Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KASUS PENERAPAN GCG DAN CSR DALAM PERUSAHAAN

DOSEN PENGAMPU:

Rizky Wahyu Utami Ohorella, SE., M.Ak

DISUSUN OLEH:

1. Nisa Awania Putri (02272111092)


2. Kesya Nur Salsabila (02272111107)
3. Faujan .M. Madjid (02272111111)
4. Defi Aprilia (02272111120)
5. Asril Anwar (02272111121)
6. Idhar Man (02272111157)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS KHAIRUN
TERNATE
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang mana berkat limpahan rahmatnya kami dapat
menyusun makalah yang berjudul kasus penerapan GCG dan CSR dalam Perusahaan tepat pada
waktunya. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW Beserta keluarga dan sahabatnya.

Dalam penyusunan makalah ini,kami banyak mendapat tantangan dan hambatan akan
tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa diatasi. Oleh karena itu kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini.Semoga bantuan dari pihak yang telah mendukung dapat balasan yang setimpal dari
Allah SWT.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya,kritik dari pembaca sangat penting karena kami berharap dengan
adanya kritik dan saran dapat menyempurnakan makalah kami yang selanjutnya. Akhir kata
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kami dan kepada para pembaca.

Ternate, 30 Oktober 2023

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................1
1.1. Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.............................................................................................................2
1.3. Tujuan...............................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................3
2.1. Pengertian Corporate Social Responsibility.....................................................................3
2.2. Pengertian Good Corprorate Governance.........................................................................5
2.3. Perbedaan CSR dan GCG.................................................................................................8
2.4. Hubungan CSR dan GCG.................................................................................................8
2.5. Pengaruh CSR terhadap nilai Perusahaan dengan GCG sebagai pemoderasi................10
2.6. Dampak sosial yang dapat timbul akibat penerapan GCG dan CSR dalam perusahaan.11
2.7. Kasus...............................................................................................................................12
BAB III PENUTUP......................................................................................................................13
3.1. Kesimpulan.....................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perusahaan di Indonesia saat ini mengalami kondisi yang rawan akan kurangnya
kepedulian sosial terhadap lingkungan dan masyarakat. Kurangnya kepedulian sosial dan
tanggung jawab untuk mensejahterahkan masyarakat akan berdampak negatif pada
keberlangsungan perusahaan di Indonesia. Penerapan Good Corporate Governance sangat
diperlukan untuk memenuhi kepercayaan masyarakat dan dunia sebagai syarat mutlak
bagi perindustrian untuk berkembang yang tujuan akhirnya adalah mewujudkan
stakeholder value. Ada 5 prinsip dalam Good Corporate Governance yaitu keterbukaan
(transparency), akuntabilitas (accountability), pertangung jawaban (responsibility),
kewajaran (fairness), dan indepedensi (independency).

Pada konferensi yang diselenggarakan oleh Indonesia Business Links (IBL) pada 7-8
September 2006 disimpulkan bahwa gagasan utama Good Corporate Governance adalah
perusahaan yang baik adalah yang mewujudkan Corporate Social Responsibility (CSR)
dimana hal tersebut merupakan salah satu prinsip GCG. Mantan Menko Perekonomian
saat itu yaitu bapak Boediono menyatakan bahwa CSR merupakan elemen prinsip dalam
tata laksana kemasyarakatan yang baik. Bukan hanya bertujuan memberi nilai tambah
bagi para pemegang saham. (Republika, 2006). Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa
Corporate Social Responsibility (CSR) sangat berkaitan erat dengan prinsip Good
Corporate Governance (GCG).

Ide Corporate Social Responsibility pada dasarnya adalah bagaimana perusahaan


memberi perhatian kepada lingkungannya, terhadap dampak yang terjadi akibat kegiatan
operasional perusahaan. Saat ini banyak perusahaan di dunia yang memperhitungkan
aspek dampak lingkungan dan sosial dalam menjalankan operasi bisnis perusahaan untuk
mempertahankan diri terhadap tekanan sosial melalui pengembangan program Corporate
Social Responsibility atau CSR dan pengungkapan (Disclosure) sekarang ini merupakan
kunci strategi bagi perusahaan untuk menarik investor.

1
Pengungkapan social dapat memberikan informasi peran dan fungsi perusahaan
ditengah lingkungan dan masyarakat sehingga mengurangi kesalahpahaman. Shane dan
Spicer (1983) berpendapat bahwa tingkat kepedulian social perusahaan berpengaruh
terhadap kinerja perusahaan. Keberpihakan perusahaan terhadap masyarakat dan
lingkungan lewat berbagai pengeluaran social perlu diungkapkan terhadap para pihak
yang berkepentingan. Pengungkapan social (social disclosure) tersebut merupakan bagian
pelaksanaan legitimasi serta perwujudan akuntabilitas perusahaan yang diproksikan
dalam corporate gorvenance. Corporate gorvenance merupakan salah satu elemen kunci
dalam meningkatkan efisiensi ekonomis yang meliputi serangkaian hubungan antara
manajemen perusahaan, dewan komisaris, para pemegang saham dan stakeholder lainnya.

1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana hubungan GCG dan CSR dalam Perusahaan?


2. Bagaimana perbedaan GCG dan CSR dalam Perusahaan?
3. Bagaimana dampak social dalam penerapan GCG dan CSR dalam
Perusahaan?

1.3. Tujuan

1. Untuk mengetahui bagaimana hubungan GCG dan CSR dalam Perusahaan


2. Untuk mengetahui apa perbedaan GCG dan CSR Perusahaan
3. Untuk mengetahui dampak social dalam penerapan GCG dan CSR dalam
Perusahaan

2
BAB II
PEMBAHASAN

1.4. Pengertian Corporate Social Responsibility

Corporate Social Responsibility hadir tidak dengan cara yang praktis. Terlahir sejak ribuan
tahun yang lalu dari hasil proses pemikiran yang panjang dimana saat ini konsep CSR telah
berkembang seiring dengan interrelasi antara perusahaan dan masyarakat. Menurut Sukoharsono
(2010) menyatakan akuntansi sosial dan lingkungan (yang kita ketahui juga sebagai akuntansi
sosial, akuntansi lingkungan, corporate social reporting, corporate social responsibility reporting,
nonfinancial reporting, atau sustainability accounting) adalah proses pengkomunikasian efek
sosial dan lingkungan dari tindakan ekonomi organisasi kepeda beberapa kelompok tertentu
dalam suatu lingkungan. Corporate Social Responsibility merupakan mekanisme yang harus
diterapkan oleh perusahaan secara sukarela dengan menggabungkan aspek ekonomi, sosial dan
lingkungan ke dalam aktivitas operasi perusahaan. Secara umum, para ahli belum memiliki
standar yang baku dalam mendefinisikan CSR. Mengingat CSR adalah sebuah konsep
yangberkembang dengan cepat, sehingga definisinya pun juga bias berubah – ubah
menyesuaikan dengan perkembangannya (Wibisono, 2007: 8).

Corporate social responsibility (CSR) atau pertanggung-jawaban sosial perusahaan adalah


mekanisme bagi suatu organisasi untuk secara sukarela mengintegrasikan perhatian terhadap
lingkungan dan sosial ke dalam operasinya dan interaksinya dengan stakeholders, yang melebihi
tanggung jawab organisasi di bidang hukum (Darwin, 2004 dalam Kusumadilaga, 2010).
Corporate social responsibility merupakan komitmen perusahaan atau dunia bisnis untuk
kontribusi dalam pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dengan menitikberatkan pada
keseimbangan antara perhatian terhadap aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. Dengan adanya
praktik corporate social responsibility maka diharapkan nilai perusahaan akan baik dimata
masyarakat. Perusahaan besar dan memiliki biaya keagenan yang lebih besar tentu akan
mengungkapkan informasi yang lebih luas hal ini dilakukan untuk mengurangi biaya keagenan
yang dikeluarkan (Martina, 2012).

3
Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan yang sering juga disebut sebagai social
disclosure, corporate social reporting, social accounting, merupakan cara mengkomunikasikan
informasi sosial kepada stakeholders. Dengan adanya hal ini maka akan dapat diketahui apa saja
aktivitas sosial yang dilakukan oleh perusahaan. Hal ini sangat penting mengingat dampak-
dampak yang mungkin timbul akibat aktifitas perusahaan.

Berikut adalah beberapa contoh program CSR yang bisa diimplementasikan oleh perusahaan
dalam bisnisnya:

Program CSR Deskripsi

Program Pengembangan Komunitas Perusahaan membantu membangun


komunitas sekitar melalui program
pelatihan, pemberdayaan masyarakat, dan
pembangunan infrastruktur.

Program Peduli Lingkungan Perusahaan berkontribusi pada pelestarian


lingkungan melalui program penanaman
pohon, pengurangan emisi, dan pengelolaan
sampah.

Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja Perusahaan memprioritaskan keselamatan


dan kesehatan para karyawan melalui
program pelatihan dan pengadaan
perlengkapan keselamatan kerja.

Dalam implementasinya, perusahaan dapat memilih program CSR yang sesuai dengan
karakteristik bisnis dan potensi dampaknya pada stakeholder dan masyarakat sekitar. Dengan
menerapkan program CSR yang baik, perusahaan dapat memperbaiki reputasinya, meningkatkan
hubungan dengan stakeholder, dan memenuhi kebutuhan sosial dan lingkungan yang berkaitan
dengan bisnisnya. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan tanggung jawab sosial
yang diterapkan oleh perusahaan dalam melaksanakan kegiatan bisnisnya. Salah satu manfaat
yang bisa diperoleh dari penerapan CSR adalah bagi lingkungan sekitar Perusahaan adalah
memperbaiki kualitas lingkungan hidup, menurunkan dampak lingkungan negative, mendukung
keberlanjutan lingkungan

4
1.5. Pengertian Good Corprorate Governance

Good Corporate Governance pada dasarnya merupakan suatu sistem (input, Proses, output)
dan seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara berbagai pihak yang kepentingan
(stakeholders) terutama dalam arti sempit hubungan antara pemegang saham, dewan komisaris,
dan dewan direksi demi tercapainya tujuan perusahaan.Tata kelola perusahaan adalah rangkaian
proses, kebiasaan, kebijakan, aturan, dan institusi yang mempengaruhi pengarahan, pengelolaan,
serta pengontrolan suatu perusahaan atau korporasi. Tatakelola perusahaan juga mencakup
hubungan antara para pemangku kepentingan (stakeholder) yang terlibat serta tujuan pengelolaan
perusahaan. Pihak-pihak utama dalam tata kelola perusahaan adalah pemegang saham,
manajemen, dan dewan direksi.

Pemangku kepentingan lainnya termasuk karyawan, pemasok, pelanggan, bank dan kreditor
lain, regulator, lingkungan, serta masyarakat luas. Salah satu topik utama dalam tata kelola
perusahaan adalah menyangkut masalah akuntabilitas dan tanggung jawab mandat, khususnya
implementasi pedoman dan mekanisme untuk memastikan perilaku yang baik dan melindungi
kepentingan pemegang saham. Fokus utama lain adalah efisiensi ekonomi yang menyatakan
bahwa sistem tata kelola perusahaan harus ditujukan untuk mengoptimalisasi hasil ekonomi,
dengan penekanan kuat pada kesejahteraan para pemegang saham, pemangku kepentingan
menuntuk perhatian dan akuntabilitas lebih terhadap pihak-pihak lain selain pemegang saham,
misalnya karyawan atau lingkungan. Berikut disajikan beberapa definisi “Corporate
Governance” dari beberapa sumber, diantaranya:

 Cadbury Committee of United Kingdom Cadbury

Good Corporate Governance adalah prinsip yang mengarahkan dan mengendalikan


perusahaan agar mencapai keseimbangan antara kekuatan serta kewenangan perusahaan
dalammemberikan pertanggungjawabannya kepada para shareholder khususnya,
danstakeholder padaumumnya. Hal ini berkaitan dengan peraturan kewenangan pemilik,
direktur, manajer, pemegangsaham, dan sebagainya.

 Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI-2006)

5
FCGI tidak membuat definisi sendiri, namun mengadopsi definisi Cadbury Committee of
United Kingdom dan menerjemahkan “Seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antar
pemegang saham, pengurus (pengelola) perusahaan, kreditur, pemerintah, karyawan serta
para pemegang kepentingan internal dan eksternal lainnya yang berkaitan dengan hak-hak
dankewajiban mereka, atau dengan kata lain suatu sistem yang mengarahkan dan
mengendalikan perusahaan”.

 Sukrisno Agoes (2006)

Tata kelola perusahaan yang baik sebagai suatu sistem yang mengatur hubungan
perandewan komisaris, para direksi, pemegang saham, dan pemangku kepentingan lainnya.
Tata kelola perusahaan yang baik juga disebut sebagai suatu proses yang transparan atas
penentuan tujuan perusahaan, pencapaiannya, dan penilaian kinerjanya

 Organization for Economics Cooperation and Development (OECD) (dalam Tjager dkk,
2004)

The structure through which shareholders, directors, managers, set of the boardobjectives
of the company, the means of attaining those objectives and monitoring performance. (Suatu
struktur yang terdiri atas para pemegang saham, direktur, manager,seperangkat tujuan yang
ingin dicapai perusahaan, dan alat-alat yang akan digunakan dalam mencapai tujuan dan
memantau kinerja.

 Wahyudi Prakarsa (dalam Sukrisno Agoes, 2006)

Mekanisme adninistratif yang mengatur hubungan-hubungan antara manajemen


perusahaan, komisaris, direksi, pemegang saham, dan kelompok-kelompok kepentingan
(stakeholders) yang lain. Hubungan-hubungan ini dimanifestasikan dalam bentuk berbagai
aturan (prosedur) dan sistem insentif sebagai kerangka kerja (framework ) yang diperlukan
untuk mencapai tujuan perusahaan dan cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut, serta
pemantauan ataskinerja yang dihasilkan.

Jadi Good governance dapat diartikan sebagai kepemerintahan yang baik atau
penyelenggaraan pemerintahaan yang bersih dan efektif, sesuai dengan peraturan dan ketentuan
yang berlaku. Pemerintahan mencakup ruang lingkup yang luas, termasuk bidang politik,

6
ekonomi dan sosial mulai dari proses perumusan kebijakan dan pengmbilan keputusan hingga
pelaksanaan dan pengawasan. Political governance mengacu pada proses pembuat kebijakan.
Economic governance mengacu pada proses pembuatan keputusan di bidang ekonomi guna
meningkatkan kesejahteraan, pemerataan, penurunan kemiskinan dan peningkatan kualitas
hidup. Administrative governance berarti, bahwa penyelenggara setiap bidang dan tahapan
pemerintahan harus dilakukan dengan bersih, efisien, dane fektif.

Dalam bahasa sederhana, governance berarti proses pengambilan keputusan dan proses
pelaksanaan atau implementasinya. Secara umum dapat dikatakan, bahwa good governance
adalah penyelenggaraan pemerintahan berdasarkan prinsip : partisipasi maksimal dari semua
pemangku kepentingan ( stackholder ), hukum da aturan ( rule of law ), transparansi,
responsivitas, orientasiconsensus, keadilan dan kewajaran, efisiensi dan efektivitas, akuntabilitas
dan visi strategis.

Contoh Penerapan Konsep GCG dalam Bisnis

Banyak perusahaan besar dan terkemuka di Indonesia yang menerapkan konsep GCG dalam
bisnisnya, termasuk PT. Bank Mandiri, PT. Unilever Indonesia Tbk, dan PT. Telekomunikasi
Indonesia Tbk. Salah satu contoh keberhasilan penerapan GCG adalah PT. Bank Mandiri yang
berhasil meraih predikat sebagai salah satu “The Best Managed Company in Asia” berkat
implementasi GCG yang kuat dan berkelanjutan.

Perusahaan Predikat
PT. Bank Mandiri The Best Managed Company in Asia
PT. Unilever Indonesia Tbk Platinum Award dari Asia Sustainability
Reporting Awards (ASRA)

PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk Gold Class dan The Asia’s Best Public
Companies dari Governance Asia-Pacific

Perusahaan-perusahaan tersebut membuktikan bahwa penerapan konsep GCG tidak hanya


penting untuk memastikan berjalannya bisnis secara baik dan berkelanjutan, tetapi juga
membantu meningkatkan reputasi dan prestise perusahaan di mata publik dan investor.

7
1.6. Perbedaan CSR dan GCG

Corporate Social Responsibility (CSR) dan Good Corporate Governance (GCG) adalah dua
konsep yang sering terdengar dalam dunia bisnis dan keuangan. Walaupun demikian, kedua
konsep tersebut memiliki perbedaan. CSR berfokus pada tanggung jawab perusahaan terhadap
stakeholder dan masyarakat di sekitarnya, sedangkan GCG lebih berfokus pada manajemen dan
pengendalian perusahaan secara transparan dan akuntabel. Good Corporate Governance (GCG)
dan Corporate Social Responsibility (CSR) adalah dua konsep penting yang digunakan dalam
bisnis modern. Kedua konsep ini memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk menciptakan
perusahaan yang lebih berkelanjutan dan bertanggung jawab secara sosial. Namun, perbedaan
antara GCG dan CSR cukup signifikan dan harus dipahami dengan baik oleh perusahaan dan
stakeholder mereka.

 GCG adalah sistem pengelolaan perusahaan yang mempromosikan transparansi,


akuntabilitas, dan kontrol yang baik dalam bisnis. Sedangkan CSR adalah tanggung jawab
sosial perusahaan terhadap masyarakat dan lingkungan di sekitarnya.
 GCG menekankan pada praktik pengelolaan bisnis yang efektif dan efisien, serta
pembuatan keputusan yang tepat. Sedangkan CSR menekankan pada dampak sosial dan
lingkungan perusahaan dan bagaimana itu dapat dihasilkan secara positif.
 Selain itu, terdapat perbedaan fokus pemangku kepentingan pada kedua konsep ini,
pemangku kepentingan pada gcg yaitu : manajemen, pemegang saham, dan karyawan.
Sedangkan csr yaitu karyawan, konsumen, komunitas sekitar, dan lingkungan.
Dapat kita lihat bahwa meskipun ada beberapa persamaan dalam pemangku kepentingan
antara GCG dan CSR, namun fokus pemangku kepentingannya sedikit berbeda. Ini menunjukkan
bahwa perusahaan harus mempertimbangkan kedua konsep ini secara serius untuk memastikan
kesejahteraan semua pemangku kepentingannya.
1.7. Hubungan CSR dan GCG

Hubungan GCG dan CSR, CSR yang baik memadukan empat prinsip good corporate
governance, yakni fairness, transparency, accountability dan responsibility, secara harmonis.

8
Pada prinsip responsibility menjelaskan bahwa perusahaan harus mematuhi peraturan
perundang-undangan serta melaksanakan tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan
sehingga dapat terpelihara kesinambungan usaha dalam jangka panjang dan mendapat pengakuan
sebagai good corporate citizen. Pada prinsip yang lainnya dijelaskan bahwa perusahaan memiliki
tanggung jawab untuk kepentingan pemegang saham dan pemangku lainnya. Tersirat disini
bahwa pelaksanaan good corporate governance memberikan tanggung jawab kepada perusahaan
untuk melaksanakan corporate social responsibility.

Konsep Good Corporate Governance sangat mendukung dan mendorong perusahaan untuk
melaksanakan Corporate Social Responsibility. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas pada Pasal 74 tentang Tanggung Jawab Sosial
dan Lingkungan terdapat 4 butir yang perlu dilaksanakan oleh suatu perusahaan saat beroperasi
yaitu: Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan
sumberdaya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan; Tanggung
Jawab Sosial dan Lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan kewajiban
Perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya Perseroan yang pelaksanaannya
dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran; Perseroan yang tidak melaksanakan
kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan; Ketentuan lebih lanjut mengenai Tanggung Jawab Sosial dan
Lingkungan diatur dengan peraturan pemerintah. Negara telah melihat bahwa perlunya
penerapan GCG untuk kemajuan suatu perusahaan dan perlunya bagi suatu perusahaan untuk
melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Lebih lanjut dikatakan oleh Asshiddiqie
(2010) bahwa secara positif dapat dikatakan bahwa luas dan banyaknya intervensi negara itu
justru mencerminkan derajat tanggungjawab sosial negara untuk secara langsung menangani dan
mengatasi masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat.

Stakeholders perusahaan bisa mencakup karyawan beserta keluarganya, pelanggan, pemasok,


komunitas setempat dan masyarakat luas, termasuk pemerintah selaku regulator. Di sini,
perusahaan bukan saja dituntut mampu menciptakan nilai tambah (value added) produk dan jasa
bagi stakeholders perusahaan, melainkan pula harus sanggup memelihara kesinambungan nilai
tambah yang diciptakannya itu (Supomo, 2004) seperti yang dikutip oleh Masnila.
Tanggungjawab perusahaan kepada stakeholders merupakan prinsip yang terkandung dalam

9
empat asas good corporate governance. Apapun kegiatan yang dilakukan untuk kepentingan
stakeholders merupakan suatu bentuk tanggungjawab sosial perusahaan.

GCG dan CSR memiliki hubungan erat karena keduanya menekankan aspek etika, tanggung
jawab, dan akuntabilitas dalam operasi perusahaan. GCG dapat memberikan landasan bagi
implementasi CSR yang efektif. Praktik GCG yang kuat, seperti transparansi dan
pertanggungjawaban, dapat membantu perusahaan dalam mengelola dan melaporkan inisiatif
CSR dengan baik.

Sebagai bagian dari GCG, perusahaan biasanya diharapkan untuk mengidentifikasi dan
mengelola risiko sosial dan lingkungan yang dapat memengaruhi operasinya, yang juga
berhubungan dengan elemen CSR. CSR, pada gilirannya, dapat membantu perusahaan
memenuhi ekspektasi sosial dan lingkungan yang lebih luas, yang dapat mendukung reputasi
perusahaan dan meminimalkan risiko terkait tanggung jawab sosial. Secara keseluruhan, GCG
dan CSR adalah dua konsep yang saling melengkapi. GCG memberikan kerangka kerja untuk
mengelola perusahaan secara etis dan akuntabel, sementara CSR adalah salah satu cara di mana
perusahaan dapat memenuhi tanggung jawab sosialnya kepada masyarakat dan lingkungan
sekitarnya.

1.8. Pengaruh CSR terhadap nilai Perusahaan dengan GCG sebagai pemoderasi

Implementasi CSR merupakan salah satu wujud pelaksanaan prinsip GCG. Good
corporate governance (GCG) dan corporate social responsibility (CSR) adalah satu kesatuan
yang tidak dapat dipisahkan. Keduanya memiliki kedudukan penting dalam praktik bisnis
dan saling berhubungan satu sama lain. Salah satu prinsip pelaksanaan GCG adalah
responsibility, prinsip ini sebagai bentuk tanggung jawab sosial yang berorientasi kepada
stakeholders. Namun pemeringkatan CGPI di Indonesia masih bersifat voluntary (sukarela)
dan tidak diwajibkan sehingga perusahaan yang ikut dalam pemeringkatan CGPI setiap
tahunnya tidak sama dan hanya sebagian kecil dari keseluruhan perusahaan (hanya beberapa
perusahaan yang ikut berturut-turut setiap tahunnya).

Hal ini menyebabkan pasar kurang yakin dengan hasil pemeringkatan CGPI, apalagi belum
ada dampak yang signifikan terhadap CSR jika dibandingkan dengan perusahaan yang tidak
mengikuti pemeringikatan CGPI.Penelitian tentang pengungkapan tanggungjawab sosial

10
dikaitkan dengan good corporate governance, sebelumnya telah dilakukan Winda Heldayati,
(2014) dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa tidak adanya pengaruh
pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap nilai perusahaan dengan
mekanisme Good Corporate Governance sebagai suatu penghubung.

1.9. Dampak sosial yang dapat timbul akibat penerapan GCG dan CSR dalam
perusahaan

Penerapan Good Corporate Governance (GCG) dan Corporate Social Responsibility (CSR)
dalam perusahaan memiliki dampak sosial yang signifikan. Berikut adalah beberapa dampak
sosial yang dapat timbul akibat penerapan GCG dan CSR dalam perusahaan:

 Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat: Melalui program CSR, perusahaan dapat


memberikan kontribusi positif kepada masyarakat sekitarnya dengan mendukung
pendidikan, kesehatan, infrastruktur, dan program-program sosial lainnya. Ini dapat
meningkatkan kualitas hidup masyarakat lokal.
 Penciptaan Lapangan Kerja: Perusahaan yang menerapkan GCG dan CSR cenderung
lebih berkelanjutan dalam operasinya. Hal ini bisa berarti penciptaan lapangan kerja yang
stabil, yang pada gilirannya dapat mengurangi tingkat pengangguran dan kemiskinan di
wilayah tersebut.
 Peningkatan Kualitas Hidup Karyawan: Penerapan GCG dapat menciptakan lingkungan
kerja yang lebih adil, etis, dan berkelanjutan. Perusahaan yang memperlakukan
karyawannya dengan baik cenderung memiliki staf yang lebih produktif dan bahagia,
yang pada akhirnya meningkatkan kualitas hidup karyawan.
 Pengurangan Dampak Lingkungan: Melalui program CSR, perusahaan dapat
berkontribusi dalam pengurangan dampak lingkungan mereka. Upaya ini dapat
melibatkan pengurangan emisi karbon, pengelolaan limbah yang lebih baik, dan
kebijakan berkelanjutan lainnya yang dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi
lingkungan.
 Pemberdayaan Masyarakat: Program CSR dapat mendukung pemberdayaan masyarakat
lokal dengan memberikan pelatihan, modal usaha, atau akses ke sumber daya yang

11
diperlukan. Hal ini dapat membantu masyarakat untuk menjadi lebih mandiri dan
meningkatkan kualitas hidup mereka.
 Peningkatan Kualitas Hidup Secara Umum: Dengan menerapkan GCG dan CSR,
perusahaan dapat berkontribusi pada peningkatan kualitas hidup secara umum dalam
masyarakat. Ini mencakup pendidikan yang lebih baik, pelayanan kesehatan,
infrastruktur, dan keberlanjutan ekonomi.

1.10. Kasus

12
BAB III
PENUTUP

1.11. Kesimpulan

CSR yang baik memadukan empat prinsip good corporate governance, yakni fairness,
transparency, accountability dan responsibility, secara harmonis. Pada prinsip responsibility
menjelaskan bahwa perusahaan harus mematuhi peraturan perundang-undangan serta
melaksanakan tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan sehingga dapat terpelihara
kesinambungan usaha dalam jangka panjang dan mendapat pengakuan sebagai good corporate
citizen. GCG dan CSR memiliki hubungan erat karena keduanya menekankan aspek etika,
tanggung jawab, dan akuntabilitas dalam operasi perusahaan. GCG dapat memberikan landasan
bagi implementasi CSR yang efektif. Praktik GCG yang kuat, seperti transparansi dan
pertanggungjawaban, dapat membantu perusahaan dalam mengelola dan melaporkan inisiatif
CSR dengan baik.

Sebagai bagian dari GCG, perusahaan biasanya diharapkan untuk mengidentifikasi dan
mengelola risiko sosial dan lingkungan yang dapat memengaruhi operasinya, yang juga
berhubungan dengan elemen CSR. CSR, pada gilirannya, dapat membantu perusahaan
memenuhi ekspektasi sosial dan lingkungan yang lebih luas, yang dapat mendukung reputasi
perusahaan dan meminimalkan risiko terkait tanggung jawab sosial. Secara keseluruhan, GCG
dan CSR adalah dua konsep yang saling melengkapi. GCG memberikan kerangka kerja untuk
mengelola perusahaan secara etis dan akuntabel, sementara CSR adalah salah satu cara di mana

13
perusahaan dapat memenuhi tanggung jawab sosialnya kepada masyarakat dan lingkungan
sekitarnya.

DAFTAR PUSTAKA

Widiansyah Anugerah, (20 Januari 2023), Perbedaan GCG dan CSR: Konsep, Tuj ua n,
da n Im pl ementasi, https://www.localstartupfest.id/faq/perbedaan-gcg-dan-c sr/

L e fra nd Pasuhuk (Juni 2011), Good Corporate Governance dalam Hubungannya dengan
Corporate Social Responsibility, file:///C:/Users/ACER/Downloads/90-49-274-1-10-
20180214.pdf

R. Ery Wibowo Agung S, Keterkaitan Corporate Governance Dengan Corporate Social


Responsibility, file:///C:/Users/ACER/Downloads/1096-2302-1-SM.pdf

Aventinus Fa’atulo Halawa (2017), Good Corporate Governance,


https://www.academia.edu/35016488/GOOD_CORPORATE_GOVERNANCE

14

Anda mungkin juga menyukai