KELOMPOK
MAKALAH
ETIKA DAN HUKUM BISNIS
TENTANG CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR)
DOSEN PENGAMPU:
Andi Utiana Usman, ST., M.AB.
DISUSUN OLEH:
Kelompok 2
1. Amatullah 230905501051
2. Fitri Andriani 230905500028
3. A.Muh.Dafa Abdillah 230905501044
4. Nabila Widya N 230905501039
5. Ilham Nur 230905501049
6.Muh Irsandi 230905502027
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul "Keimanan dan Ketawaan" ini dengan
lancar. Adapun makalah ini dibuat semata-mata untuk memenuhi tugas kelompok
dalam mata kuliah Etika dan Hukum Bisnis.
Makalah ini ditulis dari berbagai sumber yang berkaitan dengan CSR
(corporate social responsibility), tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada
pengajar matakuliah Etika dan Hukum Bisnis, Ibu Andi Utiana Usman atas
bimbingan dan arahan dalam penulisan makalah ini. Juga kepada rekan-rekan
mahasiswa yang telah mendukung sehingga dapat diselesaikannya makalah ini.
Kami harap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi
kita semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai Stockholder
(Pemegang Saham) dan Stakeholder (Pemangku Kepentingan), khususnya bagi
penulis. Memang makalah ini masih jauh dari sempurna, maka penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang
lebih baik.
Penulis
DAFTAR ISI
i
KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................1
1.2 Tujuan Penulisan.............................................................................................2
BAB II........................................................................................................................3
PEMBAHASAN........................................................................................................3
2.1 Pengertian dan Prinsip-Prinsip CSR (Corporate Social Responsibility).........3
2.2 Aktifitas Saham dan Peran Stakeholder dalam CSR ......................................5
2.3 Peran OECD dalam Pengembangan CSR.......................................................6
2.4 Rumusan Masalah dan Solusi Kasus CSR yang ada di Indonesia..................7
2.5 Aspek-Aspek CSR yang Penting.....................................................................10
2.6 Keterlibatan kepentingan dalam pelaksanaan CSR.........................................11
2.7 Hubungan Antara Stockholder dan CSR.........................................................12
BAB III.......................................................................................................................14
PENUTUP..................................................................................................................
3.1 Kesimpulan......................................................................................................14
3.2 Kritik dan Saran...............................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2. Untuk mengeksplorasi aktifitas saham dan untuk mengetahui peran
Stakeholder dalam CSR (Corporate Social Responsibility).
5. Untuk mengetahui apa saja aspek-aspek penting yang ada di dalam CSR
(Corporate Social Responsibility).
BAB II
PEMBAHASAN
2
Corporate Social Responsibility (CSR) adalah sebuah program yang
mengimplementasikan tanggung jawab sosial perusahaan kepada masyarakat
luas. Namun demikian, CSR bukan sekadar aksi filantropi dan charity semata,
tetapi lebih luas dari itu mencakup seluruh aspek sosial, lingkungan, bahkan
ekonomi.
CSR adalah suatu bentuk pertanggungjawaban sosial yang harus dilakukan
oleh pihak manajemen perusahaan untuk semua stakeholder dan juga semua
pihak yang mempunyai kepentingan. Berbagai macam pihak yang dimaksud di
atas adalah karyawan perusahaan, pemegang saham perusahaan, konsumen,
pihak pemerintah, dan masayarakat yang ada di ruang lingkup perusahaan
tersebut.
Bentuk tanggung jawab yang harus ada di dalam CSR adalah sebuah
kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh manajemen perusahaan sebagai
salah satu bentuk rasa tanggung jawabnya sebagai perusahaan kepada
masyarakat sosial serta lingkungan sekitar. Dimana perusahaan itu melakukan
segala aktivitas operasionalnya.
Sehingga bisa kita simpulkan bhawa CSR adalah sebuah
pertanggungjawaban sosial yang dilakukan oleh pihak perusahaan untuk
memberikan suatu manfaat kepada pihak yang ada di dalam dan sekitar
perusahaan dengan melakukan suatu program yang bermanfaat. Perlu di
pahami bahwa sebuah bisnis memang mempunyai tanggung jawab kepada
masayarakat secara umum dan lingkungan tempat mereka berdiri.
Implementasi Prinsip Corporate Social Responsibility (Csr) Berdasarkan
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas.
Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan salah satu kewajiban yang
harus dilaksanakan oleh perusahaan sesuai dengan isi pasal 74 Undang-Undang
Nomer 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas (UUPT). Tujuan penelitian
ini adalah untuk merumuskan alternatif bentuk-bentuk kegiatan CSR bagi
perusahaan perseroan terbatas (PT) yang mengelola sumber daya alam di
Kabupaten Malinau dan Tanah Tidung dan untuk mengetahui apa saja
kendalakendala yang dihadapi oleh perusahaan dalam implementasinya. Data
3
dalam penelitian ini dianalisis secara kualitatif, yaitu data skunder yang berupa
teori, definisi dan substansinya dari berbagai literatur, dan peraturan
perundang-undangan, serta data primer yang diperoleh dari wawancara,
observasi dan studi lapangan, kemudian dianalisis dengan undang-undang,
teori dan pendapat pakar yang relevan, sehingga didapat kesimpulan tentang
pelaksanaan tanggungjawab sosial perusahaan yang berkaitan dengan
pengentasan masalahmasalah sosial kemasyarakatan
Prinsip-prinsip Corporate Social Responsibility (CSR) adalah pedoman
atau nilai-nilai yang membimbing perusahaan dalam menjalankan tanggung
jawab sosialnya terhadap masyarakat dan lingkungan sekitar. Berikut adalah
penjelasan singkat tentang beberapa prinsip CSR:
1. Transparansi: Perusahaan harus melakukan komunikasi terbuka dan jujur
tentang kegiatan CSR mereka kepada pemangku kepentingan, termasuk
pelanggan, investor, dan masyarakat umum. Hal ini dapat menciptakan
kepercayaan dan akuntabilitas.
2. Akuntabilitas: Perusahaan harus bertanggung jawab atas dampak sosial
dan lingkungan dari operasinya. Mereka harus mengukur dan melaporkan
kinerja CSR mereka secara berkala.
3. Pemenuhan Kewajiban Hukum dan Etika: Perusahaan harus mematuhi
semua hukum dan peraturan yang berlaku serta menjalankan praktik bisnis
yang etis.
4. Keadilan (Fairness): Prinsip ini menekankan perlindungan hak-hak para
pemangku kepentingan, termasuk pemegang saham minoritas dan
masyarakat luas.
5. Kontribusi kepada Pembangunan Berkelanjutan: Perusahaan harus
berkontribusi positif terhadap pembangunan ekonomi, sosial, dan
lingkungan yang berkelanjutan.
6. Partisipasi Stakeholder: Melibatkan pemangku kepentingan seperti
masyarakat lokal dan kelompok lingkungan dalam proses pengambilan
keputusan yang berhubungan dengan CSR.
4
2.2 Aktifitas Saham dan Peran Stakeholder dalam CSR
Aktivitas saham yang ada dalam CSR (Corporate Social Responsibility)
melibatkan kepemilikan saham oleh berbagai pihak, baik pemegang saham
internal maupun eksternal, dalam konteks tanggung jawab sosial perusahaan.
Berikut penjelasan singkat tentang aktivitas saham dalam CSR:
1. Pemegang Saham Internal: Perusahaan seringkali memiliki program
CSR yang mencakup kebijakan internal seperti pembayaran gaji yang adil,
fasilitas kesejahteraan bagi karyawan, dan program pengembangan
karyawan. Kepemilikan saham oleh manajemen perusahaan dan karyawan
dapat memengaruhi kebijakan CSR ini. Mereka mungkin memiliki insentif
untuk meningkatkan tanggung jawab sosial perusahaan karena mereka
memiliki kepentingan langsung dalam kinerja perusahaan.
2. Pemegang Saham Eksternal: Pemegang saham eksternal, seperti investor
institusi dan individu, juga dapat memainkan peran dalam CSR. Mereka
dapat memilih untuk berinvestasi dalam perusahaan yang memiliki
reputasi baik dalam praktik CSR atau bahkan mendorong perusahaan
untuk meningkatkan praktik CSR mereka melalui aktivisme pemegang
saham.
Peran Stakeholder dalam CSR sangat penting karena mereka adalah pihak-
pihak yang terlibat atau memiliki kepentingan dalam aktivitas perusahaan. Berikut
adalah peran utama Stakeholder dalam CSR:
1. Mendorong Akuntabilitas: Stakeholder dapat memonitor dan mendorong
perusahaan untuk bertanggung jawab atas tindakan mereka terkait CSR.
Mereka dapat mengawasi aktivitas CSR dan menilai apakah perusahaan
memenuhi komitmen mereka kepada masyarakat.
2. Memberikan Masukan dan Pandangan: Stakeholder dapat memberikan
masukan berharga kepada perusahaan tentang isu-isu CSR yang relevan.
Mereka dapat membantu perusahaan mengidentifikasi prioritas CSR dan
mengembangkan strategi yang lebih efektif.
5
3. Mengukur Dampak Sosial: Stakeholder seringkali merupakan sumber
informasi penting tentang dampak sosial dari aktivitas perusahaan. Mereka
dapat membantu dalam mengukur dan mengevaluasi efektivitas program
CSR.
4. Mendorong Inovasi: Stakeholder dapat mendorong perusahaan untuk
menciptakan solusi inovatif untuk masalah sosial dan lingkungan. Dengan
mendengarkan kebutuhan dan harapan stakeholder, perusahaan dapat
merancang program CSR yang lebih efisien dan berdampak positif.
5. Membantu Membangun Reputasi: Keterlibatan stakeholder dalam
program CSR dapat membantu membangun reputasi perusahaan sebagai
entitas yang peduli dan bertanggung jawab sosial.
6. Menjaga Kepatuhan Regulasi: Stakeholder, termasuk pemerintah dan
lembaga pengawas, dapat memastikan bahwa perusahaan mematuhi
regulasi terkait CSR dan tanggung jawab sosial.
6
perusahaan mengikuti praktik bisnis yang berkelanjutan dan bertanggung
jawab.
3. Kolaborasi Internasional: OECD juga berperan dalam memfasilitasi
kerja sama internasional dalam hal CSR. Mereka mendukung pertukaran
informasi dan pengalaman antara negara-negara anggota untuk
meningkatkan praktik CSR di seluruh dunia.
2.4 Rumusan Masalah dan Solusi Kasus CSR yang ada di Indonesia
PT. ABC merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang
pertambangan tembaga di wilayah Jawa Timur bagian utara. Sejak berdiri pada
tahun 2012, PT. ABC sudah menjalankan program Corporate Social Responsibilty
(CSR) untuk membangun situasi yang kondusif di lingkungan sekitar. Program
Corporate Social Responsibilty (CSR) PT. ABC dilandasi kesadaran perusahaan
untuk berkontribusi positif kepada lingkungan sekitar juga sebagai langkah
strategik dalam menghadapi penolakan kelompok penolak tambang.
Pada awal kehadirannya, PT. ABC mendapat penolakan dari mayoritas
masyarakat sekitar. Masyarakat penolak memiliki tuntutan. Tuntutan mereka
antaralain ; ( 1 ) Mempertanyakan aspek legalitas perusahaan (IUP), (2) Meminta
perusahaan agar berlaku adil dalam perekrutan tenaga kerja dengan
mengutamakan masyarakat setempat, (3) Meminta kompensasi uang tunai sebesar
2-3 miliar kepada setiap kepala keluarga (KK), (4)Memberikan lokasi dari IUP
untuk masyarakat yang selama ini sudah melakukan penambangan. (5)Meminta
perusahaan untuk menjaga moralitas dan menghindari tindakkan asusila di
lingkungan sekitar. Kelompok penolak menggulirkan beberapa isu. Pertama, PT.
ABC tidak mampu menerapkan teknik penambangan yang ramah lingkungan.
Kedua, isu kesehatan bahwa warga di sekitar tambang akan mengalami gangguan
kesehatan karena polusi udara dan kebisingan. Ketiga, keberadaan aktivitas
pertambangan akan menyebabkan ketidaknyamanan karena lalu lintas alat berat.
Keempat, produksi ikan di lautan sekitar lokasi tambang akan berkurang karena
pembuangan limbah ke laut. Kelima, penambangan tersebut dianggap dapat
mengancam keselamatan masyarakat yang bermukim di sekitarnya karena terpaan
7
angin barat daya pada bulan-bulan tertentu. Kegiatan komunikasi sosial
Departemen CSR PT. ABC dilakukan oleh Divisi Comrel, Govrel, dan Public
Relations. Program sosial dari ketiga divisi ini dilaksanakan menurut tingkat
kebutuhan masyarakat sekitar sesuai dengan pengkajian dan pengamatan di
lapangan.
Departemen Corporate Social Responsibilty (CSR) PT. ABC memiliki
empat sasaran utama komunikasi sosial yang dilakukan, yaitu; (1)Menjalin
komunikasi yang intens dan berkelanjutan dengan unsur pemerintah desa dan
Kecamatan, (2) Komunikasi yang intens dan berkelanjutan dengan para kiai dan
tokoh agama, (3) Komunikasi dengan masyarakat sekitar area pertambangan
terutama di Ring I, (4) Komunikasi dengan kelompok penolak tambang. Banyak
program yang dilakukan CSR PT. ABC untuk membangun citra positif namun
penolakan terhadap aktivitas pertambangan tetap ada. Kelompok penolak masih
memiliki kecurigaan yang tinggi terhadap perusahaan. Kelompok penolak menilai
ada hubungan ekonomi politik antara pengusaha PT. ABC dengan penguasa yang
mengakibatkan kerugian ekonomi dan sosial bagi masyarakat lokal. Program CSR
PT. ABC tetap dinilai sebagai kegiatan yang lip service untuk membungkam
penolakkan warga. Penelitian ini ditujukan untuk menganalisis pemahaman
kelompok penolak tambang terhadap strategi komunikasi Departemen Corporate
Social Responsibilty (CSR) PT. ABC.
Rumusan Masalah:
1. Tantangan Legalitas Perusahaan (IUP)
Kelompok penolak menyoroti aspek legalitas perusahaan pertambangan
(Izin Usaha Pertambangan/IUP) PT. ABC. Apakah perusahaan ini memiliki
izin yang sah dan memenuhi semua peraturan yang berlaku?
2. Dampak Lingkungan dan Kesehatan Masyarakat
Kelompok penolak mengkhawatirkan dampak lingkungan dan kesehatan
masyarakat sekitar akibat aktivitas pertambangan, termasuk polusi udara,
kebisingan, dan penurunan produksi ikan di laut. Bagaimana perusahaan
menghadapi dan mengurangi dampak-dampak ini?
8
Solusi Kasus:
1. PT. ABC perlu meningkatkan transparansi terkait legalitas perusahaan
mereka. Mereka dapat melakukan audit publik atas izin-izin yang dimiliki
dan memastikan bahwa semuanya sesuai dengan regulasi yang berlaku. Ini
akan membantu mengatasi ketidakpercayaan masyarakat terhadap legalitas
perusahaan.
2. Perusahaan harus berinvestasi dalam teknik pertambangan yang ramah
lingkungan untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan
kesehatan masyarakat. Dalam hal ini, PT. ABC dapat berkolaborasi
dengan ahli lingkungan dan lembaga terkait untuk mengimplementasikan
praktik-praktik terbaik.
Dengan memperhatikan masalah legalitas dan dampak lingkungan, serta
mengambil tindakan konkret dalam hal transparansi dan teknik pertambangan, PT.
ABC dapat memperbaiki citra mereka di mata masyarakat dan berkontribusi lebih
positif terhadap lingkungan sekitar.
9
Dimana pun tempat operasi suatu perusahaan tidak akan dapat
melepaskan diri dari aturan dan perundang-undangan yang berlaku yang
mengatur tentang kegiatan bisnis. Peraturan tersebut terutama yang terkait
dengan usaha untuk mengontrol perubahan lingkungan dan keamanan
konsumen. Untuk melindungi konsumen diperlukan peraturan tentang
perlindungan konsumen. Untuk menjaga perubahan lingkungan maka
perusahaan harus tunduk kepada undang-undang yang mengatur tentang
lingkungan.
c. Ethical responsibility
Perusahaan didirikan tidak hanya berperilaku legal secara hukum,
tetapi juga memiliki etika. Sering kali terjadi perbedaan antara legal dan
etika. Bisa jadi sesuatu yang dikatakan legal, tetapi tidak ber-etika.
Perusahaan memproduksi rokok adalah legal, tetapi tidak ber-etika untuk
memasarkan agar semua penduduk merokok.
d. Discretionary responsibility
Tanggung jawab ini sifatnya sukarela seperti public relation
activities, menjadi warga negara yang baik, dan tanggung jawab
perusahaan lainnya. Melalui public relation yang baik manajer mencoba
untuk meningkatkan kesan terhadap perusahaan, barang dan jasa yang
dihasilkan. Perusahaan yang menjadi warga negara yang baik akan
meningkatkan going concern dan merupakan sarana untuk melakukan
promosi. Komitmen manajer untuk melaksanakan tanggung jawab sosial
secara penuh memerlukan strategi yang sama dalam menangani masalah
sosial dengan masalah bisnis.
10
kontribusi masyarakat, dan integritas lingkungan. Dalam konsep CSR 2.0, kita
atau perusahaan tidak dapat melaksanakan dan mengembangkan program CSR
tanpa melibatkan para pemangku kepentingan secara menyeluruh. Hal ini
disebabkan CSR harus sejalan dengan strategi masyarakat yang berorientasi pada
keinginan pemangku kepentingan ( stakeholder ) sehingga program CSR dapat
diterima dengan baik oleh pemangku kepentingan dan berdampak positif terhadap
kinerja perusahaan. Dari sini, kami akan membahas Pentingnya Keterlibatan
Pemangku Kepentingan dalam CSR.
Stakeholder Engagement menjadi sangat penting karena Stakeholder
Engagement dapat memfasilitasi pengenalan dan pemahaman tentang masalah-
masalah keberlanjutan yang mencakup: isu-isu, kepedulian, kebutuhan, dan
harapan dari para pemangku kepentingan . Selain itu, sangat penting bagi sebuah
perusahaan untuk memahami dan mengelola teknis dengan setiap pemangku
kepentingan dan mengoptimalkan kontribusi masing-masing pemangku
kepentingan sehingga dapat terwujud suatu hubungan yang saling terkait namun
harmonis yang dapat menunjang tercapainya tujuan perusahaan.
keterlibatan para pemangku kepentingan dalam praktik CSR yang
diimplementasikan oleh kita masih sangat minim. Konsep lama CSR telah
bergeser menjadi CSR 2.0 yang bertanggung jawab, tata kelola yang baik,
kontribusi masyarakat, dan integritas lingkungan. Dalam konsep CSR 2.0, kita
atau perusahaan tidak dapat melaksanakan dan mengembangkan program CSR
tanpa melibatkan para pemangku kepentingan secara menyeluruh. Hal ini
dikarenakan CSR harus sejalan dengan strategi masyarakat yang berorientasi pada
keinginan pemangku kepentingan (stakeholder) sehingga program CSR dapat
diterima dengan baik oleh stakeholder dan berdampak positif terhadap kinerja
perusahaan.
11
Kepentingan Bersama: Secara umum, pemegang saham dan perusahaan
memiliki kepentingan bersama dalam kesuksesan jangka panjang perusahaan.
Pemegang saham ingin nilai saham mereka meningkat, dan perusahaan ingin
bertahan dan tumbuh. CSR yang efektif dapat menciptakan nilai jangka panjang
bagi perusahaan dengan meningkatkan reputasi dan mendukung keberlanjutan
operasi.
Pemegang Saham Aktif: Beberapa pemegang saham, terutama yang
memiliki saham besar, dapat menjadi pemangku kepentingan yang aktif dalam
mempengaruhi kebijakan CSR perusahaan. Mereka dapat mendorong perusahaan
untuk mengadopsi praktik yang lebih bertanggung jawab secara sosial dan
lingkungan melalui tekanan, inisiatif pemegang saham, atau partisipasi dalam
pemungutan suara pemegang saham.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dengan ini kita dapat menyimpulkan bahwa CSR (Corporate Social
Responsibility) adalah konsep yang tidak asing di masyarakat dan berkaitan
dengan tanggung jawab sosial serta pengelolaan kualitas hidup masyarakat. CSR
bukan sekadar mencari keuntungan, melainkan juga mempertimbangkan aspek
keuangan, sosial, dan lingkungan. Ini adalah tanggung jawab perusahaan dalam
pembangunan berkelanjutan yang melibatkan pihak manajemen dalam
berinteraksi dengan stakeholders, mematuhi regulasi, dan berkontribusi pada
pembangunan berkelanjutan. Tanggung jawab sosial perusahaan mencakup
ekonomi, etika, hukum, lingkungan, dan kontribusi terhadap masyarakat sekitar.
Prinsip-prinsip CSR mencakup transparansi, akuntabilitas, pemenuhan
kewajiban hukum dan etika, keadilan, kontribusi pada pembangunan
berkelanjutan, dan partisipasi stakeholder. Ini membimbing perusahaan dalam
menjalankan tanggung jawab sosial mereka terhadap masyarakat dan lingkungan
sekitar. Aktivitas saham dalam CSR melibatkan kepemilikan saham oleh
manajemen perusahaan dan pemegang saham internal serta eksternal. Peran
pemegang saham dalam CSR dapat memengaruhi kebijakan sosial perusahaan,
sedangkan peran stakeholder mencakup mendorong akuntabilitas, memberikan
masukan, mengukur dampak sosial, mendorong inovasi, membantu membangun
reputasi, dan menjaga kepatuhan regulasi.
OECD memiliki peran penting dalam pengembangan CSR dengan
mengembangkan pedoman, mendorong kepatuhan terhadap pedoman tersebut,
13
dan memfasilitasi kerja sama internasional dalam CSR. Kasus CSR di Indonesia,
seperti PT. ABC, menghadapi tantangan legalitas, dampak lingkungan, dan
penolakan masyarakat. Solusinya termasuk meningkatkan transparansi legalitas,
investasi dalam teknik pertambangan ramah lingkungan, dan memahami dan
memenuhi kebutuhan masyarakat setempat.
Dalam CSR, aspek-aspek penting melibatkan tanggung jawab ekonomi,
legalitas, etika, dan tanggung jawab sukarela. Perusahaan memiliki kewajiban
untuk mempertimbangkan semua aspek ini dalam aktivitas sosialnya.
14
DAFTAR PUSTAKA
Rosyda. (n.d.). Pengertian CSR: Model, Tujuan, Jenis dan Contohnya. Retrieved
from www.gramedia.com: https://www.gramedia.com/literasi/csr/
15
Marnelly, T. Romy. "Corporate social responsibility (CSR): Tinjauan teori dan
praktek di Indonesia." Jurnal aplikasi bisnis 2.2 (2012): 49-59.
APA
16