau pusat-pusat kegiatan olah
raga dan rekreasi bagi remaja bisa merupakan sebuah ‘kompensasi’ sosial terhadap isu ini.
2.5. Bentuk CSR ( Tanggung Jawab Sosial ) yang diberikan oleh Perusahaan
Diantaranya yaitu:
1. Kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan
2. perbaikan lingkungan,
3. pemberian beasiswa untuk anak tidak mampu,
4. pemberian dana untuk pemeliharaan fasilitas umum,
5. sumbangan untuk desa/fasilitas masyarakat yang bersifat sosial dan berguna untuk masyarakat
banyak, khususnya masyarakat yang berada di sekitar perusahaan tersebut berada.
 Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan fenomena strategi perusahaan yang
mengakomodasi kebutuhan dan kepentingan stakeholder-nya. CSRtimbul sejak era dimana
kesadaran akan sustainability perusahaan jangka panjang adalah lebih penting daripada sekedar
profitability. Selain itu, juga ada bentuknya yaitu:
 JANGKA PENDEK
 BANTUAN PERAYAAN HARI BESAR
 SEMINAR
 SUNATAN MASSAL
 JANGKA PANJANG
 PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
 PEMBUATAN KSP
 BEASISWA
 ORANG TUA ASUH UMKM
 PELATIHAN

2.6. Dampak Yang ditimbulkan oleh Corporate Social Responsibility


CSR akan lebih berdampak positif bagi masyarakat; ini akan sangat tergantung dari
orientasi dan kapasitas lembaga dan organisasi lain, terutama pemerintah. Studi Bank Dunia
(Howard Fox, 2002) menunjukkan, peran pemerintah yang terkait dengan CSRmeliputi
pengembangan kebijakan yang menyehatkan pasar, keikutsertaan sumber daya, dukungan politik
bagi pelaku CSR, menciptakan insentif dan peningkatan kemampuan organisasi. Untuk
Indonesia, bisa dibayangkan, pelaksanaan CSR membutuhkan dukungan pemerintah daerah,
kepastian hukum, dan jaminan ketertiban sosial. Pemerintah dapat mengambil peran penting
tanpa harus melakukan regulasi di tengah situasi hukum dan politik saat ini. Di tengah persoalan
kemiskinan dan keterbelakangan yang dialami Indonesia, pemerintah harus berperan sebagai
koordinator penanganan krisis melalui CSR (Corporate Social Responsibilty). Pemerintah bisa
menetapkan bidang-bidang penanganan yang menjadi fokus, dengan masukan pihak yang
kompeten. Setelah itu, pemerintah memfasilitasi, mendukung, dan memberi penghargaan pada
kalangan bisnis yang mau terlibat dalam upaya besar ini. Pemerintah juga dapat mengawasi
proses interaksi antara pelaku bisnis dan kelompok-kelompok lain agar terjadi proses interaksi
yang lebih adil dan menghindarkan proses manipulasi atau pengancaman satu pihak terhadap
yang lain.

2.7. Contoh Corporate Social Responsibility yang diterapkan oleh Perusahaan di Indonesia
Contoh Perusahaan-perusahaan yang Menerapkan Corporate Social Responsibility (CSR)
PT Pembangunan Jaya Ancol
Hal terpenting yang senantiasa menjadi concern PT Pembangunan Jaya Ancol, Tbk sejak
didirikan adalah menjaga hubungan baik dengan para stakeholder. Terus berinteraksi dan tumbuh
bersama para pelanggan, pemegang saham, investor, karyawan, pemasok, pemerintah, lembaga
swadaya masyarakat (LSM) dan warga sekitar perusahaan, sudah menjadi tekad Ancol. Sebagai
perusahaan yang memiliki kepedulian, Ancol selalu mencoba untuk memberikan yang terbaik
bagi lingkungan sekitarnya dan telah mengimplementasikan tanggung jawab sosial perusahaan /
Corporate Social Responsibility (CSR) secara nyata untuk tumbuh -kembangnya hubungan
harmonis dengan masyarakat dan berpartisipasi secara aktif dalam percepatan pembangunan
masyarakat melalui kegiatan income generate, pendidikan dan penghijauan sebagai salah satu
pilar menuju Ancol Green Company yang menerapkan budaya perusahaan ramah lingkungan.
Program CSR Ancol terdiri dari 5 program utama yang meliputi:
1. Program Pendidikan,
2. Program Pengelolaan Lingkungan,
3. Program Sosial Kemasyarakatan,
4. Kegiatan Operasional
5. Program Tanggap Darurat.
Seluruh program CSR ini berjalan secara bersamaan dan berkesinambungan. Ada banyak
program CSR yang telah berjalan dan dikembangkan, antara lain:
1. Program ANCOL SAYANG LINGKUNGAN (ASL),
2. SEKOLAH RAKYAT ANCOL (SRA) dan
3. TEENS GO GREEN.
JASINDO
Perusahaan didirikan dan menjalankan operasionalnya bukan hanya memiliki
tanggungjawab ekonomis kepada Pemegang Saham dan tanggungjawab legal kepadaPemerintah,
akan tetapi memiliki tanggungjawab sosial terhadap masyarakat yang merupakan komponen
terbesar dalam pertumbuhan perusahaan dengan harapan dapat memberikan pengaruh ekonomi
serta dukungan sosial terhadap masyarakat. Sebagai wujud atas dukungan perusahaan terhadap
Program Pemerintah dalam mendorong kegiatan dan pertumbuhan ekonomi masyarakat
umumnya serta terciptanya pemerataan pembangunan melalui perluasan lapangan kerja dan
memperdayakan masyarakat, maka PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) sebagai Badan Usaha
Milik Negara (BUMN) melalui implementasi Program Tanggungjawab Sosial Perusahaan (
Corporate Social Responsibility ) ikut berperan aktif untuk mendorong serta menciptakan
kesempatan kerja yang merupakan komitmen perusahaan dalam berkontribusi terhadap
pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dalam wujud peningkatan kualitas hidup masyarakat
luas.
Kepedulian terhadap lingkungan/komunitas sebagai wujud Corporate Social
Responsibility dilaksanakan oleh perusahaan bukan karena Corporate Social Responsibility
(CSR) menjadi trend global, akan tetapi perusahaan memiliki kesadaran tentang pentingnya
mempraktekan Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai wujud kepedulian pada
stakeholder yang telah memberikan dukungan terhadap kemajuan perusahaan. Program
Tanggung jawab Sosial Perusahaan (CSR) dalam pelaksanaan Program Bina Lingkungan
bertujuan untuk memberikan manfaat kepada masyarakat di wilayah usaha BUMN agar
masyarakat merasa ikut memiliki serta ikut bertanggungjawab dalam pengamanan asset
perusahaan dari berbagai rintangan yang ada. Dengan demikian tercipta iklim yang sehat dan
mendorong kondisi saling menguntungkan antara swasta dan Badan Usaha Milik Negara serta
memberikan manfaat kepada masyarakat di wilayah usaha BUMN.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Jadi, secara garis besar Corporate Social Responsibility (CSR) adalah tanggung jawab
perusahaan terhadap masyarakat di luar tanggung jawab ekonomisnya, kegiatan-kegiatan yang
dilakukan perusahaan demi tujuan sosial dengan tidak memperhitungkan untung atau rugi
ekonomisnya. Selain itu, Corporate Social Responsibility merupakan upaya sungguh-sungguh
dari entitas bisnis meminimumkan dampak negatif dan memaksimumkan dampak positif
operasinya terhadap seluruh pemangku kepentingan dalam ranah ekonomi, sosial dan lingkungan
untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.
3.2. Saran

Perusahaan didirikan dan menjalankan operasionalnya bukan hanya memiliki


tanggungjawab ekonomis kepada Pemegang Saham dan tanggungjawab legal kepada
Pemerintah, akan tetapi memiliki tanggungjawab sosial terhadap masyarakat yang merupakan
komponen terbesar dalam pertumbuhan perusahaan dengan harapan dapat memberikan pengaruh
ekonomi serta dukungan sosial terhadap masyarakat. Setinggi apapun reputasi perusahaan, tanpa
adanya CSR maka ibarat debu ditengah kota. Untuk itu, perusahaan perlu melaksanakan CSR
guna menjaga hubungan baik dengan lingkungan sekitar sehingga kesuksesanpun akan
mengikutinya.

Anda mungkin juga menyukai